Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman Bahasa Indonesia

Pertemuan Ke-14

Tubagus Muhammad Ichlas Ghazali


41121100018
Sistem Informasi / A
Plagiarisme

Plagiarisme masuk kategori mencuri bahkan merampok hak cipta atau Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI). Pelaku plagarisme sebagai salah satu pencurian hak cipta bisa saja
dikenai hokum perdata, tetapi kadangkala secara hokum pidana. Sanksi pidana secara
umum, dikenakan kepada plagiarism yang serius (Undang-Undang nomor 19 tahun 2002).
Wray dan Blomer (2006) mengklasifikasi sebab-utama seseorang melakukan plagiasi,
diantaranya (Purwana, 2019:68-69):
a. Rasa malas. Apabila rasa mals sudah menyerang atau menghinggapi seseorang, maka
yang bersangkutan tidak mau berpayah-payah berpikir, apalagi menyusunkarya
intelektual yang biasanya lahir dari proses panjang dan melelahkan;
b. Ttidak mengindahkan peraturan, meskipun dia mengerti bahkan memahaminya.
Meskipun banyak orang mengetahui jika menyalin, memindahkan, atau mengambil
tulisan orang lain merupakan sebuah pelanggaran, tetapi kebanyakan mereka tidak
mempersoalkannya; dan
c. Adanya anggpan keliru bahwa si pelaku plagiarism tidak akan terkena sanksi. Anggapan
demikian muncul, ketika pemerintah sebagai pembuat sekaligus penjaga undang-undang
selama ini lebih sering absen. Dengan kata lain, pemerintah selama ini lebih sering diam,
ketika praktik plagiarism sudah terjadi di mana-mana.

Jenis-Jenis Plagiarisme
“Plagiat adalah perbuatan secarasengaja atau tidak sengaja dalam memeroleh atau mencoba
memeroleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh
karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagsi karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai”. Selanjutnya, pasal 2 ayat (1) berbunyi:
“Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a) Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi
dari suatu sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara
memadai;
b) Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data
dan/atau informasi suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan
dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
c) Menggunakan sumber gagasan , pendapat , pandangan, atau teori tanpa menyatakan
sumber secara memadai;
d) Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau
kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara
memadai;
e) Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh
pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyetakan sumber secara memadai.

Secara umum jenis plagiarisme dapat diklasifikasikan aspek berikut Dari segi substansi
yang dicuri;

1) Dari segi kesengajaan;


2) Dari segi volume/proporsi;
3) Dari pola pencurian, dapat dilakukan kata demi kata, maupun dapat diselang-seling
dari berbagai sumber dan dengan kata-kata sendiri (mozaik); ada pula auto-
plagiarisme/self-plaiarism.

Menurut Novanta (2009) plagiarism dapat diidentifikasi melalui: 1) penggunaan


kosakata; 2) perubahan kosakata; 3) Teks yang membingungkan; 4) penggunaan tanda baca;
5) Jumlah kemiripan teks; 6) kesalahan ejaan yang sama; 7) distribusi kata-kata; 8) struktur
sintaksis teks; 9) rangkaian-rangkaian panjang kata yang sama; 10) orde kemiripan
antaarteks; 11) ketergantungan pada kata atau frasa tertentu; 12) frekuensi kata; 13)
keputusan untuk menggunakan kalimat panjang atau klimat pendek; 14) teks yang dapat
dibaca 15) referensi yang tidak jelas.

Adapun jenis-jenis plagiarism menurut Asmoro (Purwana dan Wibowo, 2019:76) adalah
sebagai berikut.
1) Plagiarisme berdasarkan aspek utama yang diambil, meliputi:
a) Plagiarisme Ide
b) Plagiarisme Isi
c) Plagiarisme Kata, Kalimat, dan Paragraf
d) Plagiarisme Total

2) Plagiarisme berdasarkan segaja atau tidaknya

Salah satu contoh plagiarisme sengaja adalah menyuruh orang lain dengan imbalan
yang telah disepakati untuk membuatkan artikel, makalah, aau karya intelektual,
kemudian menyatakan karya tersebut sebagai karya milik sendiri.

Plagiarisme tidak sengaja disebabkan karena beberapa hal (Wray dan Booler dalam
Wibowo dan Purnama, 2019:79) diantaranya: a) penulis kurang berhati-hati dalam
memuat catatan; b) penulis kurang mahir dalam melaporkan ulang data atau
informasi; c) penulis tidak memahami batasan-batasan plagiarisme.
3) Plagiarisme berdasarkan proporsi atau persentase kata, kalimat, dan paragraf
yang diambil

Proporsi plagiarism meliputi: 1) Plagiarisme ringan kurang dari 30%; 2) plagiarime


sedang 30-70%; 3) plagiarism berat lebih dari 70%.

4) Plagiarisme berdasarkan polanya

Berdasarkan polanya plagiarism meliputi: 1) plagiarism kata demi kata; 2) plagiarism


mosaik (mengambil kata-kata dari sumber/penulis lain dengan cara diselang-seling
atau disisipkan di antara gagasannya sendiri; 3) autoplagiarisme atau selfplagiarism
(plagiasi yang dilakukan seorang penulis terhadap karyanya sendiri, baik sebagian
maupun seluruhnya dari tulisan yang sudah diterbitkan).

Sanksi Plagiarisme
Sanksi bagi pelaku plagiarism menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.
17 tahun 2010 pasal 12 adalah sebagai berikut.

1) Apabila yang terbukti melakukan plagiat adalah mahasiswa, maka sanksi yang
dijatuhkan dapat berupa:
a) teguran;
b) peringatan tertulis;
c) penundaan pemberian hak sebagai mahasiswa;
d) pembatalan satu atu beberrapa nilai yang diperoleh mahasiswa;
e) pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;
f) pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;
g) pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program

2) Apabila yang terbukti melakukan plagiat adalah dosen, maka sanksi yang dijatuhkan
dapat berupa:
a) Teguran;
b) Peringatan tertulis;
c) Penundaan pemberian hak dosen;
d) Penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional;
e) Pencabutan hak untuk diusulka sebagai guru besar bagi yang memenuhi syarat;
f) Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen;
g) Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen
h) Pembatala ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
Hal-Hal yang Tidak Masuk dalam Tindak Plagiarsme

Berikut adalah hal-hal yang tidak masuk dalam kategori plagiarisme menurut Purwana dan
Wibowo (2019:82):

a. Mengutip dengan menuliskan “common knowledge”. Adapun yang dimaksud Common


knowledge” adalah: 1) apabila informasi yang disampaikan diketahui oleh semua
pembaca; b) apabila seseorang bisa mendapatkan informasi itu dengan mudah dalam
sumber referensi yang mudah di dapat; c) apabila hal tersebut dapat dijumpai dalam
tulisan-tulisan orang lain (sedikitnya lima tulisan). Tanpa menyebutkan darimana
sumber referensinya;
b. Observasi yang menggunakan akal, yang diketahui orang banyak, folklore, atau
informasi yang umum diketahui oleh orang-orang dalam bidang yang kita kuasai;
c. Menceritakan pengalaman sendiri;
d. Menceritakan pikiran-pikiran, hasil observasi, dan kesimpulan sendiri;
e. Menuliskan kesimpulan dari penelitian sendiri;
f. Menuliskan kumpulan fakta-fakta yang sudan diteria oleh orang banyak.

Menangkal Plagiarisme
a) Beri tanda ketika mencatat kutipan atau ide-ide yang diambil dari tulisan orang lain;
b) Ketika membuat kutipan, usahakan jangan sambal membaca teks;
c) Periksa kembali hasil kutipan dengan teks asli untuk mencocokkan ketepatan
interpretasi;
d) Kata-kata unik atau frase yang tidak bisa diubah, diberi tanda kutip.

Anda mungkin juga menyukai