1. Dalam riset bioteknologi, peranan bioinformatika sangat penting. Apa
yang dimaksud dengan bioinformatika, peran apa yang dipegang program ini. Sejauh mana program tersebut diterapkan dalam bidang perikanan, berikan contoh!
Jawab:
• Definisi dan Peran Bioinformatika
Bioinformatika berasal dari bahasa yaitu “bioinformatics” yang artinya (ilmu yang mempelajari) penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis. Tujuan dilaksanakan bioinformatika yaitu untuk mengetahui urutan basa nitrogen pada DNA agar mengetahui sifat-sifat dari gen tertentu beserta fungsinya pada suatu individu. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah- masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta informasi yang berkaitan. Bioinformatika merupakan ilmu terapan yang lahir dari perkembangan teknologi informasi di bidang molekuler. Pembahasan bidang bioinformatik ini tidak terlepas dari perkembangan biologi molekuler modern, salah satunya peningkatan pemahaman manusia dalam bidang genomic yang terdapat dalam molekul DNA. Teknologi informasi sangat mendukung kemampuan untuk memahami dan memanipulasi kode genetik DNA melalui perangkat keras dan perangkat lunak. Produsen perangkat lunak dan perangkat keras serta pihak ketiga dalam produksi perangkat lunak. Contoh penggunaan bioinformatika dalam akuakultur adalah bioteknologi genetik pada ikan. Bioteknologi adalah pemanfaatan sistem biologi atau organisme hidup dalam proses produksi. Bioteknologi memiliki banyak manfaat bagi dunia perikanan dan budidaya. Manfaat tersebut antara lain meningkatkan laju pertumbuhan ikan budidaya, meningkatkan nilai gizi tepung ikan, meningkatkan kesehatan ikan, memperbaiki dan melindungi lingkungan, memperluas jangkauan spesies ikan, meningkatkan ketersediaan benih, dan konservasi di alam. Ada beberapa bioteknologi sederhana yang sudah lama digunakan, seperti pemupukan B. tambak untuk meningkatkan ketersediaan pakan. Yang lainnya adalah teknologi canggih yang menggunakan biologi molekuler dan informasi genetik, seperti rekayasa genetika dan diagnosis penyakit menggunakan DNA. Tujuan utama penerapan bioteknologi genetik pada ikan adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan. Tapi itu juga bisa digunakan untuk meningkatkan ketahanan terhadap penyakit dan lingkungan. Beberapa teknik bioteknologi telah diterapkan pada ikan budidaya. Perangkat bioinformatika yang berkaitan erat dengan penggunaan pangkalan data sekuens Biologi ialah BLAST (Basic Local Alignment Search Tool). Penelusuran BLAST (BLAST search) pada pangkalan data sekuens memungkinkan ilmuwan untuk mencari sekuens baik asam nukleat maupun protein yang mirip dengan sekuens tertentu yang dimilikinya. Hal ini berguna misalnya untuk menemukan gen sejenis pada beberapa organisme atau untuk memeriksa keabsahan hasil sekuensing atau untuk memeriksa fungsi gen hasil sekuensing. Algoritma yang mendasari kerja BLAST adalah penyejajaran sekuens. • Bioinformatika dalam Bidang Budidaya Bioinformatika di bidang perikanan adalah segala bentuk informasi dan segala bentuk teknologi yang mendukung kegiatan dalam bidang perikanan: seperti perekayasaan genetika, penerapan teknologi tepat guna, modifikasi pakan bagi kultivan yang dipelihara. Bioinformatika sangat penting peranannya bagi dunia perikanan karena dengan adanya bioinformatika akan menguntungkan para pelaku bisnis yang terjun dalam bidang perikanan maupun kegiatan pendidikan yang mengkhususkan diri dalam bidang perikanan. Bioinformatika sangat berperan penting dalam kemajuan dunia perikanan di indonesia karena dengan bioinformatika, masyarakat bisa langsung mendapatkan perkembangan informasi yang berkaitan dengan dunia perikanan dan langsung bisa menerapkan teknologi tersebut di dunia nyata. Contoh yang dapat kita ambil adalah rekayasa genetika pada berbagai jenis ikan untuk menghasilkan suatu jenis ikan ataupun kultivan yang memiliki sifat-sifat unggul, Penelitian berbagai sumber pakan alami yang bermanfaat bagi pertumbuhan kultivan, Melakukan penelitian teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi agroklimat. Pada prinsipnya pendekatan biologi molekuler dapat ditempuh dengan tiga tingkatan molekuler yang berbeda. Pertama, studi pada tingkat DNA yang disebut (Anotasi Genom), yaitu mengidentifikasi gen-gen pada suatu genom, yang kemudian menganalisis letak dan fungsi gen-gen tersebut. Kedua, studi pada tingkat RNA (Transkriptomika), yaitu menguji seluruh transkrip (produk transkripsi gen) yang dihasilkan oleh suatu genom. Ketiga, studi pada tingkat protein (Proteomika), yaitu menguji seluruh protein (produk translasi RNA) yang dihasilkan oleh suatu genom. Ketiganya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produksi budidaya perikanan. 2. Program bioinformatika apa yang diterapkan untuk menganalisis hasil praktikum polymerase DNA ikan, mengapa program tersebut yang dipilih. Uraikan hasil praktikum yang ada peroleh dan bandingkan dengan riset lain yang sejenis.
Jawab:
Program bioinformatika yang digunakan untuk menganalisis polymerase
DNA hasil praktikum adalah sekuensing DNA. Sekuensing DNA Metode/teknik untuk menentukan urutan basa nukleotida pada suatu molekul DNA (A,T,G,C). Urutan nukleotida (A, T, G, C) ➔ menyandi informasi paling mendasar suatu gen/genome suatu organisme. Software yang digunakan untuk analisis sekuens DNA pada praktikum, yaitu : 1. Bioedit 2. Mega X Hasil sekuensing dihasilkan dalam bentuk file dengan ekstensi .ab1 yang dihasilkan dari mesin sekuensing. Selain itu juga diberikan file dengan ekstensi .fas (FASTA) dan .pdf (grafik elektrograf). Metode sekuensing yang digunakan yaitu metode Sanger (Sanger dideoxy sequencing). Hal tersebut dikarenakan, pada metode ini, templat DNA dipotong dengan enzim restriksi lalu fragmen DNA diklon pada vektor sekuensing dan individu fragmen DNA setiap klon disekuen terpisah. Hasil sekuen lengkap dari fragmen DNA yang panjang dapat diperoleh dengan menjajarkan (alignment) dan menyambung (assembly) sekuen fragmen DNA berdasarkan bagian sekuen yang berkomplemen (overlapping), yang memungkinkan pemetaan genom dapat diselesaikan.
Berdasarkan hasil sekuensing kelompok 4 analisis pohon filogeni
didapatkan bahwa sampel uji hasil BLAST adalah Xiphophorus helleri. Pendugaan tersebut karena dilakukan Alignment urutan nucleotide melalui NCBI menunjukan hasil spesies Xiphophorus helleri. Pada kelompok pertama yaitu Xiphophorus helleri isolate XH mitochondrial cytochrome b gene, partial cds dan Xiphophorus helleri cytochrome b gene, complete cds; mitochondrial memiliki tingkat kekerabatan terbesar yaitu sebesar 34%. Lalu Xiphophorus helleri isolate XH mitochondrial cytochrome b gene, partial cds dan Xiphophorus helleri cytochrome b gene, complete cds; mitochondrial dengan Xiphophorus helleri isolate 1 mitochondrion cytochrome b gene, partial cds memiliki tingkat kekerabatan sebesar 28%. Lalu Xiphophorus helleri isolate XH mitochondrial cytochrome b gene, partial cds, Xiphophorus helleri cytochrome b gene, complete cds; mitochondrial dan Xiphophorus helleri isolate 1 mitochondrion cytochrome b gene, partial cds dibandingkan dengan sampel kelompok 4 memiliki tingkat kekerabatan sebesar 34%. Sedangkan pada riset lain yang berjudul “Morfologi dan Sekuensing DNA Myxobolus koi yang Menginfeksi Ikan Koi (Cyprinus carpio) di Kabupaten Blitar” menyatakan Hasil sekuensing DNA parasit Myxobolus koi yang menginfeksi ikan koi (Cyprinus carpio) di Blitar memiliki kemiripan (percent identity) dari data Genbank dengan beberapa organisme. Kemiripan atau tingkat homologi dari sampel antara 95,99 – 99,37% dengan E-value 0.0, kemiripan tertinggi terjadi pada kode sampel KT.240127.1 yaitu pada Myxobolus koi yang menginfeksi ikan Rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) di Barat Daya China, kemiripan dikatakan tinggi apabila sekuen DNA memiliki nilai percent identity >70% dan Evalue <10- 4 (Claverie dan Notredame, 2003). Analisis filogenetik dengan menggunakan program komputer ClustalW dengan bootstrap 1000 kali, terhadap susunan basa nukleotida utamanya sekuen sampel Myxobolus koi bertujuan untuk membandingkan hubungan kekerabatan antara sampel dengan isolat pembanding. 3. Pada gambar hal 3 tersaji bagan alir bioproses, jelaskan secara rinci tiap tahapannya. Bila diterapkan di bidang perikanan produk apa yang dihasilkan dari proses tersebut (dari jurnal hasil riset) Jawab: Penjelasan bagan alir : Elemen yang penting dalam sebuah bioproses adalah tersedianya mikroba sebagai biokatalis. 1. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengisolasi mikroba yang tersedia di alam, mikroba yang diambil lalu di inokulum dengan baik dengan menyeleksi mikroba sehingga menghasilkan inokulum yang sehat. Sel mikroba dapat dipandang sebagai berikut: a. Model yang representative b. Sistem kimia yang kompleks c. Sistem enzim yang terpadu d. Pabrik kimia, dapat di eksploitasi menghasilkan produk unggul yang diinginkan e. Agen biologis/biokatalis 2. Penyiapan inokulum Sel mikroba di isolasi lalu di karakterisasi, seleksi, dan rekayasa genetik. Setelak proses seleksi kemurnian dari mikroba inokulum, sehingga dihasilkan mikroba yang termodifikasi. 3. bioreaktor/fermentor Sebuah bioreaktor adalah suatu alat atau sistem yang mendukung aktivitas agensia biologis. Namun, alat ini telah digunakan secara luas untuk menghasilkan berbagai macam produk dari makhluk hidup seperti antibiotik, berbagai jenis enzim, protein sel tunggal, asam amino, dan senyawa metabolit sekunder lainnya. 4. Setelah diolah melalui bioreaktor selanjutnya adalah tahapan recovery dan purifikasi menghasilkan produk. Penerapan bioproses dalam dunia perikanan adalah 1. Perbanyakan enzim dalam proses teknologi pengolahan hasil perikanan : fermentasi olahan perikanan, fermentasi pakan ikan 2. Perbanyakan antibiotik untuk mengatasi penyakit ikan: insulin 4. Apa yang dimaksud dengan teknologi DNA rekombinan, tahapan apa saja yang harus dilakukan untuk memperoleh DNA rekombinan. Sejauh mana teknologi ini diterapkan di bidang perikanan, berikan contoh! Jawab: A. Pengertian DNA rekombinan Teknologi DNA rekombinan merupakan teknik penggabungan DNA dari spesies yang berbeda sehingga akan diperoleh organisme baru dengan sifat-sifat yang diinginkan. Pada pengembangan bioteknologi kelautan dan perikanan, teknik DNA rekombinan ini dapat digunakan antara lain untuk melakukan eksplorasi potensi dan biodiversitas organisme laut, seperti mikroba laut. Mikroba laut yang sebelumnya hanya merupakan kekayaan alam laut yang potensial dan belum memberikan nilai tambah, maka dengan teknologi DNA rekombinan dapat ditingkatkan nilai tambahnya untuk menghasilkan produk yang sangat prospektif. Secara garis besar, teknologi DNA rekombinan (rekayasa genetika) melibatkan penyisipan informasi genetik baru ke dalam organisme, biasanya bakteri, untuk memberikan kemampuan baru. Metode ini tidak mengikuti rangkaian prosedur yang pasti. Pemilihan metode bergantung kepada gen mana yang akan dipindahkan dan jenis organisme mana yang akan menerima informasi genetik baru. Pilihan tersebut bergantung pada sampai sejauh mana keterlibatan pilihan pribadi ilmuwan yang bersangkutan.Dasar DNA rekombinan merujuk pada merekombinasi fragmen DNA yang berbeda. Kloning mengacu pada proses penyusunan beberapa salinan (copy) molekul DNA. B. Tahapan untuk memperoleh DNA rekombinan 1. Mempersiapkan gen yang akan dimasukkan ke dalam vektor (gen insert) 2. Mempersiapkan vektor 3. Pemotongan DNA insert dan vektor dengan enzim restriksi 4. Penggabungan DNA insert dan vektor dengan enzim ligasi 5. Memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel bakteri (transformasi) 6. Ekspresi gen rekombinan C. Penerapan dan contoh Penerapan DNA Rekombinan sudah banyak dilakukan dalam bioteknologi salah satu contoh penerapannya adalah GMO (Genetically Modified Organism) yang diterapkan pada ikan Lele Mutiara (Clarias sp.) transgenik. Aplikasi teknologi transgenesis dewasa ini berguna untuk mengatasi kendala pertumbuhan ikan yang lambat, oleh karena memungkinkan untuk memasukkan gen-gen asing tunggal (single gen) ke dalam genom sperma ikan yang dibudidayakan sehingga meningkatkan perbaikan genetik ikan ke arah sifat yang lebih menguntungkan. Tujuan utama transfer gen adalah memasukkan gen asing yang diharapkan akan terintegrasi dengan genom ikan inang sehingga genom inang memiliki tambahan gen asing yang memperbaiki ekspresi gen inang (over-ekspresi) yang akan ditransmisikan kepada generasi keturunannya. Terdapat 2 teknik transfer gen yang umum diaplikasikan pada genom ikan, yaitu metode mikroinjeksi telur dan elektroporasi pada sperma ikan. Penggunaan metode mikroinjeksi telur, umumnya memerlukan peralatan mahal, keterampilan tinggi dan biaya yang relatif mahal. Sementara metode elektroporasi sperma ikan relatif lebih simpel dan merupakan metode massal penyisipan gen asing ke dalam DNA genom sperma yang selanjutnya dapat membuahi sejumlah telur ikan yang dipandang lebih efisien dibanding mikroinjeksi. spermatozoa pada ikan telah banyak diteliti peranannya dan dapat bertindak sebagai vektor untuk transfer gen asing dalam teknologi ikan transgenik yang dikenal sebagai transfer gen yang diperantarai sperma (SMGT = Sperm Mediated Gene Transfer). Secara alami, hewan akuatik memproduksi sejumlah besar sel-sel sperma yang sangat menguntungkan bagi aplikasi teknik SMGT tersebut. Rekayasa genetika, khususnya teknologi rekombinan DNA mulai banyak diaplikasikan di bidang pembenihan ikan guna meningkatkan pertumbuhan melalui penyisipan gen hormon pertumbuhan tersebut ke dalam DNA genom telur atau sperma ikan. Hormon pertumbuhan (growth hormone/GH) merupakan polipeptida penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan secara normal dan perkembangan hewan termasuk ikan. Growth hormone adalah suatu kelompok dalam famili hormon yang terdiri dari hormon pertumbuhan (GH), prolaktin (PRL) dan somatolactin (SL). Hormon ini disintesis oleh sel somatotrof kelenjar hipofisa untuk menstimulasi produksi faktor-faktor pertumbuhan menyerupai insulin yang memperantarai kebanyakan pengaruh-pengaruh pemacuan pertumbuhan. Pemberian hormon pertumbuhan alami mamalia ke dalam pakan ikan maupun dengan cara perendaman hormon tersebut ke dalam telur-telur ikan dipandang tidak efisien, karena setiap akan memproduksi ikan unggul, pekerjaan harus dilakukan berulang-ulang untuk maksud tersebut. Sebaliknya dengan mengintegrasikan gen asing yang mengekspresikan hormon pertumbuhan ke dalam inti sel ikan dan kemudian dibesarkan sampai induk lebih efisien untuk mewariskan sifat pertumbuhannya pada keturunannya. Teknologi DNA rekombinan pada ikan dan sekuen sekuen regulatorik (sekuen promoter) telah dapat dikloning dan potensial dimanfaatkan untuk pembuatan konstruksi vektor ekspresi yang mengandung gen-gen ikan yang bernilai ekonomis. Pengujian sekuen- sekuen regulatorik yang dikloning (termasuk sekuen promoter), secara in vivo fungsional untuk mempermudah ekspresi transgen yang disisipkan melalui sperma untuk produksi massal ikan transgenik. Produksi transgenik secara stabil memerlukan waktu dari generasi ke generasi, mengingat tidak 100 % transformasi gen ikan melalui elektroporasi sperma berhasil diwariskan ke telur ikan. Hasil dari penelitian tersebut adalah Rekombinasi GH eksogen (GH lele dumbo) dan GH endogen menyebabkan over ekspresi pertumbuhan ikan lele mutiara transgenik. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kelipatan tumbuh ikan lele mutiara transgenik hasil elektroporasi 125 V/cm- pulsa 3, 125 V/cm-pulsa 5, 50 V/cm-pulsa 3 dan 50 V/cmpulsa 5 berturut- turut 3,53 kali; 3,05 kali; 2,75 kali dan 2,76 kali dari ukuran ikan non transgenik.
5. Apa yang dimaksud dengan bioremediasi, masalah-masalah perikanan
seperti apa yang dapat diatasi dengan bioremediasi, berikan contoh Jawab:
A. Definisi Bioremediasi
Bioremediasi didefinisikan sebagai proses penguraian limbah
organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali. Penguraian senyawa kontaminan ini umumnya melibatkan mikroorganisme (khamir, fungi, dan bakteri). Pendekatan umum yang dilakukan untuk meningkatkan biodegradasi adalah dengan cara: (i) menggunakan mikroba indigenous (bioremediasi intrinsik), (ii) memodifikasi lingkungan dengan penambahan nutrisi dan aerasi (biostimulasi), (iii) penambahan mikroorganisme (bioaugmentasi). Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme yang telah dipilih untuk ditumbuhkan pada polutan tertentu sebagai upaya untuk menurunkan kadar polutan tersebut. Pada saat proses bioremediasi berlangsung, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi struktur polutan beracun menjadi tidak kompleks sehingga menjadi metabolit yang tidak beracun dan berbahaya.
Bioremediasi adalah pemanfaatan organisme untuk membersihkan
senyawa pencemar di lingkungan. Pada proses ini terjadi biotransformasi dan detoksifikasi senyawa toksik menjadi senyawa yang kurang toksik atau tidak toksik. Proses utama pada bioremediasi adalah biodegradasi, biotransformasi dan biokatalis. Didefinisikan sebagai proses penggunaan organisme hidup, terutama mikroorganisme, untuk mendegradasi bahan pencemar (toksikan) lingkungan yang merugikan ke tingkat atau bentuk yang lebih aman dalam hal memperbaiki / mengembalikan kondisi suatu lingkungan yang telah mengalami penurunan kualitas menjadi seperti semula sesuai dengan fungsinya masing-masing.Bioremediasi dapat memanfaatkan aktivitas metabolisme konsorsium bakteri agen bioremediasi yang terdiri dari bakteri nitrifikasi, denitrifikasi dan fotosintetik anoksigenik.
B. Masalah Perikanan yang dapat diatasi dengan bioremediasi dan contohnya
Dalam penerapannya dalam bidang perikanan, bioremediasi
memegang peranan penting dalam penguraian limbah organik dan anorganik. Selain digunakan dalam penguraian limbah, bioremediasi juga dapat digunakan dalam remediasi sedimen tambak ikan Pada teknologi bioremediasi ini bakteri nitrifikasi akan mendegradasi amonia menjadi nitrit, dan nitrat, bakteri denitrifikasi akan mendegradasi nitrat atau nitrit menjadi gas nitrogen, sedangkan bakteri fotosintetik anoksigenik akan mendegradasi senyawa hidrogen sulfida menjadi unsur sulfur Salah satu yang sering digunakan adalah bakteri. Bakteri Digunakan dalam banyak sistem bioremediasi karena sifatnya yang fagositosis, ukuran kecil,tidak berbentuk hifa. Dalam aplikasi remediasi sedimen tambak digunakan jenis bakteri. Berbagai jenis bakteri yang dapat digunakan adalah bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi (Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrosospira, Nitrosovibrio, dan Nitrosolobus, Pseudomonas, Rhodospirillum rubrum, Rhizobium leguminosarum), bakteri heterotrofik(Clostridium) bakteri fermentative ( Lactobacillus bulgaricus,Streptococcus thermophilus,Streptococcus lactis, Lactobacillus sp., Lactobacillus sp., Pediococcus cerevisiae,) maupun bakteri fotosintetik anoksigenik ( Rhodobacter , bakteri Bacillus).
Selama ini dalam budidaya tambak, pengendalian penyakit masih
mengandalkan antibiotik dan disinfektan. Penggunaan antibiotik semacam ini termasuk kurang baik, Karena selain dapat menyebabkan resistensi pada bakteri yang merugikan, juga pada umumnya antibiotik menimbulkan residu yang nantinya akan mencemari tambak itu sendiri. Hal ini disebabkan karena penggunaan dalam dosis tinggi, jenis yang sangat beragam, penggunaan dalam jangka waktu lama dan penggunaan jenis yang tidak dapat diurai secara biologis (non biodegradable).Sekarang telah ditemukan probiotik untuk pengendalian penyakit pada aquaculture.Sebenarnya Probiotik sudah ada sejak tahun 1950-an, namun belum dikenal dengan sebutan probiotik. Definisi probiotik yaitu makanan tambahan (suplemen) berupa sel-sel mikroorganisme hidup, yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang yang mengkonsumsinya Probiotik untuk akuakultur dapat diberikan melalui pakan, air maupun melalui perantaraan pakan hidup seperti rotifera atau artemia. Pada akuakultur mikroorganisme probiotik yang digunakan lebih beragam, diantaranya kelompok bakteri asam laktat, Vibrio alginolyticus, Aeromonas sobria, Pseudomonas fluorescens, Bacillus Toyoi, Enterococcus faecium; dan yeast seperti Saccharomyces cerevisiae. Usaha Meningkatkan derajat tetas (hatching rate) telur dan survivalitas larvae telah dilakukan melalui manipulasi status mikrobiologi telur maupun lingkungannya dengan memasukkan kultur probiotik ke dalam bak inkubator atau hatching tank.
Mikroba probiotik sendiri terdiri dari campuran bakteri fotosintetik,
bakteri fiksasi, bakteri laktat dan ragi. Aplikasi pada media tanah atau air atau pada limbah organic akanmenghasilkan proses regenerasi terus – menerus dan meningkatkan proses oksidasi serta mampu mengintensifkan berbagai bentuk energi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Peran probiotik bisa bersifat imunologik, penghambatan kolonisasi patogen melalui produksi senyawa-senyawa antimikroorganisme dan peningkatan nilai nutrisi seperti produksi vitamin-vitamin dan asam-asam amino, detoksifikasi bahan pakan, serta melalui aktivitas enzim pencernaan.
Berbeda dengan probiotik, biofilter juga dapat diterapkan dalam
aquaculture dalam upaya meningkatkan kualitas air tambak. Salah satu contoh penerapan teknologi ini telah diterapkan pada tambak ikan di daerah Pati , yang mana menggunakan enceng gondok, rumput laut dan kerang darah sebagai biofilter pada tambak bandeng. Enceng gondok sendiri berfungsi untuk menyaring logam berat pada permukaan perairan, sedangkan rumput laut berfungsi untuk memfilter pada kolom air dan kerang darah pada dasar perairan terbukti mampu memperbaiki kualitas lingkungan tambak tersebut.
Beberapa keuntungan dengan menggunakan teknologi ini adalah :
Pertama. Mampu Memperbaiki kondisi kualitas air. Secara spesifik parameter kualitas air yang dapat dikendalikan dengan menggunakan teknologi bioremediasi ini adalah senyawa ammonia,nitrit, nitrat dan hidrogen sulfida Kedua. Menjaga udang menjadi lebih sehat. Dengan Rendahnya senyawa toksik di air tambak membuat kondisi udang menjadi lebih sehat selama periode pemeliharaan Ketiga. Meningkatkan nafsu makan udang. Udang yang sehat dan kondisi kualitas air yang baik akan meningkatkan nafsu makan udang sehingga udang dapat tumbuh dengan baik Keempat. Mampu menjaga keseimbangan populasi plankton.Keseimbangan populasi plankton dengan diaplikasikannya bakteri bioremediasi dapat dikontrol dengan kecerahan antara 15-40 cm (secchi disk) Kelima. Mampu menjagakeseimbangan populasi bakteri heterotrofik. Bakteri bioremediasi akan menekan laju pertumbuhan bakteri heterotrofik yang dapat menyebabkan penyakit bakterial pada udang,sehingga udang dapat terbebas dari serangan bakteri patogen Keenam. Mudah memproduksi dan mengaplikasikannya. Konsorsium bakteri bioremediasi dikultur dalam media cair sehingga aplikasikannya dengan menebarkan bakteri di permukaan air tambak atau di sedimen (tanah) apabila tambak masih dalam tahap persiapan. Untuk memproduksi bakteri agen bioremediasi memerlukan waktu inkubasi selama 4 hari dengan menggunakan galon- galon air mineral steril atau menggunakan bioreaktor (dilaboratorium).
Keberadaan bakteri pengurai sangat berpengaruh terhadap
persediaan oksigen yang secara alami terlarut dalam air tambak, sehingga penambahan mikroba pengurai dalam kolam tentu akan mengakibatkan fluktuasi konsentrasi oksigen terlarut di setiap kolam.Bakteri autotrof yang berperan dalam proses nitrifikasi dalam media yang sama sangat lambat pertumbuhannya dibanding dengan pertumbuhan bakteri heterotrof. Hal tersebut disebabkan karena kepekaannya terhadap perubahan temperatur serta perubahan pH. Oleh karena itu mempertahankan keberadaan mikroba tersebut pada proses nitrifikasi selama mungkin menjadi penting artinya. Kecepatan pertumbuhan bakteri akan sangat menentukan bagi proses nitrifikasi. Seperti pada gambar sebelumnya yang memperlihatkan kecepatan pengubahan amonia yang besar diberikan perlakuan penambahan mikroba, maka kecepatan perkembangan bakteri pun mendukung hal itu. Keberadaan bakteri pengurai yang semakin stabil dalam sistem dapat terlihat dari pola-pola puncak parameter nitrifikasi yang terbentuk.