Anda di halaman 1dari 33

Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I

Politeknik Negeri Ujung Pandang

3.7 JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Dapat mengenal komponen theodolit dan fungsinya
2. Dapat mengenal alat theodolit
3. Dapat melaksanakan penyetelan / pembidikan yang lebih teliti
dlam pengukuran
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui bagian dari pesawat theodolit
2. Dapat membaca sudut vertical dan sudut horizontal
3. Dapat mengetahui jarak optis pengukuran dengan metode
tangensial dan metode stadia

B. DASAR TEORI
Theodolit merupakan alat utama yang digunakan untuk mengukur
sudut horizontal atau sudut vertical terhadap bidang dari jarak antarasatu
titik dengan titik lainnya. Pada era zaman globalisasi seperti sekarang ini,
teknologi sudah semakin maju dan berkembang dengan pesat. Untuk itu,
telah diciptakan alat untuk mempercepat suatu pengukuran yakni alat
theodolit digital. Fungsi alat ini sama dengan alat theodolit lainnya seperti
theodolit merometer, vernier, substance bar maupun plane table,yaitu untuk
pembacaan sudut horizontal dan sudut vertical,mencari beda tinggi,
maupun mencari jarak. Tetapi alat digital ini diciptakan sedemikian rupa
untuk lebih mempercepat dalam pembidikan.

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN


1. Pesawat theodolit digital TOPCON DT-209

2. Kaki tiga / statif / tripod sebagai penyangga berdirinya alat

3. Bak ukur / rambu ukur, untuk melihat pembacaan benang atas, benang
tengah dan benang bawah

4. Rol meter, sebagai alat ukur dalam pengukuran dalam hal mengatur jarak
antar titik

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

4. Alat tulis

5. Payung, untuk melindungi alat dari sinar matahari

6. Helm

7. Pen

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

D. LANGKAH KERJA
Mengenal bagian – bagian pesawat Theodolit Digital Topcon Dt-209

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

TAMPAK PROYEKSI SAMPING KANAN


Keterangan :

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

1. Pasang pesawat theodolit diatas tripod

2. Tempatkan nivo sejajr dengan dua skrup penyetel A dan B dan


gelembung nivo ditempatkan ditengah – tengah

3. Putar nivo 180° dengan sumbu I sebagai sumbu putar. Bila gelembung
tetap ditengah pekerjaan boleh dilanjutkan

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

4. Putar nivo 90° dengan sumbu satu senagai sumbu putar dan ketengahkan
gelembung nivo dengan memutar sekrub penyetel C, maka sumbu satu
tegak lurus pada dua garis jurusan yang mendatar dan akan tegak vertical.

5. Pekerjaan diulang hingga nivo, apabila diputar ke semua jurusan


gelembung tetap ditengah – tengah.
6. Memeriksa sumbu II tegak lurus sumbu I dan garis bidik tegak
lurus sumbu III
a. Tempatkan dan stel pesawat kurang lebih 5 meter di
muka suatu dinding. Sumbu satu dianggap sudah baik.

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

b. Dengan garis bidik mendatar dan kira – kira tegak lurus pada
dinding dibuat suatu titik T pada dinding yang berimpit dengan titik
potong dua benang diafragma

c. Dengan menggunakan unting – unting pada dinding dibuat titikP


vertical diatas T yang tingginya dua kali titik T ( T = tinggi sumbu
II ) dan titik Q vertical dibawah T terletak didasar dinding

d. Pada titik P dan Q dipasang kertas mm skala mendatar sedemikian


rupa hingga titik O skala berimpit dengan titik P dan Q
e. Bidik teropong ke titik T1 putar teropong ke atas ke titik P dank
e bawah ke titik Q dengan sumbu II sebagai sumbu putar, maka
akan didapat 4 kemungkinan.
1. Sewaktu teropongdibidik ke titik P, garis bidik (

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

perpotongan benang silang ) akan berimpit, maka dalam hal ini


pesawat sudah baik ( sumbu II tegak lurus sumbu I dan garis
bidik tegak lurus sumbu II )

2. Sewaktu teropong dibidik ke tirik P, garis bidik akan


menunjuk ke A ( kanan atau kiri P ). Dan sewaktu dibidik
ke titik Q garis bidik adalah ATB. Maka dalam hal ini terdapat
kesalahan sumbu II tidak tegak lurus sumbu I tapi garis bidik
tegak lurus sumbu II

Untuk memperbaiki kesalahan ini, maka dapat dilakukan


seperti langkah – langkah berikut ini :
➢ Bidik teropong ke titik A
➢ Dengan sekrup koreksi sumbu II, garis bidik di geser
hingga berimpit dengan titik P
➢ Ulang pekerjaan sampai apabila teropong diputar ke atas
dank e bawah akan melukiskan garis bidik PTQ
3. Sewaktu teropong dibidik ke titik P,garis bidik akan

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

menunjuk ke titik C sebelah kiri atau kanan titik P,dan


teropong dibidik ke titik Q, garis bidik akan menunjuk ke
titik D yang berada pada belahan yang sama pada titik C.
PC = QD = y

4. Sewaktu teropong dibidik ke titik P, garis bidik akan menunjuk


ke titik G sebelah kanan atau kiri titik P dan sewaktu teropong
di bidik ketitik Q garis bidik akan menunjuk titik H, sebelah
kanan atau kiri titik Q tetapi PQ = a = QH = b. Hal ini
menunjukkan kesalahan kombinasi
,yaitu sumbu II tidak tidak tegak lurus sumbu I dan garis bidik
tidak tegak lurus sumbu II

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Untuk memperbaiki kesalahan ini,maka dapat dilakukanlangkah–


langkah seperti di bawah ini:

• Hitung x dan y
a=x+y x=½(a–b)
b=x–y y=½(a+b)
• Bidik teropong ke skala atas ( titik G )
• Putar sekrub koreksi sumbu II sedemikian rupa hingga
pembacaan skala = y ( y = pengaruh tidak tegak
lurusnya garis bidik K terhadap sumbu II )
• Bidik kembali teropong ke skala atas
• Putar koreksi diafragma sedemikian rupa sehingga garis
bidik menunjuk skala yang berimpit dengan titik P
• Ulangi pekerjaan hingga bila teropong diarahkan dari
atas ke bawah atau sebaliknya garis bidik tetap berimpit
PTQ
• Pesawat telah baik.

7. Pembacaan sudut horizontal dan vertical


a. Pembacaan sudut horizontal
1) Nyalakan Theodolit dengan menekan tombol power

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

2) Arahkan pesawat ke utara dengan bantuan kompas, kemudian


kunci penggerak horizontal, setelah itu tekan tombol

3) Untuk membaca titik selanjutnya, putar alat searah


jarum jam kemudian kunci penggerak horizontal
U

4) Setelah penggerak terkunci maka pembacaan dapat dilakukan


jadi contoh pembacaan diatas menunjukkan sudut horizontal
b. Pembacaan sudut vertical
1) Untuk melakukan pembacaan vertical takan tombol V/%

2) Setelah pembacaan vertical muncul dilayar LCD, bidik bak


ukur kemudian kunci penggerak vertical

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

89⁰00’40”

3) Setelah penggerak vertical tekunci, pembacaan dapat


dilakukan. Jadi contoh pembacaan menunjukkan sudut
vertical.
c. Pembacaan bak ukur

Untuk melakukan pembacaan bak ukur, putar alat ke titik


yang telah dipasangi bak.setelah bak ukur terlihat,P kunci penggerak
vertical dan pembacaan dapat dilakukan.

BA

BT

BB

JOB 7 PENGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

E. TABEL DATA HASIL PEGUKURAN


Posisi Alat Bacaan Benang (mm) Pembacaan Sudut
dan Tinggi Target Jarak (M) Vertikal HR HL
BA BT BB
Alat (mm) D M S Dec D M S Dec D M S Dec
Naufal Zahran Rahmat U 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00
31121021 BM1 13.30 1,718 1,640 1,584 90 0 0 90.00 211 7 55 211.13 148 52 5 148.87
40 Menit 25 detik Pn 22.45 1,750 1,639 1,529 90 0 0 90.00 189 18 55 189.32 170 41 5 170.68
P1
1500 P2 11.20 1,609 1,552 1,498 90 0 0 90.00 159 27 25 159.46 200 32 30 200.54
Mhammad Rezky U 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00
31121018 BM1 13.30 1,670 1,610 1,550 90 2 5 90.03 211 7 40 211.13 148 52 20 148.87
24 Menit 12 Detik Pn 22.45 1,720 1,610 1,470 90 2 5 90.03 187 30 40 187.51 170 29 20 170.49
P1
1350 P2 11.20 1,570 1,510 1,450 90 2 5 90.03 119 20 40 119.34 200 39 20 200.66
Muhammad Fadhlurrahman U 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00
31121016 BM1 13.30 1,530 1,465 1,400 90 0 5 90.00 214 1 40 214.03 145 58 20 145.97
13 Menit 38 Detik Pn 22.45 1,590 1,480 1,370 90 0 5 90.00 192 6 55 192.12 167 53 5 167.88
P1
1470 P2 11.20 1,430 1,375 1,320 90 0 5 90.00 162 27 5 162.45 197 32 55 197.55
Muhammad Radhi As'ad U 0.00 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00
31121017 BM1 13.30 1,625 1,560 1,495 90 0 0 90.00 215 58 5 215.97 144 1 55 144.03
16 menit 19 detik Pn 22.45 1,705 1,600 1,485 90 0 0 90.00 194 14 50 194.25 165 44 10 165.74
P1
1550 P2 11.20 1,570 1,515 1,460 90 0 0 90.00 164 11 55 164.20 195 48 5 195.80
Muhammad Syahrul Hidayat U 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00
31121019 BM1 13.30 1,735 1,670 1,605 90 0 0 90.00 214 27 45 214.46 145 32 15 145.54
26 Menit 38 Detik Pn 22.45 1,800 1,690 1,580 90 0 0 90.00 191 48 30 191.81 168 11 30 168.19
P1
1460 P2 11.20 1,645 1,585 1,530 90 0 0 90.00 162 25 5 162.42 197 34 55 197.58
Nugrah Putri U 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00
31121023 BM1 13.30 1,655 1,590 1,525 90 0 0 90.00 216 59 15 216.99 143 0 45 143.01
19 Menit 36 Detik Pn 22.45 1,700 1,590 1,470 90 0 0 90.00 195 3 45 195.06 164 56 15 164.94
P1
1540 P2 11.20 1,555 1,500 1,445 90 0 0 90.00 164 54 50 164.91 195 5 10 195.09

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

F. ANALISA DATA
✓ Untuk P1 (Naufal Zahran Rahmat)

• P1 – BM1
ΔV-BM1 = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 00”
= 0° 00’ 00”
Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1714 – 1584) X 100 X Cos2 h

= 130 X 100 X Cos2 (0.00)


= 13.000 × 1
= 13,00 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)
= 211,13
∆X = d x sin α
= 13,00 x sin (211,13)
= -6,721
∆Y = d x cos α
= 13,00 x cos (211,13)
= -11,128

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

• P1 – Pn
ΔV-BM1 = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 00”
= 0° 00’ 00”
Jarak optis (d) = (BA – BB) x 100 x Cos2h

= (1750 – 1529) x 100 x Cos2 h

= 221 x 100 x Cos2 (0.00)


= 22.100 X 1
= 22.10 m

Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)


= 189,32
∆X = d x sin α
= 22,10 x sin (189,32)
= -3,577
∆Y = d x cos α
= 22,10 x cos (189,32)
= -21,809

• P1 – P2
ΔV - Pn = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 00”
= 0° 00’ 00”

Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1609 – 1498) X 100 X Cos2 h

= 111 X 100 X Cos2 (0.00)


= 11.100 X 1
= 11.10 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

= 159,46
∆X = d x sin α
= 13,00 x sin (159,46)
= 3,895
∆Y = d x cos α
= 13,00 x cos (159,46)
= -10,394

✓ Untuk P1 (Muhammad Resky)

• P1 – BM1
ΔV-BM1 = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 05”
= 00° 00’ 05”
Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1670 – 1550) X 100 X Cos2 h

= 120 X 100 X Cos2 (0.001)


= 12.000 × 1
= 12 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

= 211,13
∆X = d x sin α
= 12 x sin (211,13)
= -6,203
∆Y = d x cos α
= 12 x cos (211,13)
= -10,272

• P1 – Pn
ΔV - Pn = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 05”
= 0° 0’ 05”
Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1720 – 1470) X 100 X Cos2 h

= 250 X 100 X Cos2 (0.001)


= 25.000 x 1
= 25.00 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)
= 187,51
∆X = d x sin α
= 25 x sin (187,51)
= -3,268
∆Y = d x cos α
= 25 x cos (187,51)
= -24,785

P1 – P2
ΔV – P2 = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 05”
= 0° 00’ 05”

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1570 – 1450) X 100 X Cos2 (0° 00’ 00”)

= 120 X 100 X Cos2 (0,001)


= 12.000 x 1
= 12 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)
= 119,34
∆X = d x sin α
= 12 x sin (119,34)
= 10,460
∆Y = d x cos α
= 12 x cos (119,34)
= -5,881

✓ Untuk P1 (Muhammad Fadlorrahman)

• P1 – BM1

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

ΔV-BM1 = 90° 02’ 05” = zenith


helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 02’ 05”
= 0° 02’ 05”

Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1670 – 1550) X 100 X Cos2 (0°02’ 05”)

= 130 X 100 X Cos2 (-0.034)


= 13.000 ×1
= 13,00 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)
= 214,03
∆X = d x sin α
= 13,00 x sin (214,03)
= -7,275
∆Y = d x cos α
= 13,00 x cos (214,03)
= -10,774

• P1 – Pn
ΔV – Pn = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 02’ 05”
= 00°02’ 05”
Jarak optis = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1590 – 1370) X 100 X Cos2 (00° 02’ 05”)

= 220 X 100 X Cos2 (-0,034)


= 22.000 x 1
= 22 m

Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

= 192,12
∆X = d x sin α
= 22 x sin (192,12)
= -4,617
∆Y = d x cos α
= 22 x cos (192,12)
= -21,500

• P1 – P2
ΔV – P2 = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 02’ 05”
= 0° 02’ 05”
Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1430 – 1320) X 100 X Cos2 (0°02’ 05”)

= 110 X 100 X Cos2 (-0,034)


= 11.000 x 1
= 11 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)
= 162,45
∆X = d x sin α
= 11,00 x sin (162,45)
= 3,317
∆Y = d x cos α
= 11,00 x cos (162,45)
= -10,488

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

✓ Untuk P1 (Muhammad Radhi As’ad)

• P1 – BM1
ΔV-BM1 = 90° 00’00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’00”
= 0° 0’00”
Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1625 –1495) X 100 X Cos2 (0° 0’ 0”)

= 13 X 100 X Cos2 (0,00)


= 13.000 × 1
= 13 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)
= 215,97
∆X = d x sin α
= 13 x sin (215,97)
= -7,635
∆Y = d x cos α
= 13 x cos (215,97)
= -10,521

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

• P1 – Pn
ΔV – Pn = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 00”
= 0° 0’ 0”
Jarak optis = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1705 – 1485) X 100 X Cos2 (0° 0’ 0”)

= 220 X 100 X Cos2 (0,00)


= 22.000 x 1
= 22 m

Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)


= 194,25
∆X = d x sin α
= 22 x sin (194,25)
= -5,414
∆Y = d x cos α
= 22 x cos (194,25)
= -21,534

• P1 – P2
ΔV – P2 = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 00”
= 0° 0’ 0”
Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1570 – 1460) X 100 X Cos2 (0° 0’ 0”)

= 110 X 100 X Cos2 (0,00)


= 11.000 x 1
= 11 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

= 164,20

∆X = d x sin α
= 11 x sin (164,20)
= 2,995
∆Y = d x cos α
= 11 x cos (164,20)
= -10,584

✓ Untuk P1 (Muhammad Syahrul Hidayat)

• P1 – BM1
ΔV-BM1 = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 00”
= 0° 0’ 0”
Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1735 – 1605) X 100 X Cos2 ( 0°0’ 0”)

= 130 X 100 X Cos2 (0)


= 13.000 × 1
= 13 m

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)


= 214,46

∆X = d x sin α
= 13,00 x sin (214,46)
= -7,356
∆Y = d x cos α
= 13,00 x cos (214,46)
= -10,718

• P1 – Pn
ΔV - Pn = 90° 00’00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’00”
= 0° 0’ 0”
Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1800 – 1580 X 100 X Cos2 ( 0° 0’ 0”)

= 220 X 100 X Cos2 (0)


= 22.000 x 1
= 22 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)
= 191,81
∆X = d x sin α
= 22,00 x sin (191,81)
= -4,502
∆Y = d x cos α
= 22,00 x cos (191,81)
= -21,534

• P1 – P2

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

ΔV – P2 = 90° 00’0” = zenith


helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 00”
= 0° 0’ 0”
Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1645 – 1530) X 100 X Cos2 ( 0° 0’ 0”)

= 115 X 100 X Cos2 (0)


= 11.500 x 1
= 11.5 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)
= 162,42
∆X = d x sin α
= 11,50 x sin (162,42)
= 3,474
∆Y = d x cos α
= 11,50 x cos (162,42)
= -10,963

✓ Untuk P1 (Nugrah Putri)

• P1 – BM1

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

ΔV-BM1 = 90° 00’ 00” = zenith


helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 00”
= 0° 0’ 00”
Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1655 – 1525) X 100 X Cos2 (0° 0’ 00”)

= 130 X 100 X Cos2 (0)


= 13.000 × 1
= 13 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)
= 216,99
∆X = d x sin α
= 13,00 x sin (216,99)
= -7,821
∆Y = d x cos α
= 13,00 x cos (216,99)
= -10,384

• P1 – Pn
ΔV - Pn = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 00”
= 0° 0’ 00”
Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1700 – 1470) X 100 X Cos2 (0° 0’00”)

= 230 X 100 X Cos2 (0)


= 23.000 x 1
= 23
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)
= 195,06
∆X = d x sin α

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

= 23,00 x sin (195,06)


= -5,977
∆Y = d x cos α
= 23,00 x cos (195,06)
= -22,210

• P1 – P2
ΔV – P2 = 90° 00’ 00” = zenith
helling (h) = 90° 00’ 00” – 90° 00’ 00”
= 0° 0’ 0”
Jarak optis (d) = (BA – BB) X 100 X Cos2h

= (1555 – 1445) X 100 X Cos2 (0° 0’ 00”)

= 110 X 100 X Cos2 (0)


= 11.000 x 1
= 11 m
Azimut (α) = Sudut Horizontal (HR)
= 164,91
∆X = d x sin α
= 11,00 x sin (164,91)
= 2,863
∆Y = d x cos α
= 11,00 x cos (164,91)
= -10,62

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

G. TABEL DATA HASIL PERHITUNGAN


Posisi Alat Jarak Azimuth ∆X ∆Y
Jarak
dan Tinggi Target Optis Cek Koreksi D. D.
(M)
Alat (mm) m m m dec Sin α Cos α

U
Naufal Zahran Rahmat
BM1 13.30 13.00 0.300 13.000 211.13 -6.721 -11.128
31121021
40 Menit 25 detik Pn 22.45 22.10 0.350 189.32 -3.577 -21.809
22.10
P1

1500 P2 11.20 11.10 0.100 11.10 159.46 3.895 -10.394

U
Mhammad Rezky
31121018 BM1 13.30 12.00 1.300 12.00 211.13 -6.203 -10.272

Pn 22.45 25.00 -2.550 25.00 187.51 -3.268 -24.785


24 Menit 12 Detik
P1

1350 P2 11.20 12.00 -0.800 12.00 119.34 10.460 -5.881


Muhammad
U
Fadhlurrahman
31121016 BM1 13.30 13.00 0.300 13.00 214.03 -7.275 -10.774

Pn 22.45 22.00 0.450 22.00 192.12 -4.617 -21.510


13 Menit 38 Detik
P1

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

1470 P2 11.20 11.00 0.200 11.00 162.45 3.317 -10.488


Muhammad Radhi
U
As'ad
BM1 13.30 13.00 0.300 13.00 215.97 -7.635 -10.521
31121017
Pn 22.45 22.00 0.450 22.00 194.25 -5.414 -21.323
16 menit 19 detik
P1

1550 P2 11.20 11.00 0.200 11.00 164.20 2.995 -10.584


Muhammad Syahrul
U
Hidayat
31121019 BM1 13.30 13.00 0.300 13.00 214.46 -7.356 -10.718

Pn 22.45 22.00 0.450 22.00 191.81 -4.502 -21.534


26 Menit 38 Detik
P1

1460 P2 11.20 11.50 -0.300 11.50 162.42 3.474 -10.963

Nugrah Putri U

BM1 13.30 13.00 0.300 13.00 216.99 -7.821 -10.384


31121023
Pn 22.45 23.00 -0.550 23.00 195.06 -5.977 -22.210
19 Menit 36 Detik
P1

1540 P2 11.20 11.00 0.200 11.00 164.91 2.863 -10.621

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

H. KESIMPULAN DAN SARAN

a) Kesimpulan
Theodolit merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
menentukan jarak sama seperti pesawat waterpass, dengan berprinsip
menentukan sudut baik sudut vertikal maupun horizontal, menetukan sudut
jurusan dari gabungan beberapa garis yang bersama-sama membentuk
kerangka dasar untuk keperluan pemetaan.
b) Saran
1. Dalam melakukan pekerjaan hendaknya mengutamakan keselamatan
kerja dan kerja sama antara satu dengan yang lainnya.
2. Teknisi hendaknya berada di tempat praktek agar praktikum dapat
berjalan lancar

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT


Laporan Praktikum Laboratorium Ilmu Ukur Tanah I
Politeknik Negeri Ujung Pandang

K. DOKUMENTASI

Gambar
Gambar 7.1
3.7.1 Menyetel Gambar 3.7.2 Memasang rambu ukur
kenivoan theodolit Memasang
secara rambu ukur secara
tegak lurus
tegak lurus

Mengukur
Gambar jarak ukurjarak
3.7.3 Mengukur menggunakan Membidik
Gambar 3.7.4 ke bak
Membidik bak Ukur
ukur
rolmenggunakan
Ukur meter roll meter

JOB 7 PEGENALAN THEODOLIT

Anda mungkin juga menyukai