Anda di halaman 1dari 13

http://jurnal.fk.unand.ac.

id

REFERAT Kepada Yth.

TATALAKSANA EFEK SAMPING PENGOBATAN

TUBERKULOSIS RESISTEN OBAT

Presentan : dr. Laisa Azka

Hari/Tanggal :

Waktu : 13.00 WIB s/d selesai

Tempat : Ruang Konferensi Pulmonologi


RSUP. Dr. M. Djamil Padang
Pembimbing : 1. dr. Irvan Medison, Sp.P(K)
2. dr. Deddy Herman, Sp.P(K)
Penguji :

BAGIAN PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M. DJAMIL PADANG
2022

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PROGRAM STUDI PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI
JL. PERINTIS KEMERDEKAAN PADANG
TELP. / FAX. (0751) 27253 ; EMAIL parupadang@gmail.com

LEMBAR KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

: dr. Laisa Azka

NIM :1950306303

Semester : VII

Judul Karya Ilmiah : Tatalaksana Efek Samping Pengobatan Tuberkulosis


Resisten Obat

Menyatakan bahwa karya ilmiah saya tersebut merupakan benar hasil karya saya sendiri. Semua
sumber informasi yang dikutip maupun yang dirujuk dari penulis lain telah saya nyatakan dengan
benar dalam daftar pustaka dan bukan merupakan plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti
pernyataan ini tidak benar, saya siap menerima sanksi atas perbuatan saya sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Padang, 09 Agustus 2022

dr. Laisa Azka

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

REFERAT
TATALAKSANA EFEK SAMPING PENGOBATAN TUBERKULOSIS RESISTEN
OBAT
Laisa Azka, Irvan Medison, Deddy Herman

Abstrak

Tuberkulosis resisten obat (TB RO) masih menjadi ancaman dalam pengendalian TB dan merupakan salah
satu masalah kesehatan di Indonesia. Kompleksitas penyakit, pengobatan yang lama, efek samping pengobatan
serta komorbid yang menyertai TB RO menyebabkan penanganan TB RO menjadi tantangan tersendiri.
Penatalaksanaan TB RO lebih rumit dibandingkan dengan TB sensistif karena menggunakan Obat Antituberkulosis
(OAT) lini dua dengan tingkat toksisitas lebih tinggi dibandingkan OAT lini satu. Permasalahan efek samping
obat yang timbul pada penderita dengan TB RO dapat menjadi salah satu faktor yang dapat
menghambat keberhasilan terapi karena dapat menyebabkan pasien menjadi tidak patuh. Pemantauan
terjadinya efek samping obat penting dilakukan selama pengobatan TB RO. Semua OAT yang digunakan untuk
pengobatan pasien TB RO mempunyai kemungkinan untuk menimbulkan efek samping ringan, sedang, maupun
berat. Petugas kesehatan harus selalu memantau munculnya efek samping dan memberikan tatalaksana sesegera
mungkin. Penanganan efek samping yang baik dan adekuat adalah kunci keberhasilan pengobatan TB RO.
Kata kunci: tuberkulosis, resisten obat, efek samping

Abstract
Drug-resistant tuberculosis (RO TB) is still a threat in TB control and is one of the health
problems in Indonesia. The complexity of the disease, the length of treatment, the side effects of
treatment and the comorbidities that accompany TB RO make the treatment of TB RO a challenge in
itself. The management of RO TB is more complicated than sensitive TB because it uses second-line
Antituberculosis Drugs (OAT) with a higher level of toxicity than first-line OAT. The problem of drug side
effects that arise in patients with TB RO can be one of the factors that can hinder the success of therapy
because it can cause patients to become disobedient. Monitoring the occurrence of drug side effects is
important during TB treatment for RO. All OATs used for the treatment of TB RO patients have the
possibility to cause mild, moderate, or severe side effects. Health workers should always monitor the
emergence of side effects and provide treatment as soon as possible. Good and adequate management
of side effects is the key to the success of TB RO treatment.
Keywords: tuberculosis, drug resistance, side effects

Pendahuluan di Indonesia pada tahun 2021 menunjukan estimasi kasus


Tuberkulosis resisten obat adalah kasus tuberkulosis sebesar 24.000 kasus dengan total 11.463 dilakukan
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis pemeriksaan dan 5.531 yang memulai pengobatan .2

(Mtb) yang resisten terhadap OAT. Tahun 2019, World Health


Pengobatan terhadap kasus TB RO sangat kompleks,
Organization (WHO) melaporkan terdapat sekitar 32.000 kasus
membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar serta
tuberkulosis resisten obat diseluruh dunia dan TB RO masih
pengawasan yang ketat terhadap efek samping obat.3 Obat yang
menjadi ancaman dalam pengendalian TB dan merupakan salah
digunakan untuk pengobatan TB RO yaitu OAT lini kedua yang
satu masalah kesehatan di dunia dan di Indonesia.1 Data TB RO

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

memiliki toksisitas melebihi OAT lini pertama yang Resistansi kuman M. tuberkulosis terhadap OAT adalah
menyebabkan timbulnya efek samping pada penderita selama keadaan dimana kuman sudah tidak dapat lagi dibunuh
pengobatan.4 Penelitian di RS Moewardi Surakarta didapatkan dengan OAT. Terdapat 5 kategori resistensi terhadap obat anti
efek samping dan risiko pada pengobatan TB RO terbanyak TB, yaitu:4
adalah gangguan gastrointestinal, yaitu mual sebanyak 79,8%
1. Monoresistance: resistan terhadap salah satu OAT,
dan muntah 78,9%, atralgia 78,9%, gangguan renal 59,6%, misalnya resistan isoniazid (H)
gangguan pendengaran 59,6%, gangguan psikiatri dengan
2. Polyresistance: resistan terhadap lebih dari satu OAT,
depresi dan kecemasan 53,5%, alergi kulit sebanyak 52,6%,
selain kombinasi isoniazid (H) dan rifampisin (R)
diare 49,1%, gangguan tidur 18,4%.5 Penelitian di Denpasar
3. Multi Drug Resistance (MDR): resisten terhadp isoniazid
pada 114 orang pasien TB RO, efek samping yang terjadi
dan rifampisin, dengan atau tanpa OAT lini pertama yang
antara lain berupa mual dan muntah sebesar 79,3%, artra
lain
lgia sebanyak 81%, gangguan pendengaran 6,9%, gatal 7
4. Extensively Drug Resistance (XDR): MDR-TB disertai
7,6%, sakit kepala 24% dan gangguan penglihatan 7,6%. 6
resistansi terhadap salah satu obat golongan flourkuinolon
Penelitian di China menyimpulkan 90.7% pasien mengala
dan salah satu dari OAT injeksi lini kedua.
mi minimal satu efek samping, 52% diantaranya membutu
5. TB Resisten Rifampisin (TB RR): Resisten terhadap
hkan perubahan paduan pengobatan, sedangkan 6,8% pa
rifampisin (monoresisten, poliresisten, MDR-TB, TB XDR)
sien harus menghentikan pengobatan karena efek sampin
yang terdeteksi menggunakan metode fenotip atau genotip
g tersebut.7 Efek samping obat yang timbul dalam
dengan atau tanpa resistan OAT lainnya.
penelitian ini bervariasi dan satu pasien dapat mengalami
lebih dari satu macam efek samping. Penelitian di
Mekanisme Resistensi pada TB RO
Bandung menyatakan bahwa efek samping obat secara
Munculnya resistensi dapat terjadi secara primer
signifikan berhubungan dengan penghentian minum obat
atau genetik dan sekunder atau fenotip. Resistensi primer
yang menyebabkan ketidakpatuhan dalam konsumsi obat
terjadi karena terpapar strain bakteri yang mengalami mutasi
dan memperpanjang waktu pengobatan.8,9
pada gen kromosomnya, sedangkan resistensi sekunder ata
Permasalahan efek samping obat yang timbul pada u fenotip dikarenakan oleh obat disebabkan oleh perubahan
penderita dengan TB RO dapat menjadi salah satu faktor
Kelompok Nama obat Singkatan
yang dapat menghambat keberhasilan terapi karena Grup A Levofloksasin/Moxifloksasin Lfx / Mfx
dapat menyebabkan pasien menjadi tidak patuh. Bedaquiline Bdq
Linezolid Lzd
Pemantauan terjadinya efek samping obat penting dilakukan
selama pengobatan TB RO.10 Semua OAT yang digunakan Grup B Clofazimine Cfz
Sikloserin Cs
untuk pengobatan pasien TB RO mempunyai kemungkinan
untuk menimbulkan efek samping ringan, sedang, maupun Grup C Etambutol E
Delamanid Dlm
berat. Petugas kesehatan harus selalu memantau munculnya Pirazinamid Z
efek samping dan memberikan tata laksana sesegera mungkin. Imipenem–silastatin atau Ipm-Cln /
Meropenem Mpm
Penanganan efek samping yang baik dan adekuat adalah kunci Amikasin atau Streptomisin Amk/
keberhasilan pengobatan.4,10 Efek samping pengobatan TB RO Etionamid atau Protionamid S
P-aminosalicylic acid Eto/
yang bervariasi ini menjadi alasan penulis untuk membahas Pto
lebih lanjut mengenai penatalaksanaan efek samping OAT TB PAS
epigenetik pada ekspresi gen dan modifikasi protein yang
RO.
menyebabkan toleran obat pada bakteri non replicating.11 Bila
Tuberkulosis Resisten Obat pada populasi itu hanya diberikan satu jenis obat saja ma
ka kuman yang sensitif akan turun jumlahnya dan kuman

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

yang resisten akan bertambah sehingga setelah beberapa Dikutip dari(4)


waktu populasi kuman akan berubah menjadi kuman yang
Gambar 3. Paduan Pengobatan Jangka Panjang
resisten saja. Keadaan ini disebut dengan fall and rise ph
enomenon, akibatnya jumlah bakteri yang resistan terhad
ap obat mungkin lebih banyak dibanding bakteri yang rent
an obat. Resistansi juga disebabkan oleh man made phe
nomenon, seperti pemberian regimen yang tidak tepat, pe Dikutip dari(4)
nggunaan dosis yang lebih rendah sehingga konsentrasi
obat dalam serum tidak memadai, kualitas obat yang rend Farmakologi Obat TB RO

ah, kepatuhan terhadap pengobatan yang buruk dan pem 1. Fluorokuinolon respirasi (Levofloksasin/

akain obat yang tidak teratur.12 Moxifloksasin)


Farmakokinetik dan farmakodinamik obat ini

Diagnosis dan Penatalaksanaan TB RO diabsorsi secara cepat di saluran pencernaan dan

Paduan pengobatan TB RO adalah seperti alur dibawah ini: kadar serum puncak dicapai sekitar 1-3 jam setelah

Gambar 1. Alur Pengobatan TB Resisten Obat pemberian oral (bioavailabilitas 80-95%).


Fluorokuinolon, kecuali moksifloksasin, diekskresi
melalui ginjal, baik sekresi tubular atau filtrasi
glomerulus. Penyesuaian dosis yang tepat
tergantung pada tingkat kerusakan ginjal dan jenis

kuinolon yang digunakan. Moksifloksasin


dimetabolisme di hati sehingga penggunaan harus
diperhatikan pada pasien dengan gagal hati.13

2. Bedaquiline
Farmakokinetik dan farmakodinamik Bedaquiline
terikat kuat pada protein (99%), bioavailabilitas
meningkat dengan pemberian bersama makanan,

Dikutip dari(4) dimetabolisme menjadi metabolit aktif N-


monodesmethyl di hati, terutama oleh CYP3A4.

Tabel 1. Kelompok OAT TB RO4 Eliminasi sebagian besar melalui feses, ekskresi
melalu renal hanya sedikit, sehingga bedaquiline
aman untuk pasien dengan gangguan ginjal.14

Pengobatan TB RO di Indonesia menggunakan paduan tanpa 3. Linezolid

obat injeksi yang terbagi menjadi dua, yaitu paduan pengobatan Farmakokinetik dan farmakodinamik Obat ini

jangka pendek (9-11 bulan) dan jangka panjang (18-20 bulan).4 diserap dengan cepat dan luas setelah pemberian oral.
Waktu paruh eliminasi: Kira-kira 5-7 jam, metabolisme
Gambar 2. Paduan Pengobatan Jangka Pendek
hati melalui oksidasi menjadi 2 metabolitnya yang tidak
aktif (hidroksietil glisin dan metabolit asam aminoetoksi
asetat). Ekskresi melalui urin sekitar 30% dan 50%
sebagai metabolit atau feses.15,16

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

4. Clofazimin Farmakokinetik obat ini di distribusikan dengan


Farmakokinetik dan farmakodinamik Obat ini me cepat dan luas disebagian besar jaringan dan
nunjukkan efek bakterisidal melalui hambatan pertum dimetabolisme di ginjal. Ekskresi melalu urine hingga
buhan mikobakterium serta ikatan pada DNA mikoba 70% dan memiliki waktu paruh 2-3 jam
kterium yang mengakibatkan gangguan siklus sel da
n transpor NA/K ATPase bakteri. Eliminasi clofazimin
10. Amikasin atau Streptomisin
e dan metabolitnya tidak didapatkan pada urine, sekit
Amikasin adalah aminoglikosida yang
ar 80% clofazimine dimetabolisme melalui kandung e
menghambat sintesis protein dengan menghambat
mpedu dan diekskresikan lewat feses.17
fungsi normal ribosom. 12,13
Toksisitas potensial pada
manusia obat ini sama dengan streptomisin.
5. Sikloserin
Streptomisin (S) adalah antibiotik pertama yang
Farmakokinetik dan farmakodinamik Sikloserin
berhasil digunakan untuk tuberkulosis, namun setelah
diserap dengan cepat dan hampir sempurna (70-
penggunaan streptomisin sebagai agen terapi,
90%) dari usus mengikuti pemberian oral dan sekitar
resistensi muncul akibat pemberiannya sebagai
50% dosis sikloserin dieksresikan di urine, sehingga
monoterapi. Streptomisin bekerja dengan
perlu dilakukan penyesuaian dosis pada pasien
menghambat inisiasi translasi pada sintesis protein.
dengan permasalahan ginjal.18
Farmakokinetik: Absorbsi streptomisin sangat buruk
6. Etambutol apabila diberikan dengan rute per oral, sehingga
Farmakokinetik dan farmakodinamik obat ini streptomisin harus diberikan dengan rute intravena
kosentrasi maksimal dalam plasma tercapai dalam atau intramuskular.14
waktu 2-4 jam setelah obat diminum. Etambutol
11. Etionamid atau protionamid (Pto/Eto)
akan terikat dengan protein plasma. Ekskresi
Etionamid memiliki aktivitas terhadap
etambutol terjadi di ginjal sehingga diperlukan
M.tuberculosis, M. bovis dan M. Smegmatis, M.
penyesuaian dosis pada pasien gagal ginjal.19
Leprae. Etionamid harus diberikan bersama dengan
7. Delamanid (DLM) obat lain karena perkembangan resistensi yang cepat
Farmakokinetik obat ini adalah absorpsinya ketika obat digunakan sebagai monoterapi.20
meningkat 2 kali lipat pada pemberian bersama Protionamid memiliki aktivitas terhadap spesies
dengan makanan, sehingga pemberian DLM mikobakteria termasik M.leprae dan M. avium namun
disarankan bersama makanan. Sebagian besar protionamid lebih cepat membunuh M. leprae
DLM diekskresikan melalui feses dan sebagian daripada etionamid. Protionamid dan etionamid dapat
kecil diekskresikan melalui urin.19 saling menggantikan. Protionamid dilaporkan lebih
ditoleransi daripada etionamid. Protionamid harus
8. Pirazinamid (PZA) dihindari pada wanita hamil atau wanita pada
Farmakokinetik dan farmakodinamik Pirazinamid berpotensi hamil kecuali jika keuntungan melebihi
ialah diabsorpsi dengan baik dari saluran risiko.14,20
gastrointestinal dan didistribusikan ke seluruh tubuh.
Waktu paruh plasma pada pasien yang fungsi
ginjalnya normal adalah 9 hingga 10 jam. Obat ini
diekskresi terutama melalui filtrasi glomerulus ginjal.20 12. P-aminosalicylic (PAS)
Asam para amino salisilat (PAS) menghambat
9. Imipenem- Cilastatin sintesis folat tepatnya dihidropteroat sintase (DHPS).

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

Metabolisme PAS menghasilkan metabolit inaktif sementara (<48 jam), tidak diperlukan intervensi
toksik di bawah kondisi asam. Formulasi PAS ke medis atau pengobatan.
dalam bentuk sediaan granul dapat mengurangi efek  Derajat 2 (Sedang): keterbatasan dalam
mual. Penggunaan granul ini disarankan bersamaan beraktivitas (ringan-sedang), memerlukan
dengan minuman asam. 20
pemeriksaan lebih lanjut, tidak diperlukan intervensi
medis atau pengobatan ringan.
Efek samping OAT TB RO  Derajat 3 (Berat): Keterbatasan beraktivitas,
memerlukan intervensi medis, mungkin
Pemantauan terjadinya efek samping obat penting
memerlukan rawat inap.
dilakukan selama pengobatan TB RO. Semua OAT
Penatalaksanaan efek samping dapat dilakukan di:3,4
yang digunakan untuk pengobatan pasien TB RR/MDR
 Fasyankes pelaksana layanan TB RO dan
mempunyai kemungkinan untuk timbul efek samping
fasyankes satelit TB RO merupakan tempat
ringan, sedang, maupun berat. Penanganan efek
penatalaksanaan efek samping OAT, tergantung
samping yang baik dan adekuat adalah kunci
pada berat atau ringannya gejala.
keberhasilan pengobatan. Prinsip pemantauan efek
 Efek samping ringan sampai sedang dapat
samping selama pengobatan:4
ditangani oleh dokter fasyankes satelit TB RO dan
• Deteksi dini efek samping selama pengobatan perlu dilaporkan ke fasyankes pelaksana layanan
sangat penting karena semakin cepat ditemukan dan TB RO.
ditangani, maka prognosis akan lebih baik. Untuk itu,  Pasien dengan efek samping berat segera dirujuk
pemantauan efek samping pengobatan harus ke fasyankes pelaksana layanan TB RO.
dilakukan setiap hari.
Pengobatan TB RO membutuhkan adanya monitoring
• Efek samping OAT berhubungan dengan dosis yang dan manajemen efek samping obat secara aktif (active
diberikan. drug-safety monitoring and management / aDSM) atau di
Indonesia lebih dikenal dengan monitoring efek samping
• Gejala efek samping pengobatan harus diketahui
obat secara aktif (MESO-aktif). 4,10 MESO-aktif merupakan
petugas kesehatan yang menangani pasien dan juga
proses penilaian klinis dan laboratorium secara aktif dan
oleh pasien serta keluarganya. sistematis pada semua pasien yang mendapatkan
pengobatan TB dengan paduan baru. Kegiatan ini
Berdasarkan keparahan, efek samping OAT TB MDR bertujuan untuk mendeteksi, menata laksana dan
melaporkan kejadian tidak diinginkan (KTD) obat.
dibagi menjadi ringan, sedang, dan berat.10
Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan Naranjo
skor.4
 Derajat 1 (Ringan): rasa tidak nyaman ringan atau
Tabel 2. Efek samping dan tatalaksana efek samping4

Efek Samping Obat Penatalaksanaan

Reaksi alergi Semua obat  Hentikan semua terapi. Jika terjadi anafilaksis
dan anafilaksis tatalaksana sesuai prosedur anafilaksis
 Singkirkan kemungkinan adanya penyakit
dermatologi lain
 Pada reaksi dermatologi minor dapat
diberikan: antihistamin, hidrokortison salep,
prednison

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

 Ketika kelainan telah teratasi segera mulai


pengobatan dengan obat yang paling kecil
kemungkinan terjadi reaksi alergi
 Pada keadaan terjadi reaksi yang berat,
hentikan pemberian obat yang menyebabkan
reaksi secara permanen
Gangguan Eto, Pto, Cfz, H, E, Z,  OAT tetap dilanjutkan, sambil dilakukan evaluasi.
gastrointes- Lfx, Mfx, Lzd, Bdq,  Pantau pasien untuk mengetahui berat ringannya
tinal (mual
Dlm, PAS keluhan.
muntah, dis-
pepsia, akut  Singkirkan penyebab lain seperti gangguan hati, diare
abdomen) karena infeksi, atau obat- obatan lain.
 Bila perlu berikan anti emetik, PPI (Proton Pump
Inhibitor), H2 antagonis (Ranitidin), antasida golongan
Mg(OH)2 atau sukralfat.
 Bila tidak respon dengan pengobatan di atas,
pertimbangkan rawat inap untuk penilaian lanjutan dan
rehidrasi cairan IV, dan evaluasi elektrolit, ureum dan
serum kreatinin.
 Bila terjadi tanda- tanda abdomen akut, konsultasikan
ke dokter sepesialis bedah.
Keterangan: Antasida atau sukralfat tidak diberikan
bersamaan dengan OAT (jarak waktu pemberian minimal
2 jam).

Perubahan Cfz Pasien diberikan KIE mengenai penyebab terjadinya


warna kulit perubahan warna kulit dan sifatnya yang tidak
menetap.

Efek Samping Obat Penatalaksanaan

Kelainan fungsi Z, H, Eto, Pto, Lfx,  Hentikan semua OAT bila hasil SGOT-SGPT 5x
hati Mfx, Lzd, Bdq, PAS normal atau kadar bilirubin total > 2 mg/dl.
 Pasien dirujuk ke dokter spesialis penyakit
dalam.
 Singkirkan kemungkinan penyebab lain
selain hepatitis imbas obat

Gastritis dan PAS, Eto, Pto, Cfz,  Lakukan pemeriksaan laboratorium terkait
nyeri perut untuk mengkonfirmasi kondisi tersebut, jika

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

FQs, H, E, dan Z gejala berkaitan dengan gastritis (rasa


terbakar atau tidak nyaman di ulu hati, rasa
pahit di mulut terkait reflux):
- Mulai terapi H2-blocker (ranitidin 150 mg
2 kali sehari atau 300 mg sekali sehari)
atau proton-pump inhibitor (omeprazol 20
mg sekali sehari).
 Hindari pemberian antasida karena
menghambat penyerapan fluoroquinolon
 Pada nyeri perut hebat hentikan obat
tersangka beberapa waktu (satu sampai tujuh
hari)
 Turunkan dosis obat tersangka tanpa
mengganti regimen
 Hentikan obat tersangka tanpa
mengganti regimen
Diare PAS, Eto/Pto  Awasi tanda dehidrasi atau
ketidak seimbangan elektrolit
 Berikan loperamid 4 mg per oral jika diare
disertai darah dan demam kemungkinan
bukan disebabkan oleh efek samping OAT

Neuritis optik E, Lzd  Setiap gejala gangguan penglihatan perlu


dievaluasi dan dikonsultasikan ke dokter spesialis
mata.
 TAK akan mempertimbangkan kelanjutan
pemberian E dan Lzd.

Efek Samping Obat Penatalaksanaan

Hipotiroid Eto/Pto, PAS  Pasien dewasa : levotiroksin 100-150 mg per


hari. Mulai pemberian levotiroksin pada kondisi
berikut :
- Pasien usia muda dan sehat dimulai
dengan dosis 75- 100mcg per hari
- Pasien dengan usia tua mulai dengan
dosis 50 mcg per hari
- Pasien dengan kelainan kardiovaskuler

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

mulai dengan dosis 25 mcg per hari


- Evaluasi TSH tiap 2 bulan dan tingkatkan
dosis 12,5-25 mcg sampai TSH normal
Atralgia Z, Bdq, FQs  Mulai terapi OAINS (ibuprofen 400- 800 mg
tiga kali sehari).
 Turunkan dosis OAT tersangka (biasanya Z)
tanpa mengubah regimen

 Hentikan obat tersangka tanpa mengubah


regimen

Tendonitis dan Fluoroquinolon  Jika terjadi peradangan tendon atau robekan


ruptur tendon tendon:
- Hentikan pemberian fluoroquinolon

- Berikan OAINS (ibuprofen 400 mg 4x


sehari
- Istirahat

 Jika terapi gagal tanpa fluoroquinolon

- Kurangi dosis jika memungkinkan

- Pastikan sendi diistirahatkan


Ketidakseimba Amikasin,  Cek kalium serum. Jika kadar kalium rendah,
ngan elektrolit Streptomisin cek magnesium dan kalsium (jika magnesium
dan dan kalsium tidak dapat di periksa, berikan
magnesium empiris pada kondisi hipokalemia)
 Koreksi elektrolit, jika diberikan dalam bentuk
oral, pisahkan pemberiannya dengan FQ
karena dapat mengganggu penyerapan

Efek Samping Obat Penatalaksanaan

Nefrotoksik S, Km, Am, Cm  Hentikan obat tersangka


 Pastikan kemungkinan penyebab lain
 Evaluasi faal ginjal dan elektrolit setiap 1-2
minggu
 Berikan dosis injeksi 2-3 kali seminggu jila obat
injeksi pentingdalam regimen dan pasien dapat
mentolerir
 Pantau ketat kadar kreatinin. Jika nilai

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

meningkat hentikan obat


 Sesuaikan dosis pengobatan dengan tabel
penyesuaian dosis untuk pasine dengan
gangguan fungsi ginjal
Gangguan Lfx, Mfx, Cfz, Bdq,  Lakukan monitoring EKG secara rutin atau lebih ketat
jantung: Dlm bila ada indikasi.
pemanjan- gan
interval QT,  Bila interval QTc ≥450 ms pada pria dan ≥470 ms
torsa de disebut mengalami pemanjangan. QTc ≥480 ms
pointes, VT, VF (atau terjadi pemanjangan QTc ≥60 ms dari nilai
dasar) sebaiknya langsung dilakukan pemeriksaan
EKG lebih sering, dan pemeriksaan elektrolit untuk
mencari penyebab lain.
 Bila interval QTc ≥500 ms obat yang diperkiran
menjadi penyebab harus dihentikan.
 Pasien dirujuk ke dokter spesialis jantung/penyakit
dalam.

Efek Eto, Pto, Am, S  Eto/Pto dan obat injeksi tidak boleh digunakan
teratogenik
selama kehamilan sehingga paduan jangka
pendek tidak diberikan untuk wanita hamil.

 Wanita hamil dengan TB RO akan mendapatkan


paduan pengobatan jangka panjang.

Neuropati H, Eto, Pto, Lzd  Bila gejala tidak berat, pengobatan TB RO tetap
perifer
dilanjutkan.
 Berikan vitamin B6 sampai dengan 200 mg per
hari.
 Konsultasikan ke dokter spesialis neurologi bila
terjadi gejala neuropati berat (nyeri, sulit berjalan).

Efek Samping Obat Penatalaksanaan

Gangguan Am, S  Periksa data awal untuk memastikan bahwa


pendengaran
gangguan pendengaran disebabkan oleh OAT
atau perburukan gangguan pendengaran yang
sudah ada sebelumnya.
 Rujuk pasien ke dokter spesialis THT (untuk
evaluasi gangguan pendengaran dan singkirkan
sebab lain seperti infeksi telinga, sumbatan
dalam telinga, trauma, dll).
 Pertimbangkan mengganti OAT bila terjadi ESO.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

Depresi H, Lfx, Mfx, Pto, Eto,  Lakukan konseling kelompok atau per orang.
Cs Penyakit kronik dapat merupakan faktor risiko
depresi.
 Rujuk ke psikiater untuk pemeriksaan lebih lanjut
dan bila diperlukan pengobatan anti depresi.
 Pilihan anti depresan yang dianjurkan adalah
amitriptilin atau golongan SSRI misalnya sentraline,
fluoxetine.
 Riwayat depresi sebelumnya bukan merupakan
kontraindikasi bagi penggunaan OAT
 tetapi meningkatkan risiko terjadinya depresi
selama pengobatan TB RO.
 Bila memungkinkan turunkan dosis OAT
penyebab.
 Hentikan sementara OAT terkait (1-2 minggu)
sampai gejala psikiatri teratasi.
Gangguan tidur Lfx, Mfx, Cs  Berikan OAT pada pagi hari atau jauh dari waktu
tidur pasien.
 Lakukan konseling mengenai pola tidur yang
baik.
 Bila perlu konsultasikan pasien ke dokter spesialis
psikiatri.

Kesimpulan 1. World Health Organization. GLOBAL TUBERCULOSIS


REPORT 2021 [Internet]. 2021.Available from:
1. Efek samping obat anti tuberkulosis lini kedua http://apps.who.int/ bookorders.
merupakan masalah yang dapat timbul dalam
2. Kemenkes Rl. (2022). Situasi Tuberkulosis di Indonesia
pengobatan TB OAT dan memerlukan Tahun 2022. https://tbindonesia.or.id/ pustaka
penatalaksanaan yang tepat. tbc/dashboardtb/

2. Deteksi dini efek samping selama pengobatan 3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Strategi
sangat penting karena semakin cepat ditemukan Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia
2020 - 2024. Jakarta: Kemenkes RI; 2020. h. 55–62.
dan ditangani, maka prognosis akan lebih baik.
Pemantauan efek samping pengobatan harus 4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk
Teknis Penatalaksanaan Tuberkulosis Resistan Obat Di
dilakukan pada pasien TB yang mendapat OAT
Indonesia. Direktorat Jenderal Pencegahan dan
lini dua. Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik
3. Gejala efek samping pengobatan harus diketahui Indonesia; 2020. h. 22-80.
oleh petugas kesehatan yang menangani pasien, 5. Nugroho Farid Setyo, Zahro Shaluhiyah, Sakundarno Adi.
pasien beserta keluarganya agar penanganan Gambaran perilaku Pengobatan Pasien TB MDR di RS
efek samping OAT lebih cepat dan tepat DR Moewardi Surakarta. Vol 11, Jurnal Kesehatan; 2018.
1. Jurnal tdk pakai h

6. Pratiwi, N., Yowani, S., Sajinadiyasa, I. Hubungan Lama


Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Dengan Efek
Samping Pada Pasien Tb Mdr Rawat Jalan Di RSUP
Sanglah Denpasar. Archive of Community Health;
2018;3:39–48. Penulisan harus benar

Daftar Pustaka 7. Pradipta IS, Forsman LD, Bruchfeld J, Hak E, Alffenaar JW.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

Risk factors of multidrug-resistant tuberculosis: A global 18. Li Yang, Fei Wang, Limin Wu, Min Zhu, Guiqing He,
systematic review and meta-analysis. Journal of Infection. Xinchang Chen, et al. Cycloserine for treatment of
W.B. Saunders Ltd; 2018;77: 469–78. Penulisan harus multidrug-resistant tuberculosis: a retrospective cohort
benar study in China. Infect Drug Resist. 2019; 12: 721–731. 

8. Rakhmawati, L., Agustian, R. A., & Wijana. Peluang 19. Wasserman Sean, Gail Louw, Limpho Ramangoela,
Kejadian Ototoksisitas pada Penggunaan Kanamisin Garrick Barber, Cindy Hayes, Shaheed Vally, et al.
dalam Pengobatan Tuberkulosis Resisten Obat Ganda Ethambutol and delamanid resistance in patients with
Selama Satu Bulan. Majalah Kedokteran Bandung; 2015; drug-resistant TB and treatment failure in South Africa.
47(4), 224–30. Journal of Antimicrobial Chemotherapy.2019;74: 2377–
84 
9. Sagwa, E., Mantel-Teeuwisse, A. K., Ruswa, N., Musasa,
J. P., Pal, S., Dhliwayo, P, et al. The burden of adverse 20. Fatmawati, U., & Kusmiati, T. Characteristics and the Side
events during treatment of drug-resistant tuberculosis in Effects of New MDR-TB Treatment. Jurnal Respirasi,
Namibia. Southern Med Review; 2017;6–13.volume 2017; 3(3):67–73.
berapa

10. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).


Tuberkulosis, Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksanaan
Di Indonesia.2021. h. 38-44.

11. Zhang Y, Yew WW. Mechanisms of drug resistance in


Mycobacterium tuberculosis: Update 2015. International
Journal of Tuberculosis and Lung Disease. International
Union Against Tuberculosis and Lung Disease;
2015;9:1276–89.

12. Iacobino A, Fattorini L, Giannoni F. Drug-resistant


tuberculosis 2020: Where we stand. Applied Sciences
(Switzerland). MDPI AG; 2020;10:halaman

13. CheYang,Qifa Song, Tianchi Yang, Guohua Ping, Mei Yu.
Fluoroquinolone resistance in multidrug-resistant
Mycobacterium tuberculosis independet of
fluoroquinolone use. European respiratory Journal;
2017;50:163-7.

14. Jang JG, Chung JH. Diagnosis and treatment of


multidrug-resistant tuberculosis. Yeungnam Univ J Med.
2020;4:277–85.

15. Smail N, Omar SV, Ismail NA, Peters RPH. Collated data
of mutation frequencies and associated genetic variants
of bedaquiline, clofazimine and linezolid resistance
in MycobacteriumTuberculosis.   DataBrief. 2018;20:1975–
83.

16. Pi R, Liu Q, Jiang Q, Gao Q. Characterization of linezolid-


resistance-associated mutations in Mycobacterium
tuberculosis through WGS. J Antimicrob
Chemother. 2019;74:1795–8.

17. Nugraha Rhea, Vycke yunivita,Prayudi Santoso, Rob E.


Aernoutse, Rovina Ruslami. Clofazimine as a Treatment
for Multidrug-Resistant Tuberculosis: A Review. Sci
Pharm. 2021;18-9.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 3(1)

Anda mungkin juga menyukai