NIM : 31101900037
SGD : 2
LBM 1 7.1
3. Apa yang dimaksud dengan isolasi DNA dan bagaimana metode untuk mengisolasi DNA
tersebut?
Jawab :
Isolasi DNA merupakan teknik dasar dari bioteknologi dan biomolekular yang harus
dikuasai di laboratorium. Isolasi DNA bertujuan untuk memisahkan DNA dari partikel-
partikel lainnya seperti lipid, protein, polisakarida, dan zat lainnya. Isolasi DNA berguna
untuk beberapa analisis molekuler dan rekayasa genetika seperti genom editing,
transformasi dan PCR. Banyak sekali metode isolasi DNA yang bisa digunakan, akan
tetapi pada dasarnya tahapan dari isolasi DNA pada semua bahan dan semua metode
adalah sama, yakni lisis sel atau jaringan yang efektif, denaturasi kompleks
nukleoprotein, dan inaktivasi nuklease. Proses lisis adalah proses awal yang menentukan
keberhasilan suatu isolasi DNA. Ada berbagai cara yang dapat digunakan dalam tahap
lisis yakni cara kimia dengan menggunakan enzim seperti proteinase-K dan SDS dan
dengan cara mekanik seperti penggerusan dengan menggunakan nitrogen cair, dan
inkubasi dengan menggunakan perlakuan suhu. (Hariyadi et al., 2018).
Metode isolasi DNA pada bahan jaringan pada prinsipnya sama dengan metode isolasi
sampel darah atau cairan tubuh lainnya, kecuali pada tahap awal jaringan tersebut harus
dihancurkan lebih dahulu dan jaringan ikatnya dibuang. Selsel yang terdapat pada tulang
dan gigi dikelilingi oleh suatu matriks yang terdiri dari garam-garam anorganik crystal
hydroxyapatite tersusun oleh kalsium dan fosfor. Sehingga yang perlu diperhatikan dalam
isolasi DNA dari kedua bahan tersebut yakni proses dekalsifikasi. Ada beberapa cara dan
bahan untuk dekalsifikasi, antara lain Ethylenediamine TetraceticAcid (EDTA) dalam
bentuk garamnya merupakan bahan chelating yang paling umum digunakan dalam proses
digunakan. Bahan tersebut bekerja menangkap ion metalik (kalsium) dan bekerja hanya
pada lapisan luar bagian tulang maupun gigi (Yudianto, 2020)
4. Bagaimana metode transport DNA?
Jawab :
Pengiriman gen pada terapi gen dapat dilakukan dengan pemindahan asam nukleat
menggunakan metode transfeksi non viral dan viral (transduksi).
Transfeksi non viral
Bahan-bahan kimia seperti kalsium fosfat dan dekstran DEAE serta lipid kationik
menyelubungi DNA, menetralkan, bahkan menciptakan muatan positif terhadap
molekul tersebut. Hal tersebut mempermudah DNA-kompleks reagen transfeksi
dalam menyebrangi membran, khususnya pada transfeksi dengan lipid yang
mempunyai komponen fusogenik, yang dapat mempertinggi proses penyatuan
dengan membran lipid lapis ganda
Menilai Keberhasilan Transfeksi
Plasmid yang mengandung gen reporter dapat digunakan dengan mudah untuk
memantau efisiensi transfeksi dan tingkat ekspresi sel yang ditransfeksi. Produk
gen reporter yang ideal salah satunya unik untuk sel tersebut, dapat diekspresikan
dari DNA plasmid dan dapat diukur dengan mudah (Hardiany & Hardiany, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Hardiany, N. S., & Hardiany, N. S. (2016). Metode Transfer Asam Nukleat sebagai Dasar Terapi
Gen. Departemen Biokimia & Biologi Molekuler FK Universitas Indonesia, 4(3), 204–210.
Hariyadi, S., Erlia Narulita, & M. Amien Rais. (2018). Perbandingan Metode Lisis Jaringan
Hewan dalam Proses Isolasi DNA Genom pada Organ Liver Tikus Putih (Rattus
norvegicus). Proceeding Biology Education Conference, 15(1), 689–692.
Larasati, A. W., Irianto, M. G., & Bustomi Cania, E. (2018). Peran Pemeriksaan Odontologi
Forensik Dalam Mengidentifikasi Identitas Korban Bencana Masal. Majority, 7(3), 228–
233. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/2082/2050
Satiyarti, R. B., Nurmilah, N., & Rosahdi, T. D. (2017). Identifikasi Fragmen Dna Mitokondria
Pada Satu Garis Keturunan Ibu Dari Sel Epitel Rongga Mulut Dan Sel Folikel Akar
Rambut. Biosfer: Jurnal Tadris Biologi, 8(1), 13–27.
https://doi.org/10.24042/biosf.v8i1.1260
Siswanto, J. E., Berlian, T., Putricahya, E., Panggalo, L. V, & Yuniani, L. (2017). Isolasi DNA
pada Sampel Darah Tepi dan Swab Buccal pada Bayi Penderita ROP: Perbandingan Hasil
Uji Konsentrasi dan Indeks Kemurnian. Sari Pediatri, 18(4), 270.
https://doi.org/10.14238/sp18.4.2016.270-7
Syafitri, K., Auerkari, E., & Suhartono, W. (2013). Metode pemeriksaan jenis kelamin melalui
analisis histologis dan DNA dalam identifikasi odontologi forensik. Jurnal PDGI, 62(1),
11–16.
Yudianto, A. (2020). Pemeriksaan Forensik DNA Tulang dan Gigi Identifikasi Pada DNA Lokus
STR CODIS, Y-Strs, Dan Mtdna.
Penelitian ini dilakukan pada 300 individu (150 laki-laki dan 150 perempuan) berusia 17-30 tahun. Para
peserta murni berasal dari etnis Haryanvi dan dipilih secara acak dari pasien yang melapor ke
departemen rawat jalan di lembaga kami. Selama pemilihan peserta, asal usul etnis mereka dikonfirmasi
dengan menanyakan tentang kakek buyut dan nenek moyang mereka. Individu yang mengkonfirmasi
bahwa nenek moyang mereka juga berasal dari Haryana dimasukkan dalam penelitian ini. Individu
dengan trauma kraniofasial masa lalu dan yang sudah ada, kelainan bentuk wajah, bekas luka wajah, dan
asimetri wajah dikeluarkan dari penelitian.