Anda di halaman 1dari 6

Kinetika Adsorpsi Ion Logam Cu2+ Menggunakan Tricalciumphosphate sebagai

Adsorben dengan Variasi Kecepatan Pengadukan dan Temperatur

Mustika Canra1), Ahmad Fadli2), Komalasari2)


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, 2)Dosen Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
Mustikacanra@gmail.com

ABSTRACT

One of the heavy metals can pollute the waters is metal ions Cu2+. The purposes of
this research are to observe the effect of stirring rate and temperature on the adsorption of
metal ions Cu2+ using adsorbents tricalciumphsphate (TCP) and determine a suitable
adsorption kinetics model. The procedure was begun by adding 1 gram of TCP into Cu2+
solution with a concentration of 3 ppm at stirring speed of 100 rpm, 200 rpm, and 300 rpm
and a temperature of 30oC, 40oC, and 50oC. Samples were taken every 2 minutes, filtered and
analyzed by atomic absorption spectrophotometer (AAS). The result demonstrated that the
suitable kinetic model for adsorption of metal ions Cu2+ using TCP adsorbent is pseudo-
second order kinetic model with adsorption kinetics constant value of 3,125 g/mg.min. The
increased the stirring rate and temperature increase adsorption rat . Type of this adsorption
is physics adsorption with activation energy value of 25,016 kJ / mol.

Keywords: Adsorption kinetics model, the metal ion Cu2+, tricalciumphosphate, stirring rate
and temperature.

1. Pendahuluan dapat terakumulasi dalam tubuh manusia.


Pada umumnya proses yang dilakukan
Keberadaan logam berat di untuk menangani limbah ion logam Cu2+
lingkungan seperti tembaga (Cu2+) adalah dengan proses adsorpsi, pertukaran
merupakan masalah lingkungan yang perlu ion (ion exchange), pemisahan dengan
mendapat perhatian serius. Kandungan ion membran dan pengendapan. Proses
logam Cu2+ di dalam air berasal dari adsorpsi lebih banyak digunakan karena
berbagai sumber, seperti batuan dan tanah, memiliki banyak keuntungan diantaranya
serta dari aktivitas manusia termasuk bersifat ekonomis, tidak menimbulkan
pembuangan limbah cair kemudian secara efek samping yang beracun dan sangat
langsung dapat mencemari air permukaan. efektif untuk menyerap ion logam berat
(Andarani, 2009). Konsentrasi yang aman dibandingkan dengan proses lainnya.
bagi manusia tidak boleh lebih dari 1 ppm, Secara umum proses adsorpsi diartikan
jika melebihi batas aman tersebut sangat sebagai proses penyerapan suatu zat lain
beracun pada sistem syaraf dan baik secara fisika maupun secara kima dan
mempengaruhi kinerja ginjal hanya terjadi pada permukaan zat tersebut
(KEPMENKES No.907/MENKES/SK/ (Erdem, 2004).
VII/2002). Ion logam Cu2+ tidak dapat Penggunaan tricalciumphosphate
dihancurkan oleh mikroorganisme dan (TCP) sebagai adsorben sudah diteliti oleh

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


beberapa peneliti. Ekasari (2013) (3)
melakukan penelitian penjerapan ion
logam Cu2+ dengan menggunakan TCP
sebagai adsorben. Waktu kesetimbangan
tercapai pada waktu 2 jam dengan
kecepatan pengadukan 300 rpm. Hasil
penelitian membuktikan bahwa model Order Dua Semu ( Pseudo Second
kesetimbangan yang paling cocok adalah Order)
isoterm freundlich dengan panas adsorpsi Orde dua semu dikemukakan oleh
yang diperoleh sebesar 3,163 kkal/mol.K. Ho dan McKay (2000, diasumsikan bahwa
kapasitas mengadsorpsi proporsional
Penelitian ini bertujuan untuk terhadap jumlah situs aktif dari adsorben,
menentukan model kinetika adsorpsi ion dinyatakan dalam persamaan berikut:
logam Cu2+ menggunakan partikel TCP
sebagai adsorben dengan melihat pengaruh dqt = k (q - q )2 (4)
kecepatan pengadukan dan temperatur. dt
2 e t
(3)
Beberapa keunggulan tricalciumphosphate
adalah ukuran partikel lebih kecil, harga dqt (5)
= k dt
relatif murah, mempunyai kestabilan kimia (qe - qt)2
yang baik, dan densitas rendah. t
qt = (6)
Kinetika adsorpsi adalah suatu 2
(1/kqe ) + (t/qe)
kajian yang digunakan untuk mengetahui
tingkat kecepatan penyerapan yang terjadi t 1 1 (7)
= + t
pada adsorben terhadap adsorbat. Ada qt k2qe2 qe
beberapa model kinetika adsorpsi solid
liquid yang umum digunakan, yaitu model
kinetika orde satu semu (pseudo first Data t/qt dan t diplotkan pada grafik akan
order) dan orde dua semu (pseudo second diperoleh nilai k, qe cal dan R2.. salah satu
order) (Yahaya dkk, 2011). parameter yang digunakan yaitu nilai
%SSE (Sum of Error Squares) yang
Orde Satu Semu (Pseudo First Order) bertujuan untuk mengukur selisih antara qe
exp terhadap qe cal dengan menggunakan
Order satu semu mengasumsikan
persamaan:
bahwa konsentrasi adsorbat berlebih
dibandingkan dengan bagian aktif yang
tersedia pada permukaan adsorben, secara %SSE = √ (qe exp - qe cal)2 (8)
umum dinyatakan dengan persamaan N
sebagai berikut (Yahaya dkk, 2011): Secara umum faktor-faktor yang
mempengaruhi konstanta laju adsorpsi
adalah sebagai berikut:
dqt = k (q - q )
1 e t (1) 1. Pengadukan
dt Pengaruh pengadukan terhadap laju
adsorpsi dapat dilihat dari persamaan
Ln ( qe – qt) = ln qe – k1 t (2) Webber berikut (Dotto dkk, 2011):

0,5
qt df
Data Ln ( qe – qt) dan t diplotkan pada
grafik diperoleh nilai k, qe calc dan R2). qe
=6 ( πR ) 2 t
0,5 (9)

Untuk mendapatkan nilai qt digunakan


persamaan berikut (Yahaya dkk, 2011): 2. Jumlah adsorben
3. Konsentrasi

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2


4. Temperatur 3.1 Pengaruh Temperatur Terhadap
Kinetika Adsorpsi

Hubungan antara temperature dengan laju Temperatur yang digunakan yaitu 3030⁰C,
adsorpsi dapat dilihat melalui persamaan 40⁰C, dan 50⁰C. C. Pengaruh temperatur
berikut (Ho dan Augustin, 2006):
2006) terhadap kinetika adsorpsi dapat dilihat
pada gambar 3.1 dan 3.2:
Ea
RT (10)
k = Ae

2. Metode Penelitian
2.1 Alat
Alat
lat yang digunakan adalah labu ukur,
botol sampel, motor dan pengaduk, pipet
volume, kertas saring, corong, termometer
ermometer
air raksa, beaker glass,, pemanaspemanas,
stopwatch dan alat uji AAS.
Gambar 3.1 Penyerapan Ion Logam Cu2+
Mengikuti Model Kinetika
Order satu semu pada 300
rpm

Gambar 2.1 Rangkaian Alat Penelitian


2.2 Bahan
Tembaga Sulfat (CuSO4.5H2O) (Merck, Gambar 3.2 Penyerapan Ion Logam Cu2+
Germany), aquades, dan TCP (Ca Ca3(PO4)2) Mengikuti Model Kinetika
(Lianyungang Kede Chemical Industry Co. Order Dua semu pada 300
Ltd, China). rpm
2.3 Prosedur Penelitian
Diawali dengan menambahkan 1 gram Pada gambar 3.1 dan 3.2 diperoleh hasil
TCP ke dalam larutan Cu2+ konsentrasi 3 nilai qe exp, k, dan R2 untuk order satu semu
ppm pada kecepatan pengadukan 100 dan order dua semu semakin meningkat
rpm, 200 rpm, dan 300 rpm dan temperatur dengan peningkatan temperatur diperoleh
30oC, 40oC, dan 50oC. Sampel diambil tiap nilai k, R2, dan %SSE SSE dapat dilihat pada
2 menit it sampai waktu setimbang table 3.1 dan 3.2:
kemudian disaring dan dianalisa dengan
spektrofotometer serapan atom (AAS
AAS).
3. Hasil dan Pembahasan

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


Tabel 3.1 Parameter Model Order Satu molekul sehingga mampu bereaksi. Hanya
Semu terhadap Pengaruh Temperatur molekul-molekul
molekul yang memiliki energi
kinetik lebih besar dari energi aktivasi
Model Kinetika Order Satu Semu yang kemudian mampu membentuk
komplek dengan molekul yang lain. Energi
T 300 rpm
aktivasi diperoleh dengan menggunakan
(⁰C) k1 (1/min) R2 %SSE persamaan Arrhenius. Hasil plot data
30 -0.645 0.994 0.0602 antara ln k dengan 1/T (⁰K)
K) dapat di
dilihat
pada gambar 3.3
40 -0.829 0.968 0.1563

50 -0.821 0.978 0.0584


:

Tabel 3.2 Parameter Model Order dua


Semu terhadap Pengaruh Temperatur

Model Kinetika Order Dua Semu

T 300 rpm

(⁰C) k2 (g/mg.min) R %SSE

30 2.309 0.996 0.0254


40 2.57 0.997 0.0246
Gambar 3.3 Hubungan antara ln k
(1/menit) terhadap 1/T
50 3.125 0.997 0.0227
Dari kurva pada gambar 3.3 diperoleh nilai
slope (-Ea/R) pada nilai regresi linier
Dari tabel 3.1 dan 3.2 didapatkan model paling tinggi (0,998)
998) yaitu -3009. Nilai
kinetika adsorpsi yang sesuai untuk slope dikalikan dengan konstanta gas 8314
adsorpsi ion logam Cu2+ terhadap kJ/mol⁰KK sehingga diperoleh nilai energi
adsorben TCP adalah model kinetika aktivasi sebesar 25,016
,016 kJ/mol,
kJ/mol dimana
adsorpsi order dua semu, dengan range energi aktivasi untuk adsorpsi fisika
parameter nilai regresi linier (R2) paling yaitu 5-40
40 kJ/mol (Ismadji, 2006) yang
tinggi yaitu 0,997 dengan nilai %SSE berarti proses adsorpsi ion logam Cu2+
paling rendah 0,0227 dan nilai konstanta dengan adsorben TCP termasuk adsorpsi
kinetika adsorpsi 3,125 g/mg.min dapat fisika.
dilihat pada suhu 50⁰C dan kecepatan
pengadukan 300 rpm. Untuk selanjutnya 3.2 Pengaruh Kecepatan Pengadukan
digunakan persamaan model kinetika order Terhadap Kinetika Adsorpsi
dua semu. Proses adsorpsi dilakukan pada
Nilai konstanta kecepatan adsorpsi
adsor kecepatan pengadukan 300 rpm pada
yang terlihat pada tabel 3.2 semakin temperatur 30⁰C, 40⁰C, C, dan 50 50⁰C.
meningkat dengan kenaikan temperatur. Kinetika adsoprsi mengikuti model
Hal ini juga membuktikan bahwa semakin
sema kinetika order dua semu, untuk melihat
tinggi temperatur maka konstanta laju pengaruh kecepatan pengadukan terhadap
adsorpsi akan semakin besar, dimana pada konstanta laju adsorpsi penyerapan ion
temperature yang lebih tinggi terjadi logam Cu2+ maka data t/qt dan waktu (t)
aktifasi sisi aktif permukaan adsorben dan adsorpsi diplotkan pada grafik
afik bisa dilihat
peningkatan energi kinetik ion logam pada gambar 3.4:
(Zakaria, 2011). Energi aktivasi (Ea)
merupakan energi yang harus dimiliki oleh

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


Gambar 3.5 Kurva
va Peningkatan Nilai k
Gambar 3.4 Penyerapan Ion Logam
terhadap Kecepatan
Cu2+ Model Mengikuti
Pengadukan
Kinetika Order Dua Semu
pada 50⁰C Penambahan nilai k terhadap
kecepatan pengadukan disebabkan oleh
Pada gambar 3.4 diperoleh nilai k, R2, dan semakin besar pengadukan akan
%SSE dapat dilihat pada tabel 3.3 menyebabkan lapisan film partikel
adsorben semakin menipis sehingga
proses difusi film semakin meningkat, hal
Tabel 3.3 Parameter Model Order dua ini akan membuat proses adsorpsi semakin
Semu terhadap Pengaruh cepat berlangsung dan akan meningkatkan
Kecepatan Pengadukan nilai laju adsorpsi (k). Hal ini juga
membuktikan bahwa nilai difusi film (df)
Model Kinetika Order Dua semu
akan semakin meningkat dengan
Kecepatan Temperatur 50⁰⁰C peningkatan nilai qe dan qt dimana nilai
Pengadukan K2 (g/mg.min) R2 %SSE nilai qe dan qt digunakan untuk
100 rpm 1.897 0.99 0.0195 menentukan nilai k (Dotto, 2011).
200 rpm 2.314 0.993 0.0219 4. Kesimpulan
300 rpm 3.125 0.997 0.0227
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
diambil kesimpulan yaitu m model kinetika
Dari tabel 3.3 diperoleh hasil nilai qe exp, k, adsorpsi yang sesuai untuk proses
dan R2 untuk order dua semu semakin penjerapan ion logam Cu2+ oleh
meningkat dengan peningkatan kecepatan tricalciumphosphate sebagai adsorben
adsor
pengadukan, dimana nilai qe exp tertinggi mengikuti model kinetika adsorpsi order
yaitu 1.4047, nilai k yaitu 3.125, dan nilai dua semu dengan nilai regresi linier paling
R2 yaitu 0.997 tampak pada temperatur tinggi (R2) yaitu 0.997 dengan nilai %SSE
50⁰CC pengadukan 300 rpm model kinetika paling rendah 0.0227 dan kosntanta
order dua semu.. Kenaikan nilai k bisa kinetika adsorpsi 3.125 g/mg.min
g/mg.min. Nilai
dilihat pada gambar 3.5: konstanta laju adsorpsi ion logam Cu2+
dengan adsorben tricalciumphosphate
paling tinggi terlihat pada proses adsorpsi
kecepatan pengadukan 300 rpm dan
temperatur 50⁰C C yaitu 3,125 g/mg.min.
Semakin tinggi kecepatan pengadukan dan
temperatur maka nilai konstanta adsorpsi
juga semakin tinggiBesarnya energ energi
aktivasi proses adsropsi ion logam Cu2+
dengan adsorben tricalciumphosphate

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5


yaitu sebesar 25,016 kJ/mol dan Chemistry Engineering, Faculty
merupakan adsorpsi fisika. of Engineering, Pamukkale
University, Denizli, Turkey.
5. Daftar Notasi Ekasari, E., 2013, Model Kesetimbangan
C0 = Konsentrasi ion logam Cu2+ Adsorpsi Tembaga (Cu) dengan
fase liquid mula-mula (mg/L) Menggunakan TCP sebagai
Ct = Konsentrasi ion logam Cu2+ Adsorben, Skripsi, Universitas
fase liquid pada waktu t Riau, Indonesia.
(mg/L) Ho, Y.S., McKay, G,. 2000, The Kinetics
k1 = Konstanta laju adsorpsi model of Sorption of Divalent Metal
order satu semu (1/min) Ions onto Fly Spaghnum Moss
k2 = Konstanta laju adsorpsi model Peat, Department of
order dua semu (g/mg.min) Environmental Sciences, Peking
qt = Jumlah adsorbat yang terjerap University, Beijing, Peoples of
pada waktu t (mg/g) Republic of China.
qe = Jumlah adsorbat yang terjerap Ho, Y.S., Agustine, E.O., 2006, Kinetic
pada waktu kesetimbangan Studies of Cooper Ion Adsorption
(mg/g) on Palm Kernel Fibre,
t = Waktu (menit) Department of Environmental
V = Volume (L) Sciences, Peking University,
m = Massa (gram) Beijing, Peoples of Republic of
SSE = Sum of Error Squares China.
df = Difusi film (m²/min) Ismadji, S., 2006, Kesetimbangan dan
T = Temperatur (oK) Kinetika Adsorpsi Methylen Biru
Ea = Energi aktifasi (kJ/mol) Karbon Aktif yang Terbuat dari
Kulit Durian, Jurusan Teknik
6. Daftar Pustaka Kimia, Unika Widya Mandala,
Surabaya.
Andarani, P., Dwina, Roosmini, 2009, KEPMENKES No.
ProfilPencemaranLogamBerat 907/MENKES/SK.VII, 2002,
(Cu, Cr, dan Zn) pada Air Tentang Standar Baku Mutu
Permukaan dan Sedimen di AirMinum, PERMENKES,
Sekitar Industri Tekstil PT. X Indonesia.
Sungai Cikijing, Skripsi, Fakultas Yahaya, N.K.E., Muhammad, F.P.,
Teknik Sipil dan Lingkungan Ismail, A., Olugbenga, S.B.,
Institut Teknologi Bandung. Mohd, A.A., 2011, Adsorptiv
Indonesia. Removal of Cu (II) Using
Dotto, G.L., Pinto, L.A.A., 2011, Activated Carbon Prepared
Adsorption of Food Dyes Acid From Rice Husk by ZnCl2
Blue 9 and Food Yellow 3 onto Activation and Subsequent
Chitosan: Stirring Rate Affect in Gasification with CO2. School of
Kinetics and Mekchanism, Chemical Engineering University
School of Chemistry and Food, Sains Malaysia.
Federal University of Rio Zakaria, A., 2011, Adsorpsi Cu (II)
Grande, Brazil. Menggunakan Zeolit Sintetis dari
Erdem, E., Karapinar, N., Donat, R., Abu Terbang Batu Bara, Tesis,
2004, The Removal Heavy Metal Sekolah Pascasarjana, Institut
Cations by Natural Zeolites, Pertanian Bogor.
Journal of Colloid and Interface
Science Department of

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6

Anda mungkin juga menyukai