Anda di halaman 1dari 5

SENAM PADA PENDERITA ASMA

Rita Rogayah dan Faisal Yunus


Bagian P0lmonologi FKUI/SMF Paru RSUP Persahabatan, Jakarta

PENDAHULUAN Program penatalaksanaan asma dapat dilakukan


dalam beberapa bidang yaitu (4,7) :
Asma bronkial adalah suatu penyakit saluran napas
yang sudah lama diketahui dan dapat timbul pada l. Pendidikan penderita, agar mereka ikut berperan
berbagai usia, dapat terjadi pada laki-laki maupun dalam penatalaksanaan
perempuan. Manifestasi penyakit asma bervariasi dari Penilaian dan pernantauan berabrya penyakit, dari
gejala ringan sampai berat. Gejala bisa samar-samar serta gejala dan pengukuran frrngsi Paru
berlangsung sangat singkat dengan interval antara satu
J. Menghindari dan' mengendalikan pencetus asma
serangan dengan serangan yang lain sangat lama, sampai
pada serangan yang mendadak, sangat berat dan 4. Menentukan rencana pengobatan jangka panjang
berlangsung beihari-hari serta interval antara serangan 5. Menentukan rencana pengobatan pada keadaan
sangat pendek (1). Angka kematian, kesakitan dan eksaserbasi
prevalensi penyakit asma semakin meningkat di berbagai
negara. Penyembuhan asma ini cukup sulit, hal ini Mengusahakan kontrol yang teratur serta
meningkatkan kebugaran jasmani dengan latihar/
disebabkan karena banyaknya pandangan yang salah baik
olahraga.
mengenai pengertian asma mauplm cara pengobaan (2,3).
Banyak penderita asma terutama asma ringan dan
Definisi asma adalatr gangguan inflamasi kronik
sedang yang mempunyai tingkat kebugaran fisik yang
jalan napas yang melibatkan berbagai sel inflamasi yang
rendah dibandingkan dengan individu sehat. Keadaan
mengakibatkan terjadinya hipereaktivitas bronkus dalam
tersebut tidak dapat diterangkan semata-mata oleh derajat
berbagai tingkat se'hingga menimbulkan gejala yang
beratnya obstruksi jalan napas, mungkin sebigian
biasanya berhubungan dengan beratnya derajat
disebabkan oleh tidak ada motivasi atau keengganan
hipereaktivitas bronkus, obstruksi jalan napas dapat
penderita untuk melakukan exercise akibat asma yang
reversibel baik secara spontan maupun dengan berlangsung lama. Program latihan merupakan sebagian
pengobatan (4,5). Berbagai rangsang dapat menimbulkan
dari program me,lryeluruh dari pencegahan dan rehabilitasi
bronkokonstriksi ini misalnya alergen, infeksi, obat- yang pada kenyataannya jarang dipraktekkan dalam
obatan atav zat kimia, pendinginan saluran napas dan penatalal$anaan asma (7).
beban kerja (6).

Di Indonesia asma merupakan salah satu penyebab


Exercis e- I nd uced As thmt @tA)
kesakitan terbanyak setelah penyakit infeksi. Prakiraan
kekerapan asma pada anak berkisar antara 5'7Yo, daerah Istilah EIA digunakan pada gejala asma yang timbul
perkotaan dengan industri mempunyai kekerapan tinggi setelah melakukan olahraga (7,10). Bronkokonstriksi dapat
(7). Survai kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1986 terjadi pada waktu atau segera setelah kegiatan fisik l}
menunjukkan angka kesakitan asma, bronkitis dan (reaksi cepat), kadang-kadang beberapa jam kemudian
penyakit saluran napas lainnya menduduki urutan ke 5 atau bahkan keesokan harinya (reaksi lambat).
dari l0 penyakit terbanyak di Indonesia sebagai penyebab Mekanisme terjadinya EIA sampai saat ini belum dikealui
keniatian (SKRT tahun 1986). Survai kesehatan rumah walaupun beberapa teori pemah dikemukakan, antara lain
tangga 1992 menunjukkan asma, bronkitis emfisema l)panas meningkatkan osmolaritas yang merangsang
merupakan urutan ke-7 penyebab kematian (8, 9). pelepasan mediator, menyebabkan otot saluran napas

40
t

J Recpir lndoVol 18, No. l, 1998

kontraksi, 2) pendinginan dan penguapan menyebabkan kerja atau uji latih yang meningkat. Latihan fisik selama
hiperemis bronkovaskuler dan edema mukosa sehingga 18 minggu akan meningkatkan VO2 max, pada orang yan!

lumen bronkus menyempit (ll).


Aspek fisiologis dari tidak terlatih, latihan ini meningkatkan VO2 max sebesar
EIA ialah latihan berat satu atau dua menit menimbulkan tff/o(14).
;bronkodilatasi yang berlangsung tidak lebih dmi 5 menit.
Enam hingga 12 menit latihan keras menimbulkan
penyempitan jalan napas yang terjadi pada waktu latihan OTOT.OTOT PERNAPASAN DAN MEKANISME
atau 5-10 menit sesudahnya yang berlangsung hngga2 PERNAPASAN
jam (7). Bronkokonstriksi yang terjadi akibat latihan fisik
didapatkan hingga l5%o pada populasi umum, 40'90%
Inspirasi
penderita asma dan 3540o/opada penderita rinitis alergik.
Sebenarnya tidak semua jenis olahraga dapat Diafragma merupakan otot yang paling utama pada
menimbulkan EIA, bahkan jenis olahraga tertentu pernapasan, berupa otot-otot tipis berbentuk kubah yang
dianjurkan pada penderita asma (12). Pada penelitian Indra berinsersi pada iga terbawah dan dipersarafi oleh nervus
WA terhadap 40 penderita asma ringan dan sedang yang frenikus yang berasal dari servikal segmen 3,4 dan 5.
mengikuti senam asma Indonesia didapatkan 14 penderita Muskulus interkostalis eksterna menghubungkan 2 iga
(35%) timbul EIA walaupun sebagian besar tidak disertai yang berdekatan dan seratnya kearah bawah dan depan.
keluhan. Subjek menunjukkan penumnan YEP, l0-20yo Apabila berkontaksi akin menarik iga ke atas dan ke
I
dan hanya penderita dengan penunrnan >20% (13). depan. Otot-otot asesoris untuk inspirasi termasuk otot-
Untuk mengatasi EIA yang terjadi pada latihan fisik dan otot skalenus melewati 2 iga yang pertama dan
olahraga dapat dilakukan berbagai cara antara, lain dengan sternomastoid yang mengangkat sternum. Pada
melakukan penyesuaian latihan dengan kondisi yang pernapasan biasa hanya sedikit akrivitas otot ini tetapi
diinginkan, pemanasan sebelum olahraga ditambah pada latihan otot-otot ini berkonfiaksi sangat kuat (15,16).
dengan pengobatan medis baik untuk asma maupun
penyakit alergi yang menyertai (7,8).
Ekspirasi
Pada pernapasan normal ekspirasi merupakan
FAAL PARU DAN OLAHRAGA gerakan pasif. Paru dan dinding dada elastis dan
Olahraga atau latihan fisik yang dilakukan secara cenderung untuk kembali pada posisinya setelah
teratur akan meningkatkan kerja otot, sehingga otot akan ekspansi secara aktif selama inspirasi. Otot dinding ab-
menjadi lebih kuat termasuk otot pemapasan. Olahraga domen merupakan otot yang paling penting termasuk
atau melakukan latihan fisik yang teratur bertuj'tan untuk muskulus intemus fiansversus abdominis. Apabila otot-
meningkatkan kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani otot ini berkonfaksi, tekanan intraabdominal meningkat
adalah kesanggupan tubuh melakukan penyesuaian dan diafragma terdorong ke atas. Otot-otot ini akan
terhadap beban fisik yang diberikan kepadanya, berupa berkontraksi selama batuk, muntah dan defekasi.
aktivitas sehari-hari anpa m*nimbulkan kelelahan yang Muskulus interkostalis internus membantu ekspirasi
berlebihan. Unsur yang paling penting pada kesegaran dengan menarik iga ke bawah dan ke dalam (berlawanan
jasmani adalah daya taban kardiorespirasi. Daya tahan dengan muskulus interkostalis eksternus) mengakibatkan
kardiorespirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara volume toraks akan turun (15,16)
lain, ketunrnan/genetik, usia, jenis kelamin dan aktivitas
fisik. Untuk mengukur daya tahan kardiorespirasi ASMA DAN SENAM ASMA
digunakan berbagai cara dan parameter. Pengukuran
ambilan oksigen maksimal (VO2 max) merupakan param- Penderita asma hendalalya tidal; dilarang melakukan
eter fisiologis yang objektif dan pemeriksaan standar olahraga, oleh karena kegiatan olahraga mencerminkan
untuk mengukur daya tahan kardiorespirasi. Ambilan di sarnping itu olahraga juga
aktivitas yang nonnal,
oksigen maksimal (VO2 riat) adalah ambilan oksigen mempunyai manfaat untuk kesegaran jasmani. Dengan
(VO/ yang tetap atau berubatr kurang dari 2 mVmenit/kg berolahraga pada alat pernapasan akan terjadi
BB selama 30 detik arau lebih pada perubahan beban peningkatan efisiensi kerja otot pernapasan dan akan

4t
SENAM PADA PENDE

memperbaiki fungsi pertukaranzat asam dari alveolus ke tersebut berkisar 10-90%). Setelah berbagai program
pembuluh kapiler. latihan tergantung kualitasnya, terjadi penurunan
perasaan sesak dan ventilasi semenit pada beban keda
Beberapa hal,yang perlu diketahui oleh penderita
yang sama antara sebelum dan sesudah menjalani pro-
asma yaitu (17):
gram (terjadi peningkatan efisiensi pemapasan dengan
l. Secara umum tingkat kebugaran jasmani penderita beban kerja yang sama). Latihandapat menurunkan risiko
asma tidak sama dengan individu normal penyakit kardiovaksuler (7). Penelitian Nuri N. terhadap

2. Pada penderita asma dapat timbul serangan setelah


34 penderita asma sedang yang mengikuti latihan
pernapasan diafragma dalam (deep diafragmatic breath-
melakukan olahraga, hal ini bukan merupakan
ing) selama 8 minggu mendapatkan penurunan frekuensi
halangan untuk mengikuti senam
sesak yang bermakna walaupun fungsi paru tidak
3. Olahraga dan latihan kebugaran jasmani yang teratur menunjukkan peningkatan yang bermakna (18).
dapat:
Pada penelitian Clark terhadap 36 penderita asma
- meningkatkan tingkat kebugaran
(berusia 1640 tahun) yang melakukan program latihan di
- mempertebal rasa percaya diri
ruangan (latihan aerobik) selama 3 bulan, 3 kali seminggu
- melepaskan sikap ketergantungan terhadap
didapatkan peningkatan ambilan oksigen maksimal (VO2
sekeliling
max) yang bermakna tetapi tidak didapatkan perbedaan
- menurunkan kecemasan
- mengurangi kebutuhan obat-obatan pengendali
VEPI yang bermakna sebelum dan sesudah latihan (19).
asma Terapi latihan untuk penderita asma dirangkai dalam
- menurunkan kekerapan serangan dan absensi satu paket senam (Senam Asma Indonesia) sehingga
sekolah tersusun menjadi tatrap-tatrap seperti senam lain yaitu
- menurunkan serangan asma karena olatraga (20):
4. Sudah ada obat-obatan yang dapat mencegah l. Pemanasan
serangan asma karena olahraga 2. Gerakan inti A dan B

5. Olahraga, exercise, senam dalam suatu kelompok


3. Gerakan aerobik

yang mempunyai program latihan dengan supervisi


4. Pendinginan

memberi hasil yang lebih baik daripada kegiatan


sendiri di rumah tanpa supervisi -
Pemanasan
6. Olahraga semata-mata tidak dapat menyembuhkan
Pemanasan merupakan gerakan awal dengan tujuan
atau mengendalikan asma
mempersiapkan otot-otot, sendi-sendi, jantung dan paru
7. Olahraga yang paling ditolerir dengan baik oleh dalam keadaan siap untuk melakukan gerakan lebih lanjut.
penderita asma selain senam adalah renang, tenis Pada gerakan ini. adalatr termasuk free active qercise
dan bersepeda yang dimulai dari proksimal ke distal selama 3-5 menit.

8. Olahraga lain seperti larijarakjauh, basket, sepatu Prinsip pemanasan:


roda dapat dilakukan namun memerlukan obat-obat
- gerakan bebas tanpa beban ataupun bantuan
pencegahan sebelum berolahraga. Semua jenis
- melibatkan seluruh tubuh
latihan aerobik dapat dila.l<ukan untuk meningkatkan
- dimulai dari prolsimal ke distal
kebugaran jasmani.
- lamanya tidak lebih dari 15 menit
Dalam membuat pertimbangan untuk program - kecepatan gerakan dengan ritrre sekitar 120 beat/meni0
rehabilitasi melalui latihan fisik 2 sasaran objektif yang
harus ditetapkan yaitu meningkatkan kemampuan
Gerakan Inti A dan B
kardiovaskuler dan memperbaiki mobilitas serta
fleksibilitas gerakan. Hasil yang dicapai dengan program Tujuan gerakan inti ini memperbaiki dan
rehabilitasi denga latihan fisik antara lain kebugaran fisik mempertahankan firngsi alat pernapasan. Pada penderita
meningkat (pada beberapa penelitian peningkatan obstruktif, latihan ditujukan agar terjadi peningkatan

42
J Respir lndo tbt ig, tto. l, l99g

ventilasi alveolar, untuk


itu fungsi diafragma harus
diperbaiki, diharapkan kerja dinam& ritrnis dan su
otot pemapasan rienjadi
timal dan kerja otot bantu
pernapasan menurun
(21).
op_ tertentu tanpa menimillTflffiillf[i],*i ;#
port oksigen. Densan
Pada penyakit asma penderita latihan
mengalarni kesulitan beberapa perubahan "eroiii-"k* terjadi
waktu ekspirasi, maka dipitih ilat tubuh yaih:
e"r"k-ai^l"rg dapat e2) :
I. perubahan biokimia
jjl;_ltuinasi dengan irama pem4asan yaog;air., dErgan (perubahan lokal pada
jaringan)
z perubahan sistem
kardiorespirasi
inspirasi melalui hiduns
J. perubahan-perubahan
ekspirasi melalui mulut-atau hormonal
berdesis
waktu ekspirasi harus lebih
panjang dari waktu
inspirasi Gerakan_gerakrin aerobik
- mengikuti mekanisme pernapasan benkut harus .rs,rcrunl
memenuhi syarat sebagai
dadardan diafragma
Prinsip gerakan inti A - melibatkan banyak sqrdi
setiap gerakan diikuti dan otot_otot tubuh
dengan inspirasi dan -
ekspirasi dilakukan secan
yang dalam
i1ni.*i'lebih tiaar uoreil;; jffiln:f, jika disering istirahat
pendek daripada ekspirasi
]*]u
gerakan inspirasi dilah - r*atkan denyut nadi sampai
ume toraks du, #r.llff 70% dut nadi
toraks "k,pi# :T;Tlf:,Tl#-#,#:;
kecepatan gerak dengan
- kecepatan gerak, menggunakan
ritme sekitar 100 beaVmenit irama 140 beat/menit

Pendinginan
Gerakan Inti B
Tujuan utama senam qAat^L
Tujuan gerakan inti B -^r-r
pe?apasan, mobilisasi
adalah relaksasi otot-otot
yang U*t"i", i.rg",
pernapasan
-* ",l::lfi ;?',h:"ffi;":?ffJ:l
perubahan volume -sendi
tg3ks, rn.oinitu*u,i daya tahan
dengan peregangan
dan
relaksasi maksimal.
kon;;i,##
i*o ***
tubuh dan mengontrol
ir"rnu p"_ui*ril*' srr"i, ;;;;r;;irsinan
untuk
mengembalikan denyutnadi
pada t t .*i"i*a
Prinsip gerakan inti B mengalami kenaikan -.-"'" seblah
selarna aerobik. t!
* melibatkan Ada 3 macam dalam pendinginan: 1l
otot agonis dan antagonis E
sehingga terjadi ij
kontaksi dan relalaasi
- ,i
yang meningkat,.ditahan
* dengan pernapasan panjang f:€igT
- rsometik kontral<si selarna 6-8 detik il
fiselins dianhra
-_.* gerakan malaimai Ofmrf ,rfril"ri
rwr^'rr t1
tertentu untuk mengontrof - ketenangan
p"_up^-* mentar il
* sebagian besar gerakan berpengaruh
pada perubahan
volume toraks, sedang yang
lain untuk seturufr tuUutr MANFAAT SENAM PADA
t kecepatan gerak dengan
PENDERITA ASMA
irama sekitar 130 beaUmenit Senam yang dilakukan
secara bratur oleh penderita
asma akan memberi
beberaparn*ar,, yli* iia
Gerakan Aerobik l' Meningkatkan u"b:tT-
,
tuuutr secara teseluruhan,
hal ini akan meningka*,
Aerobik merupakan bentuk ;;r*rriliipeooeria
latihan yang sehari_hari, ai samjing,ir,
membutuhkan oksigen
untuk p":od" y*g-f"*u,
dupO kemampuan dirinya
iogu ul#r* aur",
meningkatkan kemamnrmn firngsi sistem untuk mJnangii-.rr.*gun
Latihan yang dilakukan
t idipufrrooo. asma
k""r;;;;;#;:k rr*g Z Meningkatkan kemampuan
lama dan menggunakan
olaigen Latihan aerobik otot-otot pernapasan
latihao yang rnelibatkan adalah dan kemapuan bernapas
tAonnpof, oil;r.r* secara keseluruhan
3. Menirukatlcan rasa percay€
diri penderita

43
SENAM PADA PENDERITA ASUA

KESIMPULAN 8. Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Badan Penelitian


dan Pengambangan Kesehatan. Pusat Penelitian Ekologi
l. Senam yang teratur akan meningkatkan efisiensi Kesehatan Departemen Kesehatan 1986
kerja otot pernapasan dan kebugaran tubuh. 9. Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992. Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
2. Senam akan memperbaiki gejalaklinis, meningkatkan Kesehatan dengan Biro Pusat Statistik 1994
ambilan oksigen maksimal (VO2 max) tetapi tidak l0 Dangsina M Panggabean. Olahraga dan asma. Simposium
meningkatkan fungsi paru. Mengenal Asma Anda, Yayasan Asma Indonesia, Jakarta
l99l
3. Olahraga atau latihan fisik akan meningkatkan daya
ll Freed AN. Models and mechanisms of exercise-induced
tahan kardiorespirasi. asthma. Eur Respir J 1995;8: 1770-85

4. Senam pada penderita asma akan meningkatkan t2 Hadiarto M. Exercise induced asthma. Simposium peran fungsi
paru untuk mencapai sehat bagi semua pada tahun 2000,
kebugaran jasmani, meningkatkan kemampuan otot
Jakarta 1997
pernapasan dan menambah rasa percaya diri
13. Indra W. A. Prevalensi exercise induced asthma pada penderita
penderita.
asma sedang yang melakukan senam asma Indonesia. Tesis
program studi ilmu kedokteran olahraga FKUI, Jakarta 1997

l4 Faisal Y. Faal paru dan olahraga. J Respir Indo 1997; 17:


DAFTAR PUSTAKA 100-5
l. Faisal Y. Penatalaksanaan rasional asma bronkial. Cermin l5 West BJ. Respiratory physiology, London : Wiliam & Wilkins,
Dunia Kedokteran 1990; 63: 4l-3 1979
2. Gergen PJ, Weiss KB. The increasing problem of asthma in l6 Nury N. Chest physical therapy in the rehabilitation of lung
The United States. Am Rev Respir Dis 1992; 146: 823-4 function. Simposium peran fungsi paru untuk mencapai sehat
bagi semua pada tahun 2000, Jakarta 1997
3. Campbell DA, MC Leman G, Coates JR. A compason of
asthma death and near fatal asthma attachs in South Australia. t7 Arifin N,Hadiarto M. Olahraga dan asma. Simposium asma
Eur Respir J 1994:7 : 490-7 "Hidup mandiri dengan asma", Jakarta 1993:22-5
4. Hadiarto M. Diagnosis dan penatalaksanaan asma. Paru 1995; t8 Nury N. Manfaat pernapasan diafragma dalam (deep
15: 62-6 diafragmatic breathing) pada pasien asma konis sedang. Tesis
program studi ilmu rehabilitasi medik FKUI, Jakarta 1993
5. National Heart, Lung and Blood Institute, National Institute
of Health lnternational Consensus Report on Diagnosis and t9. Clark CJ. The role of physical training in asthma. Chest
Treatment of Asthma. Definition, diagnosis and 1992; l0l: 293S-8S
classification. Eur Repsir J 1992;5: 605-7
20. Yayasan Asma Indonesia Wilayah DKI Jakarta. Senam Asma
6. Faisal Y Dasar-dasar diagnosis asma bronkial. Majalah Dokter
Keluarga 1990; 9: 46-9 2t. Haas H, Pireda H, Haas F, Axen K. Pulmonary therapy and
rehabilitation, London, Williams & Wilkins, 1979: 23-4
7 . Hadiarto M. Kebugaran jasmani dan olahraga pada asma.
Lokakarya pembakuan senam asma YAI, Jakarta 1994 22 Fox EL. Sport physiology, USA, Mc. Grow Hill Book
Company, 19E6.

44

Anda mungkin juga menyukai