Anda di halaman 1dari 45

EVALUASI PROGRAM (EVAPRO) PELAYANAN PENGOBATAN INFEKSI SALURAN

PERNAPASAN ATAS (ISPA) BERDASARKAN DIAGNOSIS KOMUNITAS


DI WILAYAH KERJA PUSKEMAS MUARA RUPIT
(Evapro, Musi Rawas Utara, November 2021)

Oleh:
dr. Kemas Muhammad Naufal Nashor
dr. Muhammad Ikbar Fauzan
Peserta Dokter Internsip (PIDI) 2021
.
Pembimbing:
dr. Jeri Afrimando

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PUSKEMAS MUARA RUPIT
2021
OUTLINE
01 PENDAHULUAN

02 TINJAUAN PUSTAKA

03 ANALISIS SITUASI PUSKESMAS

DIAGNOSIS KOMUNITAS &


04 RENCANA KEGIATAN

05 KESIMPULAN & SARAN

06 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Thapa dkk., (2012) istilah komunitas memiliki dua makna
independen yang berbeda, yaitu: Merujuk ke unit sosial yang ditandai berbagai
derajat koherensi sosial dan memiliki kesamaan nilai-nilai, serta secara biologis
komunitas berarti sekelompok makhluk hidup yang saling berbagi lingkungan
kependudukan.

Sedangkan, WHO mendefinisikan diagnosis komunitas sebagai penilaian


kuantitatif dan kualitatif mengenai keadaan kesehatan di komunitas dan faktor-
faktor yang mempengaruhi kondisi masyarakat khususnya di bidang kesehatan.
Latar Belakang
Puskesmas Muara Rupit merupakan salah satu Puskesmas yang ada di
Kabupaten Musi Rawas Utara yang terletak di jalan Lintas Sumatera Kelurahan Muara
Rupit Kecamatan Rupit. Jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 44.851 yang
tersebar pada 17 Desa di Kecamatan Rupit dengan 17 Polindes dan 6 Puskesmas
Pembantu yang terletak di Desa Noman, Maur Lama, Maur Baru, Pantai, Sungai Jernih
dan Karang Anyar. Menurut buku profile Puskemas Muara Rupit tahun 2020, terdapat
10 penyakit terbanyak dari semua kunjungan ke Puskemas Muara Rupit yaitu:
ISPA, hipertensi, diare, tersangka TBC paru, diabetes mellitus, TB paru BTA (+), DBD,
suspek malaria, malaria dan disentri (Profile Puskemas Muara Rupit, 2020).
Latar Belakang
Berdasarkan data yang ada, Kelurahan Muara Rupit menyumbang penyakit
terbanyak dari seluruhnya. Kelurahan Muara Rupit sebagian warganya bekerja sebagai
buruh. Selain itu, pada Kelurahan Muara Rupit masih banyak ditemukan pemukiman
warganya yang cukup padat, kurang bersih, posisi rumah yang banyak berada di bawah
(lebih rendah) dibandingkan jalan utama, tidak terdapat saluran air dan rata-rata
pendidikan masyarakatnya kurang sehingga kesadaran masayarakat untuk berobat masih
rendah. Akibatnya, banyak kasus yang mungkin tidak terdeteksi/terdiagnosis dan
walaupun telah terdiagnosis, kepatuhan untuk melanjutkan pengobatan sangat rendah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melaksanakan diagnosis
komunitas terkait kasus ISPA di Puskesmas Muara Rupit.
Tujuan Penelitian
TUJUAN KHUSUS
• Tersusunnya Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) Puskesmas
Muara Rupit untuk tahun
berikutnya dalam upaya
meningkatkan cakupan dan mutu
pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan wilayah
TUJUAN UMUM kerjanya.
Untuk meningkatkan kemampuan manajemen ▪ Tersusunnya Rencana Pelaksanaan
puskesmas dalam menyusun perencanaan Kegiatan (RPK) setelah diterimanya
kegiatan tahunan dan melaksanakan kegiatan Alokasi Sumber Daya untuk kegiatan
berdasarkan fungsi dan azas penyelenggaraannya. tahun berjalan dari berbagai sumber.
Manfaat Penelitian

1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk


Manfaat menyelenggarakan upaya kesehatan secara efektif dan efisien
demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Perencanaan memudahkan pengawasan dan
pertanggungjawaban.
3. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan
potensi yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batasan Masalah Kesehatan
▪ Batasan kesehatan masyarakat (public health) menurut Profesor Winslow (1920) dari
Universitas Yale adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup,
dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat).

▪ Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow mengusulkan cara atau
pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya-upaya pengorganisasian
masyarakat. Masalah-masalah kesehatan masyarakat mencakup: sanitasi lingkungan
pemberantasan penyakit, pendidikan kesehatan (higiene), manajemen (pengorganisasian)
pelayanan kesehatan, pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan
kesehatan masyarakat.
MENENTUKAN
Melakukan survey dan
MASALAH mengumpulkan BATASAN
KESEHATAN masalah MASALAH

Konsep terjadinya penyakit Melakukan pencarian


menurut Blum dapat dipakai faktor risiko penyebab
untuk membuat kerangka timbulnya masalah
konsep yang menjelaskan
mengapa penyakit tersebut
kesehatan
terjadi.
Faktor Derajat Kesehatan Teori HL Blum

Perilaku Lingkungan Pelayanan Kesehatan Keturunan


(lifestyle) (Environment) (Health Care Service) (Heredity)

Lingkungan ini meliputi Keberadaan fasilitas kesehatan Faktor keturunan/genetik ini


Gaya hidup individu atau
lingkungan fisik atau sangat menentukan dalam juga sangat berpengaruh pada
masyarakat merupakan
buatan manusia misalnya pelayanan pemulihan kesehatan, derajat kesehatan. Hal ini
faktor yang mempengaruhi
sampah, air, udara dan pencegahan terhadap penyakit, karena ada beberapa penyakit
derajat kesehatan masyarakat
perumahan, dan pengobatan dan keperawatan yang diturunkan lewat genetik
sangat tergantung pada
sosiokultur (ekonomi, serta kelompok dan masyarakat atau faktor yang telah ada
perilaku manusia itu sendiri.
pendidikan, pekerjaan). yang memerlukan pelayanan pada diri manusia yang
kesehatan. . dibawa sejak lahir.
Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
Konsep Perencanaan Terpadu Puskemas

1. Analisis situasi
2. Identifikasi Masalah
3. Penentuan Prioritas Masalah
Tabel. Tabel Prioritas Masalah dengan Metode PAHO
Kriteria/Masalah Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3 Masalah 4
Magnitude (M)
Severity (S)
Vulnerability (V)
Community concern (C)
MxSxVxC
Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan


dengan menentukan akar penyebab masalah.
Metode penentuan akar masalah yang sering
digunakan berupa metode Fishbone dan metode
Pohon Masalah.
1.Menyepakati pernyataan masalah
2.Pernyataan masalah ini diinterpretasikan sebagi
“effect” atau masalah yang secara visual dalam
fishbone seperti kepala ikan.
3.Mengidentifikasi kategori 6M
4.Menemukan sebab-sebab potensial terjadinya
Gambar. Metode Fishbone suatu masalah dengan cara brainstorming
5.Mengkaji sebab-sebab yang paling mungkin
menjadi akar permasalah kesehatan
Alternatif Pemecahan Masalah

Pohon masalah (problem tree) merupakan


sebuah pendekatan/ metode yang digunakan
untuk identifikasi penyebab suatu masalah
Pohon masalah memiliki tiga bagian, yakni
batang, akar, dan cabang. Batang pohon
menggambarkan masalah utama, akar
merupakan penyebab masalah inti,
sedangkan cabang pohon mewakili dampak
Penyusunan Rencana Kerja Terpadu

Rencana kerja terpadu terdiri atas rencana usulan kegiatan dan rencana
pelaksanaan kegiatan. Upaya kesehatan yang dilakukan harus sesuai dengan
tujuan, target dan sasaran yang disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki.
Pelaksanaan upaya kesehatan dijadwalkan agar lebih efektif dan efisien.
BAB III
ANALISIS SITUASI
PUSKESMAS MUARA RUPIT
Gambaran Umum

Puskesmas Muara Rupit berdiri pada tahun 2019, merupakan Puskesmas Induk di Kecamatan
Rupit. Wilayah kerja Puskesmas Muara Rupit meliputi 1 Kelurahan dan 16 Desa, dengan luas
wilayah kerjanya ± 74.000 Ha.
Gambaran Umum
Tabel. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rupit Tahun 2020
Jenis Kelamin
No. Kelurahan Total
Laki-Laki Perempuan
1 Tanjung Beringin 847 844 1.691
2 Noman 650 751 1.401
3 Noman Baru 1.400 1.602 3.002
4 Batu Gajah 466 578 1.044
5 Batu Gajah Baru 1.061 1.243 2.304
6 Maur Lama 1.642 1.807 3.449
7 Maur Baru 1.116 1.306 2.422
8 Bingin Rupit 820 911 1.731
9 Beringin Jaya 775 763 1.538
10 Muara Rupit 3030 3.110 6.140
11 Lubuk Rumbai 1.212 1.019 2.231
12 Pantai 1.085 1.718 2.803
13 Lawang Agung 2.477 2681 5.158
14 Lubuk Rumbai Baru 652 687 1.339
15 Sungai Jernih 928 1.010 1.938
16 Karang Waru 803 1.003 1.806
17 Karang Anyar 2.264 2.590 4.854
JUMLAH 21.228 23.623 44.851
Gambaran Kesehatan
10 Penyakit Terbanyak di Puskemas Muara Rupit
3500
3000
2500
2000
1500
1000 Jumlah Kasus
500
0

Berdasarkan data yang didapatkan dari angka kesakitan pada bulan Januari sampai Desember 2020
diketahui bahwa ISPA sebagai kasus terbanyak pertama sebanyak 3.077 kasus
Faktor Determinan

Prioritas Jumlah FAKTOR DETERMINAN (TEORI H.L. BLUM)


Masalah Kasus 1 tahun Kependudukan Lingkungan Perilaku Pelayanan Kebijakan
Kesehatan Kesehatan
ISPA 3.077 + + + + +
Hipertensi 1.062 + +

1.ISPA ada lima faktor risiko yaitu a) kepadatan penduduk, b) lingkungan yang tidak sehat, c) gaya hidup
berupa tidak memakai masker di sekitar orang yang sakit dan tidak melakukan etika bersin atau batuk yang
baik, d) promosi kesehatan tentang PHBS dan etika batuk, dan e) kebijakan pemerintah tentang keadaan
udara dan asap di lingkungan.
2.Hipertensi berkaitan dengan a) semakin banyaknya penduduk usia lebih tua dan juga dengan, b) budaya
berolahraga rendah, dan c) promosi kesehatan tentang masalah kardiovaskuler kurang.
Kerangka Operasional
Analisis Situasi
Puskesmas Muara Rupit

Identifikasi Masalah
Kesehatan

Identifikasi Akar Penyebab


Masalah

Penentuan Program
Kesehatan
Alternatif Pemecahan
Masalah
Pelaksanaan
Program

Monitoring dan
Kesimpulan dan Saran
Evaluasi
BAB IV
DIAGNOSIS KOMUNITAS &
RENCANA KEGIATAN
Identifikasi Masalah
Strategi Penentuan
Informan

Populasi yang dipilih adalah Kelurahan Muara Rupit, Musi Rawas Utara. Kelompok kemudian
melakukan wawancara ke-10 pasien yang dipilih menggunakan purposive sampling ketika pasien
datang ke poli untuk memeriksakan kesehatannya. Kelompok juga melakukan tanya jawab dengan
anggota keluarga ataupun pendamping yang menemani pasien untuk mengetahui masalah yang ada.
Wawancara tersebut bertujuan untuk diambil data kesehatan dan dapat memberikan gambaran umum
situasi lingkungan tempat tinggal. Data kemudian dikumpulkan dan didapatkan deskripsi keluarga
secara umum, assessment perilaku dan assessment keadaan lingkungan. Data kemudian diuraikan dalam
bentuk narasi, tabel dan poin-poin seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.
Identifikasi Faktor Sosial
Keluarga Daftar Penyakit Perilaku Keadaan Lingkungan
Keluarga I (Tn. I) • Diabetes Melitus • Keluarga kurang memperhatikan asupan makanan• Air untuk mandi berasal dari PDAM Air PDAM juga
sehari-hari dimasak untuk digunakan sebagai air minum sehari-
• Tn. I yang sering makan sembarang tanpa harinya
mempedulikan sakit DM nya • Ukuran rumah kira-kira berkisar 12x7 meter tanpa taman
• Ny. E yang senang mengkonsumsi jajan jajanan atau tanaman hijau di sekitarnya
kecil • Memelihara kucing di dalam lingkungan rumahnya
• Kurangnya melakukan olahraga dalam• Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang
kesehariannya • Aliran got mengalir dengan baik
• Keluarga jarang mengkontrol kesehatan di• Lantai rumah terbaut dari semen
puskesmas terdekat
Keluarga II (Tn. S ) • Hipertensi • Tn. S suka merokok ½-1 bungkus seharinya • Lingkungan tempat tinggal cukup padat
• ISPA • Tn. S tidak pernah sarapan pagi • Kondisi rumah cukup berantakan dan kotor, berukuran
• Dispepsia • Tidur Tn. S kurang cukup dan sering minum kopi cukup luas, sekitar 8x10 m
1-2 gelas seharinya • menggunakan air sumur utuk minum, mandi dan cuci
• Banyaknya gantungan baju dan kondisi ruangan pakain. Didalam bak mandi di rumah banyak terdapat
yang pengap jentik-jentik nyamuk
• Jarang membersihkan rumah • Sampah dibuang 2 hari sekali oleh Tn. S
• Jarang menguras bak • banyak pakaian dan benda-benda rumah yang berserakan,
• Keluarga jarang kontrol kesehatan ke dokter rumah jadi terasa sedikit pengap dan berbau
Identifikasi Faktor Sosial

Keluarga Daftar Penyakit Perilaku Keadaan Lingkungan


Keluarga III • Hipertensi • Keluarga kurang memperhatikan asupan makanan• Lingkungan tempat tinggal cukup luas
(Tn. Z) • Cephalgia sehari-hari • Di sekitar pekarangan rumah tidak terdapat pepohonan
• Tn. Z jarang berolahraga • Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang
• Tn. Z Jarang menggunakan masker saat keluar• Menggunakan air PDAM utuk minum, mandi dan cuci
rumah sehingga rentan terkena debu • Sampah dibuang pada tempat pembuangan sampah yang
• Bak Mandi jarang dikuras hanya 1x sebulan diambil tukang sampah 2x seminggu
sehingga meningkatkan resiko jentik nyamuk yang• Aliran got mengalir dengan baik
berkumpul • Lantai rumah tidak menggunakan keramik
Keluarga IV (Tn. AR) • Dislipidemia • Tn. AR merokok 1/2 bungkus per hari • Kondisi rumah bersih dan tertata rapi, berukuran cukup
• Low back pain • Tn. AR minum kopi sehari 2-3 kali luas, sekitar 7x10 m
• Tn. AR jarang berolahraga • Menggunakan air PDAM untuk mandi dan mencuci,
• An. P dan An. R jarang makan sayur dan buah sedangkan untuk air minum keluarga Tn. AR membeli air
• Ny. S jarang berolahraga gallon
• Ny. S sering mengkonsumsi makanan yang• Kondisi ventilasi kamar yang baik, bersih dan tertata rapi
digoreng dan bersantan • Sampah rumah tangga langsung dibuang atau dibakar
Identifikasi Faktor Sosial

Keluarga Daftar Penyakit Perilaku Keadaan Lingkungan


Keluarga V • ISPA • An. Y yang sulit untuk makan, dan tidak makan• Kondisi rumah bersih dan tertata rapi, berukuran cukup
(Tn. PS) kalau tidak dipaksa luas, sekitar 7x12 m
• An. Y yang sering jajan di lingkungan rumah. • Pencahayaan dan ventilasi rumah baik
• An. Y sering terhirup asap rokok karena Tn. PS• Menggunakan air PDAM untuk mandi dan mencuci
merokok 1 bungkus perhari • Minum menggunakan air PDAM yang direbus sendiri
• Lantai rumah menggunakan keramik
Keluarga VI (Tn.T) • Diabetes melitus • Pola makan teratur, konsumsi garam sedang, menu• Jamban dan septic tank baik
• Kanker payudara makanan seimbang, masak makanan sendiri.• Ventilasi dan pencahayaan cukup
Kebiasaan konsumsi teh, kopi, gorengan, ikan asin• Rumah memiliki plafon
ada. • Air bersih berasal dari PDAM
• Rutin berolahraga di dalam rumah • Lantai rumah tidak dipasang ubin, ruang tamu, kamar
• Tidak ada anggota keluarga yang merokok dilapisi karpet
• Mandi 2x sehari • Tingkat kriminalitas cukup tinggi, terutama di malam hari
• Tidur malam cukup
• Rutin membersihkan rumah dan lingkungan sekitar
• Rutin ke puskesmas
Identifikasi Faktor Sosial
Keluarga Daftar Penyakit Perilaku Keadaan Lingkungan
Keluarga VII • ISPA • An. M lebih sering jajan diluar dibandingkan• Kondisi rumah bersih dan teratur, berukuran cukup luas,
(Tn. RV) • Cephalgia makan dirumah. sekitar 9x12 m
• An. M sering bermain bersama dan berkumpul• Di sekitar pekarangan rumah tidak terdapat pepohonan.
dengan teman-temannya • Kondisi ventilasi kamar yang baik.
• Tn. RV merokok 1 bungkus perhari dan minum• Pencahayaan dan ventilasi rumah baik
kopi 2-3 kali sehari • Menggunakan air PDAM utuk minum, mandi dan cuci.
• Kurangnya kesadaran akan menjemur kasur• Sampah dibuang pada tempat pembuangan sampah
sehingga dapat membuat kamar berdebu masyarakat
• Keluarga jarang berolahraga • Jamban dan septic tank baik
• Keluarga jarang berobat ke puskesmas
Keluarga VIII • Diabetes Mellitus • Pola makan tidak teratur, konsumsi garam sedang,• Kondisi rumah bersih dan teratur, berukuran cukup luas,
(Tn. B) menu makanan tidak seimbang, masak makanan sekitar 10 x 10 m
sendiri • Air bersih berasal dari PDAM
• Kebiasaan konsumsi teh, kopi, gorengan, dan• Ventilasi dan pencahayaan cukup
sering minum minuman yang manis • Lantai rumah keramik, ruang tamu, kamar dilapisi karpet
• Tidak berolahraga • Jamban dan septic tank baik
• Ada anggota keluarga yang merokok
• Rutin membersihkan rumah dan lingkungan sekitar
• Mandi 2x sehari
• Nafsu makan dan berat badan Tn. B dan Ny. Y
menurun
Identifikasi Faktor Sosial
Keluarga Daftar Penyakit Perilaku Keadaan Lingkungan
Keluarga IX (Tn. E) • Hipertensi • Keluarga kurang memperhatikan asupan makanan• Rumah berukuran cukup luas, sekitar 8 x 10 m
• Stroke sehari-hari • Air bersih berasal dari air ledeng
• Keluarga jarang berolahraga • Di sekitar pekarangan rumah terdapat banyak tanaman dan
• Kebiasaan Tn. E dan An. A yang sering pepohonan.
mengonsumsi nasi padang • Di depan rumah juga terdapat kolam ikam yang tertutup
• Tn. E sering makan tidak teratur. sebuah seng
• Ny. F yang sering terbangun pada malam hari• Keadaan di dalam rumah sedikit berantakan, ventilasi
sehingga menyebabkan istirahat tidak optimal udara dan pencahayaan dalam rumah sangat minim
• An. A yang sering menatap layar komputer
seharian
• Kelurga jarang membersihkan rumah
Keluarga X (Tn. H) • Rhinitis Alergi • Tempat tinggal yang kurang bersih menyebabkan• Rumah Tn. H berukuran cukup luas, sekitar 9 x 12 m
• Asma keluarga rentan terkena infeksi dan alergi kambuh • Di halamannya banyak terdapat tanaman
• Kurangnya kesadaran akan menjemur kasur• Keadaan di dalam rumah lumayan rapi
sehingga dapat membuat kamar berdebu • Terdapat banyak debu dikamar Tn. H dan kamar anak-
• Ny. M jarang berolahraga. anaknya
• Nafsu makan Tn. H dan Ny. M kurang • Ventilasi udara dan pencahayaan dalam rumah sangat
• Tidak mencuci tangan minim
• Keluarga menggunakan air PDAM untuk mandi cuci
kakus dan air galon isi ulang untuk minum
Identifikasi Faktor Perilaku dan Lingkungan

• Tidak rutin berolahraga


• Beberapa merupakan perokok aktif selama lebih dari 20 tahun
• Rata-rata masyarakat memasak makanan sendiri
• Kebiasaan minum teh, kopi, dan makan gorengan
• Waktu tidur bervariasi
• Rutin mandi dan mencuci tangan
• Air PDAM
• Sebagian besar belum memiliki septic tank
• Seluruh keluarga memiliki JKN, sebagian besar PBI
• Kondiri rumah sebagian besar terbuat dari kayu, beberapa dapur tidak memilik flapon
Identifikasi Faktor Perilaku dan Lingkungan

Faktor predisposisi Faktor Enabling


• Latar pendidikan bervariasi • Lokasi mudah dijangkau
• Mayoritas muslim • Angka kunjungancukup aktif
• Usia reproduktif • Keakraban antar-warga baik
• Lebih mengutamakan pencarian • Terdapat banyak tempat praktek bidan maupun dokter
dibanding kesehatan
• Kebersihan lingkungan kurang baik Faktor Reinforcing
• Tokoh masyarakat dan tokoh agama memiliki pengaruh
yang cukup kuat terhadap warganya
Identifikasi Prioritas Masalah
Tabel. Penentuan Prioritas Masalah Menggunakan Metode PAHO
Penyakit (M) (S) (V) (C) Total Prioritas
ISPA 9 6 7 8 3024 I
Hipertensi 7 7 6 5 1470 II
Diare 5 4 4 6 480 VI
Tersangka TBC Paru 5 5 7 5 875 V
Diabetes Mellitus 6 7 6 5 1260 III
TB Paru BTA (+) 6 6 7 4 1008 IV
DBD 5 5 4 4 400 VII
Suspek Malaria 5 5 3 5 375 VIII
Malaria 4 5 3 5 300 IX
Disentri 4 3 4 6 288 X
Keterangan: M = Magnitude (besarnya masalah yang menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit tersebut),S=
Severity (besarnya kerugian yang ditimbulkan), V = Vulnerability, dalam hal ini menggunakan kriteria yaitu: tersedianya pelayanan kesehatan,
tersedianya obat yang ditangguh pemerintah, tersedianya program kesehatan, tersedianya tenaga kesehatan, tersedianya alat skrining
penyakit terkait, C = Community concern, melihat apakah penyakit tersebut mendapatkan perhatian dan terjadi kehebohan di masyarakat.
Identifikasi Masalah Kesehatan & Determinan

Tabel. Matrik untuk Analisis Faktor Risiko/Determinan


Masalah Jumlah FAKTOR DETERMINAN (TEORI H.L. BLUM)
Kesehatan Kasus 1 Kependudukan Lingkungan Perilaku Pelayanan Kebijakan
Prioritas tahun kesehatan
ISPA 3.077 • Kepadatan • Sedikitnya • Gaya hidup berupa tidak • Promosi • Kebijakan
penduduk pohon memakai masker di sekitar kesehatan pemerintah
• Perekonomian • Ventilasi orang yang sakit tentang PHBS tentang
yang rendah tidak memadai • Kurangnya kepedulian dan Etika keadaan
• Hunian masyarakat akan kebersihan batuk tidak udara dan
padat dan lingkungan sekitar adekuat asap di
• Lingkungan • Masyarakat masih banyak lingkungan
kumuh yang memiliki kebiasaan kurang tegas
• Perubahan merokok didalam rumah • Kurang
cuaca • Kurangnya pengetahuan tersedianya
pentingnya mencuci tangan smoking
dan memakai masker area
Identifikasi Akar Penyebab Masalah Berdasarkan
Diagram Ishikawa (Fishbone)

Kependudukan Perilaku
Kurangnya pengetahuan Gaya hidup berupa tidak memakai
pentingnya mencuci tangan masker di sekitar orang yang sakit
Kepadatan penduduk
dan memakai masker

Gaya hidup tidak memperhatikan Tidak melakukan etika batuk dan


asupan makanan sehari-hari bersin yang baik dan benar

Perekonomian yang rendah Kebiasaan merokok di


dalam rumah ISPA di
Kelurahan Muara
Rupit
Kebijakan pemerintah Hunian padat dan
tentang keadaan udara dan lingkungan kumuh
asap di lingkungan kurang Kurangnya ventilasi dan
tegas cahaya matahari dalam rumah
Sedikitnya pohon

Promosi kesehatan
tentang PHBS dan etika Kurang tersedianya Perubahan cuaca
batuk tidak adekuat smoking area

Pelayanan Kesehatan Kebijakan Lingkungan


Penentuan Program Kesehatan & Alternatif
Pemecahan Masalah

Tabel. Penentuan Program Kesehatan dan Alternatif Pemecahan Masalah


No Program Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Kepadatan Penduduk Pemantauan kesehatan keluarga berisiko tinggi
1. Kependudukan
Perekonomian yang rendah Pemantauan status gizi keluarga, dan kondisi rumah
Gaya hidup tidak memakai masker
Penyuluhan pentingnya penggunaan masker
disekitar orang yang sakit
Tidak melakukan etika batuk dan
Penyuluhan dan pelatihan etika batuk yang benar
bersin yang baik
Gaya hidup tidak memperhatikan
Penyuluhan tentang panduan kebutuhan gizi sehari-hari
asupan makanan sehari-hari
• Melakukan edukasi dampak bahaya merokok dan penyakit-
2. Perilaku Masyarakat masih banyak yang penyakit yang dapat diderita serta menghimbau agar dapat
memiliki kebiasaan merokok di mengurangi/ berhenti merokok
dalam rumah • Advokasi terhadap regulasi peraturan merokok di lingkungan
sekitar
Kurangnya pengetahuan pentingnya • Membuat SOP pemakaian masker dan mengimplementasikannya
mencuci tangan dan memakai • Melakukan promosi diskusi tentang pentingnya penggunaan
masker masker dan cara mencuci tangan yang benar
Penentuan Program Kesehatan & Alternatif
Pemecahan Masalah

Tabel. Penentuan Program Kesehatan dan Alternatif Pemecahan Masalah


No Program Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Pelayanan Promosi kesehatan tentang PHBS tidak
3 Pembinaan PHBS rumah tangga
Kesehatan adekuat
Pelaksanaan kebijakan pemerintah
Menguatkan implementasi PERBUP No. 72 Tahun 2017 tentang
tentang keadaan udara dan asap
4 Kebijakan kawasan tanpa rokok
lingkungan kurang efektif
Kurang tersedinya smoking area Penyediaan smoking area di beberapa tempat umum
Perubahan cuaca Pemeriksaan kualitas udara bersih
• Sosialisasi dan penyuluhan terkait konsep rumah sehat kepada
penduduk
• Menjelaskan dampak ventilasi buruk dan debu di dalam rumah dan
Kurangnya ventilasi dan cahaya
penyakit-penyakit yang dapat diderita dan role playing cara
matahari dalam rumah
5 Lingkungan penaganannya
• Mengajak advokasi pemegang kebijakan untuk memodifikasi
kebiassan rumah sehat ventilasi baik
Pelaksanaan gotong royong membersihkan lingkungan bersama
Hunian padat dan lingkungan kumuh
masyarakat
Sedikitnya pohon Pelaksanaan gotong royong pada program gerakan menanam pohon
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Kebutuhan
Kebutuhan Sumber Indikator
No Program Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sumber Daya Sumber Biaya
Daya Tenaga Keberhasilan
Alat
1. Kependudukan Deteksi dini
Masyarakat >80% pasien ISPA Bantuan
Pemantauan kesehatan faktor risiko Termometer
dan pasien 80 - 90% Tenaga Kesehatan dapat terdeteksi Operasional
keluarga berisiko tinggi ISPA pada
ISPA secara dini Kesehatan
keluarga
Mayoritas
Kader,
Memaksimal- Mengurangi Masyarakat masyarakat di 1 Bantuan
1 Kelurahan Pemangku
kan program keluarga kepadatan dan rumah Poster, Leaflet Kelurahan dan 16 Operasional
dan 16 Desa Kebijakan,
berencana penduduk tangga Desa menjalankan Kesehatan
Petugas Puskesmas
program KB
2. Perilaku >90% Masyarakat
Mengurangi Masyarakat memahami Bantuan
Penyuluhan pentingnya Poster, Kader,
penyebaran dan pasien 90-100% pentingnya Operasional
penggunaan masker Spanduk Petugas Puskesmas
penyakit ISPA pengunaan Kesehatan
masker
Penyuluhan dan pelatihan Mengurangi Masyarakat 90 – 100% Video, Tenaga Kesehatan, >90% masyarakat Bantuan
etika batuk yang benar penyebaran dan pasien Proyektor, Petugas Puskesmas menerapkan etika Operasional
penyakit ISPA Pengeras Suara batuk Kesehatan
Penyuluhan mengenai Mengurangi Perokok Aktif 70 -80% Poster, Leaflet Tenaga kesehatan, >70% perokok Bantuan
bahaya rokok dan jumlah kader, Petugas aktif mengurangi Operasional
pelaksanaan kegiatan perokok aktif Puskesmas, konsumsi rokok Kesehatan
gerakan mengurangi rokok Pemangku
Kebijakan
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Kebutuhan
Kebutuhan Sumber Indikator
No Program Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sumber Daya Sumber Biaya
Daya Tenaga Keberhasilan
Alat
3 Pelayanan Pembinaan PHBS rumah Pelaksanaan Rumah PHBS RT Booklet Kader, PHBS RT >65% Bantuan
Kesehatan tangga PHBS pada tangga 65% Petugas PHBS Operasional
rumah Kesehatan
tangga
4 Kebijakan Menguatkan implementasi Kawasan Pemangku 1 Kelurahan Surat Petugas Puskesnas Pelaksanaan Bantuan
PERBUP No. 72 Tahun 2017 tanpa rokok kebijakan dan 16 Desa permohonan kawasan tanpa Operasional
tentang kawasan tanpa rokok tertulis rokok di 1 Kesehatan
Kelurahan dan 16
Desa
Penyediaan smoking area di Tesedianya Pemangku Tesedia Surat Pemangku Tesedia smoking Bantuan
beberapa tempat umum smoking area kebijakan smoking permohonan kebijakan area di beberapa Operasional
di lokasi area di pengadaan lokasi umum Kesehatan
umum beberapa
lokasi umum
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Kebutuhan Kebutuhan
Indikator Sumber
No Program Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sumber Daya Sumber Daya
Keberhasilan Biaya
Alat Tenaga
5 Lingkungan Pemeriksaan kualitas udara Kualitas Udara bersih Air quality Alat pengukur Petugas kesling Air quality index Bantuan
bersih udara bersih index <50 kualitas udara <50 Operasional
terkendali Kesehatan
Sosialisasi dan penyuluhan Rumah Rumah >65% Poster, leaflet, Petugas Kesling >65% rumah Bantuan
terkait konsep rumah sehat sehat tangga rumah sehat proyektor, masyarakat Operasional
kepada penduduk pengeras suara berkonsep sehat Kesehatan
Pelaksanaan gotong royong Lingkungan Masyarakat Lingkungan Surat Kader, ketua RT Lingkungan Bantuan
membersihkan lingkungan bersih dan di setiap RT bersih di sosialisasi bersih di wilayah Operasional
bersama masyarakat sehat wilayah wilayah kerja Puskesmas Kesehatan
kerja kerja Muara Rupit
Puskesmas Puskesmas
Muara Rupit Muara
Rupit
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan & Saran
Diagnosis komunitas bertujuan untuk menemukan pemecahan masalah yang diawali dari tingkat keluarga.
Penegakan diagnosis komunitas dapat dilakukan melalui berapa tahapan yaitu identifikasi masalah,
penentuan prioritas, identifikasi akar masalah, alternatif pemecahan masalah, rencana kegiatan dan
evaluasi program.

Dari beberapa masalah yang ditemukan, didapatkan masalah yang menjadi prioritas adalah ISPA.
Kejadian ISPA yang sering terjadi didapatan dengan metode PAHO. Berdasarkan masalah tersebut,
didapatkan alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan seperti penyuluhan dan edukasi mengenai
ISPA, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta bahayanya, penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), edukasi tentang pola makan yang baik, pemeriksaan tekanan darah rutin bulanan dan melakukan
skrining hipertensi terutama yang memiliki faktor risiko, serta melakukan kolaborasi para pemangku
kepentingan setempat, dan kolaborasi bersama para kader setempat, kegiatan advokasi mengenai zona
khusus merokok, serta tatacara penanganan sampah limbah domestik.

Alternatif pemecahan masalah ini diharapkan dapat menghasilkan masyarakat yang memiliki
pengetahuan tentang ISPA, hipertensi dan diabetes mellitus supaya meningkatkan kesadaran akan
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sehingga mau untuk lebih peduli tentang kesehatan
mereka. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengingatkan masyarakat agar berobat ke pelayanan
kesehatan terdekat dengan menggunakan kartu indonesia sehat atau BPJS dan memastikan bahwa sudah
terdaftar di dalam jaminan kesehatan nasional.

Saran yang dapat diberikan kepada warga atau masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Muara Rupit
adalah aktif dan terus menjaga kesehatan dengan menggunakan fasilitas yang ada di dalam kehidupan
sehari-hari.
Lampiran
Daftar Pustaka

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, 2016. Identifikasi Masalah Kesehatan. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Konsil Kedokteran Indonesia, 2019. Standar Nasional Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. Jakarta: Konsil Kedokteran
Indonesia.
Narayan, K.A. dan Khan, A.R., 2008. Teaching community diagnosis: experience of a new institution. South East Asian
Journal of Medical Education, 2(1), hal.70–78.
Notoatmodjo, S 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta.
Prihartono, Joedo dkk. 2015. Buku Keterampilan Klinis Ilmu Kedokteran Komunitas. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran
Komunitas FKUI.
Puskesmas Muara Rupit, 2020. Profil Kesehatan Puskesmas Muara Rupit. Musi Rawas Rupit: Puskesmas Muara Rupit.
Subedi, R.K., 2014. Community Health diagnosis (An introduction). Kathmandu: CIST College.
Thapa, J., Tandan, M. dan Subedi, R.K., 2012. A Text book of Community Health Diagnosis. Kathmandu: CIST College.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai