Anda di halaman 1dari 7

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 1

Referat

Exercise Induced Asthma


Vicennia Serly1, Masrul Basyar1, Deddy Herman1
1
Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNAND

Abstrak
Exercise Induced Asthma (EIA; juga disebut Exercise-Induced Bronchoconstriction)
memiliki gejala pernapasan diantaranya sesak napas, berat dada, dan batuk saat latihan fisik.
Gejala-gejala ini biasanya mulai timbul kurang dari 5 menit setelah latihan fisik berakhir dan
berlangsung hingga 1 jam. Mekanisme EIA tidak diketahui secara pasti tetapi diperkirakan
berkaitan dengan peningkatan volume udara sejuk dan kering yang dihirup dengan latihan fisik.
Setelah terjadinya pandemi, orang-orang berusaha meningkatkan sistem imun salah satunya
dengan latihan fisik. Latihan fisik telah terbukti tidak hanya mengurangi peradangan dan respon
saluran napas pada penderita asma, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup, kinerja atletik, dan
fungsi paru.

Kata kunci: Asma, Latihan Fisik, Exercise Induced Asthma

Abstract
Exercise Induced Asthma (EIA; also called Exercise-Induced Bronchoconstriction) has
respiratory symptoms including shortness of breath, chest tightness, and coughing during
exercise. These symptoms usually begin less than 5 minutes after exercise ends and last up to 1
hour. The mechanism of EIA is not known with certainty but is thought to be related to the rapid
increase in the volume of cool and dry air inhaled with physical exercise. After the pandemic,
people tried to boost their immune system, one of which was physical exercise. Physical exercise
has been shown to not only reduce inflammation and airway responsiveness in people with
asthma, but also to improve quality of life, athletic performance, and lung function.

Keywords: Asthma, exercise, Exercise Induced Asthma

PENDAHULUAN napas. Penyempitan saluran napas terjadi


Asma adalah suatu penyakit saluran napas karena adanya peradangan saluran napas
kronis umum yang ditandai dengan adanya kronis akibat ekstravasasi plasma dan
keterbatasan aliran udara yang bervariasi masuknya sel-sel radang. Sel-sel radang
akibat penebalan dinding saluran napas, seperti eosinofil, neutrofil, limfosit,
peningkatan lendir dan penyempitan saluran

Jurnal Kesehatan Andalas. 2022; 4(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 2

makrofag, dan sel mast.1 definisi terbaru latihan fisik dengan bola, dan latihan
mana aerobik.2,3
Inflamasi dapat timbul setelah pajanan Setelah terjadinya pandemi, orang-orang
terhadap alergen dan obstruksi terjadi karena berusaha meningkatkan sistem imun salah
otot polos bronkus yang mengalami satunya dengan latihan fisik, namun, ada
konstriksi, edema, remodeling dan kontradiksi antara latihan sebagai pemicu
peningkatan produksi mukus. Obstruksi asma dan latihan fisik yang membantu
saluran nafas bersifat reversibel baik secara kebugaran fisik. Berdasarkan kejadian asma
spontan maupun dengan pengobatan.2 Faktor- yang dipengaruhi oleh latihan fisik yang
faktor yang memicu asma diantaranya infeksi dikemukan, penulis tertarik untuk membahas
saluran napas atas, alergen, lingkungan, mengenai patogenesis, dan patofisiologi EIA.
emosi, obat/pengawet, stimulus pekerjaan
dan latihan fisik. EXERCISE INDUCED ASTHMA
Exercise-Induced Asthma (EIA) dikenal Definisi
juga sebagai Exercise-Induced Broncho- Exercise Induced Asthma merupakan
constriction (EIB) merupakan suatu keadaan penyempitan saluran napas akut yang terjadi
penyempitan saluran nafas yang terjadi setelah aktivitas berat.4 Bronkokonstriksi
setelah aktivitas fisik. Prevalensi EIA tidak yang diinduksi latihan fisik adalah
ketahui dengan pasti, tetapi diketahui sebagai penyempitan jalan napas yang terjadi selama
salah satu pencetus serangan asma yaitu latihan fisik dan dialami sebagian besar
latihan fisik dan bisa juga terjadi pada orang dengan asma, tetapi dapat juga dialami
individu yang tidak ada riwayat asma. 3 oleh orang tanpa riwayat asma.5,6 Tahun
Pengurangan latihan fisik adalah hal yang 2007, laporan kelompok kerja dari American
wajar pada individu asma, disebabkan oleh Academy of Allergy, Asthma & Immunology
adanya obstruksi saluran nafas dan (AAAAI)) menyebut EIA sebagai kondisi di
meningkatnya sensitivitas terhadap berbagai mana olahraga menginduksi gejala asma
rangsangan termasuk latihan fisik.2,3 pada pasien yang telah menderita asma.
Latihan fisik perlu dan berguna bagi Bronkospasme yang diinduksi sebagai
individu asma karena dapat mengurangi obstruksi jalan napas yang terjadi terkait
sesak nafas, memperbaiki kapasitas fisik, dan dengan olahraga, terlepas dari adanya asma.
memperbaiki kesulitan bernafas terkait Tahun 2010, AAAAI dan American College
aktivitas fisik. Latihan fisik sebaiknya of Allergy, Asthma, and Immunology
meliputi latihan fleksibilitas dan latihan melaporkan bahwa EIA tidak lagi menjadi
ketahanan. Aktivitas yang baik dan istilah yang disukai, karena itu mungkin
dianjurkan adalah berenang, jalan, bersepeda, salah menyiratkan bahwa olahraga

Jurnal Kesehatan Andalas. 2022; 4(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 3

menyebabkan daripada memicu serangan beta-agonis kerja pendek (SABA),


asma. The American Thoracic Society setuju kortikosteroid inhalasi (ICS), antagonis
dan menambahkan bahwa EIB tidak reseptor leukotrien (LTRA), dan agen
menyiratkan pasien memiliki atau tidak penstabil sel mast (MCSA) efektif dan tanpa
memiliki asma yang mendasarinya, para ahli signifikan efek samping. 7,8
sekarang telah merekomendasikan Etiologi
mengklasifikasikan EIA menjadi: EIA Exercise Induced Asthma
dengan asma (EIAa), atau EIA tanpa asma menggambarkan penyempitan sementara
(EIAwa).5 saluran udara yang terjadi selama latihan
Exercise Induced Asthma terjadi pada fisik. Hal ini disebabkan oleh peningkatan
40% - 90% orang dengan asma dan hingga besar akut dalam jumlah udara yang masuk
20% dari mereka yang tidak asma.(2,3,7) ke saluran udara yang memerlukan
Manfaat latihan fisik teratur dan beraktivitas pemanasan dan pelembab. Pada individu
bagi semua orang merupakan bagian integral yang rentan, hal ini menyebabkan perubahan
dari gaya hidup sehat. Latihan fisik secara inflamasi, saraf, dan vaskular yang pada
paradoks telah terbukti meningkatkan akhirnya mengakibatkan kontraksi otot polos
keparahan EIA, fungsi paru, dan mengurangi bronkus dan timbul gejala.2,3
peradangan saluran napas pada penderita
asma dan EIA.3,7 Patogenesis
Deteksi dini, diagnosis dikonfirmasi oleh Selama latihan fisik kebanyakan individu
perubahan fungsi paru selama latihan, dan dengan asma mengalami kesulitan bernafas
pengobatan dapat meningkatkan kualitas karena saluran nafas menyempit. Obstruksi
hidup, dan bila dikelola dengan tepat, jalan nafas akibat latihan fisik didefiniskan
memungkinkan pasien untuk berpartisipasi sebagai suatu kondisi dimana Arus Puncak
secara bebas dalam latihan tanpa membatasi Ekspirasi (APE) lebih besar atau sama
kompetisi di tingkat elit. Perawatan non- dengan 15% atau Volume Ekspirasi Paksa
farmakologis mengatasi akar penyebab EIA, (VEP) lebih besar atau sama dengan 10%
peningkatan tajam akut dalam ventilasi dan bergantung pada latihan fisik. Obstruksi
permintaan pada sistem pernapasan, terjadi selama latihan fisik atau umumnya
termasuk dianjurkan latihan pemanasan, dan setelah 5 - 15 menit dan bertahan selama 30 -
melindungi jalan napas dari dingin, udara 60 menit, serta dapat juga menghilang
kering, polutan, dan alergen. Perawatan dengan sendirinya.1,9,10
farmakologis yang ditujukan pada proses Kejadian obstruksi saluran nafas terkait
patofisiologis yang terlibat dalam latihan fisik derajatnya bervariasi tergantung
bronkokonstriksi simptomatik, termasuk pada lingkungan latihan fisik dilakukan, tipe

Jurnal Kesehatan Andalas. 2022; 4(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 4

aktivitas, dan intensitas latihan. Contohnya mengarah pada aktivasi seluler oleh leukosit
saat berlari menimbulkan lebih banyak gejala masih belum sepenuhnya dipahami.2
dibandingkan berjalan atau jogging. Asma berkaitan latihan fisik ini terdapat
Gejalanya lebih sering timbul ketika latihan dua teori yaitu, teori hiperosmolar dan teori
fisik dilakukan pada lingkungan yang dingin airway rewarming. Teori hiperosmolar yaitu
dengan udara kering dibandingkan pada suatu teori dimana saat latihan fisik terjadi
lingkungan yang hangat dengan udara yang peningkatan ventilasi yang mengakibatkan
lembab. Polusi udara juga dapat membran mukosa bronkus kering karena
meningkatkan derajat obstruksi saluran nafas udara yang melewati saluran nafas harus
terkait latihan fisik pada 20% - 50% individu dilembabkan dan akibatnya saluran nafas
dengan asma, obstruksi saluran nafas ini juga kehilangan kelembabannya. Kejadian ini
dapat ditimbul beberapa jam setelah latihan menyebabkan rangsangan hiperosmolar yang
fisik, hal ini disebut sebagai reaksi fase mengaktifkan sel sekitarnya seperti sel mast,
lambat.1 sehingga terjadi bronkokonstriksi.1,10
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Teori airway rewarming adalah suatu teori
subjek yang rentan terhadap EIA mengalami yang menjelaskan saat latihan fisik terjadi
peningkatan kadar oksida nitrat yang peningkatan ventilasi udara yang suhunya
dihembuskan, leukotrien, ekspresi gen sel lebih dingin daripada suhu tubuh. Keadaan
mast, dan pelepasan epitel ke dalam lumen ini yang menyebabkan vasokonstriksi dari
saluran napas, meskipun kejadian yang membran mukosa bronkus. Setelah latihan
memicu sindrom ini tidak sepenuhnya fisik terjadi vasodilatasi dan pembuluh darah
dipahami, jelas bahwa mediator inflamasi, yang mengalami vasodilatasi terisi oleh
termasuk histamin, triptase, dan leukotrien, darah, membengkak dan mengobstruksi
dilepaskan ke saluran udara dari sumber saluran nafas.1,10
seluler di saluran udara, termasuk eosinofil
dan sel mast.2
Aktivasi saraf sensorik mungkin
memainkan peran penting dalam patogenesis
EIA, dan mungkin terlibat dalam pelepasan
lendir ke saluran udara setelah latihan
tantangan. Epitel mungkin memainkan peran
kunci dalam merasakan transfer air dan
panas keluar dari saluran udara bagian
bawah, tetapi cara respons epitel ini Dikutip dari ( )
Patofisiologi
Jurnal Kesehatan Andalas. 2022; 4(1)
http://jurnal.fk.unand.ac.id 5

Bronkokonstriksi yang diinduksi oleh oksigen reaktif dan respons inflamasi


latihan fisik merupakan suatu hasil dari neutrofilik.2,3,9 Beberapa penelitian
perubahan fisiologi paru normal yang terjadi menunjukkan orang yang secara genetik
dengan kehilangan air melalui penguapan, tidak mampu melawan stres oksidatif dengan
paparan iritan, dan perubahan termal yang glutathione mungkin memiliki peningkatan
diakibatkan oleh adanya peningkatan besar risiko EIA.2
dalam ventilasi semenit dan permintaan pada Perubahan komposisi mukus dan
sistem pernapasan untuk memanaskan dan penurunan fungsi pembersihan mukosiliar
melembabkan udara dengan hiperpnea terkait dapat menyebabkan sumbatan mukus dan
latihan fisik.2,11,12 pertumbuhan bakteri.13 Latihan fisik yang
Ventilasi meningkat 200 L/menit, dan intensif secara mandiri dapat menyebabkan
terjadi pendinginan jalan napas dengan penekanan kekebalan sementara dengan
dehidrasi mukosa. Saat sel mengalami pergeseran ke respon limfosit Th2 dan telah
dehidrasi, terjadi peningkatan osmolalitas, dikaitkan dengan peningkatan atopi dan
dan ukuran sel menyusut, menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (URI).3
peningkatan batuk, lendir, dan hilangnya Paparan jangka panjang dapat
fungsi penghalang fisik epitel.11 Penurunan menyebabkan kerusakan dan penumpahan
osmolalitas dan peningkatan konsentrasi epitel, dengan remodeling dan peradangan
elektrolit diperkirakan mengakibatkan yang menyerupai asma.7 Proses ini sebagian
peningkatan regulasi volume sel yang reversibel karena penelitian telah
menarik cairan dari lapisan submukosa yang menunjukkan kerusakan paru dan
mengakibatkan edema dan pelepasan hiperresponsif meningkat selama berminggu-
mediator inflamasi, termasuk histamin, minggu hingga bertahun-tahun ketika
leukotrien, sistein, triptase, prostaglandin, paparan dan latihan fisik dihentikan.3,7
dan degranulasi sel mast. Aliran darah Teori osmotik didukung oleh bukti bahwa
bronkial meningkat.2,11,12 keparahan EIA secara langsung berkaitan
Spesies oksigen reaktif dihasilkan dengan dengan tingkat kehilangan air di saluran
peningkatan peroksidasi lipid. Saraf sensorik udara. Exercise Induced Asthma dapat
dan otonom diaktifkan.2 Hasilnya adalah dicegah dengan menghirup udara yang
aktivasi langsung dan neuronal dari dilembabkan penuh pada suhu tubuh, dan
bronkokonstriksi.9,12 Pernapasan hidung bronkokonstriksi juga dapat diinduksi
menjadi tidak mencukupi, menyebabkan dengan menghirup salin hiperosmolar.
pernapasan mulut dan peningkatan paparan Penelitian telah menunjukkan peningkatan
permukaan paru terhadap polutan, iritasi, dan jumlah sel epitel dalam sampel dahak dan
alergen, yang menghasilkan generasi spesies peningkatan oksida nitrat yang dihembuskan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2022; 4(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 6

yang menunjukkan peningkatan peradangan Gejala biasanya hilang secara spontan


saluran napas, kerusakan, dan penumpahan dalam waktu 30 hingga 90 menit dan
pada mereka yang menderita EIA.2 menyebabkan periode refrakter selama 1
Paparan zat asing sebagai kontributor EIA hingga 3 jam, di mana latihan fisik terus
didukung oleh bukti bahwa polutan seperti menerus tidak menghasilkan bronko
bahan bakar fosil dan ozon berkontribusi konstriksi.2 Pasien mungkin juga
terhadap EIA di lingkungan seperti asimtomatik, dan karena itu EIA mungkin
gelanggang es atau lapangan praktik yang kurang terdiagnosis. Faktor risiko termasuk
dekat dengan jalan raya utama. Perenang riwayat pribadi atau keluarga asma, riwayat
kompetitif mengalami EIA kemungkinan pribadi atopi atau rinitis alergi, paparan asap
karena menghirup trikloramin.2,3 Latihan rokok, berpartisipasi dalam latihan fisik
fisik di daerah dengan jumlah serbuk sari berisiko tinggi, tinggal dan berlatih di daerah
yang tinggi juga dapat meningkatkan EIA, dengan tingkat polusi yang tinggi, dan jenis
namun EIA belum terbukti mempengaruhi kelamin perempuan.13,16
latihan atau kinerja atletik secara negatif.7,14
KESIMPULAN
Exercise-Induced Asma adalah suatu
Gejala
kondisi dimana saluran udara saat latihan
Gejala bronkokonstriksi akibat latihan
fisik menyempit dan dapat terjadi pada asma
fisik dapat meliputi gejala ringan hingga
pasca latihan, tetapi dapat juga terjadi pada
sedang seperti sesak dada, mengi, batuk, dan
non-asma. Ada dua teori tentang asma akibat
dispnea yang terjadi dalam 15 menit setelah
latihan fisik yaitu, teori hiperosmolaritas dan
5 hingga 8 menit latihan aerobik intensitas
teori penghangatan saluran napas. Exercise
tinggi. Gejala khasnya termasuk dispnea,
Induced Asthma mudah ditegakkan, tetapi
mengi, batuk, sesak dada, produksi lendir
seringkali kurang terdiagnosis. Pasien EIA
yang berlebihan atau perasaan kurang fit
harus didorong untuk melakukan pemanasan
ketika pasien dalam kondisi fisik yang baik.
sebelum berolahraga.
Exercise Induced Asthma dilaporkan
biasanya terjadi dalam 2−5 menit setelah DAFTAR PUSTAKA
1. Rai IBN, Artana IB. Astma Meeting
latihan, mencapai puncaknya setelah 10 Comprehenssive Approach Of Asthma.
menit dan hilang dalam waktu sekitar 60 Rai, Ida Baus Ngurah, BA (ed) Denpasar
Pecetakan Bali. 2016;16. halaman
menit.15 Laporan gejala parah dengan gagal
2. Parsons JP, Hallstrand TS, Mastronarde
napas dan kematian jarang terjadi. Gejala
JG, Kaminsky DA, Rundell KW, Hull JH,
dapat terjadi lebih sering di lingkungan et al. An official American Thoracic
tertentu dengan udara dingin, kering atau Society clinical practice guideline:
exercise-induced bronchoconstriction.
konsentrasi iritasi pernapasan yang tinggi. 2,3,7 Am J Respir Crit Care Med.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2022; 4(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 7

2013;187(9):1016–27. asthma: randomized clinical trial. Ther


Adv Respir Dis. 2018;12:
3. Bonini M, Silvers W. Exercise-induced
1753466618777723.
bronchoconstriction: background,
prevalence, and sport considerations. 13. Rundell KW, Smoliga JM, Bougault V.
Immunol Allergy Clin. 2018;38(2):205– Exercise-induced bronchoconstriction and
14. the air we breathe. Immunol Allergy Clin.
2018;38(2):183–204.
4. Tan RA, Spector SL. Exercise-induced
asthma. Sport Med. 1998;25(1):1–6. 14. Price OJ, Hull JH, Backer V, Hostrup M,
Ansley L. The impact of exercise-induced
5. Atchley TJ, Smith DM. Exercise-induced
bronchoconstriction on athletic
bronchoconstriction in elite or endurance
performance: a systematic review. Sport
athletes:: Pathogenesis and diagnostic
Med. 2014;44(12):1749–61.
considerations. Ann Allergy, Asthma
Immunol. 2020;125(1):47–54. 15. Aggarwal B, Mulgirigama A, Berend N.
Exercise-induced bronchoconstriction:
6. Brannan JD, Porsbjerg C. Testing for
prevalence, pathophysiology, patient
exercise-induced bronchoconstriction.
impact, diagnosis and management. NPJ
Immunol Allergy Clin. 2018;38(2):215–
Prim care Respir Med. 2018;28(1):1–8.
29.
16. Emerson SR, Rosenkranz SK, Rosenkranz
7. Jayasinghe H, Kopsaftis Z, Carson K.
RR, Kurti SP, Harms CA. The potential
Asthma bronchiale and exercise-induced
link between sugar-sweetened beverage
bronchoconstriction. Respiration.
consumption and post-exercise airway
2015;89(6):505–12.
narrowing across puberty: a longitudinal
8. Boulet L-P, Turmel J, Irwin RS, Altman cohort study. Public Health Nutr.
KW, Barker AF, Birring SS, et al. Cough 2016;19(13):2435–40.
in the athlete: CHEST guideline and
expert panel report. Chest.
2017;151(2):441–54.

9. Hayden M Lou, Stoloff SW, Colice GL,


Ostrom NK, Eid NS, Parsons JP.
Exercise‐induced bronchospasm: A case
study in a nonasthmatic patient. J Am
Acad Nurse Pract. 2012;24(1):19–23.

10. Anderson SD. The prevention of exercise-


induced bronchoconstriction: what are the
options? Expert Rev Respir Med.
2012;6(4):355–7.

11. Kippelen P, Anderson SD, Hallstrand TS.


Mechanisms and biomarkers of exercise-
induced bronchoconstriction. Immunol
Allergy Clin. 2018;38(2):165–82.

12. David MMC, Gomes EL de FD, Mello


MC, Costa D. Noninvasive ventilation
and respiratory physical therapy reduce
exercise-induced bronchospasm and
pulmonary inflammation in children with

Jurnal Kesehatan Andalas. 2022; 4(1)

Anda mungkin juga menyukai