Anda di halaman 1dari 89

2019

L A POR AN
TAHUNAN

BALAI BESAR POM DI MAKASSAR


Jl. Bajiminasa No. 2, Tamarunang, Kec. Mariso, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90126
bbpom_makassar BBPOM_Makassar Bbpom Makassar www.makassar.pom.go.id 0852-11111-533
SAMBUTAN
KEPALA BALAI BESAR POM DI MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Dengan mengucap Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT, dan atas Rahmat, Taufiq dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Pengawasan Obat dan makanan di
Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang tersusun dalam bentuk Laporan Tahunan Balai
Besar POM di Makassar Tahun 2019. Laporan Tahunan Balai Besar POM di Makassar
merupakan juga salah satu wujud pertanggungjawaban Balai Besar POM di Makassar dalam
pelaksananaan anggaran pemerintah.

Balai Besar POM di Makassar untuk mewujudkan Visi dan Misi Badan POM, melakukan
pengawasan pre-market antara lain dalam rangka sertifikasi produk dan pengawasan post-
market dengan cara pengambilan sampel dan pengujian laboratorium produk obat dan
makanan yang beredar, inspeksi cara produksi dan distribusi dalam rangka pengawasan
implementasi Cara Produksi dan Cara Distribusi yang baik, pengawasan iklan dan
penandaan, serta investigasi awal dan penyidikan berbagai kasus tindak pidana bidang obat
dan makanan.
Disamping itu, juga dilakukan pemberdayaan masyarakat, baik yang dilakukan Balai Besar
POM di Makassar sendiri maupun bermitra dengan pemangku kepentingan. Pengawasan
oleh masyarakat merupakan salah satu pilar dari 3 pilar pengawasan, karena masyarakat
yang cerdas akan mampu melindungi dirinya sendiri serta mampu memilih obat dan
makanan yang memenuhi syarat dan sesuai dengan kebutuhannya.

i
Balai Besar POM di Makassar memperkuat kerjasama lintas sector baik pemerintah dan
swasta serta meningkatkan peran masyarakat dalam pengawasan Obat dan Makanan
terutama produk ilegal dan produk yang tidak memenuhi syarat keamanan, kemanfaatan dan
mutu yang berisiko terhadap kesehatan.
Selain itu, Balai Besar POM di Makassar secara konsisten melakukan continuous
improvement di berbagai bidang antara lain meningkatkan kualitas pelayanan publik,
manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penguatan system pengawasan, penataan
manajemen sumber daya manusia dan peningkatan akuntabilitas kinerja sebagai
implementasi program reformasi birokrasi pemerintah yang bertujuan menciptakan tata
kelola pemerintahan yang lebih baik menuju good governance dan clean government.

Adapun tantangan yang di hadapi merupakan dinamika yang tidak bisa di hindari, meskipun
segala upaya maksimal tetap harus dilakukan untuk membenahi hal-hal yang dianggap
kurang.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Balai Besar POM di
Makassar serta mitra kerja yang telah bekerja sama dan mendukung pelaksanaan tugas-
tugas pengawasan Obat dan Makanan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dalam upaya
melindungi masyarakat terhadap peredaran obat dan makanan yang tidak memenuhi
persyaratan keamanan, manfaat/khasiat dan mutu. Serta ucapan terimakasih kepada tim
penyusun yang telah bekerja keras menyelesaikan Laporan Tahunan 2019.
Semoga Laporan Tahunan 2019 ini bermanfaat bagi peningkatan kinerja di masa
mendatang.
WassalamuAlaikumWarahmatullahi Wabarakaatuh.
Makassar, 10 Februari 2020

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN
K E P A L A,

Drs. ABDUL RAHIM, Apt, M.Si

ii
TIM PENYUSUN

PenanggungJawab : Drs. Abdul Rahim., Apt., M.Si

Ketua : Drs. Hamka Hasan, Apt.,M.Kes

Sekretaris : Andi Ilham Pammusureng, Apt., S.Si

Anggota : Dra. Erni Arnida Tjoputera, Apt., MH

: Dra. Masruriah Pana, Apt

: Dra. Murniwati, Apt

: Nurmalasari Syarifuddin, S.Si., Apt

: Ana Adriani, S.Si., Apt., M,Si

: Norma, S.Si., Apt

: Nurmahida Pagama, S.Si., Apt., M.Si

: Muriany Faisal, S.Si., Apt

: Irma Azis, S.Si., Apt

: Nina Rosiana, S.Kom

: Kamaruddin, SE

: Irda Rezkina Azis, S.Farm., Apt

: Mansur Laekkeng, S.Kom

: Sitti Aisyah Yunus

iii
DAFTAR ISI

SAMBUTAN KEPALAI BALAI BESAR POM DI MAKASSAR ......................... i


TIM PENYUSUN ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
Gambaran Umum Institusi ............................................................................... 1
Tugas Pokok dan Fungsi Balai Besar POM di Makassar.......... 1
Visi dan Misi Balai Besar POM di Makassar............................. 3
Kegiatan Utama Balai Besar POM di Makassar ....................... 4
Kegiatan Prioritas Tahun 2019 Balai Besar .................. ...........
POM di Makassar........................................ ............................. 5

BAB II KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN....... ....................................... .. 6


1. Lingkungan Eksternal ....................................................................... 6
Data Umum Wilayah Kerja ................................................... ... 6
Data Demografi .................................................................... ... 6
Jumlah Sasaran Pengawasan Menurut Kabupaten/Kota.......... 10

2. Lingkungan Internal ......................................................................... . 11


Luas Tanah Balai Besar POM di Makassar .............................. 11
Luas Bangunan Balai Besar POM di Makassar....................... . 11
Status Kepemilikian Tanah Balai Besar POM di Makassar…… 12
Rumah Dinas Balai Besar POM di Makassar .......................... 12
Sarana Komunikasi Balai Besar POM di Makassar ................. . 12
Sumber Air Balai Besar POM di Makassar .................... ......... 12
Kendaraan Layak Pakai ................................................ ......... 12
Sumber Daya Manusia (SDM) Balai Besar POM di Makassar.. 13
Luas Tanah Loka POM di Palopo ............................................ 15
Luas Bangunan Loka POM di Palopo...................................... 15
Status Kepemilikian Tanah Loka POM di Palopo .................... 15
Rumah Dinas Loka POM di Palopo ......................................... 15
Sarana Komunikasi Loka POM di Palopo................................ 15
Sumber Air Loka POM di Palopo ............................................. 15
Sumber Daya Manusia (SDM) Loka POM di Palopo ............... 15

Pengembangan Kompetensi SDM ............................................ 17

iv
Profil Kemampuan Kerja TenagaPenguji ................................... 17
Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian ............................. 21
Jumlah ruang lingkup dan peta kemampuan pengujian ............. 18
Pelatihan Uji Profisiensi ............................................................. 20
Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian Sesuai Standar
Minimal Laboratorium..................................................... 20
Daftar Inventaris Kantor Balai Besar POM di Makassar
Tahun 2019 .............................................................................. 27
Daftar Inventaris Kantor Loka POM di Palopo
Tahun 2019 .............................................................................. 32
Sertifikasi/Akreditasi/Penghargaan .......................................... 33
Kerjasama berupa Kesepakatan (MOU) ................................. 33
Pengadaan Barang/Jasa ......................................................... 34
Anggaran ................................................................................ 34

BAB III HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN 36


Pengawasan mutu, keamanan dan kemanfaatan produk
terapetik/obat ........................................................................... 36
Pengawasan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan
Zat Adiktif… ............................................................................. 41
Pengawasan mutu, keamanan dan kemanfaatan OT .............. 41
Pengawasan mutu, keamanan dan kemanfaatan SK………… 42
Pengawasan mutu, keamanan dan kemanfaatan kosmetik ..... 43
Pengawasan mutu dan keamanan produk dan ……………….
Kemasan pangan… ................................................................. 45
Sertifikasi Produk dan Fasilitas Produksi dan/atau Distribusi…
Obat dan Makanan………………………………………… ......... 49
Pemantauan Iklan dan label ..................................................... 49
Penyidikan Kasus Tindak Pidana di bidang Obat dan Makanan 51
Pemberdayaan Masyarakat/konsumen .................................... 55
Kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi .......................... 56
Layanan Pengaduan dan Informasi Obat dan Makanan .......... 60
Pasar Aman dari Bahan Berbahaya ......................................... 64
Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) ............................. 65

v
Program Intervensi Pangan Jajanan Anak Sekolah ................. 70
Pemetaan Kasusu Keracunan ................................................. 72
Survey Kepuasan Masyarakat ................................................. 74

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH ............................................................ 75


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 77
DAFTAR TABEL ............................................................................................. 78

vi
BAB I
PENDAHULUAN

Balai Besar POM di Makassar merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan
POM RI di Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas
dan fungsi antar UPT BPOM, Kepala Badan menunjuk Balai Besar POM di Makassar untuk
mengkoordinasikan Loka POM di Kota Palopo. Hal ini tercantum dalam Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan..

Untuk itu, pada tahun 2019 Badan POM melakukan penguatan kelembagaan yang
ditandai dengan pembentukan Deputi Bidang Penindakan, Inspektorat Utama, serta Kantor
POM di 40 Kabupaten/Kota untuk memperkuat dan mendekatkan pengawasan hingga pelosok
nusantara.

Salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan POM RI adalah Balai Besar Pengawas Obat
dan Makanan Provinsi Sulawesi Selatan yang berkedudukan di Makassar, yang mempunyai
tugas tugas melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang pengawasan Obat dan
Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Obat dan Makanan adalah
Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, Zat Adiktif, Obat Tradisional, Suplemen
Kesehatan, Kosmetik, dan Pangan Olahan.

1.1. Gambaran Umum

A. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 12 Tahun
2019 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di Lingkungan Badan
Pengawas Obat Dan Makanan

1
TUGAS POKOK

Melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang


pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan khususnya
di Provinsi Sulawesi Selatan

FUNGSI

a. Penyusunan rencana dan program di bidang Pengawasan Obat


dan Makanan
b. Pelaksanaan pemeriksaan sarana/ fasilitas produksi obat dan
makanan
c. Pelaksanaan pemeriksaan sarana/fasilitas distribusi Obat dan
Makanan dan/atau sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian
d. Pelaksanaan sertifikasi produk dan sarana/fasilitas produksi
dan/atau distribusi Obat dan Makanan
e. Pelaksanaan pengambilan contoh (sampling) Obat dan
Makanan
f. Pelaksanaan pengujian Obat dan Makanan
g. Pelaksanaan intelijen dan penyidikan terhadap pelanggaran
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan
h. Pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan
masyarakat di bidang pengawasan Obat dan Makanan
i. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama di bidang pengawasan
Obat dan Makanan
j. 10.Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan;
k. 11.Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga;
l. 12.Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala BPOM RI

2
B. VISI DAN MISI BADAN POM

VISI BADAN POM

Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing
Bangsa

MISI BADAN POM

1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk


melindungi masyarakat;
2. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan
Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan;
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan Pengawas Obat dan Makanan

C. BUDAYA ORGANISASI

Budaya organisasi merupakan nilai-nilailuhur yang diyakini, dihayati dan


diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan tugas.Nilai-
nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang dalam organisasi menjadi
semangat bagi seluruh anggota organisasi dalam berkarya. Nilai-nilailuhur
yang diimplementasikan pada Balai Besar POM di Makassar adalah :

PROFESIONAL
Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan,
komitmen yang tinggi.

INTEGRITAS
Konsistensidanketeguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur dan keyakinan.

3
KREDIBILITAS
Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional, dan
internasional.

KERJASAMA TIM
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya, dan komunikasi yang baik.

INOVATIF
Mampu melakukan pembaruan dan inovasi-inovasi sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi terkini.

RESPONSIF/CEPAT TANGGAP
Antisipatif dan responsive dalam mengatasi masalah

D. KEGIATAN UTAMA

1. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Obat dan Makanan aman


2. Desa pangan aman
3. Pasar yang diintervensi menjadi pasar aman dari bahan berbahaya
4. Perkara di bidang Penyidikan Obat dan Makanan
5. Penguatan fungsi regulatori pengawasan obat dan makanan di negara
selatan-selatan
6. Layanan TIK terintegrasi pengawasan Obat dan Makanan
7. Sampel makanan yang diuji dengan parameter kritis
8. Pasar aman di destinasi wisata Prioritas Nasional
9. Pencegahan tindak pidana di bidang obat dan makanan
10. Industri pangan olahan yang menerapkan program manajemen risiko

4
11. Pembinaan implementasi keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
(PJAS) di Provinsi
12. Pengawasan produk pangan fortifikasi
13. Usaha pangan (Usaha Mikro Kecil dan Menengah/UMKM) yang
diintervensi keamanan pangan
14. Sampel obat, obat bahan alam, kosmetik dan suplemen kesehatan yang
diuji dengan parameter kritis.
15. Penyediaan alat laboratorium
16. Penguatan kelembagaan pengawasan obat dan makanan di
Kabupaten/Kota
17. Pengawasan sarana distribusi obat dan sarana pelayanan kefarmasian
(saryanfar)
18. Sekolah yang diintervensi keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
(PJAS)

E. KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2019

1. Peningkatan Efektifitas pengawasan dalam rangka mewujudkan obat dan


makanan aman di Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Mendorong kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap
keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan.
3. Melakukan usaha untuk peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap
Obat dan Makanan aman.
4. Peningkatan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko
5. Peningkatnya efektivitas penyidikan tindak pidana Obat dan Makanan di
wilayah kerja BBPOM di Makassar.
6. Mewujudkan Reformasi Birokrasi BBPOM di Makassar sesuai roadmap
RB BPOM 2015 – 2019.

5
BAB II
KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN

II. 1. Lingkungan Eksternal

a. Data Umum Wilayah Kerja, meliputi


1. Luas Wilayah Kerja

2. Jumlah Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 21 Kabupaten dan 3 Kota. Sesuai dengan
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2018 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di Lingkungan Badan Pengawas
Obat dan Makanan bahwa :

6
a. Balai Besar POM di Makassar memiliki 17 wilayah kerja yang terdiri
dari 15 kabupaten dan 2 kota
b. Kantor Loka POM di Palopo memiliki 7 wilayah kerja yang terdiri dari 6
kabupaten dan 1 kota

7
•Kota Makassar
•Kabupaten Bone
•Kabupaten Gowa
•Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
•Kabupaten Bulukumba
•Kabupaten Maros
Balai Besar •Kabupaten Sidenreng Rappang
•Kabupaten Soppeng
POM di •Kabupaten Wajo
•Kabupaten Selayar
Makassar •Kabupaten Pinrang
•Kabupaten Sinjai
•Kabupaten Bantaeng
•Kabupaten Jeneponto
•Kabupaten Barru
•Kabupaten Takalar
•Kota Pare-Pare

•Kota Palopo
•Kabupaten Luwu
Loka POM •Kabupaten Luwu Utara
•Kabupaten Tana Toraja
di Palopo •Kabupaten Toraja Utara
•Kabupaten Luwu Timur
•Kabupaten Enrekang

Provinsi Sulawesi Selatan

3. Pola Transportasi Balai Besar/Balai POM di wilayahkerja

Dalam menjalankan tugasnya, pada umumnya petugas menggunakan transportasi


darat, kecuali untuk Kabupaten Selayar ditempuh dengan menggunakan
transportasi laut atau udara, dan terdapat beberapa kecamatan yang terletak di
wilayah Luwu Timur yang hanya dapat diakses melalui transportasi laut yaitu
dengan melintasi Danau Matano.

8
4. Lama waktu perjalanan ke wilayah kerja

Jarak tempuh melalui darat paling jauh membutuhkan waktu 6 jam dari ibu kota
propinsi ke kabupaten Luwu Timur (282 km) dan jarak terdekat dengan waktu
tempuh 1 jam dar ibu kota propinsi ke kabupaten Gowa (26 km)

NO KABUPATEN/KOTA JARAK KE IBUKOTA WAKTU


PROPINSI (KM) TEMPUH (JAM)
1. Kabupaten Bone 174 7

2. Kabupaten Gowa 11 1

3. Kabupaten Pangkajene 51 3
dan Kepulauan
4. Kabupaten Bulukumba 153 5

5. Kabupaten Maros 30 2

6. Kabupaten Sidenreng 188 5,5


Rappang
7. Kabupaten Soppeng 192 6

8. Kabupaten Wajo 242 7

9. Kabupaten Selayar 263 8,5

10. Kabupaten Pinrang 182 5,5

11. Kabupaten Sinjai 220 6,5

12. Kabupaten Bantaeng 123 4,5

13. Kabupaten Jeneponto 91 3,5

14. Kabupaten Barru 102 4

15. Kabupaten Takalar 45 2

16. Kota Pare-Pare 155 5

9
17. Kabupaten Luwu 326 8,5

18. Kabupaten Luwu Utara 440 11

19. Kabupaten Luwu Timur 565 14

20. Kabupaten Toraja Utara 328 9,5

21. Kabupaten Tana Toraja 310 9

22. Kabupaten Enrekang 236 7

23. Kota Palopo 376 9,5

5. Waktu yang diperlukan di satu wilayah kerja

Berdasarkan letak geografis Propinsi Sulawesi Selatan maka waktu yang


diperlukan di satu wilayah kerja mempertimbangakan jarak yang ditempuh dan
jenis transportasi yang digunakan.Untuk waktu yang paling lama diperlukan antara
3-4 hari sedangkan waktu yang paling singkat adalah 1 hari

b. Jumlah sasaran pengawasan menurut Kabupaten/kota

Jenis Sarana Jumlah


1. Jumlah Industri Farmasi -
2. Jumlah Fasilitas Bahan Baku Obat/Produk 2
Biologi/Sarana Khusus(Unit Transfusi
Darah/Radiofarmaka, Lab Sel Punca)
3. Jumlah Industri Obat Tradisional (IOT) 1
4. Jumlah Industri Ekstrak Bahan Alam (EBA) -
5. Jumlah Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) 20
6. Jumlah Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) 6
7. Jumlah Industri Farmasi (IF) yang memproduksi -
Suplemen Makanan
8. Jumlah Industri Obat Tradisional (IOT) yang 1
memproduksi Suplemen Makanan
9. Jumlah Industri Pangan (IP) yang memproduksi -
Suplemen Makanan

10
10. Jumlah Industri Kosmetik 22
11. Jumlah Industri Pangan 220
12. Jumlah Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) 1998
13. Jumlah Pedagang Besar Farmasi (PBF) 107
14. Jumlah Apotek 1552
15. Jumlah Toko Obat 153
16. Jumlah Jumlah Instalasi Sediaan Farmasi/Instalasi 20
Farmasi Pemerintah (IFP)
17. Jumlah Rumah sakit 110
18. Jumlah Puskesmas 455
19. Jumlah Klinik 92
20. Jumlah Lain-lain (Praktek Dokter dan Bidan) -
21. Jumlah fasilitas Distribusi Obat Tradisional 558
22. Jumlah Fasilitas Dsitribusi Suplemen Kesehatan 254
23. Jumlah Fasilitas Distribusi Kosmetik 917
24. Jumlah Fasilitas Distribusi Pangan Olahan 1116
25. Jumlah Sekolah Dasar (SD) 6156
26. Jumlah Murid Sekolah Dasar (SD) 848.163

II.2. Lingkungan Internal (Kapasitas UPT BPOM)

 Balai Besar POM di Makassar


a. Luas Tanah 9662m2

b. Luas Bangunan Ruang Sekretariat : 855 m2

 Kepala Tata Usaha


 Ruang Serlik,
 Ruang Pemdik,
 Keuangan
Ruang Perlengkapan 87 m2
Ruang Personalia 99 m2
Gudang Sampel 33 m2
922 m2
Lab. Pengujian Teranakoko (2 Lantai)
131 m2
Aula 21 m2

11
Pos Jaga 486 m2
Lab. Pengujian Mikrobiologi 1.359,56 m2
Aula Peruntukan Gedung Laboratorium
Mikrobiologi (2 lantai) 71 m2
855 m2
Ruang Reagensia
Ruang Kepala Balai dan Lab. Pengujian 10,5 m2
Pangan & BB
Gudang Sitaan

c. Status Kepemilikan Tanah : Pemerintah Republik Indonesia cq. Badan


Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 20001

d. Rumah Dinas : -

e. Penerangan : PLN : 282 KVA


: Generator : KVA
f. Sarana Komunikasi

a. No. Telepon : (0411) 871115, 872021, 879043


b. Nomor Fax. : (0411) 873496
c. Alamat e-mail : bbpomdimakassar@gmail.com
kepeg_bbpommks@yahoo.com

g. Sumber Air : PDAM dan Sumur Bor

h. Kendaraan Layak Pakai

No. Nama Kendaraan Tahun Perolehan Jumlah

Kendaraan Roda Empat

1. Mitsubishi Kuda 2004 2004 1 unit

2. KIA Sportage 2005 2006 1 unit

3. Mitsubishi Maven 2006 2007 1 unit

4. Mitsubishi FE 71BC 2010 1 unit

12
5. Toyota Innova V A/TLuxury 2013 2013 1 unit

6. Isuzu NHR 55 E C/O 2013 2 unit

7. Toyota Innova V A/TLuxury 2014 2014 1 unit

8. Toyota Innova V A/TLuxury 2016 2016 1 unit

9. Nissan X-Trail 2017 2017 1 unit

10. Toyota Hilux 2017 1 unit

11. Hino Dutro 2017 2017 1 unit

Kendaraan Roda Dua

1. Honda GL Max 2004 1 unit

2. Honda Mega Pro III 2004 3 unit

3. Suzuki XRM 2007 3 unit

i. Sumber Daya Manusia

Jumlah Pegawai Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Makassar per 31
Desember 2019 adalah 125 orang dengan rincian sebagai berikut :

a. Unit Kerja dan Jenis Kelamin

NO UNIT KERJA JENIS KELAMIN JUMLAH


PRIA WANITA
1 Bagian Tata Usaha 9 10 19
2 Bidang Pengujian 7 46 53
3 Bidang Pemeriksaan 7 21 28
4 Bidang Penindakan 7 3 10
5 Bidang Informasi dan
3 12 15
Komunikasi
TOTAL 33 92 125

13
b. Umur dan Golongan

II III IV Jumlah
Umur
a b c d a b c d a b c d
1 <25 - - - - - - - - - - - - -
2 25 - 35 - - 1 0 8 6 3 - - - - - 18
3 36 - 45 - - 0 1 1 9 10 12 7 - - - 40
4 46 - 55 - - - - - 4 12 14 16 5 1 - 52
5 > 55 - - - - - - - 3 6 6 - - 15
TOTAL - - - 1 1 9 19 25 29 29 11 1 125

c. Jenis Pendidikan

SLTA
S1 S1 D3 SLTA
No Unit Kerja S2 Apt D1 Keju
Bio Lain Farm Umum
Ruan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Kepala 1 - - - - - - -

2 Bagian TU 3 1 - 13 - - 1 -

3 Bidang Pengujian 11 19 - 15 3 - - 5

4 Bidang 2 20 - 4 - - - 2
Pemeriksaan

5 Bidang 1 2 1 6 - - - -
Penindakan

6 Bidang Informasi 2 8 - - - - - 5
dan Komunikasi

TOTAL 20 50 1 38 3 - 1 12

14
 Lingkungan Internal Loka POM di Palopo

Kantor operasional Loka POM di Kota Palopo sampai dengan Desember tahun 2019
masih berstatus kontrak dengan luas tanah 160 m2 dan luas bangunan 256 m2.

Rumah dinas untuk Kepala Loka POM di Kota Palopo juga masih berstatus kontrak.

o Penerangan yang digunakan di kantor Loka POM di Kota Palopo diperoleh


melalui PLN dengan kapasitas 8300 kVa.

o Sarana Komunikasi

 Nomor telepon : 08114120533


 Alamat email : loka_palopo@pom.go.id
o Sumber Air : PDAM Kota Palopo

o Kendaraan

No. Nama Kendaraan Status Tahun Jumlah


Kepemilikan Perolehan

Kendaraan Roda Empat

1. Toyota Innova Sewa - 1 unit

2. Isuzu (Mobling) Dinas 2014 1 unit

o Sumber Daya manusia

Jumlah Pegawai di Loka POM di Kota Palopo per 31 Desember 2019 adalah 24
orang yang terdiri dari 4 orang ASN, 12 CASN dan 8 orang non ASN, dengan
rincian sebagai berikut :

15
a. Berdasarkan Umur dan Golongan

16
b. Berdasarkan Pendidikan

j. Pengembangan Kompetensi SDM

Selama Tahun 2019 personil BBPOM di Makassar dan Loka POM di Palopo
telah dilibatkan secara merata di setiap bidang pada pelatihan teknis,
Bimbingan Teknis/Penataran dan Seminar / Workshop / Sosialisasi yang
dilaksanakan sebagai kegiatan terpadu dengan pusat dan lintas sektor maupun
yang dilaksanakan secara mandiri oleh Balai.

k. Profil Kemampuan Kerja Tenaga Penguji (berdasarkan jumlah sampel dan


parameter

a. Seksi Pengujian Kimia

Kepala Seksi
1 orang
(Sturktural)
PFM Madya 6 orang
PFM Muda 14 orang
PFM Pertama 6 orang
PFM Penyelia 2 orang
PFM Pelaksana 1 orang
Lanjutan
Fungsional Umum 5 orang
Total 35 orang

17
Jumlah sampel yang diuji sebanyak 2803 sampel dengan tenaga penguji sebanyak
35 orang. Sehingga rata-rata pengerjaan sampel uji adalah sebanyak ±. 80 sampel
perorang pertahun.

b. Seksi Pengujian Mikrobiologi

Kepala Seksi
1 orang
(Sturktural)
PFM Madya 2 orang
PFM Muda 4 orang
PFM Penyelia 1 orang
PFM Pelaksana 1 orang
Lanjutan
Fungsional Umum 2 orang
Total 11 orang

Jumlah sampel yang diuji sebanyak 2310 sampel dengan tenaga penguji sebanyak
11 orang. Sehingga rata–rata pengerjaan sampel uji adalah sebanyak ± 210
sampel perorang pertahun.

l. Jumlah ruang lingkup dan peta kemampuan pengujian


a. Pemenuhan Persentase Standar Ruang Lingkup

No Laboratorium Jumlah Jumlah Persentase


Standar Ruang Ruang Lingkup Pemenuhan
Lingkup (SRL) (RL) Laboratorium (%)

1. Obat 1145 764 66,7

2. NAPZA 117 65 55,6

3. Obat Tradisional 173 146 84,4

4. Kosmetik 92 75 81,2

5. Pangan 107 92 85,98

6. Mikrobiologi 56 43 76,8

Rata-rata 75,11

18
b. Persentase Pemenuhan Standar Peralatan

No Laboratorium Persentase Pemenuhan Persentase Pemenuhan


terhadap Standar terhadap Standar

Tahun 2017 (%) Tahun 2018 (%)

1. Teranokoko 84,3 59,4

2. Pangan 77,8 69,0

3. Mikrobiologi 68,5 64,4

Rata-rata 76,9 64,3

c. Persentase Pemenuhan Standar Kompetensi

No Laboratorium Hasil (%)

1. Teranokoko 81,5

2. Pangan 86,7

3. Mikrobiologi 82,3

Rata-rata 83,5

d. Total Persentase Pemenuhan Balai Besar/ Balai POM di Makassar

No Elemen GLP Rata-rata (%)

1. Ruang Lingkup 75,11

2. Peralatan 76,90

3. Kompetensi 83,50

Total Rata-rata Pemenuhan (%) 78,50

19
m. Pelatihan Uji Profisiensi

Penyeleng
Bidang / Judul Uji Waktu
No gara Hasil
Laboratorium Profisiensi Pelaksanaan
(Provider)

PPPOMN 12
Penetapan Kadar
September -
1 Haloperidol Inlier
25 Oktober
Bidang Dalam Tablet
2019
Pengujian
Kimia / Lab. PPPOMN 25
Obat Napza Penetapan Kadar September
2 Simvastatin 2019 - Outlier
Dalam Tablet 1 November
2019

Identifikasi PPPOMN Mei 2019


Bahan Kimia
3 Inlier
Obat Dalam
Bidang Jamu Sakit Perut
Pengujian
OT/SK Penetapan Kadar PPPOMN Agustus 2019
Retinil Asetat Inlier
4
Dalam Suplemen (memuaskan)
Kesehatan

n. Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian sesuai standar minimal Laboratorium


UPT BPOM Makassar Tahun 2019 :

Jumlah Kondisi
Tahun Standar
No Nama Alat Jumlah
pengadaan Minimum Rusak Rusak
Baik
Lab ringan berat

1 Timbangan Mikro 2016 1 1 0 0 1

Timbangan
2
Semimikro 2009 1 1 0 0 1

20
2009;2012;
3 Timbangan Analitik
2018 4 4 0 0 4

Timbangan Top
4
Loading 2012 2 2 0 0 2

Spektrofotometer
5
UV- VIS 2007 1 1 0 0 1

2007;2012;2
6 KCKT/UHPLC/UPLC
013 4 4 0 0 4

- Detektor UV 2007;2012 3 3 0 0 3

- Detektor PDA 2013; 2019 2 2 0 0 2

- Detektor
Fluoresen 2013 1 1 0 0 1

- Detektor ELSD 0 0 0 0 0

- Detektor MS 0 0 0 0 0

LCMS/MS Triple
7
Quadrupole 2012 1 1 0 0 1

Dissolution Tester
(ditambah 1 media
8
mate 20 L dan 1
autosampler) 0 0 0 0 0

Karl Fisher
9
(AutoTitrator) 0 0 0 0 0

10 GC 2012 1 1 0 0 1

- Detektor FID 2012 1 1 0 0 1

- Detektor ECD 2012 1 1 0 0 1

11 GCMS 0 0 0 0 0

12 GCMSMS 0 0 0 0 0

21
13 AAS 2007; 2017 2 1 0 1 1

- Flame 2007; 2017 2 1 0 1 1

- GFA 2007; 2017 2 1 0 1 1

- HVG atau MVU 2007; 2017 2 1 0 1 1

14 Disintegration Tester 0 0 0 0 0

TLC System (
Automatic TLC
System, Automatic
Developing
15
Chamber/ADC,
Scanner, TLC
Documentation
System) 0 0 0 0 0

16 Potensiometer 0 0 0 0 0

Fluormeter /
Elektroda Ion
17
Selektif untuk
penetapan Fluor- 0 0 0 0 0

18 pH meter 2012 2 2 0 0 2

19 Polarimeter 0 0 0 0 0

20 Refractrometer 0 0 0 0 0

Automatic
21
Destilation unit 2012 1 1 0 0 1

Protein / Nitrogen
22
Analyzer 2017 1 1 0 0 1

23 FT-IR 0 0 0 0 -

24 Fat Analyzer 2012 1 1 0 0 1

ELISA Reader +
25
Washer 2015 1 1 0 0 1

22
26 ICPMS 2018 1 1 0 0 1

27 Autoklaf 2017 4 3 0 1 4

28 Air sampler 2009 1 1 0 0 1

29 Anaerobic jar 2015 3 2 1 0 3

30 Inkubator CO2 - 0 0 0 0 0

Automatic Zone
31
Reader 2009 1 1 0 0 1

32 Biosafety cabinet 2019 6 6 0 0 6

33 Centrifuge 2012 2 2 0 0 2

34 Conductivity meter

35 Colony counter 2012 2 2 0 0 2

Deep Freezer (-
36
70oC) 2017 1 1 0 0 1

37 Desikator

38 Electrical Pipettor 2019 9 5 4 0 9

39 Freezer (-20oC) 2016 1 1 0 0 1

Hot plate dan


40
Magnetic stirer - 2 0 1 1 2

41 Inkubator 20-25oC 2012 1 1 0 0 1

42 Inkubator 30oC 2009 1 1 0 0 1

Inkubator 32,5 +
43
2,5oC 2012 1 1 0 0 1

44 Inkubator 35-37oC 2018 3 3 0 0 3

45 Inkubator 41-42oC 2003 1 1 0 0 1

46 Inkubator 44-44,5oC 1975 1 1 0 0 1

23
47 Inkubator 55oC 2006 1 1 0 0 1

48 Laminar Air Flow

Lemari Asam
49
(portable) 2018 1 1 0 0 1

Lemari Pendingin
50
(2-8oC) - 4 3 0 1 4

51 Mikro pipettor 0 0 0 0 0

52 Ukuran 1-10 µl 5 5 0 0 5

53 Ukuran 10-200 µl 12 12 0 0 12

54 Ukuran 100-1000 µl 9 9 0 0 9

55 Mikroskop binokuler 1 0 0 1 1

56 Ose jarum 0 0 0 0 0

57 Ose bulat 2019 10 10 0 0 10

58 Oven 180 oC 2 1 0 1 2

59 Oven 250 oC 1 1 0 0 1

Particle Counter
dilengkapi dengan
60 pengukur velocity,
suhu dan
kelembaban 2009 1 1 0 0 1

61 Pembakar bunsen 5 5 0 0 5

62 Penangas Air 2 2 0 0 2

Penangas air +
63
shaker 1 1 0 0 1

64 pH meter 2012 1 1 0 0 1

65 Pompa vakum 2017 4 2 2 0 4

24
66 Stomaker 2006 2 2 0 0 2

67 Timbangan Analitik 2016 3 3 0 0 3

Timbangan Top
68
Loading 2004 3 3 0 0 3

69 Ultrasonic Bath 2014 1 1 0 0 1

70 UV lamp (254 nm) 1 1 0 0 1

71 Vortex mixer 9 6 3 0 9

72 Water Destillation 2018 1 1 0 0 1

Membrane Filtration
73 Devices for Close
System (Steritest) 1 1 0 0 1

Water circulating
74
bath 0 0

Rapid identification
75
system 2019 1 1 0 0 1

76 End point PCR 0 0

Isolator/fasilitas
77 untuk pengujian
steril 1 1 0 0 1

78 Real Time PCR 2018 2 2 0 0 2

Spectrofotometer
79
DNA 2014 1 1 0 0 1

Elektroforesis
80
agrosa horisontal 2014 3 2 1 0 3

Gel Documentation
81
System 2016 1 1 0 0 1

82 Timbangan analitik -

25
Biological safety
83
cabinet class II B -

Laminar Air Flow


84
atau PCR cabinet 2012 1 1 0 0 1

85 Thermo shaker

86 Refrigerator 2019 4 4 0 0 4

87 Frezeer 2016 2 1 0 1 2

Refrigerated
88
Sentrifus 2012 1 1 0 0 1

89 Sentrifus 15/50 ml - 1 1 0 0 1

90 Spin down - 1 1 0 0 1

91 Vacuum pump - 3 2 1 0 3

92 Vacuum manifold - 1 1 0 0 1

Rotary/Shaker
93
incubator -

94 Vortex 2019 5 4 0 1 5

Mikropipet 200 -
95
1000 µl - 0 0 0 0 0

Mikropipet 20 - 200
96
µl - 0 0 0 0 0

97 Mikropipet 1 - 20 µl - 0 0 0 0 0

Mikropipet 0,5 - 10
98
µl - 0 0 0 0 0

99 Mikropipet stand - 4 4 0 0 4

100 Multipetter - 0 0 0 0 0

Mikropipet 12
101
channel - 0 0 0 0 0

26
102 Mikropipet 8 channel 2017 1 1 0 0 1

103 Pipet boy - 0 0 0 0 0

Storage box (untuk


104
tube 1,5 ml) - 3 3 0 0 3

Cooler box (untuk


105
tube 1,5 ml) - 0 0 0 0 0

106 Microwave 2014 0 0 0 0 0

107 Blender 0 0 0 0

Portable
108
Dehumidifier 2017 5 5 0 0 5

UPS (Uninteruptible
109
Power Supply) 2019 1 1 0 0 1

Digital Thermometer
110
with thermocouple 2016 4 4 0 0 4

o. Daftar Inventaris Kantor Tahun 2019

a. Balai Besar POM di Makassar

KONDISI
NO. NAMA BARANG JUMLAH KET.
BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6

1 A.C. Split 94 10 104 -

2 Alat pendingin lainnya 4 0 4 -

3 Alat Perekam Suara 2 0 2 -

4 Anti Virus 7 0 7

5 Amplifier 2 0 2 -

6 Baggage Trolly 6 0 6 -

27
7 Brandkas 2 0 2 -

8 Buku lainnya 79 0 79 -

9 Camera Digital 6 0 6 -

10 Camera Video 2 0 2 -

11 CCTV 10 0 10 -

12 Cold Storage (Alat Pendingin) 2 0 2 -

13 Dispenser 11 0 11 -

14 Exhause Fan 7 0 7 -

15 External 4 0 4 -

16 Facsimile 3 0 3 -

17 Filing Cabinet Besi 21 0 21 -

18 Freezer 2 0 2

19 Fire Alarm System 4 0 4 -

20 Gordyin kray 2 0 2 -

21 Genset 1 0 1 -

22 Handy Cam 3 0 3 -

23 Jam Elektronik 2 0 2 -

25 Kipas Angin 2 0 2 -

26 Kursi Besi/Metal 621 0 621 -

27 Lap Top 76 4 80 -

28 LCD 4 0 4 -

29 LCD Monitor 2 0 2 -

30 Lemari Besi/Metal 64 0 64 -

31 Lemari Display 2 0 2 -

32 Lemari Es 30 0 30 -

28
33 Lemari Kayu 41 0 41 -

34 Lemari Penyimpan 5 0 5 -

35 Lemari Sliding 2 pintu 0 0 0 -

36 Lemari Bufet 1 0 1 -

37 Lemari Pajangan 0 0 0 -

38 Local Area Network (LAN) 10 0 10 -

39 Locker 29 0 29 -

40 Loudspeaker 30 0 30 -

41 Mobile Filling Cabinet 0 0 0

42 Meja dorong saji 3 0 3 -

43 Meja Kerja Besi/Metal 4 0 4 -

44 Meja Kerja Kayu 205 0 205 -

45 Meja Komputer 25 0 25 -

46 Meja Marmer 1 0 1 -

47 Meja Rapat 32 0 32 -

48 Meja Resepsionis 5 0 5 -

49 Meja Makan 1 0 1 -

50 Mesin air 1 0 1

51 Mesin Absensi (Finger & Face Print) 5 0 5 -

52 Mesin barcode 5 0 5 -

53 Mesin Cuci 2 0 2 -

54 Mesin Giling Bumbu 1 0 1 -

55 Mesin Penghancur kertas 1 0 1 -

56 Mesin Pemotong Rumput 1 0 1 -

57 Mesin Penghitung uang 1 0 1 -

29
58 Microphone 5 0 5 -

59 Microphone Table Stand 5 0 5 -

60 Mini Komputer 2 0 2 -

61 Mobile Modem GSM/ CDMA 12 0 12 -

62 Note Book 4 0 4 -

63 P.C Unit 53 47 100 -

64 Peralatan komputer lainnya 2 0 2 -

65 Pesawat Telephone 5 0 5 -

66 Pistol 1 0 1 -

67 Pompa air 1 0 1 -

Printer (Peralatan Personal


68 Komputer) 89 0 89 -

69 Rak Besi 52 0 52 -

70 Rak Kayu 7 0 7 -

71 Rak sepatu 9 0 9 -

72 Rak-rak penyimpan 5 0 5 -

73 Reach In Frezzer 2 0 2 -

74 Rice Cooker 1 0 1 -

75 Router 1 0 1 -

Scanner (Peralatan Personal


76 Komputer) 8 0 8 -

77 Server 2 0 2 -

78 Sice 10 0 10 -

79 Slide Projector 1 0 1 -

80 Sound System 3 0 3 -

81 Stabilisator 11 0 11 -

30
82 Stationary Water Pump 2 0 2 -

83 Switcher Automatic Motor 1 0 1 -

84 Storage Sheiving 0 0 0 -

85 Tabung Gas 1 0 1 -

86 Tabung Pemadam Api 12 0 12 -

87 Tangga Aluminium 0 0 0 -

Tape Recorder (Alat Rumah Tangga


88 Lainnya ( Home Use ) 2 0 2 -

89 Telephone (PABX) 1 0 1 -

90 Televisi 9 2 11 -

91 Tempat sampah 12 0 12 -

92 Treng air/tandon air 1 0 1 -

93 Tustel 8 0 8 -

94 Trolley 3 0 3

95 Unit Power Supply 3 0 3 -

96 Video Cassette 1 0 1 -

97 Video Conference 1 0 1 -

98 Wireless 9 0 9 -

99 Permainan anak (Layanan Publik) 4 0 4 -

100 Karpet 1 0 1 -

101 UPS 31 0 31 -

31
b. Loka POM di Palopo

KONDISI
NO. NAMA BARANG JUMLAH KET.
BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6

1 Meja 1 Biro 1 0 1 -

2 Meja ½ Biro 12 0 12 -

3 Meja Rapat 1 0 1 -

4 Kursi Kerja Pimpinan 1 0 1 -

5 Kursi Kerja Staf 12 0 12 -

6 Lemari Dokumen 1 0 1 -

7 AC 1 PK 4 0 4 -

8 Lemari Pendingin 2 pintu 1 0 1 -

9 LCD 1 0 1 -

10 Screen Proyektor 1 0 1 -

11 Dispenser 1 0 1 -

12 Kursi Kantor 7 0 7 -

13 Sofa 1 0 1 -

14 PC Unit 3 0 3 -

15 Printer 1 0 1 -

16 Kamera Digital 1 0 1 -

17 Printer 3 0 3 -

32
p. Sertifikasi/Akreditasi/Penghargaan

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan mendapatkan sertifikat Akreditasi dari :

- Komite Akreditasi Nasional (KAN) SNI ISO/IEC 17025:2017 dengan


nomor Sertifikat LP-199-IDN dengan masa berlaku 19 Februari 2019
sampai dengan 22 November 2021
- TÜV Rheinland® SNI ISO 9001:2015 dengan Nomor Sertifikat 824 100
19082 dengan masa berlaku 11 September 2019 sampai dengan 17
November 2021.
q. Kerjasama berupa kesepakatan bersama (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama
(PKS)

- Nota Kesepahaman tentang Pendidikan, Penelitian, Pelatihan kepada


masyarakat khusus nya bidang Kesehatan Masyarakat dengan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Tahun 2016 dengan masa
berlaku 03 November 2016 sampai dengan 03 November 2019.
- MoU Pelaksanaan tentang Pelayanan Publik BPOM di Mal Pelayanan
Publik Kota Palopo dengan Pemerintah Kota Palopo dengan Nomor :
10/KB-KSD/III/2019 - Nomor : KS.01.01.157.01.20.017 Tahun 2019 dengan
masa berlaku Tahun 02 Mei 2019 sampai dengan 02 Mei 2022.
- Perjanjian Kerja Sama tentang Pemberdayaan gerakan pramuka dalam
peningkatan keamanan pangan di Provinsi SulSel dengan Kwartir
Daerah Gerakan Pramuka Sulawesi Selatan dengan Nomor
HK.09.01.114.08.19.4279 dan 013.MoU2019 Tahun 2019 dengan masa
berlaku 18 Agustus 2019 sampai dengan 18 Agustus 2024.
- Kesepakatan Bersama tentang Pembinaan Kesehatan dan Kemananan
Pangan Anak Sekolah dengan Dinas Pendidikan Kota Makassar dengan
Nomor HK.09.01.114.06.19.3297 dan 421/3342/DP/VI/2019 Tahun 2019
dengan masa berlaku 21 Juni 2019 sampai dengan 21 Juni 2021.

33
r. Pengadaan Barang/Jasa

No Nama Paket Pengadaan Pagu Anggaran Realisasi Anggaran

1. 332.424.000 298.328.910
Makanan/Minuman PDTT

2. Perlengkapan Peserta KIE 625.800.000 322.828.550

Pengadaan Permainan Edukasi


3 1.201.500.000 674.041.500
Keamanan Pangan

4 Pengadaan Suku Cadang 645.152.000 605.240.900

Pengadaan Reagen, Media


Mikrobiologi, dan Penunjang
5 710.772.000 684.799.575
Pengujian Sampel Obat, OT,
Kos, SK

Pengadaan Reagen, Media


6 Mikrobiologi, dan Penunjang 534.060.000 522.665.000
Pengujian Sampel Makanan

7 Pengadaan Asesoris Alat 688.000.000 650.403.600

8 Pengadaan Alat Laboratorium 6.680.810.000 6.669.720.200

s. Anggaran (volume menurut jenis dan sumbernya)

a. Sumber Dana DIPA Tahun 2019


Setelah Revisi = Rp. 58.946.864.000;

Realisasi Anggaran Tahun 2019

1. Belanja Pegawai = Rp. 20.804.066,109 ,-

2. Belanja Barang = Rp. 26.630.280.399 ,-


3. Belanja Modal = Rp. 9.543.665.952 ,-
Jumlah = Rp. 56.978.012.454 ,-

34
b. Penerimaan PNBP Tahun 2019

Jenis Layanan Penerimaan


No. UNIT (rekening &
Sertifikasi Pengujian Simponi)

(a) (b) (c) (d) (e)

1 JANUARI 900.000 4.520.000 5.420.000

2 FEBRUARI 750.000 1.750.000 2.500.000

3 MARET 800.000 16.930.000 17.730.000

4 APRIL 750.000 16.230.000 16.980.000

5 MEI 750.000 12.610.000 13.360.000

6 JUNI 450.000 7.000.000 7.450.000

7 JULI 1.000.000 38.000.000 39.000.000

8 AGUSTUS 400.000 4.915.000 5.315.000

9 SEPTEMBER 600.000 5.130.000 5.730.000

10 OKTOBER 700.000 4.660.000 5.360.000

11 NOVEMBER 650.000 9.820.000 10.470.000

12 DESEMBER 350.000 14.650.000 1.5000.000

JUMLAH 8.100.000 136.215.000 144.315.000

35
BAB III

HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

1. Pengawasan mutu, keamanan dan kemanfaatan produk terapetik/obat


Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan dan ketentuan yang
berlaku, maka sesuai tugas dan fungsinya, Balai Besar POM di Makassar telah
melakukan kegiatan sampling dan pengujian obat serta pemeriksaan setempat
terhadap sarana distribusi produk terapetik/obat sebagai wujud pengawasan
postmarket terhadap produk terapeutik yang beredar di masyarakat.

1.1. Sampling dan Hasil Pengujian Produk Terapetik / Obat


Pada tahun 2019, telah dilakukan sampling sebanyak 621 sampel produk dan
telah dilakukan pengujian terhadap 621 (100%) sampel terapeutik/obat yang
terdiri dari 596 sampel yang masuk dalam kategori Memenuhi Syarat (MS)
dan 25 sampel yang masuk kategori Tidak Memenuhi Syarat (TMS).
Dilakukan pengujian terhadap 3 sampel vaksin di uji di PPOMN dan 4 sampel
rokok di uji di BBPOM Surabaya.
621 596 25

JUMLAH MS TMS
SAMPEL

36
1.2. Pengawasan Sarana Produksi Produk Terapetik / Obat
Sampai dengan tahun 2019 di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar
dan Loka POM di Palopo tidak terdapat sarana produksi produk terapetik /
obat(pabrik obat).
1.3. Pengawasan Sarana Distribusi Produk Terapetik / Obat
Pada tahun 2019 dilakukan pemeriksaan terhadap sarana distribusi produk
farmasi, utamanya untuk menjamin kepatuhan implementasi Cara Distribusi
Obat yang Baik (CDOB). Pemeriksaan terhadap sarana distribusi ini meliputi :

1) Pedagang Besar Farmasi (PBF)


Pengawasan sarana PBF diwilayah kerja Balai Besar POM di Makassar
dan Loka POM di Palopo dimaksudkan untuk menjamin kepatuhan
terhadap ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Di tahun 2019,
sarana PBF di wilayah kerja :
a. Balai Besar POM di Makassar sebanyak 107 Sarana dan yang telah
diperiksa adalah sejumlah 51 sarana PBF. Dari hasil pemeriksaan
tersebut didapatkan 30 sarana yang memenuhi ketentuan (MK) dan 21
sarana yang Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK).
b. Loka POM di Palopo sebanyak 2 Sarana dan yang telah diperiksa
adalah sejumlah 2 sarana PBF dimana hasil pemeriksaan adalah 2
sarana TMK
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, temuan-temuan pada
umumnya faktur yang tidak dilengkapi dengan Surat Pesanan, gudang
penyimpanan obat utamanya untuk Cold Chain Product
(CCP) dan penanganannya yang tidak sesuai dengan CDOB, dan
administrasi yang tidak tertib seperti kualifikasi pelanggan yang tidak up
date. Termasuk temuan penjualan CCP secara panel ke sarana pelayanan
farmasi.

37
2) Apotek
Pada tahun 2019 juga dilakukan Pengawasan kepatuhan terhadap CDOB
terhadap sejumlah apotek yang terdapat di wilayah kerja:
a. Balai Besar POM di Makassar terdapat sarana apotek sebanyak 1514
sarana diantaranya telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 443 sarana
apotek dimana 156 sarana Memenuhi Ketentuan (MK) dan 287 sarana
masih Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK).
b. Loka POM di Palopo terdapat sarana apotek sebanyak 229 sarana
diantaranya telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 49 sarana apotek
dimana 5 sarana telah MK dan 44 sarana masih TMK.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sarana apotek di wilayah kerja


Balai Besar POM di Makassar dan Loka POM di Palopo pada umumnya
hasilnya TMK ( 67 %) yang disebabkan karena tidak memenuhi ketentuan
CDOB, tidak atau kurang memiliki buku standar dan peraturan perundang-
undangan (FI, UU Psikotropika, UU Narkotika, UU Kesehatan, Perundang-
undangan di bidangobat/apotek) terbaru, penyimpanan obat ada beberapa
tidak dilengkapi dengan kartu stok dan ada beberapa pengisian kartu stok
yang tidak konsistensi, beberapa sarana belum lengkap dan persyaratan
administrasi tidak tertib. Ditemukan beberapa pengadaan obat di apotek
yang dilakukan secara panel.
Tindak lanjut hasil pemeriksaaan terhadap sarana Apotek, yaitu :
No Tindak Lanjut Jumlah Sarana
1. Pembinaan 208
2. Peringatan 164
3. Peringatan Keras 60
4. Penghentian Sementara 11
Kegiatan

38
3) Toko Obat (TO)
Badan POM juga melakukan pemeriksaan terhadap salah satu sarana yang
juga menyalurkan produk terapeutik/obat yaitu Toko Obat Berizin (TO).
Jumlah sarana Toko Obat di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar
dan Loka POM di Palopo sebanyak 209 sarana Toko Obat, dimana telah
dilakukan pemeriksaan, yaitu :
a. 28 sarana di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar dengan hasil
12 sarana MK dan 16 sarana TMK
b. 6 sarana di wilayah kerja Loka POM di Palopo dengan hasil 0 sarana MK
dan 6 sarana TMK

Tindak lanjut hasil pemeriksaaan terhadap sarana Toko Obat, yaitu :

No Tindak Lanjut Jumlah Sarana


1. Pembinaan 16
2. Peringatan 6
3. Peringatan Keras 5
4. Penghentian Sementara 1
Kegiatan

4) Instalasi Farmasi (IFK) dan/ atau Instalasi Farmasi RumahSakit


(IFRS)/Gudang Farmasi (GFK) Kabupaten / Kota
Dilakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan CDOB pada sarana
IFK/IFRS/GFK pada tahun 2019 di wilayah kerja Balai Besar POM di
Makassar sebanyak 16 sarana dan Loka POM di Palopo sebanyak 7
sarana dengan hasil sebagai berikut :
a. Di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar : 3 sarana MK, dan 13
sarana TMK
b. Di wilayah kerja Loka POM di Palopo : 2 sarana MK dan 5 sarana TMK

39
Temuan hasil pemeriksaan terhadap sarana IFK/IFRS/GFK yaitu antara
lain tidak dilakukan pengendalian suhu pada tempat penyimpanan obat,
administrasi tidak tertib

5) Rumah Sakit
Pengawasan kepatuhan terhadap CDOB pada tahun 2019 juga dilakukan
pada rumah sakit yang ada di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar
dan Loka POM di Palopo sebanyak 110 sarana, dengan hasil :
a. 57 sarana di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar dengan hasil
31 sarana MK dan 26 sarana TMK
b. 8 sarana di wilayah kerja Loka POM di Palopo dengan hasil 2 sarana
MK dan 6 sarana TMK
Hasil temuan pengawasan terhadap sarana Rumah Sakit beragam yaitu
Faktur pengadaan obat dan napza diarsipkan belum dipisahkan,
penyimpanan obat di gudang tidak teratur karena ruang sempit tidak sesuai
dengan kapasitas, Surat pesanan tidak diarsipkan berdasarkan nomor urut
dan tanggal pemesanan, dan administrasi tidak tertib

6) Puskesmas
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar dan
Loka POM di Palopo sebanyak 455 sarana, dimana diantaranya telah
dilakukan pemeriksaan sebanyak 92 sarana (20 %), dengan hasil :
a. 79 sarana di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar dengan hasil
28 sarana MK dan 51 sarana TMK
b. 13 sarana di wilayah kerja Loka POM di Palopo dengan hasil 0 sarana
MK dan 13 sarana TMK
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, temuan-temuan umumnya
disebabkan karena penyimpanan obat tidak sesuai dengan kriteria
penyimpanan obat terutama terhadap pengelolaan vaksin yang tidak

40
didukung dengan fasilitas penyimpanan yang tidak menjamin mutu vaksin
dan administrasi yang tidak tertib

2. Pengawasan NAPZA
2.1. Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus NAPZA dari POLRI
Pada tahun 2019 Balai Besar POM di Makassar tidak melakukan pengujian
Barang Bukti kasus NAPZA dari POLRI.
2.2. Pengujian Kadar Nikotin dan Tar Pada Rokok
Pada tahun 2019 Balai Besar POM di Makassar tidak melakukan , pengujian
kadar nikotin dan tar pada rokok
2.3. Pengawasan Sarana Produksi NAPZA
Di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar sampai dengan tahun 2019
belum terdapat sarana produksi NAPZA, oleh karenanya perkuatan
pengawasan NAPZA dilakukan hanya melalui pengawasan sarana distribusi
NAPZA bekerja sama dengan Lintas Sektor.

3. Pengawasan mutu, keamanan dan kemanfaatan obat tradisional


3.1. Sampling dan Pengujian obat tradisional
Pada tahun 2019 telah dilakukan Sampling Obat Tradisional sebanyak 622
produk dan telah dilakukan pengujian sebesar 622 produk (100%), dimana
hasilnya 598 produk MS dan 24 produk TMS.
Pada Tahun 2019 Balai Besar POM di Makassar
tidak melakukan pengujian Jenis Bahan Kimia Obat
(BKO) dalam Sampel Obat Tradisional.

41
3.2. Pengawasan Sarana Produksi obat tradisional
Pengawasan sarana produksi obat tradisional pada tahun 2019 telah
dilakukan terhadap 1 sarana dimana di antaranya 1 sarana MK, dan 0 sarana
TMK.

3.3. Pengawasan Sarana Distribusi obat tradisional


Pada tahun 2019, pengawasan terhadap sarana distribusi Obat Tradisional
telah dilakukan terhadap 186 sarana dimana di antaranya 125 sarana MK,
dan 61 sarana TMK.

61

125

MK TMK

Dimana temuan dari hasil pemeriksaan, pada umumnya adalah sarana


menjual produk Tanpa Izin Edar (TIE).

4. Pengawasan mutu, keamanan dan kemanfaatan suplemen makanan


4.1 Sampling dan Pengujian Suplemen Makanan
Pada tahun 2019 telah dilakukan Sampling
Suplemen Makanan sebanyak 207 produk dan
telah dilakukan pengujian sebesar 206 produk
(99,52 %), dimana hasilnya 194 produk MS dan
12 produk TMS

42
4.2 Pengawasan Sarana Produksi Suplemen Kesehatan
Sampai dengan Tahun 2019 ini, belum terdapat sarana produksi Sumplemen
Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar, sehingga
pengawasan keamanan, mutu dan manfaatannya hanya dilakukan melalui
sarana distribusi dan sampling produk.
4.3 Pengawasan Sarana Distribusi Suplemen Kesehatan
Pada tahun 2019, pengawasan terhadap sarana distribusi Suplemen
Kesehatan di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar sebanyak 68
sarana dimana di antaranya 59 sarana MK, dan 9 sarana TMK.

59 9

MK TMK

Dimana temuan dari hasil pemeriksaan, pada umumnya adalah produk TIE dan
mengandung bahan dilarang.

5. Pengawasan mutu, keamanan dan kemanfaatan kosmetika


5.1. Sampling dan Pengujian kosmetika
Pada tahun 2019 telah dilakukan Sampling kosmetika untuk sampel
survailance sebanyak 622 produk dan telah dilakukan pengujian sebesar 622
produk (100%), dimana hasilnya produk MS dan produk TMS dan dilakukan
Sampling kosmetika untuk sampel survailance sebanyak 621 produk dan
telah dilakukan pengujian sebesar 621 produk (100%), dimana hasilnya
produk MS dan produk TMS.

43
Balai Besar POM di Makassar tidak melakukan
pengujian Jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel
Kosmetika.

5.2. Pengawasan Sarana Produksi kosmetika


Sampai dengan Tahun 2019 ini, belum terdapat 22 sarana produksi Kosmetika
di wilayah kerja Balai Besar POM di Makassar, dilakukan pengawasan pada 1
sarana kosmetik dengan hasil 1 sarana MK dan 0 sarana TMK.

5.3. Pengawasan Sarana Distribusi kosmetika


Pada tahun 2019, pengawasan terhadap sarana distribusi Kosmetika di
wilayah kerja :
a. Balai Besar POM di Makassar dilakukan pemeriksaan sebanyak 290
sarana, dengan hasil 176 sarana MK dan 114 sarana TMK.

114
MK
176
TMK

b. Loka POM di Palopo dilakukan pemeriksaan sebanyak 15 sarana,


dengan hasil 8 sarana MK dan 7 sarana TMK.

44
7
8 MK
TMK

Dimana temuan dari hasil pemeriksaan, pada umumnya adalah produk TIE
dan mengandung bahan berbahaya

6. Pengawasan mutu dan keamanan produk pangan dan kemasan pangan


6.1. Sampling dan Pengujian Pangan
Pada tahun 2019 telah dilakukan Sampling Pangan Acak sebanyak 968
produk dan telah dilakukan pengujian sebanyak 968 produk, dimana hasilnya
662 produk MS dan 306 produk TMS. Sampling Pangan Rutin sebanyak 220
produk dan telah dilakukan pengujian sebanyak 968 produk, dimana hasilnya
190 produk MS dan 30 produk TMS.
Balai Besar POM di Makassar juga melakukan pengujian Jenis Bahan
Berbahaya dalam Sampel Pangan sebanyak 5 produk dan bahan berbahaya
yang ditemukan adalah Formalin dan Rhodamin B.

6.2. Pengawasan Sarana Produksi Pangan


Pengawasan sarana produksi pangan pada tahun 2019 telah dilakukan di
wilayah kerja :
a. Balai Besar POM di Makassar sebanyak 1614 Sarana. Sarana (terdiri
dari 204 sarana Industri pangan dan 1410 sarana Industri Rumah
Tangga Pangan/IRTP) dan yang telah diperiksa adalah sejumlah 176
Sarana (terdiri dari 90 sarana Industri pangan dan 86 sarana IRTP). Dari

45
hasil pemeriksaan tersebut didapatkan 60 sarana MK (terdiri dari 32
sarana Industri pangan dan 28 sarana IRTP) dan 80 sarana yang TMK
(terdiri dari 58 sarana Industri pangan dan 28 sarana IRTP).

b. Loka POM di Palopo sebanyak 604 Sarana (terdiri dari 16 sarana Industri
pangan dan 588 sarana IRTP) dan telah diperiksa adalah sejumlah 16
sarana Industri Pangan. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan 1
sarana MK dan 15 sarana yang TMK serta telah diperiksa adalah
sejumlah 45 sarana IRTP. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan 3
sarana MK dan 42 sarana yang TMK.

Uraian temuan hasil pemeriksaan antara lain disebabkan karena hygiene


sanitasi, lay out produksi dan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik

6.3. Pengawasan Sarana Distribusi Pangan


Pada tahun 2019, pengawasan terhadap sarana distribusi Pangan dengan
hasil sebagai berikut :
a. Balai Besar POM di Makassar sebanyak 895 Sarana dan yang telah
diperiksa adalah sejumlah 341 Sarana. Dari hasil pemeriksaan tersebut
didapatkan 250 sarana MK dan 91 sarana yang TMK
b. Loka POM di Palopo sebanyak 221 Sarana dan yang telah diperiksa
adalah sejumlah 16 Sarana. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan 4
sarana MK dan 12 sarana yang TMK

46
250
250

200
BBPOM di
150 Makassar
91
100 LOKA PALOPO

50
4 12

0
MK TMK

6.4. Jumlah Tenaga Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)


Tahun Jumlah Petugas yang Jumlah Petugas yang
mengikuti PKP mendapat sertifikat PKP
2014 27 Dinas Kesehatan 27 Dinas Kabupaten
Kabupaten
5 Staf BBPOM 5 Staf BBPOM
2015 - -
2016 - -
2017 10 Dinas Kesehatan 10 Dinas Kesehatan
Kabupaten Kabupaten
8 Staf BBPOM 8 Staf BBPOM
2019 - -

6.5. Jumlah IRTP yang telah mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan


Pada tahun 2019 Balai Besar POM di Makassar tidak melaksanakan Kegiatan
Penyuluhan Keamanan Pangan, pihak BBPOM hanya bertindak sebagai narasumber
pada kegiatan PKP yang dilaksanakan secara mandiri oleh Dinas Kesehatan
Kab/Kota.

47
6.6. Data Kasus Keracunan di Propinsi
Jumlah
Jumlah
Penderita
No. Penyebab Frekwensi Penderita
Yang
Yang Sakit
Meninggal

1 Jamur 0 0 0

2 Histamin 0 0 0

3 Arsen 0 0 0

4 S.Aureus 5 221 0

5 B. Ceres 4 191 0

TOTAL 9 412 0

6.7. Desa yang di Intervensi Program Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD)
Pada Tahun 2019 BBPOM di Makassar melakukan intervensi Program
Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) di dua desa di Kabupaten
Pangkep yaitu Kelurahan Bonto Perak dan Kelurahan Sibatuo serta satu
Kelurahan di Kota Makassar yaitu Kelurahan Katimbang.

6.8. Sekolah yang di Intervensi Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
Pada Tahun 2019 BBPOM di Makassar melakukan intervensi Keamanan
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) pada 119 SD/MI, 44 SMP/MTs dan 34
SMA/SMK/MA di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

6.9. Pasar Aman dari Bahan Berbahaya.


BBPOM di Makassar menjadikan lokus kegiatan Pasar Aman dari Bahan
Berbahaya Di Pasar Sentral Watansoppeng di Kabupaten Soppeng dengan
melakukan pembinaan kepada petugas pasar serta melengkapi petugas
dengan rapid test untuk melakukan pengujian terhadap bahan pangan yang

48
ada dipasar secara mandiri. BBPOM di Makassar juga tetap melakukan
pengawalan terhadap pasar yang telah di intervensi tahun-tahun sebelumnya.

7. Sertifikasi Produk dan Fasilitas Produksi dan atau Distribusi Obat dan
Makanan
Pada Tahun 2019 mengeluarkan Rekomendasi CPOB, CDOB, CPOTB Bertahap,
CPKB, dan CPPOB sebanyak 123 untuk Wilayah BBPOM di Makassar dan 2
untuk wilayah Loka Palopo. Adapun Surat Keterangan Impor (SKI) yang di
keluarkan sebanyak 19 dan Surat Keterangan Ekspor (SKE) sebanyak 141.

8. Pemantauan Iklan dan label


Pada tahun 2019 dilakukan pemantauan iklan dan label di Provinsi Sulawesi
Selatan dilakukan melalui media cetak, media elektronik, media luar ruang, label
dan Leaflet/Brosur meliputi iklan Obat, Obat Tradisional, Suplemen Makanan,
Kosmetika dan Pangan, dan rokok, dengan rincian sebagai berikut :

- Balai Besar POM di Makassar

JUMLAH YANG DIAWASI


NO. PRODUK
Jml MS TMS

1 Obat 113 113 0

2 Obat Tradisional 263 196 67

3 Suplemen Makanan 348 310 38

4 Makanan / Minuman 411 410 1

5 Kosmetika 924 784 140

6 Rokok 938 818 120

49
818
784

410
MK
310 TMK
196
113

Obat Obat Suplemen Makanan / Kosmetika Rokok


Tradisional Makanan Minuman

- Loka Palopo

JUMLAH YANG DIAWASI


NO. PRODUK
Jml MS TMS

1 Obat 17 17 0

2 Obat Tradisional 66 23 43

3 Suplemen Makanan 37 19 18

4 Makanan / Minuman 0 0 0

5 Kosmetika 88 39 49

6 Rokok 0 0 0

50
39

PRODUK MS
23
19 PRODUK TMS
17

0 0

Obat Obat Suplemen Makanan / Kosmetika Rokok


Tradisional Makanan Minuman

9. Penyidikan Kasus Tindak Pidana di bidang Obat dan Makanan

Salah satu bentuk dari pengawasan post market adalah penyidikan/penindakan


obat dan makanan. Dimana tugas dan fungsi dari bidang Penindakan adalah :

a. Tugas
Melaksanakan kegiatann operasional di bidang penindakan terhadap
pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan

b. Fungsi
1. Penyusunan rencana dan program di bidang intelijen dan penyidikan
terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengawasan Obat dan Makanan;
2. Pelaksanaan intelijen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan
Makanan; dan

51
3. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang intelijen dan
penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
Untuk melakukan upaya penyidikan obat dan makanan dilakukan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang telah diangkat dengan Surat Keputusan
Menteri Kehakiman/Hukum dan HAM. Di Balai Besar POM di Makassar telah
memiliki 8 (delapan) orang PPNS yang aktif di Bidang Penindakan.

Dalam rangka penegakan hukum di bidang obat dan makanan Selama tahun
2019, telah dilakukan kegiatan yaitu :

1. Investigasi Awal
Telah dilakukan kegiatan investigasi awal sebanyak 60 (enam puluh) kali
kegiatan. Dimana hasil dari kegaiatan investigasi ini digunakan sebagai
bahan untuk melakukan operasi Penindakan
2. Operasi Penindakan
Balai Besar POM di Makassar telah melakukan kegiatan operasi penindakan
dan ditemukan sejumlah 33 kasus di bidang obat dan makanan dengan
nominal harga Rp. 3,245,321,421 (Tiga Milyar Dua Ratus Empat Puluh Lima
Tiga Ratus Dua Puluh Satu Ribu Empat Ratus Dua Puluh Satu Rupiah)

Ditinjau dari jenis komoditi, pelanggaran terbanyak yaitu pelanggaran di


bidang Kosmetik sebanyak 22 kasus (66,7%) perkara, disusul pelanggaran di
bidang Obat sebanyak 4 kasus (12,1%), Pangan Olahan sebanyak 4 kasus
(12,1%), Obat Tradisional sebanyak 2 kasus (6,1%), dan Suplemen
Kesehatan sebanyak 1 kasus (3%). Dari pelanggaran ini, sebagian besar
merupakan pelanggaran tidak memiliki izin edar. Berikut adalah profil
penyidikan obat dan makanan berdasarkan jenis komoditi

52
Obat, 12.1% Pangan, 12.1%
SK, 3.0%
OT, Obat
6.1%
Suplemen Kesehatan
Obat Tradisional
Kosmetik, Kosmetik
66.7%
Pangan

3. Penyidikan
Dari Jumlah33 kasus di bidang obat dan makanan yang ditemukan telah
ditindaklanjuti dengan proses Pro-Justitia sebanyak 15 perkara pelanggaran
di bidang obat dan makanan, dan 5 perkara (33.3%) diantaranya telah
mendapat putusan pengadilan.

Berikut ini adalah kisaran putusan pengadilan terhadap tindak pidana bidang
obat dan makanan pada tahun 2019 :

No Komoditi Putusan Pengadilan


1 Subsider Penjara (3 Bulan)
Subsider Denda Rp.17.000.000,00
2 Obat Subsider Denda Rp.10.000.000,00
Pidana Penjara Waktu Tertentu (6 Bulan )
Subsider Penjara (1 Bulan )
3 Pidana Kurungan (10 Bulan)
Pidana Denda Rp.5.000.000,00
Kosmetik
Subsider Kurungan (2 Bulan)
4 Subsider Penjara (2 Bulan)

53
Pidana Denda Rp.10.000.000,00
Pidana Penjara Waktu Tertentu (9 Bulan)
5 Subsider Denda Rp.1.000.000.000,00
Pidana Penjara Waktu Tertentu (7 Bulan) Subsider
Kurungan (1 Bulan )

Hasil Kemajuan Kasus Pro-Justicia ( PJ) di Bidang Penindakan :

No KASUS PJ 2019 JUMLAH

1 Tahap 2 8 Kasus

2 P 21 4 Kasus

3 SP3 -

4 Tahap 1 3 Kasus

5 Proses Penyidikan -

TOTAL 15 Perkara

Data sampai 31 Desember 2019

Pelaksaanaan penyelidikan dan penyidikan kasus tindak Pidana di Bidang Obat dan
Makanan menghadapi berbagai hambatan dan kendala yaitu antara lain :

1. Belum Adanya Payung Hukum tentang Kewenangan PPNS Badan POM RI


2. Tidak Adanya Perlindungan atau Asuransi Petugas Dalam Pelaksanaan Kegiatan
Penindakan
3. Belum Memiliki Alat Bantu atau Teknologi yang Memadai dalam Melakukan
Intelijen Investigasi
4. Pada SKEP dan KTP beberapa Penyidik kewenangan wilayah masih
mencantumkan kabupaten bukan Provinsi sehingga dengan adanya pemekaran

54
wilayah dan penambahan kabupaten yang baru sehinggga penyidik tidak memiliki
kewenangan di wilayah kabaupaten yang baru
5. Perbedaan persepsi pelaku usaha, masyarakat tentang produk obat dan makanan
yang legal atau / illegal
6. Peluang Bisnis (Jual Beli Obat, Produksi Makanan dan Kosmetik secara Ilegal)
Akibat Demand dari Masyarakat Sebagai Konsumen
7. Berkembangnya teknologi

Adapun tindak lanjut yang terus dilakukan yaitu:


1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pelaku usaha dalam pengawasan obat
dan makanan
2. Menguatkan KIE kepada masyarakat dan pemangku kepentingan untuk
berpartisipasi dan sinergi melawan kejahatan kemanusiaan melalui pengawasan
menyeluruh di bidang obat dan makanan
3. Intensifikasi kerjasama dan koordinasi lintas sektor (instansi penegak hukum
lainnya, pemerintahan, dan pihak-pihak yang terkait)
4. Telah terbentuknya beberapa perjanjian kerjasama dalam bentuk MoU dengan
lintas sektor terkait baik dari segi pemerintah, akademisi, dan mitra terkait
misalnya I-dea/e-commerce, market-place.
5. Petugas di bidang Penindakan telah mengikuti beberapa
Pelatihan/Bimtek/workshop terkait penindakan di bidang Obat dan Makanan untuk
meningkatkan kompetensi.

10. Pemberdayaan Masyarakat/Konsumen


Badan POM RI mengembangkan Sistem pengawasan terpadu yaitu Sistem
Pengawasan Obat dan Makanan, yang melibatkan tiga pilar/sub sistem, ketiga
sub sistem tersebut yaitu pemerintah, produsen, dan konsumen/masyarakat.
Masing-masing sub sistem tersebut perlu dilakukan peningkatan pengetahuan
serta pemberdayaan. Masyarakat atau konsumen perlu diberikan pengetahuan

55
berbagai aspek tentang Obat dan Makanan termasuk peningkatan pengetahuan
dalam memilih produk Obat dan Makanan agar terhindar dari produk yang
berisiko terhadap kesehatan.

Pengawasan oleh masyarakat sangat penting dilakukan karena pada akhirnya


masyarakatlah yang mengambil keputusan untuk membeli dan menggunakan
suatu produk.

Oleh karena itu, selama tahun 2019 BBPOM di Makassar telah


melaksanakanbeberapa program pemberdayaan masyarakat/produsen yaitu
diantaranya Unit LayananPengaduanKonsumen (ULPK), kegiatan KIE,
Penyebaran Informasi, Sosialisasi,Pelatihan dan Bimbingan Teknis.Kegiatan
Penyebaran Informasi dalam bentuk penyuluhan langsung, pameran,
selebaran,leaflet, serta melalui media elektronik seperti talkshow dan dialog
interaktif di televisi lokal atau radio dan juga melalui media sosial.

11. KEGIATAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI


Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Pengawasan Obat dan Makanan
merupakan salah satu bagian dari strategi perlindungan konsumen dalam upaya
memberikan perlindungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia
dan mendukung daya saing nasional.

KIE dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku serta


mendorong masyarakat agar dapat melindungi dirinya sendiri dari produk Obat
dan Makanan yang berbahaya bagi kesehatan. Peningkatan pengetahuan akan
menumbuhkan perubahan sikap, perilaku, dan meningkatkan awareness
masyarakat dalam memilih dan menggunakan Obat dan Makanan aman serta
mendukung pengawasan Obat dan Makanan yang beredar.

56
Luasnya jangkauan wilayah pengawasan Obat dan Makanan serta banyaknya
jumlah penduduk dan beragamnya kelompok sosial masyarakat Indonesia, maka
KIE dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari penyebaran informasi langsung
maupun melalui media. Pada tahun 2019, BBPOM Makassar melaksanakan
berbagai macam kegiatan KIE yaitu:

a. KIE bersama tokoh masyarakat (Komisi IX DPR RI)

57
b. KIE langsung ke masyarakat (CFD/seminar/ pameran/sosialisasi/ penyebaran
informasi/penyuluhan/ narasumber/lainnya)

58
c. KIE melalui media social (Instagram/Twitter/ Facebook)

59
d. KIE di media elektronik /cetak (Penayangan iklan layanan masyarakat /video
/infografis/talkshow/acara/running text/SMS Blast yang ditayangkan/
disiarkan/ disebarkan melalui media elektronik televisi/ radio/videotron/media
telekomunikasi)

12. LAYANAN PENGADUAN DAN INFORMASI OBAT DAN MAKANAN


BBPOM Makassar sebagai organisasi terbuka selalu berkomitmen dalam
implementasi keterbukaan informasi publik. Salah satu wujud komitmen BBPOM
Makassar yaitu adanya layanan pengaduan dan informasi masyarakat melalui
ULPK BBPOM Makassar. Akses Layanan Informasi dan Pengaduan dapat
diperoleh melalui :

1. Datang Langsung atau melalui surat di Unit Layanan Pengaduan Konsumen


(ULPK) Kantor BBPOM di Makassar Jl. Bajiminasa No. 2, Kel. Tammarunang,
Kec. Mariso, Makassar, Kode pos 90126.
2. Telepon (0411) – 871125 dan Fax (0411) – 873496,
3. WA : 0852-11111-533
4. Email yaitu infokom.makassar@gmail.com

60
5. Media Sosial Facebook yaitu Bbpom Makassar dan Fanpage FB yaitu Bbpom
Makassar, Twitter yaitu @BBPOM_Makassar dan Instagram yaitu
@bbpom_makassar

Sepanjang tahun 2019, BBPOM Makassar melayani sejumlah 606 Layanan


tentang produk Obat, Pangan, OT, Kosmetika dan Suplemen Kesehatan. Dari
606 layanan, sebanyak 588 merupakan permintaan informasi dan 18 merupakan
pengaduan.

GRAFIK LAPORAN B ERDASARKAN TIPE PENGADUAN

3%

Permintaan Informasi
Pengaduan

97%

Pengelompokan pengaduan dan atau permintaan informasi dari


masyarakat berdasarkan mekanisme menjawab, jenis kelamin,dan
pekerjaan adalah sebagai berikut :

61
GRAFIK LAPORAN BERDASARKAN MEKANISME
MENJAWAB
1%1%

98%

Langsung Telepon Whatsapp

GR AFIK LAPORAN BER DASAR K AN JEN IS KELAM IN

47%
53%

Laki-laki Perempuan

62
Grafik Laporan Berdasarkan Jenis
Pekerjaan
Pelaku Usaha
Ibu Rumah Tangga
Umum
Pelajar/Mahasiswa Apoteker
Karyawan Dokter
Sarjana Hukum
Nakes Lain LSM
Wartawan Wartawan
LSM
Dokter Nakes Lain
Apoteker Sarjana Hukum
Ibu Rumah Tangga
Karyawan
0 50 100 150 200 250 300

Berdasarkan kelompok jenis pengaduan dan informasi produk, layanan


tentang Pangan 316 (52,14%), Kosmetik 138 (22,77%), OT 60 (9,91%),Obat
34 (5,61%), Info umum 32 (5,28%), Bahan Berbahaya 14 (2,31%), PKRT 4
(0,66%), Produk Suplemen Kesehatan 3 (0,49%), Napza 3 (0,49%) dan
Alkes 3 (0,49%) sebagai berikut :

Grafik Berdasarkan Jenis Produk


350
Pangan
300
Kosmetik
250
200 Obat Tradisonal

150 Obat
100 Info Umum
50 Bahan Berbahaya
0 Suplemen Makanan
PKRT
Alkes
Napza

63
13. Pasar Aman dari Bahan Berbahaya
Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya dicanangkan sejak tahun 2013 sebagai
salah satu programNew Initiative Badan POM. Sasarannya adalah Pasar Tradisional
yang telah direvitalisasi oleh Kementerian Perdagangan atau telah diintervensi program
Pasar Sehat oleh Kementerian Kesehatan. Untuk Provinsi Sulawesi Selatan, hingga
tahun 2019 telah dilakukan intervensi kepada total 8 pasar dengan rincian dijelaskan
pada gambar berikut :

Kedelapan pasar yang telah diintervensi melalui program pasar aman dari bahan
berbahaya ini, dilakukan pengawalan (monitoring dan evaluasi) melalui sampling
dan pengujian menggunakan rapid test kit oleh petugas pasar yang telah
mengikuti pelatihan.Sampling dan pengujian yang dilakukan hingga tahun 2019
sebanyak 1.600 sampel pangan dari 8 pasar dengan hasil uji dijelaskan pada
tabel sebagai berikut :

64
Hasil Uji
No. Kab/Kota Nama Pasar Tahap 1 (100 Tahap 2 (100
Sampel) Sampel)
Pasar
Kota 2 Sampel uji positif Semua sampel uji
1. Pa’baeng-
Makassar Rhodamin B negative
baeng
Pasar Semua sampel uji 3 Sampel uji positif
2. Kab. Takalar
Pattalassang negatif Rhodamin B
Kab. 2 Sampel uji positif 1 Sampel uji positif
3. Pasar Karisa
Jeneponto Rhodamin B Rhodamin B
Kab. 7 Sampel uji positif Semua sampel uji
4. Pasar Sentral
Bantaeng Rhodamin B negative
Kab. Semua sampel uji Semua sampel uji
5. Pasar Erasa
Pangkep negatif negative
Semua sampel uji Semua sampel uji
6. Kab. Bone Pasar Paccing
negatif negative
1 Sampel uji positif
Kota Pare- Rhodamin B, 7 2 Sampel uji positif
7. Pasar Lakessi
pare Sampel uji positif Rhodamin B
formalin
Kab. Pasar Sentral 2 Sampel uji positif 2 Sampel uji positif
8
Soppeng Watansoppeng Rhodamin B Rhodamin B

14. Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD)


Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) adalah salah satu program new
initiative Badan POM yang dimulai sejak tahun 2014 di seluruh Indonesia.
Program GKPD ini bertujuan memandirikan desa dalam melakukan pengawasan
keamanan pangan untuk mewujudkan Desa Pangan Amanmelalui pembentukan
kader - kader keamanan pangan desa untuk ikut menjaga dan membina
masyarakat di desanya. Kegiatan Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD)
tahun 2019 telah dilaksanakan di Kelurahan Sibatua (Kabupaten Pangkep),
Kelurhan Bonto Perak (Kabupaten Pangkep), dan Kelurahan Katimbang (Kota
Makassaar). Adapun rangkaian kegiatan terdiri dari :

65
a. Advokasi Kelembagaan Desa
Advokasi kelembagaan desa merupakan kegiatan advokasi kepada
stakeholder terkait (kemitraan dengan stakeholder) dan perwakilan desa
target (komunikasi 2 arah dengan perwakilan komunitas desa).Kegiatan
advokasi kelembaagaan desa dilaksanakan pada tanggal 24 April 2019,
kegiatan ini dihadiri oleh 23 peserta dari Kelurahan Katimbang Kecamatan
Biringkanaya Kota Makasssar. Kemudian pada tanggal 02 Mei 2019,kegiatan
ini dihadiri 50 peserta yang terdiri dari 25 peserta Kelurahan Bonto Perak dan
25 peserta Kelurahan Sibatua. Peserta kegiatan ini meliputi perwakilan
puskesmas, babinsa, dinas kesehatan, kader posyandu, guru maupun
warga.

b. Gap Assesment
Setelah penyelenggaraan Advokasi, segera lakukan pengambilan data gap
assessment (pre intervensi), dimana responden yang diambil datanya
merupakan calon kader dan calon komunitas desa / usaha pangan desa
yang akan mengikuti bimtek dan fasilitasi keamanan pangan. Kegiatan gap
assessment dilaksanakan pada tanggal 25 April 2019 di Kelurahan
Katimbang, Kota Makassar dan dihadiri oleh 65 peserta dengan rincian 50
orang berasal dari komunitas (IRT, Guru/Pramuka/Karang Taruna, Warung,
PKL, dan IRTP) dan 15 orang kader (IRT/PKK dan Guru/Pramuka/Karang
Taruna). Kemudian pada tanggal 03 Mei 2019 dilakukan pula kegiatan gap
assessment terhadap 65 responden dari Kelurahan Bonto Perak dan
Kelurahan Sibatua Kecamatan Pangkaje’ne Kabupaten Pangkep.

c. Bimtek Kader Keamanan Pangan Desa (KKPD) dan Koorlap


Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan dan meningkatkan kemandirian
KKPD dan Koorlap dalam melakukan pembinaan keamanan pangan ke

66
masing-masing komunitas dengan berbagai cara / kreatifitas kegiatan sesuai
kearifan lokal.
Kegiatan Bimtek ini dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2019 di Kabupaten
Pangkep (Kelurahan Bonto Perak dan Kelurahan Sibatua) dan 31 Juli 2019 di
Kelurahan Katimbang, Kota Makassar. Tenaga PKP DFI diikutsertakan pada
pelatihan KKPD dan melakukan pengawasan terhadap IRTP. Hal ini dikarenakan
bersamaan dengan pelaksanaan program ini sekaligus dapat diterbitkan Nomor
SPP-IRT dari IRTP yang ikut serta dalam pembinaan dan fasilitasi. Adapun
rincian total peserta yaitu 18 peserta (13 kader dan 5 PKP) masing-masing dari
Kelurahan Bonto Perak dan Kelurahan Sibatua, serta 19 peserta (14 kader dan 5
PKP) dari Kelurahan Katimbang. Dalam pelaksanaan kegiatan bimtek ini
dilakukan beberapa tahapan kegiatan yaitu :
1) Dilakukan pre-test untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta sebelum
dilakukan bimtek.
2) Pemaparan materi secara umum (kelas besar) oleh narasumber yang
berasal dari Balai Besar POM di Makassar.
3) Ice-breaking ular tangga mengenai keamanan pangan. Perwakilan peserta
bimtek dan Balai Besar POM di Makassar.
4) Pemaparan materi masing-masing komunitas atau yang disebut dengan
kelas kecil dengan narasumber yang berasal dari Balai Besar POM di
Makassar.
5) Demo cara penggunaan alat uji cepat bahan berbahaya oleh petugas
pengujian Balai Besar POM di Makassar.
6) Tanya jawab/diskusi.
7) Post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta setelah dilakukan
bimtek.

67
d. Bimtek Komunitas dan Usaha Pangan Desa
Pada Bimtek ini, komunitas desa diberi bimbingan teknis keamanan pangan
oleh kader keamanan pangan desa yang tergabung dalam tim keamanan
pangan desa, tidak hanya dalam bentuk ceramah dalam ruangan (“kelas”),
tetapi juga dalam berbagai bentuk kegiatan / permainan dan diskusi
bersama. Bimtek komunitas desa dilakukan oleh kader desa sesuai
kelompoknya masing-masing dengan materi keamanan pangan yang telah
diajarkan oleh BB/BPOM kepada kader.

Kegiatan bimtek ini dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2019 di Kabupaten


Pangkep dan diikuti oleh 48 orang dari Kelurahan Sibatua dan 49 orang dari
Kelurahan Bonto Perak. Pada tanggal 23 Agustus 2019 kegiatan bimtek
dilaksanakan di Kelurahan Katimbang dan dihadiri oleh 47 peserta. Peserta
berasal dari komunitas Ibu rumah tangga/ibu PKK, Guru/Pramuka/Karang
Taruna, Warung, PKL, dan IRTP. Metode pelaksanaan kegiatan kurang lebih
sama dengan metode bimtek kader, hanya saja pemaparan materi dilakukan
oleh masing-masing kader yang telah dibimtek.

e. Pengawasan Keamanan Pangan


Pengawasan keamanan pangan desa yang dilakukan oleh KKPD berupa
fasilitasi keamanan pangan. Kader Keamanan Pangan Desa (KKPD)
melakukan fasilitasi keamanan pangan berupa pengamatan / observasi
praktek keamanan pangan ke sarana produksi / distibusi pangan di desa
dengan menggunakan formulir pemeriksaan sarana seperti saat
pengambilan data pre dan post intervensi keamanan pangan. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 20 September 2019 di Kabupaten Pangkep
(Kelurahan Bonto Perak dan Kelurahan Sibatua) dan 03 Oktober 2019 di
Kelurahan Katimbang, Kota Makassar.

68
KKP yang melakukan fasilitasi langsung membimbing komunitas desa yang
difasilitasi untuk memperbaikinya sesuai praktek keamanan pangan yang
baik dan dicatat dalam formulir tindak lanjut tentang apa yang diperbaiki.

f. Intensifikasi Pengawasan Keamanan Pangan (Mobling)


Intensifikasi pengawasan pangan desa melalui kegiatan mobling yang
terintegrasi dengan lokus desa / kelurahan dilaksanakan bersamaan dengan
Gap Assessment dan Fasilitasi Keamanan Pangan Desa. Kegiatan
intensifikasi pertama (pre-intervensi) dilaksanakan pada tanggal 25 April
2019 di Kelurahan Katimbang dan 03 Mei 2019 di Kabupaten Pangkep.
Semua hasil uji sampel memenuhi syarat (negatif).
Selanjutnya, kegiatan intesifikasi pengawasaan Keamanan Pangan
disinergikan dengan kegiatan Fasilitasi Keamanan Pangan Desa pada
tanggal 20 September 2019 di Kabupaten Pangkep (Kelurahan Bonto Perak
dan Kelurahan Sibatua) dan 03 Oktober 2019 di Kelurahan Katimbang, Kota
Makaassar. Semua hasil uji sampel di Kabupaten Pangkep telah memenuhi
syarat (negatif). Uji sampel di Kelurahan Katimbang terdapat satu sampel
yang tidak memenuhi syarat atau positif mengandung Rhodamin B yaitu
pada kerupuk ubi. Namun, hal ini telah ditindaklanjuti oleh kader keamanan
pangan dan petugas Balai Besar POM di Makassar untuk memberikan
penyuluhan keamanan pangan dan disambut positif oleh pedagang tersebut.

g. Pengambilan Data dalam Rangka Monitoring dan Evaluasi


Setelah penyelenggaraan kegiatan keamanan pangan desa, yaitu 1 bulan
setelah tahap pengawasan keamanan pangan desa selesai, segera
dilakukan pengambilan data post intervensi, dimana responden yang diambil
datanya merupakan kader yang telah diintervensi. Para responden tersebut
merupakan responden yang sama pada saat pengambilan data pre
intervensi di awal kegiatan. Satu orang responden perangkat desa

69
(diutamakan Kepala Desa) juga diberikan kuesioner tambahan untuk
mengetahui kemampuan advokasi dalam rangka mengevaluasi dampak dari
program intervensi di desa.

15. Program Intervensi Pangan Jajanan Anak Sekolah


Program Keamanan PJAS bertujuan untuk meningkatkan kemandirian komunitas
sekolah dalam memenuhi kebutuhan PJAS yang aman, bermutu dan bergizi.
Pelaksanaan intervensi keamanan PJAS di propinsi Sulawesi Selatan selama
tahun 2019 dilakukan melalui serangkaian kegiatan yaitu:

a. Pertemuan Lintas Sektor


Program Intervensi Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang
dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan diawali dengan Pertemuan Lintas
Sektor dengan pemangku kepentingan dan lintas sektor terkait. Pertemuan
lintas sektor dilaksanakan dalam bentuk Forum Group Discussion (FGD)
yang dilakukan dengan cara presentasi dan diskusi.
Kegiatan pertemuan lintas sektor dilaksanakan di Hotel Gammara Makassar
pada tanggal 30 April 2019 yang dihadiri oleh Perwakilan Dinas Pendidikan,
Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Kementerian agama, BAPPEDA,
Dinas Pemberdadayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pemerintah
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan Perwakilan dari SD, SMP, SMA di
Kota Makassar.

b. Bimtek Keamanan PJAS


Bimtek Keamanan PJAS dilaksanakan di 11 Kab/Kota di Provinsi Sulawesi
Selatan yaitu Kota Makassar, Kota Pare-pare, Kota Palopo, Kab. Maros,
Kab. Gowa, Kab. Takalar, Kab. Pangkep, Kab. Wajo, Kab. Bulukumba, Kab.
Bantaeng dan Kab. Bone dengan target 1335 Sekolah.

70
Bimtek PJAS dilaksanakan sebanyak 20 kali selama bulan Mei – November
2019 dimana peserta bimtek ialah Kepala sekolah, Guru UKS, Guru
Penanggungjawab Kantin dan Penjaja kantin dari 1335 Sekolah (sesuai
target) di Prov. Sulawesi Selatan.

c. Pelatihan PBKPKS
Pelatihan Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah (PBKPKS) di
Prov. Sulawesi Selatan dilaksanakan di Hotel Horison Makassar pada
tanggal 22 Oktober 2019. Pelatihan dihadiri oleh 122 sekolah dari target 134
sekolah (91,04%), dikarenakan 12 sekolah berhalangan hadir. Tiap sekolah
terdiri dari 2 orang komunitas sekolah yaitu guru pengelola kantin dan
penjaja kantin.

d. Audit PBKPKS
Audit PBKPKS dalam rangka Kegiatan Intervensi PJAS dilaksanakan
sebanyak 2 (dua) kali, yaitu Audit 1 yang dilakukan terhadap kantin sekolah
dalam rangka pemetaan sekolah, dilaksanakan tanggal 14 – 21 Okober 2019
dengan jumlah sekolah yang diaudit sebanyak 134 sekolah.
Audit 2 dilaksanakan tanggal 11 - 14 November 2019 dengan jumlah sekolah
yang diaudit sebanyak 115 sekolah. Audit 2 bertujuan untuk memeriksa
pemenuhan persyaratan PBKPKS dalam rangka penerbitan sertifikat
PBKPKS.
Berdasarkan hasil penilaian audit PBKP-KS, ditetapkan sebanyak 56 sekolah
(30 SD/MI, 12 SMP/MTs dan 14 SMA/MA/SMK) berhak memperoleh Piagam
Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah (PBKP-KS) dari target 104
sekolah (52,33%).

71
e. Operasional Mobling
Operasional mobling ke sekolah difokuskan pada pengawasan PJAS melalui
pengujian cepat (rapid test) terhadap empat parameter bahan berbahaya
yang sering disalahgunakan untuk ditambahkan ke dalam pangan yaitu
Formalin, Boraks, Rhodamin B dan Methanil Yellow. Sebanyak 583 sampel
PJAS telah diuji dengan hasil 581 sampel memenuhi syarat (MS) dan 2
sampel tidak memenuhi syarat (TMS) yaitu positif mengandung Rhodamin B.
f. Pemberian Produk Informasi Keamanan Pangan
Merupakan bagian dari kegiatan pengawalan agar sekolah dapat
melakukan program keamanan pangan secara berkelanjutan setelah
dilakukan intervensi keamanan PJAS. Produk Informasi Keamanan
Pangan sebagai sarana pendukung untuk pelaksanaan komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) keamanan pangan bagi sekolah. Jenis
produk informasi yang diberikan :
1) Paket Edukasi berisi Permainan Ular Tangga Edukasi KP, Flash Disk
8 Gb, Buku 100 Tips Keamanan Pangan, Buku Manual Kunci 5
Keamanan Pangan, Buku 5 Kunci Anak Sekolah, Celemek, Topi,
Penjepit Makanan dan Roll Banner 5 Kunci Keamanan Pangan
2) Poster Keamanan Pangan
3) Brosur / Leaflet Keamanan Pangan
4) Sticker Keamanan Pangan

16. Pemetaan Kasus Keracunan


Pemetaan kasus keracunan merupakan suatu kegiatan rutin yang yang
dilakukan BBPOM Makassar dalam rangka pengawasan obat dan makanan
berbasis risiko. Kegiatan pemetaan kasus keracunan meliputi kegiatan
pengumpulan, pengolahan, dan pelaporan data kasus keracunan yang dilakukan
oleh BBPOM Makassar bersama dengan rumah sakit mitra.

72
Proses pengumpulan dan pelaporan data kasus keracunan dilakukan melalui
aplikasi SPIMKer-KLB KP (Sistem Pelaporan Informasi Masyarakat Keracunan-
Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan) dengan cara pelaporan manual oleh
pihak rumah sakit kepada pihak BBPOM di Makassar dan Aplikasi SPIMKer
KLB-KP Integrasi dengan Rumah Sakit yang mana Rumah Sakit dapat secara
langsung mengirimkan data kasus keracunan ke BPOM.

Sepanjang Tahun 2019, ada 12 Kasus KLB di Provinsi Sulawesi Selatan yang
dilaporkan. Adapun Hasil pemetaan keracunan Tahun 2019 berdasarkan
kelompok penyebab adalah sebagai berikut :

Pemetaan Keracunan berdasarkan


Penyebab Keracunan
140
130
120
110
100
Pangan
90
80 Obat
70
Kimia
60
50 Kosmetik
40
Napza
30
20
10
0
Pangan Obat Kimia Kosmetik Napza

73
17. Survey Kepuasan Masyarakat
Sebagai bentuk evaluasi atas pelayanan publik yang dilakukan oleh Bidang
Informasi dan Komunikasi BBPOM Makassar dilakukan Survey Kepuasan
Masyarakat. Pada tahun 2019, survei ini diberikan terhadap konsumen yang
menerima layanan SKI/SKE dan Pengujian selama April – Juni 2019 serta
layanan informasi dan pengaduanselama bulan April – Desember tahun 2019
(dilakukan rekap tiap triwulan), dengan total 287responden. Perbandingan nilai
Survey Kepuasan Masyarakat tahun 2018 dan tahun 2019 adalah sebagai
berikut :

NILAI SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT BBPOM MAKASSAR

89.78 89.89
88.77

78.97

Tahun 2018 Tahun 2019 Tw 2 (Apr-Jun) Tahun 2019 Tw 3 (Jul-Sep) Tahun 2019 Tw 4 (Okt-Des)

Hasil Survey (%)

Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu layanan Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan di Makassar pada tahun 2019 mendapat kategori
A (Sangat Baik; 88,31 – 100,00).

74
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH

A. Masalah
1. Prasarana dan Instrumen di Laboratorium Pengujian belum memadai dan
beberapa instrumen penggunaannya overload sehingga muncul kendala-kendala
yg berakibat instrumen tdk berfungsi secara maksimal, sehingga menyebabkan
tertundanya penyelesaian pengujian sampel tepat waktu.
2. Belum meratanya Kompetensi petugas khususnya pengawasan untuk Cara
Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) , Pelatihan Cara Produksi Obat
Tradisional yang baik (CPOTB), Cara Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB),
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dikarenakan terbatasnya kesempatan
pelatihan kompetensi bagi petugas yang bersangkutan khususnya pegawai yang
dimutasikan antar bidang
3. Beberapa Prasarana/Instrumen di pengujian Laboratorium yang digunakan
belum memadai, ataupun tidak berfungsi secara maksimal sehingga
mengakibatkan penundaaan dalam penyelesaian pengujian sampel uji
4. Pemberian Informasi kepada masyarakat, pelaku usaha terhadap pentingnya
mutu, khasiat atau manfaat dan keamanan produk obat dan makanan perlu
dioptimalkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan dikarenakan masih
kurangnya awareness masyarakat, pelaku usaha
5. Masih tingginya persentase hasil temuan sarana produksi dan sarana distribusi
obat dan makanan yang tidak memenuhi ketentuan baik berupa administrasi
maupun teknis
6. Adanya ego sektoral diantara instansi pemerintah terkait sehingga menyebabkan
kelemahan penanganan obat dan makanan illegal

75
7. Masih kurangnya Sumber Daya Manusia yang tidak sebanding dengan analisa
beban kerja

B. Pembahasan

1. Untuk meningkatkan kempetensi petugas maka perlu disusun standar


kompetensi terutama pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan oleh petugas
sehingga dapat dibuat roadmap pelatihan masing-masing pegawai sesuai
dengan kompetensi yang sesuai. Dengan tujuan agar seluruh pegawai di
BBPOM di Makassar memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi di semua bidang yang mengacu pada sistem Human Capital Management
SDM. Di samping itu diberikan pembekalan melalui pendidikan dan pelatihan
kompetensi sesuai dengan jabatan masing-masing pegawai
2. Agar dibuat roadmap kebutuhan prasarana/instrumen laboratorium pengujian
yang mengacu pada Standar Minimal Peralatan Laboratorium. Namun untuk
pengadaan prasarana/instrumen pengujian diperlukan penambahan anggaran
pada DIPA.
3. Menguatkan KIE kepada masyarakat dan pelaku usaha untuk berpartisipasi
dalam pengawasan obat dan makanan
4. Intensifikasi kerjasama dan koordinasi lintas sektor (instansi penegak hukum
lainnya, pemerintahan, dan pihak-pihak yang terkait)

76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

1. Seluruh lini Balai Besar POM di Makasssar maupun Loka POM di Palopo harus
berkerjsama dalam memperkuat sinergi pengawasan Obat dan Makanan
dengan Lintas Sektor Terkait dalam upaya peningkatan efektivitas pengawasan
Obat dan Makanan.
2. Perlunya penyelasaran Program dan Kegiatan Balai Besar POM di Makasssar
maupun Loka POM di Palopo terkait strategi Pengawasan dari sampling dan
pengujian menjadi penguatan penindakan dan penegakan hukum, termasuk
penyelarasan sumber daya (anggaran, SDM, dan sarana prasarana).
3. Sebagai tindak lanjut dari restrukturisasi BPOM, perlu ditinjau kembali tata
hubungan kerja baik internal maupun eksternal.

B. Saran
1. Seluruh Lini Balai Besar POM di Makasssar maupun Loka POM di Palopo Perlu
mengimplementasikan Monitoring dan Evaluasi Kinerja dan Memanfaatkan
Hasilnya sebagai Management Tools (Rewards and Punishment, Penempatan
pada Jabatan, masukan untuk perencanaan ke depan).

2. Sebagai tindak lanjut dari restrukturisasi Badan POM, perlu ditinjau kembali tata
hubungan kerja baik internal maupun eksternal.

77
DAFTAR TABEL
NO TABEL KETERANGAN
1 1A Sampling dan Pengujian Rutin Obat dan Makanan
2 1B Sampling dan Pengujian Non Rutin Obat dan
Makanan
3 1C Sampling dan Pengujian Sederhana Obat dan
Makanan Dengan Rapid Test Kit
4 2A Hasil Pengujian Obat Menurut Parameter Uji
5 2B Hasil Pengujian Obat Tradisional Menurut Parameter
Uji BBPOM di Makassar/LOKA POM di PALOPO
6 2C Hasil Pengujian Suplemen Makanan Menurut
Parameter Uji BBPOM di Makassar/LOKA POM di
PALOPO
7 2D Hasil Pengujian Kosmetik Menurut Parameter Uji
8 2E Hasil Pengujian Pangan Menurut Parameter Uji
9 2F Hasil Pengujian Mikrobiologi Menurut Parameter Uji
10 3A Jenis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Sampel Obat
Tradisional
11 3B Jenis Bahan Berbahaya/Dilarang dalam Sampel
Kosmetik
12 3C Jenis Kandungan Bahan Berbahaya dalam Sampel
Pangan
4A Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat
4B Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat Tradisional
4C Evaluasi Umum Prioritas Sampling Suplemen
Kesehatan
4D Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kosmetik
4E Evaluasi Umum Prioritas Sampling Pangan dan
Kemasan Pangan
5 Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus Di Bidang
Narkotika dan Psikotropika
6A Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Obat
6B Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Obat
Tradisional

78
6C Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Suplemen
Kesehatan
6D Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Kosmetik
6E Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Pangan
7A Hasil Pemeriksaan Fasilitas Distribusi Obat dan
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
7B Pemeriksaan Fasilitas Distribusi Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, Kosmetik, dan Pangan Olahan
8 Matriks Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Yang
Dilakukan Oleh Balai Besar/ Balai POM
9 Sertifikasi Produk dan Fasilitas Produksi dan/ atau
Distribusi Obat dan Makanan
10 Pengawasan Iklan Sediaan Farmasi Dan Makanan
11 Pengawasan Label/Penandaan Sediaan Farmasi Dan
Makanan
12 Data Rawan Kasus
13 Hasil Operasi Intelijen Obat dan Makanan
14 Penyidikan di bidang Pengawasan Obat dan Makanan
15A Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
15B Rincian Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) Langsung Ke Masyarakat (PI)
15B Rincian Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) Langsung Ke Masyarakat (KIE)
16A Layanan Pengaduan dan Informasi Obat dan
Makanan
16B Rujukan Layanan Pengaduan dan Informasi Obat dan
Makanan
16C Layanan Informasi Publik Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi (PPID)
17 Penggolongan Konsumen Berdasarkan Profesi
18 Sarana Yang Dipergunakan Konsumen Dalam
Menyampaikan Pengaduan/Pertanyaan
19 IRTP Yang Telah Mengikuti Penyuluhan Keamanan
Pangan s/d Tahun 2019

79
20A Data Kasus Keracunan Berdasarkan Penyebab
Keracunan
20B Data Kasus Keracunan Berdasarkan Kelompok Usia
20C Frekuensi Kasus Keracunan
20D Data Kasus Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan
(KLB KP)
21A Desa yang Diintervensi Keamanan Pangan
21B Intensifikasi Pengawasan Desa yang Diintervensi
Keamanan Pangan
22A Bimtek Intervensi Keamanan Pangan Jajanan Anak
Sekolah (PJAS)
22B Pemberian Produk Informasi Keamanan Pangan
Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
22C Sekolah Penerima Penghargaan Piagam Bintang
Keamanan Pangan Kantin Sekolah (PBKPKS)
22D Hasil Sampling dan Pengujian Intervensi Keamanan
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
23A Bimtek dan Pelatihan Pelaksanaan Pasar Aman dari
Bahan Berbahaya
23B Hasil Sampling dan Pengujian Monitoring dan
Evaluasi Pasar Aman dari Bahan Berbahaya
24 Keterjangkauan Pengawasan
25 Jumlah Penduduk
26 Sarana dan Prasarana
27 Sumber Daya Manusia (SDM)
28 Profil Pegawai Menurut Pendidikan dan Unit Kerja
29 Profil Pegawai Berdasarkan Riwayat Pengembangan
Kompetensi
30 Profil Kemampuan Kerja Tenaga Penguji
31 Pelatihan Uji Profisiensi
32A Daftar Standar Minimum Peralatan Laboratorium
Teranokoko
33B Daftar Standar Minimum Peralatan Laboratorium
Pangan

80
33C Daftar Standar Minimum Peralatan Laboratorium
Mikrobiologi
34 Sertifikasi/Akreditasi/Penghargaan
35 Pengadaan Barang/Jasa
36 Laporan Realisasi Anggaran
37 Laporan Penerimaan PNBP

81

Anda mungkin juga menyukai