Anda di halaman 1dari 6

Idramsa, Peran Sistematika Mikrobia Dalam Mengungkap, hal.

58 - 63

PERAN SISTEMATIKA MIKROBIA DALAM MENGUNGKAP


KEANEKARAGAMAN MIKROORGANISME

Idramsa*)

ABSTRACT

Diversity of bacteria and archaea can not be learned completely yet not identified
perfectly. This is due to the abundant amount of diversity of microorganisms. The
existence of molecular technologies allow to identify quickly and accurately the
organism. Classification approach is based on the value of character and phylogenetic
fenetik make a meaningful classification of microorganisms. Microbes such as bacteria
systematic approach should be based on systematic polyfasik.

Kata Kunci : Klasifikasi, fenetik, filogenetik, sistematika mikrobia

Pendahuluan sistematika adalah membuat suatu


klasifikasi biologis yang mencerminkan

H ampir 7000 spesies bakteri dan


arkhea telah dikenal para ilmuan dan
ribuan lainnya sekitar 100.000 1.000.000
sejarah evolusi atau filogeni (Bauman,
2010).
Dalam sistematika ada tiga bidang
diperkirakan belum teridentifikasi kajian yang dilakukan yaitu, klasifikasi,
(Madigan, et al 2009). Untuk mengungkap identifikasi dan tatanama (nomenclature).
keanekaragaman mikrobia diperlukan Klasifikasi adalah praktek taksonomi yaitu
suatu perangkat pengetahuan. Sistematika proses penataan organisme ke dalam suatu
organisme memiliki peranan penting kelompok (takson) berdasarkan hubungan
dalam mempelajari keanekaragaman kemiripan. Identifikasi merupakan proses
organisme. Menurut definisnya, dan hasil penentuan apakah suatu
sistematika merupakan sebuah ilmu yang organisme yang belum dikenal merupakan
mempelajari keanekaragam mahkluk hidup anggota kelompok yang sudah dikenal
serta hubungan kekerabatan antar sebelumnya atau merupakan suatu spesies
sesamanya. Gravendee, (2000) baru. Sedangkan tatanama merupakan
mengatakan bahwa secara fundamental, proses atau tata cara pemberian nama
sistematika bertujuan untuk memahami ilmiah pada organisme berdasarkan aturan
dan mendiskripsikan keanekaragaman dalam kode internasional tatanama. Untuk
suatu organisme selanjutnya mikroba diatur dalam Kode Internasional
merekonstruksi hubungan kekerabatan Tatanama Bakteria atau International
dengan organisme lainnya dalam satu Code Bacteriology Nomenclature (ICBN).
kelompok. Atlas dan Bartha, (1997)
menyatakan bahwa studi mengenai
keanekaragaman mikrobia serta hubungan Pendekatan Sistem Klasifikasi
antar mikrobia baik hubungan similaritas
(fenetik) maupun hubungan kekerabatan Hingga saat ini ada dua
(filogenitik) dikenal dengan istilah pendekatan untuk menyusun klasifikasi
sistematika mikrobia. Tujuan utama dari sebuah kelompok organisme biologi,

*)
Idramsa, M.Si. : Staf Pengajar Jurs. Biologi FMIPA UNIMED

58 ISSN : 1693 - 1157


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 11 (22) Des. 2013
ISSN : 1693 - 1157

yaitu sistem klasifikasi fenetik dan sistem (yaitu, spesies dengan karakter yang sama)
klasifikasi filogenetik. Sistem klasifikasi memiliki kedekatan genetik. Filogeni
fenetik merupakan suatu sistem klasifikasi disajikan dalam bentuk pohon filogenetik
dimana menaksir hubungan berdasarkan untuk menggambarkan hubungan antar
kepemilikan karakter yang sama dari organisme. Filogeni klasik menggunakan
anggota-anggota suatu kelompok. karakter fisik atau morfologi seperti
Sedangkan sistem klasifikasi filogenetik bentuk koloni, warna koloni, dan
(kladistik) didasarkan pada sebuah sebagainya. Filogeni modern
hubungan perjalanan evolusi karakter dari menggunakan sumber informasi yang
setiap anggota suatu kelompok yang diambil dari materi genetik terutama DNA
sedang dipelajari. dan urutan protein (Cleenwerck, 2008).
Pemikiran dasar penggunaan sekuen
Sistem klasifikasi fenetik DNA dalam studi filogenetika adalah
bahwa terjadi perubahan basa nukleotida
Dalam jangka waktu yang cukup menurut waktu, sehingga akan dapat
lama, para ahli taksonomi mikroba diperkirakan kecepatan evolusi yang
bergantung pada suatu sistem klasifikasi terjadi dan akan dapat direkonstruksi
fenetik. Sistem klasifikasi ini berhasil hubungan evolusi antara satu kelompok
membuat keteraturan keanekaragaman organisme dengan yang lainnya. Beberapa
organisme dan kejelasan fungsi dari alasan penggunaan sekuen DNA (Hillis et
struktur morfologi (Madigan, et al. 2009). al. 1996), yaitu (1) DNA merupakan unit
Meskipun pada klasifikasi fenetik dapat dasar informasi yang mengkode
menunjukkan adanya kemungkinan organisme, (2) lebih memudahkan dalam
hubungan evolusi, tetapi hasil yang mengekstrak dan menggabungkan
diinginkan tidak tergantung pada analisis informasi mengenai proses evolusi suatu
filogenetik. Klasifikasi fenetik kelompok organisme, sehingga mudah
membandingkan sebanyak-banyaknya sifat untuk dianalisis, (3) memudahkan dalam
tanpa menduga setiap ciri yang khas secara pembuatan model dari peristiwa evolusi
filogenetik lebih penting dari lainnya. secara komparatif, dan (4) menghasilkan
Sifat-sifat dengan bobot yang sama informasi yang banyak dan beragam,
digunakan dalam mengestimasi similaritas dengan demikian akan ada banyak bukti
secara umum. Klasifikasi fenetik yang tentang keberadaan suatu hubungan
terbaik adalah dengan membandingkan filogenetik. Pohon filogenetik adalah
sebanyak mungkin ciri fenotip. Organisme genealogi atau silsilah kemungkinan
memiliki banyak kesamaan ciri-ciri dibuat hubungan evolusioner diantara kelompok-
menjadi sebuah kelompok atau takson kelompok taksonomi. Pohon filogenetik
(Prescoot, 2008). berupa diagram percabangan atau pohon
yang menunjukkan hubungan evolusi
Sistem klasifikasi filogenetik berbagai spesies mahkluk hidup
berdasarkan kemiripan dan perbedaan
Filogenetik adalah studi yang karakteristik fisik dan genetika mereka
mempelajari hubungan kekerabatan suatu (Vernon, 2001).
kelompok organisme berdasarkan
hubungan evolusioner antara kesatuan
biologis. Ide dasarnya adalah untuk
membandingkan karakter khusus dari
spesies dengan asumsi spesies yang sama

PUSDIBANG KS UNIMED 59
Idramsa, Peran Sistematika Mikrobia Dalam Mengungkap, hal. 58 - 63

Bidang Kajian Sistematik dengan menggunakan karakter fenotif dan


genotif.
Klasifikasi
Karakteristik klasik
Klasifikasi merupakan praktek
taksonomi, yaitu proses penataan Pendekatan klasik untuk
organisme ke dalam suatu kelompok melakukan identifikasi menggunakan
(takson) berdasarkan hubungan kemiripan. karakter-karakter morfologi, fisiologi, dan
Klasifikasi mikroba dapat dilakukan biokimia. Karakter klasik ini digunakan
dengan berbagai pendekatan. Schleifer selama bertahun-dalam dalam melakukan
(2009) menyatakan bahwa pendekatan identifikasi bakteria. Metode klasik yang
fenotipik, yaitu pendekatan yang digunakan untuk mengidentifikasi
didasarkan pada kesamaan sifat morfologi, sebanyak 200 Actinomycetes seperti yang
fisiologi dan kemotaksonomi. Hal ini dilakukan oleh Nonomura (1974) dengan
sangat berguna untuk identifikasi, tetapi menggunakan Bergey's Manual of
hanya memberikan informasi yang terbatas Bacteriology (Buchanan & Gibbons,
hanya pada hubungan filogenetik. 1974). Karakteristik ini telah umum
Sedangkan pendekatan genotipik, adalah digunakan dalam taksonomi secara terus-
pendekatan yang didasarkan pada menerus dalam jangka waktu lama.
kekerabatan genetis. Integrasi dari
karakteristik fenotip dan genotif Karakteristik molekuler
memberikan suatu pengaruh yang sangat
besar dalam klasifikasi dan tatanama Kegagalan dalam identifikasi
mikrobia pada saat ini dan akan dapat terjadi disebabkan oleh karena
berlangsung terus pada masa mendatang. belum terbangunnya parameter-parameter
Pendekatan ini memberikan informasi atau kaidah-kaidah baku untuk diterapkan
tentang keterkaitan filogenetik dalam mengidentifikasi suatu mikroba.
mikroorganisme Permasalahan ini sering menimbulkan
kerancuan dalam mengidentifikasi jenis
Identifikasi mikroba, bahkan sering terjadi tumpang
tindih karakter suatu mikroba, atau
Identifikasi organisme merupakan sebaliknya suatu jenis mikroba memiliki
bagian penting dari taksonomi, karena beberapa nama ilmiah sehingga banyak
memungkinkan para ilmuwan untuk terjadi revisi-revisi yang harus dilakukan.
mengkomunikasikan secara efektif dan Pada saat sekarang ini, sangat
memberikan rasa keyakinan bahwa mereka tidak mungkin bagi kita untuk
sedang membahas organism yang sama. mengabaikan peran analisis DNA sebagai
Identifikasi sendiri adalah suatu proses dan salah satu alat yang sangat bermanfaat
penentuan hasil apakah suatu organism dalam mengidentifikasi mikroba.
yang belum diketahui atau dikenal Perkembangan instrumentasi untuk
merupakan kelompok yang sudah menganalisis DNA sekuens dan berbagai
diketahui sebelumnya atau belum. Untuk perangkat lunak untuk mengolah data
melakukan identifikasi terhadap mikrobia DNA serta telah semakin berkembangnnya
dapat menggunakan dengan berbagai DNA sekuens yang dapat diakses secara
macam karakter yang dibutuhkan. Seperti bebas pada DNA data. Dengan demikian,
yang dilakukan Klein et al, (1998) untuk telah terjadi pergeseran dalam teknik
mengidentifikasi bakteri asam laktat mengidentifikasi mikroba dari

60 ISSN : 1693 - 1157


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 11 (22) Des. 2013
ISSN : 1693 - 1157

konvensional ke teknik biologi molekuler Publikasi nama dalam jurnal harus dimulai
terutama analisis ribosomal RNA (rRNA) dengan sebuah deskripsi dari takson atau
gen. Pada saat ini seseorang dapat merujuk kepada publikasi efektif
melakukan identifikasi organisme sampai sebelumnya dari deskripsi takson
tingkat genus melalui pendekatan analisis (Dworkin et al, 2006). Publikasi valid
rRNA dan analisis filogenetik yang tidak (shahih) terhadap usulan spesies harus
terlalu susah untuk dipahami oleh siapa berisi nama spesies, deskripsi spesies,
pun. penentuan tipe strain dan harus
dipublikasi. Setelah diusulkan, nama
Tatanama spesies dikoreksi secara formal. Koreksi
dimulai dengan publikasi permintaan opini
Tatanama merupakan bagian dari kepada Judicium Commission of the
sistematika mikroba yang mengkaji International Association of
masalah penamaan. Penamaan terhadap Microbiological Societies yang merupakan
suatu spesies mikroba dapat diperoleh dari bagian dari IJSB. Jadi legalitas nama
hasil akhir identifikasi. Dalam sistematik, spesies tergantung pada diterimanya nama
pemberian nama yang dimaksud adalah tersebut secara umum oleh ilmuan di
pemberian nama ilmiah (scientifik name) seluruh dunia.
kepada suatu mikroba berdasarkan aturan- Pemberian nama harus sesuai
aturan yang telah diatur dalam sebuah dengan bunyinya peraturan. Prioitas
kode tatanama internasioanl untuk bakteria publikasi. setiap takson yang berada diatas
atau ICBN (The International Code of spesies dapat memiliki hanya satu nama
Bacterial Nomenclature). Nama-nama yang benar, yang sesuai dengan peraturan
spesies mikroba dapat dibuat berasal dari ICBN. Nama spesies adalah kombinasi
beberapa sumber yaitu 1) deskripsi, seperti biner yang terdiri dari nama genus dan
Stapylococcus aureus yang artinya bentuk penunjuk spesies. Publikasi efektif. bila
seperti buah anggur, dan bewarna merupakan distribusi barang cetakan
keemasan, 2) nama-nama ilmuan, (melalui penjualan, tukar-menukar, atau
Escherichia coli (Theodor Esherich), 3) pemberian) kepada komunitas ilmiah.
daerah geografi seperti Mycobacterium Dalam taksonomi, setiap
genavense (Geneva, Switzerland), dan 4) kelompok taksonomi dari kategori yang
komunitas atau suatu organisasi yaitu manapun disebut takson. Dari sederetan
seperti Cedecea spp. (Centers for Disease takson yang bertingkat-tingkat itu
Control). dijadikan unit dasar adalah kategori
Nama spesies harus mengacu pada spesies. Tingkat-tingkat takson (kategori)
prinsip dan pedoman tata nama masing- berturut-turut dari atas kebawah disebut
masing organisme (pada bakteri harus dengan istilah: divisi, kelas, subkelas,
mengikuti ICBN). Nama ilmiah harus ordo, subordo, famili, subfamili, rumpun,
berbahasa latin atau yang dilatinkan. Nama subrumpu, genus, subgenus spesies,
spesies dan takson diatasnya harus subspesies. Namun subkategori seperti
ditentukan berdasarkan tiga kategori, yaitu subordo, dan subfamili, atau kategori
publikasi valid, legitimasi dan prioritas rumpun jarang digunakan (Dworkin et al,
publikasi. Sejak tahun 1976, publikasi 2006).
dikatakan valid pada International Journal Pada takson infrasubspesifik suatu
of Systematic Bacteriology (IJSB) atau strain yang memperlihatkan kesamaan sifat
International Journal of Systematic and dalam perlakuaan sebagai suatu kelompok
Evolutionary Microbiology (IJSEM) taksonomi yang sama dapat digunakan

PUSDIBANG KS UNIMED 61
Idramsa, Peran Sistematika Mikrobia Dalam Mengungkap, hal. 58 - 63

istilah-istilah yang merujuk kepada anaerob, atau mikroaerofil), pH, suhu,


keanekaragaman taksa dibawah tingkat kebutuhan nutrien, dan resistensi
subspesies. Istilah-istilah yang umum antibiotik. Sebagai contoh Campylobacter
digunakan mengandung akhiran -type, - jejuni tumbuh baik pada suhu 24 oC
var, atau form, seperti biovar (biotipe, dengan adanya antibiotik. Sedangkan
tipe fisiologi), chemoform (tipe kimia), Yersinia enterocolitica tumbuh lebih baik
dan morphotype (Dworkin et al, 2006). daripada bakteri lain pada suhu 4 oC.
Leginella, Haemophilus, dan beberapa
bakteri patogen lainnya memerlukan faktor
Polifasik Sistematika pertumbuhan spesifik, sementara itu E.
coli dan bakteri enterik dapat tumbuh di
Secara praktis, pendekatan media minimal.
sistematika mikroba seperti bakteri Antigen dinding sel, flagela, dan
sebaiknya didasarkan pada polifasik kapsula biasanya digunakan untuk
sistematik. Langkah pertama dengan mengklasifikasi organisme pada tingkat
mengelompokkan karakter fenotif dari spesies. Serotipe terkadang digunakan
strain-strain berdasarkan morfologi, untuk membedakan galur dalam
biokimia dan karakter lainnya. Kelompok kepentingan medis. Fag tipe (sensitivitas
fenotif kemudian diuji kemiripan DNA isolat terhadap bakterofag) telah
untuk menentukan apakah fenotif digunakan untuk memantau epidemiologik
mencerminkan homogenitas atau penyakit yang disebabkan Stapylococcus
heterogenitas. Pendekatan standar aureus, P. Aureginoa, V, cholerae dan S.
polifasik taksonomi pada bakteri thyi. Sensitivitas terhadap bakteriosin juga
melibatkan konstruksi filogenetik atau dipakai sebagai penanda strain
evolusi berdasarkan informasi sekuen gen epidemiologik.
16S rRNA yang digunakan sebagai dasar Sebagian besar bakteri
untuk klasifikasi dan validasi dengan diidentifikasi dan diklasifikasi berdasarkan
mengamati banyak karakter fenotifik reaksi terhadap serangkaian pengujian
(karakter fisiologi dan biokimia), genotifik biokimia. Beberapa metode pengujian (uji
(G + C content, DNA-DNA similarity dan oksidase, reduksi nitrat, degradasi amino,
DNA-rRNA similarity) dan dan fermentasi kabohidrat) rutin dilakukan
kemotaksonomi (seperti, cellular fatty terhadap sebagian besar bakteri. Beberapa
acids) (Beattie, 2007). bakteri dilakukan pengujian khusus seperti
Karakter morfologi seperti uji koagulase untuk Staphylococcus, uji
pewarnaan mampu memberikan informasi pyrrolidonyl arylamidase untuk bakteri
awal terhadap karakter morfologi sel kokus gram posifif. Jenis-jenis pengujian
bakteri. Dari teknik ini diperoleh karakter untuk identifikasi bervariasi tergantung
morfologi sebagai berikut. Reaksi sel kelompok dan spesies bakteri.
terhadap pewarnaan Gram dan Acid-fast,
motilitas, susunan flagela, ada tidaknya
spora dan kapsul, dan bentuk sel. Kesimpulan
Informasi ini dapat mengidentifikasi
bakteri sampai tingkat genus. Disamping Keanekaragaman mikroba yang
itu Karakter koloni dan pigmentasi dapat ada dimuka bumi ini dapat diketahui dan
memberi informasi dipelajari berkat adanya ilmu sistematika.
Karakter pertumbuhan meliputi Tujuan utama dari sistematika adalah
ketergantungan terhadap oksigen (aerob, untuk membuat suatu klasifikasi biologis

62 ISSN : 1693 - 1157


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 11 (22) Des. 2013
ISSN : 1693 - 1157

yang mencerminkan sejarah evolusi Gyllenberg, M., Timo K. Bayesian


(filogeni). predictiviness, exchangeability and
Ada dua sistem pendekatan dalam sufficientness in bacterial taxonomy.
klasifikasi organisme, yaitu 1) pendekatan Mathematical Bioscience, 177&178
fenetik, pengelompokan organisme (2002) 161-184.
didasarkan atas kesamaan karakter yang
dimiliki dan 2) pendekatan filogenetik Hillis, D.M., C. Moritz, and B.K. Mable,
yaitu pengelompokan organisme 1996, Molecular Systematic. 2nd Ed,
didasarkan atas hubungan evolusioner. Sinauer Assocites, Massachusetts.
Karakter-karakter utama yang
digunakan dalam taksonomi meliputi Madigan et al. 2009. Biology of
karakter klasik yang terdiri dari, karakter Microorganisms. Twelfth Edition.
morfologi, fisiologi dan metabolik, ekologi Benjamin Cummings. Singapore
dan analisis genetik. Untuk karakter Priest F dan Austin B. 1993. Modern
molekular didekati dengan perbandingan bacterial Taxonomy: second edition.
protein, komposisi asam basa nukleat, Chapman & Hall. United Kingdom.
hibridiasi asam nukleat dan penentuan
urutan asam nukleat. Schleifer K.H., 2009, Clasification of
Bacteria and Archaea: Past, present
and future, Systematic and Applied
Daftar Pustaka. Microbiology, 32 (2009) 533-542.

Cleenwerck Ilse, dan Paul De Vos, Vernon, K. A truly Taxonomic revolution?


Polyphasic taxonomy of acetic acid Numerical Taxonomy 1957-1970,
bacteria: An overview of the Stud. Hist. Phil. Biol. & Biomed.
currently applied methodology, Sci., Vol. 32, No, 2, pp, 315-341,
International Journal of Food 2001.
Microbiology 125 (2008) 2-14.
Willey M, Joanne, Linda M,S,,
Dworkin, M., Stanley F,, Eugene R,, Karl- Christopher J, W,, 2008,
Heinz S,, Erko S., 2006. The Microbiology, McGraw-Hill
Prokaryotes, 3thd Ed, Vol 1 Singapore.
Springer, Singapore.
http://www.dsmz.de/microorganisms/main.
php?contentleft_id=12.

PUSDIBANG KS UNIMED 63

Anda mungkin juga menyukai