BIOTEKNOLOGI
”BIOINFORMATIKA”
PENDAHULUAN
Ilmu bioinformatika lahir atas insiatif para ahli ilmu komputer berdasarkan
artificial intelligence. Mereka berpikir bahwa semua gejala yang ada di alam ini bisa
dibuat secara artificial melalui simulasi dari gejala-gejala tersebut. Untuk mewujudkan
hal ini diperlukan data-data yang yang menjadi kunci penentu tindak-tanduk gejala alam
tersebut, yaitu gen yang meliputi DNA atau RNA. Bioinformatika ini penting untuk
manajemen data-data dari dunia biologi dan kedokteran modern. Perangkat utama
bioinformatika adalah program software dan didukung oleh kesediaan internet.
Perkembangan teknologi DNA rekombinan memainkan peranan penting dalam lahirnya
bioinformatika. Teknologi DNA rekombinan memunculkan suatu pengetahuan baru
dalam rekayasa genetika organisme yang dikenal dengan bioteknologi. Perkembangan
bioteknologi dari bioteknologi tradisional ke bioteknologi modern salah satunya
ditandainya dengan kemampuan manusia dalam melakukan analisis DNA organisme,
sekuensing DNA dan manipulasi DNA.
1.3 Tujuan
1.3.2 Mahasiswa dapat menentukan DNA, sekuen gen, dan protein, serta jalur yang
berperan dalam proses transduksi sinyal yang melibatkan protein tersebut.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Bioinformatika
Sekuensing DNA atau pengurutan DNA adalah proses atau teknik penentuan
urutan basa nukleotida pada suatu molekul DNA. Urutan tersebut dikenal sebagai
sekuens DNA, yang merupakan informasi paling mendasar suatu gen atau genom karena
mengandung instruksi yang dibutuhkan untuk pembentukan tubuh makhluk hidup.
Sekuensing DNA dapat dimanfaatkan untuk menentukan identitas maupun fungsi gen
atau fragmen DNA lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan sekuens-nya
dengan sekuens DNA lain yang sudah diketahui. Teknik ini digunakan dalam riset dasar
biologi maupun berbagai bidang terapan seperti kedokteran, bioteknologi, forensik, dan
antropologi.
Sekuens DNA menyandikan informasi yang diperlukan bagi makhluk hidup untuk
melangsungkan hidup dan berkembang biak. Dengan demikian, penentuan sekuens DNA
berguna di dalam ilmu pengetahuan ‘murni’ mengenai mengapa dan bagaimana makhluk
hidup dapat hidup, selain berguna dalam penerapan praktis. Karena DNA merupakan ciri
kunci makhluk hidup, pengetahuan akan sekuens DNA dapat berguna dalam penelitian
biologi manapun. Sebagai contoh, dalam ilmu pengobatan sekuensing DNA dapat
digunakan untuk mengidentifikasi, mendiagnosis, dan mengembangkan pengobatan
penyakit genetik. Demikian pula halnya, penelitian pada agen penyebab penyakit
(patogen) dapat membuka jalan bagi pengobatan penyakit menular. Bioteknologi, yang
dapat pula memanfaatkan sekuensing DNA, merupakan bidang yang berkembang pesat
dan berpotensi menghasilkan banyak barang dan jasa berguna. Pengetahuan akan sekuens
DNA berguna untuk mengetahui sekuens asam amino yang disandikan oleh gen. Karena
RNA dibentuk dengan transkripsi dari DNA, informasi yang dikandung RNA juga
terdapat di dalam DNA cetakannya sehingga sekuensing DNA cetakan tersebut sudah
cukup untuk membaca informasi pada RNA. Namun, sekuensing RNA dibutuhkan
khususnya pada eukariota. hal itu dikarenakan molekul RNA eukariota tidak selalu
sebanding dengan DNA cetakannya karena pemotongan intron setelah proses transkripsi.
2.4 Protein
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien, tidak seperti bahan
makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein ini berperan lebih penting dalam
pembentukan biomolekul daripada sumber energy (penyusun bentuk tubuh). Namun
demikian apabila organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini dapat juga di
pakai sebagai sumber energi. Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya yang
selain mengandung N, C, H, O, kadang mengandung S, P, dan Fe. Protein adalah molekul
makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein
terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.
Asam amino yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Ada
beberapa asam amino mengandung unsur- unsur fosfor, besi, iodium, dan cobalt. Unsur
nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi
tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat
protein. Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat
molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Molekul
protein mengandung pula posfor, belerang dan ada jenis protein yang mengandung unsur
logam seperti besi dan tembaga.
Molekul protein adalah rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai asam- asam
amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino saling dirangkaikan melalui reaksi
gugusan karboksil asam amino yang satu dengan gugusan amino dari asam amino yang
lain, sehingga terjadi ikatan yang disebut ikatan peptida. Ikatan pepetida ini merupakan
ikatan tingkat primer. Dua molekul asam amino yang saling diikatkan dengan cara
demikian disebut ikatan dipeptida. Bila tiga molekul asam amino, disebut tripeptida dan
bila lebih banyak lagi disebut polypeptida. Polypeptida yang hanya terdiri dari sejumlah
beberapa molekul asam amino disebut oligopeptida. Molekul protein adalah suatu
polypeptida, dimana sejumlah besar asam-asam aminonya saling bertemu dengan ikatan
peptida tersebut.
Protein merupakan molekul yang sangat besar, sehingga mudah sekali mengalami
perubahan bentuk fisik maupun aktivitas biologis. Banyak faktor yang menyebabkan
perubahan sifat alamiah protein misalnya: panas, asam, basa, pelarut organik, pH, garam,
logam berat, maupun sinar radiasi radioaktif. Perubahan sifat fisik yang mudah diamati
adalah terjadinya penjendalan (menjadi tidak larut) atau pemadatan, Ada protein yang
larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua protein tidak larut dalam
pelarut lemak seperti misalnya etil eter. Daya larut protein akan berkurang jika
ditambahkan garam, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Apabila protein
dipanaskan atau ditambahkan alkohol, maka protein akan menggumpal. Hal ini
disebabkan alkohol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein.
Struktur primer merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino
yang tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak
terjadi percabangan rantai.
Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–amino dengan gugus α–
karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida atau ikatan amida). Struktur ini dapat
menentukan urutan suatu asam amino dari suatu polipeptida.
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola
struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai
samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini merupakan konformasi tiga
dimensi yang mengacu pada hubungan spasial antar struktur sekunder. Struktur ini
distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen,
dan ikatan hidrofobik. Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat penting bagi protein.
Asam amino yang memiliki sifat hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein
globuler yang tidak berikatan dengan air, sementara asam amino yang bersifat hodrofilik
secara umum akan berada di sisi permukaan luar yang berikatan dengan air di
sekelilingnya
Molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik. Contohnya transportasi
oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi oksigen di dalam otot oleh
mioglobin.
2. Proteksi imun
Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan sensitif dapat mengenal kemudian
bergabung dengan benda asing seperti: virus, bakteri, dan sel dari organisma lain.
3. Koordinasi gerak
Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Misalnya pergerakan
kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh flagela.
4. Penunjang mekanis
Ketegangan dan kekerasan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan
protein fibrosa.
5. Katalisis enzimatik
Sebagaian besar reaksi kimia dalam sistem biologi, dikatalisis oleh enzim dan hampir
semua enzim yang berperan adalah protein.
Rangsang spesifik direspon oleh selespon sel saraf diperantarai oleh protein reseptor.
Contohnya rodopsin adalah protein yang sensitive terhadap cahaya ditemukan pada sel
batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis.
Protein mengatur pertumbuhan dan diferensiasi organism tingkat tinggi. Misalnya faktor
pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf.
BAB III
METODE (cara kerja)
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Tempat Praktikum : Fakultas Farmasi UniversitasJember
Waktu : Jumat, 18 Mei 2018
3.2. AlatdanBahan
Alat yang digunakanadalahseperangkatlengkap computer denganassesorisnyadankoneksi
internet.Bahan yang digunakanadalah gen tertentudarimanusiasebagaibahanpembelajaran.
3.3. Prosedur Kerja
1. Mencari sekuen DNA asam amino, struktur protein dan domain fungsional protein
Klik bagian protein yang di cari, kemudian klik beberapa link pada laman tersebut
Klik entrea gene, klik link protein untuk memperoleh informasi lebih lanjut yang
mengenai sekuens protein
Scroll ke bawah tampilan entrea gene, klik link pathways untuk mengetahui pathways
suatu protein
2. Mencari struktur sekunder suatu protein
Pilih salah satu hasil pencarian dengan cara mengklik link tersebut dan akan diperoleh
struktur kuarterner
klik pathway searcher, masukkan nama protein yang akan dicari pathwaynya pada
kolom keyword
Klik go, hasil tampilan pathway searcher, pilih H (human) untuk melihat transduksi
sinyal pada manusia
HASIL PENGAMATAN
1. Buka situs www.genename.org diperoleh tampilan seperti dibawah ini. Masukkan protein
yang ingin dicari
7. Hasil klik CDD search result berikut untuk melihat domain fungsional dari protein target,
tampilannya adalah sebagai berikut, selanjutnya klik anak panah (super family)
8. Tampilan super family:
5. Klik protein chain untuk memperoleh strutur sekunder. Hasilnya adalah sebagai
berikut:
2. Klik pathway searcher, masukkan nama protein yang akan dicari pathwaynya (protein
query) pada kolom keyword
Cell-cell adherens junctions (AJs), tipe yang paling umum dari adhesi interseluler,
penting untuk mempertahankan arsitektur jaringan dan polaritas sel dan dapat membatasi
pergerakan sel dan proliferasi. Di AJs, E-cadherin berfungsi sebagai molekul adhesi sel
esensial (CAMs). Ujung sitoplasma mengikat beta-catenin, yang pada gilirannya mengikat
alpha-catenin. Alpha-catenin dikaitkan dengan bundel F-aktin secara langsung dan tidak
langsung. Integritas kompleks cadherin-catenin secara negatif diatur oleh fosforilasi beta-
catenin oleh reseptor tirosin kinase (RTKs) dan kinase tyrosin sitoplasma (Fer, Fyn, Ya, dan
Src), yang menyebabkan disosiasi kompleks cadherin-catenin. Integritas kompleks ini secara
positif diatur oleh fosforilasi beta-katenin oleh kasein kinase II, dan deposforilasi oleh
protein tirosin fosfatase.
Perubahan dalam keadaan fosforilasi beta-catenin mempengaruhi adhesi sel-sel, migrasi
sel dan tingkat pensinyalan beta-catenin. Wnt signaling bertindak sebagai pengatur beta-
catenin positif dengan menghambat degradasi beta-catenin, yang menstabilkan beta-catenin,
dan menyebabkan akumulasinya. Cadherin dapat bertindak sebagai pengatur negatif dari
pensinyalan beta-catenin karena mengikat beta-catenin di permukaan sel dan dengan
demikian mengasingkannya dari nukleus. Nektin juga berfungsi sebagai CAM di AJs, tetapi
lebih terkonsentrasi pada AJ daripada E-cadherin. Nektin mentransduksi sinyal melalui
Cdc42 dan Rac, yang mengatur ulang sitin rangka aktin, mengatur pembentukan AJ, dan
memperkuat sel-sel adhesi.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Sekuensing DNA atau pengurutan DNA adalah proses atau teknik penentuan
urutan basa nukleotida pada suatu molekul DNA. Urutan tersebut dikenal sebagai
sekuens DNA, yang merupakan informasi paling mendasar suatu gen atau genom karena
mengandung instruksi yang dibutuhkan untuk pembentukan tubuh makhluk hidup
Protein merupakan molekul yang sangat besar, sehingga mudah sekali mengalami
perubahan bentuk fisik maupun aktivitas biologis. Banyak faktor yang menyebabkan
perubahan sifat alamiah protein misalnya: panas, asam, basa, pelarut organik, pH, garam,
logam berat, maupun sinar radiasi radioaktif. Perubahan sifat fisik yang mudah diamati
adalah terjadinya penjendalan (menjadi tidak larut) atau pemadatan.
DNA adalah suatu asam nukleat yang menyimpan segala informasi biologis yang
unik dari setiap makhluk hidup dan beberapa virus. Struktur kimianya berupa
makromolekul kompleks yang terdiri atas 3 macam molekul, yaitu gula pentosa
(deoksiribosa), asam fosfat, dan basa nitrogen. Peran utama dari molekul DNA adalah
penyimpanan jangka panjang informasi.
OMIM adalah search tool untuk gen manusia dan penyakit genetika. Selain
berisikan informasi tentang lokasi gen suatu penyakit, OMIM ini juga menyediakan
informasi tentang gejala dan penanganan penyakit tersebut beserta sifat genetikanya.
Dengan demikian, dokter yang menemukan pasien yang membawa penyakit genetika
tertentu bisa mempelajarinya secara detil dengan mengakses home page OMIM ini.
OMIM berfungsi untuk mengetahui informasi yang mengandung entri untuk penyakit
yang terpaut genetik dan gen-gen yang secara langsung menyebabkan penyakit itu.
OMIM juga mengandung link untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.
Interpretasi hasil OMIM terdiri atas lokasi gen penyebab penyakit pada kromosom.
DAFTAR PUSTAKA
Attwood, T.K.; Parry-Smith, D.J. (1999), Introduction to Bioinformatics, Harlow:
Pearson Education
Hooman H. Rashidi&Lukas K. Buehler. 2000.Bioinformatics Basics. United States of
America : CRL Press LLC James D. Tisdall. 2001.
Priyani, Nunuk. Sifat Fisik dan Kimia DNA. Program Studi Biologi dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara (2004).