Anda di halaman 1dari 8

Volume 2 Nomor 1 Maret 2019

ANALISIS KEPEDULIAN PASIEN TERHADAP KARTU IDENTITAS


BEROBAT (KIB) DI PUSKESMAS TEMPUNAK
ANALYSIS OF PATIENT'S CONCERNS OF MEDICINED IDENTITY CARD (KIB)
AT PUSKESMAS TEMPUNAK

Rika Yuanita Pratama1, Wahyu Chandra1


Prodi Perekam Dan Informasi Kesehatan, STIKes Kapuas Raya Sintang
E-mail: rikayuanita05@gmail.com

ABSTRAK Kartu Identitas Berobat (KIB) adalah kartu yang didalamnya berisi identitas pasien dan nomor
rekam medis yang digunakan sebagai bukti bahwa pasien telah terdaftar dan tercatat sebagai
pasien di fasilitas kesehatan. Kartu Identitas Berobat (KIB) tersebut harus dibawa setiap
pasien akan berobat di fasilitas kesehatan, dimana pasien tersebut sudah terdaftar di fasilitas
kesehatan (Nurul Hidayah, 2016). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kepedulian
pasien terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Tempunak. Metode dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pasien yang peduli terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas
Tempunak Kabupaten Sintang sebanyak 154 orang (76,23%) dan pasien yang tidak peduli
terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Tempunak Kabupaten Sintang sebanyak
48 orang (23,76%). Faktor-faktor penyebab kepedulian pasien terhadap Kartu Identitas
Berobat (KIB) yaitu Pasien lupa membawa membawa Kartu Identitas Berobat (KIB), kartu
Identitas Berobat (KIB) pasien hilang dan Kartu Identitas Berobat (KIB) sudah rusak.
Puskesmas Tempunak Kabupaten Sintang belum mempunyai Standar Prosedur Operasional
(SPO) tentang penerapan Kartu Identitas Berobat (KIB). Dari penelitian ini dapat disimpulan
masih ada ditemukan pasien yang kurang peduli terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di
Puskemas Tempunak.

Kata Kunci : Kepedulian, Pasien, KIB, Rekam Medis

ABSTRACT Medical Identity Card (MIC) is a card that contains the patient's identity and medical record
number that is used as evidence that the patient has been registered and registered as a
patient in a health facility. The Medical Identity Card (MIC) must be taken each patient will
seek treatment at a health facility, where the patient is already registered in a health facility
(Nurul Hidayah, 2016). The purpose of this study was to find out the patient's concern for a
Medical Identity Card (MIC) In Tempunak Health Center. The method in this study is
qualitative research with a descriptive approach. The results of this study showed that patients
who cared for the Medical Identity Card (MIC) In Tempunak Health Center Sintang District
as many 154 people (76.23%) and patients who did not care about the Medical Identity Card
(MIC) In Tempunak Health Center Sintang District as many 48 people ( 23.76%). The factors
that caused patient care to the Medical Identity Card (MIC), namely the Patient forgot to
bring a Medical Identity Card (MIC), the medical Identity Card (MIC) of the missing patient
and the Medical Identity Card (MIC) was damaged. The Sintang District Health Center has
not had an Operating Procedure Standard (SPO) regarding the application of a Medical
Identity Card (MIC). From this research it can be concluded that there are still patients who
care less about the Medical Identity Card (MIC) In Tempunak Health Center Sintang District

Keywords: Concern, Patient, MIC, Medical Record.

JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 26
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019

PENDAHULUAN
Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia nomor 71 tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional yang membahas tentang Prosedur dan
Tata Laksana Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional. Didalamnya memuat
“Untuk mendapatkan pelayanan, peserta menunjukan kartu identitas yang berlaku (proses
adminitrasi)”. Maksud dari kartu identitas yang berlaku disini adalah kartu yang sudah disiapkan
oleh petugas untuk mendata pasien yang sudah berobat. Kartu tersebut sererti Kartu Identitas
Berobat (KIB) yang digunakan pasien yang sudah pernah berobat di fasilitas kesehatan.
Kartu Identitas Berobat (KIB) adalah kartu yang didalamnya berisi identitas pasien dan
nomor rekam medis yang digunakan sebagai bukti bahwa pasien telah terdaftar dan tercatat sebagai
pasien di fasilitas kesehatan. Kartu Identitas Berobat (KIB) tersebut harus dibawa setiap pasien akan
berobat di fasilitas kesehatan, dimana pasien tersebut sudah terdaftar di fasilitas kesehatan (Nurul
Hidayah, 2016).
Kartu Identitas Berobat (KIB) sedianya merupakan alat penunjuk dokumen rekam medis.
Jika pasien tidak membawa Kartu Identitas Berobat (KIB), maka petugas akan kesulitan untuk
menemukan dokumen rekam medis. Apabila dokumen rekam medis pasien tersebut tidak
ditemukan maka pelayanan pasien akan terganggu dan kemudian akan menimbulkan masalah yang
lebih besar.
Pasien yang akan berobat hendaknya membawa kartu identitas berobat apabila pasien
tersebut sudah pernah berobat atau mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan tersebut. Hal ini
bertujuan agar petugas dapat dengan mudah menemukan dokumen rekam medis pasien tersebut,
sehingga berkas rekam medis data terisi dengan cepat.
Puskesmas Tempunak membuat peraturan yaitu semua pasien yang berobat harus
membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) atau Kartu Tanda Pengenal (KTP). Hal itu bertujuan untuk
mendata pasien yang berobat di Puskesmas Tempunak. Peraturan tersebut sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 tahun 2014 Tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan
Kewajiban Pasien yaitu mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit atau fasilitas kesehatan
lainnya.
Menurut Savitri Citra Budi, M PH (2011) rincian kegiatan yang dinilai dalam memberikan
angka kredit dalam perekam medis tingkat pelaksanaan lanjutan berisikan “memvalidasi kebenaran
data kelengkaan pengisian identitas pribadi, data sosial pasien rawat jalan, serta membuat kartu
pasien”. (Yang dimaksud kartu pasien dalam pernyataan di atas adalah Kartu Identitas Berobat
(KIB).

METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
(Notoatmodjo, 2012).
Menurut Moleong (2007), penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam suatu

JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 27
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019

populasi tertentu. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data melalui 2
tahap yaitu dengan observasi dan wawancara mendal (indepth interview), wawancara yang
dilakukan yaitu wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara. Dalam penelitian ini
bermaksud untuk memberikan deskriptif atau gambaran mengenai bagaimana kepedulian pasien
terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB).
Subjek dalam penelitian ini adalah informan. Informan adalah orang yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 2006).
Dalam penelitian ini terdapat 2 informan, yaitu sebagai berikut:
a. Informan kunci
Informan kunci (key informan) yaitu orang-orang yang sangat memahami permasalahan
yang diteliti. Pengambilan Informan kunci pada penelitian ini menggunakan tehnik Snowball
sampling. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding
semakin lama semakin besar (Sugiyono, 2001). Adapun Informan kunci dalam penelitian ini
adalah pasien yang sudah mempunyai Kartu Identitas Berobat (KIB) sebanyak 3 orang.
b. Informan pendukung
Dalam informasi ini menggunakan tehnik triangulasi sumber, dalam triangulasi sumber ini
informan pendukung yaitu Kepala Ruangan
Objek penelitian adalah sarana dari penelitian atau objek yang diteliti (Bungin, 2009).
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kartu Identitas Berobat (KIB) dan Standar
Prosedur Operasional (SPO) yang ada di Puskesmas Tempunak. Setelah melakukan observasi
selama saru bulan peneliti mendapatkan 202 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang telah diperoleh melalui hasil observasi dan
wawancara dilapangan terhadap kepedulian pasien terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di
Puskesmas Tempunak Kabupaten Sintang Tahun 2018, adapun hasil penelitian yang diperoleh,
sebagai berikut :
1. Gambaran kepedulian pasien terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB)
a. Gambaran kepedulian pasien terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) berdasarkan hasil
observasi
Gambaran kepedulian pasien dapat dinilai dari beberapa aspek, aspek tersebut antara lain :
1) Membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) setiap kali pasien berobat
Pada saat pasien yang baru pertama kali berobat, pasien tersebut akan dibuatkan
Kartu Identitas Berobat (KIB) agar pasien tersebut terdaftar sebagai pasien di puskesmas
tempunak. Pada saat pembuatan Kartu Identitas Berobat (KIB) petugas juga
memberitahukan kepada pasien supaya setiap berobat kembali di puskesmas tempunak
agar selalu membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) tersebut. Hal itu dikarenakan Kartu
identitas berobat (KIB) yaitu kartu yang di buat pada setiap pasien yang baru pertama
kali berobat di rumah sakit digunakan oleh pasien untuk berobat saat mendaftar di TPP,
yang bertujuan untuk membantu petugas dalam menemukan Dokumen Rekam Medis
(DRM) pasien (Muhammad Ilham Amir, 2004). Hal itu berkaitan dengan aspek

JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 28
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019

pelayanan yang akan diberikan kepada pasien jika pasien tersebut berobat kembali di
pusksmas tempunak. Hal-hal yang akan terjadi jika pasien tidak membawa Kartu
Identitas Berobat (KIB) antara lain :
a) Pelayanan yang akan diberikan kepada pasien akan lebih lama
b) Petugas sulit menemukan data pasien
c) Petugas tidak bisa melayani pasien dengan efisien
Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 202 pasien selama kutang
lebih satu bulan di Puskesmas Tempunak ditemukan sebanyak 154 (76,23%) pasien
yang membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) dalam keadaan baik. Tetapi pasien yang
membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) dalam keadaan rusak sebanyak 16 orang
(7,92%). Sedangkan pasien yang tidak membawa sebanyak 32 orang (15,84%).
Pernyataan bisa digambarkan melalui diagram dibawah ini :
Diagran 1. jumlah pasien membawa
Kartu Identitas Berobat (KIB)
200
150 76.23%
100 154
50 15.84%
0 7.92%
16 32

2) Tahu fungsi dari Kartu Identitas Berobat (KIB) itu sendiri


Tempunak itu sendiri, petugas pendaftaran tidak memberi tahu secara langsung
kepada pasien. Hal tersebut membuat minimnya pengetahuan pasien terhadap apa fungsi
dari Kartu Identitas Berobat (KIB) itu sendiri. Hal tersebut dikuatkan dengan wawancara
kepada tiga pasien yang menyatakan bahwa ketiga pasien tersebut tidak mengetahui apa
fungsi dari Kartu Identitas Berobat (KIB) tersebut. Meskipun peneliti menyadari bahwa
tiga pasien tidak bisa mewakili 202 pasien yang disurvai, tetapi hal lain yang
menguarkan bahwa pasien tidak tahu tentang fungsi dari Kartu Identitas Berobat (KIB)
adalah tidak ada spanduk atau pamplet yang bertuliskan fungsi dari Kartu Identitas
Berobat (KIB) tersebut. Hal lain yang menguatkan yaitu petugas yang pelayanan
pendaftaran tidak pernah memberitahukan fungsi dari Kartu Identitas Berobat (KIB) itu
sendiri. Tetapi petugas hanya memberitahukan kepada pasien supaya setiap pasien
berobat agar membawa Kartu Identitas Berobat (KIB).
3) Menjaga Kartu Identitas Berobat (KIB)
Jika Kartu Identitas Berobat (KIB) sudah rusak atau tulisan yang ada dalam Kartu
Identitas Berobat (KIB) sudah tidak bisa terbaca, maka petugas pendagtaran akan
kesulitan untuk menemukan Dokumen Rekam Medis (DRM) pasien dan otomatis
petugas rekam medis akan membuat Kartu Identitas Berobat (KIB) yang baru untuk
mengganti Kartu Identitas Berobat (KIB) pasien yang sudah rusak.
Ada beberapa jenis kerusakan Kartu Identitas Berobat (KIB) yang peneliti temukan
pada saat melakukan observasi, diantaranya:
a) Kartu sudah sobek.
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 29
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019

b) Tulisan pada kartu sudah tidak bisa dibaca.


c) Kertas sudah lusuh
Dari hasil obsevasi yang dilakukan oleh peneliti dari rentang waktu kurang lebih satu
bulan, yaitu dari rentang waktu mulai dari 7 januari 2019 sampai dengan 8 februari 2019
didapatkan sebanyak 202 pasien. Dengan 17 pasien kehilangan Kartu Identitas Berobat
(KIB), 15 pasien tidak membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) dan pasien yang membawa
kartu identitas berobat tetapi rusak sebanyak 16 pasien.
Diagram 4.2 Kepedulian pasien terhadap
Kartu Identitas Berobat (KIB)
200
76.23
150
%
154
100
50
0 7.42% 8.41% 7.92%
15 17 16
Tidak Membawa
membawa tetapi rusak

Dari hasil absevasi yang dilakukan oleh peneliti, pasien yang peduli terhadap Kartu
Identitas Berobat (KIB) 154 orang (76,23%). Sedangkan 48 orang (23,76%) tidak peduli
terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB). Hasil observasi tersebut bisa dilihat pada tabel yang ada
di bawah.
Diagram 4.3 Ringkasan kepedulian pasien terhadap
Kartu Identitas Berobat (KIB)
200
76.23
%
154
100
23.76
0 %
48
Peduli Tidak peduli

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepedulian pasien terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB)
Faktor-faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi)
terjadinya sesuatu. faktor-faktor dari kepedulian pasien terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB)
yaitu ;
a. Pelayanan pendaftaran pasien
Di sarana pelayanan pendaftaran pasien Puskesmas Tempunak, petugas tidak
memberitahukan kepada pasien tentang Kartu identitas Berobat (KIB). Petugas hanya
memberitahukan kepada pasien untuk selalu membawa Kartu identitas Berobat (KIB) jika
ingin berobat kembali.
b. Pengalaman Pasien
Kejadian yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) baik yang sudah lama
atau baru saja terjadi seperti pasien yang pernah membawa Kartu Identitas Berobat (KIB)
pada saat pasien tersebut berobat. Pasti pada saat pasien tersebut berobat kembali, pasien
tersebut akan selalu membawa Kartu Identitas Berobat (KIB).

JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 30
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019

c. Pendidikan Pasien
Kenapa pendidikan pasien juga perlu untuk melihat kepedulian pasien terhadap Kartu
Identitas Berobat (KIB), karena pasien yang punya pendidikan pasti sadar seberapa
pentingnya Kartu Identitas Berobat (KIB) tersebut. Di Puskesmas Tempunak banyak dari
pasiennya hanya berpendidikan SMA dan dibawahnya dan yang berpenddikan sarjana hanya
sedikit. Sehingga ada pasien yang kurang peduli terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB).
d. Keteledoran Pasien
Di Puskesmas Tempunak sendiri masih ada pasien yang teledor. Hal tersebut tentunya
akan menambah beban kerja bagi petugas rekam medis. Keteledoran pasien yang sering
terjadi di Puskesmas Tempunak seperti pasien yang lupa membawa KIB, pasien yang
menghilangkan KIB nya, ataupun pasien yang KIB nya sudah rusak. Hal-hal seperti diatas
adalah contoh keteledoran yang terjadi di Puskesmas Tempunak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepedulian pasien terhadap Kartu Identitas Berobat


(KIB) tersebut antara lain yaitu:
a. Pasien lupa membawa membawa Kartu Identitas Berobat (KIB)
Pasien yang lupa membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) tentunya akan membuat
petugas pendaftaran kesulitan dalam mendaftarkan pasien tersebut. Karena petugas harus
mencari data pasien tersebut di buku ekspedisi pendaftaran pasien supaya pasien tersebut
bisa segera di daftarkan. Biasanya jika pasien tersebut lupa membawa Kartu Identitas
Berobat (KIB) maka orang yang mengantar pasien tersebut harus mengambil Kartu Identitas
Berobat (KIB) terlebih dahulu sebelum pasien tersebut di daftarkan. Tetapi pasien tersebut
tetap mendapat pelayanan kesehatan. Tetapi jika tempat tinggal si pasien itu jauh, maka
petugas sendiri yang akan mencari data pasien di buku ekspedisi pendaftaran pasien. hal
tersebutlah yang membuat pendaftaran pasien akan semakin lama.
b. Kartu Identitas Berobat (KIB) pasien hilang
Pasien yang Kartu Identitas Berobat (KIB) hilang akan ditegur oleh petugas pendaftaran
karena sudah menghilangkan Kartu Identitas Berobat (KIB) nya. Karena dari awal
pembuatan Kartu Identitas Berobat (KIB) yang akan diberikan kepada pasien, petugas sudah
memberitahukan kepada pasien supaya setiap kali berobat harus membawa Kartu Identitas
Berobat (KIB).
c. Kartu Identitas Berobat (KIB) sudah rusak
Jika Kartu Identitas Berobat (KIB) milik pasien sudah rusak, maka petugas pendaftaran
pasien akan membuatkan Kartu Identitas Berobat (KIB) yang baru. Tetapi dengan nama dan
nomor rekam medis yang sama dengan Kartu Identitas Berobat (KIB) pasien yang sudah
rusak. Tetapi pasien tersebut mendapat teguran dari petugas pendaftaran karena sudah
merusak Kartu Identitas Berobat (KIB) nya.

3. Mengidentidikasi Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang Kartu Identitas Berobat (KIB)
yang ada dipelayanan pendaftaran Puskesmas Tempunak.
Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Prosedur Operasional (SPO) merupakan suatu
pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat

JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 31
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019

penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan


prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
Peraturan yang mengatur tentang Standar Prosedur Operasional (SPO) Puskesmas ada
pada peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 44 tahun 2016 tentang pedoman
manajemen Puskesmas. Peraturan tersebut menerangkan bahwa untuk
mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang akan dilaksanakan perlu adanya dokumen yang
relevan. Dokumen tersebut slah satunya adalah Standar Prosedur Operasional (SPO). Itulah
penyebab harus adanya Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang kartu identitas berobat.
Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang Kartu Identitas Berobat (KIB) di sarana
pelayan pendaftaran Puskesmas Tempunak, belum ada dikarenakan petugas rekam medis yang
ada bukan dari lulusan rekam medis melainkan dari lulusan SMA san S1 kesehatan masyarakat.
Dengan demikian, penerapan Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Tempunak Belum
berjalan dengan Maksimal. Oleh sebab itu, petugas rekam medis harus segera membuat Standar
Prosedur Operasional (SPO) tentang Kartu Identitas Berobat (KIB) supaya memudahkan dalam
pelayanan yang diberikan kepada pasien. Disamping memudahkan dalam pelayanan, Standar
Prosedur Operasional (SPO) yang telah dibuat juga memudahkan untuk proses Akreditasi yang
akan datang.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Henny Maria Ulfa yang berjudul “Analisis
Pelaksanaan Pengelolaan Rekam Medis Di Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru”
menunjukan hasil pengelolaan rekam medis belum berjalan dengan maksimal, secara kuantitas
petugas sudah mencukupi namun belum berkualitas, belum memiliki Standar Prosedur
Operasional Pengelolaan Rekam Medis dan uraian tugas rekam medis. Jadi penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Henny Maria Ulfa sama-sama
menemukan hasil yang hamper sama, yaitu pengolahan suatu prosedur pekerjaan belum berjalan
dengan maksimal kerena blum adanya Standar Prosedur Operasional (SPO) yang mengatur.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan karena tidak adanya Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang mengatur akan membuat suatu pekerjaan petugas rekam medis akan
berjalan kurang maksimal. Sehingga untukmenanggulangi masalah tersebut petugas rekam
medis harus membuat Standar Prosedur Operasional (SPO). Supaya bisa menanggulangi
masalah tersebut.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari hasil penelitian dan
pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Pasien yang peduli terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Tempunak Kabupaten
Sintang sebanyak 154 orang (76,23%).
2. Pasien yang tidak peduli terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Tempunak
Kabupaten Sintang sebanyak 48 orang (23,76%).
3. faktor-faktor penyebab kepedulian pasien terhadap Kartu Identitas Berobat (KIB) yaitu :
a. Pasien lupa membawa membawa Kartu Identitas Berobat (KIB)
b. Kartu Identitas Berobat (KIB) pasien hilang
c. Kartu Identitas Berobat (KIB) sudah rusak

JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 32
Volume 2 Nomor 1 Maret 2019

4. Puskesmas Tempunak Kabupaten Sintang belum mempunyai Standar Prosedur Operasional


(SPO) tentang penerapan Kartu Identitas Berobat (KIB).

DAFTAR PUSTAKA
Ahmat Yoga Suwarno, Rumpiati, Anjarean Dharmastuti. (2007). Efrktifitas dan Efesiensi Kartu
Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Ngebel Kabupaten Ponorogo. Ponorogo. [09 Okrober
2018].
Dadan Moahlisin. (2017). Analisis Pelaksanaan Pendaftaran Rawat Jalanpasien Umum Guna
Menunjang Tertib Administrasi Rekam Medis Di Rumah Sakit Tk. Ii 03.05.01 Dustiracimahi.
Cimahi. [09 Okrober 2018].
Dwarmawan, Sudarmiji. (2017). Pemodelan Sistem Aplikasi Pengolahan Data Pasien Pada Rumah
Sakit Islam Kota Metro Lampung. Lampung. [04 Desember 2018]
Prasko. (2013). Pengertian Pasien, Hak dan Kewajiban Pasien. Dikutip dari :
http://prasko17.blogspot.com/2013/04/pengertian-hak-dan-kewajiban-pasien.html. [08 Okrober
2018].
Rita Dian Pratiwi. (2017). Kajian efektifitas Kartu Identitas Berobat (KIB) di Puskesmas Mlati I
Sleman Yogyakarta. Yogyakarta. [09 Okrober 2018].
Sri Chandra Dewi. (2017). Satu Untuk Selamanya (Baca : KIB). Dikutip sari :
http://rsj.babelprov.go.id/content/satu-untuk-selamanya-baca-kib. [11 November 2018].
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung : Penerbit Alfabeta. [07
Desember 2018].
Umar Husain. (2011). Pengertian Analisis. Dikutip dari :
https://www.zonareferensi.com/pengertian-analisis-menurut-para-ahli-dan-secara-umum/. [08
November 2018].

JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 33

Anda mungkin juga menyukai