Anda di halaman 1dari 28

NAMA : NIKEN LIENDRA

NPM : F0H019037
KELAS : 2A
DOSEN PENGAMPU : NURLAILI,Sos.,M.Kes
HARI DAN TANGGAL : SELASA, 18 AGUSTUS 2020

Standar Operasional Prosedur (SOP)


Postural Drainage
Tanggal Disahkan oleh :
terbit: Ka.Prodi
16 Agustus Ns.Yusran Hasymi M.Kep. Sp. KMB
2020

Pengertian Postural Drainase adalah pembersihan berdasarkan gravitasi ekret


jalan napas dari segmen bronkus khusus (Hidayat, 2004). Ini dicapai
dengan melakukan satu atau lebih posisi tubuh yang berbeda. Tiap
posisi mengalirkan sekret khusus dari percabangan trakeobronkial-
area paru atas,tengah,bawah-ke trakea. Batuk atau pengisapan
kemudian dapat menghilangkansekret dari trakhea.      

Tujuan A. Untuk mengeluarkan secret yang tertampung.

B. Untuk mencegah akumulasi secret agar tidak terjadi atelektasis.

C. Mencegah dan mengeluarkan secret (Hidayat, 2004).


Indikasi A. Klien dengan jalan nafas tidak efektif
B. Klien dengan pola nafas tidak efektif
C. Kerusakan atau gangguan pertukaran gas
Kontraindikasi A. Tension pneumotoraks

B. Hemoptisis

C. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi,


infark miokard akutrd infark dan aritmia.

D. Edema paru

E. Efusi pleura yang luas.


Prosedur Pelaksanaan

A. Persiapan
1. Persiapan Alat
a. Bantal dua atau tiga
b. Tisu wajah
c. Segelas air hangat
d. Wadah dari kaca/ Sputum pot
e. Kursi
f. Masker
g. Buku Catatan
2. Persiapan Perawat
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir
atau disiramkan
b. Perawat harus mengetahui prosedur kerja dari postural
drainase
c. Menggunakan sarung tangan dan masker
3. Persiapan Pasien
a. Identifikasi pasien yang jelas untuk memastikan pasien
yang memperoleh terapi
b. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang hal-hal
yang akan dilakukan
c. Longgarkan pakaian pasien terutama di daerah leher dan
pinggang
d. Pasien diatur dalam posisi senyaman mungkin
B. Langkah-langkah
1. Jelaskan prosedur kepada pasien dan keluarga
2. Cuci tangan
3. Pakai masker
4. Dekatkan sputum pot
5. Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase berdasarkan
pengkajian semua bidang paru, data klinis dan gambaran foto
dada.
a. Bronkus Apikal Anterior Lobus atas
b. Bronkus Apikal Posterior Lobus kanan
c. Bronkus Lobus atas Anterior
d. Bronkus Lingual Lobus atas kiri
e. Bronkus Lobus tengah kanan
f. Bronkus Lobus bawah Anterior kanan dan kiri
g. Bronkus Basal Posterior kanan dan kiri
h. Bronkus Lateral Lobus bawah kanan dan kiri
i. Bronkus Superior Lobus bawah kanan dan kiri

6. Baringkan klien dalam posisi mendrainase area tersumbat.


a. Bronkus Apikal Anterior Lobus atas
Untuk menguras lendir dari segmen apikal lobus atas,
minta pasien duduk di posisi yang nyaman di tempat tidur
atau permukaan datar dan bersandar pada bantal terhadap
kepala tempat tidur atau pemberi perawatan. Perawat
menepuk  dan menggetarkan di atas area otot antara tulang
selangka dan bagian atas tulang belikat di kedua sisi
selama 3 sampai 5 menit. Dorong pasien untuk mengambil
napas dalam-dalam dan batuk selama perkusi untuk
membantu membersihkan saluran udara.
b. Bronkus Apikal Posterior Lobus kanan
Minta Pasien duduk dengan nyaman di kursi atau sisi
tempat tidur dan membungkuk, lengan menggantung,
menghadap bantal. Perawat menepuk dan menggetarkan
dengan kedua tangan di atas punggung atas pada kedua sisi
kanan dan kiri.
c. Bronkus Lobus atas Anterior
Minta pasien berbaring datar di tempat tidur atau meja
dengan bantal di bawah kepala dan kakinya untuk
kenyamanan. Perawat menepuk dan menggetarkan sisi
kanan dan kiri bagian depan dada, antara tulang selangka
dan puting.
d. Bronkus Lingual Lobus atas kiri
Minta pasien berbaring miring ke kanan dan posisi
Trandelenburg, dengan kaki di tempat tidur ditinggikan 30
cm. tempatkan bantal dibelakang punggung, dan gulingkan
klien seperempat putaran ke bantal. Perawat menepuk dan
menggetarkan daerah luar puting.
e. Bronkus Lobus tengah kanan
Minta pasien berbaring miring kiri dan tinggikan kaki
tempat tidur 30 cm. tempatkan bantal di belakang
punggung pasien dan gulingkan klien seperempat putaran
bantal. Perawat menepuk dan menggetarkan di luar daerah
puting yang tepat.
f. Bronkus Lobus bawah Anterior kanan dan kiri
Minta pasien berbaring terlentang dengan posisi
Trandelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45
sampai 50 cm. biarkan lutut menekuk pada bantal. Perawat
menepuk dan menggetarkan di atas tulang rusuk yang lebih
rendah di sisi kiri, seperti yang ditunjukkan di bagian yang
diarsir dari diagram. Ini kemudian harus diulang pada sisi
yang berlawanan, dengan perkusi dan getaran di atas
tulang rusuk yang lebih rendah di sisi kanan dada.
g. Bronkus Basal Posterior kanan dan kiri
Minta pasien berbaring tengkurap dalam posisi
Trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45
sampai 50 cm. Perawat menepuk dan menggetarkan bagian
bawah punggung, di atas sisi kiri dan kanan tulang
belakang, hati-hati untuk menghindari tulang belakang dan
tulang rusuk yang lebih rendah.
h. Bronkus Lateral Lobus bawah kanan dan kiri
Minta pasien berbaring miring ke kanan dan ke kiri pada
posisi Trandelendurg dengan kaki tempat tidur ditinggikan
45 sampai 50 cm. Perawat menepuk dan menggetarkan di
atas bagian paling atas dari bagian bawah tulang rusuk kiri,
seperti yang ditunjukkan di daerah yang teduh. Ini
kemudian harus diulang pada sisi yang berlawanan, dengan
perkusi dan getaran selama bagian paling atas dari sisi
kanan tulang rusuk yang lebih rendah.
i. Bronkus Superior Lobus bawah kanan dan kiri
Minta pasien berbaring terlungkup dengan bantal di bawah
lambung. Perawat menepuk dan menggetarkan pada bagian
bawah tulang belikat, di kedua sisi kanan dan kiri tulang
belakang, hindari perkusi/tepukan langsung atau getaran di
atas tulang belakang itu sendiri.
7. Minta klien mempertahankan posisi selama 10 sampai 15
menit.
8. Selama 10-15 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi
dada, vibrasi dan/atau gerakkan iga di atas area yang
didrainase.
9. Setelah drainase pada postur pertama, minta klien duduk dan
batuk. Tampung sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang
bersih. Bila klien tidak dapat batuk, harus dilakukan
pengisapan (suctioning).
10. Berikan tisu untuk membersihkan sputum.
11. Minta klien istirahat sebentar bila perlu.
12. Berikan minum.
13. Ulangi sampai semua area tersumbat yang dipilih telah
terdrainase.setiap tindakan harus tidak lebih dari 30 sampai 60
menit.
14. Ulangi pengkajian dada pada semua bidag paru .
15. Cuci tangan
Dokumentasi Catat jam, hari, tanggal, serta respon pasien setelah dilakukan
tindakan postural drainage
Evaluasi A. Auskultasi : suara pernapasan meningkat dan sama kiri dan kanan.

B. Inspeksi : dada kanan dan kiri bergerak bersama-sama.

C. Batuk produktif (secret kental/encer).

D. Perasaan klien mengenai darinase postural (sakit, lelah, lebih


nyaman).

E. Efek drainase postural terhadap tanda vital (Tekanan darah, nadi,


respirasi, temperature).

F. Rontgen thorax.
Sumber https://id.scribd.com/doc/165352644/Sop- Postural Drainage
SOP OKSIGENASI SIMPLE MASK

No. Dokumen …………………..

No. Revisi …………………..

Tanggal Terbit 16 Agustus 2010

1.Pengertian Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang


dialiri oksigen dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien.

2. Tujuan a. Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen

b. Mencegah atau mengatasi hipoksia

3. Kebijakan Pasien dengan gangguan oksigenisasi


4. Referensi Kusanto. 2016. Modul Pembelajaran Pemenuhan Kebutuhan
Oksigen. Surabaya: Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

5. Bahan dan Alat-alat a. Masker oksigen

b. Selang oksigen

c. Sumber oksigen dengan flowmeter

d. Cairan steril

e. Humidifier

f. Bengkok, kassa pembersih

6. Prosedur a. Verifikasi identitas klien dan jelaskan prosedur yang akan


dilakukan

b. Cuci tangan

c. Atur posisi dengan semi-fowler

d. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan,


(umumnya 6–10 liter/menit). Kemudian observasi humidifire pada
tabung air yang menunjukkan adanya gelembung

e. Tempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung pasien dan


atur pengikat untuk kenyamanan pasien

f. Periksa kecepatan aliran tiap 6 - 8 jam, catat kecepatan aliran


oksigen, rute pemberian, dan respon klien

g. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

7. Unti Terkait a. UGD

b. Poli Umum

c. Poli KIA
8. Diagram Alir
Mulai

Penyesuaian
identitas dan
menjelaskan
prosdur Selesai

Cuci tangan
Pendokumentasian

Atur posisi
tidur
semifowler Cuci tangan

Atur aliran O2
sesuai Rapikan alat
Kebutuhan alat

Tempatkan
masker Periksa aliran
menutupi O2 setiap 6-8
mulut dan jam
hidung

Sumber Https://Id.Scribd.Com/Doc/165352644/Sop- Oksigenasi Simple


Mask
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

ProdiDIII FISIOTERAPI DADA


Keperawatan
Universitas No Dokumen: No Revisi: Halaman:
Bengkulu ................................... .......................... ....................
....

Prosedur tetap Keperawatan Anak Ditetapkan

Tanggal Terbit: Agustus 2020 Ketua Jurusan Keperawatan

Nurlaili, S.Sos.,M.Kes Ns. Yusran Hasymi, M.Kep,


Sp.KMB

Pengertian Tindakan untuk melepaskan sekret dari saluran nafas bagian bawah

Indikasi a. 1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan


b. 2. Melonggarkan jalan nafas
Kontra indikasi -

Tujuan 1.Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret

2.mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret

Petugas 1. Mahasiswa yang telah lulus atau menyelesaikan teori mata kuliah keperawatan
anak
Persiapan Persiapan lingkungan :
lingkungan
1)    Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien.

2)    Tempatkan alat agar mudah bekerja.

3)    Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar.

4)    Jaga privasi pasien, dengan memasang sampiran atau menutup tirai.

Persiapan klien 1)    Cek perencanaan keperawatan pasien.

2)    Menjelaskan tujuan fisioterapi dada

3)    Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.

4)    Posisikan pasien dengan posisi yang nyaman.


Persiapan alat 1)   Kertas Tissue

2)   Bengkok

3)   Perlak Pengalas

4)   Sputum pot berisi desinfektan

5)   Air minum hangat

Prosedur 1. Perawat menyapa pasien


2. Perawat menjelaskan tujuan tindakan yang akan di lakukan
3. Perawat memberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
4. Perawat memposisikan pasien dengan posisi nyaman
5. Mengecek program terapi
6. Mencuci tangan
7. Menjaga Privasi pasien
8. Mengatur posisi sesuai daerah gangguan paru
9. Memasang perlak pengalas dan bengkok (dipangkuan pasien bila duduk atau
dekat mulut biar tidur miring
10. Melakukan claping dengan cara tangan perawat menepuk nepuk punggung
pasien secara bergantian
11. Menganjurkan pasien insfirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan perawat
di punggung pasien
12. Meminta pasien untuk melakukan ekspirasi pada saat yang bersamaan
tangan perawat melakukan vibrasi
13. Meminta pasien untuk menarik nafas, menahan nafas, dan membatukkan
dengan kuat
14. Menampung lendir dalam sputum pot
15. Melakukan auskultasi paru
16. Melakukan sikaap hati-hati dan memperhatikan respon pasien
17. Melakukan evaluasi tindakan
18. Berpamitan dengan klien
19. Membereskan alat
20. Memcuci tangan
21. Mencatat dalam lembar catatan keperawatan

Sumber rujukan https://annangdsz.blogspot.com/2018/04/sop-fisioterapi-dada.html?m=1


Pemberian Nebulizer pada Anak

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Tanggal Ditetapkan oleh


Terbit

SPO

Pengertian Suatu tindakan atau terapi untuk pembersihan atau pemeliharaan


sistem pernafasan

Tujuan 1. Mengencerkan secret agar bisa dikeluarkan


2. Merelaksasi jalan pernafasan
Kebijakan Pemberian Obat diberikan sesuai usia dan terapi dokter

Prosedur 1.1. Persiapan Alat:


 Set Nebulizer
 Spuit 5 cc
 Aquades
 Obat Brongkodiator
 Bengkok – 1 Buah
 Tisieie
 Handscoon
1.2. Persiapan Pasien :
 Memberi salam dan memperkenalkan diri kepada
pasien
 Menjelaskan tujuan atas tindakan
 Menjelaskan langkah atau prosedur yang akan
dilakukan
 Menanyakan apakah pasien bersedia diberikan
tindakan keperawatan
 Meminta pihak pengunjung/keluarga untuk
meninggalkan ruangan agar tidak menggangu
dalam proses tindakan
1.3. Persiapan Lingkungan :
 Menutup pintu
 Memasang sampiran
1.4. Pelaksanaan :
 Mencuci tangan dan menggunakan handscoon
 Mengatur pasien dalam posisi duduk/semifowler
 Mendekatkan peralatan ke dekat pasien
 Isi nebulizer dengan aquades sesuai tekanan yang
tersedia
 Memasukan obat sesuai dosis yang telah di
program
 Memasang masker pada pasien
 Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien
mengambil nafas dalam hingga obat habis
 Matikan nebulizer
 Bersihkan mulut dan hidung dengan tissiu
 Bereskan fasilitas
 Buka handscoon dan mencuci tangan
1.5. Terminasi :
 Evaluasi perasaan pasien
 Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
 Dokumentasi prosedur dan hasil observasi
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap, Seksi Rekam Medik
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

ProdiDIII INHALASI
Keperawatan
Universitas No Dokumen: No Revisi: Halaman:
Bengkulu ................................... .......................... ....................
....

Prosedur tetap Keperawatan Anak Ditetapkan

Tanggal Terbit: Agustus 2020 Ketua Jurusan Keperawatan

Nurlaili, S.Sos.,M.Kes Ns. Yusran Hasymi, M.Kep,


Sp.KMB

Pengertian Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator

Indikasi Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan sekret.

Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas.

Kontra indikasi -

Tujuan 1.Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan

2.Melonggarkan jalan nafas

Petugas Mahasiswa yang telah lulus atau menyelesaikan teori mata kuliah keperawatan anak

Persiapan Persiapan lingkungan :


lingkungan
1)    Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien.

2)    Tempatkan alat agar mudah bekerja.

3)    Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar.

4)    Jaga privasi pasien, dengan memasang sampiran atau menutup tirai.

Persiapan klien 1)    Cek perencanaan keperawatan pasien.

2)    Menjelaskan tujuan inhalasi

3)    Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.


4)    Posisikan pasien dengan posisi yang nyaman.

Persiapan alat 1)   Set nebulizer

2)   Obat bronkodilator

3)   Bengkok 1 buah

4)   Tissue

5)   Spuit 5 cc

6) Aquades

Prosedur 1. Perawat menyapa pasien


2. Perawat menjelaskan tujuan tindakan yang akan di lakukan
3. Perawat memberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
4. Perawat memposisikan pasien dengan posisi nyaman
5. Mengecek program terapi
6. Mencuci tangan
7. Menjaga Privasi pasien
8. Mengatur posisi pasien dalam posisi duduk
9. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
10. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
11. Memastikan alat dapat berfungi dengan baik
12. Memasukkan obat sesuai dosis
13. Memasang masker pada pasien
14. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis
15. Membersihkan mulut dan hidung dengan tissue
16. Melakukan evaluasi tindakan
17. Berpamitan dengan pasien/keluarga
18. Membereskan alat
19. Mencuci tangan
20. Mencatat kegiatan daalam lembar catatan keperawatan

Sumber rujukan https://id.scribd.com/doc/165352644/Sop-Inhalasi-Nebulizer


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Prodi DIII SUCTION


Keperawatan No Dukumen: No Revisi: Halaman:
Universitas ..................................................................... ......................... .........................
Bengkulu

Prosedur tetap Keperawatan Anak Ditetapkan

Tanggal Terbit Agustus 2020 Ketua Jurusan Keperawatan

Nurlaili, S.Sos,M.Kes Ns. Yusran Hasymi, M.Kep,


Sp.KMB

Pengertian Melakukan tindakan penghisapan lendir di jalan napas.

Indikasi 1. Pasien tidak sadar


2. Pasien yang tidak mampu mengeluarkan lendir sendiri

Kontra Indikasi -

Tujuan 1. Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas


2. Melancarkan jalan nafas

Petugas 1. Mahasiwa yang telah lulus atau menyelesaikan teori mata kuliah
keperawatan anak.

Persiapan Persiapan lingkungan:


Likungan
1. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien.
2. Tempatkan alat agar mudah bekerja.
3. Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar.
4. Jaga privasi pasien, dengan memasang sampiran atau menutup tirai.

Persiapan Klien 1. Cek perencanaan keperawatan pasien.


2. Menjelaskan tujuan suction.
3. Pasien diberi penjelasan tentang prosedut yang akan dilakukan.
4. Posisikan pasien dengan posisi yang nyaman.

Persiapan Alat 1. Bak instument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya


2. NaCl atau air matang
3. Canule suction
4. Perlak dan pengalas
5. Mesin suction
6. Kertas tissue

Prosedur 1. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit Ekstensi.
2. Memberikan Oksigen 2-5 menit.
3. Meletakan pengalas di bawah dagu pasien.
4. Memakai sarung tangan.
5. Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung.
6. Memasukkan kanul suction dengan hati-hati (hidung 5cm, mulut 10cm).
7. Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar perlahan
sambil memutar (+5 detik, +10 detik untuk dewasa).
8. Mebilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas.
9. Mengurangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning.
10. Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya.
11. Mengobservasi secret tentang warna, bau, dan volumenya.
12. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan.
13. Merapikan pasien dan lingkungan.
14. Berpamitan dengan pasien.
15. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula.
16. Mencuci tangan.
17. Mencatat kegiatan dalan lembar catatan keperawatannilai kepuasan klien
dan betulkan cara penggunaannya.
18. Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman).
19. Kontrak waktu untuk kunjungan selanjutnya.

Sumber Brunner & Suddart.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol:1. Jakarta


Rujukan
EGC 
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Primaa
Medika,
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori &
Aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC.
Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran Kozier. Fundamental of Nursing
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses
keperawatan edisi 3. Salemba:Medika.
Carperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC: Jakarta
Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika:
Jakarta

Pemasangan transfusi darah

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Tanggal Ditetapkan oleh


Terbit

SPO

Pengertian Terapi invasive (medis) untuk memberikan darah / komponen


darah dengan resiko tinggi, berupa morbiditas dan mortalitas
baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Tujuan 3. Memperbaiki sirkulasi darah, Hb dan kadar protein serum

Indikasi 1. Anemia pada pendarahan akut setelah didahului


penggantian volume dengan cairan
2. Anemia kronis, jika Hb tidak bisa dinaikan dengan cara
lain
3. Gangguan trombilitik, karena defisiensi komponen darah
4. Plasma loss/hipo albumin jika tidak dapat lagi di berikan
plasma subtitle/larutan albumin

Prosedur o Persiapan Alat:


 1 set pemberian darah
 Vena cateter berukuran besar (18-19)
 Normal saline
 Transfuse set
 Produk darah yang tepat
 Hanscoeen steril
 Kapas alcohol
 Plester
 Mansettekan darah
 Stetoskop
 Thermometer
 Format inform consen yang telah ditanda tangani
 Bila di perlukan ;
 Pompa infue set
 Filter penurun leukosit
 Penghangat darah
 Kantung tekanan

o Persiapan Pasien :
 Memberitahu prosedur tindakan pada klien
 Melakukan infornmed consent
 Memonitor tanda-tanda vital (minimal 30 menit
sebelum tindakan)
 Cocokkan data klien dikantong darah dengan data
yang ada dilembar observasi
 Kosongkan urobag
o Pelaksanaan :
 Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan
memberitahukan bahwa tindakan akan segera
dilakukan. 
 Cuci tangan dan pasang sarung tangan
 Alat-alat didekatkan
 Jika pasien sudah terpasang infuse,ganti infuse
dengan blood set
 Bilas atau ganti cairan infuse dengan cairan ns
0,9% kurang lebih 25cc
 Pasang darah/komponen darah yang akan
ditransfusikan, kemudian atur kecepatan tetesan
darah ( batas aman transfuse dengan kondisi
jantung yang baik, tidak ada hipovolemi adalah
1ml/kg bb/ jam (satu kantong darah kira - kira 3
jam). 
 Dokter atau perawat harus 15 menit disamping
klien untuk mengawasi keadaan umum, keluhan
klien, dan memonitoring tanda - tanda vital srta
tanda - tanda alergi seperti : gatal, sesak nafas,
rasa demam, mual, nyeri punggung dll.
 Evaluasi dan pengukuran perlu dilakukan tiap
jam, sampai 1-2 jam setelah transfusi berakhir
 Jika ditemukan tanda - tanda alergi, transfuse
segera dihentikan, segera ganti blood set dengan
yang baru, berikan infuse Ns 0.9%, ukur tanda -
tanda vital jika ada gangguan hemodinamik
lakukan tindakan berdasarkan pada penatalaksaan
klien dengan ganggguan hemodinamik.
 Rapikan pasien
 Bereskan alat-alat
 Cuci tangan
 Dokumentasikan : golongan darah, Rh (+/-)
nomor kantong darah, respon klien dll.

Unit Terkait Instalasi Rawat Inap, Seksi Rekam Medik
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

ProdiDIII PEMBERIAN VIT K PADA BAYI BARU LAHIR


Keperawatan
Universitas No Dokumen: No Revisi: Halaman:
Bengkulu ................................... .......................... ....................
....

Prosedur tetap Keperawatan Anak Ditetapkan

Tanggal Terbit: Agustus 2020 Ketua Jurusan Keperawatan

Nurlaili, S.Sos.,M.Kes Ns. Yusran Hasymi, M.Kep,


Sp.KMB

Pengertian Suatu proses pemberian vit K1 (pytomenadion) pada semua BBL secara injeksi
intramuscular sebanyak 1 mg (setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu) untuk
mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vit K yang dapat dialami oleh sebagian
BBL.

Tujuan 1.Tercapainya taget pemberian profilaksis injeksi vit K1 pada bayi baru lahir sedini
mungkin yaitu 1-2 jam setelah lahir
2.Tercapainya target pelayanan kesehatan bayi baru lahir yang komprehensif di
tingkat pelayanan dasar Terlindunginya bayi baru lahir terhadap perdarahan akibat
defisiensi vit K

Petugas 2. Mahasiswa yang telah lulus atau menyelesaikan teori mata kuliah keperawatan
anak
Persiapan Persiapan lingkungan :
lingkungan
1)    Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien.

2)    Tempatkan alat agar mudah bekerja.

3)    Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar.

4)    Jaga privasi pasien, dengan memasang sampiran atau menutup tirai.

Persiapan klien 1)    Cek perencanaan keperawatan pasien.

2)    Menjelaskan tujuan fisioterapi dada

3)    Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.

4)    Posisikan pasien dengan posisi yang nyaman.

Persiapan alat 1.Vit K1 10 mg/1mg

2.Spuit 1 cc

3.Kapas DTT

4.Sarung tangan DTT

5.Safety box

Prosedur 1. Letakan bayi dengan posisi punggung dibawah


2. Lakukan desinfeksi pada bagian tubuh yang akan diberi suntikan vit K1
3. Pilih daerah otot yang akan disuntik
4. Bersihkan daerah suntikan dengan kasa atau bulatan kapas yang telah
direndam pada larutan antiseptik dan biarkan mengering
5. Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat yang diberikan sudah tepat
6. Isap vit K ke dalam semprit
7. Bila memungkinkan pegang bagian otot yang akan disuntik dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk dengan satu gerakan cepat, masukan
jarum tegak lurus melalui kulit
8. Tarik tuas semprit perlahan untuk meytakinkan bahwa ujung jarum tidak
menusuk kedalam vena
Bila telah selesai, tarik jarum dengan sekali gerakan halus dan tekan dengan
bola kasa steril kering

Sumber rujukan https://bangsalsehat.blogspot.com/2017/07/sop-cara-menyiapkan-obat-dari-ampul-


dan.html

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

ProdiDIII PEMBERIAN PEMBERIAN OBAT TETES dan SALEP MATA


Keperawatan
Universitas No Dokumen: No Revisi: Halaman:
Bengkulu ................................... .......................... ....................
....

Prosedur tetap Keperawatan Anak Ditetapkan

Tanggal Terbit: Agustus 2020 Ketua Jurusan Keperawatan

Nurlaili, S.Sos.,M.Kes Ns. Yusran Hasymi, M.Kep,


Sp.KMB

Pengertian Memberikan terapi obat tetes atau salep mata pada bayi baru lahir

Tujuan Mencegah terjadinya Oftalmia Neonatorum akibat dari penyakit menular seksual

Petugas Mahasiswa yang telah lulus atau menyelesaikan teori mata kuliah keperawatan anak

Persiapan Persiapan lingkungan :


lingkungan
1)    Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien.
2)    Tempatkan alat agar mudah bekerja.

3)    Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar.

4)    Jaga privasi pasien, dengan memasang sampiran atau menutup tirai.

Persiapan klien 1)    Cek perencanaan keperawatan pasien.

2)    Menjelaskan tujuan fisioterapi dada

3)    Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.

4)    Posisikan pasien dengan posisi yang nyaman.

Persiapan alat Alas tetes mata, kapas, obat mata eritromicin 0,5 % atau tetrasiklin 1 %

Prosedur 1.Cuci tangan dengan teknik yang benar

2.Berikan obat mata pada kedua mata bayi

3.Usap dengan kapas bila ada obat yang keluar dari mata

4.Rapikan bayi

5.Cuci tangan dengan teknik yang benar

6.Lakukan pendokumentasian

Sumber rujukan https://www.blogperawat.net/2020/04/sop-pemberian-obat-pada-mata.html


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
BAYI DAN ANAK

Pengertian Melakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan/panjang


badan, lingkar kepala
Tujuan Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan bayi / Balita
Persiapan Tempat : ruangan yang tenang, bersih
Alat : alat pencatat, timbangan berat badan ( timbangan bayi untuk anak
sampai 2 tahun, timbangan injak untuk anak > 2 tahun), alat pengukur
panjang/tinggi badan, pita ukur lingkar lengan atas
Prosedur Kerja 1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada orang tua

3.      PENIMBANGAN BERAT BADAN DENGAN


MENGGUNAKAN TIMBANGAN BAYI
a. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah goyang
b.Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0
c. Lepaskan baju bayi, tanpa topi, kaus kaki atau sarung tangan
d. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
e. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
f.  Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan. Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

4.   

 
PENIMBANGAN BERAT BADAN DENGAN
MENGGUNAKAN TIMBANGAN INJAK
a. Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah
bergerak
b. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0
c. Anjurkan anak memakai baju yang tipis, tidak memakai alas kaki,
jaket, topi, jam tangan, kalung dan tidak memegang sesuatu
d. Berdirikan anak di atas timbangan tanpa dipegangi
e. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
f.  Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan. Bila anak terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

5.      PENGUKURAN PB/TB DENGAN CARA BERBARING


(sebaiknya oleh 2 orang petugas)
a. Letakkan bayi berbaring terlentang pada alas yang datar
b. Tempelkan kepala bayi pada pembatas angka 0
( petugas 1)
c. Pegang kepala bayi agar tetap menempel pada
pembatas angka 0 (pembatas kepala)
d. Petugas 2 : tekan lutut bayi dengan tangan kiri
dan dengan menggunakan tangan kapan tekan batas
kaki ke telapak kaki bayi
e. Petugas 2 : Baca angka di tepi luar pengukur

6.      PENGUKURAN PB/TB DENGAN CARA BERDIRI


a. Lepas sandal atau sepatu anak
b. Berdirikan anak tegak menghadap ke depan
c. Tempelkan punggung, pantat dan tumit anak pada
tiang pengukur
d. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di
ubun-ubun
e. Baca angka pada batas tersebut
f. Interpretasikan hasi pemeriksaan TB/PB dan BB
dengan menggunakan tabel BB/TB Direktorat Gizi
masyarakat tahun 2002

7.      PENGUKURAN LINGKAR KEPALA


a.       Lingkarkan pita ukur pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis
mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
tarik agak kencang
b.      Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
c.       Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak
d.      Catat hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala menurut umur dan
jenis kelamin
e.       Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan
ukuran sekarang
8.      PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS
a. Lingkarkan pita ukur pada lengan atas (pada titik
tengah lengan atas)
b. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
c. Catat hasil pengukuran
9.      Informasikan hasil pemeriksaan antropometri pada keluarga
10 .  Rapikan pasien
11 .  Rapikan lingkungan dan peralatan
12 .  Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai