Anda di halaman 1dari 8

DETERMINASI, KLASIFIKASI, DAN PEMBUATAN

KUNCI IDENTIFIKASI

Oleh :

Nama : Fakhri Husaini Nasution


NIM : B1A020010
Rombongan : II
Kelompok :1
Asisten :

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO

2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2021) identifikasi


adalah cara atau proses yang dilakukan dalam menentukan atau menetapkan
identitas dari objek yang diidentifikasikan. Dalam biologi identifikasi
dilakukan pada suatu organisme baik yang belum diketahui maupun yang
sudah diketahui. Identifikasi tersebut bertujuan untuk mengetahui morfologi
dari spesies tersebut serta hubungan kekerabatan anatar spesies tersebut
dengan spesies lain. Identifikasi biologi dibagi kedalam dua metode yaitu
metode morfologi dan metode molekuler. Dalam metode morfologi teknik
yang biasanya digunakan adalah morfometrik. Teknik morfometrik
dilakukan untuk mendapatkan karakter morfometrik spesies tersebut, yang
mana karakter morfometrik merupakan karakter atau ciri-ciri dari suatu
spesies yang dapat diketahui dalam bentuk angka (Latuconsina, 2021)
sedangkan teknik yang digunakan dalam metode molekuler adalah
pengaplikasian DNA Barcoding, yaitu identifikasi pada susunan nukleotida
dari suatu spesies. (Putri & Maddupa, 2020). Untuk mempermudah proses
identifikasi biasanya para ahli biologi membuat suatu media yang disebut
dengan kunci identifikasi, atau sering juga disebut dengan kunci determinasi
(Purnamasari et al., 2012). Kunci determinasi merupakan media yang
digunakan sebagi petunjuk untuk menentukan suatu spesies menggunakan
ciri yang bersifat spesifik (morfologi) yang tidak dimiliki oleh spesies
lainnya (Suwila, 2015)

Klasifikasi adalah proses pembentukan kelompok dari berbagai jenis


organisme sehingga tersusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu
hierarki (Suwila, 2015). Klasifikasi biologi bertujuan untuk mengurutkan
sekaligus menyederhanakan semua organisme yang ada di dunia ke dalam
suatu taksa atau grup-grup yang didalamnya terdapat karakter-karakter unik
atau pembeda antar taksa yang satu dengan yang lain. Pengklasifikasian dari
suatu organisme harus bersifat internasional dan diterima oleh semua pihak.
Penyusunan organisme ini dilakukan karena banyaknya karakter-karakter
yang dimiliki dari satu organisme, yang mana akan mempersulit ilmuwan
jika harus menentukan nama dari suatu spesies baru (Ruggiero et al, 2015)

B. Tujuan
1. Mempelajari konsep dan melakukan identifikasi dan determinasi
hewan invertebrata dan vertebrata
2. Membuat dan menggunakan kunci identifikasi hewan invertebrata dan
vertebrata.
3. Membuat fenogram hewan invertebrata dan vertebrata
II. TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi dari suaru spesies terdiri dari beberapa tahap. Tahap


pertama adalah identifikasi, yaitu mengetahui ciri-ciri dari spesies yang
ingin diidentifikasikan. Tahapan ini dapat dilakukan dengan metode
morfologi maupun molekuler (Suwila, 2015). Data yang didapatkan pada
tahap identifikasi akan digunakan pada tahap kedua, yaitu tahap
determinasi. Determinasi adalah membandingkan suatu spesies dengan
spesies lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan). Setelah itu
spesies tersebut akan dimasukkan atau dikelompokkan dalam suatu grup-
grup atau taksa spesies lain yang memiliki ciri yang mirip atau sama. Tahap
tersebut dinamakan klasifikasi (Ruggiero et al, 2015). Setelah klasifikasi
selesai spesies tersebut akan masuk dalam tahap yang terakhir, yaitu
verifikasi. Verifikasi merupakan evaluasi bertahap dan menyeluruh ntuk
mengetahui kebenaran dan ketepatan.

Fenetik merupakan suatu analisis yang digunakan untuk menentukan


hubungan kekerabatan dari suatu spesies dilihat dari kesamaan karakter atau
ciri morfologinya (Tjitrosoepomo, 2009). Filogenetik merupakan penunjuk
hubungan kekerabatan berdasarkan dari evolusi dari setiap karakter. Hal
seperti ini biasanya terlihat jelas dalam susunan DNA dari suatu spesies.
Berbagai pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa kekerabatan filogenetik
merupakan sistem pengklasifikasian yang berguna untuk menyatakan
hubungan kekerabatan suatu kelompok tumbuhan dengan didasarkan pada
filogeninya (Putri, 2012). Kladistik merupakan pengelompokan organisme
menurut urutan waktu munculnya percabangan organisme tersebut dalam
suatu pohon filogenetik (Campbell, 2017)

Dendogram merupakan analisis hubungan pada suatu spesies dalam


bentuk diagram yang menggambarkan tingkat kedekatan atau kekerabatan
kelompok spesies yang ditunjukkan dengan besaran berupa prosentase
(Astuti, 2016). Salah satu bentuk dari dendrogram adalah fenogram yang
menggambarkan hubungan kekerabatan dalam metode fenetik. Sedangkan,
metode kladistik memiliki dendrogam yang disebut dengan kladogram
(Tjitrosoepomo, 2009)
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Media (cetak, audio, dan video) yang digunakan pada praktikum kali
ini adalah terkait determinasi, dan klasifikasi hewan, tabel karakter internal
Invertebrata dan Vertebrata.

B. Metode

Metode yang dilakukan pada praktikum kali ini antara lain:

1. Materi acara praktikum (media cetak/audio/video) yang diunggah di


Google Classroom dipelajari.
2. Karakter Invertebrata dan Vertebrata pada tabel karakter diamati
oleh praktikan.
3. Tabel matriks similaritas berdasarkan tabel karakter dan
merekonstruksi fenogram diisi oleh praktikan.
4. Kunci identifikasi Invertebrata dan Vertebrata dibuat oleh praktikan.
5. Lembar kerja dalam waktu praktikum dilengkapi oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D. W., 2016. Perhitungan Tingkat Kekerabatan Ordo Lepidoptera


(Kupu Kupu) di Tahura Bromo Karanganyar Menggunakan Indeks
Kesamaan Sorensen dan Dendogram. Proceeding Biology Education
Conference, 13(1), pp.598-602

Campbell, N. A., J. B. Reece, & L. G. Mitchell., 2017.Biology eleventh


edition. California: Pearson Education Inc

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2021. Identifikasi.


https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/identifikasi.

Latuconsina, H., 2021. Ekologi Perairan Tropis. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Putri, A. & Maddupa, H., 2020. Perbandingan Hasil Metode Identifikasi


Spesies : Morfologi Dan Molekuler Pada Ikan Julung-Julung Di Tpi
(Tempat Pelelangan Ikan) Muara Angke, DKI Jakarta. Jurnal Kelautan,
13(3), pp.168-175

Purnamasari, H., Rahayuningsih, M. & Chasnah., 2012. Kunci Determinasi


Dan Flashcard Sebagai Media Pembelajaran Inkuiri Klasifikasi Makhluk
Hidup SMP. USEJ, 1(2), pp. 103-110

Ruggiero M. A., Gordon, D. P., Orrell, T. M., Bailly, N., Bourgoin, T.,
Brusca R. C., et al., 2015. A Higher Level Classification of All Living
Organisms. PLOS, 10(4), pp.1-60

Suwila, M. T., 2015. Identifikasi Tumbuhan Epifit Berdasarkan Ciri


Morfologi Dan Anatomi Batang Di Hutan PerHutani Sub BKPH
KEDUNGGALAR, Sonde Dan Natah . Jurnal Florea, 2(1), pp.47- 50

Tjitrosoepomo, G., 1994. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada


University Press.
Tjitrosoepomo, G., 2009. Taksonomi Umum (Dasar-dasar Taksonomi
Tumbuhan) Cetakan Ke-4. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai