ANALISIS FILOGENETIK
Disusun Oleh:
Adiva Aliyah Fatima
11518028
Kelompok 3
Asisten:
Irham Muhammad Dhafien
11517038
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Menghitung jarak genetik antar spesies yang diamati.
2. Membuat pohon filogenetik menggunakan metode UPGMA dan
Neighbor-Joining.
3. Menentukan perbedaan hasil yang diperoleh pada filogram UPGMA dan
Neighbor-Joining.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
Explore the Data diklik untuk masuk ke Public Portal Data, lalu
dilakukan pencarian spesies Channa striata
Salah satu file FASTA dalam folder di-drag ke MEGA X, lalu dipilih
opsi Align.
Pada window yang muncul, Edit diklik, lalu Insert Sequence from
File. File fasta selain yang sudah dimasukkan kemudian dipilih.
b) Barbodes binotatus
Spesies ini memiliki dorsal fin,
caudal fin berbentuk forked, anal fin,
pectoral fin, dan pelvic fin. Memiliki
barbel/sungut di sekitar mulutnya
dan bersisik.
c) Clarias batrachus
Spesies ini memiliki beberapa
pasang sungut, dorsal fin dan anal fin
yang panjang, memiliki pectoral fin
dan pelvic fin, caudal fin berbentuk
rounded, tidak bersisik.
d) Channa striata
Spesies ini memiliki dorsal
fin dan anal fin yang
panjang, memiliki pectoral
fin, tipe mulut superior,
bersisik.
e) Lamiopsis temminckii
Memiliki sepasang pectoral
fin, memiliki dorsal fin, pelvic
fin, dan anal fin, memiliki sirip
lemak, tipe mulut inferior,
memiliki spirakel, tidak bersisik.
f) Monopterus albus
Tidak memiliki sirip, tidak bersisik,
memiliki ekor yang panjang dan
semakin ujung semakin menyempit.
g) Moolgarda seheli
Spesies ini memiliki dua dorsal fin, satu
anal fin, pelvic fin, pectoral fin, dan
caudal fin yang berbentuk forked, tipe
mulut terminal, bersisik.
h) Periophthalmus argentilineatus
Spesies ini memiliki kepala yang
relatif besar terhadap badannya,
mata yang besar dan menonjol,
memiliki dua dorsal fin, satu anal
fin, sepasang pectoral fin dan
pelvic fin. Tubuh bersisik, ekor rounded, tipe mulut sub-terminal.
5.1 Kesimpulan
1. Melalui perangkat lunak MEGA X, diperoleh jarak tiap kelompok spesies
sebagai berikut
5.2 Saran
Kepahaman asisten terhadap penggunaan perangkat lunak MEGA X
sebaiknya lebih merata, sehingga praktikan tidak kebingungan dalam
menggunakan MEGA X dan supaya praktikan dapat memperoleh hasil yang
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Barraclough, Timothy G., dan Sean Nee. 2001. “Phylogenetics and Speciation.”
Trends in Ecology & Evolution 16(7): 391–99.
Hidayat, Topik, dan Adi Pancoro. 2008. “Kajian Filogenetika Molekuler dan
Peranannya dalam Menyediakan Informasi Dasar untuk Meningkatkan
Kualitas Sumber Genetik Anggrek.” AgroBiogen 4(1): 35–40.
https://media.neliti.com/media/publications/73243-ID-ulasan-kajian-
filogenetika-molekuler-dan.pdf.
Kaur, Sukhpreet, Harwinder Singh Sohal, dan Rajbir Singh Cheema. 2013.
“Implementing UPGMA and NJ Method For Phylogenetic Tree Construction
Using Hierarchical Clustering.” International Journal of Computer Science
and Technology 4(2): 303–10. http://ijcst.com/vol42/2/harwinder.pdf.
Kumar, Sudhir, Masatoshi Nei, Joel Dudley, dan Koichiro Tamura. 2008.
“MEGA: A Biologist-Centric Software for Evolutionary Analysis of DNA
and Protein Sequences.” Brief Bioinform 9(4): 299–306.
Opperdoes, Fred. 1997. “Construction of a distance tree using clustering with the
Unweighted Pair Group Method with Arithmatic Mean (UPGMA).”
https://www.icp.ucl.ac.be/~opperd/private/upgma.html (November 16,
2019).
Saitou, Naruya, dan Masatoshi Nei. 1987. “The neighbor-joining method: a new
method for reconstructing phylogenetic trees.” Molecular Biology and
Evolution 4(4): 406–25.