Anda di halaman 1dari 14

Study Setting Relay Overcurrent Pada GI Tomohon

Jeferson.R.F.Roya, Lily S. Patras, Marthinus Pakiding.


Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115,
Email: Jefersonroya76@gamail.com

Abstract— Relai proteksi adalah susunan pada Gardu Induk Teling dengan Iset = 2,5
peralatan yang direncanakan untuk dapat ampere dengan nilai setting waktu 0,407 detik
merasakan atau mengukur adanya gangguan sedangkan Gardu Induk Tomohon dengan Iset
atau mulai merasakan adanya ketidaknormalan = 3.5 ampere dengan nilai setting waktu 0,807
pada peralatan atau bagian sistem tenaga listrik detik dengan demikian apa bila terjadi ganguan
dan segera secara otomatis membuka pemutus pada titik yang terjauh pada GI Teling maka
tenaga untuk memisahkan peralatan atau pmt yg terpasang pada gi teling akan bekerja
bagian dari sistem yang terganggu. dengan setting waktu 0,407 detik sedangkan
Berdasarkan konstruksinya terdapat relai yang akan menjadi backup adalah pmt yang
elektro mekanik dan relai solid state (static terpasang pada GI Tomohon dengan seting
relay). Relai elektro mekanik terdiri dari waktu 0,807 detik.
rangkaian listrik yang menggerakkan suatu
Kata kunci : Relai arus lebih, ganguan hubung
mekanisme induksi magnet yang pada akhirnya
singkat, setting arus, setting waktu
harus membuka pemutus tenaga (PMT) dengan
jalan menutup kontak pemberi arus kumparan
trip dari PMT. Abstract— protection relay is an arrangement
Relai arus lebih adalah suatu pengaman yang of equipment that is planned to be able to sense
digunakan untuk memproteksi pada saat terjadi or measure a disturbance or to begin to sense an
gangguan pada peralatan atau jaringan listrik abnormality in an equipment or part of the
dari gangguan arus lebih dan arus hubung electrical power system and to immediately open

singkat tiga fasa, dua fasa dan fasa ke tanah. the circuit breaker to separate the affected
equipment or part of the system. Based on the
Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan
construction, there are electro-mechanical
nilai setting relay over current yang tepat pada
relays and solid state relays (static relays).
saluran transmisi GI Tomohon sampai GI
Electro-mechanical relays consist of an
Teling setting relay arus lebih yang terpasang
electrical circuit that drives a magnetic I. PENDAHULUAN
induction mechanism which ultimately has to
Di zaman perkembangan teknologi saat ini,
open the power breaker (PMT) by closing the
kecenderungan masyarakat untuk memanfaatkan
trip coil current providing contacts of the PMT.
energi listrik dalam kehidupan sehari-hari terus
Overcurrent relay is a safety device that is used
meningkat. Hal ini disebabkan karena semakin
to protect when there is a fault in the equipment
banyak aktivitas manusia yang memerlukan
or electrical network from overcurrent and short
energi listrik, misalnya untuk keperluan industri,
circuit currents of three-phase, two-phase and
rumah tangga, telekomunikasi, dan lain
phase to ground.
sebagainya. Kontinyuitas penyaluran tenaga
This research is intended to determine the
listrik yang baik merupakan dambaan setiap
correct over current relay setting value on the
konsumen listrik. Dalam hal ini PT. PLN sebagai
Tomohon GI to GI Teling transmission line over
perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang
current relay settings installed at the Teling
ketenagalistrikan berusaha meningkatkan sistem
Substation with Iset = 2.5 amperes with a setting
tenaga listrik yang sudah ada dan menghimpun
time value of 0.407 seconds while the Tomohon
seluruh potensi yang dimiliki, sehingga sangat
Substation with Iset = 3.5 amperes with a time
diharapkan mampu mengatasi segala kebutuhan
setting value of 0.807 seconds, so what if there
masyarakat akan energi listrik yang memadai,
is a disturbance at the farthest point of the ear
aman, handal, dan kontinyu.
station then the pmt installed on the ear station
Akan tetapi pada kenyataannya penyaluran
will work with a time setting of 0.407 seconds
tenaga listrik yang sampai pada konsumen
while the backup will be the pmt installed on the
tidaklah selalu lancar dan mudah, selalu ada
Tomohon substation with the time setting 0.807
kemungkinan terjadi gangguan yang
seconds.
menyebabkan pemadaman yang sangat tidak
Key words: Overcurrent relay, short circuit
diharapkan oleh para konsumen. Namun demi
interference, current setting, time setting
keamanan dan keselamatan peralatan listrik
maupun manusia, pemadaman harus dilakukan.
Agar pemadaman tidak meluas, maka diperlukan
pengaman yang dapat memerintah pemutus
tenaga (PMT) untuk memisahkan bagian saluran
yang mengalami gangguan. Pengaman yang
banyak digunakan pada saluran transmisi adalah
Overcurrent relay.
Relai pengaman arus lebih dipasang pada C. Rele Proteksi (Protection Relay)
pembangkit dan gardu induk untuk
Relai proteksi adalah susunan peralatan yang
mengamankan saluran udara tenaga listrik.
direncanakan untuk dapat merasakan atau
Sistem tenaga listrik di Sulawesi Utara yang
mengukur adanya gangguan atau mulai
dinamakan “Sistem Minahasa” juga
merasakan adanya ketidaknormalan pada
menggunakan relai pengaman arus lebih. Dalam
peralatan atau bagian sistem tenaga listrik dan
pengoperasian Sistem Minahasa banyak juga
segera secara otomatis membuka pemutus tenaga
terjadi gangguan fasa-fasa dan fasa tanah, untuk
untuk memisahkan peralatan atau bagian dari
itu relai pengaman arus lebih akan bekerja lebih
sistem yang terganggu. Suatu rangkaian relai
selektif.
proteksi terdiri dari baterai, tranformator arus,
Dengan permasalahan tersebut penulis mencoba transformator tegangan, PMT, kumpuran trip,
untuk menganalisa setting relai arus lebih pada dan komponen atau jaringan yang akan di
suatu penyulang dengan menerapkan materi- proteksi. Berdasarkan konstruksinya terdapat
materi proteksi yang telah didapatkan didalam relai elektro mekanik dan relai solid state (static
perkuliahan untuk diterapkan. relay). Relai elektro mekanik terdiri dari

II. LANDASAN TEORI rangkaian listrik yang menggerakkan suatu


mekanisme induksi magnet yang pada akhirnya
A. Sistem Tenaga Listrik
harus membuka pemutus tenaga (PMT) dengan
Sistem tenaga listrik adalah suatu sistem jalan menutup kontak pemberi arus kumparan trip
penyaluran energi listrik dari pembangkit sampai dari PMT. Adapun relai solid state mempunyai
ke konsumen atau pengguna energi listrik konstruksi relai yang lebih ringkas dan juga
tersebut, dalam sistem tenaga listrik ini terbagi praktis tidak memerlukan banyak pemeliharaan
dalam beberapa bagian yaitu : Sistem jika dibandingkan dengan relai elektro mekanis.
Pembangkit Tenaga Listrik, Sistem Transmisi, Penggunaan mikroprosessor sebagai inti relai
Sistem Distribusi solid state.

B. Sistem proteksi tenaga listrik D. Rele arus Lebih

sistem tenaga listrik tidak lepas dari kondisi Arus lebih adalah arus yang melampai beban
gangguan yaitu gangguan internal maupun maksimum yang di bolehkan. arus lebih dapat di
eksternal. Gangguan internal merupakan pakai untuk mendeteksi adanya bebean lebih,
gangguan yang terjadi akibat kerusakan pada gangguan hubungan singkat 2 fasa, 3 fasa, dan
peralatan listrik itu sendiri, sedangkan gangguan hubungan singakat 1 fasa ke tahan dengan
eksternal berasal dari alam sekitar dan manusia, menggunakan relay arus lebih (Overcurrent
sehingga diperlukan suatu peralatan pengamanan Relay/OCR). Pengamanan sistem atau peralatan
terhadap arus lebih semacam ini di sebut sebagai lebih dengan karakteristik waktu tertentu
proteksi arus lebih. ataupun terkait dengan besarnya arus
yang melampauinya yaitu pada relai arus
1. Perhitungan impedansi saluran
lebih waktu terbalik. Disamping itu relai
Pada sistem tenaga listrik arus lebih diatas dilengkapi dengan relai
terdapat parameter yang digunakan arus lebih seketika. Dengan demikian
untuk menghitung atau mencari nilai pada penyetelan arus lebih ini perlu
dari impedansi(Z) saluran, yaitu nilai menyetel arus, waktu dan arus
resistansi(R) dan reaktansi (X) dimana seketikanya.
nilai dari reaktansi bisa didapat dari
parameter berikut ini :
Z = √𝑅2 + 𝑋𝐿 (Ω/km)  Penyetelan arus
Keterangan :
Sebuah jaringan radial
Z = impedansi (Ω)
SUTT diperlukan pengaman
R = resistansi (Ω)
ketika terjadi gaungguan hubung
XL = reaktansi (Ω)
singkat. Relai arus lebih salah
2. Perhitungan impedansi baru
satu pengaman jaringan
Untuk mengubah dari impedansi
terhubung pada PMT diperlukan
per-unit menurut suatu dasar yang
penyetelan yang handal agar
diberikan menjadi impedansi per-unit
supaya relai arus lebih ini dapat
menurut suatu dasar yang baru, dapat
bekerja dengan selektifitas.
dipakai persamaan berikut:
Diperlukan penyetelan waktu
𝐤𝐕𝐝𝐢𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐬𝐚𝐫
Z = Zdiberikan ( 𝐤𝐕𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐝𝐚𝐬𝐚𝐫 )𝟐 × time grading agar supaya relai
𝐌𝐕𝐀𝐛𝐚𝐫𝐮 bisa bekerja dengan baik.
( )
𝑴𝐕𝐀𝐝𝐢𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐬𝐚𝐫

Keterangan : Untuk menghitung arus


Zdiberikan = impedansi dasar (Ω) beban penuh kita perlu
kV = tegangan (V) menentukan MVAbase terlebih
MVA = daya (Mva) dahulu dan beban konsumen
3. Perhitungan arus lebih dan arus pada tiap saluran distribusi pada
gangguan gardu induk, kemudian
menggunakan rumus dibawah
Relai arus lebih mengandung relai arus
untuk menggunakan :
dan relai waktu, dimana relai waktu dapat
berdiri sendiri misalnya pada relai arus
𝑃 nilai arus yang besar. Untuk
Ifl = .
√3.𝑘𝑉
mendapatkan arus gangguan
hubung singkat tiga fasa pada
Keterangan :
jaringan listrik menggunakan
perhitungan dibawah ini :
Ifl = arus beban penuh (A)
𝑀𝑉𝐴𝑓
Isc3ø =
P = beban (MVA) √3.𝑘𝑉

kV = Tegangan jaringan (kV) Keterangan :

Isc3ø = arus hubung singkat tiga


fasa (A)
 Rumus untuk menghitung
MVAfault : MVAf = beban hubung singkat

Untuk mendapatkan kV = tegangan (kV)


besarnya nilai arus gangguan
hubung singakt pada gardu induk  Rumus perhitungan arus
sistem tenaga listrik ditulis
dalam MVA, maka digunakan gangguan dua fasa :
rumus dibawah ini : Pada sistem tenaga listrik
𝑀𝑉𝐴𝑏𝑎𝑠𝑒
terdapat gangguan hubung
MVAf = 𝑋𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 singkat yaitu antar fasa dan fasa
ke tanah. Gangguan antar fasa
Keterangan : dibawah ini merupakan
perhitungan gangguan dua fasa
MVAf= gangguan hubung singkat pada jaringan listrik.
beban Isc2ø = 0.866 . Isc3ø

MVAbase = beban yang ditentukan Keterangan :

Xtotal = reaktansi total Isc2ø = arus hubung singkat dua


fasa (A)

 Rumus perhitungan arus Isc3ø = arus hubung singkat tiga


gangguan tiga fasa : fasa (A)
Gangguan hubung singkat
yang terjadi pada sistem tenaga 4. Batas penyetelan arus minimum dan
listrik adalah gangguan antara maskimum relai arus lebih
fasa dan fasa ke tanah. Gangguan
hubung singkat antar fasa yaitu Dalam penyetelan suatu relai
gangguan tiga fasa dan dua fasa.
proteksi arus lebih diperlukan data-data
Gangguan tiga fasa merupakan
gangguan hubung singkat yang dan perhitungan dasar mengenai sistem
terjadi dengan mengakibatkan tenaga listrik. Langkah – langkah awal
yang dilakukan adalah menganalisa  Batas penyetelan arus
data - data suatu jaringan tempat relai maksimum
proteksi tersebut. Hasil dari analisa Perhitungan dibawah ini
yang didapatkan akan menjadi data merupakan batas penyetelan
arus maksimum
masukkan pada pethitungan setting
𝐼𝑠𝑐𝑚𝑖𝑛
relai proteksi tersebut. Proses akhir dari Ipp = 𝐾𝑠

perhitungan ini akan mendapatkan hasil


Keterangan :
dalam bentuk persamaan batas
penyetelan maksimum dan minimum Ipp = setingg arus

 Batas penyetelan arus minimum Iscmin : arus hubung singkat dua


fasa
Perhitungan ini bawah ini
merupakan batas penyetelan arus Ks : faktor sensitivitas (1,3 – 1,5)

minimum dari persamaan diatas mendapatkan perhitungan :

Adapun batas penyetelan arus untuk mendapatkan


pik up minimum adalah : Iscmin menggunakan rumus
𝐾𝑠 dibawah ini perhitungan
Ipp = 𝐼𝑓𝑙
𝐾𝑑
gangguan hubung singkat dua
Keterangan : fasa.

Ipp : Setting arus Ipp= Ks.Isc2ø

Ifl : Arus beban penuh Keterangan :

Ks : faktor keamanan (1,05 – 1,3) Ipp : setting arus

Kd : faktor arus kembali (0,7 – Ks : faktor keamanan dalam


0,95) hal ini Ks = 0.8

Isc2ø : arus gangguan dua fasa


pada pembangkitan
minimum di satu seksi
hilirinya.

Dari hasil – hasil batas


penyetelan minimum dan
maksimum akan dimasukkan
pada persamaan penyetelan rele I = arus masukan
arus lebih untuk gangguan fasa
Itap = nilai arus pickup
seperti dibawah ini :
A,B,p = konstanta
𝐾𝑠 𝐼𝑠𝑐𝑚𝑖𝑛
× 𝐼𝑓𝑙 < 𝐼𝑝𝑝 <
𝐾𝑑 𝐾𝑠 III. DATA TEKNIS PT.PLN
(PERSERO) UPT MANADO
Untuk menentukan arus setting
menggunakan persamaan Gardu induk TOMOHON terletak di
dibawah ini : JL.TOMOHON-TONDANO Kel. MATANI,
𝐼𝑓𝑙 𝐼𝑠𝑐𝑚𝑖𝑛 Kec. TOMOHON Tengah,Kota TOMOHON,
< 𝐼𝑝𝑠 < SULAWESI UTARA. GI TOMOHON berada
𝐶𝑇 𝐶𝑇
5. Penyetelan waktu kerja relai arus lebih pada feeder penyulang transmisi 150/70 KV dan
70/20 KV menyuplai daya sebesar 60 MVA dan
Untuk mendapatkan hasil 10 MVA
penyetelan waktu kerja terdapat dua Gambar 3.1 Single line diagram GI TOMOHON
bagian yaitu melalui perhitungan
berdasarkan rumus IEEE yang terdapat
pada instruksi manual general electric
F650 dan setelah mendapatkan
hasilnya dijumlahkan dengan
menggunakan cara penyetelan waktu
kerja relai.

 Rumus perhitungan waktu berdasarkan


IEEE general electric F650

Dalam standar waktu IEEE dipilih


karakteristik kurva very inverse,
dibawah ini adalah rumus tersebut.

A
t = dial × [ I p
+ B]
( ) −1
Itap

Keterangan :

t = waktu kerja dalam


detik

dial = multiplier setting


1. Data-data teknis
Didalam penelitian ini yang akan
dianalisa adalah relai arus lebih
terutama bagaimana mensetting
(penyetelan) arus dan waktu dari relai
arus lebih. Adapun data-data yang akan
menunjang dalam perhitungan dan
analisa penelitian ini ada pada
penyetelan berikut.
Data teknis generator PLTP LAHENDONG
Table 3.2
PLTP DAYA TEGA REAK
LAHEN TERPA NGAN TANSI
DONG SANG
UNIT 1 20 MW 11 KV 13,5
(%)
UNIT 2 20 MW 11 KV 13,5
(%)
UNIT 3 20 MW 11 KV 13,5
(%)
UNIT 4 20 MW 11 KV 13,5
(%)

mengunakan penghantar Data teknis saluran


transmisi ACSR 240𝑚𝑚 2 KHA : 600A
Table 3.3
Gambar 3.4 Data teknis transmisi UPT IV. Setting relai arus lebih pada jaringan
MANADO tarnsmisi GI TOMOHON– GI
TELING pada sistem minahasa
1. Perhitungan impedansi
Perhitungan impedansi pada
jaringan transmisi gi tomohon – gi
teling serta dengan impedansi
jaringan transmis pada PLTP
LAHENDONG – GI TOMOHON di
hitung menggunakan persamaan di
atas dengan menentukan base
terlebih dahulu. Base yang di pilih
adalah pada sisi transformator daya
pada GARDU INDUK TOMOHON
20 MVA, teganagn 70 kv.

Perhitungan impedansi jarinagn menggunakan


data berdasarkan table di atas perhitungan di
bawah ini meliputi impedansi jaringan dan
impedansi jaringan per-unit (p.u), maka
perhitungan impedansi jaringan sebagai berikut :

 erhitungan impedansi jaringan transmisi


PLTP LAHENDONG – GI TOMOHON

𝑍 = √0,1183 + 0,38772 (Ω/km) x 7,694 km

𝑍 = √0,18399489 + 0,15031129 (Ω/km) x


7,694 km

Z = 0,4053 (Ω/km) x 7,694 km

Z = 3,11Ω
 Perhitungan impedansi baru jaringan 2. Setting Relay overccurent (penyetelan arus
transmisi PLTP LAHENDONG – GI lebih)
TOMOHON
Untuk mensetting relay arus lebih di bagi dua
70 2 20
Z = 3,11 (70) x (25) perhitungan yaitu:

Z = 3,11 x (0,8) Setting arus dan setting waktu, dimana untuk


setting arus maka pembangkit akan bekerja
Z = 2,48 p.u
maksimum dan ganguan pada titik yang terjauh
 Perhitungan impedansi jaringan dari jaringan yang di amati sedangkan untuk
transmisi GI TOMOHON – GI TELING setting waktunya maka pembangkit bekerja
minimum dan gangguan pada titik terdekat
𝑍 = √0,1183 + 0,38772 (Ω/km) x 17 km
a. Perhitungan setting arus lebih GI TELING
𝑍 = √0,18399489 + 0,15031129 (Ω/km) x
17 km

Z = 0,4053 (Ω/km) x 17 km

Z = 6,89 Ω

 Perhitungan impedansi baru jaringan


transmisi GI TOMOHON – GI TELING

70 2 20
Z = 6,89 (70) x (25)

Z= 6,89 x (0,8)

Z= 5,51 p.u

Gambar rangkain 4.1

Berdasrkan data yang di peroleh maka di buat


diagram gambar rangkain dari GI Teling –
GITomohon.
GI teling dengan mengangap rangkain ada pada b. Setting waktu
ujung saluran maka di peroleh:
Tabel 4.1
 Arus ganguan pada beban penuh :
Data teknis konstanta relai General Electric
20 𝑥 106 20.000.000
IFL = √3𝑥70𝑥103 = 121.243
= 164.95 𝐴 F650

Zeq = 13.5 %+2,48%+5,51% = 21.49% Bentuk Nam A B C

20 20
kurva a
 MVAfault = 21.49%
= 0,2149
=
IEEE
93,066𝑀𝑉𝐴 IEEE IEEE 28,2 0,121 2,000
 Menghitung arus ganguan 3Ø = Extremel Ext 7 0
93,066 93,066𝑥106 93,066.00
= = = y inverse inv
√3𝑥 70 𝑥103 √3𝑥 70 𝑥103 121.243
IEEE IEEE 19,61 0,491 2,000
767,598 A
Very Very 0
 Menghitung arus ganguan 2Ø = 0,866 x
inverse inv
767,598 = 664,739 A
IEEE IEEE 0,051 0,114 0,020
 Penyetelan arus minimum dan
inverse Mod 5 0 0
maksimum relay arus lebih dengan
inv
menggunakan persamaan (2.11 ) di
Setting waktu relai pada teling dan gi tomohon
peroleh
1,2 664,739 menggunakan karakteristik IEEE Ext inverse
Ipp = 0,8
(164 .95) < Ipp < 1.5
 Perhitungan setting waktu relai
664,739
1.5 (164,95) < Ipp < 1.5 berdasrkan IEEE Ext inverse

247,42 < Ipp < 477.60 GARDU INDUK TELING

247.42 443,159 Dial =1


Ips = < Ips < =
200/1 200/1

1.23 < Ips < 2.21 28.2


T = 1x [ 206.195 2 + 0.1217]
( )
1.5 −1
Hasil perhitungan mendapat setting arus dengan
nilai 1.23 < Ips < 2.21 maka di tentukan 2,5 28.2
T = 1x [ + 0.1217]
(137.465) 2
sebagai nilai setting arus untuk relai arus lebih −1

pada GI TELING.
28.2
T = 1x [ + 0.1217]
(18896.62) 2
−1

T = 1x [0.00149233 + 0.1217]
T = 1x [0.12319233] c. Hasil dan analisa perhitungan relai arus lebih

T = 0.123 mendekati 0.407 pada dial 1 Table 4.2

Jadi jika menggunakan setting waktu 0.407 detik Hasil perhitungan impedansi saluran
untuk gardu induk teling

 Penyetelan waktu kerja relai satu


seksi di hulunya

Waktu yang didapat pada gardu induk teling


digunakan pada metode ini yaitu menjumlahkan
hasil tersebut dengan ∆t = 0,3 – 0,5 yang akan
ditentukan. ∆t yang akan digunakan adalah 0,4
untuk gardu induk yang selanjutnya

 GARDU INDUK TOMOHON  Hasil perhitungan setting arus relai

Hasil penjumlahan waktu GARDU INDUK arus lebih

TOMOHON dan ∆t mendapatkan TB = TA + ∆t Setelah melakukan perhitungan maka didapatkan


= 0,407 + 0,4 = 0,807 detik jadi kita hasil setting relai arus lebih setiap gardu induk.
menggunakan setting waktu 0,807detik untuk
Tabel 4.3
GARDU INDUK TOMOHON
Hasil perhitungan setting arus

Gardu Induk Arus Arus Iset


Gangguan Gangguan (A)
3 fasa (A) 2 fasa (A)
GI TELING 767,598 664,739 2,5
GI 1.032,274 893,949 3,5
TOMOHON
 Hasil perhitungan setting waktu arus V. KESIMPULAN DAN SARAN
lebih
a. kesimpulan
Pada table di bawah ini merupakan hasil
setting waktu untuk setiap gardu induk. Setelah melakukan penelitian dan perhitungan
Table 4.4
rele arus lebih pada jaringan transmisi gi
Hasil perhitungan setting waktu
tomohon-gi teling dapat di simpulkan bahwah
Gardu Induk Waktu (detik)
hasil perhitungan setting rele arus lebih di peroleh
GI TELING 0.407
kesimpulan sebagai berikut :
GI TOMOHON 0,807
GARDU INDUK TELING mendapat Iset = 2,5
ampere dengan nilai setting waktu 0,407 detik
Dari hasil perhitungan di atas dapat di peroleh
relai arus lebih yang terpasang pada jaringan GARDU INDUK TOMOHON mendapat Iset =
transmisi gi tomohon - gi teling. Jika terjadi 3.5 ampere dengan nilai setting waktu 0,807 detik
ganguan pada ujung jaringan transmisi gi teling
Dengan demikain dapat di ketahui stting arus dan
maka relai arus lebih yang terpasang pada PMT
waktu relai tidak akan sama dari hulu ke hilir agar
bus gi teling akan bekerja pada setting waktu
rele tidak bekerja secar bersamaan melainkan
0,407 detik dengan setting arus2,5 ampere dan
berurutan satu sama lainnya agar dapat
yang menjadi backup adalah relai arus lebih yang
terkordinasi dengan baik sehingga ganguan dapat
terpasang pada PMT bus gi tomohon dengan
di atasi dengan cepat.
setting waktu 0,807 dengan setting arus 3,5
ampere. b. Saran

Dari hasil pembahasan di atas dapat di ketahui Hasil dari penelitian ini bisa menjadi refrensi dan
semakin jauh letak relai arus lebih dari pertimbangan untuk setting relai arus lebih
pembangkit, setting waktu dan arus harus lebih dengan kondisi seperti ini.
kecil dari pada setting relai di belakangnya agar
terkordinasi dengan baik dan saat terjadi
gangguan akan bekerja lebih dahulu sehingga
gangguan akan di atasi dengan cepat.
KUTIPAN
Jeferson R.F.Roya – Study Setting Relay
Overcurrent Pada GI Tomohon
1. P.M., Anderson, Power System
Protection, McGraw-Hill, USA, 1998 Jeferson R.F.Roya lahir di
Tomohon,13 November 1996.
2. Bonar pandjaitan proteksi system tenaga Pada tahun 2015 memulai
listrik (yogyakarta: Andi 2012)hal 67- pendidikan di Fakultas
114 Teknik Universitas Sam
Ratulangi Manado di Jurusan
3. Gonen T, Electric Power Distribution Teknik Elektro, pada tahun
System Engineering, Mc Graw Hill, Inc, 2017 mengambil minat
Teknik Tenaga Listrik. Dalam
1986
menempuh pendidikan penulis juga pernah
4. Cekdin, C., & Barlian, T. (2013). melaksanakan kerja praktek yang bertempat di
Transmisi Daya Listrik. Yogyakarta: PLTP Lahendong unit 1,2,3,4 pada bulan juni tahun
2018 sampai selesai dan pada bulan januari tahun
ANDI. 2021 telah menyelesaikan pendidikan di Fakultas
5. Sunil S.Rao, Switchgear and Protection, Teknik Elektro universitas Sam Ratulangi Manado,
dengan minat penelitian adalah tentang Study
Khana Publisher, New Delhi, 1982
Setting Relay Overcurrent pada GI Tomohon.
6. Guntoro, H., Syamsudin, R., Anggara, G.
P., & Kelvin, I. (2010, 2 12).
Karakteristik Overcurrent Relay, Pola
Proteksi dan Overcurrent Relay.
Retrieved 2019, from Ensiklopedia
Listrik
7. Alstom Transmision and Distribution
Protection and Control,Protective Relay
Application Guid 3rd Edition,1987,
8. W. D. Stevenson, Jr., Analisa Sistem
Tenaga Listrik. Edisi keempat, penerbit
Erlangga Jakarta, 1994
9. PT. PLN (Persero) PUSDIKLAT, 2009.
Dasar-Dasar Sistem Proteksi T.T.
10. Djiteng Marsudi, 2005. Pembangkitan
Energi Listrik. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai