Anda di halaman 1dari 1

SP– 15/KLI/2022

Pemimpin Keuangan dan Kesehatan Negara G20 Tekankan Pentingnya


Penguatan Arsitektur Kesehatan Global

Jakarta, 17 Februari 2022 – Seminar Tingkat Tinggi yang menjadi bagian dari rangkaian pertemuan
pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors
(FMCBG) meeting diadakan pada hari, Kamis (17/2) secara hybrid. Mengusung tema “Penguatan Arsitektur
Kesehatan Global”, seminar ini dibuka secara resmi oleh Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani
Indrawati.

Demi memperkuat arsitektur kesehatan global, tema “Recover Together, Recover Stronger” yang
diusung oleh Presidensi G20 Indonesia menekankan pentingnya kerja sama global untuk mengatasi kondisi
saat ini dan mempersiapkan kondisi pandemi yang mungkin terjadi di masa depan, mengingat bahwa
kapasitas untuk mengatasi ancaman kesehatan sangat bervariasi di seluruh negara.

Dalam pidato pembukaannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, “G20 harus
berada di garis depan dalam proses penguatan arsitektur kesehatan global. Diperlukan komitmen yang kuat
dan investasi yang lebih besar dari sebelumnya untuk mengatasi pandemi saat ini dan memitigasi
dampaknya dengan mobilisasi sumber daya kesehatan.”

Salah satu kesenjangan yang saat ini masih ditemui dalam arsitektur kesehatan global adalah
masalah pembiayaan PPR (Prevention Preparedness and Response). Oleh sebab itu, Gugus Tugas
Gabungan Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan negara-negara G20 (Joint Finance and
Health Task Force/ JFHTF) yang dibentuk diharapkan untuk membahas modalitas dalam membangun
fasilitas pembiayaan yang digerakkan oleh G20 untuk dirancang secara inklusif, dengan menekankan peran
pentingnya Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO).

“Krisis pandemi COVID-19 telah menunjukkan pentingnya kebutuhan aliran pendanaan


internasional untuk merealisasikan PPR. Namun demikian, untuk mendapatkan hal tersebut dibutuhkan
assessment atas kesenjangan pembiayaan yang solid dengan melibatkan berbagai pihak.” pungkas Menteri
Keuangan.

Di sesi pertama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti tiga prioritas Indonesia untuk
mencapai arsitektur kesehatan global yang lebih kuat, yaitu: (i) meningkatkan ketahanan kesehatan global;
(ii) menyelaraskan standar protokol kesehatan global; dan (iii) redistribusi pusat manufaktur dan pusat
penelitian global untuk mengurangi kerentanan kesehatan di masa depan. Hal ini diamini oleh Direktur
Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, di mana skema pendanaan
untuk arsitektur kesehatan butuh dilakukan oleh agensi khusus dan bersifat mengikat secara legal.

Pada sesi kedua yang bertajuk "Mobilisasi Pembiayaan untuk Global Public Goods", Menteri
Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menyampaikan pentingnya peningkatan peran pihak swasta untuk
berkolaborasi dalam pendanaan sektor kesehatan global. Para pembicara di sesi II sepakat bahwa situasi
pandemi Covid-19 dan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi lainnya di masa depan
mengharuskan komunitas global untuk bersatu dan bertindak bersama serta memastikan tidak ada negara
yang tertinggal.

Selanjutnya dalam pidato penutupannya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan
bahwa penguatan sistem kesehatan global dengan mekanisme pembiayaan yang berkelanjutan menjadi
bagian krusial dari exit strategy menuju Recover Together dan Recover Stronger. Dengan itu, presidensi
G20 Indonesia berkomitmen untuk mendorong agenda ini dapat memberikan hasil yang konkrit pada 2022.

Seminar Tingkat Tinggi ini terdiri atas dua sesi diskusi. Sesi pertama yang bertema “Penguatan
Sistem Kesehatan Global” dihadiri oleh narasumber antara lain Menteri Kesehatan Italia Roberto Sparanza,
Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Norwegia Anne Beathe Tvinnereim,
dan Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. Sedangkan, sesi kedua dihadiri oleh
narasumber antara lain Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, Menteri Keuangan India Nirmala
Sitharaman, Presiden World Bank David Malpass, dan Menteri Senior dan Menteri Koordinator Bidang
Kebijakan Sosial Singapura Tharman Shanmugaratnam.

***
Narahubung Media:
Rahayu Puspasari
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
Kementerian Keuangan
 kemenkeu.prime@kemenkeu.go.id
KemenkeuRI Kemenkeuri @kemenkeuRI Kemenkeu RI

Anda mungkin juga menyukai