Anda di halaman 1dari 6

NAMA : GLENIS GRYTHA

NIM : 31101900037
SGD : 2
LBM 1 7.1

1. Bagaimana prosedur/cara pengambilan sampel DNA di rongga mulut hingga


penyajiannya dalam bentuk data yang akurat?
Jawab :
a. gigi
salah satu bagian tubuh yang memiliki kandungan DNA yang cukup tinggi, meskipun
bagian tubuh lain telah mengalami denaturasi DNA karena faktor-faktor tertentu.
sebagai media identifikasi gigi dipilih karena gigi merupakan jaringan tubuh yang
paling keras dan secara kimiawi tahan terhadap degradasi dan dekomposisi, dengan
demikian gigi dapat bertahan untuk periode yang lama dibandingkan dengan jaringan
tubuh lainnya. Gigi juga memiliki ketahanan terhadap temperatur yang tinggi
sehingga sangat bermanfaat dalam identifikasi pada korban terbakar (Satiyarti et al.,
2017).
Pemeriksaan odontologi pada korban hidup dapat dilakukan dengan metode non-
invasif (tanpa etraksi) misalnya radiografis, sedangkan pada korban mati dapat
dilakukan dengan semua jenis metode karena pada korban mati dapat dilakukan
ekstraksi gigi. Pada korban mati dipilih metode radiografi ekstraoral panoramik.
(Larasati et al., 2018)
b. buccal swab
Cara pengambilan sampel lain yang dapat digunakan adalah buccal swab. Cara
menggunakan buccal swab adalah dengan menggosokkan swab pada pipi kanan
bagian dalam. Sebaiknya, swab diputar saat digunakan untuk memaksimalkan
pemanfaatan kedua sisi kapas. Untuk memaksimalkan hasil sel buccal, swab harus
segera dibekukan pada -80°C dan dikirim ke laboratorium sebagai spesimen beku
(Siswanto et al., 2017).
 Penyajian data dan analisis
Pada prinsipnya identifikasi personal korban meninggal di bidang kedokteran
forensik merupakan serangkaian tindakan pembandingan data hasil pemeriksaan
terhadap mayat (data postmortem) dengan data tersangka atau korban saat masih
hidup (data antemortem). Data tersebut kemudian akan dibandingkan dengan data
milik orang yang di duga sebagai korban. Data yang diperoleh dari keluarga,
rekam medis, rekam medis gigi, data polisi, dan lain sebagainya. Dengan adanya
kesesuaian antara data antemortem dan data postmortem, akan mempersempit
jumlah orang yang diduga sebagai korban. Dengan demikian hal ini akan semakin
memperkuat dugaan bahwa korban/pelaku kejahatan adalah benar-benar orang
yang telah diduga selama ini (Yudianto, 2020)
2. Sebutkan parameter identifikasi odontologi!
Jawab :
Identifikasi individu dapat dilakukan melalui beberapa parameter, yaitu identifikasi usia,
ras dan jenis kelamin. Identifikasi jenis kelamin merupakan langkah pertama yang
penting dilakukan dalam proses identifikasi forensik karena dapat menentukan 50%
probabilitas kecocokan dalam identifikasi individu serta dapat mempengaruhi beberapa
metode pemeriksaan lainnya, seperti estimasi usia dan tinggi tubuh individu.

A. Identifikasi jenis kelamin


dalam ruang lingkup antropologi dan kedokteran gigi forensik dapat
dilakukan dengan berbagai metode. Metode yang dapat dilakukan antara lain melalui
metode karakteristik morfologi, metode morfometrik (pengukuran), pemeriksaan
histologis, serta pemeriksaan analisis DNA baik dari tulang maupun gigi. Metode
karakteristik morfologi maupun morfometrik merupakan metode penentuan jenis
kelamin yang paling sederhana, namun umumnya lebih bersifat subjektif dan
membutuhkan data berbasis populasi untuk dapat diterapkan dalam identifikasi.
(Syafitri et al., 2013)

3. Apa yang dimaksud dengan isolasi DNA dan bagaimana metode untuk mengisolasi DNA
tersebut?
Jawab :
Isolasi DNA merupakan teknik dasar dari bioteknologi dan biomolekular yang harus
dikuasai di laboratorium. Isolasi DNA bertujuan untuk memisahkan DNA dari partikel-
partikel lainnya seperti lipid, protein, polisakarida, dan zat lainnya. Isolasi DNA berguna
untuk beberapa analisis molekuler dan rekayasa genetika seperti genom editing,
transformasi dan PCR. Banyak sekali metode isolasi DNA yang bisa digunakan, akan
tetapi pada dasarnya tahapan dari isolasi DNA pada semua bahan dan semua metode
adalah sama, yakni lisis sel atau jaringan yang efektif, denaturasi kompleks
nukleoprotein, dan inaktivasi nuklease. Proses lisis adalah proses awal yang menentukan
keberhasilan suatu isolasi DNA. Ada berbagai cara yang dapat digunakan dalam tahap
lisis yakni cara kimia dengan menggunakan enzim seperti proteinase-K dan SDS dan
dengan cara mekanik seperti penggerusan dengan menggunakan nitrogen cair, dan
inkubasi dengan menggunakan perlakuan suhu. (Hariyadi et al., 2018).
Metode isolasi DNA pada bahan jaringan pada prinsipnya sama dengan metode isolasi
sampel darah atau cairan tubuh lainnya, kecuali pada tahap awal jaringan tersebut harus
dihancurkan lebih dahulu dan jaringan ikatnya dibuang. Selsel yang terdapat pada tulang
dan gigi dikelilingi oleh suatu matriks yang terdiri dari garam-garam anorganik crystal
hydroxyapatite tersusun oleh kalsium dan fosfor. Sehingga yang perlu diperhatikan dalam
isolasi DNA dari kedua bahan tersebut yakni proses dekalsifikasi. Ada beberapa cara dan
bahan untuk dekalsifikasi, antara lain Ethylenediamine TetraceticAcid (EDTA) dalam
bentuk garamnya merupakan bahan chelating yang paling umum digunakan dalam proses
digunakan. Bahan tersebut bekerja menangkap ion metalik (kalsium) dan bekerja hanya
pada lapisan luar bagian tulang maupun gigi (Yudianto, 2020)
4. Bagaimana metode transport DNA?
Jawab :
Pengiriman gen pada terapi gen dapat dilakukan dengan pemindahan asam nukleat
menggunakan metode transfeksi non viral dan viral (transduksi).
 Transfeksi non viral
Bahan-bahan kimia seperti kalsium fosfat dan dekstran DEAE serta lipid kationik
menyelubungi DNA, menetralkan, bahkan menciptakan muatan positif terhadap
molekul tersebut. Hal tersebut mempermudah DNA-kompleks reagen transfeksi
dalam menyebrangi membran, khususnya pada transfeksi dengan lipid yang
mempunyai komponen fusogenik, yang dapat mempertinggi proses penyatuan
dengan membran lipid lapis ganda
 Menilai Keberhasilan Transfeksi
Plasmid yang mengandung gen reporter dapat digunakan dengan mudah untuk
memantau efisiensi transfeksi dan tingkat ekspresi sel yang ditransfeksi. Produk
gen reporter yang ideal salah satunya unik untuk sel tersebut, dapat diekspresikan
dari DNA plasmid dan dapat diukur dengan mudah (Hardiany & Hardiany, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Hardiany, N. S., & Hardiany, N. S. (2016). Metode Transfer Asam Nukleat sebagai Dasar Terapi
Gen. Departemen Biokimia & Biologi Molekuler FK Universitas Indonesia, 4(3), 204–210.

Hariyadi, S., Erlia Narulita, & M. Amien Rais. (2018). Perbandingan Metode Lisis Jaringan
Hewan dalam Proses Isolasi DNA Genom pada Organ Liver Tikus Putih (Rattus
norvegicus). Proceeding Biology Education Conference, 15(1), 689–692.

Larasati, A. W., Irianto, M. G., & Bustomi Cania, E. (2018). Peran Pemeriksaan Odontologi
Forensik Dalam Mengidentifikasi Identitas Korban Bencana Masal. Majority, 7(3), 228–
233. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/2082/2050

Satiyarti, R. B., Nurmilah, N., & Rosahdi, T. D. (2017). Identifikasi Fragmen Dna Mitokondria
Pada Satu Garis Keturunan Ibu Dari Sel Epitel Rongga Mulut Dan Sel Folikel Akar
Rambut. Biosfer: Jurnal Tadris Biologi, 8(1), 13–27.
https://doi.org/10.24042/biosf.v8i1.1260

Siswanto, J. E., Berlian, T., Putricahya, E., Panggalo, L. V, & Yuniani, L. (2017). Isolasi DNA
pada Sampel Darah Tepi dan Swab Buccal pada Bayi Penderita ROP: Perbandingan Hasil
Uji Konsentrasi dan Indeks Kemurnian. Sari Pediatri, 18(4), 270.
https://doi.org/10.14238/sp18.4.2016.270-7

Syafitri, K., Auerkari, E., & Suhartono, W. (2013). Metode pemeriksaan jenis kelamin melalui
analisis histologis dan DNA dalam identifikasi odontologi forensik. Jurnal PDGI, 62(1),
11–16.

Yudianto, A. (2020). Pemeriksaan Forensik DNA Tulang dan Gigi Identifikasi Pada DNA Lokus
STR CODIS, Y-Strs, Dan Mtdna.
Penelitian ini dilakukan pada 300 individu (150 laki-laki dan 150 perempuan) berusia 17-30 tahun. Para
peserta murni berasal dari etnis Haryanvi dan dipilih secara acak dari pasien yang melapor ke
departemen rawat jalan di lembaga kami. Selama pemilihan peserta, asal usul etnis mereka dikonfirmasi
dengan menanyakan tentang kakek buyut dan nenek moyang mereka. Individu yang mengkonfirmasi
bahwa nenek moyang mereka juga berasal dari Haryana dimasukkan dalam penelitian ini. Individu
dengan trauma kraniofasial masa lalu dan yang sudah ada, kelainan bentuk wajah, bekas luka wajah, dan
asimetri wajah dikeluarkan dari penelitian.

Anda mungkin juga menyukai