Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/272566306

Studi Fenetik Genus Thalamita Latreille, 1829 (Crustacea: Decapoda: Brachyura:


Portunoidea: Portunidae) berdasarkan Diagnosis Morfologi dalam “Faune de
Madagarcar XVI’

Article · September 2008

CITATION READS
1 1,219

1 author:

A'an J. Wahyudi
Indonesian Institute of Sciences
20 PUBLICATIONS   22 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pool to pool organic matter flow in coastal ecosystem View project

Carbon Mangrove View project

All content following this page was uploaded by A'an J. Wahyudi on 22 February 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Oseanologi, 1 (1). 1: 1-10, September 2008

Studi Fenetik Genus Thalamita Latreille, 1829


(Crustacea: Decapoda: Brachyura: Portunoidea: Portunidae)
berdasarkan Diagnosis Morfologi dalam “Faune de Madagarcar XVI’
A’an J. Wahyudi
Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Jl. Pasir Putih 1, Ancol Timur, Jakarta 14430
Email: aanj001@lipi.go.id, ajwahyudi@gmail.com
Diterima: 14 Maret 2008; Disetujui: 21 April 2008

Abstrak
Kajian fenetik ini dilakukan untuk menentukan similaritas diantara anggota Thalamita Latreille, 1829
berdasarkan diagnosis morfologi. Diagnosis 23 spesies Thalamita oleh Crosnier digunakan sebagai referensi primer.
Indeks biner dan Inferring Ancestral States digunakan sebagai metode skoring. Out-group tidak ditetapkan dalam
kajian ini. Skoring karakter multivariat dilakukan dengan perbandingan ontogeny. Data diolah dengan Clad97 versi
1.0d.097. Dalam kajian ini dihasilkan tiga kelompok Thalamita berdasarkan indeks similaritas. Kelompok pertama,
kedua dan ketiga masing-masing terdiri atas 6, 13 dan 4 spesies. Spesies-spesies yang berada dalam kelompok yang
sama memiliki hubungan fenetik yang lebih dekat dibandingkan dengan spesies di luar kelompoknya.

Kata kunci: Thalamita, fenetik, diagnosis morfologi

Abstract
Phenetic Study on Genus of Thalamita Latreille, 1829 (Crustacea: Decapoda: Brachyura: Portunoidea:
Portunidae) based on Morphological Diagnosys in “Faune de Madagascar XVI’

Phenetic study was conducted to determine the similarity among species of Thalamita Latreille, 1829 based
on morphological diagnosis. Diagnosis of 23 species of Thalamita by Crosnier was used as primary reference. Both
binary index and Inferring Ancestral States (IAS) were used in scoring methods. Out-group was not established in this
study. Multivariate character scoring was applied by using ontogeny comparation. Data was compiled with Clad97
version 1.0d.097. The study uncovered that there were three groups of Thalamita based on the similarity index: 6, 13
and 4 species for first, second and third group, respectively. Species in the same group has closer phenetic relationship
compared to those from different group.

Keywords: Thalamita, phenetic, morphological diagnosis

Wahyudi, A.J., 2008. Studi fenetik genus Thalamita Latreille, 1829 (Crustacea: Decapoda: Brachyura: Portunoidea:
Portunidae) berdasarkan diagnosis morfologi dalam ‘Faune de Madagascar XVI’. Jurnal Oseanologi, 1 (1):
1-10.

bekerja untuk menentukan tingkat persamaan


(Rahardi et al., 2002). Studi fenetik berdasarkan
1. PENDAHULUAN karakter morfologi memiliki nilai penting untuk
Studi fenetik merupakan bagian dari studi menghasilkan suatu hipotesis filogenetik dan
sistematik yang penting selain filogenetik. fenetik. Hipotesis ini dapat menunjang kajian lebih
Sementara studi filogenetik bekerja untuk lanjut dengan menggunakan materi genetik
menentukan hubungan kekerabatan dan membuat berdasarkan analisis biomolekuler.
konfigurasi perjalanan evolusi, maka fenetik
Jurnal Oseanologi, 1 (1): 1-10, September 2008

Infra ordo Brachyura (termasuk 2. METODOLOGI


didalamnya familia Portunidae Rafinesque, 1815)
memiliki garis keturunan yang masih Studi dilakukan dengan menggunakan
diperdebatkan (McLaughlin et al., 2007). Hal ini data diagnosis 23 spesies Thalamita Latreille, 1829
menyebabkan penentuan hubungan kekerabatan oleh Crosnier (1962). Beberapa acuan lain
merupakan hal yang sulit dilakukan. digunakan untuk mendukung dan melengkapi
diagnosis tersebut yaitu Moosa (1976) dan Wee &
Studi yang sejenis dilakukan dengan Ng (1995). Spesies out-group tidak digunakan
menggunakan berbagai metode. Metode dalam studi ini, sehingga perbandingan tingkat
pendekatan yang sering digunakan adalah skoring persamaan hanya dilakukan pada internal 23
dengan indeks biner dan bertingkat. Metode indeks spesies (in-group) dengan pendekatan
biner dilakukan dengan menentukan ada tidaknya perbandingan ontogeni.
karakter morfologi, masing-masing dengan skor
satu (1) dan nol (0). Metode bertingkat merupakan Berdasarkan diagnosis tersebut ditentukan
pemberian skor dengan angka 0, 1, 2 dan karakter kunci yang berguna untuk menentukan
seterusnya terhadap karakter multivariat. Menurut skor sifat setiap spesies. Karakter kunci adalah
McLaughlin et al. (2007), metode yang saat ini karakter yang digunakan untuk diagnosis dan
terbaik digunakan untuk kasus karakter membedakan spesies satu dengan lainnya. Setiap
polimorfis/multivariat (bukan karakter biner) spesies diberi skor sesuai dengan karakter yang
adalah Inferring Ancestral States (IAS). Metode ini dimiliki. Studi ini menggunakan dua cara
berdasarkan pada garis keturunan sebagai acuan penentuan skor, pertama adalah menggunakan
yaitu suatu bentuk morfologi ditetapkan sebagai indeks biner (ada dan tidak ada) masing-masing
moyang bagi bentuk yang berkembang kemudian. dengan skor satu (1) dan nol (0). Kedua adalah
Suatu bentuk yang polimorfis diberi skor 0, 1, 2 sistem bertingkat menggunakan pendekatan IAS.
dan seterusnya sesuai kedekatan dengan bentuk Pengolahan data untuk mendapatkan fenogram
moyang (ancestor). dilakukan dengan piranti lunak Clad97 versi
1.0d.097. Operasi yang dipilih adalah ‘Phenetic’
Dasar pemberian skor terutama untuk dengan ‘autogeneration’ (Rahardi, et al., 2002).
metode bertingkat dapat dilakukan dengan berbagai Sinonimi dan nama author di belakang nama taksa
pendekatan. Koning (1994) memberikan beberapa mengacu pada Crosnier (1962), Moosa (1976),
alternatif metode pendekatan. Metode pertama Wee & Ng (1995), Martin & Davis (2001), Ng et.
adalah menentukan out-group, yaitu taksa yang al. (2008).
bukan bagian dari kelompok taksa yang dianalisis
dan merupakan taksa yang dianggap berkembang
lebih awal secara garis evolusi. Metode kedua 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan pendekatan perbandingan ontogeni, yaitu
3.1. Sistematik
membandingkan suatu karakter dengan karakter
lainnya yang dianggap muncul pada masa kini atau Decapoda Latreille, 1802
dengan menentukan karakter yang telah
Brachyura Latreille, 1802
berkembang ketika individu berusia dini dengan
karakter yang muncul ketika individu dewasa. Portunidae Rafinesque, 1815
Studi ini bertujuan untuk menentukan Thalamita Latreille 1829
hubungan fenetik atau kedekatan tingkat
persamaan genus Thalamita Latreille, 1829. Studi
ini berdasarkan pada spesies-pesies anggota genus Thalamita admete (Herbst, 1803)
Thalamita Latreille, 1829 yang didapatkan dari
Madagascar dengan diagnosis oleh Crosnier Cancer admete Herbst, 1803: pp 40-41; pl
(1962). 57; fig 1
Thalamita admete Crosnier, 1962: pp 96-
97; fig 154, 157, 162-164, 168; --

2
A.J. Wahyudi: Studi Fenetik Genus Thalamita Latreille, 1829

Stephenson 1972: p 44; -- Wee & Ng, Distribusi: Laut Merah, Madagascar,
1995: pp 59-62; fig. 29A-F Australia, Cina, India, Srilanka, Malaysia
(Crosnier, 1962; Stephenson, 1972)
Habitat: pantai berbatu, dataran terumbu
karang; intertidal sampai 13 meter
(Crosnier, 1962; Wee & Ng, 1995).
Thalamita coerulipes Hombron & Jacquinot,
Distribusi: Madagascar, Tanzania, Afrika 1846)
Timur, Laut Merah, Samudra Hindia,
Thalamita coerulipes Jacquinot, 1852: pl.
Malaysia, Cina, Jepang, Australia, Tahiti
5; figs. 6-108; --Jacquinot & Lucas, 1853:
dan Hawaii (Stephenson, 1972)
p 538; --Crosnier, 1962: pp. 128-130; fig.
219 bis a-b; pl. XI fig. 2; --Stephenson,
1972: p 45-46
Thalamita bouvieri, Nobili, 1906
Habitat: intertidal
Thalamita bouvieri Crosnier, 1962: pp.
119-121; fig. 201-204; pl. X, fig. 2; -- Distribusi: pulau Maurice, Gilbert,
Stephenson, 1972: p. 45. Australia, Fiji, Madagascar (Crosnier,
1962).
Habitat: kedalaman 55 meter; intertidal.
Distribusi: Afrika Timur, Sudan,
Madagascar, pulau Amirantes, Australia, Thalamita crenata Rüppel, 1830
pulau Gilbert, pulau Tuamotu, teluk
Thalamita crenata Crosnier, 1962: pp130-
Moreton, Queensland (Crosnier, 1962;
132; figs. 220, 226-227, 232-233; --
Stephenson, 1972)
Stephenson, 1972: p 46; --Wee & Ng,
1995: pp 69-72; figs. 34A-B, 35A-B,
36A-H
Thalamita cf wood-masoni Alcock, 1988
Habitat: pantai berbatu dan dataran
Thalamita cf wood-masoni Crosnier,
terumbu karang; intertidal (Wee & Ng,
1962: pp. 121-123; fig. 199, 205-207.
1995)
Habitat: kedalaman sampai dengan 6
Distribusi: Afrika Selatan, Madagascar,
meter; intertidal (Crosnier, 1962)
Laut Merah, Teluk Persia, India, Cina,
Distribusi: pulau Andaman dan Ceylan Malaysia, Singapura, Korea, Jepang,
(T. wood-masoni), Afrika timur, Australia, Tuamotu, Tonga, Hawaii (Wee
Madagascar (Crosnier, 1962). & Ng, 1995).

Thalamita chaptali (Audouin 1826) Thalamita de mani Nobili, 1905


Portunus chaptali Audouin & Savigny, Thalamita de mani Nobili, 1905: Bull.
1817: Descr. Egypte Crust. fig. 1; pl. 4; - Mus. Hist. Nat. Paris, 11, p. 4022; --
1825 p 83 . Crosnier, 1962: pp123-125; figs. 200,
208-209; --Stephenson, 1972: p 47.
Thalamita chaptali Crosnier, 1962: pp.
111-113; fig. 184, 189, 191. -- Habitat: intertidal
Stephenson, 1972: p 45; -- Wee & Ng,
Distribusi: Tanzania, Laut Merah,
1995: pp. 67-68; fig. 33A-F
Madagascar, Filipina, Australia (Wee &
Habitat: terumbu karang, pantai berpasir; Ng, 1995).
5-40 meter, intertidal (Crosnier, 1962;
Stephenson, 1972; Wee & Ng, 1995).

3
Jurnal Oseanologi, 1 (1): 1-10, September 2008

Thalamita edwardsi Borradaile, 1900 Thalamita granosimana Borradaile, 1902


Thalamita edwardsi Borradaile, 1900: Thalamita granosimana Crosnier, 1962:
Zool. Soc. London. Proc., p. 579;-- pp.103-106; fig.171-172, 175-177; pl.
Crosnier, 1962: pp 98; Fig 158 2 VIII, fig. 2; -- Stephenson, 1972: p 48
Habitat: pantai berbatu; intertidal Habitat: pantai berpasir sampai
(Crosnier, 1962). kedalaman 75 meter; intertidal
(Stephenson, 1972).
Distribusi: Australia, Madagascar, Tahiti,
Hawaii (Crosnier, 1962). Distribusi: kepulauan Maldiva-Laccadiva,
Madagascar, Filipina (Stephenson, 1972).

Thalamita foresti Crosnier, 1962


Thalamita integra Dana, 1852
Thalamita foresti Crosnier, 1962: pp 132-
136; figs 221-223, 229-231; pl. XII, fig. 1; Thalamita integra Crosnier, 1962: p.103;
--Stephenson, 1972: p 47. fig. 156, 161, 170; --Stephenson, 1972:
p.48; --Wee & Ng, 1995: pp.84-85; fig
Habitat: pantai berbatu; intertidal (Wee &
44A-C.
Ng, 1995).
Habitat: pantai dangkal dengan ombak
Distribusi: Madagascar, Mozambique,
rendah dan pantai berpasir (Wee & Ng,
Thailand, Hongkong, Filipina (Wee & Ng,
1995).
1995).
Distribusi: Afrika Timur, Madagascar,
Laut Merah, India, Cina, Jepang,
Thalamita gatavakensis Nobili, 1906 Australia, Tahiti, Hawaii (Wee & Ng,
1995).
Thalamita gatavakensis Crosnier, 1962:
p106-108, figs. 156 a-c, e, 177a-d; --
Stephenson, 1972: 47; --Wee & Ng, 1995:
Thalamita mitsiensis Crosnier, 1962
pp 82-84, fig. 43A-D.
Thalamita mitsiensis Crosnier, 1962:
Habitat: pantai koral; intertidal.
p.127; fig. 212-213, 216-218; --
Distribusi: Madagascar, Malaysia, Stephenson, 1972: p.49;--Crosnier &
Filipina, Indonesia, Australia, Saipan, Thomassin, 1974: p.1114; fig 8e; --Wee &
Tuamotu (Wee & Ng, 1995). Ng, 1995: pp.85-86; fig. 45D-G.
Habitat: pantai berpasir, kedalaman 35-80
meter; intertidal (Crosnier & Thomassin,
Thalamita gloriensis Crosnier, 1962 1974).
Thalamita gloriensis Crosnier, 1962: Distribusi: Madagascar, Indonesia,
pp98-103; fig.155, 156d, 159-160, 165- Filipina (Crosnier & Thomassin, 1974).
167, 169; -- Stephenson, 1972: pp 47-48.
Habitat: pantai karang; intertidal
(Crosnier, 1962). Thalamita oculea Alcock, 1899
Distribusi: Madagascar, Tanzania, Pulau Thalamita oculea, Crosnier, 1962: pp.109-
Glorious, kepulauan Mariana, Melanesia, 111; fig. 173-174, 178-180, 193-194; pl..
Hawaii (Crosnier, 1962; Stephenson, IX, fig. 1; --Stephenson, 1972: p.49.
1972)
Habitat: koral dan pasir, kedalaman
sampai 15 meter (Stephenson, 1972).

4
A.J. Wahyudi: Studi Fenetik Genus Thalamita Latreille, 1829

Distribusi: Madagascar, Filipina, Ceylon, 1972: p.50; -- Wee & Ng, 1995: pp. 96-
Jepang (Stephenson, 1972). 106; fig. 51A-C, 52A-C, 53A-C, 54A-D,
55A-B, 56A-C, 57A-J.
Habitat: pantai koral atau pantai berbatu;
Thalamita parvidens (Rathbun, 1907)
intertidal (Crosnier, 1962; Wee & Ng,
Thalamonix parvidens Rathbun, 1907: 1995).
Mem. Mus. Comp. Zool. Harv., 35, 2, p.
Distribusi: Afrika, Laut Merah, Jepang,
62; pl. 5; fig 2
Australia, Madagascar, India, Hongkong,
Thalamita parvidens Crosnier, 1962: Malaysia, Singapura (Crosnier, 1962;
pp.113-115; fig. 182, 185-187, 190; pl. Stephenson, 1972; Wee & Ng, 1995).
IX, fig. 2; ---Stephenson, 1972: p.49
Habitat: 15-30 meter, intertidal (Wee &
Thalamita sexlobata Miers, 1886
Ng, 1995).
Thalamita sexlobata Crosnier, 1962:
Distribusi: Madagascar, India, Malaysia,
pp.117-118; fig. 195-198; --Stephenson,
Australia, Filipina, Jepang, pulau
1972: p.51; --Wee & Ng, 1995: pp.106-
Carollina (Wee & Ng, 1995).
108; fig. 58A-E
Habitat: pantai berpasir kedalaman 20-80
Thalamita picta Stimpson, 1858 meter (Wee & Ng, 1995).
Thalamita picta Crosnier, 1962: pp.138- Distribusi: Madagascar, Teluk Persia,
139; fig. 237-240; pl. XII, fig. 2; -- Teluk Mannar, pantai Arakan, kepulauan
Stephenson, 1972: p.50; --Wee & Ng, Andaman, Jepang, Filipina, Laut Jawa,
1995: pp.94-96; fig. 50A-F Malaysia, Australia, Honolulu (Wee &
Ng, 1995).
Habitat: pantai koral, pantai berbatu;
intertidal (Wee & Ng, 1995).
Distribusi: Madagascar, Mozambique, Thalamita sima H. Milne Edwards, 1834
Filipina, Indonesia, Australia, Jepang
Thalamita sima Crosnier, 1962: p.111; fig.
(Crosnier, 1962; Moosa, 1976).
181; --Stephenson, 1972: p.51;--Wee &
Ng, 1995: pp. 108-110; fig. 59A-F
Thalamita poissoni (Audouin 1826) Habitat: pantai Lumpur dan berpasir
sampai kedalaman 30 m; intertidal dan
Thalamita poissoni Crosnier, 1962:
tidal (Wee & Ng, 1995).
pp.116-117; fig. 183, 188, 192; pl. X, fig.
1; -- Stephenson, 1972: p.50 Distribusi: Afrika timur, Laut Merah,
Cina, Srilanka, Thailand, Taiwan, Jepang,
Habitat: pantai berlumpur sampai pantai Malaysia, Indonesia, Singapura, Australia,
berpasir; intertidal (Wee & Ng, 1995). New Zealand, New Caledonia, Hawaii
Distribusi: Suez, Madagascar, Tanzania, (Wee & Ng, 1995).
pulau Laccadiva, pulau Ceylon, Jepang
(Crosnier, 1962; Wee & Ng, 1995).
Thalamita spinifera Borradaile, 1902
Thalamita spinifera Crosnier, 1962:
Thalamita prymna (Herbst, 1803) pp.125-127; fig. 210-211, 214-215; pl. XI,
Thalamita prymna, Crosnier, 1962: fig. 1; Moosa, 1976:p.148; --Stephenson,
pp.136-138; fig. 234-236; --Stephenson,

5
Jurnal Oseanologi, 1 (1): 1-10, September 2008

1972: p.51; --Wee & Ng, 1995: pp.116- Distribusi: Madagascar, New Georgia,
118; fig. 65A-D Melanesia, Samoa, Hawaii (Stephenson,
1972).
Habitat: pasir dan koral (Wee & Ng,
1995). 3.2. Kajian Fenetik
Distribusi: Laccadiva, Maldiva, Daftar karakter dan skor yang digunakan
Madagascar, Thailand, Malaysia, dalam studi ini disajikan dalam Tabel 1. Terdapat
Indonesia, Filipina, Jepang, Hawaii (Wee 26 karakter yang digunakan dalam studi ini, yaitu
& Ng, 1995). tujuh karakter pada karapas, satu karakter pada
lobus frontal, dua karakter gigi pada sisi
anterolateral, 12 karakter pada capit, tiga karakter
Thalamita stephensoni Crosnier, 1962 pada kaki kelima dan satu karakter pada abdomen.
T. stephensoni Crosnier, 1962: pp.140- Hasil pemberian skor terhadap 23 spesies
142; fig. 241-248; --Stephensoni, 1972: p. Thalamita Latreille, 1829 terdapat pada Tabel 2.
52. Fenogram 23 spesies tersebut dapat dilihat pada
Gambar 1.
Habitat: daerah intertidal

Tabel 1. Daftar karakter dan skor yang digunakan dalam studi fenetik genus Thalamita
Karakter Skor
No Skor Skor
No Karakter kunci
utama absen
Halus/licin 0 -
Permukaan 1 Pubescent 1 -
Bergranul/bergaris/ berambut 2 -
Garis 2 2 baris pada region frontal 1 0
tranversal
1 Karapas 3 1 pada setiap region protogastrik 1 0
(granula)
4 1 pada region mesogastrik 1 0
5 1 baris menghubungkan gigi anterolateral
memanjang melewati epibranchial 1 0
6 1 pada region kardiak 1 0
7 1 pada setiap region mesobranchial 1 0
bilobus 1 -
2 Sisi frontal Lobus 8 4 lobus 2 -
6 lobus 3 -
5 gigi, gigi keempat hanya berupa granula 0 -
Terbagi menjadi 5 gigi, gigi keempat biasanya
1 -
Sisi Gigi 9 sangat kecil
3 5 gigi, gigi keempat rudimenter 2 -
anterolateral
6 gigi 3 -
Gigi kelima 10 Memanjang/ paling panjang 1 0

Bersambung

6
A.J. Wahyudi: Studi Fenetik Genus Thalamita Latreille, 1829

Tabel 1. Daftar karakter dan skor yang digunakan dalam studi fenetik genus Thalamita
(Sambungan)
Karakter Skor
No Skor Skor
No Karakter kunci
utama absen
Artikel 11 Dengan artikel yang squamiformis 1 0
12 Sisi anterior dengan 3 duri kuat 1 0
Merus 13 Terdapat granula/denticle pada sisi anterior 1 0
14 Granula/spinula pada sisi posterior 1 0
15 Terdapat satu duri pada masing-masing sisi
internal 1 0
Carpus 16 Terdapat 1 baris granula pada permukaan superior 1 0
4 Capit
17 2 rusuk dan 3 duri pada permukaan eksternal 1 0
18 Permukaan superior dengan 2-4 atau 5 duri 1 0
19 Permukaan aksternal dengan 3 rusuk garanula 1 0
Propodus
20 Permukaan internal bergranula 1 0
21 Permukaan inferior bergranula 1 0
Artikulasi
22 Terdapat satu duri 1 0
karpus
Dactylus 23 Berbentuk dayung 1 0
5 Kaki kelima Propodus 24 Sisi posterior dengan 5-8 (biasanya 6) spinula 1 0
Merus 25 Sisi posterior dengan 1 duri subdistal, 1 duri distal
serta denticulatus pada bagian proksimal 1 0
Divergen 1 -
Abdomen Segmen
6 26 Konvergen subparalel 2 -
hewan jantan keenam
Konvergen 3 -

Karakter gigi 6 pada sisi anterolateral dianggap


Beberapa karakter yang menggunakan
paling terakhir muncul dalam perkembangan
perbandingan ontogeni adalah permukaan karapas,
filogeni dan abdomen yang divergen dianggap
lobus frontal, gigi sisi anterolateral dan abdomen
yang lebih dulu muncul daripada abdomen
hewan jantan. Permukaan karapas halus memiliki
konvergen (Felder et al., 1985; Karasawa &
karakter yang lebih dulu muncul dibandingkan
Schweitzer, 2006). Penentuan skor untuk setiap
dengan karakter pubescent dan bergranul, sehingga
spesies dilakukan berdasarkan daftar karakter dan
karakter permukaan karapas bergranul diberi skor
skor pada Tabel 1.
3.
Hal yang sama berlaku bagi lobus frontal,
6 lobus dianggap karakter yang lebih baru.

7
Jurnal Oseanologi, 1 (1): 1-10, September 2008

Tabel 2. Daftar skor 23 spesies Thalamita Latreille, 1829.


No Spesies Skor
1 Thalamita admete (Herbst, 1803)a,c 11111111100111111110111112
2 Thalamita bouvieri Nobili, 1906a 00001002200100101111011102
3 Thalamita cf. wood-masoni Alcock, 1899a 21111112100101111111111102
4 Thalamita chaptali (Audouin, 1826)d 21011011110101111110011103
5 Thalamita coeruleipes Hombron & Jacquinot, 1846d 11111003100101111110111103
6 Thalamita crenata Ruppel, 1830d 01111003110101111111111002
7 Thalamita de mani Nobili, 1905a 21111112101100101111111103
8 Thalamita edwardsi Borradaile, 1900a 01111111000111111100111112
9 Thalamita foresti Crosnier, 1962a 21111003100101111111111101
10 Thalamita gatavakensis Nobili, 1906a,c 11111111110111111110011102
11 Thalamita gloriensis Crosnier, 1962a 11111111200111111001111112
12 Thalamita granosimana Borradaile, 1902d 11111111100111111111111103
13 Thalamita integra Dana, 1852a,c 01011001100111111000111113
14 Thalamita mitsiensis Crosnier, 1962a,c 00101003200101111111111102
15 Thalamita oculea Alcock, 1899a 11111111101111111111011002
16 Thalamita parvidens (Rathbun, 1907)a 21111111110101111110011102
17 Thalamita picta Stimpson, 1858a 11111113100101111111011101
18 Thalamita poissoni (Audouin 1826)a 11111011100111111011011102
19 Thalamita prymna (Herbst, 1803)a,c 11111003100111111111011102
20 Thalamita sexlobata Miers, 1886a 11111112101110111110111003
21 Thalamita sima H. Milne Edwards, 1834a,b,c 11111111101111111111011002
22 Thalamita spinifera Borradaile, 1902d 11111113300101111110011102
23 Thalamita stephensoni Crosnier, 1962a 21111011110111111110011112
Keterangan: Nama author mengacu pada Crosnier (1962) (a), Moosa (1976) (b), Wee & NG (1995) (c), NG et al
(2008) (d).

besar daripada T. oculea, yaitu dengan


Berdasarkan fenogram (Gambar 1),
perbandingan lebar dan panjang sekitar 1,40-1,60
diketahui bahwa terdapat tiga pengelompokan
(Crosnier, 1962). Pembeda lain adalah segmen
spesies, masing-masing kemudian disebut
basal antena, T. oculea bergranula sedangkan pada
kelompok I, II dan III. Fenogram memperlihatkan
T. sima tidak ditemukan granula serta terdapat
T. foresti, T. coerulipes, T. crenata, T. mitsiensis,
celah berbentuk kurva sempit (Crosnier, 1962; Wee
T. bouvieri dan T. demani mengelompok dalam
& Ng, 1995). Karakter pleopod, ukuran karapas,
kelompok yang terpisah dari spesies Thalamita
dan artikel basal antena tidak dimasukkan dalam
yang lain. Keenam spesies tersebut terdapat dalam
karakter kunci pada studi ini, sehingga persamaan
kelompok satu (I)
100% atau nilai similaritas 1.0 muncul dalam hasil
Beberapa hal menarik adalah bahwa kompilasi. Penetapan karakter-karakter tersebut
dalam fenogram diketahui terdapat persamaan sebagai karakter kunci hanya bisa dilakukan jika
100% antara T. oculea dan T. sima. Hal ini tampak ditetapkan spesies outgroup yang dalam kajian ini
dari jarak yang bernilai satu (1.0). Namun perlu tidak dilakukan. Perbandingan ontogeni pada kasus
diketahui bahwa T. oculea dan T. sima memiliki yang diangkat dalam kajian ini belum bisa
perbedaan khas pada pleopod jantan, yaitu pleopod digunakan untuk mendeterminasi skor yang harus
jantan T. oculea memiliki permukaan pleopod yang diberikan jika karakter pleopod dimasukkan dalam
lebih halus dibandingkan dengan T. sima. T. sima karakter kunci
memiliki lebih banyak serabut pengait pada
Hal menarik ini tidak menunjukkan
pleopod. Pembeda lain adalah ukuran karapas, T.
kualitas dan/atau konsistensi dari piranti lunak
sima dilaporkan memiliki ukuran karapas lebih
Clad97, karena piranti ini berperan sebagai alat

8
A.J. Wahyudi: Studi Fenetik Genus Thalamita Latreille, 1829

kompilasi dan pemecah kode angka (skor) menjadi kemudian ditetapkan sebagai karakter kunci.
hubungan similaritas. Nilai similaritas dan Namun sebagai informasi, piranti ini segera
kedekatan fenogram spesies pada kasus ini dikembangkan menjadi versi terbaru dari versi
ditentukan berdasarkan determinasi karakter yang lama (1.0d.097).

Gambar 1. Fenogram 23 spesies Thalamita Latreille, 1829 (HTU: Hyphotetical Taxonomic Unit);
angka-angka yang tertera menunjukkan tingkat persamaan.

gloriensis, terpisah dengan T. gatavakensis dan


Thalamita gatavakensis dan T. parvidens
kelompoknya.
memiliki kedekatan 0.94, lebih besar
dibandingkan dengan T. edwardsi dan T. admete Berdasarkan kajian sistematik terbaru,
(0.92). Kedua clade telah terpisah pada ditetapkan bahwa Thalamita edwardsi adalah
Hyphotetical Taxonomic Unit (HTU) 19 (0.72). sinonim dari Thalamita admete (Ng, et al, 2008).
Masing-masing masuk dalam kelompok yang Diagnosis oleh Crosnier dilakukan pada tahun
berbeda. T. edwardsi dan T. admete masuk dalam 1962 yang masih membedakan Thalamita
satu kelompok bersama T. integra dan T. edwardsi dan T. admete menjadi dua spesies yang

9
Jurnal Oseanologi, 1 (1): 1-10, September 2008

berbeda. Sekitar 60 tahun sebelumnya (1900), similaritas semakin mendekati nilai satu (1.0),
Borradaile menetapkan sebuah nama spesies bukan menjadi sebuah justifikasi terhadap dugaan
Thalamita admete var edwardsi (Ng, et al., 2008). sinonimi. Namun kajian lebih lanjut tetap perlu
Nama spesies ini oleh Crosnier (1962) ditulis dilakukan untuk mendapatkan informasi baru.
sebagai Thalamita edwardsi. Sementara itu, nama Kajian fenetik dan filogenetik berdasarkan sandi
T. admete ditetapkan sekitar seratus tahun molekuler dapat menjadi alternatif kajian.
sebelumnya oleh Herbst pada tahun 1803 dengan
Berdasarkan studi ini dapat diketahui
nama Cancer admete, yang kemudian dipindahkan
tingkat kekerabatan melalui besar kecilnya nilai
ke dalam genus Thalamita. Nilai similaritas yang
similaritas. Semakin besar nilai similaritas maka
besar seperti pada T. admete dan T. edwardsi
hubungan kekerabatan semakin dekat. Hasil studi
(0.92) tidak serta merta menunjukkan
memperlihatkan T. foresti (kelompok I) dapat
kemungkinan bahwa kedua spesies tertentu adalah
dikatakan lebih berkerabat dekat dengan T.
sinonim. Sesuai aturan pada International Code
coeruleipes dibandingkan dengan T. bouvieri dan
for Zoological Nomenclature (ICZN), nama T.
T. demani.
edwardsi yang ditetapkan tahun 1900 adalah
yunior sinonim dari nama T. admete yang Sampai dengan tahun 1995, spesies-
ditetapkan lebih awal pada tahun 1803. Sinonim spesies yang dilaporkan terdistribusi di wilayah
adalah dua nama yang berbeda diberikan pada Indonesia adalah T. gatavakensis, T. mitsiensis, T.
spesies hewan yang sama. sima dan T. spinifera (Wee & Ng, 1995). Ke-
empat spesies ini mengelompok di kelompok I (T.
Pada awalnya. Crosnier (1962)
mitsiensis) dan kelompok II (T. gatavakensis, T.
membedakan kedua nama tersebut menjadi dua
sima, dan T. spinifera). T. sima dan T. spinifera
spesies. Jika kemudian keduanya ditetapkan
terdapat dalam satu clade, dan terpisah pada HTU
sebagai sinonim, hal ini berdasarkan kajian
17 dengan nilai similaritas 0.79. Keduanya
diagnosis morfologis yang menunjukkan bahwa
terpisah dengan T. gatavakensis pada HTU 18
perbedaan morfologi yang ada tidak cukup
dengan nilai similaritas 0.76. Semakin tinggi nilai
menjadi bukti bahwa kedua nama spesies tersebut
similaritas, maka semakin banyak persamaannya
adalah untuk hewan yang berbeda.
dan memiliki kekerabatan yang semakin dekat.
Kajian terbaru yang menetapkan kedua
Fenogram (Gambar 1) merupakan
spesies ini (T. admete dan T. edwardsi) merupakan
hipotesis terhadap hubungan kekerabatan spesies
sinonim, dilakukan berdasarkan pengamatan
Thalamita Latreille, 1829 yang didiagnosis oleh
fenotip yang tampak secara morfologis. Kajian
Crosnier (1962). Hubungan kekerabatan dan
fenetik ini juga berdasarkan karakter morfologi,
tingkat perjalanan evolusinya dapat ditelusuri
oleh sebab itu perlu dilakukan kajian fenetik dan
melalui studi fenetik dan filogenetik secara
filogenetik berdasarkan sandi asam ribose nukleat
molekuler. Namun, hasil studi fenetik berdasarkan
(RNA) atau asam deoksiribose nukleat (DNA).
karakter morfologi ini tetap dapat menjadi acuan
Thalamita gatavakensis memiliki penting dan mendukung studi lebih lanjut. Metode
karakter yang berbeda agak jauh dengan T. pendekatan yang digunakan dalam studi ini telah
parvidens. T. gatavakensis memiliki karapas yang digunakan oleh McLaughlin et al. (2007) dan
pubescent, sedangkan T. parvidens memiliki Karasawa dan Schweitzer (2006) untuk kasus
permukan bergranula. Merus pada capit T. yang lebih besar, yaitu pengelompokan kembali
gatavakensis terdapat dentikel dan granula. Kedua taksa-taksa pada infra ordo Anomura serta super
hal ini merupakan pembeda utama antara kedua familia Xanthoidea.
spesies tersebut (Crosnier, 1962). Nilai similaritas
yang tinggi antara kedua spesies ini (0.94), tidak
cukup untuk menetapkan keduanya sebagai 4. PENUTUP
sinonim. Hal yang sama juga berlaku pada T. sima Terdapat tiga pengelompokan dari 23
dan T. oculea yang berdasarkan kajian ini nilai spesies Thalamita Latreille, 1829 yang dikaji
similaritasnya tepat 1.0. Dengan demikian nilai dalam studi ini. Spesies yang berada dalam satu

10
A.J. Wahyudi: Studi Fenetik Genus Thalamita Latreille, 1829

kelompok memiliki kekerabatan yang lebih dekat Karasawa, H dan C. E. Schweitzer. 2006. A New
jika dibandingkan dengan spesies di luar Classification of the Xanthoidea sensu lato
kelompoknya. Semakin tinggi nilai similaritas (Crustacea: Decapoda: Brachyura) based on
Phylogenetic Analysis and Traditional
antar spesies, maka semakin dekat hubungan
Systematics and Evaluation of All Fossil
kekerabatan spesies-spesies tersebut. Kajian Xanthoidea sensu lato. Contribution of
fenetik berdasarkan karakter morfologi seperti Zoology 75(1/2): 23-73.
dalam studi ini dapat digunakan untuk
menentukan hipotesis terhadap hubungan Koning, R. E. 1994. Phylogenetic Systematics. Plant
kekerabatan antar spesies. Studi lebih lanjut dapat Physiology Information Website.
http://plantphys.info/Plant_Biology/cladistics.
dilakukan melalui pendekatan biomolekuler. html. 30 Mei 2007.
Ucapan Terima Kasih Martin, J. W & G. E. Davis. 2001. An Updated
Classification of the Recent Crustacea. Nat.
Terima kasih kepada Dr. Dwi Listyo Hist. Mus of Los Angeles County
Rahayu (Pusat Penelitian Oseanografi) untuk Contributions in Science 39: 124pp.
beberapa literatur antiquariat. Terima kasih
kepada Brian Rahardi, S. Si, M. Sc (Universitas Mclaughlin, P. A., R. Lemaitre dan U. Sorhannus. 2007.
Brawijaya) untuk software Clad97. Kepada Dr. Hermit Crab Phylogeny: A Reappraisal and
Its “Fall-Out”. Journal of Crustacean Biology
Partomuan Simanjuntak terima kasih untuk 27(1): 97-115.
beberapa ide dan masukan dalam tulisan ini.
Moosa, K. 1976. Crustaces Decapodes: Portunidae.
Resultats des Campagnes Musorstom 6: 141-
DAFTAR PUSTAKA 150.
Crosnier, A. 1962. Crustacės Dėcapodes Portunidae. Ng. P. K. L, D. Guinot & P. J. F. Davie. 2008. Systema
Faune de Madagascar 16: 1-154. Brachyurorum: Part I. An Annotated
Checklist of Extant Bracyuran Crabs of the
Crosnier, A. dan B. Thomassin. 1974. Sur des Crabes de world. The Raffles Bulletin of Zoology 17: 1-
la Famille des Portunidae (Crustacea: 286.
Decapoda) Nouveoux Pour Madagascar ou
Rares. Bull. Mus. Natn. d’Hist. Nat. 3 (241) Rahardi, B., E. Laras dan W. Firdaus. 2002. Clad97
Zoologie 165: 1097-1118. 1.0d.097 Version-Limited Release. Biology
MIPA Brawijaya University. Indonesia.
Felder, D. L., J. W. Martin dan J. W. Goy. 1985.
Patterns in Early Postlarval Development of StephensoN, W. 1972. An Annotated Check List and
Decapods In Larval Growth (Ed. A. M. Key to the Indo-West Pacific Swimming
Wenner). A. A. Balkema. Boston. 163-225. Crabs (Crustacea: Decapoda: Portunidae).
Royal Society of New Zealand Bull. 10: 1-64.
International Commission on Zoological Nomenclature.
1999. International Code of Zoological Wee, D. P. C dan P. K. L. Ng. 1995. Swimming Crabs
Nomenclature 4th Edition. Adopted by the of the Genera Charybdis De Haan, 1833, and
International Union of Biological Sciences. Thalamita Latreille, 1829 (Crustacea:
International Trust for Zoological Decapoda: Brachyura: Portunidae) from
Nomenclature, in association with the Natural Peninsular Malaysia and Singapore. The
History Museum, London. 126 pp. Raffles Bulletin of Zoology [supl.] 1: 128pp.

Catatan Redaksi:
Makalah ini adalah draf siap cetak yang isinya
persis sama dengan cetakan terbitannya. Jumlah
halaman tertulis di header dan saran cara mensitir
pada draf ini disesuaikan dengan jumlah halaman
hasil cetakan, yaitu 1 – 10. Ada sedikit perbedaan
format.

11

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai