Gen adalah jenis asam nukleat yang terdiri dari DNA dan RNA dan berfungsi
sebagai penyimpan informasi genetik (Campbell, 2008). DNA terdiri dari empat
basa, yaitu adenin (A), timin (T), sitosin (C), dan guanin (G). Meskipun DNA
hanya memiliki empat bangunan dasar, yang memandu sintesis protein, yang
terdiri dari 20 jenis asam amino, terdapat 64 kombinasi rangkap tiga yang bisa
dibentuk oleh empat basa tersebut. Dengan menganalisis sekuens DNA yang
tersedia, peneliti dapat memeriksa gen secara langsung, meskipun tidak selalu
dapat mengidentifikasi gen-gen yang mengode protein dan mengetahui fungsi
spesifik dari gen tersebut.
Bagaimana Aplikasi Human Genome Proyek?
Proyek Genom Manusia/ Human Genome Proyek (HGP) memiliki pengaruh yang
signifikan pada beberapa sektor dan telah menghasilkan aplikasi yang bermanfaat
bagi masyarakat. Adapun Proyek Genom Manusia (HGP) yang sudah berkembang
dan digunakan saat ini ialah sebagai berikut.
1. Diagnosis dan Pengobatan Penyakit menggunakan proyek genom manusia
dapat digunakan untuk mengidentifikasi gen yang terkait dengan penyakit
rumit dan kelainan genetik. Informasi ini telah membuka pintu untuk
peningkatan diagnosis, deteksi dini, dan rencana perawatan individual
berdasarkan profil genetik seseorang.
2. Farmakogenomik adalah penelitian tentang cara gen-gen seseorang
memengaruhi tanggapan mereka terhadap obat. Farmakogenomik
menggabungkan pengetahuan dalam bidang farmakologi (ilmu obat) dengan
genomik (kajian tentang gen dan fungsinya) untuk menciptakan obat-obatan
dan dosis yang efektif dan aman, yang dapat disesuaikan dengan profil
genetik individu (Maksum, I.P., 2020).
3. Konseling Genetik memberikan data yang berguna kepada konselor genetik
untuk mengevaluasi kemungkinan kelainan bawaan dalam keluarga.
Membuat keputusan tentang keluarga berencana, alternatif reproduksi, dan
pengobatan penyakit genetik menjadi lebih mudah dengan dukungan
konseling genetik.
4. Ilmu Forensik seringkali terkait dengan teknologi sidik jari DNA (DNA
fingerprinting) yang berfungsi sebagai metode untuk mengidentifikasi
keragaman individu. Teknologi DNA fingerprinting digunakan dalam konteks
biologi forensik dan diterapkan oleh kepolisian dalam investigasi kejahatan.
Sifat khusus DNA memungkinkan untuk membedakan urutan basa yang unik
dari setiap organisme (Dewi, dkk, 2021).
5. Peningkatan Pertanian dan Peternakan dengan HGP memudahkan untuk
menemukan gen di balik fitur menarik pada tumbuhan dan hewan. Karena
upaya pemuliaan terfokus yang dimungkinkan oleh pengetahuan ini, produksi
pertanian, ketahanan terhadap penyakit, dan nilai gizi semuanya meningkat.
6. Keanekaragaman hayati dan konservasi dengan adanya HGP telah
memajukan pengetahuan tentang keragaman genetik, dinamika populasi, dan
keterkaitan evolusioner antarspesies, HGP telah membantu upaya konservasi.
7. Pengujian Prenatal pada HGP menggunakan teknik pengujian prenatal
mutakhir, seperti pengujian prenatal non-invasif (NIPT), yang menganalisis
DNA janin dalam darah ibu untuk menemukan masalah kromosom dan
kelainan genetik dengan sedikit risiko pada bayi. Uji Diagnostik Pre-Natal
Tes prenatal adalah tes opsional yang dapat dilakukan selama kehamilan
untuk mengidentifikasi jenis kelamin, usia, ukuran, dan penempatan janin di
dalam rahim (Irawan, R., 2021).
8. Silsilah dan Keturunan Genetik dengan adanya HGP telah membantu
pertumbuhan layanan pengujian genetik nirlaba yang memberikan informasi
tentang keturunan genetik seseorang dan riwayat keluarga. Tes ini
memungkinkan orang untuk belajar lebih banyak tentang keturunan dan latar
belakang genetik mereka.
9. Pengembangan Obat dan Kedokteran Presis, data genomik HGP telah
mempercepat proses penemuan dan pengembangan obat baru. Berdasarkan
mutasi atau perubahan genetik tertentu, ini memungkinkan identifikasi target
terapi baru dan pengembangan obat yang ditargetkan. Dalam konsep
pengobatan presisi dan personal, profil genom atau DNA pasien digunakan
sebagai panduan medis standar. Informasi klinis ini menjadi dasar untuk
mengarahkan proses diagnosis, pemantauan, dan penentuan terapi penyakit
seperti infeksi, kanker, diabetes, dan gangguan neurodegeneratif (Saudale,
F.Z., 2020).
10. Penelitian Etical, Legal, Social Implications (ELSI) pertama kali digunakan
tahun 1990 pada proyek penelitian genom manusia. Pada revolusi industri 5.0
memanfaatkan otomatisasi ekstrim dengan kemanan big data, terciptanya
kebijakan teknologi yang inovatif, pengimplementasian ilmu pengetahuan
sebagai aspek 3D dalam desain ekosistem inovasi (Rahmawati, T., 2022).
Semoga bermanfaat...
Terimakasih.
Sumber bacaan:
Campbell, N., A. Reece, J., B. dan Mitchell, L., G. 2008. Biologi Edisi 8 jilid
Girindra, A.1993. Biokimia 1. Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama .
Dewi, E. R. S., Widyastuti, D. A., & Nurwahyunani, A. (2021). Buku Ajar
Bioteknologi. Universitas PGRI Semarang Press.
Irawan, R., (2021). Kelainan genetik dan diagnosis sindrom down. Airlangga
University Press.
Ismail, H., (2022). Prinsip-Prinsip Genetika Medik Untuk Keperawatan dan
Profesional Kesehatan: Suatu Pendekatan Interprofesional. Nas Media
Pustaka.Sukweenadhi, J. (2023). Struktur dan Fungsi Genomik.
Maksum, I. P. (2020). KAJIAN BIG DATA GENOM MANUSIA INDONESIA
SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN DIAGNOSIS TINGKAT MOLEKUL DAN
RASIONALISASI PENGOBATAN PENYAKIT. UNPAD Press.
Rahmawati, T. (2022). Value Of Cyberspace Perkembangan Perekonomian
Indonesia. Jawa Tengah: Penerbit Lakeisha
Saudale, F. Z. (2020). Biokimia Di Era Big Data Genomik: Tantangan, Aplikasi
Dan Peluang Inovasi. Chemistry Notes, 2(2), 21-43.