Tujuan Praktikum
1. Menentukan metode pengukuran gas dalam cerobong
2. Menentukan koefisien kalibrasi Pitot S
3. Menentukan profil distribusi kecepatan gas dalam cerobong
2𝐿𝑊
𝐷𝑒 =
(𝐿 + 𝑊)
Jika dimasukkan data yang diambil oleh praktikan yang ada dalam tabel 2.1
maka perhitungannya menjadi:
2𝑥 0.126 𝑥 0.115
𝐷𝑒 =
(0.126 + 0.115)
𝑫𝒆 = 𝟎. 𝟏𝟐𝟎𝟐𝟒𝟗 𝒎
𝑫𝒆 ~ 𝟎. 𝟏𝟐 𝒎
Nilai Cp std adalah 0.99. Jika dari data yang diambil dari tabel
2.3 dapat dimasukkan ke dalam persamaan di atas. Diambil data posisi 4
sehingga persamaannya menjadi sebagai berikut:
13.43
𝐶𝑝(𝑠)= 0.99√
20.7
𝑪𝒑(𝒔)= 𝟎. 𝟕𝟗𝟕𝟒𝟐𝟏𝟔𝟔
Posisi ∆P (mmHg)
1 1.367647059
2 1.556617647
3 1.404411765
4 1.422058824
5 1.5375
6 1.548529412
7 1.225
8 1.449264706
9 1.238970588
f. Kecepatan aliran gas (vs)
Untuk mendapatkan nilai Vs digunakan persamaan berikut:
0.5
𝑇𝑔𝑎𝑠 𝑥 𝛥𝑃
vs = 𝐶𝑝𝑠 𝐵𝑥 𝐾𝑝 [ ]
(𝑃𝑏𝑎𝑟𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑃𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 )𝑀𝑔𝑎𝑠
Keterangan:
Cp(s)B = Koefisien pitot S pada kaki B (idealnya 0.84)
Kp = Konstanta kecepatan (34.97)
Tgas = Temperatur gas dalam cerobong (K)
𝛥P = Tekanan kecepatan (mmHg)
Pbarometer = Tekanan Barometer
Pstatis = Tekanan Statis
Mgas = Berat molekul gas (g/gmol) (29g/g mol)
Sebagai contoh maka dilakukan perhitungan untuk titik 1 dan sisa data
yang dibutuhkan didapatkan dari tabel 2.1.
301.65 𝑥 1.367647059 0.5
vs = 0.833441358 𝑥 34.97 [ ]
(720.1 + 34.68)29
vs = 4.089275403 m/s
Jika dilakukan hal yang sama seperti persamaan dan metode
perhitungan di atas, akan didapatkan hasil dalam tabel berikut.
Tabel 3.3 Hasil perhitungan nilai kecepatan aliran gas
Posisi vs (m/s)
1 4.089275403
2 4.362571764
3 4.143682456
4 4.16965176
5 4.335507589
6 4.351114509
7 3.869630579
8 4.209104209
9 3.891639682
298(720.1 + 2.55)
𝑄 = 3600 (1 − 0.22)4.089275403 x 0.1449 ( )
(301.65 + 760)
𝑄 = 17.36587573 m3 /jam
Jika dilakukan persamaan dan metode perhitungan yang sama, maka
akan didapatkan nilai Q pada masing-masing posisi seperti pada tabel
berikut.
Tabel 3.4 Hasil perhitungan nilai debit pada tiap posisi
Posisi Q (m3/jam)
1 17.36587573
2 18.52713981
3 17.59855483
4 17.70870443
5 18.41383245
6 18.47940395
7 16.43749356
8 17.87833419
9 16.53093381
V. Analisis A
5.1.Cara Kerja
Pengerjaan dimulai dengan menyiapkan dan menyusun peralatan yang
dibutuhkan untuk praktikum yaitu Pitot Standar, Pitot S, Thermocouple,
Manometer, dan Selang Udara.
5.1.1. Penentuan Partikulat dan gas
Untuk memulai percobaan maka harus diidentifikasi terlebih dahulu
aliran fluida yang akan melewati cerobong. Identifikasi tersebut adalah
antara gas atau partikulat. Gas adalah zat yang tidak berbentuk dan gas ini
akan mengisi ruang yang ditempati pada suhu dan tekanan yang normal.
Apabila suhu dan tekanannya berubah, maka akan berubah wujudnya
menjadi padatan atau cair. Sementara itu, partikulat adalah bentuk dari
padatan atau cariran dengan ukuran molekul tunggal yang lebih besar adri
0.002 µm tetapi lebih kecil dari 500 µm yang tersuspensi dalam atmosfer
dengan keadaan normal. Bentuk dari partikulat dapat berupa asap, debu,
dan uap yang dapat tinggal di atmosfer dalam waktu yang lama. Dalam
praktikum ini, aliran fluida yang digunakan belum dilakukan proses
penyaringan, sehingga wujudnya tidak mungkis hanya dalam bentuk gas.
Karena demikian fluida yang digunakan dalam praktikum ini adalah
partikulat.
5.1.2. Penentuan Traverse Point (SNI 787 13 2009)
Setelah menentukan jenis aliran fluida dan diputuskan bahwa jenis
aliran fluida adalah partikulat, maka selanjutnya ditentukan lokasi dan titik-
titik lintas untuk pengambilan contoh uji partikulat dengan menggunakan
SNI 7117.13-2009. Pemilihan lokasi pengukuran kecepatan aliran yang
ideal, dilakukan pada posisi yang jaraknya minimal 8 kali diameter
cerobong dari gangguan bawah (hulu) dan 2 kali diameter dari gangguan
atas (hilir). Dengan catatan, kondisi cerobong terbebas dari gangguan
seperti bengkokan, ekspansi, atau pengecilan aliran. Jika kondisi cerobong
tidak dapat memenuhi kondisi tersebut, maka lokasi pengambilan contoh
uji dapat dilaksanakan 2 kali diameter dari gangguan bawah (hulu) dan 0,5
kali diameter dari gangguan atas (hilir) dengan jumlah titik-titik lintas yang
lebih banyak.
Untuk mendapatkan jumlah traverse point yang diinginkan, maka harus
diketahui terlebih dahulu nilai diameter ekuivalen (De) cerobong yang
digunakan dalam praktikum. Dalam praktikum ini digunakan cerobong
yang berpenampang persegi, sehingga perhitungannya adalah
menggunakan persamaan berikut:
2𝐿𝑊
𝐷𝑒 =
(𝐿 + 𝑊)
Jika dimasukkan data yang diambil oleh praktikan yang ada dalam tabel 2.1
maka perhitungannya menjadi:
2𝑥 0.126 𝑥 0.115
𝐷𝑒 =
(0.126 + 0.115)
𝑫𝒆 = 𝟎. 𝟏𝟐𝟎𝟐𝟒𝟗 𝒎
𝑫𝒆 ~ 𝟎. 𝟏𝟐 𝒎
Keterangan:
Q = Laju emisi pencemar (g/s)
u = Kecepatan angina pada ketinggian cerobong (m/s)
∂y = standar deviasi konsentrasi pencemar dalam arah y (m)
∂x = standar deviasi konsentrasi pencemar dalam arah x (m)
Y = Jarak horizontal reseptor dari sumber dalam arah-y
Z = Jarak vertikal reseptor dari sumber dalam arah-y
H = Tinggi efektif pencemar (hs + dH)
dH = Plum Rise
Dengan beberapa asumsi yaitu penyebaran kepulan memiliki distribusi
normal/gauss, laju emisi (Q) konstan dan berkesinambungan, kecepatan dana
rah angin uniform, kondisi pencemar steady state atau tidak akan berubah
terhadap waktu, dan reaksi yang melibatkan senyawa pencemar di udara
diabaikan.
VI. Analisis B
7.1. Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan
7.1.1. Cerobong Industri
VII. Kesimpulan
1. Metode pengukuran gas yang dipakai adalah Pitot S kaki B karena memili rata-
rata koefisien kalibrasi (Cp(s)) sebesar 0.833441358 dan paling mendekati Pitot
S Kaki yaitu sebesar 0.84.
2. Koefisien kalibrasi pitot S (Cp(s)) adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel 7.1 Nilai CpA dan CpB
3. Profil distribusi dapat dilihat pada Gambar 7.1 dan 7.2 yang didapatkan
menggunakan aplikasi Surfer.
Sumber: http://melanidifit.blogspot.com/2015/08/pentingnya-filtrasi-pada-cerobong-
asap.html. Diunduh tanggal 13 November 2018.
Sumber: https://pengen-tau.weebly.com/partikulat-tsp.html
Sumber: http://www.infolabling.com/2014/09/ringkasan-sni-711713-2009-
penentuan.html#.W-uRDOgzZPY
Sumber: https://arfianbella.wordpress.com/2014/10/18/evaluasi-mengenai-
dampak-lingkungan-pada-gas-dan-udara/
Sumber: https://thrashmaniac.wordpress.com/2012/04/22/model-kualitas-
udara-menggunakan-persamaan-gauss/
Sumber: http://libratama.com/mengenal-cerobong-asap-industri/
Dewi, Ni Wayan Srimani Puspa, Tania June, Mohammad Yani, dan Mujito. 2018.
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No. 1. Bogor.