BAB 1 PENDAHULUAN
dengan menggunakan jaringan atau internet. Dengan cara ini, proses jual
beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi dilakukan melalui komputer
dan internet (Turban, King, dan Lee, 2006). Laudon dan Traver (2014)
ini harus melibatkan pertukaran nilai (misal, uang) karena tanpa ada
pertukaran nilai, menurut Laudon dan Traver (2014), tidak ada perdagangan
siklus proses bisnis, dan meningkatkan hubungan dengan kedua mitra bisnis
2
(pembuatan situs web) untuk produk dan layanan, pemesanan secara langsung
nomor rekening maupun nomor kartu redit) dan pembayaran yang dilakukan
2011).
pesat dari tahun ke tahun. Data eMarketer (Data and Research on Digital for
mencapai Rp 25,1 triliun pada 2014 dan naik menjadi Rp 69,8 triliun pada
2016, dengan kurs rupiah Rp 13.200 per dolar Amerika. Demikian pula pada
2018, nilai perdagangan digital Indonesia terus naik menjadi Rp 144,1 triliun.
Berikut ini penulis tampilkan Gambar grafik 1.1 yang menunjukan transaksi
168000000
(CNBC Indoensia), terdapat lima e-commerce terbesar yang menduduki pasar di
116000000
menjadi e-commerce yang paling banyak dikunjungi dengan 168 juta pengunjung,
posisi kedua ditempati oleh Bukalapak dengan 116 juta pengunjung, kemudian
Shopee dengan 67 juta pengunjung, Lazada dengan 58 juta pengunjung dan yang
ke-5 ada Blibli dengan 43 juta pengunjung. Gambar 1.2 menampilkan jumlah
pengunjung Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada dan Blibli per kuartal IV 2018.
58000000
43000000
berdasarkan wilayah dan usianya. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil riset
bahwa penduduk Pulau Jawa dan Sumatera Utara merupakan pembelanja online
4
Indonesia berasal dari DKI Jakarta (22%), Jawa Barat (21%), Jawa Timur (14%),
Jawa Tengah (9%), Banten (8%), dan Sumatera Utara (6%). Dalam riset tersebut
Milenial (berusia antara 25-34 tahun), disusul Generasi Z (15-24 tahun) sebanyak
Generasi Baby Boomers (usia 45 tahun keatas). Berikut ini penulis tampilkan
60%
50%
40%
30%
20%
Peningkatan yang sangat pesat dalam tren online shopping tentu erat
konsumen ini menjadi indikator dalam menyukai suatu online shop dan indikator
dari produk yang dihasilkan oleh sistem informasi bagi organisasi (Masnoni dan
2003):
harus diukur seberapa besar penerimaannya oleh pengguna. Model TAM, yang
diperkenalkan pertama kali oleh Davis, merupakan salah satu model yang
diterimanya
sebab akibat antara keyakinan (manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan
sebagai variabel dependen, serta perceived usefulness dan ease of use sebagai
pengaruh positif antara usefulness dan ease of use (Adams, Nelson, dan Todd,
7
1992; Igbaria, Guimaraes, dan Davis, 1995; Mao dan Palvia, 2006). End user
usefulness dan ease of use (Mahmood, Burn, Gemoets, dan Jacquez, 2000).
simple random
sistem informasi DeLone dan McLean (DeLone & McLean, 2003) dan model
TAM (Davis, Bargozzi, dan Warsaw, 1989). Namun tidak semua variabel akan
digabungkan. Pada model TAM, penulis hanya akan mengambil dua variabel,
yaitu perceived usefulness dan perceived ease of use yang merupakan variable
utama TAM. Hal ini diungkapkan oleh beberapa penulis yang mengungkapkan
8
bahwa adanya hubungan dan pengaruh positif antara usefulness dan ease of use
pertanyaan, yaitu:
dikembangkan (2003)?
dikembangkan (2003)?
Adapun ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
informasi DeLone & McLean (2003). Model ini terdiri atas variabel
user satisfaction dan net benefits. Namun, model ini di-extend dengan
variabel perceived ease of use dan perceived usefulness milik Davis (1989).
dikembangkan (2003).
Indonesia.
2. Manfaat praktis
b. Bagi kampus
Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi rujukan ataupun referensi penelitian
c. Bagi penulis
Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam
elemen dasar dalam setiap sistem informasi (2012), yaitu: (1) data, yakni
material kasar berupa angka dan/atau huruf yang tak memiliki makna
apapun; (2) informasi, yakni data yang telah diolah atau diberikan konteks
tertentu seperti label atau garis; dan (3) pengetahuan (knowledge), yakni
dan Ditman (2009) sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses,
Information System Success: The Quest for the Dependent Variable pada tahun
1992. DeLone dan McLean merasa bahwa pandangan Peter Keen tentang misi
Konferensi Internasional Sistem Informasi (ICIS) tahun 1980, yakni: (1) apa
saja disiplin ilmu MIS (Management of Information System)?; (2) apa saja
variabel dependennya?;
(4) Apa hubungan antara riset MIS dengan teknologi komputer dan dengan
praktek MIS?; dan (5) di mana periset MIS dapat mempublikasi temuan
mengenai variabel dependen dalam riset MIS yang menjadi fokus sentral
informasi mereka. Variabel dependen inilah yang ingin diukur oleh DeLone
dan McLean dalam suatu sistem informasi agar risetnya tidak terlalu
sistem informasi yang bersandar pada teori komunikasi Shannon dan Weaver
tahun 1949 dan riset Mason tahun 1978 yang mengembangkan riset
bagian, yakni pada level teknikal, level semantik, dan level efektivitas. Pada
informasi dalam bentuk pengaruh yang dihasilkan sistem tersebut pada setiap
Dari dua pengembangan atas model Mason ini, DeLone dan McLean
Model) yang terdiri dari Sistem Quality (Kualitas Sistem), Information Quality
Organisasional) (DeLone & McLean, 1992). Hasil penelitian dari DeLone dan
menentukan berhasil atau tidaknya penerapan suatu sistem informasi. Berikut ini
penulis lampirkan Gambar 2.2 model keberhasilan sistem informasi DeLone &
Model). Seperti telah penulis jelaskan sebelumnya, jika D&M model lebih
berfokus pada kualitas sistem, TAM lebih berfokus pada kegunaan yang
gabungan dari dua model tersebut, salah satunya penelitian yang dilakukan
pengguna, dan manfaat bersih; dan dua variabel TAM, yakni persepsi
kepuasan pengguna adalah dampak langsung dari dua variabel TAM, yakni
Groho, Winarno, dan Permanasari (2014), dua hipotesis (H8 dan H9)
kepuasan
19
mengembangkan integrasi D&M model dan TAM seperti dijabarkan berikut ini.
pengguna menurut penulis tidak memengaruhi dua variabel TAM (bersifat satu
arah).
penulis mengganti variabel use dalam D&M model dengan dua variabel TAM,
Winarno, dan Permanasari (2014) namun tidak mengganti lima variabel dalam
D&M model yang diperbarui. Oleh karena itu, penulis memiliki 15 hipotesis
Pada Model D&M, kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas layanan
dihasilkan oleh suatu sistem informasi. Dua dimensi selanjutnya adalah intensi
dimensi pertama.
20
20
berikut.
berhipotesis bahwa:
& Understandable (PEOU3), dan Easy to use (PEOU4) yang diadopsi dari
indikator berupa Work more quickly (PU1), Improve job performance (PU2),
Increase productivity (PU3), dan Make job easier (PU4) yang diadopsi dari
berhipotesis bahwa:
Assurance (SVQ3), dan Emphaty (SVQ4) yang diadopsi dari penelitian Subiyakto
et al. (2015), Hamid & Ikbal (2017), Groho, Winarno, dan Permanasari (2014),
Satisfaction (US)
Overall Satisfaction (US4) yang diadopsi dari penelitian Hamid & Ikbal (2017),
Benefits (NB)
berupa Speed of acomplishing task (NB1), Decrease error rate (NB2), Work
effect (NB3), dan Usefulness in work (NB4) yang diadopsi dari penelitian Davis
(1989). Berikut ini penelitian lampirkan Tabel 3.1 kode, indikator dan referensi
Indonesia berusia minimal 15 tahun yang menggunakan satu dari lima situs e-
Situs Tokopedia menjadi e-commerce yang paling banyak dikunjungi dengan 168
juta pengunjung, posisi kedua ditempati oleh Bukalapak dengan 116 juta
cnbcindonesia.com).
Rentang usia yang penulis ambil merujuk pada riset yang memperlihatkan
antara 25-34 tahun), disusul Generasi Z (15-24 tahun) sebanyak 31%, Generasi X
(35-44 tahun) sebanyak 16%, dan 2% sisanya merupakan Generasi Baby Boomers
Sampel pada penelitian ini berjumlah 514 sampel. Jumlah sampel tersebut
melebihi dari jumlah minimum sampel yang telah dihitung menggunakan rumus
25
Slovin dengan nilai batas toleransi adalah 5%, karena semakin kecil nilai
𝑁
𝑛= 452.000.000
452.000.000 452.000.000 = = 399,99 = 𝟒𝟎𝟎
1 + 𝑁𝑒 2 = 1 + 452.000.000 𝑥 0,0025 = 1 +
1.130.001
1.130.000
Untuk jumlah responden, penulis mengambil total responden sebanyak 500 orang
dari dua bagian, yakni lembar pengantar penelitian dan lembar pertanyaan.
penggunaan e-commerce.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan lima poin skala likert seperti
yang dijelaskan pada sub bab 2.7. Skala likert tersebut tersedia dalam lima
alternatif jawaban, yaitu “sangat tidak setuju” dengan nilai 1 (satu), “tidak setuju”
dengan nilai 2 (dua), “tidak tahu” dengan nilai 3 (tiga), “setuju” dengan nilai 4
(empat), dan “sangat setuju” dengan nilai 5 (lima). Tabel 3.2 menjelaskan
Proses pengumpulan data ini dilakukan secara online dan offline dengan
penyebaran secara online dilakukan melalui tautan yang menuju pada google form
29
yang telah penulis sediakan. Penyebaran kuesioner baik online maupun offline
dilakukan mulai tanggal 20 Juli 2019 sampai tanggal 17 Agustus 2019 untuk
karena terjadi penginputan ganda pada google form, sehingga kuesioner yang
Berdasarkan pada analisis data dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis
menggunakan perangkat lunak pengolah olah angka Ms. Excel 2016. Data
melakukan analisis dengan dua tahap, yaitu analisis measurement model dan
(β), coefficient of
30
Adapun tahap dalam penelitian ini terdiri atas delapan bagian, yakni
commerce di Indonesia.
1. Jenis Kelamin
e-commerce.
90 83
80
68
70 61 64
60 55
47
50 41
36 38
40
30 21
20
10
0
TOKOPEDIABUKALAPAKSHOPEELAZADABLIBLI
Laki-lakiPerempuan
30
2. Pendidikan Terakhir
100
80 90
60
65 62
40 484848
43 39
34
20
2 1 4 2 121 1 2 093
0
TOKOPEDIA BUKALAPAK SHOPEE LAZADA
BLIBLI
SLTP/A DIPLOMA S1 S2
1. Usia
Berdasarkan Gambar 4.3 diketahui bahwa hasil demografis untuk usia pengguna
tahun: 72%, 25 – 34 tahun: 27%, 35 – 44 tahun: 1%, dan > 45 tahun: 0%. Hasil
Berdasarkan data yang diringkas di atas, dapat kita simpulkan bahwa mayoritas
80
70
60 66 68
61 63
50
40 48
30
32
20
25 26 24 24
10 18
63 38 19 5 12 12
0
TOKOPEDIA BUKALAPAK SHOPEE LAZADA
BLIBLI
Penggunanya
Berhasil: 6%, Tidak Tahu: 3%. Hasil yang didapatkan e-commerce Bukalapak
yaitu, Berhasil: 65%, Sangat Berhasil: 24%, Kurang Berhasil: 3%, Tidak Tahu:
8%. Selanjutnya hasil presentase untuk e-commerce Shopee yaitu, Berhasil: 65%,
Sangat Berhasil: 25%, Kurang Berhasil: 1%, Tidak Tahu: 9%. Hasil presentase
yang didapatkan oleh e-commerce Lazada yaitu, Berhasil: 61%, Sangat Berhasil:
23%, Kurang Berhasil: 5%, Tidak Tahu: 11%. Yang terakhir adalah hasil
presentase yang didapatkan oleh e-commerce Blibli yaitu, Berhasil: 47%, Sangat
Berhasil: 23%, Kurang Berhasil: 12%, Tidak Tahu: 18%. Berdasarkan data
oleh data sebelumnya yang menampilkan pendidikan terakhir dan usia pengguna
dan Shopee. Berikut ini penulis lampirkan Gambar 4.5 tingkat penerimaan e-
70
60
62
50 57 57 55
40 44 44
43
30 37
30 31
20
20
10 14
1 11 14 11 1
0
TOKOPEDIABUKALAPAKSHOPEELAZADABLIBLI
Tokopedia Diterima: 56%, Sangat Diterima: 43%, Kurang Diterima: 0%, Tidak
Tahu: 1%. Hasil yang didapat e-commerce Bukalapak yaitu, Diterima: 56%,
Sangat Diterima: 42%, Kurang Diterima: 1%, Tidak Tahu: 1%. Selanjutnya hasil
responden yang didapat untuk e-commerce Shopee yaitu, Diterima: 53%, Sangat
Diterima: 42%, Kurang Diterima: 1%, Tidak Tahu: 4%. Hasil presentase yang
didapat untuk e-commerce Lazada yaitu, Diterima: 60%, Sangat Diterima: 29%,
Kurang Diterima: 10%, Tidak Tahu: 1%. Yang terakhir adalah hasil yang didapat
untuk e-commerce Blibli yaitu, Diterima: 30%, Sangat Diterima: 36%, Kurang
Diterima: 20%, Tidak Tahu: 14%. Berdasarkan data diatas dapat kita simpulkan
Tentunya hal ini didukung oleh data sebelumnya terkait usia pengguna dan
37
terdiri dari empat tahap pengujian yaitu individual item reliability, internal
Berikut penjelasan hasil analisis model dalam empat tahap yang akan
Nilai outer loading di atas 0,7 dapat dikatakan baik yang berarti indikator
variabel sudah memenuhi syarat dan valid untuk digunakan dalam model
penelitian ini,
40
dapat dikandung oleh variabel laten (konstruk). Nilai AVE yang baik dalam
dari semua variabel sudah memenuhi syarat dan valid untuk digunakan
dalam model penelitian ini. Untuk lebih jelasnya nilai AVE Tokopedia
Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa
lainnya. Bila korelasi antar indikator dengan konstruknya lebih tinggi dari
ukuran pada blok mereka lebih baik dari blok lainnya. Selanjutnya dengan
membandingkannya dengan nilai akar AVE, di mana nilai akar AVE harus
yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari
korelasi dengan konstruk blok lainnya, untuk lebih jelasnya nilai cross
CL AKAR
Var Ind OL AVE CR
IQ NB PEOU PU SQ SVQ US AVE
IQ1 0,761 0,761 0,577 0,508 0,446 0,569 0,522 0,506
IQ2 0,856 0,856 0,597 0,628 0,401 0,608 0,570 0,509
IQ 0,667 0,889 0,817
IQ3 0,841 0,841 0,575 0,556 0,405 0,610 0,630 0,418
IQ4 0,806 0,806 0,611 0,548 0,448 0,614 0,695 0,566
NB1 0,829 0,614 0,829 0,646 0,700 0,472 0,603 0,673
NB2 0,733 0,591 0,733 0,378 0,520 0,577 0,573 0,451
NB 0,592 0,852 0,769
NB3 0,798 0,548 0,798 0,439 0,449 0,524 0,501 0,398
NB4 0,710 0,462 0,710 0,481 0,449 0,553 0,498 0,535
PEOU1 0,902 0,576 0,503 0,902 0,457 0,549 0,477 0,536
PEOU2 0,829 0,558 0,649 0,829 0,576 0,530 0,554 0,554
PEOU 0,754 0,925 0,868
PEOU3 0,901 0,649 0,583 0,901 0,494 0,557 0,478 0,572
PEOU4 0,839 0,600 0,515 0,839 0,504 0,502 0,436 0,569
PU1 0,791 0,429 0,535 0,534 0,791 0,389 0,474 0,469
PU2 0,879 0,387 0,610 0,445 0,879 0,482 0,553 0,541
PU 0,731 0,916 0,855
PU3 0,900 0,506 0,679 0,462 0,900 0,526 0,591 0,591
PU4 0,847 0,457 0,592 0,575 0,847 0,447 0,507 0,599
SQ1 0,750 0,440 0,443 0,370 0,346 0,750 0,560 0,341
SQ2 0,779 0,487 0,442 0,408 0,403 0,779 0,629 0,342
SQ 0,629 0,871 0,793
SQ3 0,780 0,624 0,603 0,527 0,489 0,780 0,551 0,458
SQ4 0,860 0,721 0,625 0,600 0,457 0,860 0,678 0,546
SVQ1 0,773 0,605 0,602 0,388 0,564 0,569 0,773 0,464
SVQ2 0,809 0,557 0,574 0,396 0,536 0,605 0,809 0,383
SVQ 0,637 0,875 0,798
SVQ3 0,820 0,620 0,578 0,531 0,438 0,636 0,820 0,517
SVQ4 0,790 0,580 0,518 0,472 0,455 0,623 0,790 0,504
US1 0,874 0,527 0,583 0,521 0,575 0,458 0,510 0,874
US2 0,892 0,551 0,623 0,579 0,595 0,544 0,576 0,892
40
US US3 0,846 0,471 0,573 0,561 0,483 0,393 0,445 0,846 0,742 0,920 0,862
US4 0,834 0,568 0,595 0,556 0,568 0,479 0,490 0,834
bahwa model yang peneliti ajukan sudah memenuhi karakteristik yang baik
et al., 2012; Afthanorhan, 2013). Dirujuk Tabel 4.1 yang menunjukan hasil
Tokopedia.
loading. Nilai outer loading di atas 0,7 dapat dikatakan baik yang berarti
nilai outer loading, setelah melalui pengujian pada SmartPLS 3.0 terdapat 1
indikator yang memiliki nilai outer loading di bawah 0,7 yaitu, SQ3.
Sehingga indikator tersebut harus dihapus, untuk lebih jelasnya nilai outer
variabel sudah memenuhi syarat dan valid untuk digunakan dalam model
dapat dikandung oleh variabel laten (konstruk). Nilai AVE yang baik dalam
dari semua variabel sudah memenuhi syarat dan valid untuk digunakan
dalam model penelitian ini. Untuk lebih jelasnya nilai AVE Bukalapak
Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa
lainnya. Bila korelasi antar indikator dengan konstruknya lebih tinggi dari
ukuran pada blok mereka lebih baik dari blok lainnya. Selanjutnya dengan
membandingkannya dengan nilai akar AVE, di mana nilai akar AVE harus
yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari
korelasi dengan konstruk blok lainnya, untuk lebih jelasnya nilai cross
CL AKAR
Ind OL AVE CR
IQ NB PEOU PU SQ SVQ US AVE
IQ1 0,861 0,861 0,555 0,556 0,506 0,533 0,621 0,524
IQ2 0,849 0,849 0,533 0,582 0,458 0,443 0,548 0,540
0,671 0,891 0,819
IQ3 0,751 0,751 0,349 0,464 0,338 0,376 0,458 0,345
IQ4 0,811 0,811 0,555 0,487 0,352 0,407 0,595 0,463
NB1 0,834 0,562 0,834 0,667 0,674 0,501 0,657 0,676
NB2 0,818 0,465 0,818 0,531 0,530 0,602 0,618 0,551
0,654 0,883 0,809
NB3 0,779 0,490 0,779 0,444 0,587 0,481 0,573 0,434
NB4 0,801 0,465 0,801 0,599 0,651 0,569 0,577 0,607
PEOU1 0,869 0,507 0,580 0,869 0,488 0,444 0,543 0,648
PEOU2 0,861 0,564 0,634 0,861 0,543 0,476 0,569 0,683
0,761 0,927 0,873
PEOU3 0,925 0,662 0,688 0,925 0,562 0,558 0,625 0,684
PEOU4 0,832 0,493 0,541 0,832 0,522 0,525 0,555 0,612
PU1 0,742 0,359 0,492 0,385 0,742 0,305 0,488 0,408
PU2 0,846 0,435 0,643 0,499 0,846 0,446 0,568 0,589
0,641 0,877 0,801
PU3 0,805 0,347 0,618 0,421 0,805 0,471 0,469 0,517
PU4 0,806 0,482 0,661 0,605 0,806 0,466 0,607 0,645
SQ1 0,807 0,415 0,500 0,400 0,385 0,807 0,501 0,346
SQ2 0,899 0,438 0,583 0,479 0,497 0,899 0,569 0,500
0,705 0,877 0,840
SQ3*
SQ4 0,809 0,501 0,578 0,548 0,450 0,809 0,667 0,534
SVQ1 0,702 0,492 0,660 0,458 0,585 0,590 0,702 0,475
SVQ2 0,823 0,449 0,577 0,507 0,528 0,582 0,823 0,519
0,554 0,832 0,744
SVQ3 0,704 0,518 0,476 0,475 0,370 0,545 0,704 0,517
SVQ4 0,741 0,573 0,514 0,516 0,499 0,359 0,741 0,480
US1 0,852 0,414 0,535 0,614 0,577 0,465 0,511 0,852
US2 0,905 0,545 0,691 0,656 0,663 0,469 0,637 0,905
40
US3 0,843 0,491 0,546 0,618 0,505 0,433 0,467 0,843 0,736 0,917 0,858
US4 0,829 0,528 0,648 0,690 0,593 0,546 0,654 0,829
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
(PEOU) dan Net Benefits (NB) adalah 0,629 atau setara dengan Medium
Strenght.
Lazada, PU3 & SQ1 untuk e-commerce blilbi, SQ3 untuk e-commerce
Bukalapak dan SQ3 & SVQ1 untuk e-commerce Shopee dalam penelitian
ini. Peneliti beranggapan bahwa hal ini terjadi karena penggunaan item
pertanyaan atau indikator yang kurang tepat dalam kuesioner dan juga
karena sebagian besar kuesioner diperoleh secara online. Mungkin saja hal
ini menyebabkan penafsiran yang bias bagi responden, sebab tidak ada
40
Laksono (2017).
metode kuantitatif pada riset atau penelitian dibidang sistem informasi UIN
b) Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel dari model TAM (Davis,
McLean diperbarui.
yang digunakan untuk menghimpun data. Hasil yang didapat juga kurang
5.2 Saran
saran bagi para peneliti selanjutnya, khususnya yang tertarik pada kajian
yang berbeda seperti End User Computing Satisfaction (EUCS) dan Service
Quality (SERVQUAL).
51
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W., & Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS) : Alternatif
Penerbit Andi.
Davis, F.D. (1985). A Technology acceptance model for empirically testing new-
Andi.
di Indonesia”. marketeers.com/generasi-milenial-masih-pembelanja-
Yuliana, Kenti (2016). Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean
untuk Evaluasi Sistem Informasi POS pada PT. POS Indoensia (PERSERO)