Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN PROGRAM KEGIATAN FISIK MOTORIK DI TK

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN PROGRAM KEGIATAN FISIK MOTORIK DI TK

I. Rancangan Program Pengembangan Fisik Motorik

A. RUANG LINGKUP PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK

Setiap gerakan anak melibatkan tiga unsur penting, yaitu otot, otak, dan syaraf. Jika salah satu dari
ketiga unsur tersebut tidak berfungsi dengan baik maka gerakan yang dihasilkan juga tidak akan
bermakna atau tidak terjadi gerakan sama sekali. Berdasarkan unsur otot yang dilibatkan saat bergerak
maka secara umum, pengembangangan fisik motorik terbagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan
motorik halus.

1. Lingkup Pengembangan Motorik Kasar

Motorik kasar adalah gerakan fisik yang melibatkan otot – otot besar, seperti otot lengan, kaki, dan
leher. Ada tiga jenis gerakan yang dapat dilakukan dalam motorik kasar, yaitu gerakan lokomotor, gerak
nonlokomotor, dan gerak manipulatif.

a. Gerak lokomotor

Adalah aktivitas gerakan dengan cara memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Beberapa
gerakan yang termasuk pada gerakan lokomotor adalah:

1) Melangkah, yaitu memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggerakan
salah satu kaki ke depan, ke belakang, samping atau serong dengan diikuti kaki yang satunya lagi.

2) Berjalan, yaitu memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain dengan melangkahkan kaki
secara berulang – ulang dan bergantian, di mana salah satu kaki pasti menginjak bumi.

3) Berlari, yaitu mirip berjalan, namun dengan jangkauan yang lebih jauh dan ada waktu, di mana
kedua kaki tidak menginjak bumi.

4) Melompat, yaitu memindahkan tubuh ke depan dengan bertumpu pada salah satu kaki dan
mendarat dengan kedua kaki.

5) Meloncat, yaitu memindahkan tubuh ke depan atau ke atas dengan bertumpu pada kedua kaki dan
mendarat dengan kedua kaki.

6) Merangkak, yaitu menggerakkan tubuh dengan bertumpu pada telapak tangan, kedua lutut dan
kedua ujung kaki.
7) Merayap, yaitu menggerakan tubuh dengan bertumpu pada telapak tangan sampai siku dan badan
bagian depan mulai dari dada sampai ujung kaki.

8) Berjingkat, yaitu memindahkan tubuh ke depan dengan cara bertumpu pada salah satu kaki baik
kiri maupun kanan dan mendarat pada kaki yang sama.

9) Berguling, yaitu memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain dengan cara merebahkan diri
lalu menggulingkan seluruh badan ke kanan atau kiri.

b. Gerak nonlokomotor

Adalah aktivitas atau tindakan dengan tidak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain.
Contoh gerak lokomotor adalah :

1) Gerakan – gerakan memutar tubuh atau bagian – bagian tubuh (kepala, lengan, pinggang, kedua
lutut, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan).

2) Menekuk atau membungkukkan tubuh, seperti gerakan bangun tidur (sit up), duduk dan
membungkuk sambil memeluk dua kaki, menelungkup, dan menarik ke atas kedua kaki, dada sampai
kepala.

3) Latihan keseimbangan, seperti sikap lilin (berbaring telentang dan kedua kaki dinaikkan lurus ke
atas), gerak pesawat terbang (salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan badan
dibungkukan).

c. Gerak manipulatif

Adalh aktivitas yang dilakukan tubuh dengan bantuan alat. Contohnya, melempar, menangkap,
menggiring, menendang, memantulkan bola atau benda – benda lainnya.

Keterampilan motorik kasar pada anak juga akan berkembang sesuai dengan usianya. Dalam buku A
Child World, Infancy Through Adolescence, perkembangan keterampilan motorik kasar pada anak usia 3
– 5 tahun sebagai berikut :

a. Usia 3 tahun

1) Tidak dapat berbelok, berhenti dengan tiba – tiba atau dengan cepat.

2) Melompat dengan dua kaki pada jarak 15 – 20 cm.

3) Naik tangga tanpa dibantu dengan menggunakan kaki secara bergantian.

4) Dapat melompat sesuai urutan yang tidak ditentukan dengan beberapa variasi tambahan.
b. Usia 4 tahun

1) Dapat lebih efektif mengontrol gerakan untuk berhenti, mulai dan berbelok.

2) Dapat melompat dengan jarak 20 – 25 cm.

3) Dapat menuruni tangga dengan kaki bergantian dengan sedikit bantuan.

4) Melompat 4 – 6 langkah dengan satu kaki.

c. Usia 5 tahun

1) Mulai dapat berbelok dan berhenti secara efektif dalam permainan.

2) Dapat berlari sambil melompat dengan jarak ± 25 – 30 cm.

3) Dapat menuruni tangga dengan kaki bergantian tanpa dibantu.

4) Melompat dengan mudah dengan jarak ± 30 cm.

2. Lingkup Pengembangan Motorik Halus

Motorik halus adalah gerakan – gerakan tubuh yang melibatkan otot – otot kecil, misalnya otot – otot
jari tangan, otot muka, dan lain – lain. Gerakan motorik halus, terutama yang melibatkan otot tangan
dan jari biasanya membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata dan otot
kecil. Contoh gerakan motorik halus, menggunting, merobek, menggambar, menulis, melipat, meronce,
menjahit, meremas, menggenggam, menyusun balok, meringis, melotot, tertawa, dan sebagainya.
Tahap perkembangan menulis atau coretan anak sebagai berikut :

a. Tahap mencoret atau membuat goresan (scribbling stage)

Anak akan mulai membuat tanda – tanda dengan menggunakan alat – alat tulis. Anak – anak akan
menandai suatu goresan yang sedang dikerjakan sebagai suatu tulisan.

b. Tahap pengulangan secara linear (linear repetitive stage)

Anak menelusuri bentuk tulisan secara horizontal. Anak berpikir bahwa suatu kata yang merujuk pada
suatu benda yang besar akan mempunyai tali/susunan tulisan yang lebih panjang dari pada kata yang
merujuk pada suatu benda yang lebih kecil.

c. Tahap menulis secara random (random letter stage)


Anak belajar tentang berbagai bentuk yang dapat diterima sebagai suatu tulisan dan menggunakan
semua itu agar dapat mengulang kata dan kalimat.

d. Tahap menulis tulisan nama (letter-name writing or phonetic writing)

Anak mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi. Permulaan tahap ini digambarkan dengan
menulis tulisan nama karena anak – anak menulis tulisan nama dan bunyi secara bersamaan.

Gerakan motorik halus yang lain adalah menggambar, yang juga akan berkembang sesuai tingkat
usia. Pendapat dari Lowenfeld yang menguraikan karakteristik menggambar untuk usia 2 – 7 tahun
sebagai berikut :

a. Usia 2 – 4 tahun

1) Aktivitas motorik menggunakan otot besar dengan gerakan dari bahu, yaitu :

a) Senang bergerak;

b) Menggengam benda dengan seluruh tangan;

c) Mengayun lengan membentuk garis lurus; dan

d) Memalingkan muka ketika mencoret – coret.

2) Penilaian yang lebih kecil, berupa :

a) Mengulang – ulang gerakan;

b) Mengamati coretan – coretannya ketika menggambar;

c) Menggunakan gerakan pada telapak tangan;

d) Dapat meniru bentuk lingkaran.

3) Menghubungkan nilai – nilai untuk mengetahui sesuatu, berupa :

a) Mampu membuat variasi garis dengan lebih baik;

b) Menyisipkan benda di antara jari – jari;

c) Mengidentifikasi pergantian subjek dalam proses menggambar;

d) Mampu memusatkan perhatian untuk waktu yang lebih lama.

4) Usia 4 – 7 tahun

a) Membentuk sesuatu dari bentuk geometri.

b) Penempatan dan ukuran pada objek berbeda dengan subjek.


c) Objek gambar tidak berhubungan antara satu dengan lainnya.

d) Seni merupakan komunikasi dengan dirinya sendiri.

e) Dapat mengetahui objek melalui katalog.

f) Dapat meniru segi empat, segitiga dan segi lima.

B. PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK PADA KURIKULUM 2004

Kurikulum TK 2004 memuat pengembangan fisik motorik sebagai salah satu program yang wajib
dikembangkan oleh guru TK. Berbeda dengan Kurikulum 1994 yang secara jelas memisahkan
pengembangan motorik halus (keterampilan) dengan motorik kasar (jasmani). Pada Kurikulum 2004
tidak ada pemisahan yang nyata antara kedua jenis motorik tersebut. Kita perlu menggolongkan isi
program pengembangan fisik motorik pada kurikulum 2004 tersebut ke dalam dua bagian, yaitu motorik
halus dan motorik kasar. Selanjutnya gerakan motorik kasar dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu
gerakan lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif. Untuk memudahkan dalam merancang dan menilai
kegiatan pengembangan fisik motorik agar terdapat keseimbangan pada berbagai macam gerakan
motorik yang ada.

Tabel 12. 1

Pengembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus untuk Kelompok A

Hasil Belajar

Indikator

Motorik

Kasar

Halus

Dapat menggerakkan jari tangan untuk kelenturan otot dan koordinasi.

Mengurus dirinya sendiri dengan sedikit bantuan: makan, mandi, menyisir rambut, mencuci dan
mengelap tangan, mengikat tali sepatu, dll.

Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin, play dough, tanah liat.

Menjiplak dan meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran.

Meniru melipat kertas sederhana (1 – 6 lipatan).

Menjahit jelujur 10 lubang dengan tali sepatu.

Menggunting bebas.

Merobek bebas.

Menyusun menara dari kubus minimal 8 kubus.

Membuat lingkaran dan segi empat.

Memegang pensil (belum sempurna)


Dapat menggerakkan lengannya untuk kelenturan otot dan koordinasi

Menangkap dan melempar bola besar dari jarak kira – kira 1 – 2 meter.

Memantulkan bola besar (diam di tempat).

Memantulkan bola besar sambil berjalan/bergerak.

Melambungkan dan menangkap kantong biji.

Dapat menggerakan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan dan koordinasi.

Berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan berjinjit.

Berjalan mundur dan ke samping pada garis lurus sejauh 1 – 2 meter.

Meloncat dari ketinggian 20 – 30 cm.

Memanjat dan bergantung.


Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik.

Berlari sambil melompat.

Menendang bola dengan terarah.

Merayap dan merangkak lurus ke depan.

Bermain dengan simpai (bebas, melompat dalam simpai, merangkak dalam terowongan dari simpai, dll)

Menirukan berbagai gerakan binatang/hewan.

Menirukan gerakan tanaman yang terkena angin (sepoi – sepoi dan angin kencang).

Naik sepeda roda dua (belum seimbang).


Tabel 12. 2

Pengembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus untuk Kelompok B

Hasil Belajar

Indikator

Motorik

Kasar

Halus

Dapat menggerakan jari tangan untuk kelenturan otot dan koordinasi

Mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan: makan, mandi, menyisir rambut, mencuci dan melap tangan,
mengikat tali sepatu, dll.

Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin, play dough, tanah liat, pasir.

Meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung, dan lingkaran.

Meniru melipat kertas sederhana (1 – 6 lipatan)

Menjahit bervariasi (jelujur dan silang) 15 lubang dengan tali rafia, benang wol.


Menggunting dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola (lurus, lengkung, gelombang, zig – zag,
lingkaran, segi empat, segitiga).

Mencocok bentuk.

Menyusun menara dari kubus minimal 12 kubus.

Membuat bujur sangkar dan lingkaran dengan rapi.

Memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari).

Dapat menggerakkan lengannya untuk kelenturan otot dan koordinasi

Memantulkan bola besar, bola sedang dan bola kecil (diam di tempat).

Melambungkan dan menangkap kantong biji sambil berjalan/bergerak.

Memantulkan bola besar, bola sedang dan bola kecil sambil berjalan/bergerak.


Menangkap, melempar bola besar, bola sedang dan bola kecil (tennis) dengan memutar badan,
mengayunkan lengan dan melangkah.

Dapat menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan dan koordinasi

Berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan
tumit sambil membawa beban.

Berjalan mundur, berjalan ke samping pada garis lurus sejauh 2 – 3 meter sambil membawa beban.

Meloncat dari ketinggian 30 – 50 cm.

Memanjat, bergantung dan berayun.

Berdiri dengan tumit, berdiri di atas satu kaki dengan seimbang.

Berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh.

Menendang bola ke depan dan ke belakang.


Merayap dan merangkak dengan berbagai variasi.

Bermain dengan simpai (digelindingkan sambil berjalan dan berlari).

Senam fantasi bentuk meniru, misalnya menirukan berbagai gerakan hewan, tanaman yang terkena
angin (sepoi – sepoi, kencang, kencang sekali) dengan lincah.

Naik otopet/sepeda roda dua

C. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK UNTUK ANAK USIA 4 – 6 TAHUN

1. Menentukan Tujuan/Aspek yank Akan Dikembangkan

Tujuan merupakan sasaran atau harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengembangan fisik motorik
anak. tujuan yang dimaksud disini adalah kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator – indikator.

2. Pemilihan Bentuk Kegiatan yank Akan Dilaksanakan

Pemilihan kegiatan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan karakteristik anak. hal – hal
yang perlu diperhatikan dalam menentukan kegiatan, antara lain :

a. Melibatkan seluruh anak untuk dapat berpartisipasi aktif,

b. Menyenangkan dan dilakukan melalui bermain,

c. Dapat menyalurkan energi dan aspirasi anak,

d. Membangkitkan keinginan anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi,


e. Mendorong anak untuk kreatif,

f. Tidak membosankan,

g. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak,

h. Memberikan kebebasan pada anak untuk mengembangkan kegiatan sesuai dengan imajinasinya,

i. Sesuai dengan tema dan lingkungan anak.

3. Pemilihan Alat dan Bahan yang Akan Digunakan

Pemilihan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya berdasarkan
prinsip – prinsip sebagai berikut :

a. Sebaiknya bersifat multi guna, artinya alat tersebut dapat dipergunakan untuk pengembangan
berbagai kemampuan yang sesuai. Selain sebagai peraga juga digunakan sebagai alat bermain.

b. Bahan yang dipergunakan mudah didapat di lingkungan sekitar TK dan murah harganya. Bahan
tersebut dapat dibeli, diambil di lingkungan sekitar atau dari bahan – bahan bekas/sisa.

c. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.

d. Alat yang digunakan dapat membangkitkan kreativitas anak, dapat dimainkan sehingga menambah
kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk
bereksperimen dan bereksplorasi.

e. Sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

f. Dapat digunakan secara individual, kelompok maupun klasikal.

g. Alat dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

4. Pemilihan Metode

Beberapa metode yang dianggap sesuai dan dapat digunakan pada kegiatan belajar dan mengajar anak
TK, antara lain :

a. Pemberian tugas;

b. Proyek;

c. Karya wisata;

d. Praktik langsung;
e. Bermain peran;

f. Demonstrasi;

g. Bercerita;

h. Sosiodrama;

i. Bercakap – cakap.

Dalam program kegiatan pengembangan fisik motorik anak di TK, metode tersebut dapat digunakan jika
sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Namun, metode yang paling banyak digunakan untuk
pengembangan fisik motorik adalah demonstrasi, penugasan, praktik langsung dan sosiodrama
meskipun tidak menutup kemungkinan penggunaan metode lainnya baik secara terpisah maupun
terintegrasi antara sati metode dengan yang lainnya.

Oleh karena pengembangan kegiatan fisik motorik untuk anak TK terbagi menjadi kegiatan motorik
halus dan kegiatan motorik kasar maka setiap indikator atau aspek yang ingin dikembangkan hendaknya
memperhatikan aktivitas yang sesuai, metode, dan media yang dapat digunakan.

D. PENERAPAN PROGRAM PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK KE DALAM RANCANGAN PROGRAM


KEGIATAN TAHUNAN, SEMESTER, BULANAN, MINGGUAN, DAN HARIAN

Untuk melaksanakan pengembangan fisik/motorik di TK maka perlu dilihat lagi isi pengembangan
kegiatan fisik motorik baik untuk kelas A maupun kelas B. Kurikulum tersebut berlaku untuk satu
semester dan dapat diulang dari awal untuk semester berikutnya dengan tingkat kesulitan yang lebih
tinggi.

Setelah dibuat rancangan pengembangan fisik untuk satu semster maka perlu membuat rancangan
Satuan Kegiatan Mingguannya yang disebut SKM. Saat membuat rancangan mingguan ini perlu
diupayakan setiap harinya ada pengembangan motorik halus maupun kasar, tidak hanya salah satu
aspek saja.

Prosedur dalam menyusun program kegiatan mingguan adalah sebagai berikut :

1. Lihat kompetensi, hasil belajar dan indikator pada kurikulum TK/RA.

2. Tentukan indikator mana yang akan dikembangkan.

3. Tentukan tema dan sub tema untuk minggu tersebut (tema tergantung pada masing – masing
sekolah).

4. Tentukan/pilih kegiatan yang sesuai dengan tema dan indikator.

5. Susun ke dalam matriks maupun web.


6. Usahakan agar kegiatan tidak membosankan dan mulailah dari yang paling mudah menuju ke yang
lebih sulit.

Setelah membuat SKM pengembangan fisik maka perlu membuat rancangan Satuan Kegiatan Harian
(SKH). Saat membuat SKH ini tentu saja harus memadukan beberapa SKM per aspek pengembangan
pembiasaan dan kemampuan dasar sehingga SKH tersebut berisi beragam kegiatan pengembangan yang
menyeluruh, tidak hanya pengembangan fisik motorik saja.

Penilaian Program Pengembangan Fisik Motorik

Pengertian penilaian adalah suatu usaha untuk mendapatkan informasi secara berkala,
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses, dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan
yang telah dicapai anak didik melalui program kegiatan belajar. Penilaian mencakup proses dan hasil
kegiatan anak didik yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku, serta keterampilan yang
telah direncanakan dalam program kegiatan belajar.

Fungsi penilaian sebagai berikut.

Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar.

1. Menginformasikan kepada orang tua tentang ketercapaian pertumbuhan dan perkembangan


anaknya agar dapat memperbaiki dan meningkatkan bimbingan dan motivasi.

2. Sebagai bahan pertimbangan guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan
minat dan kemampuan anak didik yang memungkinkan anak didik dapat mencapai kemampuan secara
optimal.

3. Sebagai bahan masukkan bagi pihak lain yang memerlukan dalam memberikan pembinaan
selanjutnya.

4. Untuk mengukur kemajuan dan perkembangan anak didik.

5. Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan sistem pengajaran yang digunakan.

6. Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran dan perubahan
kurikulum.
A. ALAT PENILAIAN DALAM PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK

1. Penilaian Pengembangan Fisik Motorik di Taman Kanak – kanak

Dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagai berikut :

a. Pengamatan atau observasi

1) Pengertian

Pengamatan merupakan siatu cara untuk mengumpulkan keterangan atau informasi tentang sesuatu
dengan cara melihat, mendengarkan dan mengamati semua peristiwa, mencatatnya secara cermat dan
teliti yang dilakukan oleh pengamat (observer) terhadap objek/orang yang diamati (observer viewer).

2) Tujuan observasi

a) Memahami perilaku anak

Pengamatan dilakukan terhadap anak usia dini karena anak usia dini belum mempunyai kemampuan
membaca dan menulis. Mereka juga belum dapat mengungkapkan diri dan perasaannya seperti anak –
anak yang sudah lebih tua.

b) Mengevaluasi perkembangan anak

Melalui observasi dapat dipertimbangkan perilaku anak secara umum dengan tujuan untuk melihat
kemajuan anak secara menyeluruh sehingga memudahkan pemahaman perkembangan anak
selanjutnya dan menentukan langkah/tindakan yang sesuai untuk anak selanjutnya.

3) Observasi/pengamatan terhadap perkembangan fisik motorik anak

Anak usia dini berada dalam periode perkembangan fisik motorik yang paling penting karena pada usia
ini perkembangan fisik motorik mengalami perkembangan yang sangat pesat yang meliputi
perkembangan motorik halus dan kasar.

a) Keterampilan motorik halus melibatkan otot kecil tubuh secara spesifik meliputi tangan dna jari.
Keterampilan ini digunakan untuk makan, berpakaian, menulis, menggunting, dan menggunakan alat
bermain konstruksi kecil.

b) Keterampilan motorik kasar memberikan kemampuan pergerakan otot – otot besar dalam aktivitas
fisik, seperti berjalan, berlari, memanjat, dan melompat.

b. Catatan anekdot
Merupakan kumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi – situasi tertentu.
Kesimpulan catatan tersebut meliputi aktivitas anak yang bersifat positif dan negatif. Catatan anekdot
merupakan catatan singkat peristiwa penting yang mengungkapkan perhatian secara individu.
Pencatatan anekdot dapat dilakukan kapan saja dan dapat digunakan hampir setiap saat, berupa kata –
kata singkat tentang apa yang dilihat dan didengar. Catatan anekdot memiliki 5 karakteristik sebagai
berikut :

1) Catatan anekdot adalah hasil observasi langsung.

2) Catatan anekdot adalah tepat, akurat, singkat, dan spesifik tentang suatu peristiwa.

3) Interpretasi mengenai suatu insiden dicatat terpisah dengan insiden lainnya.

4) Catatab anekdot meliputi konteks perilaku.

5) Catatan anekdot berfokus pada yang tipikal atau tidak biasa untuk anak yang diamati.

c. Portofolio

1) Pengertian

Portofolio adalah kumpulan atau koleksi sistematik karya baik yang dikembangkan oleh anak dan guru
yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk menelaah usaha, perbaikan, proses dan pencapaian pada satu
bagian atau lebih aspek. Portofolio juga dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, seperti bundle
(kumpulan atau dokumen hasil pekerjaan anak yang disimpan dalam satu kumpulan).

2) Fungsi portofolio

Portofolio menawarkan sebuah kerangka yang dinamik yang berlandaskan pada apa yang sedang
dilakukan murid, portofolio juga merupakan sebuah kerangka yang memiliki potensi untuk
memberdayakan guru dan murid dalam melakukan refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan.

2. Prinsip – prinsip Penilaian

a. Menyeluruh

Perubahan perilaku yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran perlu dicapai secara menyeluruh
baik yang menyangkut pengetahuan, sikap, perilaku, nilai, serta keterampilan.

b. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran
tentang perkembangan hasil belajar anak didik sebagai hasil kegiatan belajar mengajar.

c. Berorientasi pada proses dan tujuan


Penilaian di Taman kanak – kanak dilaksanakan dengan berorientasi pada tujuan dan proses
pertumbuhan dan perkembangan anak.

d. Objektif

Dalam penilaian diusahakan seobjektif mungkin, dengan kata lain penilaian hanya memperhatikan
objeknya.

e. Mendidik

Hasil penilaian harus dapat digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada semua anak
dalam meningkatkan hasil pertumbuhan dan perkembangan anak.

f. Kebermaknaan

Hasil penilaian harus memiliki kebermaknaan bagi guru, orang tua, anak an pihak lain yang memerlukan.

g. Kesesuaian

Dalam penilaian harus diperhatikan adanya kesesuaian antara apa yang diajarkan di TK dengan laporan
yang dibuat

Anda mungkin juga menyukai