ABSTRAK Kartu Identitas Berobat (KIB) adalah kartu yang didalamnya berisi identitas pasien dan nomor
rekam medis yang digunakan sebagai bukti bahwa pasien telah terdaftar dan tercatat sebagai
pasien di fasilitas kesehatan. Kartu Identitas Berobat (KIB) tersebut harus dibawa setiap
pasien akan berobat di fasilitas kesehatan, dimana pasien tersebut sudah terdaftar di fasilitas
kesehatan (Nurul Hidayah, 2016). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kepedulian
pasien terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Tempunak. Metode dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pasien yang peduli terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas
Tempunak Kabupaten Sintang sebanyak 154 orang (76,23%) dan pasien yang tidak peduli
terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Tempunak Kabupaten Sintang sebanyak
48 orang (23,76%). Faktor-faktor penyebab kepedulian pasien terhadap Kartu Identitas
Berobat (KIB) yaitu Pasien lupa membawa membawa Kartu Identitas Berobat (KIB), kartu
Identitas Berobat (KIB) pasien hilang dan Kartu Identitas Berobat (KIB) sudah rusak.
Puskesmas Tempunak Kabupaten Sintang belum mempunyai Standar Prosedur Operasional
(SPO) tentang penerapan Kartu Identitas Berobat (KIB). Dari penelitian ini dapat disimpulan
masih ada ditemukan pasien yang kurang peduli terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di
Puskemas Tempunak.
ABSTRACT Medical Identity Card (MIC) is a card that contains the patient's identity and medical record
number that is used as evidence that the patient has been registered and registered as a
patient in a health facility. The Medical Identity Card (MIC) must be taken each patient will
seek treatment at a health facility, where the patient is already registered in a health facility
(Nurul Hidayah, 2016). The purpose of this study was to find out the patient's concern for a
Medical Identity Card (MIC) In Tempunak Health Center. The method in this study is
qualitative research with a descriptive approach. The results of this study showed that patients
who cared for the Medical Identity Card (MIC) In Tempunak Health Center Sintang District
as many 154 people (76.23%) and patients who did not care about the Medical Identity Card
(MIC) In Tempunak Health Center Sintang District as many 48 people ( 23.76%). The factors
that caused patient care to the Medical Identity Card (MIC), namely the Patient forgot to
bring a Medical Identity Card (MIC), the medical Identity Card (MIC) of the missing patient
and the Medical Identity Card (MIC) was damaged. The Sintang District Health Center has
not had an Operating Procedure Standard (SPO) regarding the application of a Medical
Identity Card (MIC). From this research it can be concluded that there are still patients who
care less about the Medical Identity Card (MIC) In Tempunak Health Center Sintang District
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 26
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019
PENDAHULUAN
Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia nomor 71 tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional yang membahas tentang Prosedur dan
Tata Laksana Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional. Didalamnya memuat
“Untuk mendapatkan pelayanan, peserta menunjukan kartu identitas yang berlaku (proses
adminitrasi)”. Maksud dari kartu identitas yang berlaku disini adalah kartu yang sudah disiapkan
oleh petugas untuk mendata pasien yang sudah berobat. Kartu tersebut sererti Kartu Identitas
Berobat (KIB) yang digunakan pasien yang sudah pernah berobat di fasilitas kesehatan.
Kartu Identitas Berobat (KIB) adalah kartu yang didalamnya berisi identitas pasien dan
nomor rekam medis yang digunakan sebagai bukti bahwa pasien telah terdaftar dan tercatat sebagai
pasien di fasilitas kesehatan. Kartu Identitas Berobat (KIB) tersebut harus dibawa setiap pasien akan
berobat di fasilitas kesehatan, dimana pasien tersebut sudah terdaftar di fasilitas kesehatan (Nurul
Hidayah, 2016).
Kartu Identitas Berobat (KIB) sedianya merupakan alat penunjuk dokumen rekam medis.
Jika pasien tidak membawa Kartu Identitas Berobat (KIB), maka petugas akan kesulitan untuk
menemukan dokumen rekam medis. Apabila dokumen rekam medis pasien tersebut tidak
ditemukan maka pelayanan pasien akan terganggu dan kemudian akan menimbulkan masalah yang
lebih besar.
Pasien yang akan berobat hendaknya membawa kartu identitas berobat apabila pasien
tersebut sudah pernah berobat atau mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan tersebut. Hal ini
bertujuan agar petugas dapat dengan mudah menemukan dokumen rekam medis pasien tersebut,
sehingga berkas rekam medis data terisi dengan cepat.
Puskesmas Tempunak membuat peraturan yaitu semua pasien yang berobat harus
membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) atau Kartu Tanda Pengenal (KTP). Hal itu bertujuan untuk
mendata pasien yang berobat di Puskesmas Tempunak. Peraturan tersebut sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 tahun 2014 Tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan
Kewajiban Pasien yaitu mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit atau fasilitas kesehatan
lainnya.
Menurut Savitri Citra Budi, M PH (2011) rincian kegiatan yang dinilai dalam memberikan
angka kredit dalam perekam medis tingkat pelaksanaan lanjutan berisikan “memvalidasi kebenaran
data kelengkaan pengisian identitas pribadi, data sosial pasien rawat jalan, serta membuat kartu
pasien”. (Yang dimaksud kartu pasien dalam pernyataan di atas adalah Kartu Identitas Berobat
(KIB).
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
(Notoatmodjo, 2012).
Menurut Moleong (2007), penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam suatu
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 27
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019
populasi tertentu. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data melalui 2
tahap yaitu dengan observasi dan wawancara mendal (indepth interview), wawancara yang
dilakukan yaitu wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara. Dalam penelitian ini
bermaksud untuk memberikan deskriptif atau gambaran mengenai bagaimana kepedulian pasien
terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB).
Subjek dalam penelitian ini adalah informan. Informan adalah orang yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 2006).
Dalam penelitian ini terdapat 2 informan, yaitu sebagai berikut:
a. Informan kunci
Informan kunci (key informan) yaitu orang-orang yang sangat memahami permasalahan
yang diteliti. Pengambilan Informan kunci pada penelitian ini menggunakan tehnik Snowball
sampling. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding
semakin lama semakin besar (Sugiyono, 2001). Adapun Informan kunci dalam penelitian ini
adalah pasien yang sudah mempunyai Kartu Identitas Berobat (KIB) sebanyak 3 orang.
b. Informan pendukung
Dalam informasi ini menggunakan tehnik triangulasi sumber, dalam triangulasi sumber ini
informan pendukung yaitu Kepala Ruangan
Objek penelitian adalah sarana dari penelitian atau objek yang diteliti (Bungin, 2009).
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kartu Identitas Berobat (KIB) dan Standar
Prosedur Operasional (SPO) yang ada di Puskesmas Tempunak. Setelah melakukan observasi
selama saru bulan peneliti mendapatkan 202 orang.
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 28
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019
pelayanan yang akan diberikan kepada pasien jika pasien tersebut berobat kembali di
pusksmas tempunak. Hal-hal yang akan terjadi jika pasien tidak membawa Kartu
Identitas Berobat (KIB) antara lain :
a) Pelayanan yang akan diberikan kepada pasien akan lebih lama
b) Petugas sulit menemukan data pasien
c) Petugas tidak bisa melayani pasien dengan efisien
Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 202 pasien selama kutang
lebih satu bulan di Puskesmas Tempunak ditemukan sebanyak 154 (76,23%) pasien
yang membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) dalam keadaan baik. Tetapi pasien yang
membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) dalam keadaan rusak sebanyak 16 orang
(7,92%). Sedangkan pasien yang tidak membawa sebanyak 32 orang (15,84%).
Pernyataan bisa digambarkan melalui diagram dibawah ini :
Diagran 1. jumlah pasien membawa
Kartu Identitas Berobat (KIB)
200
150 76.23%
100 154
50 15.84%
0 7.92%
16 32
Dari hasil absevasi yang dilakukan oleh peneliti, pasien yang peduli terhadap Kartu
Identitas Berobat (KIB) 154 orang (76,23%). Sedangkan 48 orang (23,76%) tidak peduli
terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB). Hasil observasi tersebut bisa dilihat pada tabel yang ada
di bawah.
Diagram 4.3 Ringkasan kepedulian pasien terhadap
Kartu Identitas Berobat (KIB)
200
76.23
%
154
100
23.76
0 %
48
Peduli Tidak peduli
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepedulian pasien terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB)
Faktor-faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi)
terjadinya sesuatu. faktor-faktor dari kepedulian pasien terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB)
yaitu ;
a. Pelayanan pendaftaran pasien
Di sarana pelayanan pendaftaran pasien Puskesmas Tempunak, petugas tidak
memberitahukan kepada pasien tentang Kartu identitas Berobat (KIB). Petugas hanya
memberitahukan kepada pasien untuk selalu membawa Kartu identitas Berobat (KIB) jika
ingin berobat kembali.
b. Pengalaman Pasien
Kejadian yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) baik yang sudah lama
atau baru saja terjadi seperti pasien yang pernah membawa Kartu Identitas Berobat (KIB)
pada saat pasien tersebut berobat. Pasti pada saat pasien tersebut berobat kembali, pasien
tersebut akan selalu membawa Kartu Identitas Berobat (KIB).
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 30
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019
c. Pendidikan Pasien
Kenapa pendidikan pasien juga perlu untuk melihat kepedulian pasien terhadap Kartu
Identitas Berobat (KIB), karena pasien yang punya pendidikan pasti sadar seberapa
pentingnya Kartu Identitas Berobat (KIB) tersebut. Di Puskesmas Tempunak banyak dari
pasiennya hanya berpendidikan SMA dan dibawahnya dan yang berpenddikan sarjana hanya
sedikit. Sehingga ada pasien yang kurang peduli terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB).
d. Keteledoran Pasien
Di Puskesmas Tempunak sendiri masih ada pasien yang teledor. Hal tersebut tentunya
akan menambah beban kerja bagi petugas rekam medis. Keteledoran pasien yang sering
terjadi di Puskesmas Tempunak seperti pasien yang lupa membawa KIB, pasien yang
menghilangkan KIB nya, ataupun pasien yang KIB nya sudah rusak. Hal-hal seperti diatas
adalah contoh keteledoran yang terjadi di Puskesmas Tempunak.
3. Mengidentidikasi Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang Kartu Identitas Berobat (KIB)
yang ada dipelayanan pendaftaran Puskesmas Tempunak.
Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Prosedur Operasional (SPO) merupakan suatu
pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 31
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019
KESIMPULAN
Berdasarkan hasik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari hasil penelitian dan
pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Pasien yang peduli terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Tempunak Kabupaten
Sintang sebanyak 154 orang (76,23%).
2. Pasien yang tidak peduli terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Tempunak
Kabupaten Sintang sebanyak 48 orang (23,76%).
3. faktor-faktor penyebab kepedulian pasien terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) yaitu :
a. Pasien lupa membawa membawa Kartu Identitas Berobat (KIB)
b. Kartu Identitas Berobat (KIB) pasien hilang
c. Kartu Identitas Berobat (KIB) sudah rusak
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 32
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019
DAFTAR PUSTAKA
Ahmat Yoga Suwarno, Rumpiati, Anjarean Dharmastuti. (2007). Efrktifitas dan Efesiensi Kartu
Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Ngebel Kabupaten Ponorogo. Ponorogo. [09 Okrober
2018].
Dadan Moahlisin. (2017). Analisis Pelaksanaan Pendaftaran Rawat Jalanpasien Umum Guna
Menunjang Tertib Administrasi Rekam Medis Di Rumah Sakit Tk. Ii 03.05.01 Dustiracimahi.
Cimahi. [09 Okrober 2018].
Dwarmawan, Sudarmiji. (2017). Pemodelan Sistem Aplikasi Pengolahan Data Pasien Pada Rumah
Sakit Islam Kota Metro Lampung. Lampung. [04 Desember 2018]
Prasko. (2013). Pengertian Pasien, Hak dan Kewajiban Pasien. Dikutip dari :
http://prasko17.blogspot.com/2013/04/pengertian-hak-dan-kewajiban-pasien.html. [08 Okrober
2018].
Rita Dian Pratiwi. (2017). Kajian efektifitas Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Mlati I
Sleman Yogyakarta. Yogyakarta. [09 Okrober 2018].
Sri Chandra Dewi. (2017). Satu Untuk Selamanya (Baca : KIB). Dikutip sari :
http://rsj.babelprov.go.id/content/satu-untuk-selamanya-baca-kib. [11 November 2018].
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung : Penerbit Alfabeta. [07
Desember 2018].
Umar Husain. (2011). Pengertian Analisis. Dikutip dari :
https://www.zonareferensi.com/pengertian-analisis-menurut-para-ahli-dan-secara-umum/. [08
November 2018].
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 33