Oleh:
dr. Kemas Muhammad Naufal Nashor
dr. Muhammad Ikbar Fauzan
Peserta Dokter Internsip (PIDI) 2021
.
Pembimbing:
dr. Jeri Afrimando
02 TINJAUAN PUSTAKA
06 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Thapa dkk., (2012) istilah komunitas memiliki dua makna
independen yang berbeda, yaitu: Merujuk ke unit sosial yang ditandai berbagai
derajat koherensi sosial dan memiliki kesamaan nilai-nilai, serta secara biologis
komunitas berarti sekelompok makhluk hidup yang saling berbagi lingkungan
kependudukan.
▪ Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow mengusulkan cara atau
pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya-upaya pengorganisasian
masyarakat. Masalah-masalah kesehatan masyarakat mencakup: sanitasi lingkungan
pemberantasan penyakit, pendidikan kesehatan (higiene), manajemen (pengorganisasian)
pelayanan kesehatan, pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan
kesehatan masyarakat.
MENENTUKAN
Melakukan survey dan
MASALAH mengumpulkan BATASAN
KESEHATAN masalah MASALAH
1. Analisis situasi
2. Identifikasi Masalah
3. Penentuan Prioritas Masalah
Tabel. Tabel Prioritas Masalah dengan Metode PAHO
Kriteria/Masalah Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3 Masalah 4
Magnitude (M)
Severity (S)
Vulnerability (V)
Community concern (C)
MxSxVxC
Alternatif Pemecahan Masalah
Rencana kerja terpadu terdiri atas rencana usulan kegiatan dan rencana
pelaksanaan kegiatan. Upaya kesehatan yang dilakukan harus sesuai dengan
tujuan, target dan sasaran yang disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki.
Pelaksanaan upaya kesehatan dijadwalkan agar lebih efektif dan efisien.
BAB III
ANALISIS SITUASI
PUSKESMAS MUARA RUPIT
Gambaran Umum
Puskesmas Muara Rupit berdiri pada tahun 2019, merupakan Puskesmas Induk di Kecamatan
Rupit. Wilayah kerja Puskesmas Muara Rupit meliputi 1 Kelurahan dan 16 Desa, dengan luas
wilayah kerjanya ± 74.000 Ha.
Gambaran Umum
Tabel. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rupit Tahun 2020
Jenis Kelamin
No. Kelurahan Total
Laki-Laki Perempuan
1 Tanjung Beringin 847 844 1.691
2 Noman 650 751 1.401
3 Noman Baru 1.400 1.602 3.002
4 Batu Gajah 466 578 1.044
5 Batu Gajah Baru 1.061 1.243 2.304
6 Maur Lama 1.642 1.807 3.449
7 Maur Baru 1.116 1.306 2.422
8 Bingin Rupit 820 911 1.731
9 Beringin Jaya 775 763 1.538
10 Muara Rupit 3030 3.110 6.140
11 Lubuk Rumbai 1.212 1.019 2.231
12 Pantai 1.085 1.718 2.803
13 Lawang Agung 2.477 2681 5.158
14 Lubuk Rumbai Baru 652 687 1.339
15 Sungai Jernih 928 1.010 1.938
16 Karang Waru 803 1.003 1.806
17 Karang Anyar 2.264 2.590 4.854
JUMLAH 21.228 23.623 44.851
Gambaran Kesehatan
10 Penyakit Terbanyak di Puskemas Muara Rupit
3500
3000
2500
2000
1500
1000 Jumlah Kasus
500
0
Berdasarkan data yang didapatkan dari angka kesakitan pada bulan Januari sampai Desember 2020
diketahui bahwa ISPA sebagai kasus terbanyak pertama sebanyak 3.077 kasus
Faktor Determinan
1.ISPA ada lima faktor risiko yaitu a) kepadatan penduduk, b) lingkungan yang tidak sehat, c) gaya hidup
berupa tidak memakai masker di sekitar orang yang sakit dan tidak melakukan etika bersin atau batuk yang
baik, d) promosi kesehatan tentang PHBS dan etika batuk, dan e) kebijakan pemerintah tentang keadaan
udara dan asap di lingkungan.
2.Hipertensi berkaitan dengan a) semakin banyaknya penduduk usia lebih tua dan juga dengan, b) budaya
berolahraga rendah, dan c) promosi kesehatan tentang masalah kardiovaskuler kurang.
Kerangka Operasional
Analisis Situasi
Puskesmas Muara Rupit
Identifikasi Masalah
Kesehatan
Penentuan Program
Kesehatan
Alternatif Pemecahan
Masalah
Pelaksanaan
Program
Monitoring dan
Kesimpulan dan Saran
Evaluasi
BAB IV
DIAGNOSIS KOMUNITAS &
RENCANA KEGIATAN
Identifikasi Masalah
Strategi Penentuan
Informan
Populasi yang dipilih adalah Kelurahan Muara Rupit, Musi Rawas Utara. Kelompok kemudian
melakukan wawancara ke-10 pasien yang dipilih menggunakan purposive sampling ketika pasien
datang ke poli untuk memeriksakan kesehatannya. Kelompok juga melakukan tanya jawab dengan
anggota keluarga ataupun pendamping yang menemani pasien untuk mengetahui masalah yang ada.
Wawancara tersebut bertujuan untuk diambil data kesehatan dan dapat memberikan gambaran umum
situasi lingkungan tempat tinggal. Data kemudian dikumpulkan dan didapatkan deskripsi keluarga
secara umum, assessment perilaku dan assessment keadaan lingkungan. Data kemudian diuraikan dalam
bentuk narasi, tabel dan poin-poin seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.
Identifikasi Faktor Sosial
Keluarga Daftar Penyakit Perilaku Keadaan Lingkungan
Keluarga I (Tn. I) • Diabetes Melitus • Keluarga kurang memperhatikan asupan makanan• Air untuk mandi berasal dari PDAM Air PDAM juga
sehari-hari dimasak untuk digunakan sebagai air minum sehari-
• Tn. I yang sering makan sembarang tanpa harinya
mempedulikan sakit DM nya • Ukuran rumah kira-kira berkisar 12x7 meter tanpa taman
• Ny. E yang senang mengkonsumsi jajan jajanan atau tanaman hijau di sekitarnya
kecil • Memelihara kucing di dalam lingkungan rumahnya
• Kurangnya melakukan olahraga dalam• Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang
kesehariannya • Aliran got mengalir dengan baik
• Keluarga jarang mengkontrol kesehatan di• Lantai rumah terbaut dari semen
puskesmas terdekat
Keluarga II (Tn. S ) • Hipertensi • Tn. S suka merokok ½-1 bungkus seharinya • Lingkungan tempat tinggal cukup padat
• ISPA • Tn. S tidak pernah sarapan pagi • Kondisi rumah cukup berantakan dan kotor, berukuran
• Dispepsia • Tidur Tn. S kurang cukup dan sering minum kopi cukup luas, sekitar 8x10 m
1-2 gelas seharinya • menggunakan air sumur utuk minum, mandi dan cuci
• Banyaknya gantungan baju dan kondisi ruangan pakain. Didalam bak mandi di rumah banyak terdapat
yang pengap jentik-jentik nyamuk
• Jarang membersihkan rumah • Sampah dibuang 2 hari sekali oleh Tn. S
• Jarang menguras bak • banyak pakaian dan benda-benda rumah yang berserakan,
• Keluarga jarang kontrol kesehatan ke dokter rumah jadi terasa sedikit pengap dan berbau
Identifikasi Faktor Sosial
Kependudukan Perilaku
Kurangnya pengetahuan Gaya hidup berupa tidak memakai
pentingnya mencuci tangan masker di sekitar orang yang sakit
Kepadatan penduduk
dan memakai masker
Promosi kesehatan
tentang PHBS dan etika Kurang tersedianya Perubahan cuaca
batuk tidak adekuat smoking area
Dari beberapa masalah yang ditemukan, didapatkan masalah yang menjadi prioritas adalah ISPA.
Kejadian ISPA yang sering terjadi didapatan dengan metode PAHO. Berdasarkan masalah tersebut,
didapatkan alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan seperti penyuluhan dan edukasi mengenai
ISPA, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta bahayanya, penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), edukasi tentang pola makan yang baik, pemeriksaan tekanan darah rutin bulanan dan melakukan
skrining hipertensi terutama yang memiliki faktor risiko, serta melakukan kolaborasi para pemangku
kepentingan setempat, dan kolaborasi bersama para kader setempat, kegiatan advokasi mengenai zona
khusus merokok, serta tatacara penanganan sampah limbah domestik.
Alternatif pemecahan masalah ini diharapkan dapat menghasilkan masyarakat yang memiliki
pengetahuan tentang ISPA, hipertensi dan diabetes mellitus supaya meningkatkan kesadaran akan
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sehingga mau untuk lebih peduli tentang kesehatan
mereka. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengingatkan masyarakat agar berobat ke pelayanan
kesehatan terdekat dengan menggunakan kartu indonesia sehat atau BPJS dan memastikan bahwa sudah
terdaftar di dalam jaminan kesehatan nasional.
Saran yang dapat diberikan kepada warga atau masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Muara Rupit
adalah aktif dan terus menjaga kesehatan dengan menggunakan fasilitas yang ada di dalam kehidupan
sehari-hari.
Lampiran
Daftar Pustaka
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, 2016. Identifikasi Masalah Kesehatan. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Konsil Kedokteran Indonesia, 2019. Standar Nasional Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. Jakarta: Konsil Kedokteran
Indonesia.
Narayan, K.A. dan Khan, A.R., 2008. Teaching community diagnosis: experience of a new institution. South East Asian
Journal of Medical Education, 2(1), hal.70–78.
Notoatmodjo, S 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta.
Prihartono, Joedo dkk. 2015. Buku Keterampilan Klinis Ilmu Kedokteran Komunitas. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran
Komunitas FKUI.
Puskesmas Muara Rupit, 2020. Profil Kesehatan Puskesmas Muara Rupit. Musi Rawas Rupit: Puskesmas Muara Rupit.
Subedi, R.K., 2014. Community Health diagnosis (An introduction). Kathmandu: CIST College.
Thapa, J., Tandan, M. dan Subedi, R.K., 2012. A Text book of Community Health Diagnosis. Kathmandu: CIST College.
TERIMA KASIH