Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/351119082

Analisis filogenetik bakteri Serratia sp. dan Kurthia sp. pada pindang tongkol
(Euthynnus affinis)

Conference Paper · April 2021

CITATIONS READS

0 498

1 author:

Purwaningtyas Kusumaningsih
Universitas Dhyana Pura Bali
26 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

One Helath View project

Enrichment for Captive Animals View project

All content following this page was uploaded by Purwaningtyas Kusumaningsih on 28 April 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


64

Analisis filogenetik bakteri Serratia sp. dan Kurthia sp. pada pindang tongkol (Euthynnus affinis)

Phylogenetic analysis of Serratia sp. and Kurthia sp. bacterial in Kawakawa


(Euthynnus affinis)
Purwaningtyas Kusumaningsih*, I Gede Mustika

Fakultas Ilmu Kesehatan, Sains dan Teknologi, Universitas Dhyana Pura, Jl. Raya Padang Luwih, Tegaljaya, Dalung, Kuta Utara, Bali
Indonesia 80361

*)Korespondensi penulis: purwak.05@undhirabali.ac.id

Abstrak
Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan suatu metode identifikasi yang menggunakan deoxyribose
nukleotida (DNA) mikroorganisme. Metode ini memiliki sensitivitas dan spesifikasi yang tinggi untuk mengenali
identitas mikroorganisme. Pada penelitian ini digunakan primer 16S rRNA (63f 5’-CAGGCCTAACACATGCAAGTC-3’
dan 1387r 5’-166 GGGCGGWGTGTACAAGGC-3’) dalam mengamplifikasi bakteri isolat K1 dan K9 dari pindang
tongkol (Euthynnus affinis). Hasil sekuensing nukleotida kedua sampel dilanjutkan dengan analisis BLAST di NCBI.
Nukleotida isolat K1 dan K9 teridentifikasi ke dalam grup bakteri Serratia sp. dan Kurthia sp. Analisis pohon
filogenetik dilakukan untuk membandingkan dan mengetahui kemiripan sekuens isolat dengan nukleotida spesies-
spesies Serratia dan Kurthia yang diperoleh dari hasil Basic Local Alignment Search Tool (BLAST) di GenBank.
Pohon filogenetik dibuat menggunakan Neighbor-joining dengan pendekatan bootstrap pada program MEGA X.
Hasil pohon filogenetik kedua isolat K1 dan K9 menunjukkan kemiripan dengan nukleotida Serratia
surfactantfaciens strain YD25 dan Kurthia gibsonii strain NCIMB 9758.
[Kata kunci: kekerabatan, pengawetan, molekuler]

Pendahuluan bakteri baru atau spesies bakteri yang umumnya


tidak ada di suatu daerah kemudian merebak
Proses identifikasi suatu mikroorganisme
kejadiannya, disebabkan mobilisasi manusia,
sangat memerlukan keakuratan yang tinggi.
hewan ataupun terbawa oleh lingkungan seperti air
Semakin tinggi tingkat senitivitas dan
dan udara. Pemakaian antibiotik yang tidak
spesifikasinya, maka tidak akan terjadi kesalahan
terkendali juga menjadi faktor perkembangan
identifikasi suatu mikroorganisme (Yeung &
bakteri mutan (Djaouda et al., 2013); (Sebastião
Thorsen, 2016). Hal ini berkaitan dengan tahap
et al., 2015). Oleh karena itu analisis identifikasi
proses selanjutnya setelah diketahuinya identitas
dapat dipakai sebagai metode pendukung
bakteri tersebut. Berdasarkan identitas bakteri,
penegakan diagnosis bakteri (Rogina et al., 2014).
dapat diketahui sifat dari suatu mikroorganisme,
Terdapat beberapa metode identifikasi
apakah bersifat zoonosis (Karoki et al., 2018).
bakteri seperti pewarnaan, media selektif,
Pencarian sumber pencemaran, pengamatan pola
biokemikal test dan terakhir analisis nukleotida.
distribusi, pencegahan dan pengobatannya
Metode terakhir yaitu genomik yang digunakan dan
apabila tergolong patogen (Gill, 2017). Terlebih
dibahas dalam penelitian ini. Metode analisis
lagi apabila bakteri tersebut bersumber dari
nukleotida dipilih karena tingkat keakuratannya
makanan, minuman atau lingkungan disekitar
tinggi untuk mengenali identitas bakteri. Karena
manusia yang dapat menimbulkan permasalahan
setiap mikroorganisme memiliki susunan
bagi kesehatan bagi manusia (Ribeiro Júnior et al.,
nukleotida yang berbeda (Tran et al., 2017).
2018); (Nile et al., 2020). Selain itu, dapat dilihat
Amplifikasi nukleotida 16S rRNA merupakan pilihan
dampaknya bagi perekonomian dan pariwisata
gen yang paling baik dipakai sebagai penanda atau
(Lee, 2017). Penyebab kemunculan spesies
ciri khusus dan spesifik dalam analisis taksonomi

Seminar Nasional Bioteknologi | 2020


65

dan filogenetik. Panjang basa cukup panjang untuk Konstruksi pohon filogenetik
memberikan informasi dan perwakilan profil dari Sekuens hasil Basic Local Alignment Search
suatu mikroorganisme (Johnson et al., 2019). Tool (BLAST) dipilih 5 sekuens nukleotida teratas
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui yang memiliki kemiripan. Kelima sekuens dari data
identitas isolat bakteri K1 dan K9 dari pindang base GenBank dan sekuens isolat disejajarkan
tongkol (Euthynnus affinis) dan hubungan secara Multiple Sequences Alignment (MSA)
kekerabatan dengan spesies bakteri pada data menggunakan MEGA X. Hasil MSA disimpan dalam
base nukleotida di GenBank menggunakan analisis bentuk mega file dan dipakai sebagai dasar
pohon filogenetik. konstruksi pohon filogenetik di MEGA X. Analisis
berdasarkan metode Neighbor-Joining dan jarak
Bahan dan Metode
genetik menggunakan parameter Kimura’s 2-
Bahan dan alat parameter di MEGA X.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
Hasil dan Pembahasan
penelitian ini: Media nutrient agar (NA), blood
agar, Tryptic Soy Broth (TSB), PCR reagent, Isolasi Pensejajaran sekuensing nukleotida
DNA reagent. Alat-alat yang digunakan berupa Analisis sekuens dengan pohon filogenetik
inkubator, laminar, mikropipet, microtube 1.5 ml dimaksudkan untuk melihat hubungan kekerabatan
dan 0.5 ml, cawan petri dan tabung reaksi. antara sekuens isolat dengan sekuens nukleotida
Isolasi bakteri yang terdapat dalam data base. Pada penelitian ini
digunakan metode Neighbor-Joining sehingga
Isolat bakteri diambil dari 15 sampel
diketahui hubungan kedekatan secara tepat dan
pindang tongkol (Euthynnus affinis) pada bagian
kulit, perut dan insang, masng-masing sebanyak 1 benar dari posisi masing-masing sekuens
gram. Kelima belas isolate sampel dilarutkan dalam nukleotida dari data base dengan sekuens
nukleotida isolat yang diperoleh dari penelitian ini
larutan NaCl dengan pengenceran 10-2 hingga 10-
3. Kemudian masing-masing diambil 10 mikroliter yaitu K1 dan K9 (Hikmawati et al., 2019). Nilai
dan ditanam pada media Nutrient dan Blood agar. bootstrap di penelitian ini menggunakan replikasi
1000. Anjuran (Hall, 2013) menyarankan
Koloni yang tumbuh setelah inkubasi pada suhu
pemakaian nilai bootstrap test antara 200-2000,
37°C selama 24 jam, diamati koloni yang berbeda
akan tetapi karena memakai MEGA X seperti pada
dan dilanjutkan pemurnian isolasi. Dua isolat yang
(De Moraes Russo & Selvatti, 2018) lebih dipilih
terlihat berbeda morfologinya diambil dinamai
memakai 1000 replikasi. Sehingga diketahui
menggunakan jarum oase dan ditanam di media
apakah sekuens yang diperoleh di penelitian ini
Nutrient agar, dinamai isolat K1 dan K9 kemudian
merupakan spesies bakteri baru atau mirip atau
diinkubasi di suhu 37°C selama 24 jam.
sama dengan bakteri yang pernah ditemukan.
Isolasi nukleotida, Polymerase Chain Reaction Apakah bakteri tersebut ditemukan dengan kondisi
(PCR) dan analisis nukleotida dan dari lingkungan yang sama dengan bakteri
Hasil pemurnian kultur bakteri diambil 1 temuan kita, hasilnya dapat dijadikan masukan
koloni dan ditumbuhkan dalam 1 ml media TSB di (Tran et al., 2017). Sekuensing nukleotida isolat
microtube, kemudian diinkubasikan pada suhu K1 dan K9 bagian forward dan reverse disejajarkan
37°C selama 24 jam. Isolasi nukleotida dilakukan menggunakan software MEGA X sebelum dilakukan
dengan mengambil 100 mikroliter mengunakan BLAST pada NCBI. Hasil BLAST sekuensing
metode chelax. Hasil isolasi nukleotida nukleotida isolat K1 dan K9 pada NCBI tergolong
diamplifikasi menggunakan primer 16S rRNA (63f dalam genus bakteri Serratia sp. dan Kurthia sp.
5’-CAGGCCTAACACATGCAAGTC-3’ dan 1387r 5’-
166 GGGCGGWGTGTACAAGGC-3’). Hasil PCR
Konstruksi pohon filogenetik
Isolat K1 teridentifikasi sebanyak 100
dirunning di gel elektroforesis dan disekuensing ke
sekuens genus Serratia sp. terseleksi identik.
perusahaan Genetika di Jakarta. Hasil sekuensing
Identifikasi molekular, terdapat kemiripan antara
nukleotida diolah di website National Center for
Biotechnology Information (NCBI) dan MEGA X sekuens nukleotida isolate K1 dengan lima group
software untuk proses identifikasi. Serratia sp. teratas berkisar antara 97.60-97.30%
Seminar Nasional Bioteknologi | 2020
66

dengan panjang nukleotida ±1300 bp. Filogenetik Metabolit ini memiliki fungsi sebagai antimikroba.
analisis dibuat dengan mengambil 5 sekuens Serratia surfactantfaciens strain YD29 (NR.
teratas tersebut dan disejajarkan secara multiple 169468.1) di penelitian (Su et al., 2016), diisolasi
sequences alignment (MSA) dengan sekuens isolat dari tanah yang mengandung rhizoid hasil
K1. Hasil analisis pohon filogenetik menunjukkan penanaman tembakau. Bila dilihat dari latar
dari kelima sekuens terdekat, isolat K1 paling belakang pengambilan isolat S. surfactantfaciens
dekat kemiripannya dengan S. surfactantfaciens memang berbeda dengan isolat K1 yang berasal
dapat dilihat di Gambar 1. Apabila dilihat pada nilai dari pindang tongkol. Umumnya Serratia sp. dapat
bootstrap di pohon filogenetik pada pengulangan ditemukan di air, udara, tanah, tanaman, hewan
100 kali pensejajaran, sebanyak 92 kali dan manusia (Li et al., 2015). Jadi tidak menutup
pengulangan menunjukkan kemiripan. Nilai kemungkinan bakteri S. surfactantfaciens
ulangan bootstrap ≥ 70% menandakan kekuatan ditemukan di lingkungan dan kondisi yang
dari hasil sekuens yang kita miliki. Sedangkan jarak berbeda. Sama halnya penemuan S. oryzae yang
genetik antara isolat K1 dengan S. diisolasi dari nasi namun ditemukan juga di danau
surfactantfaciens sebesar 0.02, nilai yang kecil (Zhang et al., 2017); (Hugouvieux-Cotte-Pattat et
berarti isolat K1 dekat atau sama dengan S. al., 2019).
surfactantfaciens (Irawan et al., 2016); (Su et al., Sekuens nukleotida isolate K9 yang
2016). Sedangkan jarak genetik antara isolat K1 termasuk dalam genus Kurthia sp. dari hasil
dengan S. nematodiphila DZ0503SBS1 jarak BLAST, kemudian diambil salah satu strain K.
genetiknya 0.021, terpaut perbedaan lebih besar gibsonii (NR_118298.1) yang identik dengan
0.001. Melalui hasil tersebut dapat disimpulkan isolat K9 sebagai nukleotida outgroup. Kedudukan
bahwa nukleotida isolat K1, satu klaster dengan S. sekuens K. gibsonii (NR_118298.1) pada pohon
surfactantfaciens strain YD25 dan memiliki filogenetik memang tidak memiliki kesamaan
hubungan evolusi (Anggraini et al., 2019). ataupun kemiripan nukleotida dengan spesies-
Pada penjelasan artikel di NCBI, peneliti spesies Serattia sp. dan isolat K1. Hal ini
yang memasukkan sekuens nukleotida S. ditunjukkan masing-masing dengan jarak genetik
surfactantfaciens strain YD29 (NR. 169468.1) ±0.333 dan 0.357. Sekuens yang memiliki
tahun publikasi di 2016. Peneliti meneliti tentang kekerabatan yang jauh berbeda dari sekuens
produksi metabolisme sekunder prodogiosin dan ingroup disebut sebagai sekuens outgroup (Hall,
serrawettins yang dihasilkan S. surfactantfaciens. 2013).

Gambar 1. Pohon filogenetik Isolat K1 yang dikontruksi menggunakan metode Neighbor-Joining dalam software MEGA X. K. gibsonii dipakai sebagai
outgroup. Nilai bootstrap disetiap percabangan ≥ 50%. Skala dibawah pohon filogenetik menunjukkan perbedaan nukleotida
Figure 1. The K1 isolate phylogenetic tree constructed using the Neighbor-Joining method in MEGA X. K. gibsonii software was used as the outgroup.
Bootstrap value in each branch ≥ 50%. The scales under the phylogenetic tree show nucleotide differences

Seminar Nasional Bioteknologi | 2020


67

Gambar 2. Pohon filogenetik Isolat K9 yang dikontruksi menggunakan metode Neighbor-Joining dalam software MEGA X. K. gibsonii dipakai sebagai
outgroup. Nilai bootstrap disetiap percabangan ≥ 50%. Skala dibawah pohon filogenetik menunjukkan perbedaan nukleotida
Figure 2. The K9 isolate phylogenetic tree constructed using the Neighbor-Joining method in MEGA X. K. gibsonii software was used as the outgroup.
Bootstrap value in each branch ≥ 50%. The scales under the phylogenetic tree show nucleotide differences

Sama halnya dengan analisis pohon mencantumkan referensi peneliti serta artikel
filogenetik isolat K9, setelah dilakukan multiple penelitiannya. Tetapi terdapat judul artikel yang
sequence alignment dengan 5 spesies-spesies mencantumkan uraian tentang penemuan bakteri
Kurthia sp. teratas, dilanjutkan konstruksi pohon spesies baru Kurthia pada keterangan referensi K.
filogeni, diperoleh hasil seperti pada gambar 2. gibsonii (NR_118298.1) di NCBI. Penelitian
Homologi sekuens isolat K9 dengan spesies-spesies tersebut mengklaim bahwa sekuens nukleotida isolat
Kurthia sp. 5 deretan teratas berkisar antara 97.92- temuan Veronique Roux beserta team yang berasal
97.05%. Jarak genetik isolat K9 dengan K. gibsonii dari feses manusia sehat sebagai spesies baru di
strain NICMB 9758 (NR_118298.1) sebesar 0.018 genus Kurthia setelah dianalisis dengan pohon
lebih dekat dibandingkan K. gibsonii (NR_118298) filogenik dan DNA-DNA hybridization (DDH). Hal ini
hanya terpaut sedikit yaitu 0.019. Jarak genetik S. berdasarkan nilai bootstrap 82% dan perkiraan
nematodiphila sebagai outgroup dengan spesies- DNA-DNA hybridization (DDH)-generalized linier
spesies Kurthia dan isolat K9 sebesar ±0.334 dan model (GLM) yaitu 21% (< 70%) setelah
0.351. Menunjukkan nilai yang cukup besar, dibandingkan dengan spesies-spesies Kurthia di
sehingga dapat diartikan tidak memiliki hubungan GenBank. Termasuk K. gibsonii dan terakhir K.
kekerabatan. Nilai bootstrap antara isolat K9 massiliensis yang ditemukan sebelumnya oleh
dengan Kurthia gibsonii strain NICMB 9758 peneliti yang sama. Maka penemuan bakteri ini
(NR_118298.1) adalah 55% masih diatas 50% dinamakan K. senegalensis, karena ditemukan di
yang berarti moderate (Jain et al., 2014). Meskipun Senegal (Roux et al., 2012); (Roux et al., 2015).
demikian nilai bootstrap rendah tidak selalu menjadi Referensi artikel dari K. gibsonii strain NICMB
tolak ukur tingkat kepercayaan keseluruhan pohon 9758 (NR_118298.1), dicantumkan hanya satu di
filogenetik. Akan tetapi bagaimana kita memilah tahun 1994. Artikel ini membahas hasil penelitian
sekuens yang disejajarkan tersebut, mana yang hubungan Kurthia sebagai salah satu golongan
dekat hubungan kekerabatannya dan yang tidak. taksonomi asporogenous dengan Bacillus
Nilai bootstrap akan membantu dalam mengevaluasi aminovorans. Hasilnya sekuens B. aminovorans
hasil nukleotida isolat penemuan dengan ketepatan tidak memiliki hubungan secara spesifik dengan
identitas di GenBank (Hall, 2013). genus Kurthia (Farrow et al., 1994).
Sayangnya pada keterangan sekuens Kedua identitas isolat bakteri diatas yaitu
nukleotida K. gibsonii (NR_118298.1), tidak Serratia surfactantfaciens strain YD29 dan Kurthia

Seminar Nasional Bioteknologi | 2020


68

gibsonii strain NICMB 9758 didasarkan penelitian Molecular identification and phylogenetic
sebelumnya kedua strain tersebut tidak bersifat analysis of gaba-producing lactic acid
patogen. Serratia surfactantfaciens strain YD29 bacteria isolated from indigenous dadih of
diketahui menghasilkan metabolit sekunder yang west sumatera, indonesia. F1000Research,
memiliki kemampuan sebagai antimikroba. Begitu 7, 1–15.
pula dengan Kurthia senegalensis diisolasi dari De Moraes Russo, C. A., & Selvatti, A. P. (2018).
feses orang sehat, yang dapat diartikan bakteri ini Bootstrap and rogue identification tests for
termasuk flora normal didalam saluran pencernaan phylogenetic analyses. Molecular Biology and
manusia. Penemuan kedua spesies strain bakteri Evolution, 35(9), 2327–2333.
diatas pada pindang tongkol (Euthynnus affinis) bisa Djaouda, M., Gaké, B., Ebang Menye, D., Zébazé
disebabkan karena kemampuan bakteri Serratia Togouet, S. H., Nola, M., & Njiné, T. (2013).
surfactantfaciens strain YD29 dalam menghasilkan Survival and Growth of Vibrio cholerae ,
enzim pectate lyase untuk memecah pectin sebagai Escherichia coli , and Salmonella Spp. in Well
sumber karbon yang bisa diperoleh di lingkungan Water Used for Drinking Purposes in Garoua
sekitar bakteri seperti di air laut. Kurthia gibsonii (North Cameroon) . International Journal of
strain NICMB 9758 sedikit informasi yang bisa Bacteriology, 2013, 1–7.
didapat. Tetapi salah satu penelitian melaporkan Farrow, J. A. E., Wallbanks, S., & Collins, M. D.
berhasil mengisolasi strain K. gibsonii B38 dari daun (1994). Phylogenetic Interrelationships of
bayam (Mukhopadhyay et al., 2019). Genus Serratia Round-Spore-Forming Bacilli Containing Cell
dan Kurthia termasuk golongan bakteri halophilik Walls Based on Lysine and the NonSpore-
yang mampu beradaptasi di lingkungan bergaram Forming Genera Caryophanon,
(Sowmya et al., 2014); (Vora et al., 2014). fiiguobacterium, Kurthia, and Planococcus.
Sehingga memungkinkan ditemukan di ikan ataupun INTERNATIONAL JOURNAL OF SYSTEMATIC
produk olahan makanan laut seperti pindang tongkol BACTERIOLy, 2(2), 74–82.
(Euthynnus affinis). Gill, A. (2017). The importance of bacterial culture
Kesimpulan to food microbiology in the age of genomics.
Frontiers in Microbiology, 8(MAY), 1–6.
Analisis pohon filogenetik dapat dipakai Hall, B. G. (2013). Building phylogenetic trees from
untuk melihat kedekatan dan kemiripan sekuens molecular data with MEGA. Molecular Biology
isolate K1 dan K9 yang belum diketahui dengan and Evolution, 30(5), 1229–1235.
membandingkan di data GenBank, sehingga Hikmawati, F., Susilowati, A., & Setyaningsih, R.
diperoleh identitas mikroorganisme. Jarak genetik (2019). Colony morphology and molecular
yang dekat dapat diartikan suatu mikroorganisme identification of Vibrio spp. On green mussels
masuk kedalam kluster yang sama dengan spesies (Perna Viridis) in Yogyakarta, Indonesia
yang ada di GenBank. Nilai bootstrap ≥ 50% dapat tourism beach areas. Biodiversitas, 20(10),
diartikan hasil sekuens memiliki tingkat kepercayaan 2891–2899.
yang tinggi dan menunjukkan kedekatan hubungan Hugouvieux-Cotte-Pattat, N., Jacot-des-Combes, C.,
kekerabatan antar spesies. & Briolay, J. (2019). Genomic
Saran characterization of a pectinolytic isolate of
Serratia oryzae isolated from lake water .
Sekuens nukleotida isolat K1 dan K9 perlu Journal of Genomics, 7, 64–72.
dilakukan analisis lebih lanjut untuk dapat ditentukan Irawan, P. D., Tallei, T. E., & Kolondam, B. J. (2016).
sebagai isolat bakteri baru dalam genus Kurthia sp., Analisis sekuens dan filogenetik beberapa
berbeda dengan Kurthia gibsonii strain NICMB tumbuhan Syzygium (Myrtaceae) di Sulawesi
9758, berdasarkan analisis bioinformatika. Utara berdasarkan gen matK. Jurnal Ilmiah
Daftar Pustaka Sains, 16(2), 43.
Jain, P., Reza, H. M., & Pal, S. (2014). Molecular
Anggraini, L., Marlida, Y., Wizna, W., Jamsari, J., phylogenetic analysis of bacterial community
Mirzah, M., Adzitey, F., & Huda, N. (2019). and characterization of Cr(VI) reducers from

Seminar Nasional Bioteknologi | 2020


69

the sediments of Tantloi hot spring, India. massiliensis sp. nov. Standards in Genomic
Aquatic Biosystems, 10(1), 1–11. Sciences, 7(2), 221–232.
Johnson, J. S., Spakowicz, D. J., Hong, B. Y., Roux, V., Lagier, J. C., Gorlas, A., Robert, C., & Raoult,
Petersen, L. M., Demkowicz, P., Chen, L., D. (2015). Non-contiguous finished genome
Leopold, S. R., Hanson, B. M., Agresta, H. O., sequence and description of Kurthia
Gerstein, M., Sodergren, E., & Weinstock, G. senegalensis sp. nov. Standards in Genomic
M. (2019). Evaluation of 16S rRNA gene Sciences, 9(3), 1319–1230.
sequencing for species and strain-level Sebastião, F. A., Furlan, L. R., Hashimoto, D. T., &
microbiome analysis. Nature Pilarski, F. (2015). Identification of Bacterial
Communications, 10(1), 1–11. Fish Pathogens in Brazil by Direct Colony PCR
Karoki, W. H., Karanja, D. N., Bebora, L. C., & Njagi, and 16S rRNA Gene Sequencing. Advances in
L. W. (2018). Isolation, Characterization, and Microbiology, 05(06), 409–424.
Quantification of Bacteria from African Sowmya, M., Rejula, M. P., Rejith, P. G., Mohan, M.,
Sausages Sold in Nairobi County, Kenya. Karuppiah, M., & Hatha, A. A. M. (2014).
International Journal of Food Science, 2018. Heavy metal tolerant halophilic bacteria from
Lee, B. (2017). Foodborne disease and the need for vembanad lake as possible source for
greater foodborne disease surveillance in the bioremediation of lead and cadmium. Journal
Caribbean. Veterinary Sciences, 4(3). of Environmental Biology, 35(4), 655–660.
Li, P., Kwok, A. H. Y., Jiang, J., Ran, T., Xu, D., Wang, Su, C., Xiang, Z., Liu, Y., Zhao, X., Sun, Y., Li, Z., Li,
W., & Leung, F. C. (2015). Comparative L., Chang, F., Chen, T., Wen, X., Zhou, Y., &
genome analyses of Serratia marcescens Zhao, F. (2016). Analysis of the genomic
FS14 reveals its high antagonistic potential. sequences and metabolites of Serratia
PLoS ONE, 10(4), 1–22. surfactantfaciens sp. nov. YD25T that
Mukhopadhyay, B. C., Mitra, S., Kazi, A., Mandal, S., simultaneously produces prodigiosin and
& Biswas, R. (2019). Draft Genome Sequence serrawettin W2. BMC Genomics, 17(1), 1–19.
of Cold-Tolerant Kurthia gibsonii B83, Tran, Q., Pham, D. T., & Phan, V. (2017). Using 16S
Isolated from Spinach Leaf. Microbiology rRNA gene as marker to detect unknown
Resource Announcements, 8(11), 1–2. bacteria in microbial communities. BMC
Nile, S. H., Baskar, V., Selvaraj, D., Nile, A., Xiao, J., Bioinformatics, 18(Suppl 14).
& Kai, G. (2020). Nanotechnologies in Food Vora, J. U., Jain, N. K., & Modi, H. A. (2014).
Science: Applications, Recent Trends, and Extraction , Characterization and Application
Future Perspectives. In Nano-Micro Letters studies of red pigment of halophile Serratia
(Vol. 12, Issue 1). Springer Singapore. marcescens KH1R KM035849 isolated from
Ribeiro Júnior, J. C., de Oliveira, A. M., …, de Oliveira, Kharaghoda soil. International Journal of
A. L. M., & Beloti, V. (2018). The main Pure and Applied Bioscience, 2(6), 160–
spoilage-related psychrotrophic bacteria in 168.
refrigerated raw milk. Journal of Dairy Yeung, M., & Thorsen, T. (2016). Development of a
Science, 101(1), 75–83. more sensitive and specific chromogenic
Rogina, P., Skvarc, M., & Kaasch, A. (2014). agar medium for the detection of vibrio
Diagnostic utility of broad range bacterial parahaemolyticus and other vibrio species.
16S rRNA gene PCR with degradation of Journal of Visualized Experiments,
human and free bacterial DNA in bloodstream 2016(117), 1–9.
infection is more sensitive than an in-house Zhang, C. W., Zhang, J., Zhao, J. J., Zhao, X., Zhao, D.
developed PCR without degradation of F., Yin, H. Q., & Zhang, X. X. (2017). Serratia
human and free bacterial DNA. Mediators of oryzae sp. Nov., isolated from rice stems.
Inflammation, 2014. International Journal of Systematic and
Roux, V., El Karkouri, K., Lagier, J. C., Robert, C., & Evolutionary Microbiology, 67(8), 2928–
Raoult, D. (2012). Non-contiguous finished 2933.
genome sequence and description of Kurthia

Seminar Nasional Bioteknologi | 2020

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai