Anda di halaman 1dari 3

Perlukah Kamu Istirahat Sejenak Dari Media Sosial?

Jika dimanfaatkan dengan baik, media sosial (medsos) bisa jadi sangat berguna. Sebagai penopang
bisnis, medsos memberikan kemudahan bagi penjual jasa atau barang untuk berkomunikasi
langsung dengan target audiens. Dalam konteks yang lebih kasual, media sosial dapat dilihat sebagai
jalur komunikasi yang mudah, cepat, dan fun.

Namun jika kamu nggak berhati-hati, medsos juga bisa menghancurkan bisnismu atau merusak
hubungan personalmu. Dan memperhatikan fenomena cyber-bullying saat ini, bahkan orang-orang
yang nggak saling kenal pun bisa saling melukai lewat medsos.

Pernahkah alasan-alasan di atas membuatmu berpikir untuk rehat sejenak dari media sosial? Jika
kamu butuh untuk lebih diyakinkan, Hipwee bisa memberimu beberapa alasan tambahan:

1. Tanpa Terasa, Waktumu Banyak Terbuang

Twitter, Path, Facebook dan Instagram merupakan media sosial yang sangat mudah digunakan.
Mereka bisa hadir di layar komputermu dan selalu muncul di layar ponselmu. Kepraktisan ini bikin
kamu mudah sekali tergoda untuk menghabiskan waktu dengan aplikasi-aplikasi itu.

Mungkin niatmu hanya sekedar berbagi cerita dan mendapatkan informasi. Kamu juga menakar
bahwa waktumu yang terbuang untuk tiap sesimu di Facebook hanya 3-5 menit. Tapi kalau dalam
sehari kamu punya 8-10 sesi, waktumu yang terbuang sudah hampir 1 jam sendiri. Itu baru Facebook
— belum lagi Twitter, Path, dan sahabat-sahabatnya yang lain!

2. Makin Lama, Apa yang Kamu Baca di Medsos Makin Nyebelin

Inget nggak betapa cintanya kita sama Facebook waktu situs ini pertama kali muncul? Nggak lama
berselang, hadir pula Twitter. Tapi namanya juga euforia, kecintaan itu nggak berlangsung
selamanya. Sekarang kita lebih sering dibikin sebel daripada senang oleh mereka. Mulai dari
iklan, sponsored post, status gak penting, apa yang mereka makan, dan segala drama pacaran — ada
banyak hal di ruang publik internet yang sebenarnya nggak pengen kita tahu, tapi lalu terpaksa tahu.

Jika kamu merasa terganggu oleh teman-temanmu, percuma juga mengingatkan mereka. Adanya
hubungan kalian rusak di dunia nyata. Mending cabut aja dari medsos!

3. Medsos Bikin Kamu Insecure Tanpa Alasan Jelas

Pernah gak menyadari bahwa media sosial bisa menurunkan kepercayaan dirimu? Kamu jadi punya
reflek untuk membandingkan kehidupanmu di dunia nyata dengan hidup temanmu di dunia maya.

Menyaksikan pembaharuan status temanmu yang gak henti-hentinya tentang sarapan enak di hotel
X, pelayanan oke dari pesawst Y, atau diskon asyik di Singapur… Jika kamu terus-terusan dipaksa
melihat betapa fabulous-nya kehidupan temanmu, bahkan kamu yang aslinya nggak insecure bisa
jadi minder.

4. Belum Lagi, Masalah Privasi


Sebagai manusia, udah sepatutnya kamu menghargai privasi diri maupun orang lain. Namun ketika
memasuki ranah media sosial, pembatas antara materi publik dengan materi pribadi seolah
terhapus. Kamu nggak bisa mengontrol privasimu di media sosial.

Lihat aja kasus Florence Sihombing. Aksinya mencak-mencak di Path memang tindakan yang gak
terpuji, tapi apakah terpuji jika kita membeberkan alamat kosnya? Menyebarkan omor plat
kendaraannya? Mengolok-olok fotonya menjadi meme? Jika merasa privasimu diganggu (atau malah
kamu melanggar privasi orang lain), ada baiknya kamu berhenti dulu main di media sosial.

5. Hubungan Yang Terjalin Disitu Semu

Apakah kamu benar-benar berteman dengan ‘teman-teman’ Facebook-mu? Benarkah pembaharuan


status dan ‘selfie’ yang tiada henti membuat kamu dan mereka menjadi lebih dekat?

Di media sosial, konten dan materi apapun yang ingin di-share itu bisa dipilah, dibuang, dan
disunting. Jadi, apa yang kamu lihat di akun temanmu bisa saja nggak mewakili semua hal yang
sesungguhnya terjadi pada temanmu. Sebaliknya, apa yang mereka dapatkan dari akun media
sosialmu tidak serta merta menggambarkan keadaanmu sebenarnya. Jadi, pertemanan yang kalian
lakukan sebenarnya hanyalah pertemanan semu.

6. Hubunganmu Yang Nyata Bisa Terbengkalai

Ini merupakan imbas langsung jika kamu terlena dengan pertemanan semu tadi. Emang benar,
media sosial bisa mendekatkan kamu dengan teman nan jauh di sana. Namun, media sosial juga bisa
bikin kamu lupa dengan lupa pertemanan yang ada di sekitarmu. Mendekatkan yang jauh,
menjauhkan yang dekat.

Udah berapa sering kamu mengabaikan keluarga, yang sebenarnya lagi bareng kamu, karena kamu
lagi asik update status? Berapa banyak teman kamu yang gigit jari karena kamu cuma mantengin
layar ponsel pas lagi nongkrong? Kamu harusnya bisa selalu lebih  menghargai dan meluangkan
waktu buat mereka yang beneran hidup dan bernapas di sampingmu.

7. Drama, Drama, Drama

Di media sosial, selalu ada kemungkinan pendapatmu disalahartikan oleh pengguna media sosial
lain. Kamu pun juga bisa menyalahartikan pendapat pengguna lain. Hal yang seperti ini bisa berujung
saling tuding, ejek-mengejek dan bermusuhan. Pokoknya drama, deh, tapi drama yang kekanak-
kanakan. Pastikan kamu gak tersedot ke dalam lingkaran drama ini!

8. Produktivasmu Menurun

Ini bakal terjadi jika kamu curi-curi kesempatan buat ngecek media sosial di tempat kerja.
Memang, break bentar bikin otak kamu segar lagi buat kerja, namun jangan juga buang kesempatan
istirahat hanya buat check-in “Lagi di kantor nih…” — apalagi kalau 2 jam kemudian kamu berkicau
“Suasana kantor lagi gak asik!” atau “Bos pelit!!! KZL.”
Selain gak ada yang peduli, keluhan kamu di tempat kerja juga minin faedahnya. Produktivitas kamu
menurun, karir kamu terancam lenyap.

9. One-Dimentional Thinking

Ketika media sosial udah merasuki pikiranmu, gak jarang kamu menjadikannya tolok ukur dari apa
yang penting atau apa yang benar-benar terjadi. Misalnya, kamu jadi percaya pada hoax hanya
karena ratusan ribu orang me-retweet-nya. Kamu pun akan puas sekedar ‘mencintai” sebuah foto di
Path atau Instagram, tanpa berusaha untuk mengetahui makna dibaliknya. Ketika Like, Views, dan
emoticon jadi standar benar-salah atau hitam-putih, maka kamu akan riskan melupakan bahwa
selalu ada area abu-abu.

10. Kamu Akan Merasa Hampa Ketika Gak Ada Akses Internet

Kamu merasa mati gaya ketika kuota internet udah mencapai limit, atau ketika tidak ada WiFi
disekelilingmu. Jika ini yang kamu rasakan berarti penggunaaan media sosialmu udah mencapai level
kecanduan. Ketagihan ini terjadi karena kamu gak tahu apa lagi yang harus diperbuat selain berkicau
di Twitter atau scrolling foto-foto di Instagram. Kalau sudah begini sih, memang sebaiknya kamu
cabut dulu dari media sosial!

Seperti yang diungkapkan di awal artikel, gak selamanya media sosial selalu berdampak buruk.
Dengan dosis yang tepat dan penggunaan yang cerdas, kamu bisa memanfaatkan media sosial
sebagai jendela ilmu.

Masalah datang tatkala kamu menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga di media sosial
daripada kehidupan sosial. Masalah datang ketika poin-poin di atas tadi sebenarnya menyentilmu.
Kalau memang masalah itu datang, kamu tahu ‘kan apa yang seharusnya kamu lakukan?

Anda mungkin juga menyukai