Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SENI BUDAYA

“ TARI REMO ”

Bryan Nicholas Matalie X2 / IPA / 02


Sejarah Tari Remo

Tari Remo berasal dari salah satu desa di Jombang yakni Desa Ceweng, Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang. Tari ini diciptakan oleh seniman jalanan dengan mengusung
tema pangeran gagah dan berani. Pada awalnya Ngremo bercerita tentang perjuangan seorang
pangeran di tengah medan pertempuran.
Tarian ini biasanya ditampilkan di jalanan atau biasanya digunakan untuk mengamen.
Seiring berjalannya waktu pada tahun 1920an tarian ini berkembang pesat. Pada tahun itu,
tari ini memiliki sifat religius, kemudian bergeser menjadi kesenian untuk menghibur
masyarakat dan digunakan untuk kegiatan menyambut tamu dan ditampilkan pada saat acara-
acara tertentu. Kemudian Tari Remo ini berkembang sampai kedaearh-daerah di luar
Jombang dan mulai diadopsi oleh daerah lain disesuaikan dengan budaya daerah-daerah
tersebut.
Tari Remo seringkali dipertunjukan dalam pentas pembukaan Ludruk dan digunakan
sebagai sarana komunikasi. Jika Ludruk dan Ngremo dijadikan satu, maka akan
mengambarkan realita politik di masa pergerakan dengan tema keprajuritannya. Remo
merupakan salah satu tonggak dalam politik praktis, misalnya Cak Durasim dengan
kidungann Remo berani mengkritik pemerintahan kolonial Jepang di Indonesia. Cakraningrat
dan Sawunggaling merupakan bangsawan pejuang di Jawa Timur yang dijadikan orientasi
perwujudan ide-ide Tari Remo. Visualisasi tokoh tersebut tampak pada tata rias dan tata
busana
Pada awalnya Tari Remo hanya dilakukan oleh laki laki karena menyesuaikan dengan
karakteristik tarian yang menampilkan tema keprajuritan dan kegagahan seorang pangeran,
namun seiring berkembangnya waktu, perempuan akhirnya juga boleh menarikannya. Hanya
saja tetap dilakukan dengan menggunakan busana pria. Akhirnya muncul jenis baru tarian ini,
yang biasa disebut Tari Remo Putri. Konsep nya tetap sama, yang membedakannya hanya
aura tarian dan beberapa gerakan.

Makna Tari Remo


Tari Remo mengisahkan tentang seorang pangeran di medan pertempuran. Secara
umum, gerakan Tari Remo memiliki ciri khas yaitu didominasi oleh gerakan kaki yang
menghentak-hentak dan dinamis dengan aksesori lonceng di kaki penarinya, membuat
gerakan ini semakin atraktif, seirama dengan tabuhan musik gamelan sebagai pengiringnya.
Gerakan kaki ini disebut sebagai gerakan Gedrug yang kuat. Makna dari gerakan kaki atau
gerakan Gedrug ini adalah bentuk kesadaran manusia akan kehidupan. Gerakan Tari Remo
berikutnya adalah gerakan Gendewa, yang mengandung filosofi bahwa manusia memiliki
gerakan yang sangat cepat seperti anak panah yang melesat cepat saat dilepaskan dari
busurnya. Kemudian gerakan Tepisan, yang berupa gerakan menggesekkan dua telapak
tangan dengan cepat. Gerakan tersebut bermakna sebagai penyatuan kekuatan alam dalam
diri manusia.

Busana Tari Remo


Walaupun Tari Remo berasal dari Jombang, namun tarian ini juga ditarikan oleh beberapa
daerah lainnya dengan budaya sesuai masing-masing daerah. Akibatnya busana Tari Remo
menjadi beragam sesuai dengan kebudayaam daerah masing-masing. Busana tersebut sama-
sama mengenakan pakaian dasar Jathilan Reog Ponorogo tanpa anyaman kuda kepang.
Ragam busana Tari Remo antara lain :
 Busana Gaya Surabayaan
Busana Tari Remo Gaya Surabayan terdiri dari baju warna hitam tanpa kancing gaya
kerajaan tahun 80-an, ikat kepala merah, celana sebatas pertengahan betis yang dikait
dengan jarum emas, sarung batik pesisiran yang menjuntai hingga ke lutut, setagen
yang diikat di pinggang, serta keris menyelip di belakang pinggang. Penari memakai
dua selendang, yang mana satu dipakai di pinggang dan yang lain disematkan di bahu,
dengan masing-masing tangan penari memegang masing-masing ujung selendang.
Selain itu, terdapat pula gelang kaki berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di
pergelangan kaki.

 Busana Gaya Sawunggaling


Pada dasarnya busana yang dipakai sama dengan gaya Surabayan, tetapi yang
membedakan adalah baju yang dipakai kaos putih berlengan panjang sebagai ganti
dari baju hitam kerajaan.

 Busana Gaya Malangan


Busana gaya Malangan pada dasarnya juga sama dengan busana gaya Surabayan,
tetapi yang membedakan yakni pada celananya, yang dipakai adalah celana panjang
hingga menyentuh mata kaki serta tidak menggunakan pengait jarum emas.

 Busana Gaya Jombangan


Busana gaya Jombangan pada dasarnya sama dengan gaya Sawunggaling dan
Surabayan, tetapi perbedaannya adalah penari menggunakan rompi bukan kaos.

 Busana Gaya Remo Putri


Tari Remo Putri mempunyai busana yang berbeda busana Tari remo yang asli yang
ditarikan oleh laki-laki. Penari memakai sanggul sebagai pengganti ikat kepala,
memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada, memakai rapak dari pinggang
sampai ke lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang tersampir di bahu.

Tari Remo telah menjadi kesenian Nusantara dan kebanggaan masyarakat Indonesia, untuk
itu Tari Remo wajib kita dilestarikan. Tari Remo sudah mulai diperkenalkan di bangku-
bangku sekolah dan diajarkan kepada para siswa, agar para siswa bisa lebih mencintai tarian
kebudayaan sendiri dan dapat menumbuhkan semangat nasionalisme.

Sumber =
https://daihatsu.co.id/tips-and-event/tips-sahabat/detail-content/tari-remo---sejarah-makna-
filosofis-gerakan-pola-lantai-dan-propertinya-/
https://travel.detik.com/travel-news/d-5156677/tari-remo-sejarah-gerakan-hingga-
keunikannya
https://katadata.co.id/safrezi/berita/619a1d1656605/serba-serbi-tari-remo-tarian-dari-jawa-
timur-yang-sarat-makna#:~:text=Tari%20Remo%2C%20yang%20juga%20sering,yang
%20digunakan%20pun%20cukup%20bervariasi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Remo#:~:text=Terdiri%20atas%20ikat%20kepala
%20merah,serta%20keris%20menyelip%20di%20belakang.
https://www.selasar.com/tari/remo/#3_Kostum_Penari

Anda mungkin juga menyukai