58 - 63
Idramsa*)
ABSTRACT
Diversity of bacteria and archaea can not be learned completely yet not identified
perfectly. This is due to the abundant amount of diversity of microorganisms. The
existence of molecular technologies allow to identify quickly and accurately the
organism. Classification approach is based on the value of character and phylogenetic
fenetik make a meaningful classification of microorganisms. Microbes such as bacteria
systematic approach should be based on systematic polyfasik.
*)
Idramsa, M.Si. : Staf Pengajar Jurs. Biologi FMIPA UNIMED
yaitu sistem klasifikasi fenetik dan sistem (yaitu, spesies dengan karakter yang sama)
klasifikasi filogenetik. Sistem klasifikasi memiliki kedekatan genetik. Filogeni
fenetik merupakan suatu sistem klasifikasi disajikan dalam bentuk pohon filogenetik
dimana menaksir hubungan berdasarkan untuk menggambarkan hubungan antar
kepemilikan karakter yang sama dari organisme. Filogeni klasik menggunakan
anggota-anggota suatu kelompok. karakter fisik atau morfologi seperti
Sedangkan sistem klasifikasi filogenetik bentuk koloni, warna koloni, dan
(kladistik) didasarkan pada sebuah sebagainya. Filogeni modern
hubungan perjalanan evolusi karakter dari menggunakan sumber informasi yang
setiap anggota suatu kelompok yang diambil dari materi genetik terutama DNA
sedang dipelajari. dan urutan protein (Cleenwerck, 2008).
Pemikiran dasar penggunaan sekuen
Sistem klasifikasi fenetik DNA dalam studi filogenetika adalah
bahwa terjadi perubahan basa nukleotida
Dalam jangka waktu yang cukup menurut waktu, sehingga akan dapat
lama, para ahli taksonomi mikroba diperkirakan kecepatan evolusi yang
bergantung pada suatu sistem klasifikasi terjadi dan akan dapat direkonstruksi
fenetik. Sistem klasifikasi ini berhasil hubungan evolusi antara satu kelompok
membuat keteraturan keanekaragaman organisme dengan yang lainnya. Beberapa
organisme dan kejelasan fungsi dari alasan penggunaan sekuen DNA (Hillis et
struktur morfologi (Madigan, et al. 2009). al. 1996), yaitu (1) DNA merupakan unit
Meskipun pada klasifikasi fenetik dapat dasar informasi yang mengkode
menunjukkan adanya kemungkinan organisme, (2) lebih memudahkan dalam
hubungan evolusi, tetapi hasil yang mengekstrak dan menggabungkan
diinginkan tidak tergantung pada analisis informasi mengenai proses evolusi suatu
filogenetik. Klasifikasi fenetik kelompok organisme, sehingga mudah
membandingkan sebanyak-banyaknya sifat untuk dianalisis, (3) memudahkan dalam
tanpa menduga setiap ciri yang khas secara pembuatan model dari peristiwa evolusi
filogenetik lebih penting dari lainnya. secara komparatif, dan (4) menghasilkan
Sifat-sifat dengan bobot yang sama informasi yang banyak dan beragam,
digunakan dalam mengestimasi similaritas dengan demikian akan ada banyak bukti
secara umum. Klasifikasi fenetik yang tentang keberadaan suatu hubungan
terbaik adalah dengan membandingkan filogenetik. Pohon filogenetik adalah
sebanyak mungkin ciri fenotip. Organisme genealogi atau silsilah kemungkinan
memiliki banyak kesamaan ciri-ciri dibuat hubungan evolusioner diantara kelompok-
menjadi sebuah kelompok atau takson kelompok taksonomi. Pohon filogenetik
(Prescoot, 2008). berupa diagram percabangan atau pohon
yang menunjukkan hubungan evolusi
Sistem klasifikasi filogenetik berbagai spesies mahkluk hidup
berdasarkan kemiripan dan perbedaan
Filogenetik adalah studi yang karakteristik fisik dan genetika mereka
mempelajari hubungan kekerabatan suatu (Vernon, 2001).
kelompok organisme berdasarkan
hubungan evolusioner antara kesatuan
biologis. Ide dasarnya adalah untuk
membandingkan karakter khusus dari
spesies dengan asumsi spesies yang sama
PUSDIBANG KS UNIMED 59
Idramsa, Peran Sistematika Mikrobia Dalam Mengungkap, hal. 58 - 63
konvensional ke teknik biologi molekuler Publikasi nama dalam jurnal harus dimulai
terutama analisis ribosomal RNA (rRNA) dengan sebuah deskripsi dari takson atau
gen. Pada saat ini seseorang dapat merujuk kepada publikasi efektif
melakukan identifikasi organisme sampai sebelumnya dari deskripsi takson
tingkat genus melalui pendekatan analisis (Dworkin et al, 2006). Publikasi valid
rRNA dan analisis filogenetik yang tidak (shahih) terhadap usulan spesies harus
terlalu susah untuk dipahami oleh siapa berisi nama spesies, deskripsi spesies,
pun. penentuan tipe strain dan harus
dipublikasi. Setelah diusulkan, nama
Tatanama spesies dikoreksi secara formal. Koreksi
dimulai dengan publikasi permintaan opini
Tatanama merupakan bagian dari kepada Judicium Commission of the
sistematika mikroba yang mengkaji International Association of
masalah penamaan. Penamaan terhadap Microbiological Societies yang merupakan
suatu spesies mikroba dapat diperoleh dari bagian dari IJSB. Jadi legalitas nama
hasil akhir identifikasi. Dalam sistematik, spesies tergantung pada diterimanya nama
pemberian nama yang dimaksud adalah tersebut secara umum oleh ilmuan di
pemberian nama ilmiah (scientifik name) seluruh dunia.
kepada suatu mikroba berdasarkan aturan- Pemberian nama harus sesuai
aturan yang telah diatur dalam sebuah dengan bunyinya peraturan. Prioitas
kode tatanama internasioanl untuk bakteria publikasi. setiap takson yang berada diatas
atau ICBN (The International Code of spesies dapat memiliki hanya satu nama
Bacterial Nomenclature). Nama-nama yang benar, yang sesuai dengan peraturan
spesies mikroba dapat dibuat berasal dari ICBN. Nama spesies adalah kombinasi
beberapa sumber yaitu 1) deskripsi, seperti biner yang terdiri dari nama genus dan
Stapylococcus aureus yang artinya bentuk penunjuk spesies. Publikasi efektif. bila
seperti buah anggur, dan bewarna merupakan distribusi barang cetakan
keemasan, 2) nama-nama ilmuan, (melalui penjualan, tukar-menukar, atau
Escherichia coli (Theodor Esherich), 3) pemberian) kepada komunitas ilmiah.
daerah geografi seperti Mycobacterium Dalam taksonomi, setiap
genavense (Geneva, Switzerland), dan 4) kelompok taksonomi dari kategori yang
komunitas atau suatu organisasi yaitu manapun disebut takson. Dari sederetan
seperti Cedecea spp. (Centers for Disease takson yang bertingkat-tingkat itu
Control). dijadikan unit dasar adalah kategori
Nama spesies harus mengacu pada spesies. Tingkat-tingkat takson (kategori)
prinsip dan pedoman tata nama masing- berturut-turut dari atas kebawah disebut
masing organisme (pada bakteri harus dengan istilah: divisi, kelas, subkelas,
mengikuti ICBN). Nama ilmiah harus ordo, subordo, famili, subfamili, rumpun,
berbahasa latin atau yang dilatinkan. Nama subrumpu, genus, subgenus spesies,
spesies dan takson diatasnya harus subspesies. Namun subkategori seperti
ditentukan berdasarkan tiga kategori, yaitu subordo, dan subfamili, atau kategori
publikasi valid, legitimasi dan prioritas rumpun jarang digunakan (Dworkin et al,
publikasi. Sejak tahun 1976, publikasi 2006).
dikatakan valid pada International Journal Pada takson infrasubspesifik suatu
of Systematic Bacteriology (IJSB) atau strain yang memperlihatkan kesamaan sifat
International Journal of Systematic and dalam perlakuaan sebagai suatu kelompok
Evolutionary Microbiology (IJSEM) taksonomi yang sama dapat digunakan
PUSDIBANG KS UNIMED 61
Idramsa, Peran Sistematika Mikrobia Dalam Mengungkap, hal. 58 - 63
PUSDIBANG KS UNIMED 63