Anda di halaman 1dari 79

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB V

HASIL PENELITIAN

Instalasi Gizi adalah unit yang mengelola kegiatan pelayanan gizi di RS

Akademik UGM sebagai wadah untuk melakukan pelayanan makanan, pelayanan

terapi diet dan penyuluhan/konsultasi gizi. Tugas pokok Instalasi Gizi di RS

Akademik UGM adalah melaksanakan pelayanan gizi secara efektif dan efisien

melalui penyediaan, pengolahan dan penyaluran makanan. Undang-Undang No.

36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan dilakukannya upaya

pengelolaan risiko berupa manajemen risiko sebagai salah satu upaya preventif

untuk menjamin hak kesehatan tenaga kerja di rumah sakit. Penerapan manajemen

risiko yang dilakukan di Instalasi Gizi RS Akademik UGM melalui kegiatan

penilaian risiko digunakan untuk mengurangi risiko cidera dan kerugian pada

pasien, tenaga kerja rumah sakit serta organisasinya sendiri.

Berikut langkah-langkah penerapan HIRADC pelaksanaan manajemen

risiko di Instalasi Gizi RS Akademik UGM :

A. Persiapan/Penentuan Konteks

Langkah-langkah persiapan pelaksanaan manajemen risiko di Instalasi

Gizi RS Akademik UGM adalah sebagai berikut :

1. Penentuan tanggung jawab dan pelaksana kegiatan manajemen risiko

Penanggung jawab pelaksana manajemen risiko adalah Kepala K3

dan Sanitasi bertugas untuk mengkaji dan memantau pelaksanaan

penerapan manajemen risiko. Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi melakukan

observasi ke Instalasi Gizicommit to user kepada tenaga kerja di Instalasi


dan wawancara

37
library.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

Gizi mengenai potensi bahaya yang ada di Instalasi Gizi. Kemudian

permasalahan dari hasil observasi dan wawancara yang ada di Instalasi

Gizi di diskusikan di dalam rapat untuk dilakukan evaluasi dan perbaikan.

Pelaksana manajemen risiko adalah tenaga kerja di Instalasi Gizi

yang bertugas mendukung pelaksanaan manajemen risiko. Tenaga kerja

mendukung pelaksanaan kegiatan manajemen risiko dibuktikan ketika

melakukan pekerjaan tenaga kerja mematuhi prosedur yang ada misalnya

pada waktu bekerja tenaga kerja memakai celemek dan apron dengan

semestinya untuk pencegahan luka bakar terkena api tenaga kerja. Hal ini

menunjukan tenaga kerja di Instalasi Gizi ikut berperan dalam mencegah

risiko kecelakaan.

2. Menentukan tujuan pelaksanaan manajemen risiko

Tujuan dari pelaksanaan manajemen risiko di Instalasi Gizi adalah

mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko untuk

menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.

3. Menentukan ruang lingkup pelaksanaan manajemen risiko

Ruang lingkup pelaksanaan manajemen risiko adalah tenaga kerja,

pasien, peralatan yang digunakan di Instalasi Gizi dan lingkungan rumah

sakit.

4. Menentukan metode dan waktu pelaksanaan evaluasi manajemen risiko

Formulir yang digunakan untuk melakukan penilaian manajemen

risiko di Instalasi Gizi diambil dari materi Pedoman Manajemen Risiko K3

di Fasyankes. Metode yang digunakan dalam penilaian manajemen risiko


commit to user
library.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

di Instalasi Gizi adalah metode semikuantitatif dengan menggunakan skala

dalam bentuk angka untuk menilai tingkat risiko.

Waktu pelaksanaan evaluasi manajemen risiko dilakukan secara

berkala ketika melakukan observasi dan tanya jawab dengan tenaga kerja

di Instalasi Gizi. Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi akan melakukan

observasi lapangan dan tanya jawab dengan tenaga kerja misalnya masih

terdapat tenaga kerja yang terkena luka bakar sesudah dilakukan

pengendalian memakai celemek dan apron apabila masih ada kemudian

dilakukan evaluasi karena kesalahan tenaga kerja atau karena pengendalian

yang ada kurang efektif.

B. Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko merupakan upaya untuk menemukan atau

mengidentifikasi bahaya yang ada di tempat kerja. Identifikasi risiko terhadap

suatu proses kerja, penulis melakukannya dengan cara mewawancarai Kepala

Instalasi K3 dan Sanitasi, petugas gizi, tenaga kerja yang ada di Instalasi Gizi

kemudian penulis bertanya tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), temuan mengenai keadaan yang

nyaris bahaya dan kecelakaan yang pernah terjadi. Untuk identifikasi risiko di

RS Akademik UGM telah dilakukan Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi dalam

bentuk dokumen yang sudah jadi. Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi telah

melakukan proses identifikasi risiko tetapi bukti dalam bentuk dokumen

karena keterbatasan sumber daya manusia belum dapat dibuat dokumen

secara lengkap. Tahapan identifikasi risiko yang dilakukan antara lain :


commit to user
library.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

1. Melakukan Pembagian Proses Kerja

Proses kerja yang ada di Instalasi Gizi RS Akademik UGM antara

lain :

1. Penerimaan Bahan Makanan

Bahan makanan yang datang ditimbang kemudian berat dari

bahan makanan yang diterima dicatat pada formulir penerimaan bahan

makanan setelah itu dilakukan pencucian untuk menghindari bakteri

atau kotoran yang terbawa dari luar. Bahan makanan yang telah

ditimbang, dicuci dan dicatat beratnya diletakkan pada keranjang untuk

disalurkan ke ruang penyimpanan dengan troli. Jika yang diterima

berupa barang misal galon air dilakukan pengecekan jumlahnya sesuai

dengan pemesanan kemudian dilakukan pencatatan pada formulir

penerimaan barang dengan diberi tanggal penerimaan kemudian

diletakkan diatas pallet yang telah tersedia di ruang penerimaan.

2. Penyimpanan Bahan Makanan

1) Gudang Bahan Kering

a) Bahan makanan kering datang akan langsung dimasukkan ke

gudang penyimpanan bahan kering dilakukan pemeriksaan

jenis, jumlah dan tanggal kadaluarsa dari kemasan yang

digunakan.

b) Bahan makanan kering yang disimpan pada gudang

penyimpanan bahan kering dipisah sesuai jenisnya misalnya

untuk bumbu kering di rak penyimpanan bumbu dan untuk


commit to user
library.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

susu disimpan di rak penyimpanan susu dengan diberi sekat.

Penyimpanan bahan makanan kering diberi label agar

posisinya tidak berpindah-pindah untuk memudahkan

pengambilan ketika dibutuhkan.

c) Penyimpanan bahan makanan kering dicatat jumlah bahan

yang masuk, bahan yang telah dipakai dan jumlah bahan ketika

telah dipakai pada formulir penyimpanan bahan yang terletak

di gudang penyimpanan bahan kering.

2) Gudang Bahan Basah

a) Bahan makanan basah yang disimpan di gudang penyimpanan

basah dipisah sesuai jenisnya dengan memberi label diluar

lemari pendingin misalnya sayuran disimpan pada pendingin

khusus sayuran dan untuk daging disimpan pada lemari

pendingin khusus daging.

b) Temperatur freezer untuk masing-masing bahan yang disimpan

diatur sedemikian rupa sesuai dengan peraturan untuk

menghindari bahan makanan busuk.

c) Pembersihan atau pengurasan freezer tempat penyimpanan

bahan basah biasanya dilakukan secara rutin.

3. Persiapan Bahan Makanan

Serangkaian kegiatan mempersiapkan bahan makanan menurut

kelompok jenis makanan (nabati, hewani, buah dan sayuran) kemudian

diolah (mencuci, memotong, menyiangi, meracik, dan sebagainya)


commit to user
library.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

sesuai menu, standar resep, standar porsi, standar bumbu dan jumlah

orang yang dilayani.

4. Pengolahan/Pemasakkan

Pengolahan bahan makanan mengubah (memasak) bahan

makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan. Proses

pengolahan bahan makanan dilakukan oleh juru masak mulai dari

membersihkan bahan makanan seperti mencuci, memotong sampai

pada proses memasak.

5. Pemorsian

Menyusun hidangan dalam variasi yang serasi untuk memenuhi

gizi seseorang. Makanan yang telah selesai diolah kemudian diporsi di

ruang pemorsian menggunakan plato stainless tertutup dan untuk

makanan ringan/snack yang diletakkan di wadah ditutup dengan plastik.

6. Pendistribusian

Pendistribusian makanan ke ruang-ruang pasien menggunakan

troli tertutup. Makanan didalam troli disusun secara bertingkat untuk

menghindari kontaminasi silang antar makanan dan agar tidak tumpah.

Pendistribusian makanan ke ruang-ruang pasien menggunakan jalur

kereta dorong/troli.

7. Pencucian Alat

Untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada

peralatan yang kotor atau sudah digunakan. Peralatan harus segera

dibersihkan dan didesinfeksi untuk mencegah kontaminasi silang pada


commit to user
library.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

makanan, baik pada tahap penyimpanan, persiapan, pengolahan dan

pemorsian.

2. Identifikasi sumber-sumber potensi bahaya dan faktor bahaya yang ada di

Instalasi Gizi

a. Penerimaan Bahan Makanan

Tabel 10. Identifikasi Potensi Bahaya dan Sumber Bahaya Proses


Penerimaan Bahan Makanan
No. Identifikasi Deskripsi Tenaga Kerja Konsekuensi
Potensi Bahaya yang
Bahaya Terpajan
1 Bahaya Pengambilan Petugas Gangguan
ergonomi bahan Instalasi Gizi otot, tulang
karena makanan dan rangka
postur dilakukan
janggal dengan posisi
yang berdiri dan
dilakukan menunduk
tenaga kerja
2 Bahaya Benda asing Tidak ada Benda asing
biologi misal batu tenaga kerja seperti batu
berasal dari atau pasir yang terpajan atau pasir
benda asing yang terbawa tetapi bahan yang terbawa
misal batu ketika asing seperti ketika
atau pasir mengemas batu atau pasir mengemas
bahan dapat bahan
makanan mengandung makanan
untuk di mikroorga- dapat
distribusikan nisme mengandung
ke instalasi mikroorga-
gizi nisme berupa
bakteri
sehingga
mencemari
bahan
makanan
3 Bahaya Ketika bahan Tidak ada Bahan
biologi makanan tenaga kerja makanan
karena datang yang terpajan, menjadi
bakteri dan keadaan tetapi dapat mengandung
virus
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
yang pintu ruangan mengurangi mikroorga
berasal dari penerimaan kualitas bahan nisme dari
udara luar terbuka dapat makanan udara luar
ruangan menyebab- yang melekat
penerimaan kan udara pada bahan
dan melekat dari luar makanan
ke bahan masuk
makanan
4 Bahaya Tenaga kerja Petugas gizi Cidera kaki
fisik karena terkena roda dan tenaga ringan atau
terkena roda troli karena kerja yang sedang
troli kurang menggunakan
berhati-hati troli untuk
dan menyimpan
mengguna- bahan
kan alas kaki makanan ke
yang terbuka/ ruang
sepatu sandal penyimpanan
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

b. Penyimpanan Bahan Makanan

Tabel 11. Identifikasi Potensi Bahaya dan Sumber Bahaya Proses


Penyimpanan Bahan Makanan
No Identifikasi Deskripsi Tenaga Konsekuensi
Potensi Bahaya Kerja
Bahaya yang
Terpajan
1 Bahaya Temperatur Tidak ada Bahan makanan
biologi untuk tenaga menjadi tidak
karena ruangan kerja yang tahan lama untuk
temperatur penyimpanan terpajan disimpan
ruangan kering yang tetapi hal
penyimpa- tidak sesuai ini dapat
nan kering standar dapat merusak
yang tidak merusak bahan
sesuai bahan makanan
makanan yang
disimpan
seperti
rempah-
rempah
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
2 Bahaya Semut dan Tidak ada Bahan makanan
biologi hewan tenaga yang berada di
yang pengerat kerja yang gudang kering
berasal dari dapat terpajan dapat
semut dan memasuki tetapi mengandung
hewan ruang bahan mikroorganisme
pengerat penyimpanan makanan seperti
kering dapat bakteri/virus dari
mengan- binatang yang
dung memasuki
mikroor- ruangan
ganisme penyimpanan
seperti
bakteri/vi-
rus
3 Bahaya Bakteri yang Tidak ada Bahan makanan
biologi berasal dari tenaga yang disimpan
akibat bahan kerja yang terlalu lama dapat
bakteri dari makanan terpajan merusak dan
bahan yang rusak tetapi mengontami-
makanan karena terlalu dapat nasi/mencemari
yang rusak lama mence- bahan makanan
disimpan mari lain
dapat bahan
mengontami- makanan
nasi/mence- lain yang
mari bahan disimpan
makanan lain
4 Bahaya Sayuran Tidak ada Sayuran busuk
biologi dari busuk dan air tenaga dapat
kotoran dari sayuran kerja yang mengandung
yang dapat terpajan mikroorganisme
berasal dari mengontami- tetapi yang mencemari
sayuran nasi sayuran sayuran sayuran lain yang
yang busuk lain yang yang disimpan dan
dan air disimpan dan busuk dapat
sayuran sayuran dapat membahayakan
busuk dapat mence- kesehatan
mengandung mari
bakteri yang sayuran
membahaya- yang lain
kan disimpan
kesehatan
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
5 Bahaya Petugas yang Petugas Tersengat listrik,
listrik dari mengecek yang kebakaran
panel listrik panel listrik mengecek
yang dapat panel
terletak tersengat listrik
disamping listrik apabila
ruang ada arus
penyimpa- listrik yang
nan basah terbuka
6 Bahaya Penyusunan Petugas Cidera kepala
fisik apabila kardus yang gizi ringan atau
kejatuhan tidak teratur sedang
kardus yang misalnya
berisi bahan kardus yang
makanan berisi bahan
makanan
masih ada
yang terletak
di rak atas
sedangkan
kardus
kosong
diletakkan di
bawah
7 Bahaya Ketika Petugas Cidera tangan
fisik karena melakukan yang ringan atau
tergores pembersihan bertugas sedang
besi freezer freezer melakukan
tempat pembersih
penyimpan- an freezer
an bahan
makanan
basah tangan
petugas
tergores besi
8 Bahaya Ketika Petugas Cidera tangan
fisik karena mengambil yang saat ringan
tertusuk bahan itu
benda asing makanan di mengam-
(bunga es) freezer bil bahan
di freezer tangan makanan
tertusuk di freezer
bunga es
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018
commit to user
library.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

c. Persiapan Bahan Makanan

Tabel 12. Identifikasi Potensi Bahaya dan Sumber Bahaya Proses


Persiapan Bahan Makanan
No Identifikasi Deskripsi Tenaga Kerja Konsekuensi
Potensi Bahaya yang
Bahaya Terpajan
1 Bahaya fisik Pada saat Petugas yang Cidera ringan
karena memblender bertugas di atau sedang
terpeleset buah terdapat area buah dan
tumpahan jus tumpahan air jus
jus
menyebab-
kan tenaga
kerja
terpeleset
2 Bahaya fisik Tangan Petugas yang Cidera tangan
tangan tenaga kerja bertugas ringan atau
tergores pisau tergores pisau memotong sedang
yang yang buah
digunakan digunakan
memotong untuk
buah memotong
buah
3 Bahaya Tangan Petugas yang Cidera tangan
mekanik terluka bertugas di ringan atau
apabila apabila mesin sedang
tangan tenaga kerja penggiling
terkena mesin tidak berhati- daging
penggiling hati dalam
daging mengguna-
kan mesin
penggiling
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

commit to user
library.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

d. Pengolahan/Pemasakkan

Tabel 13. Identifikasi Potensi Bahaya dan Sumber Bahaya Proses


Pengolahan/Pemasakkan
No Identifikasi Deskripsi Tenaga Kerja Konsekuensi
Potensi Bahaya yang
Bahaya Terpajan
1 Bahaya Proses Petugas yang Menyebabkan
fisika memasak memasak tenaga kerja
karena suhu dan menjadi lebih
dan peralatan mudah lelah,
kelembaban memasak dehidrasi dan
di dapur merupakan kurang nyaman
yang tinggi sumber
penyebab
suhu dan
kelembaban
di dapur
menjadi
meningkat
2 Bahaya Tingkat Petugas yang Kelelahan mata
fisika penerangan memasak mengakibatkan
karena di dapur konsentrasi
penerangan yang kurang menurun
di dapur mempenga-
yang kurang ruhi
konsentrasi
tenaga kerja
3 Bahaya Bahaya Petugas yang Gangguan
fisika bising bising dari memasak saluran
dari dentingan pendengaran
dentingan peralatan
peralatan yang
digunakan
untuk
memasak
4 Bahaya Hygiene Tidak ada Peralatan yang
biologi pada tenaga kerja tenaga kerja digunakan
pemasakkan yang kurang yang terpajan menjadi
bumbu tertib pada tetapi peralatan terkontaminasi
halus saat yang mikroorganisme
dengan air pemasakkan digunakan seperti
rawan dapat bakteri/virus
terjadi terkontaminasi
kontaminasi
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
silang mikroorganis- dikarenakan
antara me seperti hygiene tenaga
tenaga kerja bakteri atau kerja dan
dengan virus peralatan yang
peralatan kurang tertib
5 Bahaya Tenaga Petugas yang Beban kerja
psikososial kerja memasak yang meningkat
yang menjadi tenaga kerja
disebabkan lebih mudah menjadi lebih
beban kerja lelah karena mudah lelah dan
yang jumlah mengalami stress
meningkat pasien yang kerja
meningkat
menyebab-
kan
makanan
yang
dimasak
mengalami
penamba-
han dari
biasanya
6 Bahaya Tenaga Petugas yang Cidera tangan
fisik yang tenaga kerja memasak ringan atau
disebabkan tergores sedang
tangan pisau ketika
tergores mengiris
pisau atau
memotong
bahan
makanan
karena
kurang hati-
hati
7 Bahaya Luka panas Petugas yang Cidera tangan
fisik tangan di dapur bertugas ringan atau
terkena luka disebabkan mengeluarkan sedang
panas oleh panas makanan dari
yang kering oven atau
misalnya memasak air
panci yang
panas atau
oven
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
dan panas
yang basah
misal air
panas
8 Bahaya Ledakan Tenaga kerja Ledakan gas
ledakan gas karena di Instalasi dapat berpotensi
karena kebocoran Gizi karena menimbulkan
kebocoran gas elpiji apabila terjadi korban jiwa
gas elpiji kemudian ledakan akan
gas menimbulkan
mengumpul korban jiwa
dalam satu
ruangan
menimbul-
kan panas.
Panas akan
menyambar
gas
menyebab-
kan tekanan
udara
bertambah
tinggi
hingga
akhirnya
timbul
ledakan
9 Bahaya Beberapa Tidak ada Keracunan,
kimia dari bahan kimia tenaga kerja gangguan
bahan kimia serupa yang terpajan saluran
yang serupa dengan tetapi apabila pernapasan
dengan bahan tidak berhati-
bahan makanan hati akan
makanan seperti menyebabkan
baking soda penggunaan-
hampir nya tertukar
sama
dengan
garam
dapur
ataupun
gula.
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Apabila
tidak
berhati-hati
dapat
tertukar
penggunaan
nya dengan
bahan
makanan
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

e. Pemorsian

Tabel 14. Identifikasi Potensi Bahaya dan Sumber Bahaya Proses


Pemorsian
No Identifikasi Deskripsi Tenaga Kerja Konsekuensi
Potensi Bahaya yang
Bahaya Terpajan
1 Bahaya Makanan Tidak ada Makanan yang
biologi disajikan, tenaga kerja akan
karena keadaan yang terpajan distribusikan
bakteri dan jendela tetapi dapat tersebut
virus yang ruangan menyebabkan menjadi
berasal dari pemorsian bahan terkontaminasi
udara luar terbuka makanan bakteri
ruang dapat menjadi
pemorsian mencemari terkontaminasi
bahan bakteri dari
makanan luar
2 Bahaya Petugas Tidak ada Makanan yang
biologi terkadang lupa tenaga kerja dihidangkan
kontaminasi memakai yang terpajan ke pasien
petugas ke masker ketika tetapi dapat menjadi
makanan melakukan menyebabkan terkontaminasi
pemorsian makanan bakteri atau
makanan menjadi virus yang
memungkinkan terkontaminasi berasal dari
apabila tenaga bakteri atau tenaga kerja
kerja tiba-tiba virus
bersin dapat
menyebabkan
makanan
terkontaminasi
bakteri/virus
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
3 Bahaya Petugas Petugas yang Leher menjadi
ergonomi memorsikan memorsikan sakit, posisi
karena postur makanan makanan tubuh yang
tubuh yang dengan posisi janggal dapat
janggal dan badan menyebabkan
terlalu lama membungkuk gangguan pada
menekukkan dan memuntir otot, tulang
leher kemudian dan rangka
menekukkan
leher
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

f. Pendistribusian

Tabel 15. Identifikasi Potensi Bahaya dan Sumber Bahaya Proses


Pendistribusian
No Identifikasi Deskripsi Tenaga Kerja Konsekuensi
Potensi Bahaya yang Terpajan
Bahaya
1 Bahaya Pada saat Tenaga kerja Cidera kaki
fisik pendistribusian yang mengantar ringan atau
terkena makanan makanan ke sedang
roda troli apabila tidak ruang-ruang
berhati-hati
kaki dapat
terkena roda
troli
2 Bahaya Beban berat Tenaga kerja Beban yang
psikososial saat yang berat ketika
dari beban mendorong mendorong mendorong troli
berat troli ke ruang- makanan ke dapat
ruang ruang-ruang menyebabkan
tenaga kerja
kelelahan dan
mengalami stres
kerja
3 Bahaya Pada saat Tidak ada Makanan dapat
biologi pendistribusian tenaga kerja terkontaminasi
karena makanan yang terpajan mikroorganisme
bakteri dan bakteri dan tetapi dapat yang berasal
virus virus dari mengakibatkan dari lingkungan
lingkungan makanan rumah sakit
rumah sakit
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
yang terbawa oleh terkontaminasi
berasal dari angin mikroorganisme
lingkungan kemudian
rumah sakit menempel di
troli
4 Bahaya Postur janggal Tenaga kerja Gangguan otot,
ergonomi karena ketika yang tulang dan
dari postur memindahkan memindahkan rangka
janggal makanan ke makanan
ruangan
dilakukan
dengan posisi
berdiri dan
menunduk
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

g. Pencucian Alat

Tabel 16. Identifikasi Potensi Bahaya dan Sumber Bahaya Proses


Pencucian Alat
No Identifikasi Deskripsi Tenaga Konsekuensi
Potensi Bahaya Kerja yang
Bahaya Terpajan
1 Bahaya fisik Ceceran air Petugas yang Cidera ringan
disebabkan yang digunakan bertugas atau sedang
karena untuk mencuci mencuci
terpeleset peralatan piring
air yang ada apabila tidak
di tempat berhati-hati
pencucian akan
menyebabkan
terpeleset
2 Bahaya Mikroorganisme Tenaga kerja Tertular
biologi dari seperti bakteri yang bertugas penyakit dari
pencucian dan virus dari mencuci pasien
peralatan peralatan bekas peralatan
bekas makan pasien makan bekas
makan apabila tenaga pasien
pasien kerja mencuci
tidak berhati-
hati tenaga kerja
dapat tertular
penyakit dari
pasien
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
3 Bahaya Kandungan dari Tenaga kerja Dapat memicu
kimia dari bahan kimia yang bertugas migrain dan
sabun cuci seperti mencuci asma
pengharum piring
yang digunakan
mencuci
peralatan
apabila terhirup
berbahaya bagi
kesehatan
4 Bahaya Postur tubuh Tenaga kerja Leher menjadi
Ergonomi yang janggal yang bertugas sakit, posisi
karena pada saat mencuci tubuh yang
postur tubuh mencuci piring janggal dapat
yang peralatan tenaga menyebabkan
janggal dan kerja terlalu gangguan
terlalu lama lama dalam pada otot,
menekukkan posisi berdiri tulang dan
leher kemudian rangka
menekukkan
leher
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

Berdasarkan tabel identifikasi risiko mulai nomor sepuluh sampai

dengan enam belas dari hasil observasi lapangan diatas, dapat diketahui

potensi bahaya dan sumber bahaya dari proses kerja di Instalasi Gizi Rumah

Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada adalah sebagai berikut :

1. Bahaya Ergonomi

Bahaya ergonomi di Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik

Universitas Gadjah Mada bersumber dari postur janggal yang dilakukan

saat pengambilan bahan makanan dengan posisi berdiri dan menunduk,

memorsikan makanan dengan posisi badan membungkuk dan memuntir

kemudian menekukkan leher, memindahkan makanan ke ruang-ruang

commit to user
library.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

dilakukan dengan posisi berdiri dan menunduk serta saat mencuci

peralatan terlalu lama dalam posisi berdiri kemudian menekukkan leher.

2. Bahaya Biologi

Bahaya biologi di Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik

Universitas Gadjah Mada bersumber dari benda asing misal batu atau

pasir, temperatur ruangan yang tidak sesuai, debu luar ruangan yang

membawa mikroorganisme, semut dan hewan pengerat yang memasuki

ruang penyimpanan bahan makanan, bahan makanan yang rusak karena

terlalu lama disimpan, sayur yang busuk, hygiene tenaga kerja yang kurang

tertib pada saat pemasakkan rawan terjadi kontaminasi silang dan

mikroorganisme dari peralatan bekas makan pasien.

2. Bahaya Fisik

Bahaya fisik di Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik Universitas

Gadjah Mada bersumber dari tertimpa kardus, tangan tergores pisau,

terpeleset karena lantai licin, tangan tergores besi freezer, tangan tergores

bunga es freezer, tangan terkena uap panas dan kaki terkena roda troli.

3. Bahaya Mekanik

Bahaya mekanik di Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik

Universitas Gadjah Mada bersumber dari mesin penggiling daging.

4. Bahaya Listrik

Bahaya listrik di Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik Universitas

Gadjah Mada bersumber dari panel listrik dapat tersengat listrik apabila

ada arus listrik yang terbuka.


commit to user
library.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

5. Bahaya Fisika

Bahaya fisika di Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik Universitas

Gadjah Mada bersumber dari suhu dan kelembaban, penerangan serta

kebisingan. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan penulis pada tanggal

25 April 2018 suhu dan kelembaban diperoleh 28oC dan 73%, penerangan

diperoleh 185 lux dan kebisingan diperoleh 98,9 dB. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/2004 tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit standar untuk suhu 22-

30oC kelembaban 35-60%, penerangan maksimal 200 lux dan kebisingan

78 dB. Berdasarkan hasil pengukuran penulis dengan dibandingkan oleh

peraturan dapat disimpulkan bahwa kelembaban, penerangan dan

kebisingan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada masih

belum memenuhi peraturan.

4. Bahaya Psikososial

Bahaya psikososial di Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik

Universitas Gadjah Mada bersumber dari beban kerja yang meningkat

dikarenakan jumlah pasien yang bertambah menyebabkan makanan yang

dimasak menjadi lebih banyak dari biasanya dan beban berat saat

mendorong troli ke ruang-ruang.

5. Bahaya Ledakan

Bahaya ledakan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik

Universitas Gadjah Mada bersumber dari kebocoran gas elpiji terjadi

apabila ada gas terkumpul dalam suatu ruangan, tiba-tiba ada panas yang
commit to user
library.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

mempengaruhi ruangan tersebut. Panas akan menyambar gas dan

menyebabkan tekanan udara dalam ruangan bertambah tinggi hingga

akhirnya timbul ledakan.

6. Bahaya Kimia

Bahaya kimia di Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik Universitas

Gadjah Mada bersumber dari bahan kimia yang serupa dengan bahan

makanan apabila tidak berhati-hati dapat tertukar penggunaannya dan

kandungan dari bahan kimia seperti pengharum yang digunakan mencuci

peralatan apabila terhirup dapat berbahaya bagi kesehatan.

C. Analisis Risiko

Setelah identifikasi risiko, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah

analisis risiko. Tujuan dari analisis risiko adalah untuk menilai tingkat risiko

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi level risiko

rendah/sedang/tinggi baik sebelum maupun setelah adanya pengendalian.

Analisis risiko di Instalasi Gizi dilakukan dengan mengkalikan antara

probabilitas/kemungkinan (P) dan konsekuensi/dampak (K). Untuk

mempermudah dalam menganalisis penulis menyajikan analisis risiko dalam

bentuk tabel matriks analisis risiko berdasarkan kegiatan yang ada di Instalasi

Gizi adalah sebagai berikut :

commit to user
library.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

1. Penerimaan Bahan Makanan

Tabel 17. Analisis Risiko Proses Penerimaan Bahan Makanan


Analisis Risiko Analisis Risiko Sisa
Identifikasi
Deskripsi Awal
Potensi
Bahaya P K N L P K N L
Bahaya
Bahaya Pengambilan 3 3 9 Ber- 2 3 6 Se-
ergonomi bahan makna dang
karena makanan
postur dilakukan
janggal yang dengan posisi
dilakukan berdiri dan
tenaga kerja menunduk
Bahaya Benda asing 5 1 5 Se- 3 1 3 Ren-
biologi yang terbawa dang dah
karena benda ketika
asing misal mengemas
batu atau bahan
pasir makanan
dapat
mengandung
mikroor-
ganisme dan
mencemari
bahan
makanan
Bahaya Ketika bahan 4 1 4 Se- 3 1 3 Ren-
biologi makanan da- dang dah
karena tang keadaan
bakteri, virus pintu ruangan
yang berasal penerimaan
dari udara terbuka dapat
luar ruangan menyebabkan
penerimaan udara dari
luar masuk
Bahaya fisik Tenaga kerja 5 2 10 Ber- 3 2 6 Se-
karena terkena roda makna dang
terkena troli troli karena
kurang ber-
hati-hati
Bersambung..

commit to user
library.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
dan
mengguna-
kan alas kaki
yang terbu-
ka/ sepatu
sandal
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

Keterangan kata singkatan untuk tabel diatas adalah :

P : Probabilitas

K : Konsekuensi

N : Nilai risiko

L : Level risiko

2. Penyimpanan Bahan Makanan

Tabel 18. Analisis Risiko Proses Penyimpanan Bahan Makanan


Analisis Risiko Analisis Risiko Sisa
Identifikasi
Deskripsi Awal
Potensi
Bahaya P K N L P K N L
Bahaya
Bahaya Temperatur 4 1 4 Se- 3 1 3 Ren-
biologi ruangan dang dah
karena penyimpa-
temperatur nan kering
ruangan yang tidak
penyimpanan sesuai
kering yang standar
tidak sesuai dapat
merusak
bahan
makanan
Bahaya Semut dan 5 1 5 Se- 3 1 3 Ren-
biologi hewan dang dah
karena semut pengerat
dan hewan yang
pengerat memasuki
ruang
penyimpa-
nan kering
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
sehingga
bahan
makanan
dapat
mengan-
dung
mikroorga-
nisme yang
dibawa oleh
binatang
tersebut
Bahaya Bakteri 4 1 4 Se- 3 1 3 Ren-
biologi yang dang dah
berasal dari berasal dari
bahan bahan
makanan makanan
yang rusak yang rusak
disimpan,
dapat
mengonta-
minasi/men-
cemari
bahan
makanan
lain karena
terlalu lama
Bahaya Sayuran 5 1 5 Se- 3 1 3 Ren-
biologi dari busuk dan dang dah
sayuran yang air dari
busuk dan air sayuran
dari sayuran dapat
mengonta-
minasi
sayuran lain
yang
disimpan
dan sayuran
busuk dapat
mengan-
dung
bakteri yang
membaha-
yakan kese-
hatan
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya Petugas 3 5 15 Tinggi 3 3 9 Ber-
listrik dari yang makna
mengecek mengecek
panel listrik panel listrik
dapat terse-
ngat listrik
apabila ada
arus listrik
yang
terbuka
Bahaya fisik Penyusunan 4 2 8 Ber- 3 2 6 Se-
apabila bahan yang makna dang
kejatuhan tidak teratur
kardus yang misalnya
berisi bahan kardus yang
makanan berisi bahan
makanan
terletak di
rak atas,
kardus
kosong dile-
takkan diba-
wah
Bahaya fisik Saat 5 2 10 Ber- 3 2 6 Se-
karena melakukan makna dang
tergores besi pembersi-
freezer han freezer
tangan
tergores
besi
Bahaya fisik Ketika 5 1 5 Se- 3 1 3 Ren-
karena mengambil dang dah
tertusuk bahan
bunga es di makanan di
freezer freezer
tangan
tertusuk
bunga es
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

Keterangan kata singkatan untuk tabel diatas adalah :

P : Probabilitas
commit to user
K : Konsekuensi
library.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

N : Nilai risiko

L : Level risiko

3. Persiapan Bahan Makanan

Tabel 19. Analisis Risiko Proses Persiapan Bahan Makanan


Analisis Risiko Analisis Risiko
Identifikasi
Deskripsi Awal Sisa
Potensi
Bahaya P K N L P K N L
Bahaya
Bahaya fisik Pada saat 3 3 9 Ber- 3 2 6 Se-
karena memblen- makna dang
terpeleset der buah
tumpahan jus terdapat
tumpahan
air jus
menyebab-
kan tenaga
kerja terpe-
leset
Bahaya fisik Tangan 4 2 8 Ber- 3 2 6 Se-
yang tenaga makna dang
disebabkan kerja
tangan tergores
tergores pisau yang
pisau digunakan
untuk
memotong
buah
Bahaya Tangan 2 2 4 Se- 1 2 2 Ren-
meka- terluka dang dah
nik apabila apabila
tangan tenaga kerja
terkena kurang hati-
mesin hati dalam
penggi- mengguna-
ling daging kan mesin
penggiling
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

Keterangan kata singkatan untuk tabel diatas adalah :

P : Probabilitas
commit to user
K : Konsekuensi
library.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

N : Nilai risiko

L : Level risiko

4. Pengolahan/Pemasakkan

Tabel 20. Analisis Risiko Pengolahan/Pemasakkan


Identifikasi Analisis Risiko Analisis Risiko Sisa
Deskripsi
Potensi Awal
Bahaya
Bahaya P K N L P K N L
Bahaya Proses 5 1 5 Se- 3 1 3 Ren-
fisika karena memasak dan dang dah
suhu dan peralatan
kelembaban memasak
di dapur merupakan
yang tinggi sumber
penyebab
suhu dan
kelembaban
di dapur
menjadi
meningkat
Bahaya Tingkat 5 1 5 Se- 3 1 3 Ren-
fisika karena penerangan dang dah
penerangan di dapur yang
di dapur kurang
yang kurang mempenga-
ruhi
konsentrasi
tenaga kerja
Bahaya Bahaya 5 1 5 Se- 3 1 3 Ren-
fisika bising dari Dang dah
kebisingan dentingan
karena peralatan
dentingan yang
peralatan digunakan
memasak untuk
memasak
Bahaya Hygiene 4 3 12 Ber- 2 3 6 Se-
biologi tenaga kerja makna dang
karena yang kurang
hygiene tertib pada
tenaga kerja saat
yang kurang pemasakkan
tertib
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
rawan terjadi
kontaminasi
silang antara
tenaga kerja
dengan
peralatan
Bahaya Jumlah 3 3 9 Ber- 2 2 4 Se-
psikososial pasien yang makna dang
yang meningkat
disebabkan menyebab-
beban kerja kan makanan
yang yang dimasak
meningkat mengalami
penambahan
dari biasanya
Bahaya fisik Tenaga kerja 4 2 8 Ber- 3 2 6 Se-
yang tergores makna Dang
disebabkan pisau ketika
tangan mengiris atau
tergores memotong
pisau bahan
makanan
karena
kurang hati-
hati
Bahaya fisik Luka panas 2 2 4 Se- 1 2 2 Ren-
tangan di dapur dang dah
terkena luka disebabkan
panas oleh panas
yang kering
misalnya
panci yang
panas atau
oven dan
panas yang
basah misal
air panas
Bahaya Ledakan gas 3 5 15 Tinggi 3 3 9 Ber-
ledakan karena makna
akibat kebocoran
kebocoran gas elpiji
gas elpiji kemudian gas
mengumpul
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
dalam satu
ruangan
menimbulkan
panas. Panas
akan
menyambar
gas
menyebab-
kan tekanan
udara
bertambah
tinggi hingga
akhirnya
timbul
ledakan
Bahaya Beberapa 3 5 15 Tinggi 2 4 8 Ber-
kimia dari bahan kimia makna
bahan kimia serupa
yang serupa dengan bahan
dengan makanan
bahan seperti
makanan baking soda
hampir sama
dengan
garam dapur
ataupun gula.
Apabila tidak
berhati-hati
dapat tertukar
penggunaan-
nya dengan
bahan
makanan
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

Keterangan kata singkatan untuk tabel diatas adalah :

P : Probabilitas

K : Konsekuensi

N : Nilai risiko

L : Level risiko
commit to user
library.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

5. Pemorsian

Tabel 21. Analisis Risiko Pemorsian


Identifikasi Analisis Risiko Analisis Risiko Sisa
Deskripsi
Potensi Awal
Bahaya
Bahaya P K N L P K N L
Bahaya Proses 4 1 4 Se- 3 1 3 Ren-
biologi memasak dan dang dah
karena peralatan
bakteri dan memasak
virus yang merupakan
berasal dari sumber
udara luar penyebab
ruang suhu dan
pemorsian kelembaban
di dapur
menjadi
meningkat
Bahaya Petugas 3 3 9 Ber- 2 3 6 Se-
biologi terkadang makna dang
karena lupa
hygiene memakai
tenaga kerja masker ketika
yang kurang melakukan
tertib pemorsian
makanan
memung-
kinkan
apabila
tenaga kerja
tiba-tiba
bersin dapat
menyebabkan
makanan
terkonta-
minasi
bakteri atau
virus
Bahaya Petugas 3 3 9 Ber- 2 3 6 Se-
ergonomi memorsikan makna dang
karena postur makanan
janggal dan dengan posisi
menekukkan badan
leher membungkuk
dan memuntir
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
yang kemudian
dilakukan menekukkan
petugas leher
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

Keterangan kata singkatan untuk tabel diatas adalah :

P : Probabilitas

K : Konsekuensi

N : Nilai risiko

L : Level risiko

6. Pendistribusian

Tabel 22. Analisis Risiko Pendistribusian


Identifikasi Analisis Risiko Analisis Risiko Sisa
Deskripsi
Potensi Awal
Bahaya
Bahaya P K N L P K N L
Bahaya fisik Pada saat 5 2 10 Ber- 3 2 6 Se-
karena kaki pendistribu- makna dang
terkena roda sian makanan
troli ke ruang-
ruang apabila
tidak berhati-
hati kaki
dapat terkena
roda troli
Bahaya Beban berat 3 3 9 Ber- 2 2 4 Se-
psikososial saat makna dang
beban berat mendorong
dari troli ke
mendorong ruang-ruang
troli
Bahaya Pada Saat 4 1 4 Se- 3 1 3 Ren-
biologi pendis- dang dah
karena tribusian
bakteri dan makanan ke
virus ruangan
bakteri
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
yang berasal dan virus dari
dari lingkungan
lingkungan terbawa
rumah sakit angin,
menempel di
troli
Bahaya Postur 3 3 9 Ber- 2 3 6 Se-
ergonomi janggal makna dang
karena postur karena ketika
janggal yang memindah-
dilakukan kan makanan
petugas ke ruang-
ruang
dilakukan
dengan posisi
berdiri dan
menunduk
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

Keterangan kata singkatan untuk tabel diatas adalah :

P : Probabilitas

K : Konsekuensi

N : Nilai risiko

L : Level risiko

commit to user
library.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

7. Pencucian Alat

Tabel 23. Analisis Risiko Pencucian Alat


Identifikasi Analisis Risiko Analisis Risiko Sisa
Deskripsi
Potensi Awal
Bahaya
Bahaya P K N L P K N L
Bahaya fisik Ceceran air 3 3 9 Ber- 2 3 6 Se-
disebabkan yang makna Dang
karena digunakan
terpeleset air untuk
yang ada di mencuci
tempat peralatan
pencucian apabila tidak
berhati-hati
akan
menyebabkan
terpeleset
Bahaya Mikroorga- 2 3 6 Se- 1 3 3 Ren-
biologi dari nisme seperti dang ddah
mikroor- bakteri dan
ganisme dari virus dari
peralatan peralatan
bekas makan bekas makan
pasien pasien
apabila
tenaga kerja
mencuci
tidak berhati-
hati tenaga
kerja dapat
tertular
penyakit dari
pasien
Bahaya Kandungan 2 2 4 Se- 1 2 2 Ren-
kimia sabun bahan kimia dang dah
cuci yang
digunakan
mencuci
peralatan
apabila
terhirup
berbahaya
bagi
kesehatan
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya Postur tubuh 3 3 9 Ber- 2 3 6 Se-
ergonomi yang janggal makna dang
karena pada saat
postur mencuci
janggal dan peralatan
menekukkan tenaga kerja
leher terlalu lama
dalam posisi
berdiri
kemudian
menekukkan
leher
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

Keterangan kata singkatan untuk tabel diatas adalah :

P : Probabilitas

K : Konsekuensi

N : Nilai risiko

L : Level risiko

Berdasarkan tabel analisis risiko mulai nomor tujuh belas sampai

dengan dua puluh tiga dari hasil observasi lapangan diatas, dapat diketahui

nilai risiko dan tingkat level risiko dari analisis risiko awal dan analisis risiko

akhir di Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

adalah sebagai berikut :

a. Penerimaan Bahan Makanan

1) Analisis risiko awal

Kategori level risiko sedang dengan nilai risiko empat dan lima

masing-masing berjumlah satu. Kategori level risiko bermakna nilai

risiko sembilan dan sepuluh masing-masing berjumlah satu.


commit to user
library.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

2) Analisis risiko akhir

Kategori level risiko rendah dengan nilai risiko tiga berjumlah

dua sedangkan kategori level risiko sedang dengan nilai risiko enam

berjumlah dua.

b. Penyimpanan Bahan Makanan

1) Analisis risiko awal

Kategori level risiko sedang dengan nilai risiko empat

berjumlah dua dan nilai risiko lima berjumlah tiga. Kategori level

risiko bermakna dengan nilai risiko delapan dan sepuluh masing-

masing berjumlah satu. Kategori level risiko tinggi dengan nilai

risiko lima belas berjumlah satu.

2) Analisis risiko akhir

Kategori level risiko rendah dengan nilai risiko tiga berjumlah

lima. Kategori level risiko sedang dengan nilai risiko enam

berjumlah dua. Kategori level risiko bermakna dengan nilai risiko

sembilan berjumlah satu.

c. Persiapan Bahan Makanan

1) Analisis risiko awal

Kategori level risiko sedang dengan nilai risiko empat

berjumlah satu. Kategori level bermakna dengan nilai risiko delapan

dan sembilan masing-masing berjumlah satu.

commit to user
library.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

2) Analisis risiko akhir

Kategori level sedang dengan nilai risiko enam berjumlah dua.

Kategori level risiko rendah dengan nilai risiko dua berjumlah satu.

d. Pengolahan/Pemasakkan

1) Analisis risiko awal

Kategori level risiko sedang dengan nilai risiko empat

berjumlah satu dan nilai risiko lima berjumlah tiga. Kategori level

risiko bermakna dengan nilai risiko delapan, sembilan dan dua belas

masing-masing berjumlah satu. Kategori level risiko tinggi dengan

nilai risiko lima belas berjumlah dua.

2) Analisis risiko akhir

Kategori level risiko rendah dengan nilai risiko dua berjumlah

satu dan nilai risiko tiga berjumlah tiga. Kategori level risiko sedang

dengan empat berjumlah satu dan nilai risiko enam berjumlah dua.

Kategori level risiko bermakna dengan nilai risiko delapan dan

sembilan masing-masing berjumlah dua.

e. Pemorsian

1) Analisis risiko awal

Kategori level risiko sedang dengan nilai risiko empat

berjumlah satu. Kategori level risiko bermakna dengan nilai risiko

sembilan berjumlah dua.

commit to user
library.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

2) Analisis risiko akhir

Kategori level rendah dengan nilai risiko tiga berjumlah satu.

Kategori level risiko sedang dengan nilai risiko enam berjumlah dua.

f. Pendistribusian

1) Analisis risiko awal

Kategori level risiko sedang dengan nilai risiko empat

berjumlah satu. Kategori level risiko bermakna dengan nilai risiko

sembilan berjumlah dua dan nilai risiko sepuluh berjumlah satu.

2) Analisis risiko akhir

Kategori level risiko rendah dengan nilai risiko tiga berjumlah

satu. Kategori level risiko sedang dengan nilai risiko empat

berjumlah satu dan nilai risiko enam berjumlah dua.

g. Pencucian Alat

1) Analisis risiko awal

Kategori level risiko sedang dengan nilai risiko empat

berjumlah satu dan nilai risiko enam berjumlah satu. Kategori level

risiko bermakna dengan nilai risiko sembilan berjumlah dua.

2) Analisis risiko akhir

Kategori level risiko rendah dengan nilai risiko dua dan tiga masing-

masing berjumlah satu. Kategori level risiko sedang dengan nilai

risiko enam berjumlah dua.

commit to user
library.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

D. Evaluasi Risiko

Evaluasi risiko dilakukan dalam rangka membandingkan tingkat risiko

yang telah dihitung dengan upaya pengendalian yang telah dilakukan. Setelah

dilakukan analisis risiko kemudian penulis melakukan evaluasi risiko untuk

menentukan prioritas pengendalian dan jangka waktu pengendalian risiko.

Berikut evaluasi risiko yang dilakukan penulis berdasarkan hasil analisis

risiko diatas adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan Bahan Makanan

Tabel 24. Evaluasi Risiko Penerimaan Bahan Makanan


Potensi Nilai Level Prioritas Jangka
Bahaya Risiko Risiko Pengendalian Waktu
Sisa Sisa Pengendalian
Bahaya 6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
ergonomi pengendalian
karena postur dalam waktu 6
janggal yang bulan
dilakukan
tenaga kerja
Bahaya 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
biologi pengendalian
berasal dari dalam waktu 1
benda asing tahun
misal batu
yang terbawa
atau pasir
ketika
mengemas
bahan
makanan
Bahaya 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
biologi pengendalian
karena dalam waktu 1
bakteri dan tahun
virus yang
berasal dari
udara luar
ruangan
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya 6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
mekanik pengendalian
karena dalam waktu 6
terinjak troli bulan
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

2. Penyimpanan Bahan Makanan

Tabel 25. Evaluasi Risiko Penyimpanan Bahan Makanan


Potensi Nilai Level Prioritas Jangka
Bahaya Risiko Risiko Pengendalian Waktu
Sisa Sisa Pengendalian
Bahaya 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
biologi karena pengendalian
temperatur dalam waktu 1
ruangan kering tahun
yang tidak
sesuai
Bahaya 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
biologi karena pengendalian
semut dan dalam waktu 1
hewan tahun
pengerat
Bahaya 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
biologi berasal pengendalian
dari bahan dalam waktu 1
makanan yang tahun
rusak
Bahaya 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
biologi dari pengendalian
sayuran yang dalam waktu 1
busuk dan air tahun
dari sayuran
Bahaya listrik 9 Ber- Prioritas 2 Membutuhkan
dari mengecek makna pengendalian
panel listrik dalam waktu 3
bulan
Bahaya fisik 6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
apabila pengendalian
kejatuhan dalam waktu 6
kardus yang bulan
berisi bahan
makanan
commit to user Bersambung..
library.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya fisik 6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
karena tangan pengendalian
petugas dalam waktu 6
tergores besi bulan
freezer
Bahaya fisik 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
karena pengendalian
tertusuk bunga dalam waktu 1
es di freezer tahun
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

3. Persiapan Bahan Makanan

Tabel 26. Evaluasi Risiko Persiapan Bahan Makanan


Potensi Nilai Level Prioritas Jangka Waktu
Bahaya Risiko Risiko Pengendalian Pengendalian
Sisa Sisa
Bahaya fisik 6 Se- Prioritas 3 Membutuhkan
karena dang pengendalian
terpeleset dalam waktu 6
tumpahan jus bulan
Bahaya fisik 6 Se- Prioritas 3 Membutuhkan
yang disebab- dang pengendalian
kan tangan dalam waktu 6
tergores pisau bulan
Bahaya 2 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
mekanik pengendalian
apabila tangan dalam waktu 1
terkena mesin tahun
penggiling
daging
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

commit to user
library.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

3. Pengolahan/Pemasakkan

Tabel 27. Evaluasi Risiko Pengolahan/Pemasakkan


Identifikasi Nilai Level Prioritas Jangka
Potensi Bahaya Risiko Risiko Pengendalian Waktu
Sisa Sisa Pengendalian
Bahaya fisika 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
karena suhu dan pengendalian
kelembaban di dalam waktu 1
dapur yang tahun
tinggi
Bahaya fisika 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
karena pengendalian
penerangan di dalam waktu 1
dapur yang tahun
kurang
Bahaya fisika 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
kebisingan pengendalian
karena dalam waktu 1
dentingan tahun
peralatan
memasak
Bahaya biologi 6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
karena hygiene pengendalian
tenaga kerja dalam waktu 6
yang kurang bulan
tertib
Bahaya 4 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
psikososial pengendalian
yang dalam waktu 6
disebabkan bulan
beban kerja
yang meningkat
Bahaya fisik 6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
disebabkan pengendalian
tangan tergores dalam waktu 6
pisau bulan
Bahaya fisik 2 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
tangan terkena pengendalian
luka panas dalam waktu 1
tahun
Bahaya ledakan 9 Ber- Prioritas 2 Membutuhkan
akibat makna pengendalian
kebocoran gas dalam waktu 3
elpiji bulan
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya kimia 8 Ber- Prioritas 2 Membutuhkan
dari bahan makna pengendalian
kimia yang dalam waktu 3
serupa dengan bulan.
bahan makanan
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

5. Pemorsian

Tabel 28 Evaluasi Risiko Pemorsian


Potensi Bahaya Nilai Level Prioritas Jangka
Risiko Risiko Pengendalian Waktu
Sisa Sisa Pengendalian
Bahaya biologi 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
karena bakteri pengendalian
dan virus yang dalam waktu 1
berasal dari tahun
udara luar ruang
pemorsian
Bahaya biologi 6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
karena hygiene pengendalian
tenaga kerja dalam waktu 6
yang kurang bulan
tertib
Bahaya 6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
ergonomi pengendalian
karena postur dalam waktu 6
janggal dan bulan
menekukkan
leher
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

6. Pendistribusian

Tabel 29. Evaluasi Risiko Pendistribusian


Potensi Bahaya Nilai Level Prioritas Jangka Waktu
Risiko Risiko Pengendalian Pengendalian
Sisa Sisa
Bahaya fisik 6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
karena kaki pengendalian
terkena roda dalam waktu 6
troli bulan
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya 4 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
psikososial pengendalian
beban berat dari dalam waktu 6
mendorong troli bulan
Bahaya biologi 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
karena bakteri pengendalian
dan virus yang dalam waktu 1
berasal dari tahun
lingkungan
rumah sakit
Bahaya 6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
ergonomi pengendalian
karena postur dalam waktu 6
janggal yang bulan
dilakukan
petugas
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

7. Pencucian Alat

Tabel 30. Evaluasi Risiko Pencucian Alat


Potensi Bahaya Nilai Level Prioritas Jangka Waktu
Risiko Risiko Pengendalian Pengendalian
Sisa Sisa
Bahaya fisik 6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
disebabkan pengendalian
karena dalam 6 bulan
terpeleset air
yang ada di
tempat
pencucian
Bahaya biologi 3 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
dari pengendalian
mikroorganisme dalam waktu 1
dari peralatan tahun
bekas makan
pasien
Bahaya kimia 2 Rendah Prioritas 4 Membutuhkan
dari sabun cuci pengendalian
apabila terhirup dalam waktu 1
tahun
Bersambung..

commit to user
library.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya 6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan
ergonomi pengendalian
karena postur dalam 6 bulan
janggal dan
menekukkan
leher yang
dilakukan
petugas
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

Berdasarkan tabel evaluasi risiko mulai nomor dua puluh empat sampai

dengan tiga puluh dari hasil observasi lapangan diatas, dapat diketahui

prioritas risiko yang perlu dikendalikan terlebih dahulu dan jangka waktu

pengendalian risiko di Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik Universitas

Gadjah Mada adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan Bahan Makanan

Kategori level risiko rendah dengan prioritas empat dan jangka

waktu pengendalian satu tahun berjumlah dua. Kategori level risiko

sedang dengan prioritas tiga dan jangka waktu pengendalian enam bulan

berjumlah dua.

2. Penyimpanan Bahan Makanan

Kategori level risiko rendah dengan prioritas empat dan jangka

waktu pengendalian satu tahun berjumlah lima. Kategori level risiko

sedang dengan prioritas tiga dan jangka waktu pengendalian enam bulan

berjumlah dua. Kategori level risiko bermakna dengan prioritas 2 dan

jangka waktu pengendalian tiga bulan berjumlah satu.

commit to user
library.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

3. Persiapan Bahan Makanan

Kategori level risiko rendah dengan prioritas empat dan jangka

waktu pengendalian satu tahun berjumlah satu. Kategori level risiko

sedang dengan prioritas tiga dan jangka waktu pengendalian enam bulan

berjumlah dua.

4. Pengolahan/Pemasakkan

Kategori level risiko rendah dengan prioritas empat dan jangka

waktu pengendalian satu tahun berjumlah empat. Kategori level risiko

sedang dengan prioritas tiga dan jangka waktu pengendalian enam bulan

berjumlah tiga. Kategori level risiko bermakna dengan prioritas 2 dan

jangka waktu pengendalian tiga bulan berjumlah dua.

5. Pemorsian

Kategori level risiko rendah dengan prioritas empat dan jangka

waktu pengendalian satu tahun berjumlah satu. Kategori level risiko

sedang dengan prioritas tiga dan jangka waktu pengendalian enam bulan

berjumlah dua.

6. Pendistribusian

Kategori level risiko rendah dengan prioritas empat dan jangka

waktu pengendalian satu tahun berjumlah satu. Kategori level risiko

sedang dengan prioritas tiga dan jangka waktu pengendalian enam bulan

berjumlah tiga

.
commit to user
library.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

7. Pencucian Alat

Kategori level risiko rendah dengan prioritas empat dan jangka

waktu pengendalian satu tahun berjumlah dua. Kategori level risiko

sedang dengan prioritas tiga dan jangka waktu pengendalian enam bulan

berjumlah dua.

E. Pengendalian Risiko

1. Penerimaan Bahan Makanan

Tabel 31. Pengendalian Risiko Penerimaan Bahan Makanan


Potensi Bahaya Pengendalian Awal Pengendalian Akhir
(yang sudah (yang diusulkan)
diterapkan)
Bahaya ergonomi Eliminasi : - Eliminasi : -
karena postur Substitusi : - Substitusi : -
janggal yang Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
dilakukan tenaga Pengendalian Pengendalian
kerja Administrasi : Administrasi :
1. Terdapat peraturan 1. Prosedur kerja yang
yang diarahkan bagi aman mencangkup
keselamatan tenaga teknik cara
kerja pengambilan bahan
2. Pengaturan shift kerja yang baik dan benar
3. Pengaturan waktu serta memenuhi
kerja dan jam istirahat kaidah ergonomi
4. Melakukan 2. Pemberian pelatihan
stretching/peregangan ergonomi bagi para
APD : - tenaga kerja di
Instalasi Gizi
3. Pengaturan waktu
kerja dan jam
istirahat
4. Pengukuran faktor
risiko ergonomi
untuk menilai risiko
ergonomi
5. Melakukan
stretching/peregang-
an
APD : -
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya biologi Eliminasi : - Eliminasi : -
berasal dari benda Substitusi : - Substitusi : -
asing misal batu Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
atau pasir yang Pengendalian Pengendalian
terbawa ketika Administrasi : Administrasi :
mengemas bahan 1. Bahan makanan 1. Bahan makanan
makanan datang diperiksa datang diperiksa
sesuai dengan sesuai dengan
spesifikasi kualitas spesifikasi kualitas
dan kebersihan dan kebersihan
2. Sebelum disimpan 2. Sebelum disimpan
bersihkan dari kotoran bersihkan dari
yang menempel kotoran yang
3. Pencucian sebelum menempel
disimpan dengan air 3. Pencucian sebelum
yang mengalir disimpan dengan air
APD : masker dan yang mengalir
sarung tangan plastik APD : masker dan
sarung tangan plastik
Bahaya biologi Eliminasi : - Eliminasi: -
karena bakteri dan Substitusi : - Substitusi : -
virus yang berasal Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
dari udara luar Pengendalian Pengendalian
ruangan Administrasi : Administrasi :
penerimaan Melakukan pembersihan 1. Pintu ruangan
ruangan secara berkala penerimaan barang
untuk membersihkan sebaiknya segera
debu yang menempel di ditutup setelah
ruangan digunakan untuk
APD : masker dan menghindari
sarung tangan plastik kontaminasi udara
untuk menghindari dari luar ke bahan
kontaminasi orang ke makanan
makanan 2. Melakukan
pembersihan
ruangan secara
berkala untuk
membersihkan debu
yang menempel di
ruangan
APD :
masker dan sarung
tangan
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya fisik Eliminasi : - Eliminasi : -
karena kaki tenaga Substitusi : - Substitusi : -
kerja terkena roda Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
troli
Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Terdapat peraturan 1. Prosedur kerja yang
yang diarahkan untuk mencakup sikap
keselamatan tenaga kerja yang aman
kerja misalnya dengan
2. Penyediaan kotak memperingatkan
P3K tenaga kerja untuk
APD : sepatu untuk berhati-hati ketika
melindungi kaki tetapi menggunakan troli
terkadang petugas gizi karena berisiko kaki
menggunakan alas terinjak troli
kaki terbuka/sepatu 2. Penyediaan kotak
sandal P3K
APD : sebaiknya
menggunakan sepatu
tertutup untuk
melindungi kaki
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

2. Penyimpanan Bahan Makanan

Tabel 32. Pengendalian Risiko Penyimpanan Bahan Makanan


Potensi Bahaya Pengendalian Awal Pengendalian Akhir
(yang sudah (yang diusulkan)
diterapkan)
Bahaya biologi Eliminasi : - Eliminasi : -
karena temperatur Substitusi : - Substitusi : -
ruangan kering Pengendalian Teknik : Pengendalian Teknik :
yang tidak sesuai 1. Pemasangan ventilasi 1. Pemasangan ventilasi
untuk sirkulasi udara untuk sirkulasi udara
di ruangan di ruangan
2. Di dalam ruangan 2. Sebaiknya dilakukan
disediakan 1 AC, penambahan AC
apabila AC rusak untuk persiapan
maka ruangan apabila AC yang ada
menjadi lembab di ruangan tersebut
rusak dan pengaturan
suhu
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Pengendalian ruangan agar sesuai yaitu
Administrasi : - berkisar antara 19-21oC
APD : - Pengendalian
Administrasi : -
APD :-
Bahaya biologi Eliminasi : - Eliminasi : -
karena semut dan Substitusi : - Substitusi : -
hewan pengerat Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Tutup bahan kering 1. Tutup bahan kering
dengan rapat dengan rapat
2. Letakkan bahan di 2. Letakkan bahan di
rak-rak kering dan rak-rak kering dan
jauh dari permukaan jauh dari permukaan
lantai lantai
3. Menjaga kebersihan 3. Menjaga kebersihan
tempat penyimpanan tempat penyimpanan
4. Menutup lubang- 4. Menutup lubang-
lubang tempat lubang tempat
lewatnya hewan lewatnya hewan
pengerat pengerat
5. Menjaga suhu ruang 5. Menjaga suhu ruang
penyimpanan penyimpanan
APD : - APD : -
Bahaya biologi Eliminasi : - Eliminasi : -
berasal dari bahan Substitusi : - Substitusi : -
makanan yang Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
rusak Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Mengelola bahan 1. Mengelola bahan
dengan metode FIFO, dengan metode FIFO,
bahan makanan yang bahan makanan yang
pertama masuk yang pertama masuk yang
pertama keluar untuk pertama keluar untuk
menghindari menghindari
penyimpanan bahan penyimpanan bahan
makanan terlalu lama makanan terlalu lama
2. Bahan makanan 2. Bahan makanan
sebelum disimpan sebelum disimpan
diperiksa sesuai diperiksa sesuai
dengan spesifikasi dengan spesifikasi
kualitasnya
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
3. Bahan makanan 3. Bahan makanan
kering yang disimpan kering yang disimpan
terdapat label batas terdapat label batas
waktu penyimpan waktu penyimpan
4. Bahan makanan yang 4. Bahan makanan yang
rusak segera rusak segera
disingkirkan disingkirkan
5. Menjaga suhu ruang 5. Menjaga suhu ruang
penyimpanan penyimpanan
APD : - APD : -
Bahaya biologi Eliminasi : - Eliminasi : -
dari sayuran yang Substitusi : - Substitusi : -
busuk dan air dari Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
sayuran Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Menjaga kebersihan 1. Menjaga kebersihan
chiller dari kotoran chiller dari kotoran
sayuran lama, air dari sayuran lama, air
sayuran dari sayuran
2. Ketika akan 2. Ketika akan
memasukkan bahan memasukkan bahan
makanan baru, tempat makanan baru,
yang lama tempat yang lama
dibersihkan dan jika dibersihkan dan jika
busuk maka keluarkan busuk maka
APD : - keluarkan
APD : -
Bahaya listrik dari Eliminasi : - Eliminasi : -
mengecek panel Substitusi : - Substitusi : -
listrik Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Periksa keadaan 1. Periksa keadaan
kawat penghubung kawat penghubung
sehingga tidak ada sehingga tidak ada
bagian yang robek bagian yang robek
2. Tidak memegang 2. Tidak memegang
peralatan listrik peralatan listrik
apabila kondisi tangan apabila kondisi tangan
basah basah
Bersambung..

commit to user
library.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
3. Putuskan aliran listrik
bila mesin atau alat 3. Putuskan aliran listrik
tidak dipergunakan bila mesin atau alat
4. Laporkan bila melihat tidak dipergunakan
gejala-gejala aneh 4. Laporkan bila melihat
pada mesin atau alat gejala-gejala aneh
APD : - pada mesin atau alat
APD : -
Bahaya fisik Eliminasi : - Eliminasi : -
apabila kejatuhan Substitusi : - Substitusi : -
kardus yang berisi Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
bahan makanan Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Pengaturan rak dari 1. Letak kardus lebih
barang yang paling dirapikan sebaiknya
atas dengan langit- kardus berisi bahan
langit minimal
kebutuhan memasak
berjarak minimal 60
cm diletakkan di bawah
2. Menggunakan tangga sedangkan kardus
bila meraih sesuatu kosong diletakkan di
yang tinggi atas untuk
3. Pastikan tangga memudahkan
tersebut cukup pengambilan
panjang dan kuat
2. Pengaturan rak dari
4. Letak bahan makanan
harus permanen pada barang yang paling
tempatnya dan sesuai atas dengan langit-
papan nama yang di langit minimal
rak untuk berjarak minimal 60
memudahkan cm
pencarian 3. Menggunakan tangga
bila meraih sesuatu
yang tinggi
4. Pastikan tangga
tersebut cukup panjang
dan kuat
5. Letak bahan makanan
harus
permanen
Bersambung..

commit to user
library.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
5. Penyediaan kotak P3K pada tempatnya dan
APD : - sesuai papan nama
yang di rak untuk
memudahkan
pencarian
5. Penyediaan kotak
P3K
APD : -

Bahaya fisik Eliminasi : - Eliminasi : -


karena tangan Substitusi : - Substitusi : -
petugas tergores Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
besi freezer Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Tenaga kerja diarahkan1. Prosedur sikap kerja
ketika bekerja untuk yang aman seperti
mengikuti peraturan memperingatkan
keselamatan tenaga kerja untuk
2. Menyediakan kotak berhati-hati ketika
P3K melakukan
APD : - pembersihan freezer
karena besi freezer
tajam dan berisiko
tangan tergores besi
2. Menyediakan kotak
P3K
APD : -
Bahaya fisik Eliminasi : - Eliminasi : -
karena tertusuk Substitusi : - Substitusi : -
bunga es di freezer Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Menjaga kebersihan 1. Menjaga kebersihan
freezer dari kotoran freezer dari kotoran
dan bunga es dan bunga es
2. Membuat jadwal 2. Membuat jadwal
pembersihan freezer pembersihan freezer
secara rutin secara rutin
APD : - APD : -
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

commit to user
library.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id

3. Persiapan Bahan Makanan

Tabel 33. Pengendalian Risiko Persiapan Bahan Makanan


Potensi Bahaya Pengendalian Awal Pengendalian Akhir
(yang sudah (yang diusulkan)
diterapkan)
Bahaya fisik Eliminasi : - Eliminasi : -
karena terpeleset Substitusi : - Substitusi : -
tumpahan jus Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Lantai terbuat dari 1. Lantai terbuat dari
bahan yang bahan yang
permukaannya kasar permukaan
agar tidak licin 2. Tenaga kerja segera
2. Tenaga kerja segera melakukan
melakukan pembersihan lantai
pembersihan lantai apabila melihat
apabila melihat tumpahan jus
tumpahan jus APD : menggunakan
APD : menggunakan sepatu
sepatu
Bahaya fisik yang Eliminasi : - Eliminasi : -
disebabkan tangan Substitusi : - Substitusi : -
tergores pisau Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Tenaga kerja 1. Prosedur kerja
diarahkan ketika yang mencakup
bekerja untuk sikap kerja yang
mengikuti peraturan aman misalnya
keselamatan dengan
2. Menyediakan kotak memperingatkan
P3K tenaga kerja untuk
APD : menggunakan berhati-hati ketika
sarung tangan plastik menggunakan pisau
untuk memasak
karena berisiko
tergores
2. Menyediakan kotak
P3K
APD : menggunakan
sarung tangan plastik
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya mekanik Eliminasi : - Eliminasi : -
apabila tangan Substitusi : - Substitusi : -
terkena mesin Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
penggiling daging Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Tenaga kerja diarahkan1. Prosedur kerja yang
ketika bekerja untuk mencakup sikap
mengikuti peraturan kerja yang aman
keselamatan memperingatkan
2. Menyediakan kotak tenaga kerja untuk
P3K berhati-hati ketika
APD : menggunakan mengunakan mesin
sarung tangan penggiling karena
mata pisau mesin
penggiling tajam
dapat melukai
tangan
2. Menyediakan kotak
P3K
APD : menggunakan
sarung tangan
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

4. Pengolahan/Pemasakkan

Tabel 34. Pengendalian Risiko Pengolahan/Pemasakkan


Potensi Bahaya Pengendalian Awal Pengendalian Akhir
(yang sudah (yang diusulkan)
diterapkan)
Bahaya fisika Eliminasi : - Eliminasi : -
karena suhu dan Substitusi : - Substitusi : -
kelembaban di Pengendalian Teknik : Pengendalian Teknik :
dapur yang tinggi 1. Menggunakan jack 1. Menggunakan jack
roff atau model atap roff atau model atap
bertingkat untuk bertingkat untuk
mengurangi panas mengurangi panas
2. Memperhatikan 2. Memperhatikan
sirkulasi udara dengan sirkulasi udara
menggunakan exhaust dengan
fan menggunakan
exhaust fan
Bersambung..

commit to user
library.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Pengendalian 1. Menyediakan air
Administrasi : minum
1. Menyediakan air 2. Pengaturan shift
minum kerja
2. Pengaturan shift kerja 3. Pengaturan waktu
3. Pengaturan waktu kerja dan jam
kerja dan jam istirahat istirahat
APD : Menggunakan APD : Menggunakan
wearpack yang berbahan wearpack yang
katun berbahan katun
Bahaya fisika Eliminasi : - Eliminasi : -
karena penerangan Substitusi : - Substitusi : -
di dapur yang Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
kurang Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Pengukuran intensitas 1. Pengukuran
penerangan secara intensitas
berkala setiap 1 bulan penerangan secara
2. Segera lakukan berkala setiap 1
perbaikan/pergantian bulan
lampu yang rusak 2. Pemasangan lampu
APD : - dengan intensitas
minimal 200 lux
3. Segera lakukan
perbaikan/perganti-
an lampu yang
rusak
APD : -
Bahaya fisika Eliminasi : - Eliminasi : -
kebisingan karena Substitusi : - Substitusi : -
dentingan Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
peralatan memasak Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Pengukuran intensitas 1. Pengukuran
kebisingan secara intensitas
berkala setiap 1 bulan kebisingan secara
2. Melakukan berkala setiap 1
pemeriksaan bulan
kesehatan khusus 2. Melakukan
untuk tenaga kerja pemeriksaan
yang mengalami kesehatan khusus
keluhan penyakit untuk tenaga kerja
akibat kerja
kebisingan.
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
3. Pengaturan shift kerja yang mengalami
4. Pengaturan waktu keluhan penyakit
kerja dan jam istirahat akibat kerja
APD : - kebisingan.
3. Pengaturan shift
kerja
4. Pengaturan waktu
kerja dan jam
istirahat
APD : -
Bahaya biologi Eliminasi : - Eliminasi : -
karena hygiene Substitusi : - Substitusi : -
tenaga kerja yang Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
kurang tertib Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Adanya pengawasan 1. Adanya
kerja yang dilakukan pengawasan kerja
oleh penanggung yang dilakukan
jawab kegiatan oleh penanggung
2. Tenaga kerja jawab kegiatan
diarahkan ketika 2. Tenaga kerja
bekerja untuk diarahkan ketika
mengikuti peraturan bekerja untuk
keselamatan mengikuti
3. Memberi teguran peraturan
tenaga kerja apabila keselamatan
tidak menggunakan 3. Memberi teguran
masker ketika tenaga kerja
memasak apabila tidak
APD : masker, sarung menggunakan
tangan plastik, sepatu, masker ketika
topi, celemek/apron dan memasak
lap APD : masker, sarung
tangan plastik, sepatu,
topi, celemek/apron dan
lap
Bahaya psikososial Eliminasi : - Eliminasi : -
yang disebabkan Substitusi : - Substitusi : -
beban kerja yang Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
meningkat Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Pekerjaan yang 1. Pekerjaan yang
ditugaskan hendaknya ditugaskan
sesuai dengan hendaknya sesuai
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
kemampuan kerja dengan kemampuan
tenaga kerja kerja tenaga kerja
2. Pengaturan shift kerja2. Pengaturan shift
3. Pengaturan waktu kerja
kerja dan jam istirahat
3. Pengaturan waktu
APD : - kerja dan jam
istirahat
APD : -
Bahaya fisik yang Eliminasi : - Eliminasi : -
disebabkan tangan Substitusi : - Substitusi : -
tergores pisau Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Tenaga kerja 1. Prosedur kerja yang
diarahkan ketika mencakup sikap
bekerja untuk kerja yang aman
mengikuti peraturan misalnya dengan
keselamatan memperingatkan
2. Menyediakan kotak tenaga kerja untuk
P3K berhati-hati ketika
APD : Menggunakan menggunakan pisau
sarung tangan untuk memasak
karena berisiko
tergores
2. Menyediakan kotak
P3K
APD : Menggunakan
sarung tangan
Bahaya fisik Eliminasi : - Eliminasi : -
tangan terkena Substitusi : - Substitusi : -
luka panas Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Lengan baju dilipat 1. Lengan baju dilipat
semestinya hingga semestinya hingga
pergelangan siku pergelangan siku
2. Pergunakan lap kering 2. Pergunakan lap
bila hendak kering bila hendak
mengambil atau mengambil atau
membawa alat yang membawa alat yang
panas panas
3. Pergunakan alat 3. Pergunakan alat
pengaduk yang cukup pengaduk yang
commit to user Bersambung..
library.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
panjang sehingga cukup panjang
tangan tidak sehingga tangan
bersentuhan dengan tidak bersentuhan
barang panas dengan barang panas
4. Buka tutup panci pada 4. Buka tutup panci
sisi terjauh dari letak pada sisi terjauh dari
badan letak badan
5. Buka pintu oven 5. Buka pintu oven
panas sedikit demi panas sedikit demi
sedikit dengan hati- sedikit dengan hati-
hati hati
6. Perhatikan dan hati- 6. Perhatikan dan hati-
hati dalam hati dalam
menggunakan minyak menggunakan
goreng minyak goreng
7. Hati-hati pada waktu 7. Hati-hati pada waktu
menyaring atau menyaring atau
menuang cairan panas menuang cairan
APD : lap, baju yang panas
dilipat hingga APD : lap, baju yang
pergelangan siku, sarung dilipat hingga
tangan dan pergelangan siku,
celemek/apron sarung tangan dan
celemek/apron
Bahaya ledakan Substitusi : - Substitusi : -
akibat kebocoran Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
gas elpiji Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Periksa pipa-pipa gas 1. Periksa pipa-pipa
yang bocor sehingga gas yang bocor
tidak ada keluar sehingga tidak ada
2. Periksa pilot light keluar
sebelum 2. Periksa pilot light
menghidupkan appi sebelum
3. Bila akan menyalakan menghidupkan appi
gas, biarkan pintu 3. Bila akan
oven terbuka menyalakan gas,
beberapa saat biarkan pintu oven
sehingga sisa-sisa gas terbuka beberapa
di udara terbakar saat sehingga sisa-
seluruhnya sisa gas di udara
APD : - terbakar seluruhnya
APD : -
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya kimia dari Eliminasi : - Eliminasi : -
bahan kimia yang Substitusi : - Substitusi : -
serupa dengan Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
bahan makanan Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Bahan kimia harus 1. Bahan kimia harus
disimpan dalam kotak disimpan dalam
khusus kotak khusus
2. Jangan mencoba 2. Jangan mencoba
mempergunakan mempergunakan
bahan kimia bila bahan kimia bila
belum tahu betul cara belum tahu betul
mempergunakannya cara
3. Berhati-hati dengan mempergunakannya
bahan kimia yang 3. Berhati-hati dengan
serupa dengan bahan bahan kimia yang
makanan baik pada serupa dengan bahan
waktu makanan baik pada
mempergunakan dan waktu
menyimpan mempergunakan dan
APD : - menyimpan
APD : -
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

5. Pemorsian

Tabel 35. Pengendalian Risiko Pemorsian


Potensi Bahaya Pengendalian Awal Pengendalian Akhir
(yang sudah (yang diusulkan)
diterapkan)
Bahaya biologi Eliminasi : - Eliminasi : -
karena bakteri dan Substitusi : - Substitusi : -
virus yang berasal Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
dari udara luar Pengendalian Pengendalian
ruang pemorsian Administrasi : Administrasi :
Melakukan pembersihan 1. Jendela ditutup pada
berkala untuk saat melakukan
membersihkan debu pemorsian makanan
yang menempel di untuk mencegah
ruangan kontaminasi bakteri
dari luar
2. Melakukan
pembersihan berkala
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
APD : menggunakan untuk
masker dan sarung membersihkan debu
tangan untuk mencegah yang menempel di
kontaminasi dari tenaga ruangan
kerja ke makanan
APD : menggunakan
masker dan sarung
tangan untuk mencegah
kontaminasi dari tenaga
kerja ke makanan
Bahaya biologi Eliminasi : - Eliminasi : -
karena hygiene Substitusi : - Substitusi : -
tenaga kerja yang Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
kurang tertib Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Adanya pengawasan 1. Adanya pengawasan
kerja yang dilakukan kerja yang dilakukan
oleh penanggung oleh penanggung
jawab kegiatan jawab kegiatan
2. Tenaga kerja 2. Tenaga kerja
diarahkan ketika diarahkan ketika
bekerja untuk bekerja untuk
mengikuti peraturan mengikuti peraturan
keselamatan keselamatan
3. Memberi teguran 3. Memberi teguran
tenaga kerja apabila tenaga kerja apabila
tidak menggunakan tidak menggunakan
masker ketika masker ketika
memasak memasak
APD : masker, sarung APD : masker, sarung
tangan plastik, sepatu, tangan plastik, sepatu,
topi dan celemek/apron topi dan celemek/apron
Bahaya ergonomi Eliminasi : - Eliminasi : -
karena Substitusi : - Substitusi : -
menekukkan leher Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
dan postur janggal Pengendalian Pengendalian
yang dilakukan Administrasi : Administrasi :
petugas 1. Terdapat peraturan 1. Prosedur kerja yang
yang diarahkan bagi aman serta
keselamatan tenaga mencangkup kaidah
kerja ergonomi mengenai
2. Pengaturan shift kerja teknik posisi badan
3. Pengaturan waktu yang benar ketika
kerja dan jam istirahat memorsi makanan
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
3. Melakukan 2. Pemberian pelatihan
stretching/peregangan ergonomi bagi para
APD : - tenaga kerja di
Instalasi Gizi
3. Pengaturan shift
Kerja
4. Pengaturan waktu
kerja dan jam
istirahat
5. Pengukuran faktor
risiko ergonomi
untuk menilai risiko
ergonomi
APD : -
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

6. Pendistribusian

Tabel 36. Pengendalian Risiko Pendistribusian


Potensi Bahaya Pengendalian Awal Pengendalian Akhir
(yang sudah (yang diusulkan)
diterapkan)
Eliminasi : - Eliminasi : -
Substitusi : - Substitusi : -
Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Terdapat peraturan 1. Prosedur kerja yang
yang diarahkan untuk mencakup sikap
keselamatan tenaga kerja yang aman
kerja misalnya dengan
2. Penyediaan kotak memperingatkan
P3K tenaga kerja untuk
APD : sepatu untuk berhati-hati ketika
melindungi kaki menggunakan troli
karena berisiko kaki
terinjak troli
2. Penyediaan kotak
P3K
APD : sepatu untuk
melindungi kaki
Bersambung..

commit to user
library.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya psikososial Eliminasi : - Eliminasi : -
beban berat dari Substitusi : - Substitusi : -
mendorong troli Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Pekerjaan yang 1. Pekerjaan yang
ditugaskan hendaknya ditugaskan
sesuai dengan hendaknya sesuai
kemampuan kerja dengan kemampuan
tenaga kerja kerja tenaga kerja
2. Pengaturan shift kerja 2. Pengaturan shift kerja
3. Pengaturan waktu 3. Pengaturan waktu
kerja dan jam istirahat kerja dan jam
APD : - istirahat
APD : -
Bahaya biologi Eliminasi : - Eliminasi : -
karena bakteri dan Substitusi : - Substitusi : -
virus yang berasal Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
dari lingkungan Pengendalian Pengendalian
rumah sakit Administrasi : Administrasi :
Pembersihan troli Pembersihan troli
terlebih dahulu terlebih dahulu
menggunakan lap menggunakan misal lap
sebelum troli dibuka sebelum troli dibuka
untuk membersihkan untuk membersihkan
kotoran yang menempel kotoran yang menempel
di troli di troli
APD : sarung tangan, APD : sarung tangan,
masker dan sepatu masker dan sepatu

Bahaya ergonomi Eliminasi : - Eliminasi : -


karena postur Substitusi : - Substitusi : -
janggal yang Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
dilakukan petugas Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Terdapat peraturan 1. Prosedur kerja yang
yang diarahkan bagi aman mencangkup
keselamatan tenaga teknik cara
kerja pengambilan
2. Pengaturan shift kerja makanan yang baik
dan benar serta
memenuhi kaidah
ergonomi
Bersambung..
commit to user
library.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
3. Pengaturan waktu 2. Pemberian pelatihan
kerja dan jam ergonomi bagi para
istirahat tenaga kerja di
4. Melakukan Instalasi Gizi
stretching/peregang- 3. Pengaturan shift
an Kerja
APD : - Pengaturan waktu
kerja dan jam
istirahat
4. Pengukuran faktor
risiko ergonomi
untuk menilai risiko
ergonomi
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

7. Pencucian Alat

Tabel 37. Pengendalian Risiko Pencucian Alat


Potensi Bahaya Pengendalian Awal Pengendalian Akhir
(yang sudah (yang diusulkan)
diterapkan)
Bahaya fisik Eliminasi : - Eliminasi : -
disebabkan karena Substitusi : - Substitusi : -
terpeleset air yang Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
ada di tempat Pengendalian Pengendalian
pencucian Administrasi : Administrasi :
1. Lantai terbuat dari 1. Lantai terbuat dari
bahan yang bahan yang
permukaannya kasar permukaannya
agar tidak licin kasar agar tidak
2. Segera lakukan licin
pengeringan dan 2. Segera lakukan
pembersihan lantai pengeringan dan
setelah selesai pembersihan
pencucian alat lantai setelah
3. Pemasangan safety selesai pencucian
sign (caution wet alat
floor) diharapkan 3. Pemasangan
berhati-hati safety sign
APD : sepatu dan (caution wet
sarung tangan floor) diharapkan
berhati-hati
APD : sepatu dan
sarung tangan
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya biologi Eliminasi : - Eliminasi : -
dari mikroor- Substitusi : - Substitusi : -
ganisme dari Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
peralatan bekas Pengendalian Pengendalian
makan pasien Administrasi : Administrasi :
1. Peralatan disterilkan 1. Peralatan disterilkan
menggunakan air menggunakan air
panas panas
2. Mencuci peralatan 2. Mencuci peralatan
dengan spons yang dengan spons yang
bersih menggunakan bersih menggunakan
sabun agar sabun agar
mikroorganisme tidak mikroorganisme
berkembang tidak berkembang
3. Cuci alat hingga 3. Cuci alat hingga
bersih dan simpan di bersih dan simpan di
tempat yang kering tempat yang kering
APD : sarung tangan, APD : sarung tangan,
masker dan sepatu masker dan sepatu
Bahaya kimia dari Eliminasi : - Eliminasi : -
sabun cuci Substitusi : - Substitusi : -
Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
Pengendalian Pengendalian
Administrasi : Administrasi :
1. Terdapat peraturan 1. Prosedur kerja yang
yang diarahkan bagi aman dengan
keselamatan tenaga memberitahukan
kerja tenaga kerja jika
2. Apabila terhirup mencuci peralatan
bahan kimia sabun agar menggunakan
cuci untuk masker untuk
menetralkan bisa mencegah sabun
dengan mencari cuci agar tidak
tempat yang berudara terhirup
APD : masker, sarung 2. Apabila terhirup
tangan dan sepatu bahan kimia sabun
cuci untuk
menetralkan bisa
dengan mencari
tempat yang
berudara
APD : masker, sarung
tangan dan sepatu
commit to user
Bersambung..
library.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id

Sambungan..
Bahaya ergonomi Eliminasi : - Eliminasi : -
karena Substitusi : - Substitusi : -
menekukkan leher Pengendalian Teknik : - Pengendalian Teknik : -
dan postur janggal Pengendalian Pengendalian
yang dilakukan Administrasi : Administrasi :
petugas 1. Terdapat peraturan 1. Prosedur kerja yang
yang diarahkan bagi aman serta
keselamatan tenaga mencangkup kaidah
kerja ergonomi mengenai
2. Pengaturan shift kerja teknik posisi badan
3. Pengaturan waktu yang benar ketika
kerja dan jam istirahat mencuci peralatan
4. Melakukan 2. Pemberian pelatihan
stretching/peregangan ergonomi bagi para
APD : - tenaga kerja di
Instalasi Gizi
3. Pengaturan shift
Kerja
4. Pengaturan waktu
kerja dan jam
istirahatPengukuran
faktor risiko
ergonomi untuk
menilai risiko
ergonomi
Sumber : Hasil observasi lapangan RSA UGM, 2018

Pengendalian risiko merupakan tahapan terakhir dalam manajemen

risiko. Berdasarkan tabel pengendalian risiko mulai nomor tiga puluh satu

sampai dengan tiga puluh tujuh dari hasil observasi lapangan diatas,

pengendalian dilakukan dengan hierarki pengendalian yaitu eliminasi,

substitusi, pengendalian teknik, pengendalian administrasi dan APD (Alat

Pelindung Diri). Namun, untuk pengendalian eliminasi dan substitusi di

Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada belum bisa

diterapkan. Pengendalian risiko secara eliminasi di Instalasi Gizi Rumah


commit to user
Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada belum bisa diterapkan karena
library.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id

menghilangkan risiko berarti menghilangkan proses kerjanya misalnya

mengatasi risiko terinjak troli dengan menghilangkan troli yang merupakan

sumbernya hal ini tidak bisa dilakukan karena troli digunakan sebagai alat

angkut makanan. Pengendalian risiko secara substitusi di Instalasi Gizi

Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada belum bisa diterapkan

karena tidak memungkinkan mengganti bahan, alat atau cara kerja aktivitas di

Instalasi Gizi RS Akademik UGM.

F. Komunikasi dan Konsultasi

Komunikasi perlu dikembangkan baik kepada pimpinan maupun

kepada tenaga kerja sejak tahapan awal proses pengelolaan risiko. Hal ini

diperlukan karena persepsi risiko pada setiap orang dapat bervariasi.

Berikut komunikasi dan konsultasi pelaksanaan manajemen risiko di

Instalasi Gizi RS Akademik UGM :

1. Komunikasi pengelolaan risiko dilakukan antara pengelola risiko Kepala

Instalasi K3 dan Sanitasi dengan tenaga kerja di Instalasi Gizi

Komunikasi yang dilakukan Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi

melalui penyampaian langsung ke tenaga kerja. Kepala Instalasi K3 dan

Sanitasi datang ke Instalasi Gizi kemudian melakukan tanya jawab dengan

tenaga kerja mengenai risiko kecelakaan yang sering terjadi di Instalasi

Gizi. Tenaga kerja juga menyampaikan temuan dan masalah K3 di

Instalasi Gizi kepada Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi. Kepala Instalasi K3

dan Sanitasi membuat manajemen risiko berdasarkan tanya jawab dengan

tenaga kerja, penyampaian temuan tenaga kerja dan melalui observasi


commit to user
library.uns.ac.id 103
digilib.uns.ac.id

lapangan. Hasil manajemen risiko tersebu dapat disampaikan dalam rapat

atau disampaikan langsung kepada tenaga kerja di Instalasi Gizi. Hasil dari

manajemen risiko juga disampaikan kepada Kepala Instalasi Gizi agar

Kepala Instalasi Gizi juga dapat menyampaikan kepada tenaga kerjanya.

2. Komunikasi tenaga kerja di Instalasi Gizi dengan pihak pengelola K3

Tenaga kerja juga dapat membantu pelaksanaan manajemen

risiko melalui penyampaian temuan dan masalah K3 di Instalasi Gizi

kepada Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi. Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi

kemudian menindaklanjuti temuan dan masalah K3 yang dilaporkan oleh

tenaga kerja untuk segera dilakukan perbaikan agar dapat memberikan

kenyamanan tenaga kerja. Penyampaian temuan di Instalasi Gizi misalnya

tenaga kerja menjumpai kabel listrik yang terbuka di Instalasi Gizi

kemudian dilaporkan terlebih dahulu ke Kepala Instalasi Gizi, Kepala

Instalasi Gizi menghubungi Instalasi K3 dan Sanitasi untuk

menyampaikan temuan yang diperoleh tenaga kerja kepada Kepala

Instalasi K3 dan Sanitasi. Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi melakukan

survei ke Instalasi Gizi untuk melihat permasalahan tersebut setelah

diketahui sumber permasalahan yang ada kemudian segera dilakukan

perbaikan.

3. Komunikasi Internal Tim K3

Komunikasi internal tim K3 dapat disampaikan melalui rapat

rutin setiap bulan sekali untuk seluruh staf. Rapat ini digunakan untuk

commit to user
library.uns.ac.id 104
digilib.uns.ac.id

menyampaikan hal baru terkait temuan K3 ataupun memberikan masukan

yang dapat bermanfaat di bidang K3.

G. Pemantauan dan Telaah Ulang

Setelah dilakukan identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko dan

pengendalian risiko yang sesuai terhadap proses kerja masing-masing di

Instalasi Gizi maka langkah selanjutnya adalah menelaah ulang hal tersebut

dan memberikan upaya perbaikan yang sesuai. Telaah ulang dilakukan

Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi dengan mengadakan rapat membahas

pelaksanaan manajemen risiko di Instalasi Gizi dan melakukan tanya jawab

kepada tenaga kerja ketika observasi di Instalasi Gizi. Tanya jawab dengan

tenaga kerja misalnya menanyakan risiko kecelakaan yang sering terjadi di

Instalasi Gizi atau menanyakan masih terdapat tenaga kerja yang mengalami

luka bakar terkena uap panas setelah dilakukan pengendalian melalui

pemakaian celemek dan apron. Apabila masih terdapat tenaga kerja yang

mengalami kecelakaan luka bakar terkena uap panas langkah selanjutnya

dilakukan upaya perbaikan. Kemudian hasil dari rapat, observasi dan tanya

jawab kepada tenaga kerja di Instalasi Gizi dapat dijadikan upaya perbaikan

pelaksanaan manajemen risiko. Hasil dari manajemen risiko diinformasikan

ke Instalasi Gizi agar kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di Instalasi

Gizi dapat diminimalisir.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

PEMBAHASAN

Proses pembuatan tabel pedoman penerapan HIRADC pelaksanaan

manajemen risiko di Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah

Mada dengan menggunakan metode semi kuantitatif dilakukan berdasarkan

observasi proses kerja dan wawancara dengan Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi,

petugas di instalasi gizi dan tenaga kerja yang ada di Instalasi Gizi, yang dapat

dibahas antara lain :

A. Persiapan/Penentuan Konteks

Langkah-langkah persiapan/penentuan konteks pelaksanaan manajemen

risiko di Instalasi Gizi RS Akademik UGM adalah dengan menentukan

tanggung jawab dan pelaksana kegiatan manajemen risiko yaitu Kepala K3

dan Sanitasi yang bertugas untuk mengkaji dan memantau pelaksanaan

penerapan manajemen risiko. Menentukan ruang lingkup pelaksanaan

manajemen risiko yaitu tenaga kerja, pasien, peralatan yang digunakan di

Instalasi Gizi dan lingkungan rumah sakit. Menentukan metode dan waktu

pelaksanaan evaluasi manajemen risiko yaitu metode semikuantitatif dengan

menggunakan skala dalam bentuk angka untuk menilai tingkat risiko dan

waktu pelaksanaan evaluasi manajemen risiko dilakukan secara berkala oleh

Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi ketika melakukan observasi dan tanya jawab

dengan tenaga kerja di Instalasi Gizi.

Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik


commit
Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 to userKeselamatan dan Kesehatan Kerja
tentang

105
library.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id

Rumah Sakit Bab III Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja huruf A.

Manajemen risiko di K3RS nomor 3 Langkah-langkah Manajemen Risiko

K3RS poin a. Persiapan/Penentuan Konteks yaitu Penetapan konteks proses

menajemen risiko K3RS meliputi:

1. Penentuan tanggung jawab dan pelaksana kegiatan manajemen risiko yang

terdiri dari karyawan, kontraktor dan pihak ketiga.

2. Penentuan ruang lingkup manajemen risiko keselamatan dan Kesehatan

Kerja.

3. Penentuan semua aktivitas (baik normal, abnormal maupun emergensi),

proses, fungsi, proyek, produk, pelayanan dan aset di tempat kerja.

4. Penentuan metode dan waktu pelaksanaan evaluasi manajemen risiko

keselamatan dan Kesehatan Kerja.

B. Identifikasi Risiko

Potensi bahaya yang terdapat di Instalasi Gizi RS Akademik UGM

yaitu bahaya biologi berasal dari debu luar ruangan yang membawa

mikroorganisme berupa bakteri dan virus yang kemudian menempel pada

makanan atau masuk ke dalam ruangan dikarenakan terbawa angin melewati

pintu atau jendela yang terbuka. Bahaya fisik contohnya tertimpa kardus yang

diambil karena letaknya yang tinggi, tangan tergores pisau ketika memasak,

terpeleset karena lantai licin dan tangan tergores besi ketika melakukan

pembersihan/pengurasan freezer. Bahaya fisika bersumber dari suhu dan

kelembaban yang meningkat, penerangan yang kurang serta kebisingan yang

melebihi nilai ambang batas. Bahaya mekanik contohnya tangan masuk ke


commit to user
library.uns.ac.id 107
digilib.uns.ac.id

mesin penggiling daging. Bahaya ergonomi contohnya postur janggal yang

dilakukan tenaga kerja pada saat pengambilan bahan makanan dilakukan

dengan posisi berdiri dan menunduk. Bahaya psikososial contohnya beban

kerja yang meningkat dialami oleh tenaga kerja pramusaji dikarenakan

jumlah pasien yang meningkat menyebabkan makanan yang dimasak.

Identifikasi risiko telah dilakukan dengan mengidentifikasi potensi bahaya

meliputi bahaya fisik, biologi, ergonomi, fisika, psikososial dan mekanik. Hal

ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah

Sakit Bab III Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja huruf A. Manajemen

risiko di K3RS nomor 3 Langkah-langkah Manajemen Risiko K3RS poin b.

Identifikasi Bahaya Potensial yaitu Pada tahap ini dilakukan identifikasi

potensi bahaya kesehatan yang terpajan pada tenaga kerja, pasien, pengantar

dan pengunjung yang dapat meliputi:

1. Fisik, contohnya kebisingan, suhu, getaran, lantai licin.

2. Kimia, contohnya formaldehid, alkohol, ethiline okside, bahan pembersih

lantai, desinfectan, clorine.

3. Biologi, contohnya bakteri, virus, mikroorganisme, tikus, kecoa, kucing

dan sebagainya.

4. Ergonomi, contohnya posisi statis, manual handling) Ergonomi,

contohnya posisi statis, manual handling, mengangkat beban.

5. Psikososial, contohnya beban kerja, hubungan atasan dan bawahan,

hubungan antar pekerja yang tidak harmonis.


commit to user
library.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id

6. Mekanikal, contohnya terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat,

tertusuk.

7. Elektrikal, contohnya tersengat listrik, listrik statis, hubungan arus pendek

kebakaran akibat listrik.

8. Limbah, contohnya limbah padat medis dan non medis, limbah gas dan

limbah cair.

Untuk identifikasi risiko di RS Akademik UGM telah dilakukan Kepala

Instalasi K3 dan Sanitasi dalam bentuk dokumen yang sudah jadi. Kepala

Instalasi K3 dan Sanitasi telah melakukan proses identifikasi risiko tetapi

bukti dokumen karena keterbatasan sumber daya manusia belum dapat dibuat

dokumen secara lengkap. Dalam melakukan identifikasi risiko di Instalasi

Gizi diperlukan pengamatan terhadap proses kerja, peralatan yang

digunakannya dan sumber risiko bahaya yang terjadi di Instalasi Gizi. Hal ini

telah sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66

Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Bab III

Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja huruf A. Manajemen risiko di

K3RS nomor 3 Langkah-langkah Manajemen Risiko K3RS poin b.

Identifikasi Bahaya Potensial yaitu untuk dapat menemukan faktor risiko ini

diperlukan pengamatan terhadap proses dan simpul kegiatan produksi, bahan

baku yang digunakan, bahan atau barang yang dihasilkan termasuk hasil

samping proses produksi serta limbah yang terbentuk proses produksi.

commit to user
library.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id

C. Analisis Risiko

Analisis risiko di Instalasi Gizi dilakukan dengan mengkalikan antara

probabilitas / kemungkinan (P) dan konsekuensi / dampak (K). Dari tabel

analisis risiko dapat diketahui beberapa bahaya yang mempunyai level risiko

rendah, sedang dan bermakna.

Dari tabel analisis risiko di Instalasi Gizi RS Akademik UGM dapat

diketahui analisis risiko awal yang mempunyai tingkat level risiko tinggi

berjumlah tiga, level risiko bermakna dan level risiko sedang masing-masing

berjumlah enam belas. Sedangkan pada analisis risiko sisa yang mempunyai

tingkat level risiko bermakna berjumlah tiga, tingkat level risiko sedang dan

tingkat level risiko rendah masing-masing berjumlah enam belas. Kemudian

dari tabel analisis risiko sisa dapat diketahui tingkat level risiko bermakna

berjumlah dua terdapat di proses pengolahan/pemasakkan dan tingkat level

risiko bermakna berjumlah satu terdapat di penyimpanan bahan makanan.

Tingkat level risiko sedang berjumlah tiga terdapat di proses

pengolahan/pemasakkan dan pendistribusian, tingkat level risiko sedang

berjumlah dua terdapat di proses penerimaan bahan makanan, penyimpanan

bahan makanan, persiapan bahan makanan dan pemorsian. Kemudian tingkat

level risiko rendah berjumlah lima terdapat di proses penyimpanan, tingkat

level risiko rendah berjumlah empat di proses pengolahan/pemasakkan,

tingkat level risiko rendah berjumlah dua di proses penerimaan bahan

makanan serta tingkat level risiko rendah berjumlah satu di proses persiapan

bahan makanan, pemorsian dan pendistribusian.


commit to user
library.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id

Hal ini telah sesuai dengan dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit Bab III Standar Keselamatan dan Kesehatan

Kerja huruf A. Manajemen risiko di K3RS nomor 3 Langkah-langkah

Manajemen Risiko K3RS poin c. Analisis risiko yaitu Risiko adalah

probabilitas/kemungkinan bahaya potensial menjadi nyata, yang ditentukan

oleh frekuensi dan durasi pajanan, aktivitas kerja, serta upaya yang telah

dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian tingkat pajanan. Analisis

risiko bertujuan untuk mengevaluasi besaran (magnitude) risiko kesehatan

pada tenaga kerja.

D. Evaluasi Risiko

Langkah berikutnya penerapan manajemen risiko di Instalasi Gizi RS

Akademik UGM dengan melakukan evaluasi risiko. Evaluasi risiko dapat

digunakan untuk membuat keputusan berdasarkan hasil analisis risiko tentang

prioritas pengendalian dan jangka waktu pengendalian risiko. Dari tabel

evaluasi risiko hasil observasi di Instalasi Gizi RS UGM dapat diketahui

prioritas risiko yang perlu dikendalikan terlebih dahulu dan jangka waktu

pengendalian risiko. Untuk tingkat risiko bermakna dengan nilai risiko

sembilan berjumlah dua dan nilai risiko delapan berjumlah satu, termasuk

prioritas pengendalian dua membutuhkan waktu pengendalian tiga bulan.

Tingkat risiko sedang dengan nilai risiko enam berjumlah empat belas dan

nilai risiko empat berjumlah dua, termasuk prioritas tiga membutuhkan

pengendalian dalam waktu enam bulan. Tingkat risiko rendah dengan nilai
commit to user
library.uns.ac.id 111
digilib.uns.ac.id

risiko sedang berjumlah tiga belas dan nilai risiko dua berjumlah tiga,

termasuk prioritas pengendalian empat membutuhkan waktu pengendalian

satu tahun.

Hal ini telah sesuai dengan dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit Bab III Standar Keselamatan dan Kesehatan

Kerja huruf A. Manajemen risiko di K3RS nomor 3 Langkah-langkah

Manajemen Risiko K3RS poin d. Evaluasi risiko yaitu pada tahapan ini,

tingkat risiko yang telah diukur pada tahapan sebelumnya dibandingkan

dengan standar yang telah ditetapkan. Selain itu, metode pengendalian yang

telah diterapkan dalam menghilangkan/meminimalkan risiko dinilai kembali,

apakah telah bekerja secara efektif seperti yang diharapkan. Dalam tahapan

ini juga diperlukan untuk membuat keputusan apakah perlu untuk

menerapkan metode pengendalian tambahan untuk mencapai standar atau

tingkat risiko yang dapat diterima.

E. Pengendalian Risiko

Dalam penerapan pengendalian risiko di Instalasi Gizi RS Akademik

UGM telah berusaha melakukan pengendalian risiko yang didasarkan pada

hierarki pengendalian yaitu eliminasi, substitusi, pengendalian teknik,

pengendalian administrasi dan APD (Alat Pelindung Diri). Upaya

pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya

potensi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta menciptakan suasana

lingkungan kerja yang nyaman, khususnya di Instalasi Gizi RS Akademik


commit to user
library.uns.ac.id 112
digilib.uns.ac.id

UGM. Namun untuk hirarki pengendalian eliminasi dan substitusi belum bisa

diterapkan karena di Instalasi Gizi RS Akademik UGM.

Hierarki pengendalian di Instalasi Gizi RS Akademik UGM adalah

sebagai berikut :

1. Eliminasi

Risiko dapat dihilangkan dengan menghilangkan sumbernya. Jika

sumber dihilangkan maka risiko yang akan timbul dapat dihilangkan.

Pengendalian risiko secara eliminasi di Instalasi Gizi RS Akademik UGM

belum bisa diterapkan karena menghilangkan risiko berarti menghilangkan

proses kerjanya. Misalnya mengatasi risiko terinjak troli dengan

menghilangkan troli yang merupakan sumbernya hal ini tidak bisa

dilakukan karena troli digunakan sebagai alat angkut bahan makanan.

2. Substitusi

Substitusi adalah mengganti bahan, alat atau cara kerja dengan yang

lain sehingga kemungkinan kecelakaan dapat ditekan. Pengendalian risiko

secara substitusi di Instalasi Gizi RS Akademik UGM belum bisa

diterapkan karena tidak memungkinkan mengganti bahan, alat atau cara

kerja aktivitas di Instalasi Gizi RS Akademik UGM.

3. Pengendalian Teknik

Pengendalian teknik merupakan pengendalian rekayasa desain alat

dan tempat kerja atau mengganti alat dengan teknologi yang lebih baik.

Pengendalian teknik di Instalasi Gizi RS Akademik UGM seperti

penggunaan AC di gudang kering agar ruangan tidak lembab dan


commit to user
library.uns.ac.id 113
digilib.uns.ac.id

menggunakan jack roff atau model atap bertingkat untuk mengurangi

panas.

4. Pengendalian Administrasi

Pengendalian administratif berfungsi untuk membatasi pajanan pada

pekerja. Pengendalian Administrasi di Instalasi Gizi RS Akademik UGM

seperti pengaturan jam kerja, stretching/peregangan, penyediaan kotak

P3K, prosedur kerja yang aman dan pemasangan safety sign.

5. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri tidak mengurangi pajanan dari sumbernya hanya

saja mengurangi jumlah pajanan yang masuk ke dalam tubuh pekerja. Alat

Pelindung Diri yang digunakan di Instalasi Gizi misalnya penutup kepala,

masker, sepatu, wearpack terbuat dari bahan katun, lap dan

celemek/apron.

Hal ini telah sesuai dengan dengan dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Bab III Standar Keselamatan dan

Kesehatan Kerja huruf A. Manajemen risiko di K3RS nomor 3 Langkah-

langkah Manajemen Risiko K3RS poin e. Pengendalian risiko adalah Prinsip

pengendalian risiko meliputi 5 hirarki, yaitu:

1. Menghilangkan bahaya (eliminasi)

2. Menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkat

risikonya lebih rendah/tidak ada (substitusi)

3. Rekayasa engineering/pengendalian secara teknik


commit to user
library.uns.ac.id 114
digilib.uns.ac.id

4. Pengendalian secara administrasi

5. Alat Pelindung Diri (APD).

F. Komunikasi dan Konsultasi

Komunikasi dan konsultasi pelaksanaan manajemen risiko di Instalasi

Gizi RS Akademik UGM yaitu dilakukan antara pengelola risiko Kepala

Instalasi K3 dan Sanitasi dengan tenaga kerja di Instalasi Gizi, komunikasi

tenaga kerja di Instalasi Gizi dengan pihak pengelola K3 dan komunikasi

internal tim K3.

Hal ini telah sesuai dengan dengan dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Bab III Standar Keselamatan dan

Kesehatan Kerja huruf A. Manajemen risiko di K3RS nomor 3 Langkah-

langkah Manajemen Risiko K3RS poin f.komunikasi dan konsultasi yaitu

Komunikasi dan konsultasi merupakan pertimbangan penting pada setiap

langkah atau tahapan dalam proses manejemen risiko. Sangat penting untuk

mengembangkan rencana komunikasi, baik kepada kontributor internal

maupun eksternal sejak tahapan awal proses pengelolaan risiko.

G. Pemantauan dan Telaah Ulang

Telaah ulang dilakukan Kepala Instalasi K3 dan Sanitasi dengan

mengadakan rapat membahas implementasi HIRADC pelaksanaan

manajemen risiko di Instalasi Gizi dan melakukan tanya jawab kepada tenaga

kerja ketika observasi di Instalasi Gizi. Tanya jawab dengan tenaga kerja

misalnya menanyakan risiko kecelakaan yang sering terjadi di Instalasi Gizi


commit to user
library.uns.ac.id 115
digilib.uns.ac.id

atau menanyakan masih terdapat tenaga kerja yang mengalami luka bakar

terkena uap panas setelah dilakukan pengendalian melalui pemakaian

celemek dan apron. Apabila masih terdapat tenaga kerja yang mengalami

kecelakaan luka bakar terkena uap panas langkah selanjutnya dilakukan

upaya perbaikan. Hasil dari rapat dan observasi dengan tanya jawab di

Instalasi Gizi dapat dijadikan upaya perbaikan implementasi HIRADC

pelaksanaan manajemen risiko kemudian diinformasikan ke Instalasi Gizi.

Hal ini telah sesuai dengan ini telah sesuai dengan dengan dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Bab III Standar

Keselamatan dan Kesehatan Kerja huruf A. Manajemen risiko di K3RS

nomor 3 Langkah-langkah Manajemen Risiko K3RS poin g.pemantauan dan

telaah ulang yaitu Pemantauan selama pengendalian risiko berlangsung perlu

dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang bisa terjadi.

Perubahan-perubahan tersebut kemudian perlu ditelaah ulang untuk

selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan. Pada prinsipnya pemantauan dan

telaah ulang perlu untuk dilakukan untuk menjamin terlaksananya seluruh

proses manajemen risiko dengan optimal.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai