id
Hari/Tanggal :
NIM :1950306303
Semester : VII
Menyatakan bahwa karya ilmiah saya tersebut merupakan benar hasil karya saya sendiri. Semua
sumber informasi yang dikutip maupun yang dirujuk dari penulis lain telah saya nyatakan dengan
benar dalam daftar pustaka dan bukan merupakan plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti
pernyataan ini tidak benar, saya siap menerima sanksi atas perbuatan saya sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
REFERAT
TATALAKSANA EFEK SAMPING PENGOBATAN TUBERKULOSIS RESISTEN
OBAT
Laisa Azka, Irvan Medison, Deddy Herman
Abstrak
Tuberkulosis resisten obat (TB RO) masih menjadi ancaman dalam pengendalian TB dan merupakan salah
satu masalah kesehatan di Indonesia. Kompleksitas penyakit, pengobatan yang lama, efek samping pengobatan
serta komorbid yang menyertai TB RO menyebabkan penanganan TB RO menjadi tantangan tersendiri.
Penatalaksanaan TB RO lebih rumit dibandingkan dengan TB sensistif karena menggunakan Obat Antituberkulosis
(OAT) lini dua dengan tingkat toksisitas lebih tinggi dibandingkan OAT lini satu. Permasalahan efek samping
obat yang timbul pada penderita dengan TB RO dapat menjadi salah satu faktor yang dapat
menghambat keberhasilan terapi karena dapat menyebabkan pasien menjadi tidak patuh. Pemantauan
terjadinya efek samping obat penting dilakukan selama pengobatan TB RO. Semua OAT yang digunakan untuk
pengobatan pasien TB RO mempunyai kemungkinan untuk menimbulkan efek samping ringan, sedang, maupun
berat. Petugas kesehatan harus selalu memantau munculnya efek samping dan memberikan tatalaksana sesegera
mungkin. Penanganan efek samping yang baik dan adekuat adalah kunci keberhasilan pengobatan TB RO.
Kata kunci: tuberkulosis, resisten obat, efek samping
Abstract
Drug-resistant tuberculosis (RO TB) is still a threat in TB control and is one of the health
problems in Indonesia. The complexity of the disease, the length of treatment, the side effects of
treatment and the comorbidities that accompany TB RO make the treatment of TB RO a challenge in
itself. The management of RO TB is more complicated than sensitive TB because it uses second-line
Antituberculosis Drugs (OAT) with a higher level of toxicity than first-line OAT. The problem of drug side
effects that arise in patients with TB RO can be one of the factors that can hinder the success of therapy
because it can cause patients to become disobedient. Monitoring the occurrence of drug side effects is
important during TB treatment for RO. All OATs used for the treatment of TB RO patients have the
possibility to cause mild, moderate, or severe side effects. Health workers should always monitor the
emergence of side effects and provide treatment as soon as possible. Good and adequate management
of side effects is the key to the success of TB RO treatment.
Keywords: tuberculosis, drug resistance, side effects
memiliki toksisitas melebihi OAT lini pertama yang Resistansi kuman M. tuberkulosis terhadap OAT adalah
menyebabkan timbulnya efek samping pada penderita selama keadaan dimana kuman sudah tidak dapat lagi dibunuh
pengobatan.4 Penelitian di RS Moewardi Surakarta didapatkan dengan OAT. Terdapat 5 kategori resistensi terhadap obat anti
efek samping dan risiko pada pengobatan TB RO terbanyak TB, yaitu:4
adalah gangguan gastrointestinal, yaitu mual sebanyak 79,8%
1. Monoresistance: resistan terhadap salah satu OAT,
dan muntah 78,9%, atralgia 78,9%, gangguan renal 59,6%, misalnya resistan isoniazid (H)
gangguan pendengaran 59,6%, gangguan psikiatri dengan
2. Polyresistance: resistan terhadap lebih dari satu OAT,
depresi dan kecemasan 53,5%, alergi kulit sebanyak 52,6%,
selain kombinasi isoniazid (H) dan rifampisin (R)
diare 49,1%, gangguan tidur 18,4%.5 Penelitian di Denpasar
3. Multi Drug Resistance (MDR): resisten terhadp isoniazid
pada 114 orang pasien TB RO, efek samping yang terjadi
dan rifampisin, dengan atau tanpa OAT lini pertama yang
antara lain berupa mual dan muntah sebesar 79,3%, artra
lain
lgia sebanyak 81%, gangguan pendengaran 6,9%, gatal 7
4. Extensively Drug Resistance (XDR): MDR-TB disertai
7,6%, sakit kepala 24% dan gangguan penglihatan 7,6%. 6
resistansi terhadap salah satu obat golongan flourkuinolon
Penelitian di China menyimpulkan 90.7% pasien mengala
dan salah satu dari OAT injeksi lini kedua.
mi minimal satu efek samping, 52% diantaranya membutu
5. TB Resisten Rifampisin (TB RR): Resisten terhadap
hkan perubahan paduan pengobatan, sedangkan 6,8% pa
rifampisin (monoresisten, poliresisten, MDR-TB, TB XDR)
sien harus menghentikan pengobatan karena efek sampin
yang terdeteksi menggunakan metode fenotip atau genotip
g tersebut.7 Efek samping obat yang timbul dalam
dengan atau tanpa resistan OAT lainnya.
penelitian ini bervariasi dan satu pasien dapat mengalami
lebih dari satu macam efek samping. Penelitian di
Mekanisme Resistensi pada TB RO
Bandung menyatakan bahwa efek samping obat secara
Munculnya resistensi dapat terjadi secara primer
signifikan berhubungan dengan penghentian minum obat
atau genetik dan sekunder atau fenotip. Resistensi primer
yang menyebabkan ketidakpatuhan dalam konsumsi obat
terjadi karena terpapar strain bakteri yang mengalami mutasi
dan memperpanjang waktu pengobatan.8,9
pada gen kromosomnya, sedangkan resistensi sekunder ata
Permasalahan efek samping obat yang timbul pada u fenotip dikarenakan oleh obat disebabkan oleh perubahan
penderita dengan TB RO dapat menjadi salah satu faktor
Kelompok Nama obat Singkatan
yang dapat menghambat keberhasilan terapi karena Grup A Levofloksasin/Moxifloksasin Lfx / Mfx
dapat menyebabkan pasien menjadi tidak patuh. Bedaquiline Bdq
Linezolid Lzd
Pemantauan terjadinya efek samping obat penting dilakukan
selama pengobatan TB RO.10 Semua OAT yang digunakan Grup B Clofazimine Cfz
Sikloserin Cs
untuk pengobatan pasien TB RO mempunyai kemungkinan
untuk menimbulkan efek samping ringan, sedang, maupun Grup C Etambutol E
Delamanid Dlm
berat. Petugas kesehatan harus selalu memantau munculnya Pirazinamid Z
efek samping dan memberikan tata laksana sesegera mungkin. Imipenem–silastatin atau Ipm-Cln /
Meropenem Mpm
Penanganan efek samping yang baik dan adekuat adalah kunci Amikasin atau Streptomisin Amk/
keberhasilan pengobatan.4,10 Efek samping pengobatan TB RO Etionamid atau Protionamid S
P-aminosalicylic acid Eto/
yang bervariasi ini menjadi alasan penulis untuk membahas Pto
lebih lanjut mengenai penatalaksanaan efek samping OAT TB PAS
epigenetik pada ekspresi gen dan modifikasi protein yang
RO.
menyebabkan toleran obat pada bakteri non replicating.11 Bila
Tuberkulosis Resisten Obat pada populasi itu hanya diberikan satu jenis obat saja ma
ka kuman yang sensitif akan turun jumlahnya dan kuman
ah, kepatuhan terhadap pengobatan yang buruk dan pem 1. Fluorokuinolon respirasi (Levofloksasin/
Paduan pengobatan TB RO adalah seperti alur dibawah ini: kadar serum puncak dicapai sekitar 1-3 jam setelah
2. Bedaquiline
Farmakokinetik dan farmakodinamik Bedaquiline
terikat kuat pada protein (99%), bioavailabilitas
meningkat dengan pemberian bersama makanan,
Tabel 1. Kelompok OAT TB RO4 Eliminasi sebagian besar melalui feses, ekskresi
melalu renal hanya sedikit, sehingga bedaquiline
aman untuk pasien dengan gangguan ginjal.14
obat injeksi yang terbagi menjadi dua, yaitu paduan pengobatan Farmakokinetik dan farmakodinamik Obat ini
jangka pendek (9-11 bulan) dan jangka panjang (18-20 bulan).4 diserap dengan cepat dan luas setelah pemberian oral.
Waktu paruh eliminasi: Kira-kira 5-7 jam, metabolisme
Gambar 2. Paduan Pengobatan Jangka Pendek
hati melalui oksidasi menjadi 2 metabolitnya yang tidak
aktif (hidroksietil glisin dan metabolit asam aminoetoksi
asetat). Ekskresi melalui urin sekitar 30% dan 50%
sebagai metabolit atau feses.15,16
Metabolisme PAS menghasilkan metabolit inaktif sementara (<48 jam), tidak diperlukan intervensi
toksik di bawah kondisi asam. Formulasi PAS ke medis atau pengobatan.
dalam bentuk sediaan granul dapat mengurangi efek Derajat 2 (Sedang): keterbatasan dalam
mual. Penggunaan granul ini disarankan bersamaan beraktivitas (ringan-sedang), memerlukan
dengan minuman asam. 20
pemeriksaan lebih lanjut, tidak diperlukan intervensi
medis atau pengobatan ringan.
Efek samping OAT TB RO Derajat 3 (Berat): Keterbatasan beraktivitas,
memerlukan intervensi medis, mungkin
Pemantauan terjadinya efek samping obat penting
memerlukan rawat inap.
dilakukan selama pengobatan TB RO. Semua OAT
Penatalaksanaan efek samping dapat dilakukan di:3,4
yang digunakan untuk pengobatan pasien TB RR/MDR
Fasyankes pelaksana layanan TB RO dan
mempunyai kemungkinan untuk timbul efek samping
fasyankes satelit TB RO merupakan tempat
ringan, sedang, maupun berat. Penanganan efek
penatalaksanaan efek samping OAT, tergantung
samping yang baik dan adekuat adalah kunci
pada berat atau ringannya gejala.
keberhasilan pengobatan. Prinsip pemantauan efek
Efek samping ringan sampai sedang dapat
samping selama pengobatan:4
ditangani oleh dokter fasyankes satelit TB RO dan
• Deteksi dini efek samping selama pengobatan perlu dilaporkan ke fasyankes pelaksana layanan
sangat penting karena semakin cepat ditemukan dan TB RO.
ditangani, maka prognosis akan lebih baik. Untuk itu, Pasien dengan efek samping berat segera dirujuk
pemantauan efek samping pengobatan harus ke fasyankes pelaksana layanan TB RO.
dilakukan setiap hari.
Pengobatan TB RO membutuhkan adanya monitoring
• Efek samping OAT berhubungan dengan dosis yang dan manajemen efek samping obat secara aktif (active
diberikan. drug-safety monitoring and management / aDSM) atau di
Indonesia lebih dikenal dengan monitoring efek samping
• Gejala efek samping pengobatan harus diketahui
obat secara aktif (MESO-aktif). 4,10 MESO-aktif merupakan
petugas kesehatan yang menangani pasien dan juga
proses penilaian klinis dan laboratorium secara aktif dan
oleh pasien serta keluarganya. sistematis pada semua pasien yang mendapatkan
pengobatan TB dengan paduan baru. Kegiatan ini
Berdasarkan keparahan, efek samping OAT TB MDR bertujuan untuk mendeteksi, menata laksana dan
melaporkan kejadian tidak diinginkan (KTD) obat.
dibagi menjadi ringan, sedang, dan berat.10
Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan Naranjo
skor.4
Derajat 1 (Ringan): rasa tidak nyaman ringan atau
Tabel 2. Efek samping dan tatalaksana efek samping4
Reaksi alergi Semua obat Hentikan semua terapi. Jika terjadi anafilaksis
dan anafilaksis tatalaksana sesuai prosedur anafilaksis
Singkirkan kemungkinan adanya penyakit
dermatologi lain
Pada reaksi dermatologi minor dapat
diberikan: antihistamin, hidrokortison salep,
prednison
Kelainan fungsi Z, H, Eto, Pto, Lfx, Hentikan semua OAT bila hasil SGOT-SGPT 5x
hati Mfx, Lzd, Bdq, PAS normal atau kadar bilirubin total > 2 mg/dl.
Pasien dirujuk ke dokter spesialis penyakit
dalam.
Singkirkan kemungkinan penyebab lain
selain hepatitis imbas obat
Gastritis dan PAS, Eto, Pto, Cfz, Lakukan pemeriksaan laboratorium terkait
nyeri perut untuk mengkonfirmasi kondisi tersebut, jika
Efek Eto, Pto, Am, S Eto/Pto dan obat injeksi tidak boleh digunakan
teratogenik
selama kehamilan sehingga paduan jangka
pendek tidak diberikan untuk wanita hamil.
Neuropati H, Eto, Pto, Lzd Bila gejala tidak berat, pengobatan TB RO tetap
perifer
dilanjutkan.
Berikan vitamin B6 sampai dengan 200 mg per
hari.
Konsultasikan ke dokter spesialis neurologi bila
terjadi gejala neuropati berat (nyeri, sulit berjalan).
Depresi H, Lfx, Mfx, Pto, Eto, Lakukan konseling kelompok atau per orang.
Cs Penyakit kronik dapat merupakan faktor risiko
depresi.
Rujuk ke psikiater untuk pemeriksaan lebih lanjut
dan bila diperlukan pengobatan anti depresi.
Pilihan anti depresan yang dianjurkan adalah
amitriptilin atau golongan SSRI misalnya sentraline,
fluoxetine.
Riwayat depresi sebelumnya bukan merupakan
kontraindikasi bagi penggunaan OAT
tetapi meningkatkan risiko terjadinya depresi
selama pengobatan TB RO.
Bila memungkinkan turunkan dosis OAT
penyebab.
Hentikan sementara OAT terkait (1-2 minggu)
sampai gejala psikiatri teratasi.
Gangguan tidur Lfx, Mfx, Cs Berikan OAT pada pagi hari atau jauh dari waktu
tidur pasien.
Lakukan konseling mengenai pola tidur yang
baik.
Bila perlu konsultasikan pasien ke dokter spesialis
psikiatri.
2. Deteksi dini efek samping selama pengobatan 3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Strategi
sangat penting karena semakin cepat ditemukan Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia
2020 - 2024. Jakarta: Kemenkes RI; 2020. h. 55–62.
dan ditangani, maka prognosis akan lebih baik.
Pemantauan efek samping pengobatan harus 4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk
Teknis Penatalaksanaan Tuberkulosis Resistan Obat Di
dilakukan pada pasien TB yang mendapat OAT
Indonesia. Direktorat Jenderal Pencegahan dan
lini dua. Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik
3. Gejala efek samping pengobatan harus diketahui Indonesia; 2020. h. 22-80.
oleh petugas kesehatan yang menangani pasien, 5. Nugroho Farid Setyo, Zahro Shaluhiyah, Sakundarno Adi.
pasien beserta keluarganya agar penanganan Gambaran perilaku Pengobatan Pasien TB MDR di RS
efek samping OAT lebih cepat dan tepat DR Moewardi Surakarta. Vol 11, Jurnal Kesehatan; 2018.
1. Jurnal tdk pakai h
Daftar Pustaka 7. Pradipta IS, Forsman LD, Bruchfeld J, Hak E, Alffenaar JW.
Risk factors of multidrug-resistant tuberculosis: A global 18. Li Yang, Fei Wang, Limin Wu, Min Zhu, Guiqing He,
systematic review and meta-analysis. Journal of Infection. Xinchang Chen, et al. Cycloserine for treatment of
W.B. Saunders Ltd; 2018;77: 469–78. Penulisan harus multidrug-resistant tuberculosis: a retrospective cohort
benar study in China. Infect Drug Resist. 2019; 12: 721–731.
8. Rakhmawati, L., Agustian, R. A., & Wijana. Peluang 19. Wasserman Sean, Gail Louw, Limpho Ramangoela,
Kejadian Ototoksisitas pada Penggunaan Kanamisin Garrick Barber, Cindy Hayes, Shaheed Vally, et al.
dalam Pengobatan Tuberkulosis Resisten Obat Ganda Ethambutol and delamanid resistance in patients with
Selama Satu Bulan. Majalah Kedokteran Bandung; 2015; drug-resistant TB and treatment failure in South Africa.
47(4), 224–30. Journal of Antimicrobial Chemotherapy.2019;74: 2377–
84
9. Sagwa, E., Mantel-Teeuwisse, A. K., Ruswa, N., Musasa,
J. P., Pal, S., Dhliwayo, P, et al. The burden of adverse 20. Fatmawati, U., & Kusmiati, T. Characteristics and the Side
events during treatment of drug-resistant tuberculosis in Effects of New MDR-TB Treatment. Jurnal Respirasi,
Namibia. Southern Med Review; 2017;6–13.volume 2017; 3(3):67–73.
berapa
13. CheYang,Qifa Song, Tianchi Yang, Guohua Ping, Mei Yu.
Fluoroquinolone resistance in multidrug-resistant
Mycobacterium tuberculosis independet of
fluoroquinolone use. European respiratory Journal;
2017;50:163-7.
15. Smail N, Omar SV, Ismail NA, Peters RPH. Collated data
of mutation frequencies and associated genetic variants
of bedaquiline, clofazimine and linezolid resistance
in MycobacteriumTuberculosis. DataBrief. 2018;20:1975–
83.