Anda di halaman 1dari 7

2/14/24, 9:55 PM Siaran Pers Bersama: Pada Pertemuan Terakhir di 2022, Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank

nur Bank Sentral G20 Sampaikan Aksi Konkret …

 Siaran Pers

Siaran Pers Bersama: Pada Pertemuan Terakhir di 2022, Para Menteri Keuangan dan
Gubernur Bank Sentral G20 Sampaikan Aksi Konkret Hadapi Tantangan Ekonomi
Global

Jumat 14 Oktober 2022 03.37


Tampilkan berkas unduh

Washington D.C., 13 October 2022 - Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Sentral (FMCBG) Keempat diselenggarakan pada 12-13 Oktober 2022, bersamaan dengan
Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Grup Bank Dunia (World Bank
Group) 2022. Dalam pertemuan terakhir di bawah Kepresidenan G20 Indonesia ini, para
Menteri dan Gubernur Bank Sentral G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk
memecahkan tantangan ekonomi global yang meningkat dan berfokus pada hasil nyata.
Presidensi G20 Indonesia terus berupaya untuk menjaga semangat dan efektivitas G20. Pada
pertemuan penutup Jalur Keuangan, Presidensi G20 Indonesia telah menghasilkan aksi
konkret dan berdampak yang dituangkan dalam simpulan FMCBG G20.

Pertemuan FMCBG G20 pada Oktober ini dihadiri secara langsung oleh sejumlah pimpinan
yang tercatat sejak pandemi, di mana 66 pimpinan hadir secara langsung, dan hanya 4 orang
yang hadir secara virtual. Secara keseluruhan, pertemuan tersebut dihadiri oleh 371 delegasi,
di mana 304 orang hadir secara langsung dan 67 orang hadir secara virtual. Selain itu,
Presidensi G20 Indonesia kembali mengundang Menteri Keuangan Ukraina pada pertemuan
ini, menandakannya sebagai undangan ke-3 yang dilaksanakan selama masa presidensi. Para
Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (FMCBG) membahas enam agenda,
yaitu: 1) Ekonomi Global; 2) Arsitektur Keuangan Internasional; 3) Peraturan
Sektor Keuangan; 4) Investasi Infrastruktur; 5) Keuangan Berkelanjutan; dan 6)
Perpajakan Berkelanjutan. Dalam pertemuan ke-4 ini, Menteri Keuangan dan
Gubernur Bank Sentral G20, Menteri Sri Mulyani Indrawati, dan Gubernur
Perry Warjiyo memimpin sidang bersama-sama.

https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/siaran-pers/Menteri-Keuangan-dan-Gubernur-Bank-Sentral-G20 1/7
2/14/24, 9:55 PM Siaran Pers Bersama: Pada Pertemuan Terakhir di 2022, Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 Sampaikan Aksi Konkret …

Dalam kata sambutannya, Sri Mulyani menyampaikan bahwa selama masa presidensi,
Indonesia telah bersungguh-sungguh untuk mengupayakan diskusi G20 berjalan lancar dan
menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dukungan kuat dari semua anggota. Sri Mulyani
menyatakan, “Kita harus terus melangkah ke depan – kita perlu menghasilkan aksi konkret
dengan menunjukkan semangat kerja sama, kolaborasi, dan konsensus. Secara historis, G20
telah mencatatkan kemampuan kita untuk melalui ini semua.” Perry Warjiyo juga
menyampaikan apresiasi kepada anggota dan menyatakan bahwa, “Sejak awal presidensi,
G20 telah bekerja sama untuk memajukan isu-isu global yang bersifat kritis serta mampu
memberikan solusi konkret dan kolektif untuk mendorong pemulihan.”

Perekonomian global mengalami berbagai guncangan dan tantangan. Inflasi yang lebih
tinggi dari perkiraan dan persisten, kondisi keuangan yang semakin ketat, perang Rusia
melawan Ukraina, pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, dan ketidaksesuaian
penawaran-permintaan semakin memperlambat prospek ekonomi global. Meningkatnya
kekhawatiran tentang harga pangan dan energi mengakibatkan tekanan biaya hidup di
banyak negara, yang ikut serta menambah tekanan inflasi. Selain itu, cuaca ekstrem akibat
perubahan iklim menimbulkan risiko penurunan terhadap prospek ekonomi global, dan
kenaikan harga energi juga menghambat jalan menuju transisi hijau. Tantangan global yang
berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya kerentanan utang dan menghambat jalan
menuju pemulihan, yang selanjutnya berdampak pada kelompok rentan, terutama negara-
negara berpenghasilan rendah dan berkembang. Dalam situasi ekonomi ini, para Menteri
Keuangan dan Gubernur Bank Sentral telah berkumpul kembali untuk keempat kalinya tahun
ini di Washington D.C., untuk mengambil tindakan nyata guna mengatasi tantangan ekonomi
global.

Sejalan dengan tantangan ekonomi global saat ini, anggota G20 menegaskan kembali
komitmen mereka terhadap kebijakan yang terkalibrasi, terencana, dan dikomunikasikan
dengan baik untuk mendukung pemulihan berkelanjutan dan untuk mengurangi efek luka
pandemi untuk mendukung pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
Seiring dengan tantangan yang semakin meningkat, G20 menekankan pentingnya menjaga
respon kebijakan fiskal yang mampu bergerak cepat dan fleksibel, serta langkah-langkah
pengendalian yang bersifat sementara dan tepat sasaran untuk menghindari tekanan inflasi
yang tinggi. Dalam hal ini, G20 menegaskan kembali pentingnya kerja sama kebijakan makro
untuk menjaga stabilitas keuangan, dan kebijakan fiskal jangka panjang yang berkelanjutan,
serta melindungi risiko penurunan dan dampak negative efek spillover. G20 juga
menegaskan kembali pentingnya kebijakan makroprudensial, kemajuan Agenda
Pembangunan Berkelanjutan, dan transisi berkelanjutan. Untuk mencapai stabilitas harga
dan menghindari spillover, G20 juga berkomitmen untuk mengkalibrasi laju pengetatan
kebijakan moneter secara tepat.

Sehubungan dengan meningkatnya risiko kerawanan pangan dan energi, G20 berkomitmen
untuk mempertimbangkan semua alat yang diperlukan untuk mengatasi kerawanan pangan
dan energi serta tekanan biaya hidup yang dialami di banyak negara. G20 menyoroti

https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/siaran-pers/Menteri-Keuangan-dan-Gubernur-Bank-Sentral-G20 2/7
2/14/24, 9:55 PM Siaran Pers Bersama: Pada Pertemuan Terakhir di 2022, Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 Sampaikan Aksi Konkret …

pentingnya kerja sama untuk memastikan respons global yang terkoordinasi untuk mengatasi
kerawanan pangan. G20 akan terus mencatatkan kemajuannya melalui koordinasi strategis
dengan Presidensi G20 India tahun depan.

Untuk mendukung dunia dalam menghadapi pandemi saat ini dan potensi pandemic di masa
depan, G20 merevitalisasi arsitektur kesehatan global untuk meningkatkan tindakan kolektif
dan terkoordinasi untuk mendukung pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon pandemi (PPR).
Tahun ini, G20 mengukir sejarah melalui pengumpulan Financial Intermediary Fund (FIF)
yang diselenggarakan oleh Bank Dunia untuk memastikan kecukupan dan keberlanjutan
pembiayaan untuk pencegahan dan respon pandemi di masa depan. Total komitmen FIF dari
donor penggagas adalah sebesar USD 1,4 miliar, dan anggota mendorong tambahan
komitmen secara sukarela. G20 juga menyambut baik keanggotaan dan perwakilan inklusif
PPR FIF dari negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, organisasi masyarakat
sipil, dan lembaga donor, di mana WHO memegang peran sentral.

Di tengah tantangan ekonomi dan geopolitik yang belum pernah terjadi sebelumnya, G20
terus menyoroti pentingnya memperkuat arsitektur keuangan internasional. Terkait
komitmen G20 untuk meningkatkan ketahanan keuangan global jangka panjang, G20 akan
terus memantau risiko peningkatan volatilitas arus modal, spill over negatif, dan kondisi
pasar tidak merata dengan adanya revisi Institutional View (IV) IMF mengenai Liberalization
and Capital Flow Management dan BIS Macro-Financial Stability Framework, yang
menuntut kemajuan leih lanjut dalam operasional Integrated Policy Framework dari IMF
dan mempertahankan Jaring Pengaman Keuangan Global (GFSN) yang kuat. G20 terus
mendukung alokasi penyaluran Special Drawing Right (SDR) untuk membantu golongan
yang paling rentan serta meningkatkan kapasitas sumber daya Multilateral Development
Banks melalui tinjauan Kerangka Kecukupan Modal, dan di saat yang sama memastikan
penerapan Common Framework pada Debt Treatment di luar DSSI.

Selama pandemi, lembaga keuangan telah menerapkan berbagai kebijakan luar biasa untuk
meningkatkan fungsinya sebagai intermediasi dalam mendukung perekonomian. Di saat
dukungan kebijakan diperlukan untuk memitigasi dampak negative dari pandemi, penerapan
dukungan kebijakan yang terlalu lama dapat menimbulkan risiko terhadap stabilitas
keuangan. Saat pemulihan pandemi sedang berlangsung, G20 menantikan laporan akhir exit
strategies dan mitigasi scarring effect pada sector keuangan, serta upaya untuk mengatasi
kerentanan di Lembaga Keuangan Non-Bank (NBFI). Selain itu, G20 terus memperkuat
sektor keuangan global melalui peningkatan pemantauan risiko dan melalui optimalisasi
manfaat teknologi dan digitalisasi. Dalam konteks ini, G20 menyambut baik penilaian FSB
mengenai pengawasan dan regulasi “stablecoin” global, serta aktivitas pasar asset kripto dan
menerima panduan akhir oleh BIS CPMI dan IOSCO yang menegaskan bahwa Prinsip untuk
Infrastruktur Pasar Keuangan berlaku dalam pentingnya pengaturan stablecoin yang
sistemastis.

G20 juga berkomitmen untuk terus mengeksplor implikasi keuangan makro dari Mata Uang

https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/siaran-pers/Menteri-Keuangan-dan-Gubernur-Bank-Sentral-G20 3/7
2/14/24, 9:55 PM Siaran Pers Bersama: Pada Pertemuan Terakhir di 2022, Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 Sampaikan Aksi Konkret …

Digital Bank Sentral (CBDC) karena hal ini dapat dirancang untuk memfasilitasi pembayaran
lintas batas sambal menjaga stabilitas sistem moneter dan keuangan internasional. G20 juga
menyambut baik keberhasilan penyelesaian Techsprint G20 2022, inisiatif Bersama antara
Presidensi G20 Indonesia dengan BIS Innovation Hub, yang telah berkontribusi pada diskusi
tentang solusi praktis dan layak untuk menerapkan CBDC. G20 telah mengumumkan
pemenang untuk tiga kategori dan menghadiahkan Rp770.000.000 bagi setiap pemenang
pada G20 Techsprint 2022 Award Ceremony dan Third CBDC Seminar yang diadakan secara
back-to-back dengan acara 2022 Annual Meetings of the International Monetary Fund dan
World Bank Group.

G20 terus berkomitmen untuk memajukan impletasi Peta Jalan G20 pada Pembayaran
Lintas Batas Negara (CBP) untuk mencapai pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah,
transparan, dan inklusif karena hal ini akan memberikan manfaat yang luas bagi ekonomi di
seluruh dunia. Dalam hal ini, G20 menyabut eksplorasi lanjutan tentang bagaimana CBDC
berpoteni dirancang untuk memfasilitasi pembayaran lintas batas dan di saat yang sama
menjaga stabilitas dan integritas sistem moneter dan keuangan internasional. Dalam konteks
ini, G20 menyambut baik diskusi lanjutan tentang sistem pembayaran yang saling terkait dan
opsi akses dan interoperabilitas CBDC untuk pembayaran lintas batas. Sebagai wujud
implementasi regional dai Peta Jalan G20 pada Pembayaran Lintas Batas Negara, bank
sentral pada ASEAN-5 akan menandatangani Perjanjian Umum pada Konektivitas
Pembayaran di antara Bank Sentral ASEAN-5 di sela-sela KTT Leaders’ Summit pada
November 2022 mendatang.

Guna mendukung proses pemulihan ekonomi dunia yang kuat dan berkelanjutan, negara-
negara G20 telah berdiskusi untuk pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, mudah
diakses dan infrastruktur yang terjangkau. Para anggota mendukung secara sukarela dan
tidak terikat G20/Global Infrastructure (GI) Hub Framework tentang cara terbaik dalam
menjangkau partisipasi pihak swasta guna meningkatkan investasi infrasturktur yang
berkelanjutan, yang mana akan mempertimbangkan situasi negara, serta akan menambahkan
investasi dari sumber lain, termasuk investasi publik dan keuangan yang disediakan oleh
Multilateral Develoment Banks (MDBs). Selebihnya, dalam mendukung infrastruktur G20
menyokong kebijakan perangkat G20-OECD dalam memobilisasi pendanaan dan keuangan
untuk investasi infrasturktur yang inklusif dan berkualitas di berbagai daerah dan kota.
Untuk mendukung infrastruktur yang transformatif, G20 juga mendukung InfraTracker 2.0
dan Ringkasan Studi Kasus G20 dalam Infrastruktur Keuangan Digital: Masalah, Praktik dan
Inovasi. Anggota G20 juga mendorong kualitas investasi infrastruktur dengan mendiskusikan
pembangunan Quality Infrastructure Investment (QII) Indicators. Sebagai tambahan, G20
juga mendiskusikan penataan masa depan infrastruktur global.

G20 menekankan pentingnya untuk kemajuan yang lebih lagi dalam agenda keuangan yang
berkelanjutan dan mendukung transisi ekonomi hijau guna mencapai target bebas karbon.
Dalam hal ini, G20 menitikberatkan peran penting dalam pencapaian agenda 2030 untuk
pembangunan berkelanjutan dan target Penjanjian Paris. Sebuah kemajuan dari peta jalan

https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/siaran-pers/Menteri-Keuangan-dan-Gubernur-Bank-Sentral-G20 4/7
2/14/24, 9:55 PM Siaran Pers Bersama: Pada Pertemuan Terakhir di 2022, Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 Sampaikan Aksi Konkret …

G20 untuk keuangan berkelanjutan yang dibangun di 2021, pada tahun ini Presidensi G20
Indonesia mendukung Laporan Ekonomi Berkelanjutan G20 yang mana mewujudkan 3
agenda utama: (i) pembangunan kerangka transisi keuangan yang menyadari aktivitas
transisi iklim, termasuk transisi energi, dan meningkatkan kredibilitas komitmen institusi
keuangan, (ii) memperbesar keuangan berkelanjutan dengan berfokus pada peningkatan
aksesibilitas dan keterjangkauan, dan (iii) mendiskusikan pengungkit kebijakan yang
menginsentifkan keuangan dan investasi serta mendukung transisi.

Negara-negara G20 mendukung hasil kerja yang dibawa Presidensi dan Kerjasama Global
untuk Keuangan Inklusif dalam memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan inklusi
keuangan, terutama untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah, serta kelompok-kelompok
rentan seperti perempuan dan anak muda. Dalam topik keuangan berkelanjutan, negara-
negara G20 berdiskusi akan implementasi dari FSB Roadmap yang menunjukan resiko
keuangan dari perubahan iklim yang mana menambah Peta Jalan Keuangan Berkelenjutan
G20, dan menyambut implementasi atas peta jalan sejauh ini. Sebagai tambahan, negara-
negara G20 mendukung inisiatif dalam mempersempit perbedaan data dan mendukung
program kerja atas New Data Gap Initiatives guna memastikan ketersediaan akan data yang
penting untuk mendukung pembuatan keputusan yang berdasarkan data. G20 meminta IMF,
FSB dan IAG untuk mulai bekerja serta mendata perbedaan data dan laporan di baliknya
yang berjalan selama setengah tahun berjalan di 2023, dengan catatan target yang ambisius
dan penyampaian yang akan membutujkan penghitungan kapasitas nasional secara
terhitung, utama, dan situasi negara yang baik guna menghindari tumpeng tindih dan
duplikasi di tingkat internasional.

Melanjutkan komitmen untuk mendukung semua negara rentan untuk pulih bersama, pulih
lebih kuat, G20 menyambut penyaluran sukarela Special Drawing Rights (SDR) sebesar USD
80,6 milyar dan menyambut kontribusi sukarela kepada IMF Resilience and Sustainability
Trust (RST). Fasilitas RST diciptakan sebagai pilihan bagi anggota untuk secara sukarela
mengalokasi bagian mereka dalam Special Drawing Rights (SDR) yang telah dibagikan untuk
mendukung negara rentan dalam mengatasi permasalahan struktural jangka panjang yang
memiliki risiko ekonomi makro, termasuk yang berasal dari pandemi dan perubahan iklim.
Selanjutnya, G20 sepakat untuk memperkuat Global Financial Safety Net dan mendorong
Bank Pembangunan Multilateral (Multilateral Development Banks/MDB) untuk memperkuat
pembiayaan pembangunan guna mendukung pemulihan ekonomi. Dalam hal ini, G20
menyambut pembahasan awal dan mendorong MBD untuk melanjutkan pembahasan terkait
opsi untuk menerapkan rekomendasi Kajian Independen tentang Kerangka Kecukupan
Modal (Capital Adequacy Framework/CAF) dari MDB dalam kerangka tata kelola mereka,
dan menantikan laporan perkembangan di Musim Semi 2023. Untuk mengatasi kerentanan
utang, khususnya pada negara berpendapatan rendah, G20 mendorong perkembangan lebih
lanjut dari implementasi Common Framework for Debt Treatment di luar DSSI dalam cara
yang terprediksi, tepat waktu, teratur, dan terkoordinasi, dan menyambut kemajuan yang
tercapai, termasuk penyediaan penjaminan pembiayaan untuk Zambia serta menyambut
perkembangan dari komite kreditur sejauh ini dan mendorong penyelesaian yang tepat waktu

https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/siaran-pers/Menteri-Keuangan-dan-Gubernur-Bank-Sentral-G20 5/7
2/14/24, 9:55 PM Siaran Pers Bersama: Pada Pertemuan Terakhir di 2022, Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 Sampaikan Aksi Konkret …

untuk penanganan utang bagi Chad dan Ethiopia.

Presidensi mengucapkan terima kasih kepada para anggota atas komitmen yang tengah
berjalan untuk mengimplementasi kesepakatan bersejarah terkait paket pajak
internasional dua pilar G20/OECD. Para anggota mendukung pekerjaan yang tengah
berlangsung pada Pilar Satu dan menyambut penyelesaian dari Global Anti-Base Erosion
(GloBE) Model Rules pada Pilar Dua, yang membuka jalan bagi implementasi yang konsisten
pada level dunia sebagai pendekatan umum, dan menantikan penyelesaian Kerangka
Implementasi GloBE. Para anggota menyerukan OECD/G20 Inclusive Framework on Base
Erosion and Profit Shifting (BEPS) untuk merampungkan Pilar Satu, dan dengan
menandatangani Konvensi Multilateral pada paruh pertama 2023, dan untuk menyelesaikan
negosiasi Aturan Subjek Pajak (Subject to Tax Rule/STTR) dalam Pilar Dua yang akan
memungkinkan pembangunan Instrumen Multilateral untuk implementasinya. Para anggota
juga menegaskan tujuan G20 untuk memperkuat agenda pajak dan pembangunan
sehubungan dengan G20 Ministerial Symposium on Tax and Development pada Juli 2022,
dan memperhatikan G20/OECD Roadmap on Developing Countries and International Tax.
Para anggota mendukung perkembangan yang dicapai dalam mengimplementasikan standar
transparansi pajak yang disetujui secara internasional, termasuk upaya regional dan
menyambut penandatanganan Deklarasi Bali terkait Asia Intitiative.

Presidensi G20 Indonesia kembali menegaskan bahwa G20 telah terbukti menjadi forum
utama untuk kerja sama internasional yang terus berhasil mengatasi krisis yang ada dan
melanjutkan usaha untuk mengantisipasi krisis lebih lanjut. Pada pertemuan Jalur Keuangan
terakhir di 2022, Presidensi G20 Indonesia telah mempertahankan integritas G20 dengan
menghasilkan tindakan nyata dalam mendukung ekonomi dunia untuk dapat pulih bersama
dan pulih lebih kuat (Recover Together, Recover Stronger).

***

Rahayu Puspasari
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
Kementerian Keuangan

Erwin Haryono
Kepala Departemen Komunikasi
Bank Indonesia

https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/siaran-pers/Menteri-Keuangan-dan-Gubernur-Bank-Sentral-G20 6/7
2/14/24, 9:55 PM Siaran Pers Bersama: Pada Pertemuan Terakhir di 2022, Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 Sampaikan Aksi Konkret …

Bagikan 

Peta Situs Hubungi Kami Prasyarat

Kementerian Keuangan
Republik Indonesia

Hak Cipta Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Manajemen Situs Kemenkeu - Gedung Djuanda I Lt. 9

Jalan Dr. Wahidin Raya No. 1 Jakarta Pusat


Indonesia

Artikel GPR

06-02-2024 06:38 Artikel

KY Buka Pendaftaran 10 Calon Hakim Agung dan


3 Calon Hakim ad hoc HAM

27-01-2024 19:37 Artikel

OIKN Targetkan Investasi di IKN Capai Rp100

Selengkapnya 

Ikuti Kami di kanal:

https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/siaran-pers/Menteri-Keuangan-dan-Gubernur-Bank-Sentral-G20 7/7

Anda mungkin juga menyukai