Rumah klasik dengan kolom Yunani atau bergaya Scandinavian di Jakarta, Orange County di Cikarang dengan interior Zen Jepang.
Tata ruang wilayah
Ciptagelar, kampung adat di Superblock di Jabodetabek yang membangun kotanya
Jawa Barat yang tata ruang dari nol tanpa memperhatikan kondisi alam maupun
desanya menghormati alam. sosial-kultur eksisting.
● Miami ● Vancouver
● Nashville
● Ottawa
● Visalia
● Nebraska ● Calgary
● Bellwood ● Ontario
● West Covina ● Amsterdam
● West Covina 2 ● Vienna
● Livingston
● Beverly Hills
● New Georgia
● Georgia ● Florence
● Coatesville ● Paris
● Coatesville 2 ● Marseilles
● Orlando ● Montreal
● San Francisco
● Florida ● Toronto
● Barcelona ● Kyoto
● New Hacienda ● California
● Hacienda Heights ● America
● Salzburg ● Seatle
● Windsor
● Costa Verde ● Denhaag
● Somerset ● Madrid
● Virginia & Neo Virginia ● Monaco
GAYA & Nama Asing sebagai ‘Mitos’ BRANDING
"Pasar masyarakat di Indonesia itu masih menganggap sesuatu yang berbau asing itu lebih keren."
Bambang Eka Jaya (Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia) | Sumber: Kompas.com 2021
● Penamaan sebagai tanda membuat mitos dan nilai yang berfungsi sebagai identifikasi kultural.
(Fiske, 2011: 236)
● Mitos nama asing pada kompleks perumahan ini menawarkan kepercayaan dan cara hidup yang baru
pada masyarakat. Ketika kepercayaan ini kemudian menjadi kesadaran kolektif dalam jangka waktu
lama, hal ini akan berubah menjadi ideologi, yakni ideologi konsumerisme.
(Jaelani, dkk., 2014)
● Ideologi konsumerisme mendorong kebutuhan palsu dan bahwa kebutuhan ini bekerja sebagai
satu bentuk kontrol sosial: “Orang-orang mengenali diri mereka di dalam komoditas mereka.”
(Herbert Marcuse dalam Storey, 2006: 145)
REGULASI & KONSTRUKSI IDENTITAS
● Pasca Orde Baru, tidak ada lagi kebijakan mengenai
penyeragaman nama produk barang dan jasa menggunakan
bahasa Indonesia. Produsen bebas menggunakan bahasa asing
dalam menamai produknya.
● Nama dan gaya arsitektur asing kemudian diubah dengan
konsep meng-Indonesiakan gaya rumah mancanegara.
● Tahun 2019, Presiden Joko Widodo menerbitkan aturan
mengenai penggunaan bahasa Indonesia untuk semua pidato,
dokumen hingga bangunan. Melalui Peraturan Presiden Nomor
63 Tahun 2019, semua properti pun kini wajib menggunakan
bahasa Indonesia.
Identitas budaya selalu muncul di area yang penuh kontradiksi dan area yang ambivalen. Bekerjanya
kolonialisme lewat fantasi, dijelaskan oleh Bhabha melalui konsep mimikri dan hibriditas. Dalam
mimikri sang peniru menikmati/bermain dengan ambivalensi yang terjadi dalam proses imitasi. Ini
terjadi karena mimikri selalu mengindikasikan makna yang ‘tidak tepat’ dan ‘salah tempat’.
Ketergantungan dari
Mimikri ➔
➔
➔
sang terjajah kepada yang menjajah
kulit berwarna kepada kulit putih
timur kepada barat
➔ lokal kepada global
Imitasi
sekaligus subversi
Mimikri
➔
➔ sebagai strategi menghadapi dominasi
➔ bersifat ambivalen: seperti penyamaran yang
melanggengkan tetapi sekaligus menegasi dominasi
➔ menjadi dasar sebuah identitas hibrida.
Diversitas pola adaptasi Diversitas identitas penghuni
Dalam berbagai pola adaptasi Penanda lokalitas dalam
hunian dengan nama & gaya hunian dengan nama & gaya
“global” ada beragam global memposisikan
rekonseptualisasi yang subjektivitas penghuni
menunjukkan corak lokalitas sebagai agency dalam
penghuni dalam proporsi yang melakukan konstruksi
berbeda-beda. identitasnya.
Identitas lokal yang berada pada situasi global memungkinkan munculnya suatu identitas hibrida yang
terkonstruksi dari identitas-identitas sebelumnya.