Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farizky Irsandy Eka Putra

NIM : 1915061013

Mata Kuliah : Sistem Kendali Otomatis

PTE Semester 3

1. Carilah sebuah contoh peralatan yang menggunakan sistem kontrol loop terbuka (absen
genap) dan sistem kontrol loop tertutup (absen ganjil). Jelaskanlah prinsip kerjanya
dengan menggambarkan rangkaian (diagram kotak) disertakan penjelasan!
Jawab :
Absen ganjil (Loop tertutup)
Contoh peralatan : Setrika Listrik
a) Prinsip Kerja
Setrika listrik jika dilihat dari proses kerjanya dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu setrika biasa dan setrika otomatis. Setrika biasa tidak menggunakan pengatur
panas, sehingga panasnya akan meningkat terus menurut waktu tersambungnya pada
sumber listrik. Sementara itu, tidak demikian halnya dengan setrika otomatis. Setrika
otomatis akan terputus dari sumber listrik jika mencapai suhu tertentu menurut
pengaturan yang diinginkan, kemudian tersambung kembali setelah suhunya berada di
bawah setting suhu yang telah ditentukan. Pengaturan panas setrika otomatis ini dapat
diperoleh dengan menggunakan peraba suhu yang disebut termostat.

Setrika Listrik Otomatis. Setrika listrik jenis ini lebih baik dibandingkan dengan jenis
biasa. Kelebihan utama yang dimiliki adalah adanya pengatur suhu yang dapat
mengendalikan on-offnya atau tersuplai-tidaknya setrika pada sumber listrik. Kondisi
ini menjamin terhindarnya pemakai dari bahaya panas setrika yang berlebihan seperti
kondisi yang telah diterangkan pada setrika biasa di atas. Suhu setrika dapat ditur
menurut kebutuhan panas berbagai jenis kain atau pakaian yang akan disetrika. Posisi
pengatur suhu atau termostat pada umumnya diletakkan di bawah gagang setrika.
Rangkaian Kelistrikan Setrika

Keterangan :
(a) Seterika Biasa
(b) Seterika Otomatis
E = Sumber Tegangan
L = Load (elemen seterika)
PS= Tombol Pengatur Suhu
BM = Saklar Bimetal
b) Rangkaian Loop Tertutup Setrika

Cara kerjanya:
Cara kerja dari sistem setrika otomatis inj adalah dengan memanfaatkan thermostat.
Saat suhu acuan diatur (input) arus listrik akan dialirkan ke elemen pemanas yang
akan memanas sampai panasnya mencapai suhu yang diatur sebagai acuan. Setelah
suhu keluaran mencapai suhu acuan, akan ada sinyal umpan balik ke saklar
temperatur yang nantinya akan memutuskan aliran listrik ke elemen pemanas agar
suhu yang dihasilkan tidak melebihi suhu acuan, begitu juga sebaliknya setelah
elemen pemanas tidak mendapat arus listrik, suhu keluaran akan turun dan lebih
rendah dari suhu acuan. Nantinya akan ada sinyal umpan balik ke saklar temperatur
untuk menghubungkan kembali elemen pemanas dengan arus listrik, sehingga
suhunya akan naik lagi sampai batas suhu acuan.

Anda mungkin juga menyukai