Anda di halaman 1dari 1

KELOMPOK B1:

Dito Akbar
Elmara Nugra Ristia
(21/475385/KT/09525)
(20/459095/KT/09260) Gangguan
Daereo Dzakwan
Frans Wisnu Barata
(20/459085/KT/09250)
(21/480634/KT/09640) abiotik-anthropocentric
di Provinsi Lampung
Giovanni Yersey Anandaputra (21/482796/KT/09723)
Bonggo Spyzaetus Bartelsi (20/461975/KT/09358)

penurunan kualitas tanah


disebabkan penggunaan pupuk kimia yang berlebih akibat sistem pertanian
konvensional tidak terkontrol
dapat mempercepat degradasi lahan dan meningkatkan intensitas serangan
penyakit
menyebabkan kurangnya unsur hara dan populasi mikrobiologi pada tanah
Pencegahan : Beralih menggunakan pupuk organik
Pengendalian : Menambahkan unsur hara yang diperlukan pada tanah.

Kerusakan pada daun


tidak terbentuknya klorofil yang disebabkan oleh kekurangan mineral,
pencemaran udara, kekeringan, kelebihan atau terbakar karena bahan
kimia
dapat memperpendek umur pohon dan menghambat pertumbuhan
pohon
pencegahan: dengan melakukan monitoring tegakan
pengendalian: penambahan unsur hara dengan kadar yang sesuai

gangguan pertumbuhan pohon


dipengaruhi suhu dan intensitas cahaya akibat tinggi tempat yang berbeda
kurangnya suhu dan intensitas cahaya dapat menghambat pertumbuhan
karena proses fotosintesis terganggu
menyebabkan berkurangnya penyerapan absorbsi hara Sehingga pohon
kekurangan unsur hara
pencegahan: dengan melakukan penanaman di tempat yang sesuai
pengendalian: penambahan unsur hara pada tanaman

Kebakaran Hutan dan Lahan


disebabkan faktor alam yaitu cuaca ekstrim El nino dan faktor manusia
karena kesengajaan. karakteristik lahan juga mendukung untuk terjadinya
karhutla
dampaknya ada 34 kasus kebakaran hutan dan 186 kebakaran lahan.
Pencegahan: dilakukan monitoring berkala untuk mencegah kebakaran
Pengendalian: pembuatan jalur kuning dan hijau untuk meminimalisir luas
areal kawasan hutan dan lahan yang terbakar.

Kerusakan akibat perubahan kawasan


bentuk kerusakan antara lain etiolasi, klorosis, sunburn, sun scald,
cekaman air, dan spring frost
disebabkan pembukaan hutan primer oleh masyarakat
mengakibatkan fungsi kawasan menjadi turun, kekeringan, temperatur
rendah dan tutupan tajuk berkurang
Pencegahan: monitoring dan penjagaan kawasan agar tidak dirambah
masyarakat
Pengendalian: dilakukan pemulihan kawasan dengan reboisasi

Daftar Pustaka
Mahendra, F., Wulandari, C., Yuwono, S. B., & Bakri, S. (2021). Dampak Tekanan Antropogenik Terhadap Produktivitas Kopi Dan C-Organik Di Lampung Barat Provinsi
Lampung. Jurnal Riset Pembangunan Berkelanjutan, 1(1), 19–26.
Safe’i, R., Christine, W. danHari, K. 2019. Penilaian kesehatan hutan padaberbagai tipe hutan diProvinsi Lampung. Jurnal Sylva Lestari. 7 (1): 95-109.
Tohir, R. K., & Pramatana, F. (2020). PEMETAAN ANCAMAN DAN KARAKTERISTIK KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) PROVINSI LAMPUNG. Wahana Forestra: Jurnal
Kehutanan, 15(2), 12-2
Pertiwi, D., Safe'i, R., & Kaskoyo, H. (2019). Identifikasi kondisi kerusakan pohon menggunakan metode forest health monitoring di tahura war provinsi lampung. Jurnal
perennial, 15(1), 1-7.
Amalina, P., Prasetyo, L. B., & Rushayati, S. B. (2016). Forest Fire Vulnerability Mapping in Way Kambas National Park. Procedia Environmental Sciences, 33, 239–252
Safe’i, R., Wulandari, C., & Kaskoyo, H. (2019, July). Analisis kesehatan hutan dalam pengelolaan hutan rakyat pola tanam agroforestri di wilayah Kabupaten Lampung
Timur. In Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR) (Vol. 2, No. 1, pp. 97-103).

Anda mungkin juga menyukai