Anda di halaman 1dari 11

NAMA : DYVA DEVWANA TARTUM

NIM : 2210354002

MATA KULIAH : FILSAFAT SENI

BEDAH KARAKTER NARASI SUNGAI BUAYA

(Cuplikan Narasi Sungai Buaya)


Nina dan Nano adalah dua orang kekasih. Hubungan mereka dibatasi oleh sebuah
sungai besar yang banyak buayanya. Suatu ketika jembatan yang menghubungkan
sungai tersebut roboh sehingga Nano tidak datang-datang lagi ke rumah Nina.
Tidak ada komunikasi lagi, baik internet maupun pertemuan langsung.

Nina tiap hari bertahun-tahun menunggu di pinggir sungai, menanti kedatangan


Nano. Tapi Nano tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Datanglah
seorang Pelaut bernama Robert. Robert menawarkan tumpangan, jika mau
menyebrang diperbolehkan dengan satu imbalan, yaitu tidur semalam dengan
Robert. Didorong oleh rasa rindu yang mendalam pada Nano, akhirnya Nina
menyetujui penawaran dari Robert.

Sesampai di seberang Nina menemui Nano. Nano sangat marah dan mengusir
Nina begitu saja. Nano sangat kecewan atas tindakan Nina yang menyerahkan hal
'itu' pada Pelaut Robert.

Nina lapor pada John, namun John menghindar. Ia tidak mau ikut campur dalam
urusan Nina dan Nano.

Nina lapor pada Koplak, sehingga Koplak marah. Koplak memukuli Nano habis-
habisan. Hampir pingsan.

Rumusan Masalah

Dalam narasi ini, kita dapat melihat ada 5 karakter yang terhubung dan semua ini
terjadi karena satu permasalahan. Manusia memiliki sifat yang berbeda-beda dan
sifat itu terbentuk karena situasi dan kondisi yang terjadi selama ini didalam
kehidupan mereka.

Dan karena sifat-sifat yang berbeda ini, tak jarang ada permasalahan yang sulit
untuk diselesaikan, bahkan, permasalahan pun ada karena sifat dari manusia itu
sendiri. Inilah yang menyebabkan banyak konflik yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat.

Seperti cerita narasi diatas, terkadang kondisi seseorang mampu menciptakan


konflik yang tak dapat terpecahkan dan berakhir tidak baik, bahkan dari keinginan
yang baik seperti pertemuan kembali dengan seseorang yang disayang.

Keinginan-keinginan yang ditimbulkan oleh hasrat tersebut, jika dicapai dengan


tergesa-gesa dan tanpa melibatkan logika dan norma dapat menimbulkan akhir
yang buruk. Dan permasalahan yang terjadi, jika tidak diselesaikan dengan kepala
dingin dan logika terbuka, maka permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan
dengan baik.

Kontradiksi yang terjadi dalam hubungan antar manusia memang tak kunjung
habis dibicarakan karena hal ini sangat bersinggungan dengan kehidupan kita
sehari-hari. Baik itu dalam urusan romansa, keluarga maupun persahabatan, pasti
akan selalu ada permasalahan yang terjadi didalamnya. Seperti kasus yang
dihadapi antar tokoh dalam narasi diatas, yaitu Nina dan Nano.

Hubungan yang awalnya berjalan dengan baik, berubah drastis menjadi


perpecahan karena tidak adanya jalan tengah dalam hambatan yang terjadi dalam
hubungan mereka. Belum lagi adanya pihak yang semakin memperkeruh keadaan
sehingga tidak adanya kesempatan untuk memperbaiki hubungan tersebut.

Lalu, sebenarnya permasalahan apa yang terjadi pada 5 karakter dalam narasi ini?
Mengapa terjadi permasalahan di antara mereka? Bagaimana semua ini berawal?
Apa akhir dari permasalahan ini dan dapatkah semua ini diselesaikan?

Mari memulainya dengan membahas 5 karakter yang ada yaitu Nina, Nano Pelaut
Robert, John juga Koplak dan kondisi apa yang mereka alami.
PEMBEDAHAN KARAKTER

NINA

Nina adalah tokoh utama dalam cerita ini. Dia memiliki kekasih yang bernama Nino.
Mereka memiliki hubungan yang harmonis dan bahagia ketika berjumpa, namun,
lokasi mereka dibatasi oleh sungai yang berisi buaya dan hanya satu jembatan yang
menghubungkan lokasi mereka berdua.

Disini, digambarkan bahwa Nina adalah wanita yang sangat mencintai kekasihnya
dan adanya hubungan yang baik antara mereka menandakan bahwa mereka
sangatlah serasi. Pada suatu saat, ada kondisi dimana jembatan yang
menghubungkan lokasi mereka berdua terputus dan hal ini membuat Nino tak
berdaya karna tak mampu ke sebrang bertemu dengan Nina.

Karena kecintaan dan kerinduan Nina akan Nino, iya sampai menunggu kedatangan
Nino hingga bertahun-tahun. Hal ini menandakan karakter Nina memiliki sifat yang
setia dan sabar. Namun, manusia manapun memiliki batas kesabaran, apalagi ketika
kesempatan untuk mencapai tujuannya berada tepat di depan matanya.

Ketika ia menunggu kedatangan Nano di pinggir sungai, Pelaut Robert menawarkan


tumpangan untuk pergi ke sebrang dengan imbalan dapat tidur dengan Nina untuk
semalam. Mungkin pada saat itu ada gejolak yang menerjang Nina, namun, akhirnya
dia terdorong akan rasa rindunya kepada Nano.

Dengan keluguan dan kepolosannya Nina mengiyakan penawaran yang diberikan


pelaut Robert. Lalu ketika Nina sampai di seberang dan bertemu dengan Nano, Nano
sangat marah dan kesal sampai mengusir Nina begitu saja karena Nano sudah
mengetahui bahwa Nina telah memberikan ‘itu’ kepada Pelaut Robert.

Tentu disini Nina kecewa karena rasa rindunya dibalas oleh Nano dengan amarah
dan penolakan terhadap dirinya. Karena Nano telah mengusirnya, Nina menceritakan
itu semua kepada temannya John. Ketika seorang manusia mengalami kekecewaan,
sudah sewajarnya ia ingin membagikan apa yang ia rasakan pada orang lain, namun
disini John seakan tidak acuh pada cerita Nina.

Lalu, Nina pun melaporkan apa yang telah Nino perbuat padanya. Disini kita dapat
melihat bagaimana manipulatifnya seorang Nina yang merasa dirinya adalah korban.
Padahal, semua ini terjadi karena pilihan dari Nina sendiri dan Nina pun salah karna
pilihannya. Tetapi ia tahu, kalau ia melapor pada Koplak, Koplak akan membela Nina
dan akhirnya pun Koplak memukul Nino hingga pingsan. Pada akhirnya, apakah Nina
puas dengan hasil yang seperti itu? Kita tidak tahu, karena sifat manusia memang
tidak bisa ditebak.

NINO

Nino merupakan kekasih Nina. Nino mencintai Nina dan mengasihinya. Meski di
dalam narasi tidak ditunjukkan secara rinci, tetapi kita dapat melihat bahwa ketika
mereka bersama, mereka menikmati waktu yang mereka miliki.

Setelah peristiwa runtuhnya jembatan itu, Nino tidak ada kabar sama sekali dan
inilah kesalahannya. Meskipun tidak ada cara untuk berkomunikasi dengannya,
setidaknya ia dapat berusaha, namun dalam narasi ini, bahkan ia tidak mencoba
sama sekali.

Pada narasi ini, Nino seakan-akan tidak peduli pada Nina. Lalu, ketika Nina telah
datang menjumpainya serta menceritakan perjuangan Nina untuk sampai
keseberang, Nino langsung tertelan oleh amarah dan kekecewaan. Tidak ada ruang
diskusi dan klarifikasi. Dia langsung mengusir Nina pergi.

Disini kita dapat melihat bahwa tidak adanya komunikasi yang baik terjalin diantara
mereka. Mungkin hal itu terjadi karena mereka telah berpisah bertahun-tahun
lamanya.

Inilah alasan mengapa komunikasi harus terjaga dengan baik. Karena hubungan
tanpa komunikasi sulit untuk dipertahankan, dan Nino, tidak mengupayakan hal
tersebut. Dia dengan mudahnya menyampakkan orang yang ia kasihi karena satu
kesalahan, bahkan kesalahan itu terjadi karena rasa rindu dari Nina.

Namun, mungkin diakhir cerita Nino tersadar akan kesalahannya. Pada akhir cerita,
Ia dipukul oleh Koplak hingga pingsan. Jika Nino merasa dirinya benar, ia pasti akan
melawan Koplak dengan sekuat tenaga karena mereka sesama lelaki. Namun, di sini
Nino tidak memberikan perlawanan yang mana dapat disimpulkan bahwa Nino
merasa menyesal dan pasrah akan keadaan.

Manusia memang cenderung bersikeras jikalau ia mempertahankan keyakinan yang


ia miliki, dan seketika melemah jika keyakinan itu runtuh. Sifat manusia berubah
seiring berjalannya waktu dan melewati proses berpikir yang rumit.

Pelaut Robert

Pelaut Robert merupakan tokoh yang berperan penting pada konflik yang terjadi. Dia
memiliki sesuatu yang dapat menggoyahkan hati Nina dan dia pun memanfaatkan
kesempatan itu sebaik mungkin. Pelaut Robert memberikan ruang penawaran
kepada Nina untuk mendapatkan kesempatan tidur dengannya.

Manusia memang sering kali menyalahgunakan kekuasaan dan kepemilikannya


untuk memanipulasi manusia lain. Jikalau Pelaut Robert memiliki hati yang
dermawan, tentu saja dia mampu memberikan tumpangan itu dengan gratis. Namun,
inilah sifat manusia yang tidak ingin merugi. Dia memanfaatkan kerinduan Nina
untuk bertemu Nino.

Memang, dalam narasi tersebut, Pelaut Robert hanya memberikan penawaran. Bisa
jadi penawaran itu ada hanya untuk menguji seberapa cinta Nina kepada Nino.
Namun, walau Nina tidak menerima penawaran itu, Pelaut Robert tidak merugi,
karena memang ada tidak ada Nina pun, dia akan tetap berlayar.

Kesalahan Pelaut Robert disini adalah, dia tidak menerapkan kebaikan pada sesama
dan mengundang perselisihan antara kedua kekasih tersebut. Dia bahkan tidak
mengklarifikasi hal tersebut pada kekasih Nina.

Jikalau dia menjelaskan situasi yang ada kepada Nino dan meminta maaf, bisa jadi
hubungan itu tidak akan berakhir dengan buruk. Atau mungkin saja, memang inilah
tujuan Pelaut Robert sejak awal, yaitu merusak hubungan mereka berdua.

Memang, sering kita bertemu dengan manusia yang menganggap hubungan


manusia itu layaknya permainan saja dan tidak mengindahkan harmonisnya
hubungan orang lain. Dia memanfaatkan segala yang ada untuk merusak
kebahagiaan orang lain dan memenuhi hasrat dan keinginannya sendiri.

John

John merupakan teman dari Nina. Pada narasi, ia merupakan seorang yang tak acuh
dengan kehidupan orang lain. Sifatnya ini banyak ditemui dalam diri manusia. Ketika
seseorang meminta bantuan pada nya dan mengharapkan dai dapat menenangkan
orang tersebut, ia malah merasa tidak peduli dan enggan untuk ikut campur.
Sifat apatis ini memiliki 2 sisi, yaitu baik dan buruk. Terkadang sifat apatis memberi
kita ruang untuk menjauhkan diri dari hawa negatif manusia lain dan mengurangi
risiko untuk terlibat dengan masalah.

Tetapi, sifat apatis juga membuat kita tidak memiliki hati nurani dan hilangnya
dorongan untuk membantu sesama. Dan lagi, sifat apatis membuat kita tidak peka
akan permasalahan dan rintangan yang ada disekeliling kita. Kita tidak mampu
merasakan ancaman yang sewaktu-waktu dapat mengganggu kita, yang mana pada
akhirnya kita tidak akan mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi
permasalahan yang ada.

Dalam narasi ini, John yang terlalu apatis terhadap permasalahan Nina dan Nino
mendapatkan 2 kondisi. Pertama, dia terhindar dengan permasalahan Nino dan Nina
sehingga bisa dikatakan ia tidak ada huubungannya dengan permasalah mereka,
namun kondisi kedua adalah, John adalah tokoh yang menyebabkan akhir yang
buruk ini terjadi. Jikalau saja John dengan bijak memberi perhatian pada
permasalahn ini, dia dapat mencegah aksi pemukulan yang dilakukan oleh Koplak.

Bahkan, bisa saja hubungan Nina dan Nino dapat kembali membaik jika John
memberikan bantuan pada Nina untuk bertemu dengan Nino dan membukakan
ruang diskusi bagi mereka. Jikalau hal itu terjadi, maka dapat dipastikan hubungan
mereka berdua dapat berakhir dengan baik.

Namun, sifat seseorang memang tidak dapat berubah dengan instan. John dengan
sikap apatisnya pun akhirnya terlibat secara tidak langsung dengan akhir tragis yang
terjadi antara Nina dan Nino.

Koplak
Koplak merupakan tokoh terakhir dan final yang menetapkan akhir tragis bagi cerita
Nina dan Nino ini. Dia merupakan karakter yang kuat dan berpikiran pendek, seperti
yang ada di cerita.

Tipe manusia seperti ini adalah tipe yang menganggap semuanya dapat diselesaikan
dengan kekuatan. Manusia yang menganggap yang kuat harus menolong yang
lemah. Padahal, bisa saja permasalahan itu dapat diselesaikan dengan pukulan.

Nina mungkin sangat mengenal karakter Koplak ini, dan Nina memanfaatkan hal
tersebut. Nina merasa, manusia seperti Koplak mudah untuk di manipulasi, dan dia
benar.

Kita dapat melihat, manusia yang mudah dimanipulasi adalah manusia yang tidak
memiliki dasar yang cukup kuat dalam kehidupan. Keyakinan yang tak berdasar dan
kaku serta hanya mengikuti kebenaran yang semu membuat pikirannya lemah dan
pada akhirnya mudah di manipulasi oleh orang lain.

Koplak ada contoh nyata akan pernyataan ini. Dia hanya mendengar cerita Nina
tanpa melihat sudut pandang Nino serta pandangan yang lebih luas. Dia malah tidak
bertanya mengapa Nina mendapatkan perlakuan tersebut dari Nino. Dia hanya
mengikuti perkataan wanita yang dia anggap lemah dan tak berdaya, dan
menggunakan kata “keadilan” untuk menghukum Nino.

Koplak juga salah karena tidak menahan hasratnya untuk memukul Nino. Dia mudah
marah dan terpancing emosinya hanya karena cerita dari orang yang lebih lemah.
Dengan sikapnya yang seperti itu, keadilan hanya akan menjadi sekadar kata tanpa
makna.

Bahkan, pukulan dan emosi yang dia lepaskan kepada Nino hanya akan membuat
tragedi yang lebih besar. Jikalau dia mampu menahan emosinya dan mencari tahu
terlebih dahulu apa yang sebenarnya terjadi, maka akhir itu mungkin dapat
terhindarkan. Dia bahkan tidak melihat kondisi Nino yang tak melawan ketika dia
memukuli korbannya. Tidak ada simpati, melainkan pembantaian.
Manusia memang acap kali hanya main hakim sendiri tanpa peduli apa yang
sebenarnya terjadi. Sudah banyak sekali kasus dimana orang tak bersalah mati
karena main hakim sendiri dan kebodohan dari manusia itu sendiri.

Kesimpulan

Kita telah membahas dengan panjang dan lebar bagaimana tiap karakter memiliki
kondisi dan keadaannya masing – masing. Manusia, dengan sifat yang beraneka
ragam, tidak akan terlepas dengan konflik yang mungkin akan muncul dimasa
depan.
Kesalahan dalam pilihan, kesalahan dalam bertindak serta kesalahan untuk tidak
menilai situasi dapat mengakibatkan konflik yang berkelanjutan dalam hubungan,
baik itu dengan orang terdekat maupun yang terjauh sekalipun. Dan, tidak ada
manusia yang luput dari kesalahan.

Sekecil apapun, kesalahan pasti akan menimbulkan permasalahan yang lebih besar
dan meluas jikalau tidak dibereskan dengan segera. Sebagai manusia yang tak luput
akan kesalahan, sudah sepatutnya kita sadar dan mau mendengarkan kondisi
manusia lain terlebih dahulu. Sebagai manusia, anugerah yang Tuhan berikan untuk
kita menyelesaikan suatu permasalahan adalah komunikasi. Dengan komunikasi
yang baik dan moment yang tepat, kita mampu menyelesaikan permasalahan yang
terjadi antara manusia.

Kita dapat melakukan negoisasi, penawaran, diskusi untuk menyelesaikan


permasalahan tersebut. Tidak harus dengan kekerasan. Apalagi, permasalahan yang
terjadi dalam narasi tersebut merupakan kesalahan yang muncul oleh kerinduan
seorang wanita terhadap kekasihnya. Seharusnya, sesuatu yang diawali dengan
kebaikan dapat diakhiri dengan kebaikan juga, jikalau ada keinginan untuk
berkompromi.

Dalam Narasi Sungai Buaya ini kita belajar untuk lebih sadar, sabar, cerdas,
perhitungan dan juga memahami kondisi orang lain. Kita tidak dapat memaksakan
kehendak dan keinginan pribadi dalam hubungan antara manusia.

Kita juga tidak boleh apatis dan meninggalkan seseorang yang membutuhkan
pertolongan kita. Ulurkan tangan kita untuk membantu orang lain dalam
menyelesaikan permasalahannya, karena suatu pertolongan yang baik pasti akan
dibalas dengan pertolongan yang baik juga.

Jangan merasa diri kita tidak berhubungan dengan orang lain hanya karena itu
adalah sesuatu yang merepotkan, tetapi sebisa mungkin berikan hati dan pikiran kita
untuk mendengarkan keluh kesan dan permasalahan mereka.
Juga, kita belajar bahwa suatu cerita pun harus kita dengarkan dari berbagai sisi,
tidak hanya pada satu sisi saja. Hal ini dapat membantu kita untuk menyelesaikan
suatu permasalahan tanpa adanya kerugian antara pihak yang satu dengan pihak
yang lain. Membantu orang lain pun harus menggunakan logika dan teori pemikiran
yang sedemikian rupa, agar pertolongan kita benar-benar membantu setiap pihak.
Dan yang terakhir, bukalah ruang diskusi selebar-lebarnya sebelum menyelesaikan
permasalahan dengan kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai