Anda di halaman 1dari 30

BAB V

ANALISIS AKTIVITAS DAN PERENCANAAN


TATA LETAK

5.1 Activity Relation Chart (ARC)


Menurut Wignjosoebroto (2009) Peta hubungan aktivitas atau Activity
Relationship Chart (ARC) adalah suatu teknik yang sederhana di dalam
merencanakan tata letak fasilitas atau departemen berdasarkan derajat
hubungan aktivitas yang sering dinyatakan dalam penilaian kualitatif dan
cenderung berdasarkan pertimbangan yang bersifat subyektif dari masing-
masing fasilitas atau departemen (Mia, 2019). Activity relationship chart
memiliki banyak kegunaan, berikut adalah kegunaan dari activity relationship
chart (Supiyandi,2018).
1. Penyusunan urutan pendahuluan bagi dari satu dari-ke.
2. Lokasi nisbi dari pusat kerja atau departemen dalam satu kantor.
3. Lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan.
4. Lokasi satu pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan.
5. Lokasi nisbi dari daerah pelayanan dalam satu fasilitas produksi.
6. Menunjukan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya
serta alasan.
7. Menunjukan satu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya.
Activity Relationship Chart (ARC) ada dua macam, yaitu ARC produksi
serta ARC fasilitas dan perkantoran. ARC produksi merupakan
perencanaan tata letak antar setiap departemen produksi berdasarkan
derajat hubungan aktivitas. Berikut gambar 5.1 merupakan Activity
Relationship Chart (ARC) Produksi.
Gambar 5.1 Activity Relationship Chart Produksi

Berdasarkan Gambar 5.1 Activity Relationship Chart Produksi diatas, yaitu


ARC Produksi PT. Darmas Cengkah Indonesia. ARC produksi merupakan
perencanaan tata letak antar setiap departemen produksi berdasarkan derajat
hubungan aktivitas. Kegunaan ARC yaitu hubungan lokasi dari pusat kerja atau
departemen dalam suatu fasilitas, lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan,
hubungan lokasi dari departemen dalam satu fasilitas produksi, menunjukan
hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya serta alasannya, menunjukan
satu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya. Activity Relationship Chart
PT. Darmas Cengkah Indonesia terdiri dari 10 departemen yaitu depertemen
receiving, fabrikasi, pemotongan, penghalusan, perakitan, pengecatan,
pengemasan, shipping, perkantoran, dan fasilitas. Kode alasan A berwarna
merah dengan alasan hubungan mutlak, Kode alasan E berwarna kuning
dengan alasan hubungan sangat penting, Kode alasan I berwarna hijau dengan
alasan hubungan penting, Kode alasan O berwarna biru dengan alasan
hubungan biasa atau umum, Kode alasan U berwarna putih dengan alasan
hubungan tidak penting, Kode alasan X berwarna coklat dengan alasan
hubungan tidak dikehendaki. Activity Relationship Chart juga menggunakan
kode alasan yang terdiri dari 9 alasan dengan kode yang berbeda. Kode
tersebut yaitu, Kode 1 yang artinya menggunakan catatan yang sama, kode 2
yang artinya menggunakan tenaga kerja yang sama, kode 3 yang artinya
menggunakan ruang yang sama, kode 4 yang artinya derajat hubungan
pribadi/personal, kode 5 artinya derajat hubungan kertas kerja, kode 6 yang
artinya urutan aliran kerja , kode 7 yang artinya melaksanakan kerja yang
sama, kode 8 yang artinya menggunakan peralatan yang sama, dan kode 9
yang artinya kemungkinan bau yang tidak sedap, ribut atau kotor dll.
Hubungan departemen receiving dengan fabrikasi memiliki hubungan
dengan kode kedekatan A berwarna merah yang artinya memiliki hubungan
mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan receiving dengan fabrikasi merupakan
tempat keluar masuknya operator dalam mengmabil bahan baku untuk
dilakukan pengukuran. Kode alasan yang digunakan adalah 1,3,5,6 dengan 1
artinya menggunakan catatan yang sama, 3 artinya menggunakan ruang yang
sama, 5 artinya derajat hubungan kertas kerja, dan 6 artinya urutan aliran
kerja. Hubungan receiving dengan pemotongan, penghalusan, perakitan,
pengecatan, pengemasan, dan shipping memiliki hubungan dengan kode
kedekatan E berwarna kuning yang artinya memiliki hubungan sangat penting.
Hal ini dikarenakan receiving dengan departemen pemotongan, penghalusan,
perakitan, pengecatan, pengemasan, dan shipping saling berhubungan satu
sama lain. Kode alasan yang digunakan adalah 1,3,5,6 dengan 1 artinya
menggunakan catatan yang sama, 3 artinya menggunakan ruang yang sama, 5
artinya derajat hubungan kertas kerja, dan 6 artinya urutan aliran kerja.
Hubungan receiving dengan perkantoran dan fasilitas memiliki hubungan
dengan kode kedekatan O berwarna biru yang artinya memiliki hubungan
biasa atau umum. Hal ini dikarenakan terkadang adanya pemeriksaan yang
dilakukan oleh orang kantor terhadap bagian receiving namun hal tersebut
tidak dilakukan setiap hari sehingga tidak perlu berdekatan antara
departemen receiving dengan kantor dan fasilitas. Kode alasan yang
digunakan adalah 9 dengan artinya kemungkinan bau tidak sedap, ribut, atau
kotor.
ARC fasilitas dan perkantoran merupakan perencanaan tata letak
fasilitas dan perkantoran berdasarkan derajat hubungan aktivitas, dimana
untuk mengetahui bagaimana hubungan kedekatan anatara fasilitas dan
perkantoran berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subyektif
dari masing-masing fasilitas dan perkantoran sehingga aktivitas fasilitas dan
perkantoran dapat berjalan dengan efisien dan optimal. Berikut gambar 5.2
merupakan Activity Relationship Chart (ARC) Fasilitas dan Perkantoran.
Gambar 5.2 Activity Relationship Chart Fasilitas dan Perkantoran

Berdasarkan Gambar 5.2. Activity Relationship Chart Fasilitas dan


Perkantoran Fasilitas dan Perkantoran diatas, merupakan ARC Fasilitas dan
Perkantoran PT. Darmas Cengkah Indonesia. ARC perkantoran dan fasilitas,
merupakan peta yang menggambarkan tingkat hubungan antara bagian
perkantoran dan fasiltas satu dengan yang lain. Kegunaan ARC yaitu
hubungan lokasi dari pusat kerja atau departemen dalam suatu fasilitas, lokasi
kegiatan dalam satu usaha pelayanan, hubungan lokasi dari departemen
dalam satu fasilitas produksi, menunjukan hubungan satu kegiatan dengan
yang lainnya serta alasannya, menunjukan satu landasan bagi penyusunan
daerah selanjutnya. Activity Relationship Chart PT. Darmas Cengkah Indonesia
terdiri dari 13 bagian perkantoran dan 15 bagian fasilitas. Pada bagian
perkantoran terdapat ruang direktur, sekretaris, manajer HRD, manajer
keuangan, manajer produksi, manajer personalia, manajer pemasaran, staff,
receptionist, ruang meeting, ruang office boy, pantry, toilet, masjid, parkiran
motor, parkiran mobil, instalasi listrik, instalasi air, klinik, smoking area, pos
security, kantin, pembuangan limbah, titik kumpul, taman, loading dock, dan
ruang loker. Kode alasan A berwarna merah dengan alasan hubungan mutlak,
Kode alasan E berwarna kuning dengan alasan hubungan sangat penting,
Kode alasan I berwarna hijau dengan alasan hubungan penting, Kode alasan O
berwarna biru dengan alasan hubungan biasa atau umum, Kode alasan U
berwarna putih dengan alasan hubungan tidak penting, Kode alasan X
berwarna coklat dengan alasan hubungan tidak dikehendaki. Activity
Relationship Chart juga menggunakan kode alasan yang terdiri dari 9 alasan
dengan kode yang berbeda. Kode tersebut yaitu, Kode 1 yang artinya
menggunakan catatan yang sama, kode 2 yang artinya menggunakan tenaga
kerja yang sama, kode 3 yang artinya menggunakan ruang yang sama, kode 4
yang artinya derajat hubungan pribadi/personal, kode 5 artinya derajat
hubungan kertas kerja, kode 6 yang artinya urutan aliran kerja , kode 7 yang
artinya melaksanakan kerja yang sama, kode 8 yang artinya menggunakan
peralatan yang sama, dan kode 9 yang artinya kemungkinan bau yang tidak
sedap, ribut atau kotor dll.
Aktivitas direktur dengan sekertaris mempunyai derajat hubungan
mutlak dengan kode A berwarna merah dengan alasan 1,4,5,6 yaitu
menggunakan catatan yang sama, derajat hubungan personal, derajat
hubungan kertas kerja, urutan aliran kerja dikarenakan sekertaris melakukan
perintah dari direktur dengan catatan yang sama, mengerjakan persoalan
yang sama dalam hal membantu pekerjaan dari direktur. Sekertaris dengan
manajer HRD mempunyai hubungan sangat penting dengan kode E berwarna
kuning alasan 5,6 yaitu menggunakan derajat hubungan kertas kerja, dan
urutan aliran kerja dikarenakan sekertaris mempunyai hubungan dalam hal
mengurusi berkas menajer pemasaran, melakukan koordinasi dengan manajer
HRD. Aktivitas manjer HRD dengan manajer keuangan mempunyai hubungan
sangat penting dengan kode E berwarna kuning alasan 5,6 yaitu
menggunakan derajat hubungan kertas kerja, dan urutan aliran kerja
dikarenakan manajer HRD memerlukan koordinasi kepada manager keuangan
untuk membantu perencanaan dalam hal pengambilan keputusan dalam
menentukan pasar dan nasihat keuangan. Aktivitas manajer keuangan dengan
manajer produksi mempunyai hubungan sangat penting dengan kode E
berwarna kuning alasan 5,6 yaitu menggunakan derajat hubungan kertas
kerja, dan urutan aliran kerja, dikarenakan manajer keuangan saling
berkoordinasi dengan manajer produksi untuk memastikan kesesuaian
perencanaan produksi dengan demand serta melaporkan biaya yang
dibutuhkan dalam produksi. Aktivitas manajer produksi dengan manajer
personalia mempunyai hubungan sangat penting dengan kode E berwarna
kuning alasan 5,6 yaitu menggunakan derajat hubungan kertas kerja, dan
urutan aliran kerja, dikarenakan manajer personalia membantu mengontrol
pengadaan tenaga kerja untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas.
Aktivitas manajer personalia dengan manajer pemasaran mempunyai
hubungan sangat penting dengan kode E berwarna kuning alasan 5,6 yaitu
menggunakan derajat hubungan kertas kerja, dan urutan aliran kerja,
dikarenakan manajer personalia perlu berkordinasi perihal riset pasar kepada
manajer pemasaran untuk memasarkan produk. Aktivitas manajer pemasaran
dengan staff mempunyai hubungan sangat penting dengan kode E berwarna
kuning alasan 1,5,6 yaitu menggunakan catatan yang sama, derajat hubungan
kertas kerja, urutan aliran kerja, dikarenakan manajer bertanggung jawab
untuk memimpin, mengarahkan, serta mengawasi staff dalam melakukan
pekerjaannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas staff dengan
receptionist mempunyai hubungan penting dengan kode I berwarna hijau
dengan alasan 4 yaitu derajat hubungan personal, dikarenakan staff memerlu
kan receptionist untuk melaporkan seluruh informasi yang berkaitan dengan
perusahaan.
Aktivitas receptionist dengan ruang meeting mempunyai hubungan
biasa/umum dengan kode o berwarna biru dengan alasan 7 yaitu
melaksanakan kerja yang sama, dikarenakan receptionist memerlukan ruang
meeting untuk disiapkan saat akan digunakan untuk melakukan pembahasan
antara staff dengan manajer. Aktivitas ruang meeting dengan ruang office boy
mempunyai hubungan tidak penting dengan kode U berwarna putih dengan
alasan 4,9 derajat hubungan personal, kemungkinan bau yang tidak sedap,
ribut atau kotor dll, dikarenakan aktivitas pada ruang meeting berkaitan
dengan ruang office boy sebagai tempat untuk menyiapkan konsumsi bagi
tamu atau pegawai selama meeting. Aktivitas ruang office boy dengan pantry
mempunyai hubungan biasa dengan kode O berwarna biru dengan alasan 4,8
derajat hubungan personal, menggunakan peralatan yang sama, dikarenakan
pantry merupakan tempat untuk menyediakan keperluan konsumsi untuk
tamu yang berada di loby, dan adanya peralatan yang sama seperti alat
kebersihan. Aktivitas pada pantry dengan toilet mempunyai hubungan biasa
dengan kode O berwarna biru dengan alasan 4,9 derajat hubungan personal,
kemungkinan bau yang tidak sedap, ribut atau kotor dll, dikarenakan perlu
kedekatan antara toilet dengan pantry untuk memudahkan akses cuci tangan
dan adanya kemungkinan bau yang berasal dari toilet. Aktivitas pada toilet
dengan masjid mempunyai hubungan biasa dengan kode O berwarna biru
dengan alasan 4,9 derajat hubungan personal, kemungkinan bau yang tidak
sedap, ribut atau kotor dll, dikarenakan perlu kedekatan antara toilet dengan
masjid untuk memudahkan membersihkan badan sebelum melaksanakan
ibadah dan adanya kemungkinan bau yang berasal dari toilet. Aktivitas masjid
dengan parkiran motor tidak memiliki hubungan dengan kode U berwarna
putih, begitu juga parkiran motor dengan parkiran mobil, dan parkiran mobil
dengan instalasi listrik, dengan alasan 9 kemungkinan bau yang tidak sedap,
ribut atau kotor dll. Aktivitas instalasi listrik dengan instalasi air mempunyai
hubungan penting dengan kode I berwarna hijau dengan alasan 4 yaitu derajat
hubungan personal, dikarenakan instalasi listrik berdekatan dengan instalasi
air untuk menunjang ketersediaan listrik dan air di perusahaan. Aktivitas
instalasi air dengan klinik tidak memiliki hubungan dengan kode U berwarna
putih dengan alasan 9 kemungkinan bau yang tidak sedap, ribut atau kotor dll.
Aktivitas pada klinik dengan smoking area mempunyai hubungan tidak
dikehendaki dengan kode X berwarna coklat dengan alasan 9 yaitu
kemungkinan bau yang tidak sedap, ribut atau kotor dll, dikarenakan bau asap
rokok dapat mengganggu pasien di klinik. Aktivitas pada smoking area dengan
pos security mempunyai hubungan tidak dikehendaki dengan kode X berwarna
coklat dengan alasan 9 yaitu kemungkinan bau yang tidak sedap, ribut atau
kotor dll, dikarenakan bau asap rokok dapat mengganggu kegiatan yang
dilakukan security. Aktivitas pos security dengan kantin tidak memiliki
hubungan dengan kode U berwarna putih dengan alasan 9 kemungkinan bau
yang tidak sedap, ribut atau kotor dll. Aktivitas pada kantin dengan
pembuangan limbah mempunyai hubungan tidak dikehendaki dengan kode X
berwarna coklat dengan alasan 9 yaitu kemungkinan bau yang tidak sedap,
ribut atau kotor dll, dikarenakan kegiatan yang terdapat di kantin terganggu
oleh penampungan limbah yang kotor dan bau. Aktivitas pada pembuangan
limbah dengan titik kumpul mempunyai hubungan tidak dikehendaki dengan
kode X berwarna coklat dengan alasan 9 yaitu kemungkinan bau yang tidak
sedap, ribut atau kotor dll, dikarenakan tempat awal untuk berkumpul pada
titik kumpul terganggu oleh penampungan limbah yang kotor dan bau.
Aktivitas pada titik kumpul dengan taman mempunyai hubungan biasa dengan
kode O berwarna biru dengan alasan 4 yaitu derajat hubungan personal,
dikarenakan pemandangan yang bagus pada taman dapat memberikan
kenyamanan. Aktivitas pada taman dengan loading dock mempunyai
hubungan tidak dikehendaki dengan kode X berwarna coklat dengan alasan 9
yaitu kemungkinan bau yang tidak sedap, ribut atau kotor dll, dikarenakan
pemandangan yang bagus pada taman terganggu oleh asap truk yang bau
serta keributan saat bongkar muat barang. Aktvitas loading dock dengan
ruang loker tidak memiliki hubungan dengan kode U berwarna putih dengan
alasan 9 kemungkinan bau yang tidak sedap, ribut atau kotor dll.

5.2 BLOCPLAN
Blocplan adalah sebuah program yang dikembangkan oleh Donaghey
dan Pire pada Tahun 1991 dengan mengembangkan tata ruang. Blocplan
merupakan algoritma yang digunakan untuk pemecahan masalah tata
letak fasilitas dan menangani data kuantitatif sebaik data kualitatif (Putra,
2015).
Menurut Widodo (2006) dalam (Hendri, 2017) Blocplan adalah Sistem
Fasilitas Layout yang menggunakan komputer. Program ini membentuk
dan menguji layout jenis blok, dengan menggunakan Activity Relationship
Chart (ARC), Code Score, Travel Chart dan aliran proses sebagai
inputnya. Algoritma Blocplan pada dasarnya mempunyai kelebihan
dibanding dengan metode tata letak terkomputer lainnya. Blocplan
membebani masing-masing departemen ke salah satu, dua atau tiga
bands. Dengan semua bands pada departemen tertentu, algoritma Blocplan
menghitung lebar bands tersebut dengan panjang bangunan, pertukaran
tiap departemen dapat dilakukan dengan indikasi-indikasi departemen
untuk diubah atau bisa dengan memilih automatic search agar algoritma
memunculkan suatu nomor layout spesifik. Penggunaan algoritma
perbaikan Blocplan mempertimbangkan semua pergantian departemen,
jika pergantian tersebut sudah tidak dapat menurunkan layout cost maka
akan ditampilkan Final Layout.
Pengolahan software Blocplan memerlukan langkah-langkah
pembuatan dengan benar sehingga dapat dihasilkan output yang sesuai
dengan input luas lantai serta hubungan berdasarkan activity relationship
chart, dari output blocplan tersebut dapat dilanjutkan untuk pembuatan
area allocation diagram dan template. Berikut adalah langkah-langkah
pengolahan software blocplan, output blocplan, area allocation diagram
dan template.

5.2.1 Langkah-langkah Pembuatan Blocplan


Area Allocation Diagram (AAD) dibuat berdasarkan output software
blocplan, maka dari itu diperlukan langkah-langkah pembuatan untuk
menghasilkan output yang baik. Berikut adalah langkah-langkah
pembuatan blocplan.
Langkah pertama adalah membuka software DOSBox 0.74-3. Klik
start kemudian pilih DOSBox 0.74-3 lalu tunggu beberapa saat sampai
software terbuka. menentukan data yang akan disimpan masuk ke
bagian partisi yang mana, hal tersebut dilakukan dengan menginput
MOUNT C C:\BLOCPLAN, lalu C:\ dan terakhir input BPLAN90.EXE.
Berikut gambar 5.3 merupakan tampilan DOSBox ).74-3.
Gambar 5.3 Tampilan DOSBox 0.74-3

Langkah kedua adalah menentukan dan memasukkan jumlah


departemen yang diinginkan, jumlah maksimal yang bisa dimasukkan yaitu 10
departemen. Berikut gambar 5.4 merupakan tampilan input jumlah
departemen.

Gambar 5.4 Tampilan Input Jumlah Departemen

Kemudian setelah memasukkan jumlah departemen yang diinginkan,


langkah ketiga adalah memasukkan nama-nama departemen serta luasnya.
Contoh departemen 4 dengan nama pemotongan dan luasnya yaitu 20 m².
Berikut gambar 5.5 merupakan tampilan input nama dan jarak departemen.
Gambar 5.5 Tampilan Input Nama dan Jarak Departemen

Kemudian setelah memasukkan jumlah departement yang diinginkan dan


memasukkan nama-nama departemen serta luasnya, akan terlihat output
jumlah departement beserta luas departementnya dan total luas semua
departemennya. Berikut gambar 5.6 merupakan output nama dan jarak
departemen.

Gambar 5.6 Tampilan Output Nama dan Jarak Departemen

Langkah keempat adalah memasukkan relationship chart antar


departemen, relationship chart dibuat untuk mengetahui hubungan antar
departemen. Relationship chart dimasukkan dengan simbol derajat kedekatan
seperti A,E,I,O,U,X. Berikut gambar 5.7 merupakan tampilan input relationship
chart.
Gambar 5.7 Tampilan Input Relationship Chart

Selanjutnya akan terlihat output nilai berdasarkan masukkan dari


hubungan kedekatan antar departemen yang sudah dilakukan sebelumnya.
Berikut gambar 5.8 merupakan tampilan output score relationship chart.

Gambar 5.8 Tampilan Output Score Relationship Chart.

Langkah kelima yaitu memilih ratio layout yang akan digunakan, pada
gambar 5.9 terdapat lima pilihan dengan ratio yang berbeda-beda.
Berdasarkan gambar di atas bagian yang terpilih adalah sel. 3, untuk
memilihnya lakukan input angka 3 untuk sel.3 lalu kemudian enter. Berikut
gambar 5.9 merupakan tampilan ratio layout.
Gambar 5.9 Tampilan Ratio Layout.

Langkah ketujuh yaitu memasukkan jumlah layout alternatif yang


dinginkan, pada gambar 5.10 terdapat maksimal jumlah layout alternatif yaitu
20. Berikut gambar 5.10 merupakan Tampilan Input Output Layout Alternatif.

Gambar 5.10 Tampilan Input Output Layout Alternatif

Langkah selanjutnya yaitu menentukan lokasi departemen secara


manual, dengan menentukan lokasi departemen secara manual departemen
akan terkunci pada suatu posisi yang sudah dipilih, terkunci yang dimaksud di
sini adalah departemen tidak akan berpindah-pindah posisi pada layout
apapun. Cara untuk menentukannnya input departemen yang ingin dikunci
misalkan receiving maka input 1 lalu enter dan tunggu sampai keluar output
score 20 layout. Berikut gambar 5.11 merupakan Tampilan Manually Locate
Departement.

Gambar 5.11 Tampilan Manually Locate Departement.

Langkah selanjutnya pada output score 20 layout yaitu memilih layout


terpilih untuk menjadi layout tata letak pabrik. Layout terpilih ditentukan
berdasarkan tiga hal diantaranya adj.score yaitu menunjukkan apakah
departemen-departemen yang ada saling berdekatan, semakin tinggi adj.score
mendekati 1 maka hasilnya semakin baik, R score menunjukkan efisiensi dari
tata letak yang dihasilkan, semakin tinggi R score mendekati 1 maka semakin
efisien tata letak yang dihasilkan, dan rel-dist score menunjukkan jumlah
keseluruhan dari jarak dua departemen, semakin kecil rel-dist score maka
hasilnya semakin baik. Berikut gambar 5.12 merupakan Tampilan Output Score
20 Layout.

Gambar 5.12 Tampilan Output Score 20 Layout


Langkah selanjutnya pada output 1 layout terpilih maka akan
menampilkan bagaimana pola aliran yang dihasilkan dari layout terpilih hasil
output score 20 layout. Berikut gambar 5.13 merupakan Tampilan Output 1
Layout Terpilih.

Gambar 5.13 Tampilan Output 1 Layout Terpilih

Langkah selanjutnya pada output ukuran departemen adalah output


yang menampilkan koordinat antar departemen dan ukuran panjang serta
lebar dari masing-masing departemen. Output ukuran departemen ini
berdasarkan hasil output 1 layout terpilih. Berikut gambar 5.14 merupakan
Tampilan Output Ukuran Departemen.

Gambar 5.14 Tampilan Output Ukuran Departemen.

Langkah selanjutnya pada output adjacencies satisfied ini berdasarkan


kedekatan antar departemen. Warna putih menunjukkan bahwa layout terpilih
dibuat berdasarkan ARC yang sudah dibuat sedangkan warna merah
menunjukkan ketidaksesuaian atau tidak buat berdasarkan ARC. Berikut
gambar 5.15 merupakan Tampilan Output Adjacencies Satisfied.

Gambar 5.15 Tampilan Output Adjacencies Satisfied.

5.2.2 Output Blocplan


Output Blocplan adalah hasil keluaran dari pengolahan software blocplan.
Output Blocplan menghasilkan 4 output yaitu output score 20 layout, output 1
layout terpilih, output ukuran departemen dan output adjacencies satisfied.
Berikut adalah gambar dari output score 20 layout. Berikut gambar 5.16
merupakan Output Score 20 Layout.

Gambar 5.16 Output Score 20 Layout


Berdasarkan Gambar 5.16. output score 20 layout 5 yang akan dipilih
untuk menjadi layout tata letak pabrik. Hal itu karena adj.score yang
didapat yaitu 0,60 dan mendapat peringkat 1, adj.score menunjukkan
apakah departemen-departemen yang ada saling berdekatan, semakin
tinggi adj.score mendekati 1 maka hasilnya semakin baik. Selanjutnya yaitu
layout 5 mendapatkan R score 0,97 dan mendapat peringkat 1, R score
menunjukkan efisiensi dari tata letak yang dihasilkan, semakin tinggi R score
mendekati 1 maka semakin efisien tata letak yang dihasilkan. Terakhir yaitu
layout 5 mendapatkan rel-dist score 1453 dan mendapatkan peringkat 3,
rel-dist score menunjukkan jumlah keseluruhan dari jarak dua departemen,
semakin kecil rel-dist score maka hasilnya semakin baik.
Output 1 layout terpilih adalah hasil dari pengolahan software blocplan

yang terpilih berdasarkan nilai adj.score, R score dan rel-dist score. Berikut

gambar 5.17 merupakan output 1 layout terpilih.

Gambar 5.17 Output 1 Layout Terpilih

Berdasarkan gambar output 1 layout terpilih, tampilan layout 5 dapat


dijelaskan bahwa pola alirannya yaitu Zig-zag karena bentuk dari layout 5
memiliki bentuk zig-zag. Pola ini diterapkan bilamana aliran proses cukup
panjang, untuk itu aliran bahan akan dibelokkan untuk menambah
panjangnya garis aliran yang ada dan secara ekonomis hal ini akan dapat
mengatasi segala keterbatasan dari area dan ukuran dari bangunan pabrik
yang ada.
Output ukuran departemen dari layout terpilih adalah output
yang menampilkan koordinat antar departemen dan ukuran panjang serta
lebar dari masing-masing departemen. Berikut gambar 5.18 merupakan
Output Ukuran Departemen.

Gambar 5.18 Output Ukuran Departemen

Berdasarkan gambar output ukuran departemen dari layout 5 yang


terpilih dapat diketahui panjang dan lebar serta hasil bagi antara panjang dan
lebar departemen-departemen yang ada dan pada output ini juga ditampilkan
koordinat dari setiap masing-masing departemen, koordinat ini dapat
digunakan untuk mencari jarak antar departemen.
Output adjacencies satisfied adalah output yang menampilkan hubungan-
hubungan antar departemen. Berikut gambar 5.19 merupakan Output
Adjacencies Satisfied.

Gambar 5.19 Output Adjacencies Satisfied


Berdasarkan gambar analisis output adjacencies satisfied, layout 5 dapat
dijelaskan bahwa layout dibuat berdasarkan kedekatan antar departemen,
warna putih menunjukkan bahwa layout terpilih dibuat berdasarkan ARC yang
sudah dibuat sedangkan warna merah menunjukkan ketidaksesuaian atau
tidak buat berdasarkan ARC.

5.3 Area Allocation Diagram (AAD)


Menurut Meyerz (1993) dalam (Ridwan, 2019) Area Alocation Diagram
(AAD) merupakan sebuah proses dalam penataan tata tetak fasilitas yang
lebih tepatnya yaitu mengalokasikan ruang di antara departemen, gedung
atau work station. Dalam mengalokasikan sebuah ruang, maka perancang
perlu mengetahui ruang apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah industri.
Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antar aktivitas mempengaruhi
tingkat kedekatan setiap departemen yang ada dalam suatu perusahaan.
Tujuan dari AAD adalah untuk merancang penyusunan unit-unit ruangan
yang diperlukan setiap kegiatan kerja secara menyeluruh dengan cara
seefisien mungkin. Adapun persyaratan dalam perencanaan area allocation
yaitu (Ridwan, 2019).
1. Dalam perancangan diperlukan total ukuran area.
2. Semua kebutuhan ruang setiap departemen harus dianalisis terlebih
dahulu
3. Pengalokasian ruang produksi, ruang layanan produksi, ruang
layanan karyawan, ruang kantor dan ruang area luar merupakan
suatu persyaratan dalam pembuatan suatu industri. Untuk
pengalokasiannya semua ditentukan secara terpisah dan kemudian
terdaftar pada lembar kerja.
Area Allocation Diagram atau AAD adalah gambaran hubungan antara
ruangan yang satu dengan ruangan yang lainnya. Area Allocation Diagram atau
AAD terbagi menjadi dua, yaitu AAD produksi dan AAD perkantoran. Berikut
gambar 5.20 merupakan AAD Produksi dan perkantoran PT. Darmas Cengkah
Indonesia.

Gambar 5.20 Area Allocation Diagram PT. Darmas Cengkah Indonesia

Berdasarkan Gambar 5.20. AAD Produksi dan Perkantoran PT.


Darmas Cengkah Indonesia diatas, yaitu untuk mengetahui pemanfaatan
area produksi dan area perkantoran dari hasil kesimpulan pada ARC,
dimana terdapat kepala kop pada bagian atas AAD terdapat logo
perusahaan dan nama perusahaan. Bagian tengah berisi tentang AAD dari
area produksi dan area perkantoran dengan skala yang digunakan yaitu
1:100 meter. AAD produksi memiliki 8 departemen dengan pola aliran zig-
zag dan pola layout di produksi yaitu product layout. Keterkaitan dengan
ARC yaitu sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan
sebaliknya. Kode R adalah departemen receiving atau gudang bahan baku
yang diberi warna merah mempunyai ukuran 11,7m x 6,5m, kode F1 adalah
departemen fabrikasi yang diberi warna hijau lime mempunyai ukuran 3,1m
x 6,5m, kode F2 adalah departemen pemotongan yang diberi warna biru
tua mempunyai ukuran 5,3m x 3,8m, kode F3 adalah departemen
penghalusan yang diberi warna abu-abu mempunyai ukuran 3,4m x 3,8m,
kode A adalah departemen perakitan yang diberi warna ungu mempunyai
ukuran 6,1m x 3,8m, kode C adalah departemen pengecatan yang diberi
warna biru muda mempunyai ukuran 2,7m x 4,5m, kode K adalah
departemen pengemasan yang diberi warna coklat mempunyai ukuran
2,7m x 4,5m, kode S adalah departemen shipping yang diberi warna hijau
tua mempunyai ukuran 9,4m x 4,5m. Area fasilitas dan perkantoran
terdapat kode ruang O-1 sampai kode ruang O-15 sebagai contoh ruang
direktur mempunyai kode ruang O-1. Ruangan yang telah dialokasikan
mempunyai ukuran panjang dikali lebar sebagai contoh untuk ruang
direktur yaitu ukuran panjang 5m dikali lebar 4m. ADD perkantoran
memiliki 13 ruangan yang terdiri dari ruangan direktur (O-1) dengan ukuran
Panjang 5 dan lebar 4 meter. ruangan sekertaris (O-2) dengan ukuran
Panjang 4 dan lebar 2,5 meter. ruangan manajer HRD (O-3) dengan ukuran
Panjang 4 dan lebar 2,5 meter. ruangan manajer keuangan (O-4) dengan
ukuran Panjang 4 dan lebar 2,5 meter. Ruangan manajer produksi (O-5)
dengan ukuran Panjang 4 dan lebar 2,5 meter. Ruangan manajer personalia
(O-6) dengan ukuran Panjang 4 dan lebar 2,5 meter. Ruangan manajer
pemasaran (O-7) dengan ukuran Panjang 4 dan lebar 2,5 meter. Ruangan
staff (O-8) dengan ukuran Panjang 12 dan lebar 6 meter. Ruangan
receptionist (O-9) dengan ukuran Panjang 5 dan lebar 4 meter. Ruangan
meeting (O-10) dengan ukuran Panjang 7 dan lebar 7 meter. Ruangan office
boy (O-11) dengan ukuran Panjang 3 dan lebar 2 meter. Ruangan pantry (O-
12) dengan ukuran Panjang 4 dan lebar 2 meter. Toilet (O-13) dengan
ukuran Panjang 2 dan lebar 2 meter. Sehingga total ukuran perkantoran
dengan Panjang 26 dan lebar 18,5 meter. Bagian bawah AAD terdapat
sebuah rangkuman mengenai kode yang dimiliki setiap ruang.

5.4 Template
Menurut Wignjosoebroto (2009) dalam (Ridwan, 2019) Template
merupakan suatu gambaran yang lebih jelas berupa layout yang telah
dirancang serta dibentuk dalam 2D yang kemudian terdapat objek fisik
berupa fasilitas pabrik. Ada dua keuntungan menggunakan template yaitu :
1. Mempermudah dalam mengatur tata letak serta penyusunan alternatif
yang lebih baik.
2. Pembuatan template mempermudah dalam proses analisa maupun
pengamatan berdasarkan layout yang dirancang.
Pembuatan template dibagi menjadi 2 yaitu pembuatan template
untuk 2D dan 3D. Berikut adalah gambar template 2D serta 3D dari PT.
DARMAS CENGKAH INDONESIA yang sudah dibuat.

5.4.1 Template 2D
Template 2D merupakan suatu gambaran yang lebih jelas berupa
layout yang telah dirancang. Informasi yang dapat dilihat pada Template
adalah Tata letak kantor dan peralatannya, tata letak pelayanan yang ada
di pabrik, seperti mushola, jalan, tempat parkir kendaraan bermotor,
gudang, tata letak bagian produksi, misalnya seperti receiving, pabrikasi,
assembling, shipping, aliran setiap material, mulai dari receiving hingga
shipping Berikut gambar 5.21 merupakan Template 2D PT. Darmas Cengkah
Indonesia.

Gambar 5.21 Template 2D PT. DARMAS CENGKAH INDONESIA


Berdasarkan template 2D diatas, bagian atas gambar template terdapat
logo perusahaan beserta nama perusahaan yaitu PT. DARMAS CENGKAH
INDONESIA dan judul dari template yaitu Template 2D PT. DARMAS CENGKAH
INDONESIA. Template 2D merupakan suatu gambaran yang lebih jelas dari tata
letak pabrik yang akan dibuat dan merupakan gambaran detail dalam bentuk
2D. Template 2D ini menggunakan skala 1:50 dengan satuan meter, pada
bagian kiri atas template menjelaskan bagian produksi. Bagian produksi
menggunakan pola zig-zag untuk mengatasi segala keterbatasan dari area dan
ukuran dari bangunan pabrik yang ada. Bagian produksi terdiri dari ruang
receiving digunakan untuk menyimpan material komponen utama dan
komponen tambahan yang dilambangkan R dengan warna merah, ruang meja
fabrikasi digunakan untuk mengukur komponen sesuai dengan ukuran yang
telah ditetapkan yang dilambangkan F1 dengan warna lime, ruang
pemotongan digunakan untuk memotong komponen sesuai dengan ukuran
yang telah ditetapkan yang dilambangkan F2 dengan warna biru tua, ruang
penghalusan digunakan untuk menghaluskan komponen sebelum komponen
dirakit agar komponen yang akan dirakit halus dan tidak menimbulkan iritasi
bagi pengguna produk yang dilambangkan F3 dengan warna abu-abu, ruang
perakitan digunakan untuk merakit komponen agar menjadi produk jadi yaitu
Rak Kosmetik yang dilambangkan A dengan warna ungu, ruang pengecatan
digunakan untuk mengecat produk jadi yang dilambangkan C dengan warna
cyan, ruang pengemasan digunakan untuk mengemas produk jadi supaya
produk jadi tetap aman sampai ke tangan konsumen yang dilambangkan K
dengan warna coklat dan ruang shipping digunakan untuk menyimpan produk
jadi sebelum produk dipasarkan yang dilambangkan S dengan warna hijau tua.
Bagian atas sebelah kanan yang berwarna kuning adalah bagian
perkantoran. Bagian perkantoran terdiri dari ruangan direktur yang
dilambangkan O-1, ruang sekertaris dilambangkan O-2, ruang manajer HRD
yang dilambangkan O-3, ruang manajer keuangan yang dilambangkan O-4,
ruang manager produksi yang dilambangkan O-5, ruang manajer personalia
yang dilambangkan O-6, ruang manajer pemasaran yang dilambangkan O-7,
ruang staff yang dilambangkan O-8, ruang receptionist & lobby yang
dilambangkan O-9, ruang meeting yang dilambangkan O-10, ruang office boy
yang dilambangkan O-11, pantry yang dilambangkan O-12 dan toilet
dilambangkan O-13,
Warna hitam adalah jalanan yang menghubungkan antar area. Jalanan
dimulai dari gerbang masuk melewati area fasilitas perusahaan hingga
memutar melewati area perkantoran. Bagian bawah sebelah kiri template
menjelaskan bagian fasilitas kantor yang terdiri dari toilet yang
dilambangkan F-1, masjid yang dilambangkan F-2, instalasi air yang
dilambangkan F-6, smoking area yang dilambangkan F-8, pos security yang
dilambangkan F-9, kantin yang dilambangkan F-10, taman yang dilambangkan
F-13, ruang loker yang dilambangkan F-15 dan loading dock yang dilambangkan
F-14. Bagian tengah atas diantara area produksi dan area perkantoran terdapat
klinik yang dilambangkan F-7 dan pembuangan limbah yang dilambangkan F-11.
Bagian bawah sebelah kanan menjelaskan parkiran motor yang dilambangkan
F-3, parkiran mobil yang dilambangkan F-4, instalasi listrik yang dilambangkan
F-5, instalasi listrik yang dilambangkan F-5 dan titik kumpul yang dilambangkan
F-12.

5.4.2 Template 3D
Template 3D merupakan suatu gambaran nyata dari tata letak pabrik
yang akan dibuat dan merupakan gambaran detail dalam bentuk 3D.
Template 3D PT. DARMAS CENGKAH INDONESIA terdiri dari template 3D
tanpa atap dan template 3D dengan atap. Berikut gambar 5.22
merupakan template 3D tanpa atap PT. DARMAS CENGKAH INDONESIA.
Gambar 5.22 Template 3D Tanpa Atap PT. Darmas Cengkah Indonesia

Template 3D tanpa atap merupakan suatu gambaran nyata dari tata letak
pabrik yang telah dibuat dalam bentuk 3D, pada template 3D tanpa atap ini
ditampilkan secara detail ruangan-ruangan yang terdapat pada PT. DARMAS
CENGKAH INDONESIA mulai dari area produksi, area perkantoran, parkiran

mobil dan motor, masjid, tempat pembuangan limbah, instalasi listrik, instalasi
air, toilet, klinik, kantin, smoking area, titik kumpul dan sampai pos sekuriti
tanpa harus terhalangi oleh bagian atap ruangan.
Template 3D dengan atap merupakan suatu gambaran nyata dari tata
letak pabrik yang akan dibuat dan merupakan gambaran detail dalam bentuk
3D dengan menambahkan atap pada semua ruangannya. Berikut gambar 5.23
merupakan template 3D dengan atap PT. DARMAS CENGKAH INDONESIA.

Gambar 5.23 Template 3D Dengan Atap PT. DARMAS CENGKAH INDONESIA

Berdasarkan template 3D dengan atap di atas ditampilkan secara detail


ruangan-ruangan yang terdapat pada PT. DARMAS CENGKAH INDONESIA mulai
dari area perkantoran, area produksi, parkiran, masjid, tempat pembuangan
limbah, instalasi listrik, instalasi air, toilet, klinik, kantin, smoking area, titik
kumpul dan sampai pos satpam dengan menambahkan atap pada masing-
masing ruangan, pada template ini dapat dilihat terdapat banyak perbedaan
jenis atap yang digunakan pada setiap masing-masing ruangan, contohnya
terdapat penutup ruangan yang menggunakan kaca dan tembok serta
terdapat atap ruangan yang menggunakan genteng.

Anda mungkin juga menyukai