Anda di halaman 1dari 16

A.

Pengertian atau definisi populasi

Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Itulah
definisi populasi dalam penelitian.

Populasi di sini maksudnya bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan tetapi juga benda-benda alam yang
lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetapi
meliputi semua karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut. Bahkan satu orangpun bisa
digunakan sebagai populasi, karena satu orang tersebut memiliki berbagai karakteristik, misalnya seperti gaya bicara,
disiplin, pribadi, hobi, dan lain sebagainya.

Di bawah ini beberapa pengertian populasi menurut para ahli:

 Menurut, Ismiyanto – populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat
berupa; orang, benda, / suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi
(data) penelitian.
 Sedangkan Arikunto – Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
 Dan menurut Sugiyono – Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subjek yang
mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.

B. Pengertian Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari
anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya
keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil
dari populasi. Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat mewakili.

apa itu populasi?

C. Cara atau teknik pengambilan sampling


Teknik Sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai macam teknik sampling untuk
menentukan sampel yang akan dipakai dalam penelitian. Teknik sampling pada dasarnya bisa dikelompokkan
menjadi 2 (dua) maca yaitu probability sampling dan non-probability sampling. berikut dibawah ini penjelasannya:

Probability sampling adalah suatu teknik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, tekhnik ini terdiri atas:

 Simple random sampling: dikatakan simple atau sederhana sebab pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut. Cara ini dapat
lakukan jika anggota populasi dianggap homogen.
 Dispropotionate Stratified Random Sampling: Suatu teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah
sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
 Proportionate stratified random sampling: salah satu teknik yang digunakan jika populasi mempunyai
anggota atau unsur yang tidak homogen serta berstrata secara proporsional.
 Area sampling (Cluster sampling): Teknik sampling daerah dipakai untuk menentukan sampel jika objek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, seperti misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau
dari suatu kabupaten.

Non probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel,  teknik ini terdiri atas:

 Sampling Sistematis: suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut.
 Sampling Kuota: Teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu
sampai jumlah kuota yang diinginkan. Seperti misalnya, jumlah sampel laki-laki sebanyak 70 orang maka
sampel perempuan juga sebanyak 70 orang.
 Sampling aksidental: Sauatu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai sebagai sampel, jika dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber data.
 Purposive Sampling: Suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau sleksi khusus.
Seperti misalnya misalnya, kamu meneliti kriminalitas di Kota atau daerah tertentu, maka kamu mengambil
informan yaitu Kapolresta kota atau daerah tersebut, seorang pelaku kriminal dan seorang korban kriminal
yang ada di kota tersebut.
 Sampling Jenuh: Suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering sekali dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil.
 Smpling Snowball: Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil atau sedikit, lalu kemudian
membesar. Atau sampel berdasarkan penelusuran dari sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya,
penelitian mengenai kasus korupsi bahwa sumber informan pertama mengarah kepada informan kedua lalu
informn seterusnya.

1. A.    Pengertian Variabel
Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok
yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Variabel merupakan anggota dari
sebuah konsep , seperti SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi dalam konsep tingkat pendidikan.
Variabel merupakan gejala yang bervariasi dan gejala merupakan obyek penelitian. Jadi
variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi. Konstruk adalah konsep yang diciptakan
atau digunakan dengan sengaja dan kesadaran penuh untuk suatu maksud ilmiah tertentu
(misalnya untuk diteliti atau dikaji).

Contoh :
Pada penelitian dengan judul pengaruh  penghargaan terhadap peningkatan prestasi
mahasiswa di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, maka konsep “penghargaan” dan
“prestasi”, harus dijabarkan dalam bentuk konstruk. Konstruk ini selanjutnya disebut
variabel. (Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 33-34)

Varaibel adalah konsep yang mempunyai variabilitas. Konsep merupakan penggambaran /


abstraksi dari suatu fenomena tertenrtu, sehingga padas akhirnya variabel merupakan
segala sesuatu yang bervariasi. Oleh karena itu terdapat jenjang yang menurun dari Teori
—-Konsep —- Konstruk —- Variabel. Variabel merupakan konstruk / ciri/ sifat yang dikaji/
diteliti, suatu sifat yang dapat memiliki bermacam-macam nilai (sesuatu yang bervariasi).

Contoh perbedaan konsep dan variabel :

Konsep Variabel

Derajat kontraksi

Kekuatan kontraksi

Kemampuan kontraksi otot Ketahanan kontraksi

Luas luka

Sekresi luka

Penyembuhan luka Tingkatan granulas

(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 33-34)

Kegunaan variabel penelitian yaitu :

1. Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data


2. Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
3. Untuk pengujian hipotesis
(Ig. Dodiet Aditya. Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III
Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)

Variabel penelitian yang baik adalah :

1. Relevan dengan tujuan penelitian


2. Dapat diamati dan dapat diukur
(Ig. Dodiet Aditya. Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III
Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)

Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi dan didefinisikan secara operasional
dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan
pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis. (Aditya, Ig. Dodiet. Handout Mata
Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester
V Tahun Akademik 2008 / 2009)

1. B.     Jenis-jenis Variabel
Variabel dapat dibedakan menjadi :

1. Variabel Kuantitatif
Contoh : Luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dll.

Variabel kuantitatif diklasifikasian menjadi 2 kelompok skala variabel yaitu

1.Variabel diskrit, merupakan variabel yang tingkat pengukurannya tidak menunjukkan urutan atau
kesinambungan, melainkan berdiri sendiri secara terpisah. Contoh : jenis kelamin, golongan darah, suku
anggota tubuh.
2. Variabel kontinum, merupakan variabel yang variasi nilainya berurutan atau ada hubungan satu dengan
lainnya. Contoh : tingkat pendidikan, suhu,tingkat kecerdasan, berat badan, tinggi badan.
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 36)

1. Variabel Kualitatif
Contoh : Kemakmuran, kepandaian, dll.

(Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi-VI, Cetakan


ke-13, Jakarta : PT. Renika Cipta, 2006. Hal. 116)

Jenis-jenis variabel menurut fungsinya :

1. Variabel Bebas (Independent Variable)


Adalah variabel yang mempengaruhi atau dianggap menentukan variabel terikat. Variabel
ini dapat merupakan faktor risiko, prediktor, kausa/ penyebab.

1. Variabel Tergantung/ Terikat (Dependent Variable)


Adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel tergantung disebut juga kejadian, luaran,
manfaat, efek atau dampak. Variabel tergantung juga disebut Penyakit/ Outcome.

Contoh :

1. Pengaruh pemberian susu formula (PASI) terhadap timbulnya obesitas pada anak < 2 tahun.
Variabel independent : Susu formula (PASI)

Variabel dependent : Obesitas

1. Hubungan antara kadar kolesteroldengan kejadianpenyakit infark miokard di RSUD Purwojati,


Semarang.
Variabel independent : Kadar kolesterol

Variabel dependent : Infark miokard

(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 36)

1. Variabel Penengah (Moderating Variable)


Adalah variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta
meperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.
(Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 Maret 2013 pukul 06:25)
Contoh : Ada hubungan antara promosi di media TV dengan meningkatnya kesadaran
merek Hp X di kalangan konsumen.

Variabel bebas             : Promosi

Variabel tergantung    : Kesadaran merek

Variabel moderat        : Media Promosi

1. Variabel Sela atau antara (Intervening Variable)


Adalah variabel yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga
variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
dependen.

Variabel Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu
dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan
pengaruh dan terpengaruh. (Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7
Maret 2013 pukul 06:25)
Contoh : Hipotesis adanya hubungan antara “gaya kepemimpinan dengan kinerja” pegawai.

Variabel bebas             : Gaya kepemimpinan

Variabel terikat           : Kinerja pegawai

1. Variabel kendali (Controlling Variable)


Adalah variabel yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator.
Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan
variabel  moderator jadi juga  seperti variabel moderator dan bebas ia juga ikut
berpengaruh terhadap variabel tergantung. (Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil
pada Kamis, 7 Maret 2013 pukul 06:25)
Contoh : Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1
maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim
kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah
perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.

1. Variabel Rambang
Adalah variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak
diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung.
(Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 Maret 2013 pukul 06:25)
Contoh : Dari judul penelitian “Studi Komperatif Prestasi Brlajar IPA” yang pengajarnya
menggunakan metode demonstrasi dan yang menggunakan metode ceramah antara siswa
putra-putri  kelas 2 SMP X Solo tahun1994.

Variabel tergantung    : Prestasi belajar IPA

Variabel bebas             : Metode demonstrasi

Variabel moderat        : Siswa putra-putri

Variabel kendali          : kelas 2 SMP X

1.C.    Sifat Variabel
1. Variabel Statis adalah varaibel yang tidak dapat diubah keberadaannya.
Contoh : jenis kelamin, tinggi badan,status sosial, tempat tinggal, dll.

1.Variabel Dinamis adalah variabel yang dapat diubah keberadaannya berupa pengubahan, peningkatan
atau penurunan.
Conntoh : kedisiplinan, tingkat pengetahuan, motivasi kepedulian, dll.

(Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi-VI, Cetakan


ke-13, Jakarta : PT. Renika Cipta,

Pemahaman variabel sangat penting untuk :

1. Menentukan hipotesis
2. Menentukan instrumen penelitian
3. Menentukan ragam data yang dikumpulkan
4. Mencerminkan luas sempitnya kesimpulan
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 38)

1. D.    Pengukuran Variabel
Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian, karena dengan pengukuran itu penelitian
dapat menghubungkan konsep yang abstrak dengan realitas.

Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti harus memikirkan bagaimana
ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada
penelii untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses
pengukuran mengandung 4 kegiatan pokok sebagai berikut :

1. Menentukan indikator untuk dimensi – dimensi variabel penelitian.


2. Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan
dengan dimensinya.
3. Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, Apakah tingkat ukuran nominal, ordinal
interval atau ratio dan
4. Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran yang baik.. Alat pengukur
yang baik, apabila alat pengukur itu dapat mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu
dalam pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan indikator-indikator konsep
tersebut. Jadi kalau akan mengukur intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan
yang intelegen tersebut.
Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 Maret 2013 pukul 06:25.
Ada 4 skala pengukuran, yaitu :

1. Skala Nominal
Ukuran nominal adalah ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang diberikan
kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa.
Objek dikelompokkan dalam set-set dan kepada semua anggota set diberikan angka. Set-
set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa ( mutually exclusive and exhaustive ).
Misalnya, untuk mengukur jenis kelamin, objek dibagi atas 3 set, yaitu laki-laki, perempuan
dan banci. Kemudian untuk masing-masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya
: 1-pria; 2-Wanita; dan 0-untuk banci. Jelas kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak
menunjukkan bahwa tingkat wanita lebih tinggi dari pria ataupun tingkat pria lebih tinggi
dari banci. Angka-angka tersebut tidak memberikan arti apa-apa jika ditambahkan. Angka
yang diberikan hanya berfungsi sebagai label saja.

(Mohammad Nazir. Metode Penelitian. Cetakan ke-6, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005. Hal.
130)

Himpunan yang terdiri dari anggota-anggota yang mempunyai kesamaan setiap anggotanya
dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain. Skala nominal dapat berupa
dikotomi dan politomi.

Contoh :

            Jenis kelamin = laki-laki dan perempuan


            Pekerjaan = pegawai, petani, pedagang, dll

(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 39)

1. Skala Ordinal
Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan di mana angka-angka tersebut mengandung
pengertian tingkatan. Ukuran nominal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang
terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolute terhadap
objek, tetapi hanya memberikan urutan (ranking) saja. (Mohammad Nazir. Metode
Penelitian. Cetakan ke-6, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005. Hal. 130)

Himpunan yang beranggotakan menurut ranking, urutan (order), pangkat atau jabatan.
Himpunan tidak hanya dokategorikan pada persamaan atau perbedaan, tetapi juga dari
pernyataan lebih besar atau lebih kecil.

Contoh :

            Pendapatan dikategorikan rendah, sedang dan tinggi.

            Tingkatan pengetahuan dikategorikan baik, sedang dan buruk.

(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 39-40)

1. Skala Interval
Ukuran interval adalah suatu pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai
sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yaitu jarak yang sama pada
pengukuran interval memperlihatkan jarak yang sama dari cirri atau sifat objek yang
diukur. Ukuran interval tidak memberikan jumlah absolute dari objek yang diukur.

Skala ordinal, tetapi himpunan tersebut dapat memberikan nilai interval atau jarak urutan
kelas.

Contoh :

                  A                 B                    C                     D

           

                  1                   2                     3                     4


                  Interval A-D  = 4-1 = 3

                  Interval B-D = 4-2 = 2

(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 40)

1. Skala Ratio
   Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran diatas, ditambah dengan satu
sifat lain, yaitu ukuran ini memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang
diukur. Titik rasio mempunyai titik nol, karena itu interval jarak tidak dinyatakan dengan
beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol diatas. Karena ada titik
nol tersebut, maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian. (Mohammad
Nazir. Metode Penelitian. Cetakan ke-6, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005. Hal. 130)

   Adalah variabel yang mempunyai perbandingan.

Contoh :

Bila 1 karung beras beratnya1 kuintal, maka 5 karung beras beratnya 5 kuintal (Ratio 1:5).

Tinggi badan, Kadar/ Konsentrasi.

(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 40)

1. E.     Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Alimul Hidayat, 2007).
(Aditya, Ig. Dodiet.  Handout Mata Kuliah: “Metodologi Research”Untuk Prodi D III
Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)

Mendefinisikan variable secara operasional adalah menggambarkan / mendeskripsikan


variable penelitian sedemikian rupa, sehingga variable tersebut bersifat :

1. Spesifik ( Tidak Beinterpretasi Ganda )


2. Terukur ( Observable atau Measurable )
Contoh variable yang berinterpretasi ganda : Status Gizi. Variable ini dapat diukur dan
dideskripsikan dengan bermacam kombinasi pengertian atau pengukuran, seperti :

1. Berat Badan (BB) dengan Tinggi Badan (TB)


2.  BB – TB dengan Usia
3.  Kadar Protein serum
4.  Lingkar Lengan Atas dan Lingkar Kepala, dsb.
(Aditya, Ig. Dodiet.  Handout Mata Kuliah: “Metodologi Research” Untuk Prodi D III
Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)

Definisi operasional ditentukan berdasarkan Parameter yang dijadikan ukuran dalam


penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah Cara dimana variable dapat diukur dan
ditentukan karakteristiknya. Sehingga dalam Definisi Operasional mencakup penjelasan
tentang :

1. Nama variable
2. Definisi variable berdasarkan konsep/maksud penelitian.
3. Hasil Ukur / Kategori
4. Skala Pengukuran.
Contoh :

Suatu penelitian dengan judul “Faktor – factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi
pada ibu hamil…”

Berdasarkan judul tersebut, maka Variabel bebasnya (misalnya) adalah Obesitas, Diet
Tinggi Garam, Genetik dan Umur. Sedangkan Variabel terikatnya adalah Hipertensi.

Maka Definisi
Operasionalnya
dapat dibuat HASIL
sebagai DEFINISI UKUR /
berikut : NO VARIABEL OPERASIONAL KATEGORI SKALA

Kelebihan massa
tubuh responden
yang didapat
berdasarkan
perhitungan rasio
berat badan dan
tinggi badan
pada kurun
waktu tiga bulan 1 : IMT > 27
1 Obesitas terakhir. kg/m2 Nominal
2 : IMT ≤ 27
kg/m2

2 Diet Tinggi Kebiasaan Intensitas : Nominal


Garam responden dalam
mengkonsumsi
makanan yang 1 : Sering
rasanya asin.
2. Tidak
Pernah

(Aditya, Ig. Dodiet. Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III
Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)

Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan


perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel. Variabel yang dimasukkan
dalam operasioanal adalah variabel kunci/ penting yang dapat diukur secara operasional
dan dapat dipertanggung jawabkan (refrensi harus jelas). Dengan definisi operasional maka
dapat dietentukan cara yang dipakai untuk mengukur variabel, tidak dapat arti dan istilah-
istilah ganda yang apabila tidak dibatasi akan menimbulkan tafsiran yang berbeda. Definisi
operasional hendaknya memuat batasan tentang :

1. Variabel bebas dan variabel terikat


2. Istilah yang dipakai untuk menghubungkan variabel-variabel
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 41)

Batasan atau arti suatu variabel dilakukan dengan merinci hal-hal yang harus dikerjakan.
Definisi operasional variabel merupakan pedoman bagi peneliti untuk  mengukur atau
memanipulasi variabel tersebut. Definisi operasional variabel harus spesifik (tidak
berinterpretasi ganda) dan terukur (measurable dan observable). (Saryono, S. Kp, M. Kes.
Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 41)

Mendefinisikan variabel secara operasional dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :

1. Secara langsung, dilakukan dengan menjelaskan bagaimana pengukuran dpat dilakukan. Kalau terdapat
bermacam-macam pengukuran, maka definisi yang dipilih harus sesuai dengan teknik yang akan
digunakan.
Contoh :

“Status gizi”, dapat diukur dengan beberapa macam teknik yaitu :

1. Secara biokimia : kadar albumin darah, protein serum


2. Secara fisik : BB/ TB, BB/ U, TB/ U, tebal kulit
3. Secara klinis : turgor kulit, derajat anemia.
4. Secara tidak langsung, dilakukan dengan menjelaskan kriteria manipulasi terhadap variabel dan cara
mengukur efekdari manipulasi tersebut.
Contoh :

“urin tampung” : jumlah urin yang dikeluarkan pasien  selama penampungan 24 jam.

“daya tahan tubuh” : kemampuan tubuh menahan serangan antigen yang diukur dari
ferkuensi terjadinya penyakit dalam satu bulan.
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 41-42)

1. F.     MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR VARIABEL


Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari  hubungan
antara berbagai variabel.  Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua
variabel bebas  dan variabel terikat ( Independent variabel dengan dengan dependent
variabel).

1. Hubungan Simetris
     Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu
tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan
simetris :

1. Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.


2. Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.
3. Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti
disana.
4. Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
1. Hubungan Timbal Balik
     Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab
dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah
hubungan, dimana tidak dapat ditentukan  variabel yang menjadi sebab dan variabel  yang
menjadi akibat.

1. Hubungan Asimetris (tidak simetri)


     Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan
tidak simetris, yakni :

1. Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah  merupakan salah satu
hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
2. Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons
tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan
“Disposisi” berada dalam diri seseorang.
3. Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di  sini adalah sifat individu
yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
4. Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
5. Hubungan Imanen antara dua variabel.
6. Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)

Pengertian Definisi Operasional Variabel

pengertian definisi operasional variabel pengertian definisi operasional variabel contoh definisi operasional


variabelvariabel penelitian

Apa sih yang dimaksud dengan Definisi Operasional Variabel itu? Apa pula indikator variabel? Inilah
rahasianya.
VARIABEL

Bicara tentang variabel penelitian, kita memang harus mendefinisikan dengan jelas dan tegas. Untuk membahasnya,
kita berangkat dari pertanyaan "apakah variabel itu?", lalu "apakah definisi operasional", dan terakhir "apakah
indikator".

1.Apakah yang dimaksud dengan variabel ?

Ini sudah dijelaskan pada tulisan saya sebelumnya, bukan? Silahkan pelajari di sini!

2. Apa yang dimaksud dengan “Definisi operasional variabel”?

Variabel dapat didefinisikan dengan dua cara. Ada definisi konsep dan ada definisi opersional.

Definisi konsep adalah definisi yang telah menjadi teori. Teori ini ada dalam setiap buku teks yang disarankan oleh
para dosen (sesuai bidang ilmu masing-masing).

Misalnya, 
Menurut pendapat X, motivasi adalah....., perilaku konsumen adalah...., perilaku organisasi adalah...., pelatihan
adalah......, strategi produk adalah...., penetapan harga adalah....., promosi adalah...., distribusi adalah....kepuasan
konsumen adalah.....lingkungan kerja adalah....., kepuasan kerja adalah...., produktivitas adalah...., kinerja
adalah......, pelanggan adalah...., konsumen adalah..., pasar adalah...penjualan adalah.....dll

Dalam karya ilmiah berupa skripsi (S1), tesis (S2) dan desertasi (S3/program doktor), definisi konsep ini diuraikan
dalam Bab Tinjauan Teori atau Tinjauan Kepustakaan. Itu semua adalah definisi konsep.

Nah sekarang, apa yang dimaksud Definisi operasional variabel?

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara
operasional, secara praktik, secara riil, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti.

Operationalization is the process of strictly (dengan tegas) defining variables into measurable factors. The process
defines fuzzy (samar) concepts and allows them to be measured, empirically (secara berdasarkan pengalaman) and
quantitatively. 

Operasionalisasi (variable) adalah proses mendefinisikan variable dengan tegas, sehingga menjadi faktor-faktor


yang dapat diukur. Mengapa?

Definisi “konsep”, sering masih samar bagi pembaca hasil riset. Bagi orang awam, definisi konsep bisa masih sangat
samar (fuzzy). Itulah sebabnya, operasionalisasi variable atau mendefinisikan variable secara lebih tegas, menjadi
sangat penting untuk dilakukan.
Perhatikan ilustrasi hipotesis (penelitian) berikut!

"Anak-anak tumbuh lebih cepat jika mereka mengkonsumsi sayuran"

Apa yg dimaksud dengan pernyataan tersebut?


Perhatikan kata "anak-anak"!
Siapa anak-anak yang dimaksud dalam penelitian itu?
Apakah mereka dari Amerika, Indonesia, Afrika?
Ada begitu banyak anak-anak di dunia, bagaimana Anda mendefinisikan sampel penelitian?

Perhatikan kata "tumbuh"!


Bagaimana kata “tumbuh” didefinisikan?
Bertambah berat, tinggi, tumbuh secara mental, atau tumbuh lebih kuat?
Bagaimana kemudian kita mendefinisikan sampel penelitian?

Lalu perhatikan kata “lebih cepat”!


Bagaimana mengukur/melihatnya?
Unit atau skala waktu apa yang akan digunakan?

Lalu perhatikan juga kata “sayuran”!


Begitu banyak ragam sayuran di dunia ini.
Sayuran mana yang Anda teliti?

Inilah mengapa sebabnya “operasionalisasi variable” menjadi bagian yang sangat penting dilakukan dalam
penelitian.
Tiap faktor yang secara konsep masih samar, harus dibuat definisinya dengan lebih tegas. hal ini akan sangat
terkait dengan pengambilan sample penelitian.

Contoh lain:

Menurut Fandy Tjiptono (1997), kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil
yang dirasakan. (INI DEFINISI KONSEP).

Apa yang dikemukakan oleh Fandy tersebut adalah pengertian secara umum. Padahal Anda kan sedang mengadakan
penelitian tentang kepuasan/ketidakpuasan pelanggan terhadap Kinerja Maju Unggul Airlines? Jadi, bagaimana?

Definisi konsep saja belum cukup bagi pembaca/penikmat tulisan ilmiah anda. Anda harus mendefinisikan
variabel, secara lebih operasional (dapat dipahami/jelas/tegas). Inilah yang dinamakan Definisi Operasional. 

Apakah sebenarnya yang anda maksud dengan “kepuasan pelanggan” DALAM penelitian yang sedang anda lakukan
ini?
Apa sesungguhnya yang Anda maksud dengan “kinerja” DALAM penelitian Anda ?
(yang ANDA maksud, BUKAN yang dimaksudkan oleh para teoritikus/pakar)

Nah, jawaban Anda atas pertanyaan-pertanyaan itulah yang dimaksud dengan definisi operasional variabel
penelitian anda.

Anda harus mendefinisikan (secara lebih operasional/tegas) variabel kepuasan dan Anda juga harus
mendefinisikan (secara lebih operasional/tegas) variabel kinerja.

Anda dapat menuliskannya seperti ini:

“Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan kepuasan pelanggan adalah kepuasan pelanggan Maju Unggul
Airlines, yang berarti perbedaan antara harapan konsumen Maju unggul, Airlines., dengan kinerja Maju Unggul.,
Airlines.

Secara operasional, variabel kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai “respon pelanggan Maju Unggul Airlines,


yang dinyatakan dengan rasa sangat tidak puas hingga sangat puas, terhadap kinerja Maju Unggul Airlines”.

Perhatikan!, konsumen diminta memberi respon terhadap kinerja Maju Unggul Airlines. Oleh karenanya, Anda
harus mendefinisikan kinerja. Anda harus ingat  Maju Unggul Airlines, bergerak dalam bidang apa? Jasa
penerbangan, misalnya. Maka, Anda harus cari teori yang terkait dengan kinerja. Dengan kata lain, temukan dulu
definisi konsepnya. Anda dapat berangkat dari sini:

Menurut Peppard dan Rowland (1995), faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan
adalahperformance, features, reliability, conformance to specification, ......(INI ADALAH DEFINISI KONSEP).

Menurut Fandy Tjiptono (1997), dalam mengevaluasi atau menilai kinerja jasa yang bersifat intagible, umumnya
menggunakan beberapa faktor antara lain reliability, assurance, tangible, emphaty, responsiveness.(INI ADALAH
DEFINISI KONSEP)

Jadi bagaimana definisi operasional kinerja?


“Kinerja, dalam penelitian ini adalah kinerja Maju Unggul, Airlines, yang diukur (dilihat) dari lima faktor
pelayanan, yaitu reliability, assurance, tangible, emphaty, responsiveness.”  Apakah ini sudah selesai?

Ini belum selesai!


Belum cukup operasional, ini masih samar! Karena pembaca masih akan bertanya-tanya apa yang anda maksud
dengan reliability, assurance, tangible, emphaty, responsiveness. Selama pembaca masih meraba-raba, masih belum
jelas, itu berarti definisi anda belum mencapai "definisi operasional" (masih berkutat pada definisi konsep).

Tanda-tanda bahwa definisi operasional Anda jelas adalah : pembaca tidak lagi punya pertanyaan tentang variabel
anda, sebab Anda sudah menjelaskan hingga tuntas, sampai pada bagaimana cara mengukurnya. Artinya, semua
sudah terjelaskan.

Oleh karenanya, cari dan putuskan terlebih dahulu definisi konsep mana yang Anda rujuk/ Anda gunakan sebagai
rujukan/referensi, untuk masing-masing faktor/variabel tersebut, yakni apa yang dimaksud denganreliability,
assurance, tangible, emphaty, responsiveness. LALU>>>
Cobalah mendefinisikan secara operasional dengan mengikuti pola seperti ini:
 Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan reliability adalah terbang tepat waktu dan tiba di tujuan sesuai
jadwal....,
 yang dimaksud dengan assurance adalah.... reputasi yang baik dalam hal keselamatan penumpang,
 Tangible adalah....pesawat, tempat pemesanan tiket, seragam...
 Emphaty adalah....memahami kebutuhan khusus penumpang, mengantisipasi kebutuhan pelanggan.
 Responsiveness adalah..... sistem ticketing, inflight dan penanganan bagasi yang cepat,
3. Apa yang dimaksud dengan indikator?

Definisi operasional (seperti telah dijelaskan sebelumnya), sangat erat kaitannya dengan indikator. Berbicara
Indikator adalah berbicara tentang ukuran dan bagaimana mengukurnya.

Anda mungkin juga menyukai