L A POR AN
TAHUNAN
Dengan mengucap Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT, dan atas Rahmat, Taufiq dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Pengawasan Obat dan makanan di
Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang tersusun dalam bentuk Laporan Tahunan Balai
Besar POM di Makassar Tahun 2019. Laporan Tahunan Balai Besar POM di Makassar
merupakan juga salah satu wujud pertanggungjawaban Balai Besar POM di Makassar dalam
pelaksananaan anggaran pemerintah.
Balai Besar POM di Makassar untuk mewujudkan Visi dan Misi Badan POM, melakukan
pengawasan pre-market antara lain dalam rangka sertifikasi produk dan pengawasan post-
market dengan cara pengambilan sampel dan pengujian laboratorium produk obat dan
makanan yang beredar, inspeksi cara produksi dan distribusi dalam rangka pengawasan
implementasi Cara Produksi dan Cara Distribusi yang baik, pengawasan iklan dan
penandaan, serta investigasi awal dan penyidikan berbagai kasus tindak pidana bidang obat
dan makanan.
Disamping itu, juga dilakukan pemberdayaan masyarakat, baik yang dilakukan Balai Besar
POM di Makassar sendiri maupun bermitra dengan pemangku kepentingan. Pengawasan
oleh masyarakat merupakan salah satu pilar dari 3 pilar pengawasan, karena masyarakat
yang cerdas akan mampu melindungi dirinya sendiri serta mampu memilih obat dan
makanan yang memenuhi syarat dan sesuai dengan kebutuhannya.
i
Balai Besar POM di Makassar memperkuat kerjasama lintas sector baik pemerintah dan
swasta serta meningkatkan peran masyarakat dalam pengawasan Obat dan Makanan
terutama produk ilegal dan produk yang tidak memenuhi syarat keamanan, kemanfaatan dan
mutu yang berisiko terhadap kesehatan.
Selain itu, Balai Besar POM di Makassar secara konsisten melakukan continuous
improvement di berbagai bidang antara lain meningkatkan kualitas pelayanan publik,
manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penguatan system pengawasan, penataan
manajemen sumber daya manusia dan peningkatan akuntabilitas kinerja sebagai
implementasi program reformasi birokrasi pemerintah yang bertujuan menciptakan tata
kelola pemerintahan yang lebih baik menuju good governance dan clean government.
Adapun tantangan yang di hadapi merupakan dinamika yang tidak bisa di hindari, meskipun
segala upaya maksimal tetap harus dilakukan untuk membenahi hal-hal yang dianggap
kurang.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Balai Besar POM di
Makassar serta mitra kerja yang telah bekerja sama dan mendukung pelaksanaan tugas-
tugas pengawasan Obat dan Makanan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dalam upaya
melindungi masyarakat terhadap peredaran obat dan makanan yang tidak memenuhi
persyaratan keamanan, manfaat/khasiat dan mutu. Serta ucapan terimakasih kepada tim
penyusun yang telah bekerja keras menyelesaikan Laporan Tahunan 2019.
Semoga Laporan Tahunan 2019 ini bermanfaat bagi peningkatan kinerja di masa
mendatang.
WassalamuAlaikumWarahmatullahi Wabarakaatuh.
Makassar, 10 Februari 2020
ii
TIM PENYUSUN
: Kamaruddin, SE
iii
DAFTAR ISI
iv
Profil Kemampuan Kerja TenagaPenguji ................................... 17
Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian ............................. 21
Jumlah ruang lingkup dan peta kemampuan pengujian ............. 18
Pelatihan Uji Profisiensi ............................................................. 20
Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian Sesuai Standar
Minimal Laboratorium..................................................... 20
Daftar Inventaris Kantor Balai Besar POM di Makassar
Tahun 2019 .............................................................................. 27
Daftar Inventaris Kantor Loka POM di Palopo
Tahun 2019 .............................................................................. 32
Sertifikasi/Akreditasi/Penghargaan .......................................... 33
Kerjasama berupa Kesepakatan (MOU) ................................. 33
Pengadaan Barang/Jasa ......................................................... 34
Anggaran ................................................................................ 34
v
Program Intervensi Pangan Jajanan Anak Sekolah ................. 70
Pemetaan Kasusu Keracunan ................................................. 72
Survey Kepuasan Masyarakat ................................................. 74
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Balai Besar POM di Makassar merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan
POM RI di Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas
dan fungsi antar UPT BPOM, Kepala Badan menunjuk Balai Besar POM di Makassar untuk
mengkoordinasikan Loka POM di Kota Palopo. Hal ini tercantum dalam Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan..
Untuk itu, pada tahun 2019 Badan POM melakukan penguatan kelembagaan yang
ditandai dengan pembentukan Deputi Bidang Penindakan, Inspektorat Utama, serta Kantor
POM di 40 Kabupaten/Kota untuk memperkuat dan mendekatkan pengawasan hingga pelosok
nusantara.
Salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan POM RI adalah Balai Besar Pengawas Obat
dan Makanan Provinsi Sulawesi Selatan yang berkedudukan di Makassar, yang mempunyai
tugas tugas melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang pengawasan Obat dan
Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Obat dan Makanan adalah
Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, Zat Adiktif, Obat Tradisional, Suplemen
Kesehatan, Kosmetik, dan Pangan Olahan.
Sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 12 Tahun
2019 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di Lingkungan Badan
Pengawas Obat Dan Makanan
1
TUGAS POKOK
FUNGSI
2
B. VISI DAN MISI BADAN POM
Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing
Bangsa
C. BUDAYA ORGANISASI
PROFESIONAL
Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan,
komitmen yang tinggi.
INTEGRITAS
Konsistensidanketeguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur dan keyakinan.
3
KREDIBILITAS
Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional, dan
internasional.
KERJASAMA TIM
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya, dan komunikasi yang baik.
INOVATIF
Mampu melakukan pembaruan dan inovasi-inovasi sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi terkini.
RESPONSIF/CEPAT TANGGAP
Antisipatif dan responsive dalam mengatasi masalah
D. KEGIATAN UTAMA
4
11. Pembinaan implementasi keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
(PJAS) di Provinsi
12. Pengawasan produk pangan fortifikasi
13. Usaha pangan (Usaha Mikro Kecil dan Menengah/UMKM) yang
diintervensi keamanan pangan
14. Sampel obat, obat bahan alam, kosmetik dan suplemen kesehatan yang
diuji dengan parameter kritis.
15. Penyediaan alat laboratorium
16. Penguatan kelembagaan pengawasan obat dan makanan di
Kabupaten/Kota
17. Pengawasan sarana distribusi obat dan sarana pelayanan kefarmasian
(saryanfar)
18. Sekolah yang diintervensi keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
(PJAS)
5
BAB II
KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN
2. Jumlah Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 21 Kabupaten dan 3 Kota. Sesuai dengan
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2018 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di Lingkungan Badan Pengawas
Obat dan Makanan bahwa :
6
a. Balai Besar POM di Makassar memiliki 17 wilayah kerja yang terdiri
dari 15 kabupaten dan 2 kota
b. Kantor Loka POM di Palopo memiliki 7 wilayah kerja yang terdiri dari 6
kabupaten dan 1 kota
7
•Kota Makassar
•Kabupaten Bone
•Kabupaten Gowa
•Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
•Kabupaten Bulukumba
•Kabupaten Maros
Balai Besar •Kabupaten Sidenreng Rappang
•Kabupaten Soppeng
POM di •Kabupaten Wajo
•Kabupaten Selayar
Makassar •Kabupaten Pinrang
•Kabupaten Sinjai
•Kabupaten Bantaeng
•Kabupaten Jeneponto
•Kabupaten Barru
•Kabupaten Takalar
•Kota Pare-Pare
•Kota Palopo
•Kabupaten Luwu
Loka POM •Kabupaten Luwu Utara
•Kabupaten Tana Toraja
di Palopo •Kabupaten Toraja Utara
•Kabupaten Luwu Timur
•Kabupaten Enrekang
8
4. Lama waktu perjalanan ke wilayah kerja
Jarak tempuh melalui darat paling jauh membutuhkan waktu 6 jam dari ibu kota
propinsi ke kabupaten Luwu Timur (282 km) dan jarak terdekat dengan waktu
tempuh 1 jam dar ibu kota propinsi ke kabupaten Gowa (26 km)
2. Kabupaten Gowa 11 1
3. Kabupaten Pangkajene 51 3
dan Kepulauan
4. Kabupaten Bulukumba 153 5
5. Kabupaten Maros 30 2
9
17. Kabupaten Luwu 326 8,5
10
10. Jumlah Industri Kosmetik 22
11. Jumlah Industri Pangan 220
12. Jumlah Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) 1998
13. Jumlah Pedagang Besar Farmasi (PBF) 107
14. Jumlah Apotek 1552
15. Jumlah Toko Obat 153
16. Jumlah Jumlah Instalasi Sediaan Farmasi/Instalasi 20
Farmasi Pemerintah (IFP)
17. Jumlah Rumah sakit 110
18. Jumlah Puskesmas 455
19. Jumlah Klinik 92
20. Jumlah Lain-lain (Praktek Dokter dan Bidan) -
21. Jumlah fasilitas Distribusi Obat Tradisional 558
22. Jumlah Fasilitas Dsitribusi Suplemen Kesehatan 254
23. Jumlah Fasilitas Distribusi Kosmetik 917
24. Jumlah Fasilitas Distribusi Pangan Olahan 1116
25. Jumlah Sekolah Dasar (SD) 6156
26. Jumlah Murid Sekolah Dasar (SD) 848.163
11
Pos Jaga 486 m2
Lab. Pengujian Mikrobiologi 1.359,56 m2
Aula Peruntukan Gedung Laboratorium
Mikrobiologi (2 lantai) 71 m2
855 m2
Ruang Reagensia
Ruang Kepala Balai dan Lab. Pengujian 10,5 m2
Pangan & BB
Gudang Sitaan
d. Rumah Dinas : -
12
5. Toyota Innova V A/TLuxury 2013 2013 1 unit
Jumlah Pegawai Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Makassar per 31
Desember 2019 adalah 125 orang dengan rincian sebagai berikut :
13
b. Umur dan Golongan
II III IV Jumlah
Umur
a b c d a b c d a b c d
1 <25 - - - - - - - - - - - - -
2 25 - 35 - - 1 0 8 6 3 - - - - - 18
3 36 - 45 - - 0 1 1 9 10 12 7 - - - 40
4 46 - 55 - - - - - 4 12 14 16 5 1 - 52
5 > 55 - - - - - - - 3 6 6 - - 15
TOTAL - - - 1 1 9 19 25 29 29 11 1 125
c. Jenis Pendidikan
SLTA
S1 S1 D3 SLTA
No Unit Kerja S2 Apt D1 Keju
Bio Lain Farm Umum
Ruan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Kepala 1 - - - - - - -
2 Bagian TU 3 1 - 13 - - 1 -
3 Bidang Pengujian 11 19 - 15 3 - - 5
4 Bidang 2 20 - 4 - - - 2
Pemeriksaan
5 Bidang 1 2 1 6 - - - -
Penindakan
6 Bidang Informasi 2 8 - - - - - 5
dan Komunikasi
TOTAL 20 50 1 38 3 - 1 12
14
Lingkungan Internal Loka POM di Palopo
Kantor operasional Loka POM di Kota Palopo sampai dengan Desember tahun 2019
masih berstatus kontrak dengan luas tanah 160 m2 dan luas bangunan 256 m2.
Rumah dinas untuk Kepala Loka POM di Kota Palopo juga masih berstatus kontrak.
o Sarana Komunikasi
o Kendaraan
Jumlah Pegawai di Loka POM di Kota Palopo per 31 Desember 2019 adalah 24
orang yang terdiri dari 4 orang ASN, 12 CASN dan 8 orang non ASN, dengan
rincian sebagai berikut :
15
a. Berdasarkan Umur dan Golongan
16
b. Berdasarkan Pendidikan
Selama Tahun 2019 personil BBPOM di Makassar dan Loka POM di Palopo
telah dilibatkan secara merata di setiap bidang pada pelatihan teknis,
Bimbingan Teknis/Penataran dan Seminar / Workshop / Sosialisasi yang
dilaksanakan sebagai kegiatan terpadu dengan pusat dan lintas sektor maupun
yang dilaksanakan secara mandiri oleh Balai.
Kepala Seksi
1 orang
(Sturktural)
PFM Madya 6 orang
PFM Muda 14 orang
PFM Pertama 6 orang
PFM Penyelia 2 orang
PFM Pelaksana 1 orang
Lanjutan
Fungsional Umum 5 orang
Total 35 orang
17
Jumlah sampel yang diuji sebanyak 2803 sampel dengan tenaga penguji sebanyak
35 orang. Sehingga rata-rata pengerjaan sampel uji adalah sebanyak ±. 80 sampel
perorang pertahun.
Kepala Seksi
1 orang
(Sturktural)
PFM Madya 2 orang
PFM Muda 4 orang
PFM Penyelia 1 orang
PFM Pelaksana 1 orang
Lanjutan
Fungsional Umum 2 orang
Total 11 orang
Jumlah sampel yang diuji sebanyak 2310 sampel dengan tenaga penguji sebanyak
11 orang. Sehingga rata–rata pengerjaan sampel uji adalah sebanyak ± 210
sampel perorang pertahun.
4. Kosmetik 92 75 81,2
6. Mikrobiologi 56 43 76,8
Rata-rata 75,11
18
b. Persentase Pemenuhan Standar Peralatan
1. Teranokoko 81,5
2. Pangan 86,7
3. Mikrobiologi 82,3
Rata-rata 83,5
2. Peralatan 76,90
3. Kompetensi 83,50
19
m. Pelatihan Uji Profisiensi
Penyeleng
Bidang / Judul Uji Waktu
No gara Hasil
Laboratorium Profisiensi Pelaksanaan
(Provider)
PPPOMN 12
Penetapan Kadar
September -
1 Haloperidol Inlier
25 Oktober
Bidang Dalam Tablet
2019
Pengujian
Kimia / Lab. PPPOMN 25
Obat Napza Penetapan Kadar September
2 Simvastatin 2019 - Outlier
Dalam Tablet 1 November
2019
Jumlah Kondisi
Tahun Standar
No Nama Alat Jumlah
pengadaan Minimum Rusak Rusak
Baik
Lab ringan berat
Timbangan
2
Semimikro 2009 1 1 0 0 1
20
2009;2012;
3 Timbangan Analitik
2018 4 4 0 0 4
Timbangan Top
4
Loading 2012 2 2 0 0 2
Spektrofotometer
5
UV- VIS 2007 1 1 0 0 1
2007;2012;2
6 KCKT/UHPLC/UPLC
013 4 4 0 0 4
- Detektor UV 2007;2012 3 3 0 0 3
- Detektor
Fluoresen 2013 1 1 0 0 1
- Detektor ELSD 0 0 0 0 0
- Detektor MS 0 0 0 0 0
LCMS/MS Triple
7
Quadrupole 2012 1 1 0 0 1
Dissolution Tester
(ditambah 1 media
8
mate 20 L dan 1
autosampler) 0 0 0 0 0
Karl Fisher
9
(AutoTitrator) 0 0 0 0 0
10 GC 2012 1 1 0 0 1
11 GCMS 0 0 0 0 0
12 GCMSMS 0 0 0 0 0
21
13 AAS 2007; 2017 2 1 0 1 1
14 Disintegration Tester 0 0 0 0 0
TLC System (
Automatic TLC
System, Automatic
Developing
15
Chamber/ADC,
Scanner, TLC
Documentation
System) 0 0 0 0 0
16 Potensiometer 0 0 0 0 0
Fluormeter /
Elektroda Ion
17
Selektif untuk
penetapan Fluor- 0 0 0 0 0
18 pH meter 2012 2 2 0 0 2
19 Polarimeter 0 0 0 0 0
20 Refractrometer 0 0 0 0 0
Automatic
21
Destilation unit 2012 1 1 0 0 1
Protein / Nitrogen
22
Analyzer 2017 1 1 0 0 1
23 FT-IR 0 0 0 0 -
ELISA Reader +
25
Washer 2015 1 1 0 0 1
22
26 ICPMS 2018 1 1 0 0 1
27 Autoklaf 2017 4 3 0 1 4
30 Inkubator CO2 - 0 0 0 0 0
Automatic Zone
31
Reader 2009 1 1 0 0 1
33 Centrifuge 2012 2 2 0 0 2
34 Conductivity meter
Deep Freezer (-
36
70oC) 2017 1 1 0 0 1
37 Desikator
Inkubator 32,5 +
43
2,5oC 2012 1 1 0 0 1
23
47 Inkubator 55oC 2006 1 1 0 0 1
Lemari Asam
49
(portable) 2018 1 1 0 0 1
Lemari Pendingin
50
(2-8oC) - 4 3 0 1 4
51 Mikro pipettor 0 0 0 0 0
52 Ukuran 1-10 µl 5 5 0 0 5
53 Ukuran 10-200 µl 12 12 0 0 12
54 Ukuran 100-1000 µl 9 9 0 0 9
55 Mikroskop binokuler 1 0 0 1 1
56 Ose jarum 0 0 0 0 0
58 Oven 180 oC 2 1 0 1 2
59 Oven 250 oC 1 1 0 0 1
Particle Counter
dilengkapi dengan
60 pengukur velocity,
suhu dan
kelembaban 2009 1 1 0 0 1
61 Pembakar bunsen 5 5 0 0 5
62 Penangas Air 2 2 0 0 2
Penangas air +
63
shaker 1 1 0 0 1
64 pH meter 2012 1 1 0 0 1
24
66 Stomaker 2006 2 2 0 0 2
Timbangan Top
68
Loading 2004 3 3 0 0 3
71 Vortex mixer 9 6 3 0 9
Membrane Filtration
73 Devices for Close
System (Steritest) 1 1 0 0 1
Water circulating
74
bath 0 0
Rapid identification
75
system 2019 1 1 0 0 1
Isolator/fasilitas
77 untuk pengujian
steril 1 1 0 0 1
Spectrofotometer
79
DNA 2014 1 1 0 0 1
Elektroforesis
80
agrosa horisontal 2014 3 2 1 0 3
Gel Documentation
81
System 2016 1 1 0 0 1
82 Timbangan analitik -
25
Biological safety
83
cabinet class II B -
85 Thermo shaker
86 Refrigerator 2019 4 4 0 0 4
87 Frezeer 2016 2 1 0 1 2
Refrigerated
88
Sentrifus 2012 1 1 0 0 1
89 Sentrifus 15/50 ml - 1 1 0 0 1
90 Spin down - 1 1 0 0 1
91 Vacuum pump - 3 2 1 0 3
92 Vacuum manifold - 1 1 0 0 1
Rotary/Shaker
93
incubator -
94 Vortex 2019 5 4 0 1 5
Mikropipet 200 -
95
1000 µl - 0 0 0 0 0
Mikropipet 20 - 200
96
µl - 0 0 0 0 0
97 Mikropipet 1 - 20 µl - 0 0 0 0 0
Mikropipet 0,5 - 10
98
µl - 0 0 0 0 0
99 Mikropipet stand - 4 4 0 0 4
100 Multipetter - 0 0 0 0 0
Mikropipet 12
101
channel - 0 0 0 0 0
26
102 Mikropipet 8 channel 2017 1 1 0 0 1
107 Blender 0 0 0 0
Portable
108
Dehumidifier 2017 5 5 0 0 5
UPS (Uninteruptible
109
Power Supply) 2019 1 1 0 0 1
Digital Thermometer
110
with thermocouple 2016 4 4 0 0 4
KONDISI
NO. NAMA BARANG JUMLAH KET.
BAIK RUSAK
1 2 3 4 5 6
4 Anti Virus 7 0 7
5 Amplifier 2 0 2 -
6 Baggage Trolly 6 0 6 -
27
7 Brandkas 2 0 2 -
8 Buku lainnya 79 0 79 -
9 Camera Digital 6 0 6 -
10 Camera Video 2 0 2 -
11 CCTV 10 0 10 -
13 Dispenser 11 0 11 -
14 Exhause Fan 7 0 7 -
15 External 4 0 4 -
16 Facsimile 3 0 3 -
18 Freezer 2 0 2
20 Gordyin kray 2 0 2 -
21 Genset 1 0 1 -
22 Handy Cam 3 0 3 -
23 Jam Elektronik 2 0 2 -
25 Kipas Angin 2 0 2 -
27 Lap Top 76 4 80 -
28 LCD 4 0 4 -
29 LCD Monitor 2 0 2 -
30 Lemari Besi/Metal 64 0 64 -
31 Lemari Display 2 0 2 -
32 Lemari Es 30 0 30 -
28
33 Lemari Kayu 41 0 41 -
34 Lemari Penyimpan 5 0 5 -
36 Lemari Bufet 1 0 1 -
37 Lemari Pajangan 0 0 0 -
39 Locker 29 0 29 -
40 Loudspeaker 30 0 30 -
45 Meja Komputer 25 0 25 -
46 Meja Marmer 1 0 1 -
47 Meja Rapat 32 0 32 -
48 Meja Resepsionis 5 0 5 -
49 Meja Makan 1 0 1 -
50 Mesin air 1 0 1
52 Mesin barcode 5 0 5 -
53 Mesin Cuci 2 0 2 -
29
58 Microphone 5 0 5 -
60 Mini Komputer 2 0 2 -
62 Note Book 4 0 4 -
65 Pesawat Telephone 5 0 5 -
66 Pistol 1 0 1 -
67 Pompa air 1 0 1 -
69 Rak Besi 52 0 52 -
70 Rak Kayu 7 0 7 -
71 Rak sepatu 9 0 9 -
72 Rak-rak penyimpan 5 0 5 -
73 Reach In Frezzer 2 0 2 -
74 Rice Cooker 1 0 1 -
75 Router 1 0 1 -
77 Server 2 0 2 -
78 Sice 10 0 10 -
79 Slide Projector 1 0 1 -
80 Sound System 3 0 3 -
81 Stabilisator 11 0 11 -
30
82 Stationary Water Pump 2 0 2 -
84 Storage Sheiving 0 0 0 -
85 Tabung Gas 1 0 1 -
87 Tangga Aluminium 0 0 0 -
89 Telephone (PABX) 1 0 1 -
90 Televisi 9 2 11 -
91 Tempat sampah 12 0 12 -
93 Tustel 8 0 8 -
94 Trolley 3 0 3
96 Video Cassette 1 0 1 -
97 Video Conference 1 0 1 -
98 Wireless 9 0 9 -
100 Karpet 1 0 1 -
101 UPS 31 0 31 -
31
b. Loka POM di Palopo
KONDISI
NO. NAMA BARANG JUMLAH KET.
BAIK RUSAK
1 2 3 4 5 6
1 Meja 1 Biro 1 0 1 -
2 Meja ½ Biro 12 0 12 -
3 Meja Rapat 1 0 1 -
6 Lemari Dokumen 1 0 1 -
7 AC 1 PK 4 0 4 -
9 LCD 1 0 1 -
10 Screen Proyektor 1 0 1 -
11 Dispenser 1 0 1 -
12 Kursi Kantor 7 0 7 -
13 Sofa 1 0 1 -
14 PC Unit 3 0 3 -
15 Printer 1 0 1 -
16 Kamera Digital 1 0 1 -
17 Printer 3 0 3 -
32
p. Sertifikasi/Akreditasi/Penghargaan
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan mendapatkan sertifikat Akreditasi dari :
33
r. Pengadaan Barang/Jasa
1. 332.424.000 298.328.910
Makanan/Minuman PDTT
34
b. Penerimaan PNBP Tahun 2019
35
BAB III
JUMLAH MS TMS
SAMPEL
36
1.2. Pengawasan Sarana Produksi Produk Terapetik / Obat
Sampai dengan tahun 2019 di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar
dan Loka POM di Palopo tidak terdapat sarana produksi produk terapetik /
obat(pabrik obat).
1.3. Pengawasan Sarana Distribusi Produk Terapetik / Obat
Pada tahun 2019 dilakukan pemeriksaan terhadap sarana distribusi produk
farmasi, utamanya untuk menjamin kepatuhan implementasi Cara Distribusi
Obat yang Baik (CDOB). Pemeriksaan terhadap sarana distribusi ini meliputi :
37
2) Apotek
Pada tahun 2019 juga dilakukan Pengawasan kepatuhan terhadap CDOB
terhadap sejumlah apotek yang terdapat di wilayah kerja:
a. Balai Besar POM di Makassar terdapat sarana apotek sebanyak 1514
sarana diantaranya telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 443 sarana
apotek dimana 156 sarana Memenuhi Ketentuan (MK) dan 287 sarana
masih Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK).
b. Loka POM di Palopo terdapat sarana apotek sebanyak 229 sarana
diantaranya telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 49 sarana apotek
dimana 5 sarana telah MK dan 44 sarana masih TMK.
38
3) Toko Obat (TO)
Badan POM juga melakukan pemeriksaan terhadap salah satu sarana yang
juga menyalurkan produk terapeutik/obat yaitu Toko Obat Berizin (TO).
Jumlah sarana Toko Obat di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar
dan Loka POM di Palopo sebanyak 209 sarana Toko Obat, dimana telah
dilakukan pemeriksaan, yaitu :
a. 28 sarana di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar dengan hasil
12 sarana MK dan 16 sarana TMK
b. 6 sarana di wilayah kerja Loka POM di Palopo dengan hasil 0 sarana MK
dan 6 sarana TMK
39
Temuan hasil pemeriksaan terhadap sarana IFK/IFRS/GFK yaitu antara
lain tidak dilakukan pengendalian suhu pada tempat penyimpanan obat,
administrasi tidak tertib
5) Rumah Sakit
Pengawasan kepatuhan terhadap CDOB pada tahun 2019 juga dilakukan
pada rumah sakit yang ada di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar
dan Loka POM di Palopo sebanyak 110 sarana, dengan hasil :
a. 57 sarana di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar dengan hasil
31 sarana MK dan 26 sarana TMK
b. 8 sarana di wilayah kerja Loka POM di Palopo dengan hasil 2 sarana
MK dan 6 sarana TMK
Hasil temuan pengawasan terhadap sarana Rumah Sakit beragam yaitu
Faktur pengadaan obat dan napza diarsipkan belum dipisahkan,
penyimpanan obat di gudang tidak teratur karena ruang sempit tidak sesuai
dengan kapasitas, Surat pesanan tidak diarsipkan berdasarkan nomor urut
dan tanggal pemesanan, dan administrasi tidak tertib
6) Puskesmas
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar dan
Loka POM di Palopo sebanyak 455 sarana, dimana diantaranya telah
dilakukan pemeriksaan sebanyak 92 sarana (20 %), dengan hasil :
a. 79 sarana di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar dengan hasil
28 sarana MK dan 51 sarana TMK
b. 13 sarana di wilayah kerja Loka POM di Palopo dengan hasil 0 sarana
MK dan 13 sarana TMK
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, temuan-temuan umumnya
disebabkan karena penyimpanan obat tidak sesuai dengan kriteria
penyimpanan obat terutama terhadap pengelolaan vaksin yang tidak
40
didukung dengan fasilitas penyimpanan yang tidak menjamin mutu vaksin
dan administrasi yang tidak tertib
2. Pengawasan NAPZA
2.1. Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus NAPZA dari POLRI
Pada tahun 2019 Balai Besar POM di Makassar tidak melakukan pengujian
Barang Bukti kasus NAPZA dari POLRI.
2.2. Pengujian Kadar Nikotin dan Tar Pada Rokok
Pada tahun 2019 Balai Besar POM di Makassar tidak melakukan , pengujian
kadar nikotin dan tar pada rokok
2.3. Pengawasan Sarana Produksi NAPZA
Di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar sampai dengan tahun 2019
belum terdapat sarana produksi NAPZA, oleh karenanya perkuatan
pengawasan NAPZA dilakukan hanya melalui pengawasan sarana distribusi
NAPZA bekerja sama dengan Lintas Sektor.
41
3.2. Pengawasan Sarana Produksi obat tradisional
Pengawasan sarana produksi obat tradisional pada tahun 2019 telah
dilakukan terhadap 1 sarana dimana di antaranya 1 sarana MK, dan 0 sarana
TMK.
61
125
MK TMK
42
4.2 Pengawasan Sarana Produksi Suplemen Kesehatan
Sampai dengan Tahun 2019 ini, belum terdapat sarana produksi Sumplemen
Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar, sehingga
pengawasan keamanan, mutu dan manfaatannya hanya dilakukan melalui
sarana distribusi dan sampling produk.
4.3 Pengawasan Sarana Distribusi Suplemen Kesehatan
Pada tahun 2019, pengawasan terhadap sarana distribusi Suplemen
Kesehatan di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar sebanyak 68
sarana dimana di antaranya 59 sarana MK, dan 9 sarana TMK.
59 9
MK TMK
Dimana temuan dari hasil pemeriksaan, pada umumnya adalah produk TIE dan
mengandung bahan dilarang.
43
Balai Besar POM di Makassar tidak melakukan
pengujian Jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel
Kosmetika.
114
MK
176
TMK
44
7
8 MK
TMK
Dimana temuan dari hasil pemeriksaan, pada umumnya adalah produk TIE
dan mengandung bahan berbahaya
45
hasil pemeriksaan tersebut didapatkan 60 sarana MK (terdiri dari 32
sarana Industri pangan dan 28 sarana IRTP) dan 80 sarana yang TMK
(terdiri dari 58 sarana Industri pangan dan 28 sarana IRTP).
b. Loka POM di Palopo sebanyak 604 Sarana (terdiri dari 16 sarana Industri
pangan dan 588 sarana IRTP) dan telah diperiksa adalah sejumlah 16
sarana Industri Pangan. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan 1
sarana MK dan 15 sarana yang TMK serta telah diperiksa adalah
sejumlah 45 sarana IRTP. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan 3
sarana MK dan 42 sarana yang TMK.
46
250
250
200
BBPOM di
150 Makassar
91
100 LOKA PALOPO
50
4 12
0
MK TMK
47
6.6. Data Kasus Keracunan di Propinsi
Jumlah
Jumlah
Penderita
No. Penyebab Frekwensi Penderita
Yang
Yang Sakit
Meninggal
1 Jamur 0 0 0
2 Histamin 0 0 0
3 Arsen 0 0 0
4 S.Aureus 5 221 0
5 B. Ceres 4 191 0
TOTAL 9 412 0
6.7. Desa yang di Intervensi Program Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD)
Pada Tahun 2019 BBPOM di Makassar melakukan intervensi Program
Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) di dua desa di Kabupaten
Pangkep yaitu Kelurahan Bonto Perak dan Kelurahan Sibatuo serta satu
Kelurahan di Kota Makassar yaitu Kelurahan Katimbang.
6.8. Sekolah yang di Intervensi Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
Pada Tahun 2019 BBPOM di Makassar melakukan intervensi Keamanan
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) pada 119 SD/MI, 44 SMP/MTs dan 34
SMA/SMK/MA di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
48
ada dipasar secara mandiri. BBPOM di Makassar juga tetap melakukan
pengawalan terhadap pasar yang telah di intervensi tahun-tahun sebelumnya.
7. Sertifikasi Produk dan Fasilitas Produksi dan atau Distribusi Obat dan
Makanan
Pada Tahun 2019 mengeluarkan Rekomendasi CPOB, CDOB, CPOTB Bertahap,
CPKB, dan CPPOB sebanyak 123 untuk Wilayah BBPOM di Makassar dan 2
untuk wilayah Loka Palopo. Adapun Surat Keterangan Impor (SKI) yang di
keluarkan sebanyak 19 dan Surat Keterangan Ekspor (SKE) sebanyak 141.
49
818
784
410
MK
310 TMK
196
113
- Loka Palopo
1 Obat 17 17 0
2 Obat Tradisional 66 23 43
3 Suplemen Makanan 37 19 18
4 Makanan / Minuman 0 0 0
5 Kosmetika 88 39 49
6 Rokok 0 0 0
50
39
PRODUK MS
23
19 PRODUK TMS
17
0 0
a. Tugas
Melaksanakan kegiatann operasional di bidang penindakan terhadap
pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan
b. Fungsi
1. Penyusunan rencana dan program di bidang intelijen dan penyidikan
terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengawasan Obat dan Makanan;
2. Pelaksanaan intelijen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan
Makanan; dan
51
3. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang intelijen dan
penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
Untuk melakukan upaya penyidikan obat dan makanan dilakukan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang telah diangkat dengan Surat Keputusan
Menteri Kehakiman/Hukum dan HAM. Di Balai Besar POM di Makassar telah
memiliki 8 (delapan) orang PPNS yang aktif di Bidang Penindakan.
Dalam rangka penegakan hukum di bidang obat dan makanan Selama tahun
2019, telah dilakukan kegiatan yaitu :
1. Investigasi Awal
Telah dilakukan kegiatan investigasi awal sebanyak 60 (enam puluh) kali
kegiatan. Dimana hasil dari kegaiatan investigasi ini digunakan sebagai
bahan untuk melakukan operasi Penindakan
2. Operasi Penindakan
Balai Besar POM di Makassar telah melakukan kegiatan operasi penindakan
dan ditemukan sejumlah 33 kasus di bidang obat dan makanan dengan
nominal harga Rp. 3,245,321,421 (Tiga Milyar Dua Ratus Empat Puluh Lima
Tiga Ratus Dua Puluh Satu Ribu Empat Ratus Dua Puluh Satu Rupiah)
52
Obat, 12.1% Pangan, 12.1%
SK, 3.0%
OT, Obat
6.1%
Suplemen Kesehatan
Obat Tradisional
Kosmetik, Kosmetik
66.7%
Pangan
3. Penyidikan
Dari Jumlah33 kasus di bidang obat dan makanan yang ditemukan telah
ditindaklanjuti dengan proses Pro-Justitia sebanyak 15 perkara pelanggaran
di bidang obat dan makanan, dan 5 perkara (33.3%) diantaranya telah
mendapat putusan pengadilan.
Berikut ini adalah kisaran putusan pengadilan terhadap tindak pidana bidang
obat dan makanan pada tahun 2019 :
53
Pidana Denda Rp.10.000.000,00
Pidana Penjara Waktu Tertentu (9 Bulan)
5 Subsider Denda Rp.1.000.000.000,00
Pidana Penjara Waktu Tertentu (7 Bulan) Subsider
Kurungan (1 Bulan )
1 Tahap 2 8 Kasus
2 P 21 4 Kasus
3 SP3 -
4 Tahap 1 3 Kasus
5 Proses Penyidikan -
TOTAL 15 Perkara
Pelaksaanaan penyelidikan dan penyidikan kasus tindak Pidana di Bidang Obat dan
Makanan menghadapi berbagai hambatan dan kendala yaitu antara lain :
54
wilayah dan penambahan kabupaten yang baru sehinggga penyidik tidak memiliki
kewenangan di wilayah kabaupaten yang baru
5. Perbedaan persepsi pelaku usaha, masyarakat tentang produk obat dan makanan
yang legal atau / illegal
6. Peluang Bisnis (Jual Beli Obat, Produksi Makanan dan Kosmetik secara Ilegal)
Akibat Demand dari Masyarakat Sebagai Konsumen
7. Berkembangnya teknologi
55
berbagai aspek tentang Obat dan Makanan termasuk peningkatan pengetahuan
dalam memilih produk Obat dan Makanan agar terhindar dari produk yang
berisiko terhadap kesehatan.
56
Luasnya jangkauan wilayah pengawasan Obat dan Makanan serta banyaknya
jumlah penduduk dan beragamnya kelompok sosial masyarakat Indonesia, maka
KIE dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari penyebaran informasi langsung
maupun melalui media. Pada tahun 2019, BBPOM Makassar melaksanakan
berbagai macam kegiatan KIE yaitu:
57
b. KIE langsung ke masyarakat (CFD/seminar/ pameran/sosialisasi/ penyebaran
informasi/penyuluhan/ narasumber/lainnya)
58
c. KIE melalui media social (Instagram/Twitter/ Facebook)
59
d. KIE di media elektronik /cetak (Penayangan iklan layanan masyarakat /video
/infografis/talkshow/acara/running text/SMS Blast yang ditayangkan/
disiarkan/ disebarkan melalui media elektronik televisi/ radio/videotron/media
telekomunikasi)
60
5. Media Sosial Facebook yaitu Bbpom Makassar dan Fanpage FB yaitu Bbpom
Makassar, Twitter yaitu @BBPOM_Makassar dan Instagram yaitu
@bbpom_makassar
3%
Permintaan Informasi
Pengaduan
97%
61
GRAFIK LAPORAN BERDASARKAN MEKANISME
MENJAWAB
1%1%
98%
47%
53%
Laki-laki Perempuan
62
Grafik Laporan Berdasarkan Jenis
Pekerjaan
Pelaku Usaha
Ibu Rumah Tangga
Umum
Pelajar/Mahasiswa Apoteker
Karyawan Dokter
Sarjana Hukum
Nakes Lain LSM
Wartawan Wartawan
LSM
Dokter Nakes Lain
Apoteker Sarjana Hukum
Ibu Rumah Tangga
Karyawan
0 50 100 150 200 250 300
150 Obat
100 Info Umum
50 Bahan Berbahaya
0 Suplemen Makanan
PKRT
Alkes
Napza
63
13. Pasar Aman dari Bahan Berbahaya
Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya dicanangkan sejak tahun 2013 sebagai
salah satu programNew Initiative Badan POM. Sasarannya adalah Pasar Tradisional
yang telah direvitalisasi oleh Kementerian Perdagangan atau telah diintervensi program
Pasar Sehat oleh Kementerian Kesehatan. Untuk Provinsi Sulawesi Selatan, hingga
tahun 2019 telah dilakukan intervensi kepada total 8 pasar dengan rincian dijelaskan
pada gambar berikut :
Kedelapan pasar yang telah diintervensi melalui program pasar aman dari bahan
berbahaya ini, dilakukan pengawalan (monitoring dan evaluasi) melalui sampling
dan pengujian menggunakan rapid test kit oleh petugas pasar yang telah
mengikuti pelatihan.Sampling dan pengujian yang dilakukan hingga tahun 2019
sebanyak 1.600 sampel pangan dari 8 pasar dengan hasil uji dijelaskan pada
tabel sebagai berikut :
64
Hasil Uji
No. Kab/Kota Nama Pasar Tahap 1 (100 Tahap 2 (100
Sampel) Sampel)
Pasar
Kota 2 Sampel uji positif Semua sampel uji
1. Pa’baeng-
Makassar Rhodamin B negative
baeng
Pasar Semua sampel uji 3 Sampel uji positif
2. Kab. Takalar
Pattalassang negatif Rhodamin B
Kab. 2 Sampel uji positif 1 Sampel uji positif
3. Pasar Karisa
Jeneponto Rhodamin B Rhodamin B
Kab. 7 Sampel uji positif Semua sampel uji
4. Pasar Sentral
Bantaeng Rhodamin B negative
Kab. Semua sampel uji Semua sampel uji
5. Pasar Erasa
Pangkep negatif negative
Semua sampel uji Semua sampel uji
6. Kab. Bone Pasar Paccing
negatif negative
1 Sampel uji positif
Kota Pare- Rhodamin B, 7 2 Sampel uji positif
7. Pasar Lakessi
pare Sampel uji positif Rhodamin B
formalin
Kab. Pasar Sentral 2 Sampel uji positif 2 Sampel uji positif
8
Soppeng Watansoppeng Rhodamin B Rhodamin B
65
a. Advokasi Kelembagaan Desa
Advokasi kelembagaan desa merupakan kegiatan advokasi kepada
stakeholder terkait (kemitraan dengan stakeholder) dan perwakilan desa
target (komunikasi 2 arah dengan perwakilan komunitas desa).Kegiatan
advokasi kelembaagaan desa dilaksanakan pada tanggal 24 April 2019,
kegiatan ini dihadiri oleh 23 peserta dari Kelurahan Katimbang Kecamatan
Biringkanaya Kota Makasssar. Kemudian pada tanggal 02 Mei 2019,kegiatan
ini dihadiri 50 peserta yang terdiri dari 25 peserta Kelurahan Bonto Perak dan
25 peserta Kelurahan Sibatua. Peserta kegiatan ini meliputi perwakilan
puskesmas, babinsa, dinas kesehatan, kader posyandu, guru maupun
warga.
b. Gap Assesment
Setelah penyelenggaraan Advokasi, segera lakukan pengambilan data gap
assessment (pre intervensi), dimana responden yang diambil datanya
merupakan calon kader dan calon komunitas desa / usaha pangan desa
yang akan mengikuti bimtek dan fasilitasi keamanan pangan. Kegiatan gap
assessment dilaksanakan pada tanggal 25 April 2019 di Kelurahan
Katimbang, Kota Makassar dan dihadiri oleh 65 peserta dengan rincian 50
orang berasal dari komunitas (IRT, Guru/Pramuka/Karang Taruna, Warung,
PKL, dan IRTP) dan 15 orang kader (IRT/PKK dan Guru/Pramuka/Karang
Taruna). Kemudian pada tanggal 03 Mei 2019 dilakukan pula kegiatan gap
assessment terhadap 65 responden dari Kelurahan Bonto Perak dan
Kelurahan Sibatua Kecamatan Pangkaje’ne Kabupaten Pangkep.
66
masing-masing komunitas dengan berbagai cara / kreatifitas kegiatan sesuai
kearifan lokal.
Kegiatan Bimtek ini dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2019 di Kabupaten
Pangkep (Kelurahan Bonto Perak dan Kelurahan Sibatua) dan 31 Juli 2019 di
Kelurahan Katimbang, Kota Makassar. Tenaga PKP DFI diikutsertakan pada
pelatihan KKPD dan melakukan pengawasan terhadap IRTP. Hal ini dikarenakan
bersamaan dengan pelaksanaan program ini sekaligus dapat diterbitkan Nomor
SPP-IRT dari IRTP yang ikut serta dalam pembinaan dan fasilitasi. Adapun
rincian total peserta yaitu 18 peserta (13 kader dan 5 PKP) masing-masing dari
Kelurahan Bonto Perak dan Kelurahan Sibatua, serta 19 peserta (14 kader dan 5
PKP) dari Kelurahan Katimbang. Dalam pelaksanaan kegiatan bimtek ini
dilakukan beberapa tahapan kegiatan yaitu :
1) Dilakukan pre-test untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta sebelum
dilakukan bimtek.
2) Pemaparan materi secara umum (kelas besar) oleh narasumber yang
berasal dari Balai Besar POM di Makassar.
3) Ice-breaking ular tangga mengenai keamanan pangan. Perwakilan peserta
bimtek dan Balai Besar POM di Makassar.
4) Pemaparan materi masing-masing komunitas atau yang disebut dengan
kelas kecil dengan narasumber yang berasal dari Balai Besar POM di
Makassar.
5) Demo cara penggunaan alat uji cepat bahan berbahaya oleh petugas
pengujian Balai Besar POM di Makassar.
6) Tanya jawab/diskusi.
7) Post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta setelah dilakukan
bimtek.
67
d. Bimtek Komunitas dan Usaha Pangan Desa
Pada Bimtek ini, komunitas desa diberi bimbingan teknis keamanan pangan
oleh kader keamanan pangan desa yang tergabung dalam tim keamanan
pangan desa, tidak hanya dalam bentuk ceramah dalam ruangan (“kelas”),
tetapi juga dalam berbagai bentuk kegiatan / permainan dan diskusi
bersama. Bimtek komunitas desa dilakukan oleh kader desa sesuai
kelompoknya masing-masing dengan materi keamanan pangan yang telah
diajarkan oleh BB/BPOM kepada kader.
68
KKP yang melakukan fasilitasi langsung membimbing komunitas desa yang
difasilitasi untuk memperbaikinya sesuai praktek keamanan pangan yang
baik dan dicatat dalam formulir tindak lanjut tentang apa yang diperbaiki.
69
(diutamakan Kepala Desa) juga diberikan kuesioner tambahan untuk
mengetahui kemampuan advokasi dalam rangka mengevaluasi dampak dari
program intervensi di desa.
70
Bimtek PJAS dilaksanakan sebanyak 20 kali selama bulan Mei – November
2019 dimana peserta bimtek ialah Kepala sekolah, Guru UKS, Guru
Penanggungjawab Kantin dan Penjaja kantin dari 1335 Sekolah (sesuai
target) di Prov. Sulawesi Selatan.
c. Pelatihan PBKPKS
Pelatihan Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah (PBKPKS) di
Prov. Sulawesi Selatan dilaksanakan di Hotel Horison Makassar pada
tanggal 22 Oktober 2019. Pelatihan dihadiri oleh 122 sekolah dari target 134
sekolah (91,04%), dikarenakan 12 sekolah berhalangan hadir. Tiap sekolah
terdiri dari 2 orang komunitas sekolah yaitu guru pengelola kantin dan
penjaja kantin.
d. Audit PBKPKS
Audit PBKPKS dalam rangka Kegiatan Intervensi PJAS dilaksanakan
sebanyak 2 (dua) kali, yaitu Audit 1 yang dilakukan terhadap kantin sekolah
dalam rangka pemetaan sekolah, dilaksanakan tanggal 14 – 21 Okober 2019
dengan jumlah sekolah yang diaudit sebanyak 134 sekolah.
Audit 2 dilaksanakan tanggal 11 - 14 November 2019 dengan jumlah sekolah
yang diaudit sebanyak 115 sekolah. Audit 2 bertujuan untuk memeriksa
pemenuhan persyaratan PBKPKS dalam rangka penerbitan sertifikat
PBKPKS.
Berdasarkan hasil penilaian audit PBKP-KS, ditetapkan sebanyak 56 sekolah
(30 SD/MI, 12 SMP/MTs dan 14 SMA/MA/SMK) berhak memperoleh Piagam
Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah (PBKP-KS) dari target 104
sekolah (52,33%).
71
e. Operasional Mobling
Operasional mobling ke sekolah difokuskan pada pengawasan PJAS melalui
pengujian cepat (rapid test) terhadap empat parameter bahan berbahaya
yang sering disalahgunakan untuk ditambahkan ke dalam pangan yaitu
Formalin, Boraks, Rhodamin B dan Methanil Yellow. Sebanyak 583 sampel
PJAS telah diuji dengan hasil 581 sampel memenuhi syarat (MS) dan 2
sampel tidak memenuhi syarat (TMS) yaitu positif mengandung Rhodamin B.
f. Pemberian Produk Informasi Keamanan Pangan
Merupakan bagian dari kegiatan pengawalan agar sekolah dapat
melakukan program keamanan pangan secara berkelanjutan setelah
dilakukan intervensi keamanan PJAS. Produk Informasi Keamanan
Pangan sebagai sarana pendukung untuk pelaksanaan komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) keamanan pangan bagi sekolah. Jenis
produk informasi yang diberikan :
1) Paket Edukasi berisi Permainan Ular Tangga Edukasi KP, Flash Disk
8 Gb, Buku 100 Tips Keamanan Pangan, Buku Manual Kunci 5
Keamanan Pangan, Buku 5 Kunci Anak Sekolah, Celemek, Topi,
Penjepit Makanan dan Roll Banner 5 Kunci Keamanan Pangan
2) Poster Keamanan Pangan
3) Brosur / Leaflet Keamanan Pangan
4) Sticker Keamanan Pangan
72
Proses pengumpulan dan pelaporan data kasus keracunan dilakukan melalui
aplikasi SPIMKer-KLB KP (Sistem Pelaporan Informasi Masyarakat Keracunan-
Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan) dengan cara pelaporan manual oleh
pihak rumah sakit kepada pihak BBPOM di Makassar dan Aplikasi SPIMKer
KLB-KP Integrasi dengan Rumah Sakit yang mana Rumah Sakit dapat secara
langsung mengirimkan data kasus keracunan ke BPOM.
Sepanjang Tahun 2019, ada 12 Kasus KLB di Provinsi Sulawesi Selatan yang
dilaporkan. Adapun Hasil pemetaan keracunan Tahun 2019 berdasarkan
kelompok penyebab adalah sebagai berikut :
73
17. Survey Kepuasan Masyarakat
Sebagai bentuk evaluasi atas pelayanan publik yang dilakukan oleh Bidang
Informasi dan Komunikasi BBPOM Makassar dilakukan Survey Kepuasan
Masyarakat. Pada tahun 2019, survei ini diberikan terhadap konsumen yang
menerima layanan SKI/SKE dan Pengujian selama April – Juni 2019 serta
layanan informasi dan pengaduanselama bulan April – Desember tahun 2019
(dilakukan rekap tiap triwulan), dengan total 287responden. Perbandingan nilai
Survey Kepuasan Masyarakat tahun 2018 dan tahun 2019 adalah sebagai
berikut :
89.78 89.89
88.77
78.97
Tahun 2018 Tahun 2019 Tw 2 (Apr-Jun) Tahun 2019 Tw 3 (Jul-Sep) Tahun 2019 Tw 4 (Okt-Des)
Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu layanan Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan di Makassar pada tahun 2019 mendapat kategori
A (Sangat Baik; 88,31 – 100,00).
74
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
A. Masalah
1. Prasarana dan Instrumen di Laboratorium Pengujian belum memadai dan
beberapa instrumen penggunaannya overload sehingga muncul kendala-kendala
yg berakibat instrumen tdk berfungsi secara maksimal, sehingga menyebabkan
tertundanya penyelesaian pengujian sampel tepat waktu.
2. Belum meratanya Kompetensi petugas khususnya pengawasan untuk Cara
Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) , Pelatihan Cara Produksi Obat
Tradisional yang baik (CPOTB), Cara Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB),
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dikarenakan terbatasnya kesempatan
pelatihan kompetensi bagi petugas yang bersangkutan khususnya pegawai yang
dimutasikan antar bidang
3. Beberapa Prasarana/Instrumen di pengujian Laboratorium yang digunakan
belum memadai, ataupun tidak berfungsi secara maksimal sehingga
mengakibatkan penundaaan dalam penyelesaian pengujian sampel uji
4. Pemberian Informasi kepada masyarakat, pelaku usaha terhadap pentingnya
mutu, khasiat atau manfaat dan keamanan produk obat dan makanan perlu
dioptimalkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan dikarenakan masih
kurangnya awareness masyarakat, pelaku usaha
5. Masih tingginya persentase hasil temuan sarana produksi dan sarana distribusi
obat dan makanan yang tidak memenuhi ketentuan baik berupa administrasi
maupun teknis
6. Adanya ego sektoral diantara instansi pemerintah terkait sehingga menyebabkan
kelemahan penanganan obat dan makanan illegal
75
7. Masih kurangnya Sumber Daya Manusia yang tidak sebanding dengan analisa
beban kerja
B. Pembahasan
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Seluruh lini Balai Besar POM di Makasssar maupun Loka POM di Palopo harus
berkerjsama dalam memperkuat sinergi pengawasan Obat dan Makanan
dengan Lintas Sektor Terkait dalam upaya peningkatan efektivitas pengawasan
Obat dan Makanan.
2. Perlunya penyelasaran Program dan Kegiatan Balai Besar POM di Makasssar
maupun Loka POM di Palopo terkait strategi Pengawasan dari sampling dan
pengujian menjadi penguatan penindakan dan penegakan hukum, termasuk
penyelarasan sumber daya (anggaran, SDM, dan sarana prasarana).
3. Sebagai tindak lanjut dari restrukturisasi BPOM, perlu ditinjau kembali tata
hubungan kerja baik internal maupun eksternal.
B. Saran
1. Seluruh Lini Balai Besar POM di Makasssar maupun Loka POM di Palopo Perlu
mengimplementasikan Monitoring dan Evaluasi Kinerja dan Memanfaatkan
Hasilnya sebagai Management Tools (Rewards and Punishment, Penempatan
pada Jabatan, masukan untuk perencanaan ke depan).
2. Sebagai tindak lanjut dari restrukturisasi Badan POM, perlu ditinjau kembali tata
hubungan kerja baik internal maupun eksternal.
77
DAFTAR TABEL
NO TABEL KETERANGAN
1 1A Sampling dan Pengujian Rutin Obat dan Makanan
2 1B Sampling dan Pengujian Non Rutin Obat dan
Makanan
3 1C Sampling dan Pengujian Sederhana Obat dan
Makanan Dengan Rapid Test Kit
4 2A Hasil Pengujian Obat Menurut Parameter Uji
5 2B Hasil Pengujian Obat Tradisional Menurut Parameter
Uji BBPOM di Makassar/LOKA POM di PALOPO
6 2C Hasil Pengujian Suplemen Makanan Menurut
Parameter Uji BBPOM di Makassar/LOKA POM di
PALOPO
7 2D Hasil Pengujian Kosmetik Menurut Parameter Uji
8 2E Hasil Pengujian Pangan Menurut Parameter Uji
9 2F Hasil Pengujian Mikrobiologi Menurut Parameter Uji
10 3A Jenis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Sampel Obat
Tradisional
11 3B Jenis Bahan Berbahaya/Dilarang dalam Sampel
Kosmetik
12 3C Jenis Kandungan Bahan Berbahaya dalam Sampel
Pangan
4A Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat
4B Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat Tradisional
4C Evaluasi Umum Prioritas Sampling Suplemen
Kesehatan
4D Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kosmetik
4E Evaluasi Umum Prioritas Sampling Pangan dan
Kemasan Pangan
5 Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus Di Bidang
Narkotika dan Psikotropika
6A Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Obat
6B Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Obat
Tradisional
78
6C Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Suplemen
Kesehatan
6D Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Kosmetik
6E Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Pangan
7A Hasil Pemeriksaan Fasilitas Distribusi Obat dan
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
7B Pemeriksaan Fasilitas Distribusi Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, Kosmetik, dan Pangan Olahan
8 Matriks Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Yang
Dilakukan Oleh Balai Besar/ Balai POM
9 Sertifikasi Produk dan Fasilitas Produksi dan/ atau
Distribusi Obat dan Makanan
10 Pengawasan Iklan Sediaan Farmasi Dan Makanan
11 Pengawasan Label/Penandaan Sediaan Farmasi Dan
Makanan
12 Data Rawan Kasus
13 Hasil Operasi Intelijen Obat dan Makanan
14 Penyidikan di bidang Pengawasan Obat dan Makanan
15A Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
15B Rincian Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) Langsung Ke Masyarakat (PI)
15B Rincian Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) Langsung Ke Masyarakat (KIE)
16A Layanan Pengaduan dan Informasi Obat dan
Makanan
16B Rujukan Layanan Pengaduan dan Informasi Obat dan
Makanan
16C Layanan Informasi Publik Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi (PPID)
17 Penggolongan Konsumen Berdasarkan Profesi
18 Sarana Yang Dipergunakan Konsumen Dalam
Menyampaikan Pengaduan/Pertanyaan
19 IRTP Yang Telah Mengikuti Penyuluhan Keamanan
Pangan s/d Tahun 2019
79
20A Data Kasus Keracunan Berdasarkan Penyebab
Keracunan
20B Data Kasus Keracunan Berdasarkan Kelompok Usia
20C Frekuensi Kasus Keracunan
20D Data Kasus Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan
(KLB KP)
21A Desa yang Diintervensi Keamanan Pangan
21B Intensifikasi Pengawasan Desa yang Diintervensi
Keamanan Pangan
22A Bimtek Intervensi Keamanan Pangan Jajanan Anak
Sekolah (PJAS)
22B Pemberian Produk Informasi Keamanan Pangan
Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
22C Sekolah Penerima Penghargaan Piagam Bintang
Keamanan Pangan Kantin Sekolah (PBKPKS)
22D Hasil Sampling dan Pengujian Intervensi Keamanan
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
23A Bimtek dan Pelatihan Pelaksanaan Pasar Aman dari
Bahan Berbahaya
23B Hasil Sampling dan Pengujian Monitoring dan
Evaluasi Pasar Aman dari Bahan Berbahaya
24 Keterjangkauan Pengawasan
25 Jumlah Penduduk
26 Sarana dan Prasarana
27 Sumber Daya Manusia (SDM)
28 Profil Pegawai Menurut Pendidikan dan Unit Kerja
29 Profil Pegawai Berdasarkan Riwayat Pengembangan
Kompetensi
30 Profil Kemampuan Kerja Tenaga Penguji
31 Pelatihan Uji Profisiensi
32A Daftar Standar Minimum Peralatan Laboratorium
Teranokoko
33B Daftar Standar Minimum Peralatan Laboratorium
Pangan
80
33C Daftar Standar Minimum Peralatan Laboratorium
Mikrobiologi
34 Sertifikasi/Akreditasi/Penghargaan
35 Pengadaan Barang/Jasa
36 Laporan Realisasi Anggaran
37 Laporan Penerimaan PNBP
81