Onikologi Forensik
Pembimbing:
Dr. H. Ahmad Yudianto. dr., Sp.F(K), S.H., M.Kes
Pendahuluan
✓Latar Belakang
Onikologi Forensik adalah studi yang berkaitan dengan kuku jari tangan
dan kuku jadi kaki untuk kepentingan identifikasi forensik (Parmar, 2012).
Kuku terdiri dari matriks terkeratinisasi dan terdapat pada ujung terminal setiap jari
(Capelle et al., 2014; Grover dan Bansal, 2017). Matriks ini bisa menyimpan bahan
kimia tertentu, yang berasal dari intoksikasi seperti arsenik, atau paparan dari luar
dari kadmium, besi, copper, timbal, dan magnesium dalam waktu yang lama (Capelle
et al., 2014).
Onikologi Forensik dalam beberapa kasus forensik memiliki beberapa
keuntungan, antara lain pemeriksaan kuku adalah pemeriksaan yang noninvasif,
proses transpor dan detection window yang panjang merupakan keunggulannya
dibandingkan pemeriksaan dari darah atau urine pada bidang toksikologi (Capelle et
al., 2014).
Pendahuluan
• Latar Belakang
Onikologi forensik tersering digunakan utuk mengidentifikasi DNA
manusia, dan juga digunakan untuk pemeriksaan toksikologi. Onikologi
forensik juga dapat diaplikasikan pada deteksi paparan obat dalam kandungan
(Capelle et al., 2014).
Onikologi forensik dapat memberikan bantuan pada penyidik untuk
mendapatkan salah satu alat bukti baik untuk perkara pidana maupun perkara
perdata. Hal ini membuktikan semakin pentingnya onikologi forensik dalam
penyelidikan forensik. Oleh sebab itu, tenaga kesehatan memerlukan
pemahaman yang lebih mendalam mengenai onikologi forensik guna
memaksimalkan fungsi dari onikologi forensik tersebut.
Pendahuluan
✓Rumusan Masalah
1. Apa definisi, kelebihan dan kekurangan dari pemeriksaan kuku dalam
forensik?
2. Bagaimana anatomi kuku dan jaringan sekitarnya?
3. Bagaimana cara pengambilan sampel kuku untuk keperluan forensik?
4. Bagaimana teknik dan analisis kuku dalam toksikologi forensik?
5. Bagaimana teknik dan analasis kuku dalam pemeriksaan DNA?
Pendahuluan
✓Tujuan Umum
Memperluas pengetahuan dan pemahaman dokter muda dalam pentingnya peran
kuku dalam analisis forensik.
✓Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi serta kelebihan dan kekurangan onikologi forensik.
2. Mengetahui anatomi kuku dan jaringan sekitarnya.
3. Mengetahui tata cara pengambilan sampel kuku untuk keperluan forensik.
4. Mengetahui teknik dan analisis kuku dalam toksikologi forensik.
5. Mengetahui teknik dan analasis kuku dalam pemeriksaan DNA.
Pendahuluan
✓Manfaat Penelitian
1. Bagi dokter muda, referat ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan
bacaan untuk menambah pengetahuan dan wawasan untuk memahami berbagai
hal yang berkaitan dengan onikologi forensik.
2. Bagi Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga - RSUD Dr. Soetomo Surabaya, referat ini
dapat menjadi referensi tambahan mengenai onikologi forensik.
3. Bagi penyidik diharapkan referat ini dapat menambah referensi dalam
menangani kasus-kasus yang mungkin dapat dilakukan onikologi forensik guna
menambah bukti perkara.
4. Bagi masyarakat atau pembaca pada umumnya, referat ini dapat menambah
wawasan mengenai onikologi forensik.
Tinjauan Pustaka
1. Definisi Onikologi Forensik
Onikologi Forensik (kata Yunani, Onuks = paku, Logia = studi tentang)
adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan studi tentang kuku jari tangan
dan kaki untuk administrasi peradilan yang lebih baik di pengadilan.
Salah satu keuntungan utama penggunaan kuku adalah bahwa,
dibandingkan dengan jaringan lain, ukuran sampel dan proses pengambilan
sampel dapat dianggap relatif non invasif dan non destruktif, dan juga
setiap kuku memiliki catatan tersendiri tentang informasi rinci tentang
pewarisan genetik, penggunaan obat, patologi, pola makan dan riwayat lokasi
serta paparan residu bahan peledak atau polutan lainnya.
Tinjauan Pustaka
2. Anatomi Kuku
➢ Kuku merupakan bagian dari skin appendage yang terdiri dari
matriks terkeratinisasi (Capelle et al., 2014; Grover dan Bansal, 2017).
• Baumgartner, M. . (2014) ‘Nails : an adequate alternative matrix in forensic toxicology for drug analysis ?’, Bioanalysis, 6, pp. 2189–2191.
• Bozzo, W. R. et al. (2015) ‘Forensic Science International : Genetics Supplement Series Analysis of DNA from fingernail samples in criminal cases’. Elsevier Ireland Ltd, 5, pp. 601–602.
• Cappelle, D. et al. (2014) ‘Nail analysis for the detection of drugs of abuse and pharmaceuticals : a review Nail analysis for the detection of drugs of abuse and pharmaceuticals : a
review’, (December). doi: 10.1007/s11419-014-0258-1.
• Daniel, C., Piraccini, B. and Tosti, A., 2004. The nail and hair in forensic science. Journal of the American Academy of Dermatology, 50(2), pp.258-261.
• Dogan, M., Ercan, O. and Tufek, G. (2020) ‘Significance of Fingernail DNA Evidence in Terms of Forensic Genetics and Comparison of Different Analysis Method’, Turkiye Klinikleri
Journal of Forensic Medicine and Forensic Sciences, pp. 162– 166. doi: 10.5336/forensic.2020-73788.
• Grover, C. and Bansal, S. (2017) ‘The nail as an investigative tool in medicine : What a dermatologist ought to know’. doi: 10.4103/ijdvl.IJDVL. Morgan, R., 2019. Forensic science. The
importance of identity in theory and practice. Forensic Science International: Synergy, 1, pp.239-242.
• Morrison, J., Watts, G., Hobbs, G. and Dawnay, N., 2018. Field-based detection of biological samples for forensic analysis: Established techniques, novel tools, and future innovations.
Forensic Science International, 285, pp.147-160.
• Parmar, Pragnesh & Rathod, G.B. (2012). Forensic onychology: An essential entity against crime. Journal of Indian Academy of Forensic Medicine. 34. 355-357.
• Piccinini, A. et al. (2003) ‘A 5-year study on DNA recovered from fingernail clippings in homicide cases in Milan’, 1239, pp. 929–932. Rodrıguez, A. . et al. (2003) ‘Genetic analysis of
fingernail debris : application to forensic casework’, 1239, pp. 921–924.
• Shu, I. et al. (2015) ‘Detection of Drugs in Nails : Three Year Experience’, pp. 624–628.
Referensi
• Solimini, R., Minutillo, A., Kyriakou, C., Pichini, S., Pacifici, R. and Busardo, F., 2017. Nails in Forensic Toxicology: An Update. Current Pharmaceutical Design, 23(36).
• Udogadi, N. S. et al. (2020) ‘Forensic DNA Profiling : Autosomal Short Tandem Repeat as a Prominent Marker in Crime Investigation’, Malays J Med Sci., 27(4), pp. 22– 35.
• Wyner, N. et al. (2020) ‘Forensic Autosomal Short Tandem Repeats and Their Potential Association With Phenotype’, 11(August), pp. 1–7. doi: 10.3389/fgene.2020.00884.
• Yudianto, A. (2019) DNA Touch dalam Identifikasi Forensik. Edited by A. Yudianto. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.
• Zamir, A., 2000. An evaluation of the relevance of routine DNA typing of fingernail clippings for forensic casework. J Forensic Sci, 45(1), pp. 158