Anda di halaman 1dari 7

ISBN 978-979-3541-50-1 IRWNS 2015

Analisis Minat Penggunaan Teknologi Informasi pada Bidang


Pendidikan dan Usaha Kecil Menengah di Desa Jatibarang

Munengsih Sari Bunga dan Willy Permana Putra


Teknik Informatika, Politeknik Negeri Indramayu
Jl. Raya Lohbener Lama No. 8 Lohbener, Indramayu
E-mail: nengslim85@gmail.com

Abstrak
Salah satu ciri zaman modern saat ini adalah dilibatkannya teknologi informasi dalam semua bidang. Kunci
utama keberhasilan dalam pemanfaatan teknologi informasi salah satunya adalah terletak pada kesiapan
para pengguna yang terkait. Dalam hal ini paling tidak peranan dan pandangan pemerintah, siswa,
karyawan dan pemilik usaha akan sangat menentukan akselerasi implementasi teknologi informasi di
sebuah lembaga atau institusi. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian pemanfaatan teknologi
informasi yang ada perlu dikembangkan sebuah kerangka pengukuran tingkat kematangan pengguna. Dari
hasil pengukuran tersebut akan diketahui persentase minat masyarakat dalam menggunakan teknologi
informasi. Kerangka tersebut akan dibuat dalam sebuah program untuk menganalisis minat masyarakat
dalam menggunakan teknologi informasi.

Studi kasus penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Jatibarang Kabupaten Indramayu yang merupakan
pusat perekonomian dan pintu gerbang utama dari arah Cirebon, Bandung dan wilayah-wilayah lain di
bagian timur Pulau Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur tingkat kematangan penggunaan
teknologi informasi dengan cara menganalisis minat masyarakat terhadap penggunaan teknologi informasi
khususnya pada bidang pendidikan dan usaha kecil menengah. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini
adalah IT Maturity Model. Dimana dengan model ini akan ada 5 tingkat atau level yang dijadikan sebagai
indikator untuk mencapai hasil pengukuran sehingga dapat diketahui sejauh mana minat masyarakat dalam
menggunakan teknologi informasi dalam bidang pendidikan dan usaha kecil menengah di Desa Jatibarang
Indramayu..

Kata kunci
maturity model, teknologi informasi, , tingkat kematangan pengguna

I. PENDAHULUAN mau harus dimiliki atau diakses oleh setiap lembaga


Salah satu ciri zaman modern saat ini adalah baik pemerintahan ataupun swasta.
dilibatkannya teknologi informasi dalam semua
bidang, seperti proses penyelenggaraan kegiatan Jatibarang adalah sebuah kota kecamatan di
pendidikan dengan hadirnya e-learning, dalam Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Indonesia dan
penyelenggaraan pemerintahan seperti e-government, merupakan kota kedua yang terbesar dan terpenting
dalam bidang usaha atau perdagangan seperti e- di Kabupaten Indramayu, sebagai pusat
commerce, dan lain sebagainya. Sehingga bisa perekonomian dan pintu gerbang utama dari arah
dikatakan bahwa saat ini adalah masa era digital Cirebon, Bandung dan wilayah-wilayah lain di
dimana semua proses dilakukan dengan bagian timur Pulau Jawa. Jatibarang juga merupakan
menggunakan teknologi informasi. eks-Kawedanaan yang terdiri dari beberapa
kecamatan, yaitu Kecamatan Jatibarang, Widasari,
Dengan adanya teknologi informasi akan Bangodua, Tukdana, Sukagumiwang, Kertasemaya,
memberikan kemudahan dalam proses dan transaksi dan Sliyeg.
sehingga memungkinkan kegiatan yang dilakukan
lebih efektif dan efisien. Teknologi informasi Pusat perekonomian berada di Desa Jatibarang &
merupakan sebuah infrastruktur dari semua bidang Desa Jatibarang Baru,di sini terdapat pasar daerah
modern dimana peralatan berbasis digital mau tidak yang berada di Jl. Mayor Sangun, selain itu pada hari
Minggu dan Rabu merupakan hari pasaran bagi pasar

43
sandang Jatibarang yang merupakan pasar terbesar informasi. Pemanfaatan TI merupakan sarana
kedua setelah pasar sandang Tegalgubug, Cirebon. Di penunjang/pendorong bagi organisasiuntuk mencapai
desa ini banyak terdapat toko-toko, mini market dan tujuan organisasi. Pemanfaatan TI dapat dilakukan
berbagai aktivitas perekonomian lain. secara efektif jikaanggota dalam organisasi dapat
menggunakan teknologi tersebut dengan baik.
Padaakhirnya pemanfaatan TI yang baik dapat
Pusat pemerintahan, pendidikan dan pertanian berada meningkatkan kinerja individual (Retriana).
di Desa Bulak di sebelah timur Desa Jatibarang,
Kantor Kecamatan Jatibarang berlokasi di Jalan Menurut Sabihaini (2006) penggunaan perangkat
Banjarsari atau yang lebih dikenal dengan nama Jalan teknologi informasi oleh individu dalm organisasi
Raya Bulak. Stasiun Besar Jatibarang dilewati oleh harusdidasari oleh keinginan individu itu sendiri dan
jalur kereta api lintas utara pulau Jawa dan terdapat karakteristik tugas dalam masing-masing unit kerja.
stasiun kereta api yang merupakan stasiun terbesar Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan
utama dari masyarakat yang ada di Kabupaten didukung oleh kemampuan personel yang
Indramayu. mengoperasikannya dapat meningkatkan
kinerjaperusahaan maupun kinerja individu yang
Dengan letaknya yang strategis dan banyaknya toko- bersangkutan. Diterimanya suatuteknologi komputer
toko serta pusat perbelanjaan sehingga tingkat tergantung pada teknologi itu sendiri, tingkat
perekonomiannya pun meningkat. Namun toko-toko keterampilan,dan keahlian dari individu yang
yang ada di Desa Jatibarang saat ini masih banyak bersangkutan.
yang belum melibatkan teknologi informasi dalam
proses kegiatan atau transaksinya. Hanya pusat IT Maturity Model terdiridari lima tingkat
perbelanjaan yang besar saja seperti toserba yang kematangan pengelolaan IT, meliputi : tingkat 0
sudah menerapkannya. Dalam bidang pendidikan-pun (Ignore), tingkat 1 (Aware),tingkat 2 (plan), tingkat 3
hanya beberapa tempat atau sekolah yang memang (execute), tingkat 4 (measure) dan tingkat 5
sudah menerapkan teknologi informasi. (excel).Semakintinggi maturity level maka semakin
baik tingkat kematangan penggunaan teknologi
Sehingga hal ini menjadi landasan utama pentingnya informasi, yang secara tidak langsung bermakna
dilakukan penelitian mengenai minat masyarakat di semakin meningkatkan kualitas implementasi
Desa Jatibarang dalam menggunakan teknologi teknologi informasi (Jamroni).
informasi. Karena teknologi informasi akan
mendukung semua kegiatan menjadi lebih mudah, Berikut ini dalah table kriteriauntuk menilai hasil
data tidak akan hilang ataupun rusak dan usang, data evaluasi dari Maturity Model:
dapat disimpan dengan aman, dan masih banyak lagi
keuntungan lain dari teknologi informasi. Tabel1. Tingkat Maturity Model
Tingkat/Level Istilah Keterangan
II. METODOLOGI PENELITIAN 0 Ignore Tidak perduli
Penelitian ini dilakukan dengan menggabungkan dua 1 Aware Peduli, tanpa aktivitas
metode yaitu kualitatif dan kuantitatif. Kedua metode 2 Plan Ada rencana, tanpa aksi
digunakan karena menggunakan instrumen penelitian
3 Execute Menerapkan aplikasi
yaitu human instrument, buku catatan, angket dan
4 Measure Mengukur kinerja
komputer serta sampel untuk mengukur tingkat
5 Excel Meningkatkan kualitas
kematangan atau minat masyarakat Desa Jatibarang
dalam menggunakan teknologi informasi. Kedua Sumber: COBIT ISACA
metode tersebut juga dilakukan karena dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data diambil dari Tahapan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap
hasil survai dan document review.Metode yang seperti yang terlihat padaGambar 1.
digunakan dalam pengumpulan data yaitumetode
survai dengan menggunakan kuesioner. 2.1 Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan


Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menyebarkan kuisioner dan mendokumentasikannya.
mengacu pada standar tingkat kematangan yaitu
Kemudian dilakukan analisis data hasil survey
Capability Maturity Model.
dengan menggunakan Microsoft Excel untuk
pengolahan data sampel dari responden yang sudah
Konsep Capability Maturity Modeldigunakan untuk
mengisi kuesioner. Sehingga dapat diketahui hasil
mengukur tingkat kematangan penggunaan teknologi
pengukuran tingkat kematangan masyarakat terhadap

44
penggunaan teknologi informasi dan dapat diambil dengan table persentase yang sudah dibuat sehingga
kesimpulan apakah masyarakat di Desa Jatibarang dapat ditarik kesimpulan.
mempunyai minat terhadap penggunaan teknologi
informasi.
Tabel2. Data Responden

Gambar 1. Bagan Alur Tahapan Penelitian

2.2 Analisis Data

Metode analisis yang digunakan yaitu bivariate


dengan menggunakan table persentase. Proses
analisis dengan Noticing (pencatatan dan perekaman
data), data reducing (coding dan categorization), dan
kesimpulan (hubungan dalam satu kategori dan antar
kategori).

2.2.1 Proses analisis dengan Noticing

Proses pencatatan dan perekaman data


dilakukandenganmelihat data dari responden
kemudian untuk dapat dilihat persentase dari masing-
masing skala.Proses pencatatan dan perekaman data
dapatdilihatpadaTabel2.

Sedangkan pencatatan dan perekaman data hasil


kuesioner dapat dilihat pada Tabel 3.

2.2.2 Proses analisis dengan reducing

Proses analisis berikutnyaadalah dengan data


reducing (coding dan categorization) melalui
Program aplikasi Microsoft Excel untuk
menginputkan data kuesioner lalu mencocokkannya

45
Tabel3. Data Hasil
Kuesioner III. HASIL PENELITIAN
Data kuesioneryang sudah diisi oleh responden
kemudian dicatat dan direkam menggunakan
Microsoft Excel. Dari data hasil kuesioner seperti
pada tabel 3 dan tabel4 tersebut dapatdiketahui
bahwa sample data diambil dari 39 responden yang
terdiri dari dua bidang yakni bidang pendidikan dan
usaha kecil menengah (UKM).

Data kuesioner yang sudah tersebar ke 15 lokasi di


Desa Jatibarang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kecamatan Jatibarang
2. SMAN 1 Jatibarang
3. SMK Pelita Jatibarang
4. SMK PGRI Jatibarang
5. Salon Annie
6. Prima Jaya Motor
7. Basic Part dan 5 toko accesories & spare part
handphone
8. SMK PUI Jatbiarang
9. SMPN 1 Jatibarang
10. SMPN 3 Jatibarang

Data responden terdiri dari 25 responden bidang


Tabel4. Data Hasil Kuesioner (lanjutan) Pendidikan dan 14 responden bidang usaha kecil
menengah. Pada lembar kuesioner tersebut
disediakan variable penelitian yang harus diisi oleh
responden. Dengan melihat hasil dari variable
penelitian maka dapat diketahui persentase dari minat
masyarakat Desa Jatibarang dalam penggunaan
teknologi informasi.

3.1 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi


dalam beberapa skala. Dalam ISAC Foundation
(2007), untuk memetakan status kematangan proses-
proses teknologi informasi dalam skala 0
sampaidengan skala 5 (Darwas, 2010). Dengan
mengadopsi IT Maturity Model maka dalam
penelitian ini dibuat tingkatan MLM (Measuring
Maturity Model), seperti terlihat dalam table berikut:

Tabel 6. Tingkatan MLM (Measuring Maturity


Tabel5. Data Hasil Kuesioner (lanjutan)
Model)

MLM Penjelasan
Sama sekali tidak ada proses IT
Non- yang diidentifikasi. Perusahaan
0
Existent belum menyadar i adanya isu yang
harus dibahas.

46
Perusahaan sudah mulai Dan masing-masing skala memiliki beberapa
mengenali proses teknologi indikator yang mempunyai opsi jawaban berupa
informasi di perusahaannya, hurufdari a, b, c, d dan e yang mempunyai arti
belumadastandarisasi, jawaban yakni a untuk Selalu/Sangat Setuju, b untuk
dilakukansecara individual, dan Sering/Setuju, c untuk Kadang-kadang/Ragu-ragu, d
tidakterorganisasi. Terdapatbukti untuk Pernah/Tidak Setuju dan e untuk Tidak
yang memperlihatkan perusahaan pernah/Sangat Tidak Setuju.
1 Initial telah menyadari adanya isu yang
perlu dibahas. Tidakada proses Dari masing-masing skaladihitung total
yang baku; sebagai gantinya ada nilainyadengan memberikan persentase pada masing-
pendekatan khusus (adhoc) yang masing opsi jawaban seperti table berikut:
cenderung diterapkan per kasus.
Pendekatan manajemen secara Tabel7. Nilai pada pilihan jawaban kuesioner
keseluruhan masih belum PilihanJawaban Nilai Persentase
terorganisasi. A 1 100%
Perusahaan sudah mulai memilliki B 0,75 75%
prosedur dalam proses teknologi C 0,5 50%
informasi tetapi tidak ada D 0,25 25%
pelatihan dan komunikasi formal E 0 0%
Repeatable tentang prosedur standar tersebut.
2 but Tanggung jawab terhadap proses Setelah proses pencatatan dan perekaman selesai
Intuitive tersebut masih dibebankan pada maka akan dihitung nilai persentase dari masing-
individu dan tingkat masing skala. Berikut adalah tabel persentase dari
ketergantungan pada kemampuan data yang sudah dikumpulkan melalui kuesioner:
individu sangat besar sehingga
terjadi kesalahan. Tabel8. Persentase Data Kuesioner Skala 0 s.d. 5
Prosedur di perusahaan sudah Skala Total Persentase Status
distandarisasi, terdokumentasi, nilai
dan dikomunikasikan melalui 0 0,67 67 % TidakTerpenuhi
pelatihan tetap iimplementasi 1 0,69 68,9 % TidakTerpenuhi
Defined masih tergantung pada individu 2 0,56 56,3 % TidakTerpenuhi
3
Process apakah mau mengikuti prosedur 3 0,63 63,1 % TidakTerpenuhi
tersebut atau tidak. Prosedur yang 4 0,55 54,9 % TidakTerpenuhi
dibuat tersebut tidak rumit, hanya 5 0,77 77,4 Terpenuhi
merupakan formalisasi kegiatan
yang sudah ada IV. PEMBAHASAN
Perusahaan dapat mengukur dan Dari 39 responden yang telah mengisi kuesioner,
memonitor prosedur yang ada kemudian dilakukan proses pencatatan dan
sehingga mudah ditanggulangi jika perekaman untuk menghitung nilai persentase dari
Managed
terja dipenyimpangan. Proses yang masing-masing skala. Dalam proses perhitungannya
4 and
ada sudah berjalan dengan baik dilakukan konversi nilai dari data hasil kuesioner tiap
Measurable
dan konstan. Otomasi dan indikator dari masing-masing skala. Konversi nilai
perangkat teknologi informasi tiap indikator seperti yang terlihat pada tabel 7.
yang digunakan terbatas.
Proses yang ada sudah mencapai Dari konversi nilai kemudian dihitung nilai total dari
best practice melalui proses data seluruh responden sehingga dapat diketahui
perbaikan yang terus menerus. persentase dari masing-masing skala. Setelah itu
Teknolog iinformasi sudah diberikan nilai default untuk mengukur tingkat
digunakan terintegrasi untuk kematangan penggunaan teknologi informasi sebesar
5 Optimized
otomatisasi proses kerjadalam 75 % dan nilai indikator terpenuhi sebesar
perusahaan, meningkatkan 100%.Untuk mengetahui indikator terpenuhi atau
kualitas, efektivitas, serta tidak terpenuhi dengan cara mengkondisikan bahwa
kemampuan beradaptasi terhadap jika nilai persentase dari total nilai indikator dari
perusahaan masing-masing skala lebih besar dari nilai default
Sumber: www. gunadarma.ac.id yakni 75% maka statusnya adalah terpenuhi dan jika
tidak maka statusnya adalah tidak terpenuhi.

47
5.
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa skala 5 inat masyarakat yang menggunakan teknologi
mempunyai total nilai sebesar 0,77 dengan informasi untuk mengukur kinerja dari
persentasenya sebesar 77,4 % dan statusnya karyawannya adalah sebesar 54,9%.
terpenuhi. Hasil dari penelitian 6.
inimenunjukkanbahwa minat masyarakat yang inat masyarakat sebesar 77% mempunyai minat
menyatakan tidak perduli akan penggunaan teknologi dalam penggunaan teknologi informasi (pada
informasi sebesar 67%. Minat masyarakat yang prosesnya yang ada) sudahmencapai bestpractic
peduli namun tanpa aktivitas (tanpa dukungan emelalui proses perbaikan yang
teknologi informasi dalam proses kerja) sebesar terusmenerusdanteknologiinformasisudahterintegr
68,9%. Dan masyarakat yang sudah mempunyai asiuntukotomatisasi proses kerja.
rencana namun belum mengimplementasikan 7.
penggunaan teknologi informasi adalah sebesar engansemakintinggi maturity level-nya yakni
56,3%. Sedangkan masyarakat yang sudah berada pada skala atau level 5 yakni sebesar 77%
menerapkan aplikasi dalam proses kerjanya adalah dan statusnya terpenuhi hal ini menunjukkan
sebanyak 63,1% dan masyarakat yang menggunakan maka semakin baik minat penggunaanteknologi
teknologi informasi untuk mengukur kinerja dari informasi pada bidang pendidikan dan usaha kecil
karyawannya adalah sebesar 54,9%. Sedangkan menengah di Desa Jatibarang Indramayu.
sebesar 77% masyarakat mempunyai minat dalam
penggunaan teknologi informasi (pada prosesnya DAFTAR PUSTAKA
yang ada)sudahmencapai bestpractic emelalui proses
perbaikan yang Anonim. Profil Jatibarang, Indramayu.
terusmenerusdanteknologiinformasisudahterintegrasi http://id.wikipedia.org/wiki/Jatibarang,_Indramayu.
untukotomatisasi proses kerja. Diakses pada tanggal 6 Desember 2013.

Dengan mengetahui persentasi dari masing-masing Darwas, Rahmadini. 2010. Evaluasi Peran Sistem
skala tersebut dapat diketahui bahwa hasil Informasi Manajemen Koperasi Swadharma Dengan
pengukuran tingkat kematangan dari responden yang Menggunakan Model Maturity Level Pada Kerangka
diproses menggunakan IT Maturity Model adalah Kerja Cobit Pada Domain Plan and Organise.
berada pada tingka tatau skala 5 (Optimized) dengan http://www.gunadarma.ac.id. Diakses pada tanggal 6
persentase hasilnyaadalah 77%. Dengan semakin Mei 2015.
tinggi maturity levelnyayakni berada pada Skala atau
level 5 maka semakin baik tingkat kematangan IT Governance Institute. 2007. CobIT 4.1 edition –
penggunaan teknologi informasi pada bidang Framework, Control Objectives Management
pendidikan dan usaha kecil menengah di Desa Guidelines Maturity Model. ITGI, USA.
Jatibarang Indramayu.
Jamroni. Analisis Tingkat Kematangan Sistem
V. KESIMPULAN Informasi Perpustakaan Di STIKES Surya Global
Berdasarkanhasil yang dicapai yang Yogyakarta. Program S2 Magister TeknikInformatika
telahdiuraikandapatdiambilbeberapakesimpulan, Program Pascasarjana, STMIK AMIKOM
yaitu: Yogyakarta.
1. H
asil dari penelitian inimenunjukkanbahwa minat Mas Wigantoro Roes Setiyadi. Mendayagunakan
masyarakat yang menyatakan tidak perduli akan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Upaya
penggunaan teknologi informasi sebesar 67%. Membangun Daya Saing Nasional.
2. http://www.insteps.or.id.
M Diakses pada tanggal 6
inat masyarakat yang peduli namun tanpa Desember 2013.
aktivitas (tanpa dukungan teknologi informasi
dalam proses kerja) sebesar 68,9%. Retriana, Bela. 2013. Pengaruh Pemanfaatan
3. Teknologi Informasi
M Terhadap Kinerja Individual
inat masyarakat yang sudah mempunyai rencana Pada Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
namun belum mengimplementasikan penggunaan Sipil Kabupaten Wonogiri. Artikel Publikasi Ilmiah
teknologi informasi adalah sebesar 56,3%. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
4. Muhamadiyah M Surakarta.http://eprints.ums.ac.id.
inat masyarakat yang sudah menerapkan aplikasi Diakses pada tanggal 17 Oktober 2015.
dalam proses kerjanya adalah sebanyak 63,1% .

48
Sabihaini. 2006. Analisis Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Kinerja Individual (Studi Pada Rumah
Sakit di Yogyakarta). Jurnal Widya Manajemen &
Akuntansi, Vol. 6 No. 1, April 2006:1-16.
http://journal.wima.ac.id. Diakses pada tanggal 17
Oktober 2015.

Tim Paradigma Pendidikan. 2010. Paradigma


Pendidikan Nasional Abad XXI, versi 1.0. Badan
Standar Pendidikan

49

Anda mungkin juga menyukai