Anda di halaman 1dari 20

502/RCP/17062022 Oleh: R.

Cecep Eka Permana

Perang Bubat disebut juga Pasunda Bubat adalah pertempuran antara bala

PERANG sentana Raja Sunda dan angkatan perang Majapahit yang berlangsung di alun-
alun Bubat, kawasan utara Trowulan, ibu kota Majapahit, pada tahun 1279 Saka
atau 1357 Masehi. Insiden Pasunda Bubat disinggung di dalam Carita
BUBAT Parahyangan (abad ke-16) dan Pararaton (abad ke-15), tetapi tidak terdapat di
dalam Nagarakretagama (abad ke-14). Meskipun demikian, pertempuran di Bubat
menjadi tema utama Kidung Sunda, naskah Bali dari sekitar pertengahan abad ke-
16. Perang Bubat disinggung di dalam salah satu pupuh Pararaton dari abad ke-15
yang tidak diketahui penulisnya. Pararaton disusun dalam bentuk catatan peristiwa
yang terjadi sekitar tahun 1474-1486, sementara bagian sastrawinya disusun
sebagai uraian sejarah antara tahun 1500-1613. Naskah ini pertama kali
dipublikasikan pada tahun 1896 oleh J.L.A. Brandes, seorang filolog Belanda,
lengkap dengan terje-mahan, keterangan, dan ulasan. Meskipun berlangsung pada
pertengahan abad ke-14, peristiwa Perang Bubat baru mengemuka pada abad ke-
16 di dalam karya sastra Sunda yang berjudul Carita Parahyangan, kendati hanya
berupa sepotong informasi singkat mengenai insiden itu. Di dalam Carita
Parahyangan, putri Raja Sunda disebut Tohaan, artinya "yang dituakan atau yang
dimuliakan". Perang Bubat diawali dari rencana perkawinan politik antara
Raja Hayam Wuruk (Sri Rajasanagara) dengan Dyah Pitaloka Citra-resmi, putri raja
Sunda, Prabu Linggabuana. Perwakinan itu gagal karena sesuatu hal Gajah Mada
menewaskan semua rombongan raja Sunda tersebut, termasuk Dyah Pitaloka
Citraresmi yang bunuh diri. Hayam Wuruk meratapi kematiannya dan menyesalkan
tindakan Gajah Mada.
552/RCP/06082022
Pesirah (dalam bahasa Belanda disebut margahoofd) adalah kepala peme-
rintahan marga pada masa Hindia Belanda di wilayah Zuid Sumatra

PESIRAH
(Sumatra Selatan yang wilayahnya bukan seperti saat ini). Pesirah
merupakan seorang tokoh masyarakat yang memilik kewenangan meme-
rintah beberapa desa. Istilah pesirah di Sumatra Selatan masih
digunakan hingga tahun 1970-an, karena perundang-undangan di
Sumatra Selatan masih dipengaruhi oleh peraturan-peraturan yang
bersumber dari kebijak-an Hindia Belanda. Pesirah dipilih langsung oleh
masyarakat yang waktu pemilihannya selama beberapa hari, karena
pemilihannya dilangsungkan tidak serentak untuk tiap desa yang
termasuk dalam satu marga. Orang yang telah mempertahankan status
pesirah selama waktu yang telah dianggap masyarakat telah lama
menjabat sebagai pesirah, biasanya pesirah tersebut diberi gelar
pangeran. Pesirah membawahi beberapa desa yang setiap desanya
dipimpin ginde (kepala desa). Kepala desa di tempat kedudukan pesirah
diberi gelar pembarab. Di bawah ginde ada kerio (kepala dusun) dan
penggawo (kepala kampung). Sama halnya dengan kepangkatan pada era
modern saat ini, pesirah juga mengenakan atribut tertentu saat berdinas
ataupun mengikuti kegiatan-kegiatan resmi lainnya. Atribut yang diguna-
kan pesirah berupa topi khusus, mengenakan dasi berwarna putih (dasi
mirip selendang), dan jas berwarma hitam serta mengenakan
celana berwarna putih. Secara kasatmata, penampilan mereka jauh
berbeda dengan rakyat biasa. Ada juga yang tidak terlalu membanggakan
penampilan mereka dengan selalu mengenakan topi pesirah, tetapi
R. Cecep Eka Permana mengenakan ikat kepala sejenis serban.
466/RCP/12052022
Bangsa bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya dikenal menggunakan
bangunan piramida sebagai makam raja-raja masa dahulu serta sarana iba-dah
(pemujaan). Selain itu ada dugaan bahwa piramida merupakan tempat
penimbunan (gudang) pangan ketika persiapan menghadapi musim paceklik
ataupun tempat penyimpanan harta. Mesopotamians membangun struktur
piramida paling awal, yang disebut ziggurat. Di zaman kuno, monumen tersebut
dicat cerah dengan emas atau perunggu. Ziggurat dibangun oleh bangsa Sumeria,
Babilonia, Elam, Akkad, dan Assyria untuk agama lokal. Di sisi lain, konstruksi
piramida digunakan dengan alasan bahwa pada perada-ban lampau, manusia
mengalami kesulitan untuk membuat konstruksi kubah. Oleh karena itu
digunakanlah konstruksi piramida untuk memper-mudah. Konstruksi kubah sendiri
baru digunakan pada masa Romawi dengan konstruksi pelengkung pada
PIRAMIDA bangunan betonnya dan Romawi Timur di kerajaan Fir'aun nabi Musa hidup.
Piramida Mesir kuno adalah pemaka-man yang dibangun selama 2.700 tahun,
mulai dari awal Old Kingdom Mesir hingga akhir periode Ptolemeus. Mesir
memiliki lebih dari 100 piramida. Setelah pembangunan piramida pertama,
pemerin-tahan firaun Snefru (sekitar 2575-2551 SM) mulai membangun piramida
yang sisi luarnya halus. Sementara itu, Piramida Agung di Giza dibangun pada
masa pemerintahan firaun Khufu (sekitar 2551-2528 SM). Dua penerusnya, Khafre
(sekitar 2520-2494 SM) dan Menkaure (sekitar 2490-2472 SM), juga memiliki pira-
mida yang dibangun di Giza. Firaun secara bertahap berhenti membangun
piramida selama Kerajaan Baru (1550-1070 SM), raja-raja ini memilih dima-kamkan
Oleh: di Lembah Para Raja, yang terletak sekitar 483 km selatan Giza.
R. Cecep Eka Permana
469/RCP/15052022
Plaza berasal dari bahasa Spanyol yang berhubungan dengan "lapangan“
menggambarkan tempat terbuka untuk umum (ruang publik) di perkotaan, seperti
misalnya lapangan atau alun-alun. Di seluruh Amerika Latin, plaza mayor dari
masing-masing pusat pemerintahan mempunyai tiga lembaga yang saling terkait
erat: katedral, cabildo atau pusat administrasi, yang dapat ditempatkan di sebuah
sayap dari istana gubernur, dan audiencia atau gedung pengadilan. Plazanya bisa
cukup luas sehingga dapat digunakan sebagai lapangan untuk parade militer.
Plaza dapat dijadikan tempat untuk masyarakat berkumpul. Seperti
halnya piazza di Italia, plaza tetap merupa-kan pusat kehidupan komunitas yang
hanya tertandingi oleh pasar. Plaza ini juga digambarkan sebagai area sepanjang
PLAZA tempat lalu lalang warga di mana disediakan fasilitas umum misalnya stasiun jasa
atau ruang istirahat. Seba-gian besar kota-kota kolonial di wilayah Spanyol,
Amerika dan Filipina dahu-lunya direncanakan dibangun di sekitar sebuah plaza de
armas (benteng militer), tempat tentara disiapkan. Setelah peresmiannya,plaza
selanjutnya dikelilingi oleh istana pemerintahan, dan gereja utama. Saat ini, plaza
tidak hanya berada di daerah perkotaan, di daerah terpencil pun memiliki plaza
asalkan memiliki ciri khusus ruang terbuka umum yang ramai dilalui banyak orang.
Sebagai area yang dilalui banyak orang, bangunan plaza juga disertai dengan
beragam fasilitas umum seperti ruang istirahat atau duduk-duduk santai. Ornamen
seperti bangku taman, taman, air mancur, pepohonan hingga patung kerap
meramaikan plaza. Ciri khas plaza yang lain adalah bangunan ini didirikan dan
dikelilingi oleh bangunan-bangunan lain seperti pertokoan maupun kantor. Plaza
Oleh: yang berkaitan dengan gedung pertokoan atau pusat perbelanjaan biasa juga
R. Cecep Eka Permana disebut dengan Town Square.
316/RCP/13122021
Pluralisme (bahasa Inggris: pluralism), terdiri dari dua kata plural (beragam)
dan isme (paham) yang berarti paham atas keberagaman. Secara luas, Pluralisme
pluralisme merupakan paham yang menghargai adanya perbedaan dalam
suatu masyarakat dan memperbolehkan kelompok yang berbeda tersebut
untuk tetap menjaga keunikan budayanya masing-masing. Pluralisme juga
dapat berarti kesediaan untuk menerima kebe-ragaman (pluralitas), artinya,
untuk hidup secara toleran pada tatanan masyarakat yang berbeda suku,
gologan, agama,adat, hingga pandangan hidup. Pluralisme
pada tindakan yang bermuara pada pengakuan kebebasan beragama,
kebebasan berpikir, atau kebebasan mencari informasi, sehingga untuk
mencapai pluralisme diperlukan adanya kematangan dari kepribadian
seseorang dan/atau sekelompok orang. Dalam ilmu sosial, pluralisme adalah
sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang
menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Mereka
hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa
Plural-isme dapat dikatakan salah satu ciri khas masyarakat modern dan
kelompok sosial yang paling penting, dan mungkin merupakan penge-mudi
utama kemajuan dalam ilmu pengetahuan, masyarakat dan perkembangan
ekonomi. Dalam sebuah masyarakat otoriter atau oli-garki, ada konsentrasi
kekuasaan politik dan keputusan dibuat oleh hanya sedikit anggota.
Sebaliknya, dalam masyarakat pluralistis, kekua-saan dan penentuan
keputusan (dan kemilikan kekuasaan) lebih ter-sebar. Konsep pluralisme
satunya diterapkan di Indonesia, negara yang memiliki berbagai etnis dan
Pluralisme diterapkan agar masya-rakat saling menghargai satu sama lain Oleh:
untuk meminimalisir konflik R. Cecep Eka Permana
ARKE@P
575/RCP/29082022
= DIA
Pompeii adalah sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi
puing dekat kota Napoli dan sekarang berada di wilayah Campania, Italia.
Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 M. Debu letusan

POMPEII gunung Vesuvius menimbun kota Pompeii dengan segala isinya sedalam
beberapa kaki menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum
ditemukan kembali dengan tidak sengaja. Semenjak itu penggalian
kembali kota ini memberikan pemandangan yang luar biasa terinci
mengenai kehidupan sebuah kota di puncak kejayaan Kekaisaran
Romawi. Saat ini kota Pompeii merupakan salah satu dari Situs Warisan
Dunia UNESCO. Sejarah mencatat pada 24 Agustus 79, Gunung Vesuvius
meletus dahsyat. Awan panas, batuan dan abu membara menghujam ke
dua kota, Pompeii dan Herculaneum. Lapisan debu tebal menutupi dua
buah kota yang lokasinya dekat dengan kaki gunung Vesuvius, sehingga
kedua kota ini menjadi hilang dan terlupakan. Sekitar 1.600 tahun
kemudian ditemukan jasad-jasad manusia yang diawetkan oleh abu
dengan segala pose. Kota Herculaneum ditemukan kembali pada 1738,
dan Pompeii pada 1748. Raja Charles VII dari dua Sisilia sangat tertank
dengan temuan-temuan ini bahkan hingga ia diangkat menjadi raja
Spanyol. Giuseppe Fioreli mengambil tanggung jawab ekskavasi
pada 1860. Hingga saat itu Pompeii dan Herculaneum dianggap telah
hilang selamanya. Bangunan untuk keperluan sosial, pemandian,
beberapa rumah/gedung dan sejumlah villa telah dapat diselamatkan
dengan baik. Sebuah hotel (dengan luas 1000 meter persegi) ditemukan
dekat dengan lokasi kota. Pompeii merupakan satu-satunya situs kota
R. Cecep Eka Permana kuno di mana keseluruhan struktur topografinya dapat diketahui dengan
pasti tanpa memerlukan modifikasi atau penambahan.
287/RCP/14112021

PRADAKSINA Pradakṣiṇa terdiri atas “Pra” berarti ‘ke depan; di depan’, dan
“Dakṣiṇa” berarti ‘kanan; selatan. Dengan memperhatikan arti-arti
tersebut, maka Pradakṣiṇa dapat diartikan sebagai ‘bergerak menge-
lilingi suatu objek dengan menempatkan objek tersebut di sebelah
kanan’ . Di Bali, pradaksina ini lazim disebut dengan istilah purwa-
daksina yang secara harfiah berarti ‘bergerak ke timur, ke arah kanan’.
Pradaksina atau parikrama adalah kegiatan penghormatan dengan
mengelilingi sebuah objek pemujaan seperti stupa, pohon Bodhi, atau
Pratima Buddha sebanyak tiga kali. Penghormatan dilakukan bersa-
maan dengan meditasi sambil berjalan searah jarum jam. Dalam
pradaksina, peserta harus dijaga oleh orang lain agar posisinya selalu
berada di sisi kanan objek pemujaan. Perjalanan pradaksina atau
menganankan bangunan candi di Candi Borobudur dimulai dari sisi
timur relief, karena relief-relief naratif bermula dari sisi timur menuju
ke selatan, barat, utara, dan berakhir di sisi timur pula. Pradaksina
ditutup dengan meletakkan bunga teratai dari kertas di pinggir candi.
Pradaksina dilakukan untuk mengelilingi relief-relief dan stupa candi
yang punya arti kebajikan yang tinggi. Khususnya di bulan suci Waisak,
apa yang umat lakukan satu kali mendapatkan kebijaksanaan berlipat
kali. Dalam kepercayaan umat Buddha, memutari candi sebanyak tiga
Oleh: kali searah jarum jam memiliki arti Buddha-Dharma-Sangha atau
R. Cecep Eka Permana ajaran dari Sang Buddha.
ARKE@PEDIA
578/RCP/01092022

PRASASTI TUGU
Oleh: R. Cecep Eka Permana
Prasasti Tugu adalah salah satu prasasti yang berasal dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti Tugu dipahat-
kan pada batu berbentuk bulat telur berukuran + 1m. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian
Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman pada tahun ke-
22 masa pemerintahannya. Lokasi asal Prasasti Tugu ketika ditemukan adalah di Kampung Batutumbuh,
Desa Tugu, tidak jauh dari tepian Kali Cakung yang sekarang menjadi wilayah kelurahan Tugu Selatan,
kecamatan Koja, Jakarta Utara. Kini Prasasti Tugu tersimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.
Prasasti Tugu tercatat pertama kali dalam laporan Notulen Bataviaasch Genootschap tahun 1879.
Kemudian pada tahun 1911 atas prakarsa Pde Roo de la Faille prasasti ini dipindahkan ke Museum
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional) serta didaftar
dengan nomor inventaris D.124. Prasasti Tugu bertuliskan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk
seloka bahasa Sanskerta dengan metrum Anustubh yang terdini dari lima baris melingkar mengikuti
bentuk permukaan batu. Prasasti Tugu tidak mencantumkan pertanggalan, namun kronologinya
didasarkan pada analisis gaya dan bentuk aksara (analisis palaeografis). Berdasarkan analisis tersebut
diketahui bahwa prasasti ini berasal dari pertengahan abad ke-5 Masehi. Khusus prasasti Tugu dan prasasti
Cidanghiyang memiliki kemiripan aksara, sangat mungkin sang pemahat tulisan (citralaikha > citralekha)
kedua prasasti ini adalah orang yang sama. Dibandingkan prasasti-prasasti dari masa Tarumanagara
lainnya, Prasasti Tugu merupakan prasasti yang terpanjang yang dikeluarkan Sri Maharaja Purnawarman.
Prasasti ini dikeluarkan pada masa pemerintahan Purnnawarmman pada tahun ke-22 sehubungan dengan
peristiwa peresmian (selesai dibangunnya) saluran sungai Gomati dan Candrabhaga.
304/RCP/01122021
Kata ”Priayi ” atau “Priyayi” konon berasal dari dua kata Jawa “para” dan “yayi”
yang secara harfiah berarti "para adik", maksudnya adalah para adik raja.
Priayi adalah istilah dalam kebudayaan Jawa untuk kelas sosial dalam
Priayi
golongan bangsawan. Suatu golongan tertinggi dalam masyarakat karena
memiliki keturunan dari keluarga kerajaan. Priayi juga diartikan sebagai
orang yang termasuk lapisan masyarakat yang kedudukannya dianggap ter-
hormat, misalnya golongan pegawai negeri. Golongan priayi tertinggi dise-
but Priayi Ageng (bangsawan tinggi). Gelar dalam golongan ini terbagi menja-di
bermacam-macam berdasarkan tinggi rendahnya suatu kehor-matan. Priayi
adalah sebuah kelas sosial yang diturunkan secara turun-temurun, biasanya
bergelar Raden, Raden Mas, Putri, dan lain sebagainya. Yang biasanya masih
berkerabat dengan raja, atau keluarga raja. Gelar seorang priayi juga dapat
meningkat seiring dari usianya. Misalnya ketika seorang anak laki-laki lahir
diberi nama Bomantara, ia bergelar Raden Mas, jadi nama lengkapnya adalah
Raden Mas Bomantara, ketika meng-injak akil balik gelarnya bertambah satu
kata menjadi Bandara Raden Mas, ketika menapak dewasa (18 atau 21 tahun)
bertambah lagi menjadi Bandara Raden Mas Aryo. Pada saat dewasa dan telah
memiliki jabatan dalam hierarki kebangsawanan, ia akan memiliki gelar yang
berbeda dari gelar yang telah ia miliki. Misalnya ia menduduki jabatan
pemimpin ksatrian maka gelarnya akan berubah menjadi Gusti Pangeran
Adipati Haryo. Setiap kedudukan yang ia jabat akan memiliki gelar tambahan
atau gelar yang berubah nama. Istilah ini menjadi terkenal kala Clifford Geertz
melaksanakan penelitian tentang masyarakat Jawa pada tahun 1960-an, dan
mengelompokkan masyarakat Jawa ke dalam tiga golongan: priyayi, santri dan
abangan. Belakangan pengelompokan ini banyak menuai kritik.
Oleh:
R. Cecep Eka Permana
460/RCP/06052022
Primbon atau paririmbon berasal dari kata dalam Bahasa Jawa yang secara
harfiah berasal dari kata "rimbu" yang berarti simpanan dari bermacam-macam
catatan oleh orang jawa pada zaman dahulu yang kemudian diturunkan atau
disebarluaskan kepada generasi berikutnya. Ada pula yang berpendapat nama
primbon berasal dari kata "mbon" atau "mpon" dalam yang dalam bahasa
Jawa berarti induk yang ditambah awalan pri untuk meluaskan kata dasar.
Primbon adalah kitab warisan leluhur Jawa yang berorientasi pada relasi antara
kehidupan manusia dan alam semesta. Primbon berfungsi sebagai pedoman untuk
menentukan sikap dalam suatu tindakan dalam kehidupan. Primbon juga
didefinisikan sebagai kitab yang berisikan ramalan, buku yang menghimpun
berbagai pengetahuan kejawaan, berisi rumus ilmu gaib, sistem bilangan yang
pelik untuk menghitung hari mujur, dan mengurus segala macam kegiatan yang
PRIMBON penting. Catatan-catatan yang memuat pengetahuan penting itu lalu di
kumpulkan menjadi sebuah buku primbon yang menjadi sumber rujukan orang-
orang dari Suku Jawa sejak zaman dahulu. Primbon digunakan sebagai pedoman
atau arahan dalam rangka mencapai keselamatan dan kesejahteraan lahir-
batin. Meski lebih menggejala di kalangan masyarakat Jawa, Bali, dan Lombok.
Kenyataannya primbon juga bisa ditemukan di kebudayaan suku bangsa
Nusantara lain. Isi primbon jawa sebagian besar memuat bahasan mengenai
perhitungan, perkiraan, peramalan nasib, meramal watak manusia, dan yang
lainnya. Perhitungan serta ramalan yang beragama itu menggunakan penanggalan
atau kalender sebagai dasarnya yang terdiri dari gabungan sedemikian rupa dari
Oleh: hari dan weton.
R. Cecep Eka Permana
453/RCP/29042022 Proto-Melayu atau Melayu Tua adalah istilah lama untuk menyebut ras Melayu
"gelombang" pertama dari dua "gelombang" migrasi yang dulu diper-kirakan
terjadi dalam pendudukan Nusantara oleh penutur bahasa Austro-nesia. Menurut
teori "dua gelombang" ini, termasuk Melayu Tua di Indonesia adalah: Gayo (Aceh),
Batak (Sumatra Utara), Nias (pantai barat Sumatra Utara), Minangkabau (Sumatra
Barat), Kerinci (Jambi), Besemah (Sumatra Selatan, Rejang (Bengkulu),
Lampung (Lampung), Toraja (Sulawesi Selatan) Sasak (Lombok), dan
Dayak (Kalimantan). Di Malaysia, istilah Proto-Melayu masih digunakan untuk
sebuah suku yang bernama Orang Asli. Bangsa Proto-Melayu adalah nenek
moyang bangsa Indonesia yang datang ke Nusan-tara pada sekitar 1500 SM.
Bangsa ini masuk ke Nusantara melalui dua jalur, yatu jalur barat (melalui Malaysia
dan Sumatera) dan jalur timur (melalui Filipina dan Sulawesi), lalu baru menyebar
ke suluruh wilayah Indonesia. Bangsa Proto Melayu atau Melayu Tua memiliki
PROTO-MELAYU kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan penghuni Nusantara saat itu.
Adapun buktinya adalah banyaknya peralatan yang terbuat dari batu yang
dihaluskan, salah satunya kapak persegi yang banyak ditemukan di Sumatera,
Jawa, Kalimantam, Bali, dan Sulawesi utara. Bangsa Proto Melayu masuk ke
Indonesia membawa kebudayaan yang disebut Neolitikum, yang tersebar dari
wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.
Kapak per-segi berbentuk persegi panjang atau trapesium, dan terbagi menjadi
dua, yaitu besar dan kecil. Kapak persegi besar biasanya disebut beliung, yang
diberi tangkai sehingga bentuknya persis cangkul, sedangkan yang kecil dina-
Oleh: makan tatah. Persebaran peninggalan bangsa Proto-Melayu ini kebanyakan di
Indonesia bagian barat, seperti Sumatera, Jawa, dan Bali.
R. Cecep Eka Permana
ARKE@PEDIA
555/RCP/09082022 Bunga Rafflesia arnoldii dikenal juga dengan sebutan puspa nusa adalah
sebuah genus tumbuhan berbunga yang semua spesiesnya hidup sebagai
parasit. Anatomi tumbuhan pada Rafflesia tidak lengkap. Organ tubuh dari

RAFFLESIA Rattlesia hanya berbentuk bunga yang mekar atau kuncup saja. Rafflesia tidak
memiliki bagian daun, batang dan akar Sebagai ganti dari tidak adanya akar,
Rafflesia memiliki suatu jaringan bernama haustorium yang mampu menye-

ARNOLDII rap nutrisi hasil fotosintesis dari jaringan tumbuhan inangnya. Deskripsi meng-
enai Rafflesia dibuat pertama kali oleh seorang dokter dan penjelajah Prancis
yang bernama Louis Auguste Deschamp. Ketika mengadakan pelayaran menuju
ke Pulau Jawa, Deschamp ditangkap oleh pasukan Hindia Belanda. la kemudian
diberi perintah dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda (Pieter Gerardus van
Overstraten) untuk mengadakan ekspedisi tumbuhan di Pulau Jawa dan Sumatra
pada 1791 hingga tahun 1794. Dr. Joseph Arnold tahun 1818 melanjutkannya di
Sumatra dan menemukan bunga sekedi menurut nama lokal di kawasan Manna,
Bengkulu Selatan. Bunga itu kemudian diberi nama sesuai pendana ekspedisi
(Thomas Stamford Raffles) dan penemunya (Arnold). Provinsi Bengkulu yang
memiliki kondisi alam dengan hutan yang relatif lembab dan basah menjadi
endemik bunga raflesia. Sejauh ini diketahui ada 27 jenis raflesia di seluruh
dunia, 5 di antaranya ditemukan di Bengkulu. Yakni, Rafflesia arnoldii, Rafflesia
gadutensis, Rafflesia haseltii, Rafflesia bengkuluensis dan Raffiesia kemumu.
Bunga ini juga ditetapkan sebagai puspa langka sesuai Keppres RI No 4 Tahun
Oleh: 1993, tentang Satwa dan Bunga Nasional. Bunga ini juga dilindungi UU RI No 5
Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya alam Hayati dan Ekosistem. Kini
R. Cecep Eka Permana Rafflesia arnordii ini menjadi bagian dari lambang Provinsi dan ikon Bengkulu.
427/RCP/03042022
Kata Ramadan berasal dari akar kata bahasa Arab ramiḍa atau ar-ramaḍ, yang
berarti panas yang menghanguskan atau kekeringan. Hal ini berkaitan dengan
perhitungan luni-solar calendar (penghitungan tahun berdasarkan bulan dan
matahari sekaligus) menurut kalender Bangsa Babilonia bulan Ramadan selalu jatuh
pada musim panas yang sangat menyengat. Namun, setelah
umat Islam mengembangkan kalender berbasis bulan, yang rata-rata 11 hari lebih
pendek dari kalender berbasis Matahari, bulan Ramadan tak lagi selalu bertepatan
dengan musim panas. Orang lebih memahami 'panas'nya Ramadan secara
metaforik (kiasan). Karena pada hari-hari Ramadan orang berpuasa, tenggorokan
terasa panas karena kehausan, atau, diharapkan dengan ibadah-ibadah Ramadan
maka dosa-dosa terdahulu menjadi hangus terbakar dan seusai Ramadan orang
yang berpuasa tak lagi berdosa. Ramadan dirayakan oleh umat Muslim di seluruh
RAMADAN dunia dengan puasa (saum). Puasa Ramadan merupakan salah satu dari rukun
Islam. Bulan Ramadan akan berlangsung selama 29–30 hari berdasarkan
pengamatan kemunculan bulan (hilal), menurut beberapa aturan yang tertulis
dalam hadis. Kewajiban berpuasa pada bulan Ramadan turun pada
bulan Sya'ban tahun kedua setelah hijrahnya umat Muslim dari Makkah ke Madinah.
Bulan Ramadan diawali dengan penentuan bulan sabit sebagai pertanda bulan baru.
Pada bulan ini setelah makan sebelum subuh (sahur) hingga waktu maghrib (buka)
merupakan waktu puasa (tidak makan dan minum). Selama bulan Ramadan ini
pendekatan spiritual (taubat) ketika bulan Ramadan ramai dilakukan. Berpuasa bagi
Muslim saat Ramadan biasanya juga diikuti dengan memper-banyak salat,
Oleh: membaca Al-Quran, sedekah, dan amal kebaikan lainnya.8
R. Cecep Eka Permana
471/RCP/17052022
Ramapithecus adalah sebutan untuk temuan berupa fragmen rahang beserta
beberapa gigi-giginya yang berasal dari Kala Miosen, sekitar 12-14 juta tahun
silam yang ditemukan sejak abad ke-19 di Nepal di tepi Sungai Tinau yang terletak
di Distrik Palpa, India tahun 1932. Ramapithecus (Kera Rama) diambil dari tokoh
epos Ramayana yang terkenal di India. Ramapithecus disebut juga
Sivapithecus (Kera Siwa). Jenis ini masih dominan sifat keranya, namun begitu
telah menunjukkan informasi tentang hadirnya sifat manusia lebih jelas, di mana
gigi taring sudah tereduksi sedemikian rupa sehingga ujung gigi taringnya sejajar
dengan permukaan kunyah, Ciri gigi taring yang demikian ini dianggap sebagai ciri
Hominid (manusia), karena di kalangan Pongid (golongan kera), gigi taringnya
berukuran besar dan panjang dengan ujungnya melebihi permukaan kunyah.
Penemu awalnya, G. Edward Lewis, meski spesimen yang tidak lengkap, mengklaim
bahwa rahangnya lebih mirip rahang manusia daripada fosil kera lain yang
RAMA- diketahui saat itu. Namun, ketika spesimen Ramapithecus yang lebih lengkap
ditemukan tahun 1975 dan 1976, menunjukkan tidak mengarah sebagai nenek

PITHECUS moyang manusia. Penelitian David Pilbeam tahun 1982 menunjukkan banyak
kesamaan dengan tengkorak orangutan dan memperkuat teori bahwa
Ramapithe-cus berkerabat dekat dengan orangutan. Ciri-ciri Ramapithecus antara
lain adalah: ukurannya lebih kecil dari manusia sekarang yakni 0,9 meter hingga
1,2 meter, kapasitas otak 400 cc, gigi seri dan kaninus disisipkan secara vertikal dan
tidak dalam posisi procumbent seperti pada kera, taring tidak diproyeksikan dan
mereka memiliki wajah yang sempit, dan enamel gigi geraham tebal dan berfungsi
Oleh: untuk mengunyah dan mengolah makanan yang masuk dalam tubuh mereka.
R. Cecep Eka Permana
299/RCP/26112021

Ras
Secara umum, ras adalah kategori umat manusia yang memiliki ciri fisik tertentu
yang berbeda. Menurut KBBI, ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri
fisik. Ras juga didefinisikan sebagai rumpun bangsa. Menurut Ensiklopedia
Britannica, ras adalah gagasan bahwa spesies manusia dibagi menjadi
kelompok-kelompok berbeda atas dasar perbedaan fisik dan perilaku yang
diwariskan. Ras biasanya dikaitkan dengan biologi dan dikaitkan dengan
karakteristik fisik. Ide tentang "ras" berasal dari para antropolog dan filsuf di
abad ke-18, yang menggunakan lokasi geografis dan ciri fenotip seperti warna
kulit untuk menempatkan orang ke dalam kelompok ras yang berbeda. Konsep
ras tidak hanya mem-bentuk gagasan bahwa ada jenis ras yang terpisah tetapi
juga memicu gagasan bahwa perbedaan ini memiliki dasar biologis. Studi
genetika pada akhir abad ke-20 menyangkal keberadaan ras yang berbeda
secara biogenetis. Para ilmuwan sekarang berpendapat bahwa ras adalah
intervensi budaya yang mencerminkan sikap dan keyakinan tertentu yang
diterapkan pada populasi yang berbeda oleh masyarakat barat. Meskipun
manusia sering dibagi menjadi beberapa ras, variasi morfologis sebenarnya
tidak menunjukkan perbedaan besar dalam DNA. DNA dari dua manusia yang
dipilih secara acak umumnya bervariasi kurang dari 0,1%. Karena perbedaan
genetik ras tidak kuat, beberapa ilmuwan menggambarkan semua manusia
sebagai milik satu ras: ras manusia. Dalam artikel di jurnal antropologi Sapiens
(2020), Alan Goodman, seorang profesor antropologi biologi di Hampshire
Oleh: College di Massachusetts, mencatat bahwa "Ras itu nyata, tetapi bukan genetik,"
R. Cecep Eka Permana
407/RCP/14032022
Reinkarnasi berarti "lahir kembali" atau "kelahiran semula" atau titis adalah
suatu kepercayaan bahwa seseorang akan mati dan dilahirkan kembali dalam
Reinkarnasi
bentuk kehidupan lain. Yang dilahirkan itu bukanlah wujud fisiknya, melainkan jiwa
yang mengambil wujud tertentu sesuai dengan hasil pebuatannya terdahulu. Ada
dua aliran utama, Pertama, kepercayaan bahwa manusia akan terus menerus lahir
kembali, dan Kedua, kepercayaan bahwa manusia akan berhenti lahir semula pada
suatu ketika apabila mereka melakukan kebaikan yang mencukupi. Dalam agama
Hindu dan Buddha, filsafat reinkarnasi mengajarkan manusia untuk sadar terhadap
kebahagiaan yang sebenarnya dan bertanggung jawab terhadap nasib yang
sedang diterimanya. Selama manusia terikat pada siklus reinkarnasi, maka
hidupnya tidak luput dari duka. Dalam agama Buddha dipercayai bahwa adanya
suatu proses kelahiran kembali (Punabbhava). Semua makhluk hidup yang ada di
alam semesta ini akan terus menerus mengalami tumimbal lahir selama belum
mencapai tingkat kesucian Arahat. Alam kelahiran ditentukan oleh karma makhluk
tersebut; bila ia baik akan terlahir di alam bahagia, bila ia jahat ia akan terlahir di
alam yang menderitakan. Dalam filsafat agama Hindu, reinkarnasi terjadi karena
jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Pada
saat manusia hidup, mereka banyak melakukan perbuatan dan selalu
membuahkan hasil yang setimpal. Jika manusia tidak sempat menikmati hasil
perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk
menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Jika tubuh terlepas dari belenggu
duniawi, maka jiwa akan lepas dari siklus kelahiran kembali dan menyatu Oleh:
dengan Tuhan (Moksha).
R. Cecep Eka Permana
381/RCP/16022022
Secara umum, Relik berarti suatu obyek peninggalan masa lalu yang masih ada
sampai sekarang. Relik juga dikaitkan dengan sisa-sisa bagian tubuh seseorang
yang dianggap suci yang sudah meninggal. Relik Sang Buddha, misalnya adalah
RELIK
sisa-sisa tubuh Sang Buddha yang tertinggal setelah jasad Beliau dikremasi. Relik
Sang Buddha memiliki bentuk yang beragam, dari berbentuk butiran seperti
mutiara, helai rambut, sampai gigi dan tulang jari. Sudah berabad-abad lamanya
relik Sang Buddha menjadi obyek yang sangat disakralkan bagi umat Buddha.
Umat Buddha menganggap relik Sang Buddha sebagai obyek suci yang pantas
dihormati karena berasal dari tubuh seseorang yang telah mencapai Pencerahan
Sempurna. Biasanya relik tersebut diletakkan di dalam stupa atau pagoda yang
sangat terjamin keamanannya. Relik buda sering disebut juga dengan istilah
Sarira. Relik atau Sarira itu dipercaya mampu memancarkan atau memberikan
‘pemberkatan’ dan ‘kemuliaan’ (adhishthana) di dalam aliran pikiran dan
pengalaman mereka yang terhubung dengannya. Dalam tradisi Himalaya,
Relik/Sarira juga dianggap sebagai sebuah benda yang mampu menghalau
kekuatan jahat. Sarira sebagai sisa-sisa hasil kremasi dari tubuh Sang Buddha atau
para guru spiritual lainnya, juga termasuk jari atau tubuh yang diawetkan, mirip
dengan tubuh santo/santa agama Katolik Roma yang tidak membusuk. Śarīra juga
digunakan dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi), untuk mengartikan kata 'manusia'
atau 'tubuh manusia'. Kata ini juga mempeng-aruhi bahasa Jawa modern dalam
kata "slira" untuk arti yang sama. "Sliramu" (‘tubuhmu') dan "sliraku" ('tubuhku')
digunakan dalam puisi atau lagu untuk menyatakan "kamu" dan "aku". Kata ini
tidak digunakan secara luas namun terdapat dalam pembacaan lisan dan konteks Oleh:
menulis. R. Cecep Eka Permana
303/RCP/30112021

Rokoko Rokoko (Rococo atau Roccoco berarti "Barok Akhir" ("Late Baroque") adalah gaya
abad 18 yang berkembang ketika seniman Barok meninggalkan gaya simetris dan
mulai menambahkan bunga dan tanaman. Ruang-ruang Rokoko dirancang
sebagai karya seni total dengan perabotan elegan bermotif bunga dan tanaman,
patung-patung kecil, cermin penuh ornamen, dan
permadani melengkapi arsitektur, relief, dan cat dinding penuh warna. Rococo ini
juga biasanya meliputi jenis ornamen, gaya dan desain yang berhubungan dengan
pemerintahan Louis XV dan awal dari Louis XVI. Adapun kata “Rococo” berasal
dari kombinasai kata Prancis rocaille, yang artinya batu, dan coquilles, yang artinya
kerang, karena keterikatan dengan benda-benda asal motif dekorasinya. Istilah
“Rococo” juga bisa diartikan sebagai kombinasi kata "barocco" (bentuk teratur
dari mutiara, kemungkinan berasal dari kata "baroque") dan kata Prancis "rocaille"
(bentuk populer dari ornamen taman dan interior menggunakan kerang dan
kerikil hias). Rokoko juga dipakai untuk menjelaskan gaya yang halus dan indah
yang menjadi mode di Eropa selama abad ke-18. Karena gaya Rokoko suka dan
fokus pada seni dekoratif, beberapa kritikus menggunakan istilah ini untuk
merendahkan secara tidak langsung bahwa gaya itu sembrono atau sekadar
modis saja. Ketika istilah ini mulai digunakan di Inggris pada sekitar tahun 1836,
gaya ini diartikan "ketinggalan zaman“ atau “dangkal dan berselera rendah”.
Namun, sejak pertengahan abad 19, istilah ini diterima oleh para ahli sejarah seni,
dan Rokoko kemudian dikenal luas sebagai periode besar dalam perkembangan
Oleh: seni Eropa.
R. Cecep Eka Permana
310/RCP/07122021
Rotunda (dari bahasa Latin rotundus) adalah setiap bangunan dengan
bentuk melingkar, dan terkadang ditutupi oleh kubah. Rotunda juga bisa
merujuk pada ruang bundar di dalam sebuah bangunan, contoh yang
Rotunda
terkenal adalah di dalam Gedung Capitol, Washington, D.C. dan interior
di dalam Pantheon, Roma. Sejumlah besar gereja paroki dibangun dalam
bentuk Rotunda pada abad ke-9 hingga ke-11 di Eropa Tengah.
Bangunan paroki yang berbentuk lingkaran tersebut dapat ditemukan di
Hongaria, Polandia,
Slovakia, Kroasia (terutama Dalmatia), Austria, Bavaria, Jerman,
dan Republik Ceko. Rotunda biasanya dianggap sebagai struktur
dari Pantheon Romawi. Bentuk Rotunda juga dapat ditemukan di
wilayah-wilayah yang bukan bekas wilayah Romawi. Pada bangunan
Pantheon Roma, Rotunda adalah bangunan interior berbentuk bulat
yang memiliki diameter 145 kaki dan dibuat dari pualam. Di ruangan ini
terdapat 7 buah ceruk yang masing-masing berbentuk bulat dan
setengah bulat. Rotunda dilengkapi oleh kubah besar setinggi 140 kaki
yang disebut juga kubah langit. Kubah ini terbuat dari sambungan
potongan batu, dengan jarak basis kubah dengan lantai adalah 71 kaki.
Kubah ini dibuat dari bahan ringan untuk mengurangi beban, yakni
dari semen pumice dan pozzolanik yang terbuat dari debu
vulkanik. Sampai tahun 1436, kubah Pantheon masih merupakan kubah
yang terbesar di barat setelah Katedral Florence dibangun
oleh Brunelleschi. Berat total kubah ini adalah 4.535 metrik ton dengan
ketebalan di basis mencapai 21 kaki dan dekat lubang ventilasi (oculus) Oleh:
menipis menjadi 1,2 meter. R. Cecep Eka Permana

Anda mungkin juga menyukai