Anda di halaman 1dari 53

Cegah dan Pahami

Kekerasan Seksual
di Sekolah!
Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Tema: Bangunlah Jiwa dan Raganya - SD (Fase C)
Oleh: Sari Trisnaningsih

Modul projek ini dibuat lebih rinci, memuat tambahan-tambahan komponen serta keterangan, dengan tujuan sebagai bahan belajar guru.
Relevansi Projek Ini Bagi Sekolah dan Semua Guru Mata Pelajaran

Murid-murid saat ini tumbuh di dunia yang semakin kompleks yang menghadirkan banyak hal positif dan peluang, tetapi juga tantangan
dan risiko. Salah satunya adalahkekerasan seksual yang tetap menjadi bagian yang tidak menguntungkan yang mempengaruhi
pengalaman pendidikan jutaan murid, baik laki-laki maupun perempuan.

Pada tahun 2021, data kekerasan nasional yang tercatat oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia mencapai 25.210 kasus, dimana hampir 50% diantaranya merupakan kekerasan seksual. Selain itu, hasil asesmen nasional
yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi juga menemukan bahwa tingginya potensi insiden
kekerasan seksual di satuan pendidikan memerlukan perhatian khusus.

Oleh karena itu, sudah waktunya untuk menyoroti masalah kekerasan seksual dengan cara memberikan tantangan kepada para guru
untuk mengatasi masalah kekerasan seksual yang berkelanjutan di sekolah.

Melalui projek ini, sekolah dapat memfasilitasi dan mengasah keterampilan murid-murid sebagai generasi muda dalam memahami apa
itu kekerasan seksual bagaimana meminimalkan risiko terjadinya kekerasan seksual dan apa yang harus dilakukan ketika hal itu terjadi
atau diduga telah terjadi.
Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian

Projek “Cegah dan Pahami Kekerasan Seksual di Sekolah” dalam tema “Bangunlah Jiwa dan Raganya” memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada murid
tentang kekerasan seksual sebagai upaya mengurangi kejadian kekerasan seksual, mendorong murid yang mengalami kekerasan seksual untuk mendapatkan
bantuan dengan melaporkan kepada orang dewasa, mempromosikan perilaku hormat dengan teman sebaya dan membantu teman yang mengalami kekerasan
seksual.

Melalui projek “Cegah dan Pahami Kekerasan Seksual di Sekolah” ini, murid akan diajak untuk merancang kampanye yang berfokus untuk mencegah dan
menghadapi kekerasan seksual di sekolah. Murid akan diajak untuk melakukan projek beberapa tahapan projek seperti tahap pengenalan, tahap
kontekstualisasi, tahap aksi, dan tahap refleksi dan tindak lanjut. Pertama, murid akan diajak untuk memulai projek dengan tahap pengenalan untuk
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kekerasan seksual serta perilaku-perilaku yang menjurus pada kekerasan seksual. Selanjutnya adalah
tahap kontekstualisasi, dimana secara khusus murid akan diajak untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk kekerasan seksual serta potensi korban dan pelaku
kekerasan seksual. Selain itu, murid akan diberikan pemahaman mengenai perilaku hormat terhadap batasan masing-masing individu dan membantu teman
yang mengalami kekerasan seksual. Dalam tahap aksi, murid akan fokus pada aktivitas untuk mencari referensi dan data secara mandiri terkait upaya
mencegah dan menghadapi kekerasan seksual di sekolah. Selanjutnya murid dapat tuangkan ke dalam rancangan kampanye mereka. Tahap refleksi & tindak
lanjut akan menampilkan hasil kerja murid selama projek ini dan akan dipublikasikan. Kemudian di akhir pelaksanaan projek, murid juga akan diajak untuk
mengevaluasi aksi yang sudah dilakukan agar dapat membuatnya menjadi lebih berkelanjutan.

Melalui projek ini, murid diharapkan akan mengembangkan tiga dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu bergotong-royong, bernalar kritis dan kreatif.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Memulai Projek

Latar belakang yang kuat dalam pengetahuan dan pemahaman tentang kekerasan seksual serta pencegahan kekerasan dapat membantu meningkatkan
kenyamanan guru dalam membicarakan masalah ini kepada murid. Namun, guru perlu memiliki dan kemudian menunjukkan rasa nyaman dan aman dalam menyikapi
masalah tersebut. Seringkali, murid dapat merasakan ketidaknyamanan atau rasa malu, yang dapat membuat suasana kelas menjadi kaku dan menghambat
pertumbuhan dan pembelajaran. Ini dapat membantu menciptakan suasana iklim santai di kelas, yang akan memudahkan untuk memfasilitasi pembelajaran
dengan tema ini.

Selain itu, guru perlu mengingat untuk berperilaku:


● Hindari melakukan konfrontasi secara langsung, misalnya guru terlalu menunjukkan sikap agresif.
● Selalu bersikap netral dengan tidak memihak.
● Selalu tetap tenang, menggunakan suara yang menenangkan dan tenang.
● Cobalah untuk tidak menarik perhatian negatif kepada seorang murid di depan seluruh kelas, terutama ketika murid menceritakan masalah pribadi untuk
menjaga privasi dan kerahasiaan.
● Diskusikan beberapa aturan yang harus dipatuhi itu di setiap kelas.
● Pelajari beberapa modul terkait kekerasan seksual seperti pada folder berikut ini, https://tinyurl.com/ReferensiKekerasanSeksual

Kekerasan seksual dapat dan memang terjadi di antara teman sebaya. Sangat penting untuk sadar dan siap merespon murid yang mengalami kekerasan seksual
dalam hidupnya. Guru harus menyadari bahwa kekerasan seksual dapat terjadi pada siapa saja. Kekerasan seksual bisa terjadi antara laki-laki ke laki-laki,
perempuan ke laki-laki, laki-laki ke perempuan atau perempuan ke perempuan, sehingga perlu membawa konteks ini dalam pembelajaran, misalnya dengan
memberikan contoh-contoh yang beriimbang. Guru juga perlu menghindari perilaku tidak pantas untuk mendorong murid untuk membicarakan masalah pribadi
yang intim di kelas.

Guru dan satuan pendidikan dapat menjadikan panduan ini sebagai acuan, dimana guru dan satuan pendidikan juga memiliki kebebasan untuk melakukan
modifikasi menyesuaikan dengan kebutuhannya. Misalnya, guru dan satuan pendidikan dapat menyesuaikan jumlah aktivitas atau alokasi waktu sesuai dengan
kebutuhan murid dan kalender akademik. Selain itu, tahapan aktivitas dan materi di dalamnya, juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan guru dan satuan
pendidikan. Guru diharapkan untuk selalu menyarankan murid untuk mengumpulkan dan menyimpan setiap hasil kerja dalam satu kesatuan agar bisa digunakan
sebagai referensi yang membantu proses pembelajaran di setiap tahapan. Selain itu, juga bisa digunakan sebagai portofolio pembelajaran murid yang dapat
membantu guru dalam melakukan asesmen, baik formatif maupun sumatif.

Satuan pendidikan dan seluruh warga di dalamnya diharapkan selalu berkomitmen untuk berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan projek ini. Kemudian satuan
pendidikan juga diharapkan berperan aktif untuk memfasilitasi jalannya projek.
Tahapan dalam Projek

Tahapan Refleksi &


Tahap Pengenalan Tahapan Kontekstualisasi Tahapan Aksi
Tindak Lanjuti

Apa saja ya bentuk Kampanye Cegah


1 Apa itu kekerasan 4 8 Riset Mandiri #1 12
kekerasan seksual? (2JP) Stop Kekerasan Seksual di Kekerasan Seksual di
seksual? (2JP)
Sekolah! (6JP) Sekolah. (4JP)

Kekerasan Seksual Waspada! Kekerasan Seksual


2 5 Riset Mandiri #2 13 Evaluasi Kegiatan (3JP)
di sekitar kita (2JP) bisa terjadi kepada siapapun 9
Hadapi Kekerasan Seksual (6JP)
lho! (2JP)

Kekerasan Seksual, Ayo Tanyakan pada


3 6 Apa yang kamu rasakan? 10
bukan ya? (2JP) Ahlinya! (4JP)
(2JP)

7 Desain Kampanye
Stop..Jangan melewati 11
Terbaikmu! (4JP)
garis pembatas ya! (2JP)
Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila

Target Pencapaian di Akhir Fase C


Dimensi Sub-Elemen Elemen (SD ) Aktivitas Terkait

Bergotong - Tanggap terhadap Kepedulian Tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan 1,2,3,4,5,6,7,8,8,10,11,12,13
royong lingkungan sosial tuntutan peran sosialnya dan menjaga keselarasan
dalam berelasi dengan orang lain.

Bernalar Kritis Mengidentifikasi, Memperoleh dan Mengumpulkan, mengklasifikasikan, membandingkan, 1,2,3,4,5,6,7,8,8,10,11,12,13


mengklarifikasi, dan memproses dan memilih informasi dari berbagai sumber, serta
mengolah informasi dan informasi dan memperjelas informasi dengan bimbingan orang
gagasan gagasan dewasa.

Kreatif Menghasilkan Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau 1,2,3,4,5,6,7,8,8,10,11,12,13


karya dan perasaannya sesuai dengan minat dan kesukaannya
tindakan yang dalam bentuk karya dan/atau tindakan serta
orisinal mengapresiasi dan mengkritik karya dan tindakan yang
dihasilkan
Perkembangan Sub-elemen Antarfase

Sub-Elemen Mulai Berkembang Berkembang Mahir Sangat Mahir

Tanggap terhadap Peka dan mengapresiasi Peka dan mengapresiasi Tanggap terhadap lingkungan Tanggap terhadap lingkungan
lingkungan sosial orang-orang di lingkungan sekitar, orang-orang di lingkungan sekitar, sosial sesuai dengan tuntutan sosial sesuai dengan tuntutan
kemudian melakukan tindakan kemudian melakukan tindakan peran sosialnya dan menjaga peran sosialnya dan
sederhana untuk untuk menjaga keselarasan dalam keselarasan dalam berelasi berkontribusi sesuai dengan
mengungkapkannya. berelasi dengan orang lain dengan orang lain. kebutuhan masyarakat.

Mengidentifikasi, Mengidentifikasi dan mengolah Mengumpulkan, Mengumpulkan, Mengidentifikasi, mengklarifikasi,


mengklarifikasi, dan informasi dan gagasan mengklasifikasikan, mengklasifikasikan, dan menganalisis informasi yang
mengolah informasi membandingkan dan memilih membandingkan, dan memilih relevan serta memprioritaskan
informasi dan gagasan dari informasi dari berbagai sumber, beberapa gagasan tertentu.
dan gagasan
berbagai sumber. serta memperjelas informasi
dengan bimbingan orang
dewasa.

Menghasilkan karya Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan
dan tindakan yang mengekspresikan pikiran dan/atau mengekspresikan pikiran mengekspresikan pikiran mengekspresikan pikiran
orisinal perasaannya dalam bentuk karya dan/atau perasaannya sesuai dan/atau perasaannya sesuai dan/atau perasaannya sesuai
dan/atau tindakan serta dengan minat dan kesukaannya dengan minat dan kesukaannya dengan minat dan kesukaannya
mengapresiasi karya dan tindakan dalam bentuk karya dan/atau dalam bentuk karya dan/atau dalam bentuk karya dan/atau
yang dihasilkan tindakan serta mengapresiasi tindakan serta mengapresiasi tindakan serta mengapresiasi,
karya dan tindakan yang dan mengkritik karya dan mengkritik, dan mengevaluasi
dihasilkan tindakan yang dihasilkan karya dan tindakan yang
dihasilkan serta mempertimban
kan dampaknya bagi orang lain
Rangkaian Aktivitas
Mulai
Tahap Pengenalan 1 Apa itu kekerasan seksual?

2 Kekerasan Seksual
di sekitar kita

3 Kekerasan Seksual, bukan ya?


2
3
Aktivitas 1 Pembukaan:
● Guru menjelaskan tema, topik dan tujuan dari projek yang akan dilaksanakan selama beberapa minggu
Apa itu kekerasan ke depan.
seksual? ● Guru bersama dengan murid membuat kesepakatan belajar termasuk tugas-tugas yang akan
dilaksanakan dan proses belajar yang akan dilakukan, dan hal-hal yang berhubungan dengan persiapan
pelaksanaan projek, sehingga murid dapat memiliki gambaran secara utuh dan dapat terlibat secara
aktif dalam aktivitas yang akan dilakukan pada projek.

Tujuan: ● Guru memberikan pre-test untuk mendapatkan gambaran tentang pengetahuan awal murid.
Pelaksanaan:
● Memahami definisi
● Guru melakukan diskusi terbuka dengan melemparkan pertanyaan pemantik kepada murid
kekerasan seksual apakah mereka pernah mendengar kata “kekerasan”.
● Guru menuliskan ide utama dari jawaban-jawaban murid di papan tulis/ papan tulis virtual.
Setelah itu guru menampilkan definisi “kekerasan” dengan menggaris bawahi kata-kata kunci
Durasi: 2JP yang ada didefinisi yang ditampilkan.
● Kemudian, guru mengajak murid untuk berdiskusi mengenai apa itu kekerasan seksual, serta
contoh-contoh kekerasan seksual.
● Guru meminta beberapa murid untuk menyampaikan pendapatnya.
Bahan: ● Guru mengelaborasikan jawaban-jawaban yang komprehensif sehingga murid mendapatkan
Alat tulis; lembar kerja pemahaman tentang apa itu kekerasan seksual dan bentuk-bentuk dari tindakan tersebut.
Penutup
● Guru meminta beberapa murid untuk menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan.
Berikut merupakan
contoh format yang
dapat digunakan untuk
diskusi. Format ini
menggunakan media
pencatat diskusi seperti
Google Jamboard
(daring) atau papan
tulis (luring) dengan
memakai kertas
flipchart/ kertas tempel
(sticky note)
Berikut merupakan
contoh format yang
dapat digunakan untuk Mulai berkembang Sudah berkembang Mahir Sangat Mahir

rubrik penilaian
asesmen awal Pengetahuan tentang
Kekerasan Seksual
Pengetahuan masih
berupa curah
Pengetahuan masih
berupa informasi yang
Pengetahuan berupa
informasi yang relevan
Pengetahuan berupa
informasi yang
pembelajaran. pendapat dan
informasi yang belum
sedikit relevan tetapi
masih belum
dan akurat serta
sudah tersusun
relevan, akurat , dan
tersusun secara
akurat dan belum beraturan dengan jelas dan beraturan serta telah
beraturan beraturan memiliki gagasan-
gagasan baru

Pengetahuan tentang Pengetahuan di Pengetahuan di Pengetahuan di Pengetahuan di


Kekerasan Seksual lingkungan sekitar lingkungan sekitar lingkungan sekitar lingkungan sekitar
di lingkungan sekitar berupa curah masih berupa berupa informasi yang berupa informasi yang
pendapat dan informasi yang sedikit relevan dan akurat relevan, akurat , dan
informasi yang belum relevan tetapi masih serta sudah tersusun tersusun secara
akurat dan belum belum beraturan dengan jelas dan beraturan serta telah
beraturan beraturan memiliki
gagasan-gagasan
baru
Aktivitas 2 Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan
Kekerasan Seksual sebelumnya, dan kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
pada Anak-Anak ● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan:
● Guru memutarkan video pembelajaran yang membahas mengenai kekerasan seksual, atau
guru dapat memutarkan video pembelajaran sesuai kebutuhan. Setelah video pembelajaran
Tujuan: selesai diputar, guru dapat mengajak murid untuk menulis refleksi pembelajaran berdasarkan
● Meningkatkan pemahaman pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan (terlampir).
mengenai kekerasan seksual ● Guru meminta beberapa murid untuk menyampaikan hasil refleksinya di depan kelas dan
meminta murid lainnya untuk memberikan tanggapannya.
Penutup
Durasi: 2JP ● Guru mengajak murid-murid untuk menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah
dilakukan.

Bahan: ● Guru mengumpulkan hasil refleksi murid-murid sebagai acuan guru untuk rancangan kegiatan
berikutnya.
Video pembelajaran mengenai
kekerasan seksual, khususnya pada
anak-anak. Misalnya:
https://www.youtube.com/watch?v
=NiE6vRQQz7U
Berikut merupakan
contoh pertanyaan
yang dapat digunakan
untuk refleksi. Format
ini menggunakan pdf
atau google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
Aktivitas 3 Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya, dan kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
Kekerasan Seksual,
Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
bukan ya? ●
Pelaksanaan:
● Guru membagi murid-murid ke dalam kelompok kecil untuk melakukan diskusi.
● Guru membagikan tiga kartu kepada setiap kelompok: merah, kuning, dan hijau.
Tujuan:
● Guru menyediakan beberapa skenario (dapat dibacakan guru di depan kelas atau dapat ditampilkan
● Mengidentifikasi perilaku melalui proyektor atau dapat dibagikan melalui selembaran).
kekerasan seksual ● Guru meminta murid untuk memilih situasi yang dijelaskan dalam setiap skenario menggunakan kartu
yang sudah diberikan, misalnya:
○ Kekerasan seksual = kartu merah
Durasi: 2JP
○ Tindakan kekerasan (bentuk lainnya) = kartu kuning
○ Hormat = kartu hijau
Bahan: ● Untuk setiap skenario, guru meminta murid untuk menjelaskan mengapa mereka memilih kartu tersebut
Lembar kerja; ke dalam lembar kerja yang diberikan (terlampir).
Kartu berwarna merah, kuning & Penutup
hijau; Skenario cerita. ● Guru mengajak murid-murid untuk menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan.
● Guru mengumpulkan hasil refleksi murid-murid sebagai acuan guru untuk rancangan kegiatan
berikutnya.
Berikut merupakan
contoh format lembar
kerja kelompok yang
dapat digunakan untuk
kegiatan ini. Format ini
menggunakan pdf atau
google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
Skenario #1
Berikut merupakan Cita dan Shana pergi ke pesta ulang tahun Monica di akhir
Pembahasan:
pekan. Ketika mereka kembali ke sekolah pada hari Senin,
contoh skenario yang mereka menyebarkan desas-desus kepada semua orang
Desas-desus yang Cita dan Shana
ceritakan tentang Monica bersifat seksual
dapat digunakan. bahwa Monica mencium tiga anak laki-laki yang berbeda di
pestanya.
karena mereka sedang berbicara tentang
Skenario ini dapat anak laki-lakinya yang berciuman.
Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa
diberikan kepada tidak?
murid menggunakan
pdf atau google doc/
slides (luring) dengan
memakai kertas Skenario #2
Ana adalah salah satu atlet terbaik di kelas 5. Tapi ketika
lembar kerja. dia bermain sepak bola, beberapa anak laki-laki menggoda Pembahasan:
tentang bentuk dadanya. Ana merasa semua orang pasti Komentarnya bersifat seksual karena
menatap dan menertawakannya dan dia tidak ingin laki-laki sedang berbicara tentang area
berolahraga lagi. pribadi tubuh Ana.

Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa


tidak?

(1/4)
Skenario #3
Berikut merupakan Tio dan Jaka berada di kelas sains menggambar gambar
Pembahasan:
seksual dan tertawa. Alika merasa tidak nyaman dan
contoh skenario yang meminta mereka untuk berhenti. Namun, anak laki-laki
Gambar-gambar tersebut dianggap
sebagai kekerasan seksual karena bersifat
dapat digunakan. terus menggambar gambar organ intim dan tulis nama
Alika di bawahnya.
seksual dan membuat Alika merasa tidak
Skenario ini dapat nyaman.
Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa
diberikan kepada tidak?
murid menggunakan
pdf atau google doc/
slides (luring) dengan
memakai kertas Skenario #4
lembar kerja. Suatu hari di sekolah, Tania sedang menggunakan kamar Pembahasan:
mandi. Ketika dia keluar dari toilet, dia melihat 3 gadis Grafiti dianggap kekerasan seksual karena
berlari keluar dari kamar mandi, tertawa. Tania melihat komentarnya bersifat seksual.3
bahwa seseorang telah menulis komentar seksual tentang
dia di dinding kamar mandi.

Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa


tidak?

(2/4)
Skenario #5
Berikut merupakan Brian naik bus ke sekolah bersama teman-temannya.
Pembahasan:
Mereka semua tertawa dan bercanda, saling dorong dan
contoh skenario yang dorong. Brian turun dari bus dan mulai berjalan ke sekolah
Menarik ke bawah celana Brian adalah
kekerasan seksual karena melibatkan
dapat digunakan. ketika murid lain muncul di belakangnya dan menarik
celananya ke bawah.
menyentuh dan mengekspos area pribadi
Skenario ini dapat tubuh Brian.
Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa
diberikan kepada tidak?
murid menggunakan
pdf atau google doc/
slides (luring) dengan
memakai kertas Skenario #6
lembar kerja. Sindy menyukai Rio, seorang anak laki-laki di kelasnya. Pembahasan:
Setiap kali Sindy melihat Rio di kantin, dia berlari ke Sindy memberi Rio pelukan dan ciuman
dia dan memberinya pelukan dan ciuman. Rio telah yang tidak diinginkan Itu adalah
meminta Sindy untuk berhenti tetapi dia tidak kekerasan seksual karena Rio telah
mendengarkan. meminta Sindy untuk berhenti dan dia
tidak mendengarkan.
Apakah itu kekerasa seksual? Mengapa atau mengapa
tidak?

(3/4) Referensi skenario:


Pennsylvania Coalition Against Rape (PCAR). 2009. Sexual Harassment Prevention in the Schools: A Facilitator’s Manual and Curriculum
for Grades 1 through 12.
Skenario #7 Pembahasan:
Menarik tali baju sebenarnya melibatkan
Cita dan Lia serta beberapa murid perempuan sedang menyentuh dan mengekspos area pribadi
tubuh, dan tindakan ini akan termasuk
Berikut merupakan berganti pakaian di toilet setelah berolahraga. Pakaian
dalam mereka terlihat membekas dari luar pakaian karena dalam kekerasan seksual jika salah satu
contoh skenario yang berkeringat. Cita kemudian menarik tali baju dalam Lia dari individu yang terlibat ada yang merasa
belakang dan melepaskannya dengan cepat. Lia tersentak, tidak nyaman Oleh karena itu, yang
dapat digunakan. lalu dengan sigap membalas hal yang sama kepada Cita. dilakukan Cita dan Lia belum termasuk
Skenario ini dapat Teman-teman lain juga saling melakukan hal serupa dan dalam kekerasan seksual karena dilakukan
tertawa. dalam bentuk candaan dan keduanya
diberikan kepada saling membalas satu sama lain, serta
murid menggunakan Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa keduanya tidak ada yang menunjukkan rasa
tidak nyaman..
tidak?
pdf atau google doc/
slides (luring) dengan
memakai kertas Skenario #8
lembar kerja. Indah dan Beno duduk bersebelahan saat perjalanan karya Pembahasan:
wisata menggunakan bus. Saat semua istirahat, Indah Yang dilakukan Beno merupakan
merasa tangan Miko terlalu dekat dengan daerah dada kekerasan seksual jika Beno melakukan itu
Indah. Indah tidak berani membuka mata dan berusaha secara sadar dan sengaja.
menjauh. Kejadian ini berulang selama perjalanan dan
Indah merasa tidak nyaman.

Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa


tidak?

(4/4) Referensi skenario:


Pennsylvania Coalition Against Rape (PCAR). 2009. Sexual Harassment Prevention in the Schools: A Facilitator’s Manual and Curriculum
for Grades 1 through 12.
Tahap Kontekstualisasi 4 Apa saja ya bentuk kekerasan seksual?

5 Waspada! Kekerasan Seksual bisa terjadi


kepada siapapun lho!

6 Apa yang kamu rasakan?

7 Stop..Jangan melewati garis pembatas ya!


Aktivitas 4 Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan
Apa saja ya bentuk sebelumnya, dan kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
kekerasan seksual? ● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan:
● Guru menampilkan video pembelajaran atau gambar atau dapat juga menggunakan skenario pada
aktivitas sebelumnya yang berisi mengenai salah satu bentuk kekerasan seksual yang dekat dengan
Tujuan: kehidupan sehari-hari (berikan tiga contoh yang memuat kekerasan seksual dalam bentuk lisan, tulisan
● Mengidentifikasi bentuk-bentuk dan tindakan)
kekerasan seksual baik secara lisan, ● Guru membuka diskusi dengan meminta murid menjelaskan apa yang terjadi pada video/ gambar/
tulisan, dan tindakan skenario dan bagian mana yang menunjukkan kekerasan seksual.
● Guru menuliskan ide utama dari jawaban-jawaban murid di papan tulis/ papan tulis virtual. Setelah itu
Durasi: 2 JP
guru menekankan bahwa kekerasan seksual dapat berupa tulisan, lisan, maupun tindakan.
● Kemudian, guru mengajak murid untuk berdiskusi secara berkelompok untuk membuat contoh
Bahan:
kekerasan seksual di bawah setiap kategori. Jika murid mengalami kesulitan dengan contoh, gunakan
Video pembelajaran/ gambar/ skenario skenario pada aktivitas sebelumnya untuk membantu murid menghasilkan contoh.
mengenai bentuk kekerasan seksual, khususnya ● Guru meminta beberapa murid untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan meminta murid
pada anak-anak. lainnya untuk memberikan tanggapannya.
Misalnya,
Penutup
https://www.youtube.com/watch?v=OxiwR2dRA-
● Guru mengajak murid-murid untuk menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan.
w atau
● Guru mengumpulkan hasil refleksi murid-murid sebagai acuan guru untuk rancangan kegiatan
https://www.youtube.com/watch?v=HKk-pbeW3
berikutnya.
ic
https://tinyurl.com/ReferensiKekerasanSeksual
Berikut merupakan
contoh lembar kerja
yang dapat digunakan
untuk diskusi. Format ini
menggunakan pdf atau
google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja/ papan tulis &
sticky notes.
Berikut merupakan TULISAN LISAN TINDAKAN
contoh bentuk-bentuk
kekerasan seksual yang ● Catatan seksual ● Komentar tentang bagian tubuh
pribadi
● Menyentuh/memegang
● Surat cinta obsesif bagian pribadi tubuh
dekat dengan ● Grafiti seksual – menulis ● Desas-desus seksual – siapa ● Menekankan tubuh pada
yang menyukai siapa; yang
kehidupan anak-anak. hal-hal seksual di dinding
punya pacar
seseorang
kamar mandi, meja, loker, ● Permintaan seksual – ● Memojokkan
buku teks, bus, dll. memberitahu seseorang bahwa ● Menarik pakaian ke atas, ke
● Gambar seksual Anda menyukainya bawah atau ke bawah
● Pesan seksual, obrolan, pesan berulang-ulang; meminta ● Pelukan/ciuman yang tidak
teks, dll seseorang untuk menjadi diinginkan
anakmu/pacar setelah mereka ● Gerakan seksual – setiap
mengatakan "tidak"; bertanya / gerakan seksual yang
memberi tahu seseorang apa
dilakukan dengan tangan,
yang ingin Anda lakukan dengan
mereka secara seksual mulut, lidah, tubuh
● Pemanggilan nama seksual – ● Menatap seksual –
pelacur, ho, kata-kata apa pun menatap/memandang bagian
yang berhubungan dengan tubuh pribadi
menjadi “gay”, dll.
● Komentar seksual – sayang,
manis, sayang, sayang, “Kamu
seksi”, “Kamu seksi”, dll.
● Lelucon seksual

Catatan: guru dapat menyesuaikan dengan konteks dan kebutuhan masing-masing.


Aktivitas 5 Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya, dan

Waspada! Kekerasan kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.


Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Seksual bisa terjadi ●
Pelaksanaan:
kepada siapapun lho! ● Guru melakukan diskusi terbuka dengan melemparkan pertanyaan pemantik kepada murid mengenai siapa yang
dapat dilecehkan atau bahkan berpotensi melecehkan secara seksual? Anak laki-laki atau anak perempuan? Guru
meminta murid-murid untuk menyampaikan pendapatnya.
Tujuan:
● Guru kemudian menampilkan video pembelajaran atau gambar atau dapat menggunakan skenario pada aktivitas
● Memahami bahwa siapapun sebelumnya yang berisi mengenai salah satu bentuk kekerasan seksual yang dekat dengan kehidupan sehari-hari
dapat dilecehkan secara atau dapat juga menggunakan hasil lembar kerja murid pada aktivitas sebelumnya mengenai bentuk-bentuk

seksual dan siapapun kekerasan seksual.


● Guru mengajak murid untuk menulis refleksi pembelajaran berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah
berpotensi melecehkan
disediakan (terlampir).
seseorang secara seksual ● Guru meminta beberapa murid untuk menyampaikan hasil refleksinya di depan kelas dan meminta murid lainnya
untuk memberikan tanggapannya.

Durasi: 2JP ● Guru menjelaskan bagaimana SIAPA PUN dapat dilecehkan secara seksual dan bagaimana SIAPA PUN berpotensi
melecehkan seseorang secara seksual, baik anak laki-laki maupun perempuan. Murid mungkin memiliki kesulitan
untuk mempercayai hal-hal ini terjadi, jadi ada baiknya untuk merujuk kembali ke contoh dan tanyakan apakah
Bahan:
seorang laki-laki/perempuan dapat melakukan ini pada laki-laki/perempuan lain.
Video pembelajaran/ gambar/ Penutup
skenario/ hasil lembar kerja murid ● Guru mengajak murid-murid untuk menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan.

pada aktivitas sebelumnya ● Guru mengumpulkan hasil refleksi murid-murid sebagai acuan guru untuk rancangan kegiatan berikutnya.

mengenai bentuk kekerasan seksual


Berikut merupakan
contoh pertanyaan
yang dapat digunakan
untuk refleksi. Format
ini menggunakan pdf
atau google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
Aktivitas 6 Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya, dan

Apa yang kamu kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
rasakan? ●
Pelaksanaan:
● Guru melakukan diskusi terbuka dengan melemparkan pertanyaan pemantik kepada murid mengenai apa hal
menyenangkan yang baru saja mereka alami? Apa hal yang kurang menyenangkan yang baru saja mereka alami?
Bagaimana perasaan mereka? Guru meminta murid-murid untuk menyampaikan pendapatnya.
Tujuan:
● Kemudian guru memberikan skenario cerita mengenai seorang anak yang mengalami kekerasan di sekolah. Guru
● Meningkatkan pemahaman mengajak murid untuk berdiskusi secara berkelompok membahas tentang skenario yang diberikan (terlampir).
● Guru membagi waktu diskusi menjadi tiga periode, masing-masing periode terdiri dari diskusi kelompok untuk
mengenai kekerasan seksual
menjawab satu pertanyaan kemudian diskusi kelas.
melalui pengalaman di sekolah ● Guru menghentikan diskusi kelompok sesuai dengan waktu yang diberikan untuk diskusi setiap pertanyaannya. Guru
meminta beberapa murid untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan meminta murid lainnya untuk
memberikan tanggapannya. Guru mengulangi tahapan ini hingga semua pertanyaan diskusi terjawab.
Penutup
Durasi: 2JP
● Guru mengajak murid-murid untuk menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan.
● Guru mengumpulkan hasil refleksi murid-murid sebagai acuan guru untuk rancangan kegiatan berikutnya.

Bahan:
Skenario pengalaman murid
mengenai kekerasan seksual di
lingkungan sekolah.
SKENARIO BAGIAN 1

Mira adalah murid kelas 5 di sebuah sekolah dasar. Pada saat itu, sekolah-sekolah
Berikut merupakan tidak memiliki kebijakan terkait kekerasan seksual untuk melindungi murid
contoh skenario yang
“Kamu gadis yang baik”, kata seorang kakak kelas laki-laki kepada Mira, yang saat itu masih kelas
dapat digunakan. 5. “Apakah kamu tahu apa yang tertulis tentangmu di dinding kamar mandi?”
Skenario ini dapat
Mira anak kelas 5 mencium anak kelas 6 yang namanya…..
diberikan kepada Ini nomor telepon Mira 0857xxx.
murid menggunakan
pdf atau google doc/ Ini adalah beberapa hal yang tertulis di dinding kamar mandi anak laki-laki lantai 2.

slides (luring) dengan Dua dinding ditutupi dengan kata-kata kotor tentang Mira. Orang-orang menyebutnya "Dinding
memakai kertas Mira". Ketika Mira mendengar ini, dia merasa hatinya tenggelam dalam kesedihan. Dia
sebenarnya menyukai sekolah, tetapi mulai saat itu dia mulai membencinya.
lembar kerja.
“Saya sangat terkejut ketika mengetahuinya,” kata Mira. “Rasanya seperti sebuah pisau besar
tertancap di perutku. Saya merasa benar-benar terinjak ketika orang-orang itu menulis dan
memikirkan hal-hal ini tentang saya, hal-hal yang sangat menjijikkan.”

Diskusi 1:
Menurut kamu bagaimana perasaan Mira?

Skenario dimodifikasi dari:


Pennsylvania Coalition Against Rape (PCAR). 2009. Sexual Harassment Prevention in the Schools: A Facilitator’s Manual and Curriculum
for Grades 1 through 12.
SKENARIO BAGIAN 2

Keesokan harinya, Mira tidak mau pergi ke sekolah walaupun Ibunya sudah mencoba
memanggilnya.
Berikut merupakan
Dia menangis setiap hari. Dia takut untuk pergi ke kelas, dan kemudian dia akan menangis
contoh skenario yang kembali ketika dia sampai di rumah. Dia berpikir untuk membawa semprotan pembersih ke
dapat digunakan. sekolah tetapi takut jika dia melakukannya dan akan mendapat masalah karena pergi ke kamar
Skenario ini dapat mandi anak laki-laki.

diberikan kepada Gina, sahabat Mira, memperhatikan bahwa Mira menghindari teman-temannya. Ketika Gina
murid menggunakan meminta Mira melakukan sesuatu dengan teman-teman, Mira akan mengatakan tidak karena dia
pikir semua orang membicarakannya. Dia terus bertanya-tanya apakah semua anak laki-laki di
pdf atau google doc/ sekolah telah membaca dinding, dan juga bertanya-tanya apa yang dipikirkan orang ketika
slides (luring) dengan mereka mendengar namanya.
memakai kertas
Mira memulai mengeluh sakit perut dan sakit kepala. Bagi Mira, ini adalah dua tahun terburuk
lembar kerja. dalam hidupnya.

Diskusi 2:
Apa saja cara Mira bertindak ketika dia di sekolah atau di rumah?
Menurutmu bagaimana perilaku Mira terhadap teman dan keluarganya?
Hal-hal apa yang mungkin dilakukan Mira pada dirinya sendiri?

Skenario dimodifikasi dari:


Pennsylvania Coalition Against Rape (PCAR). 2009. Sexual Harassment Prevention in the Schools: A Facilitator’s Manual and Curriculum
for Grades 1 through 12.
SKENARIO BAGIAN 3

Mira akhirnya memberi tahu orang tuanya tentang kekerasan seksual itu. Mira dan orang tuanya
melaporkan ke kepala sekolah. Kepala sekolah mengatakan akan membersihkan dan mengecat kamar
mandi dan seharusnya sudah dapat mengatasi masalahnya.
Berikut merupakan
contoh skenario yang Selama liburan sekolah, Mira mengira semua orang akan melupakan cerita, rumor, dan hal-hal buruk
dapat digunakan. lainnya dan mengira akan baik-baik saja. Namun, ketika sekolah dimulai pada semester berikutnya,,
para murid memanfaatkan dinding yang bersih untuk mulai menulis sesuatu dari awal lagi.
Skenario ini dapat
diberikan kepada Mira kembali ke kepala sekolah untuk meminta bantuan. Kepala sekolah tidak tertarik untuk mencari
tahu siapa itu yang menulis tulisan-tulisan tersebut. Sebagai gantinya, dia memberitahu Mira bahwa
murid menggunakan dia tidak bisa mengirim penjaga sekolah ke kamar mandi untuk membersihkannya setiap 2 menit dan
pdf atau google doc/ mengatakan bahwa Mira hanya harus menghadapinya.

slides (luring) dengan Mira dan orang tuanya memutuskan tanggapan tersebut tidak cukup baik dan menuntut komite
memakai kertas sekolah. Kasus Mira akhirnya dibawa ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Akhirnya setelah
dua tahun, KPAI setuju dengan Mira dan mengatakan sekolah harus menjaga keamanan murid dan itu
lembar kerja. termasuk melindungi mereka dari kekerasan seksual di sekolah.

Karena kasus Mira, sekarang sekolah diharuskan memiliki kebijakan kekerasan seksual untuk
melindungi murid.

Diskusi 3:
Apa pendapatmu mengenai cerita Mira?

Skenario dimodifikasi dari:


Pennsylvania Coalition Against Rape (PCAR). 2009. Sexual Harassment Prevention in the Schools: A Facilitator’s Manual and Curriculum
for Grades 1 through 12.
PERTANYAAN TAMBAHAN:
1. Mengapa itu dianggap kekerasan seksual?
Berikut merupakan 2. Bagaimana reaksi Mira? Bagaimana perasaan Mira? Mengapa?
3. Apakah menggoda sama untuk semua orang? Apakah kekerasan seksual sama untuk
contoh tambahan semua orang?
pertanyaan - 4. Apa yang seharusnya dilakukan kepala sekolah?
pertanyaan untuk 5. Apa yang seharusnya dilakukan sekolah?
6. dst.
skenario di atas. Guru
dapat menambahkan
atau mengurangi
pertanyaan -
pertanyaan diskusi
ini
Aktivitas 7 Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan
Stop..Jangan sebelumnya, dan kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
melewati garis ● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.

pembatas ya! Pelaksanaan:


● Sebagai pemantik diskusi, guru mengajak murid-murid melakukan permainan Kesamaan/ Perbedaan
untuk menggambarkan bahwa setiap orang adalah unik. Guru meminta murid-murid mengikuti instruksi
Tujuan: yang diberikan guru. Berikut instruksinya:
○ Guru meminta murid-murid untuk berdiri.
● Menentukan batas dan
○ Jika mereka suka membaca, angkat alat tulis mereka.
mengenali batasan ○ Jika mereka suka mendengarkan musik, duduk kembali
pribadi dan batasan ○ Jika mereka suka naik sepeda, angkat buku mereka di atas kepala.
○ dst . (instruksi dapat disesuaikan sesuai konteks dan kebutuhan pembelajaran)
orang lain
● Guru kemudian meminta murid-murid melihat sekeliling mereka dan melihat berapa banyak murid lain
yang berdiri/ duduk/ mengangkat buku/ mengangkat alat tulis, dst.. Guru dapat melemparkan
Durasi: 4JP pertanyaan, seperti:
○ Adakah yang sama dengan mereka?
○ Apakah mereka belajar sesuatu yang baru tentang seseorang?
Bahan: ● Guru perlu menekankan kepada murid bahwa setiap orang adalah unik. Menjadi unik berarti tidak ada
Alat tulis; lembar kerja orang lain yang persis seperti mereka. Tetapi semua orang juga memiliki kesamaan: hal-hal yang Anda
sukai seperti ditunjukkan pada aktivitas sebelumnya.
Aktivitas 7 ● Guru berdiskusi dengan murid apa arti rasa hormat bagi mereka dan mengapa penting untuk
memperlakukan orang lain dengan hormat.
Stop..Jangan ● Guru mengajak murid memikirkan tentang kegiatan kesamaan/perbedaan sebelumnya, dengan
melewati garis pertanyaan:

pembatas ya! ○ Apakah semua orang suka mendengarkan musik? Tapi, apakah semua orang menyukai jenis
musik yang sama?
○ Apakah kita berhak mengolok-olok seseorang atau menyakiti seseorang hanya karena mereka
berbeda?
● Guru memberikan lembar kerja “Lingkaran Batas” dan mengajak murid berdiskusi berbagai
batas-batas yang diberi label pada lembar dan bertukar pikiran beberapa contoh orang yang mungkin
kita izinkan untuk itu. Murid dapat membuat lingkaran batas sendiri dengan menuliskan nama minimal 3
orang yang mereka kenal pada berbagai kalangan. Beri murid beberapa ide untuk orang-orang yang
dapat mereka sertakan: berbagai anggota keluarga, guru, teman, tetangga, guru/pelatih, dll.
● Guru meminta beberapa murid untuk menyampaikan hasil refleksinya di depan kelas dan meminta
murid lainnya untuk memberikan tanggapannya. Setelah murid menyampaikan hasil refleksinya, guru
memberikan pertanyaan sebagai bahan diskusi selanjutnya, seperti:
○ Mengapa kamu memasukkan orang A di situ?
○ Apakah kamu memiliki batasan yang berbeda untuk orang yang berbeda? Mengapa?
○ Ini adalah batas kamu untuk orang ini hari ini. Bisakah batas berubah besok?
○ Hal-hal apa saja yang mungkin menjadi faktor dalam batas yang berubah itu?
○ Bagaimana jika kamu meminta orang A untuk berhenti dan mereka tidak mendengarkan. Apa
yang akan kamu lakukan? Mengapa kita melakukan hal-hal itu?
● Guru meminta murid memberikan pendapatnya satu sama lain.
Aktivitas 7 Penutup
● Guru mengajak murid-murid untuk menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan.
Stop..Jangan ● Guru mengumpulkan hasil refleksi murid-murid sebagai acuan guru untuk rancangan kegiatan
melewati garis berikutnya.
pembatas ya! ● Guru menjelaskan mengenai aktivitas pada pertemuan selanjutnya.
Berikut merupakan
contoh lembar kerja
yang dapat digunakan
untuk refleksi. Format
ini menggunakan pdf
atau google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
Berikut merupakan
contoh format yang
dapat digunakan untuk
penilaian formatif.
Berikut merupakan
kunci jawaban penilaian
formatif.
Tahap Aksi 8 Riset Mandiri #1
Stop Kekerasan Seksual di Sekolah!

9 Riset Mandiri #2
Hadapi Kekerasan Seksual

10 Ayo Tanyakan pada Ahlinya!

11 Desain Kampanye Terbaikmu!


Aktivitas 8
Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya, dan
kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
Riset Mandiri #1 ● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Stop Kekerasan Pelaksanaan:
Seksual di Sekolah! ● Guru membagi murid ke dalam kelompok kecil untuk melakukan persiapan melakukan
projek.
● Guru menyampaikan instruksi agar setiap kelompok mendesain kampanye mengenai cara
Tujuan: mencegah dan menghadapi kekerasan seksual di lingkungan sekolah. Murid-murid akan
● Melakukan eksplorasi melakukan riset terlebih dahulu, dimana hasil dari riset tersebut nantinya dapat
langkah-langkah untuk dikembangkan ke dalam bentuk karya untuk persiapan pameran dan kampanye.
menghentikan kekerasan ● Guru mengajak murid-murid untuk menyusun daftar pertanyaan-pertanyaan yang belum
seksual di sekolah dapat terjawab atau isu/ masalah yang mereka temui saat melakukan riset.
Pertanyaan-pertanyaan dan isu/ masalah tersebut dapat disampaikan dan
dikonsultasikan kepada narasumber di aktivitas selanjutnya.
Durasi:
● Murid-murid kemudian diberikan lembar kerja yang harus diisi oleh setiap murid selama
2 JP di Kelas
proses pembuatan karya dilaksanakan. (terlampir)
6 JP kerja Mandiri
Penutup
● Guru mengingatkan murid bahwa mereka akan membuat desain kampanye melalui
berbagai pilihan karya seperti infografis, poster, video, dll.
Bahan:
Alat tulis; lembar kerja
Aktivitas 8 Pelaksanaan:
Riset Mandiri #2 ● Murid bekerja secara mandiri bersama kelompok yang berfokus pada bagaimana kampanye
Hadapi Kekerasan dapat efektif untuk mengatasi dan menghadapi kekerasan seksual. Murid-murid melakukan
Seksual riset, dimana hasil dari riset tersebut nantinya dapat dikembangkan ke dalam bentuk karya
untuk persiapan proyek pameran dan kampanye.
● Pada saat murid bekerja secara mandiri, guru akan lebih banyak berperan sebagai fasilitator
Tujuan: dalam menjalankan aksi yang dibuat. Kemudian guru juga akan melakukan pemeriksaan
● Tujuan:
Melakukan eksplorasi kemajuan hasil akhir projek secara berkala untuk membantu murid dalam pengaturan waktu

langkah-langkah untuk ● Guru mengajak murid-murid untuk menyusun daftar pertanyaan-pertanyaan yang belum
dapat terjawab atau isu/ masalah yang mereka temui saat melakukan riset.
menghadapi kekerasan
Pertanyaan-pertanyaan dan isu/ masalah tersebut dapat disampaikan dan dikonsultasikan
seksual di sekolah
kepada narasumber di aktivitas selanjutnya.
● Murid-murid kemudian diberikan lembar kerja yang harus diisi oleh setiap murid selama
Durasi:
proses pembuatan karya dilaksanakan. (terlampir)
6 JP kerja Mandiri ● Guru mengingatkan murid bahwa mereka akan membuat desain kampanye melalui berbagai
pilihan karya seperti infografis, poster, video, dll.

Bahan:
Alat tulis; lembar kerja
Berikut merupakan
contoh lembar kerja
yang dapat digunakan
untuk
mendokumentasikan
proses projek.

Format ini
menggunakan pdf atau
google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
Berikut merupakan
contoh lembar kerja
yang dapat digunakan
untuk
mendokumentasikan
jurnal individu.

Format ini
menggunakan pdf atau
google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
Aktivitas 10 Persiapan:
● Guru mencari narasumber yang dapat membantu dan berkolaborasi dengan murid.
Ayo Tanyakan pada ● Referensi narasumber
Ahlinya! 1. Dokter
2. Psikolog anak
3. Aktivis Pencegahan Kekerasan pada Anak
Tujuan: 4. Orang-orang dengan pengetahuan memadai di komunitas sekolah dan sekitarnya
● Melakukan riset dan kolaborasi yang masih sesuai/ relevan dengan tujuan.:
mengenai langkah-langkah Pelaksanaan:
pencegahan dan menghadapi ● Narasumber memberikan pemaparan materi mengenai cara mencegah dan menghadapi
kekerasan seksual bersama kekerasan seksual pada anak.
ahli ● Guru mengajak murid untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan
pada aktivitas sebelumnya.

Durasi: 4JP ● Setelah diskusi selesai, murid-murid mendapat kesempatan untuk konsultasi dengan
narasumber mengenai rancangan kampanye yang sedang dirancang. Murid-murid akan

Bahan: mendapat saran dan masukan dari narasumber dan guru.


Penutup
Alat tulis; lembar kerja
● Guru mengingatkan murid bahwa mereka akan membuat desain kampanye melalui berbagai
pilihan karya seperti infografis, poster, video, dll.
Aktivitas 11 Pelaksanaan:
Desain Kampanye ● Murid bekerja secara mandiri bersama kelompok.

Terbaikmu! ● Selain berfokus untuk menyelesaikan masalah kekerasan yang dapat terjadi di lingkungan
sekolah,, guru juga perlu mengingatkan murid mengenai desain kampanye perlu berfokus pada
bagaimana kampanye dapat efektif untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut, dan
dapat terlihat estetika serta menarik bagi pengunjung. Selain itu, desain kampanye juga dapat
Tujuan:
memuat sistem atau kebijakan sebagai bentuk usulan kepada satuan pendidikan, misalnya
● Melakukan aksi pembuatan
sistem pelaporan atau pengaduan jika terjadi kekerasan seksual di sekolah atau sistem
karya berupa desain pendidikan kesehatan reproduksi, dsb.
kampanye ● Guru juga dapat menyarankan murid-murid untuk membuat kampanye dalam bentuk
infografis, poster, newspaper, video, dll menggunakan barang-barang bekas di sekitar mereka
Durasi: atau menggunakan integrasi digital.
6JP Kerja Mandiri ● Desain dan prototype jembatan yang telah dibuat akan ditampilkan pada hari kampanye
dilaksanakan.
Bahan: ● Pada saat murid bekerja secara mandiri, guru akan lebih banyak berperan sebagai fasilitator
Gagdet/ gawai dan akses internet (jika dalam menjalankan aksi yang dibuat. Kemudian guru juga akan melakukan pemeriksaan
ada, minimal 1 kelompok terdapat 1); kemajuan hasil akhir projek secara berkala untuk membantu murid dalam pengaturan waktu
dan kumpulan hasil diskusi & riset
mandiri kelompok serta alat dan bahan
pembuatan karya kampanye
Tahap Refleksi &
Tindak Lanjut
12 Kampanye Cegah Kekerasan Seksual di
Sekolah.

13 Evaluasi Kegiatan
Pelaksanaan:
Aktivitas 12 Pada proses pelaksanaan aktivitas berikut ini, terdapat dua pilihan kegiatan yang dapat
dilaksanakan yaitu daring dan luring
Kampanye Cegah
Kekerasan Seksual di
LURING
Sekolah.
● Tempat pelaksanaan kampanye disediakan oleh satuan pendidikan.
● Setiap karya desain kampanye yang telah dibuat oleh murid dapat dipajang pada tempat yang telah

Tujuan: disepakati oleh satuan pendidikan.


● Pengunjung dapat terdiri dari warga satuan pendidikan maupun masyarakat umum, misalnya orangtua
● Mendorong murid melakukan aksi
murid dan anggota komunitas di sekitar sekolah. Pengunjung dipersilakan untuk berkeliling melihat
nyata, menciptakan karya dari
karya-karya kampanye yang tersedia.
pembelajaran yang telah ● Setiap kelompok dapat berada di samping karyanya untuk bersiap-siap memberikan penjelasan atau
didapatkan, dan membagikannya menjawab pertanyaan jika terdapat pengunjung yang ingin berdiskusi.
kepada komunitas. ● Murid-murid juga dapat mengunggah karyanya melalui media sosial.

Durasi: 4JP DARING


● Tempat pelaksanaan kampanye disediakan oleh satuan pendidikan, berupa ruang untuk melakukan
kampanye secara daring. Misalnya adalah aplikasi Padlet, Artsteps, dan aplikasi lainnya yang sesuai
Bahan:
dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing satuan pendidikan.
Hasil riset yang sudah diciptakan untuk
● Pengunjung pameran karya dapat terdiri dari warga satuan pendidikan maupun masyarakat
kampanye dalam bentuk infografis, poster,
umum, misalnya orangtua murid dan anggota komunitas di sekitar sekolah. Pengunjung diberikan tautan
artikel, video, dan sebagainya; Jurnal refleksi
untuk mengunjungi kampanye virtual.
individu; Aplikasi pameran daring
● Murid-murid juga dapat mengunggah karyanya melalui media sosial.
Mulai berkembang Sudah berkembang Mahir Sangat Mahir

Berikut merupakan
contoh format yang Perencanaan Perencanaan masih
berupa curah pendapat
Perencanaan sudah
menunjukkan tujuan yang
Perencanaan yang jelas
sekaligus menunjukkan
Perencanaan yang jelas
dan matang, dimana
dapat digunakan untuk dan ide-ide aksi yang
belum teratur
jelas tujuan dan lini masa yang
realistis/ logis
menunjukkan tujuan,
tahapan, target
rubrik penilaian sumatif. pencapaian serta lini masa
yang realistis/ logis

Pelaksanaan Aktivitas-aktivitas pada Aktivitas-aktivitas pada Aktivitas-aktivitas pada Aktivitas-aktivitas pada


pelaksanaan projek pelaksanaan projek pelaksanaan projek pelaksanaan projek
masih bersifat sporadis bersifat runtut dan terlihat bersifat runtut, namun bersifat runtut dan sudah
adanya kerjasama masih menunjukkan satu menunjukkan jalur yang
dengan meminta bantuan jalur dalam menjalankan berbeda dalam
pada pihak-pihak yang rencana. Rencana menjalankan rencana.
sesuai. Namun masih dilaksanakan dengan Rencana dilaksanakan
menunjukkan satu jalur proses yang dengan proses yang lebih
dalam menjalankan terkoordinasi. terkoordinasi, bervariasi
rencana. serta bekerja secara
adaptif.

Ketepatan Belum menunjukkan Sudah menunjukkan Sudah menunjukkan Sudah menunjukkan


Sasaran solusi/aksi yang solusi/aksi yang solusi/aksi yang solusi/aksi yang
ditawarkan. Masih dalam ditawarkan, namun ditawarkan menyasar ditawarkan menyasar inti
tahap identifikasi faktor berupa ide yang masih di faktor-faktor yang terkait permasalahan yang terkait
yang menyebabkan permukaan serta memberikan serta memberikan dampak
permasalahan dan akibat permasalahan dan/ atau dampak positif yang positif dan realistis yang
yang ditimbulkan. kurang realistis. masih bersifat sementara bersifat
berkesinambungan
Aktivitas 13 Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya, dan

Evaluasi Kegiatan kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.


● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan:
● Guru membantu murid untuk mengevaluasi aksi yang telah dilakukan.
● Guru meminta murid berdiskusi dengan kelompoknya untuk melakukan evaluasi terhadap proyek yang telah dilakukan
menggunakan lembar evaluasi kelompok (terlampir).
Tujuan: ● Kemudian, guru juga membimbing masing-masing murid untuk melakukan refleksi akhir (individu) melalui lembar
● Melakukan evaluasi dan refleksi refleksi individu (terlampir).
● Guru dapat memberikan pertanyaan pemantik untuk membimbing proses evaluasi dan refleksi, misalnya:
terhadap proses dan hasil
○ Apa pencapaian terbesarku selama projek ini?
pembelajaran yang telah ○ Apa pelajaran penting yang aku dapatkan dari projek ini?
dilakukan. ○ Apa hal paling menyenangkan dalam di projek ini?
○ Apa hal yang paling tidak menyenangkan dalam projek ini?
○ Apa perubahan dalam diriku yang terjadi karena projek ini?
Durasi: 2JP ○ Apa yang ingin aku pelajari atau dalami lebih lanjut?
○ Jika aku mengulangi projek ini, apa yang akan aku lakukan berbeda?
Penutup
Guru meminta beberapa murid untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
Bahan: ●
● Guru kemudian memberikan kesimpulan pembelajaran serta memberikan apresiasi kepada murid-murid.
Lembar refleksi guru; lembar evaluasi
kelompok; dan jurnal refleksi individu
Berikut merupakan
contoh lembar kerja
yang dapat digunakan
untuk refleksi individu.

Format ini
menggunakan pdf atau
google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
Berikut merupakan
contoh lembar kerja
yang dapat digunakan
untuk refleksi individu.

Format ini
menggunakan pdf atau
google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Tema: Bangunlah Jiwa dan Raganya - SD (Fase C)
Oleh: Sari Trisnaningsih

Anda mungkin juga menyukai