Pedoman Korps Pengader Hmi
Pedoman Korps Pengader Hmi
PEDOMAN
Menuju
Pendidik, Pemimpin dan Pejuang
Bismillahirrahmanirahiim
Pengader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah sosok dengan kepribadian yang
utuh, sebagai pendidik,
sebagai pendidik, pemimpin,
pemimpin, dan
dan pejuang
pejuang (mujahid). Dengan demikian setiap Insan
pengader HMI terlibat dalam proses Idealisasi menuju citra diri, yang datam aktifitas dan
peranannya senantiasa diusahakan untuk merealisasikannya.
Sebagai pendidik , pengader HMI adalah pembawa dan penjaga nilai Islam.
Pelaksanaannya dalam sistem pelatihan, pengadar HMI mengharuskan untuk mendidik
dan menempatkan dirinya terlebih dahulu sebagai uswatun hasanah (suri teladan). Islam
menuntut agar seorang pendidik senantiasa satu kata antara lisan dan perbuatan, karena
Allah SWT melarang setlap muslim menuturkan sesuatu yang dirinya Eidak melakukan,
bahkan justru memulai sesuatu yang diajarkan dari dirinya (ibda' bi nafsik). Proses
edukasi dalam pelatihan juga mengharuskan pengader untuk memperlakukan anggota
HMl sebagai subyek, dan secara khusus dalam latihan HMI memperlakukannya sebagai
subyek latihan. Oleh karena itu pengader HMI harus memperlakukan peserta latihan
sebagai suhyek yang memiliki batasan-batasan hak dan kemerdekaah tertentu. Dengan
demikian, setiap unsur "pemaksaan" kehendak kepada subyek latihan harus dihindari.
Sebalikanya, perlakuan terhadap subyek latihan secara edukatif akan menyebabkan.
proses tarnsformasi nilai yang dilakukan oleh pengader HMI kepada sub
subyek
yek latihan dapat
berjaian secara lebih manusiawi.
Sebagai pemimpin
pemimpin,, pengader adalah penjaga ukhuwah islamiyah di kalangan kader-
kader HMI, khususnya di kalangan pengurus. Pada posisi ini pengader HMI harus berperan
sebagai integrator dari setiap bentuk "konflik dan friksi", yang timbul di kalangan kader
HMI. Dalam posisi yang sama pula, berpeian sebagai pengamat perkembangan HMI, guna
mengidentifikasi permasalahan yang timbul serta berupaya untuk mengusahakan
pemecahannya secara konsepsional maupun operasional.
Sebagat pejuang , pengader HMI menempatkan diri sebagai pelopor dalam
melaksanakan amar ma'ruf nahy munkar, baik dalam dinamika intern HMI maupun
lingkungan eksternal HMI. Kepeloporannya dalam kerja kemanusiaan atau amal sholeh
merupaken tuntutan atas tanggung jawab kemasyarakatannya dalam berbagai realitas
kehidupan umat manusia. Langkah amar ma'ruf ini dilakukan untuk menggali potensi
kreatif menjadi bentuk amal sholeh bagi kader-kader HMI maupun masyarakat. Sedangkan
nahy munkar dilakukan
dilakukan untuk membendung potensi destruktlf dari manapun datangnya.
Sebagai konsekuensi dari tiga sosok potensi yang padu, yakni pendidik, pemimpin,
dan pejuang, maka pengader adalah insan yang memiliki kesadaran ideologis yang tinggi,
ikhlas berjihad di jalan Allah SWT, istiqomah, memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang releven dengan tugasnya sebagai pengelola latihan HMI.
BAB I
KODE ETIK PENGADER
Pasal 1
a. Kode etik pengader ini merupakan upaya perumusan perilaku yang sepatutnya bagi
HMI;
b. Kode etik pengader HMI ini bersifat normatif bagi setiap pengader dalam melakukan
kegiatannya;
BAB II
PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 2
a. Pengader HMI melakukan tug
tugasnya
asnya dengan berpedoman kepada Al-Qur'an, Sunnah
Rasul, Khittah Perjuangan, AD/ART, Pedoman Perkaderan serta pedoman lainnya;
b. Pengader HMI tidak mencampuradukkan misi HMI dengan kepentingan pribadinya,
baik berupa pandangan keagamaan maupun sikap kepribadian lainnya;
lainn ya;
c. Pengader HMI melaksanakan ttugasnya
ugasnya dengan menghormati sepenuhnya harga diri
peserta latihan kader sebagai subyek yang memiliki perasaan, pandangan, dan cita-cita;
d. Pengader HMI rnenyadari sepenuhnya bahwa sprat mutlak bagi kelangsungan cita-cita,
adalah terpahaminya gagasan-gagasan dan dimensi-dimensi perjuangan HMI;
e. Pengader HMI sadar bahwa dirinya, baik di dalam maupun di luar forum
forum lati
latihan
han kader
merupakan kader-kader, pilihan HMI yang harus' menjaga nama baik dirinya,
himpunan, dan Islam secara, keseluruhan.
BAB III
KEWAJIBAN
Pasal 3
a) Pengader HMI berkewajiban untuk senantiasa meningkatkan kualitas dirinya, baik dari
segi aqidah (watak dan sikap), ilmu (pengetahuan, kecerdasan dan kebijaksanaan),
serta keterampilan (kecakapan daya apta dan daya tanggap);
b) Pangader HMI tidak terpengaruh oleh persoalan yang terjadi di luar lingkungan HMI
dan terbuka terhadap nasehat untuk kebaikan dirinya;
c) Pengader HM I senantiasa mengikuti perkembangan kebijakaan HMI dan
kemasyarakatan, baik di tingkat daerah, nasional maupun intemasional;
BAB IV
RASA PERSAUDARAAN
Pasal 4
Pengader HMI baik dalam melaksanakan tugasnya maupun dalam kehidupan sehari-hari
harus menjaga rasa persaudaraan Islam (ukhuwah islamiya) dengan tidak melakukan hal-
hal yang merugikan sesama pengader.
Pasal 5
Kode etik pengader dibuat berdasarkan prinsip bahwa seorang pengader HMI
mempertanggungjawabkan ketaatan kode etik ini kepada Allah SWT dan secara
organisatoris kepada Korp Pengader
B I L lA
l A H l T T A WF
WF I Q W A l H I D A Y A H ,
BAGIAN II
PEDOMAN KORP PENGADER
Bahwa dalam rangka mencapai tujuan HMI, yaitu terbinanya mahasiswa Islam
menjadi insan ulul al baab yang turut bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan
masyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu Wata'ala, diperlukan adanya usaha untuk
melakukan kegiatan yang terencana, terarah dan terorganisir secara sistematis dan
berkesinambungan. Usaha ini dirumuskan dalam sistem perkaderan HMI dalam bentuk
pendidikan formal atau pelatihan dan kegiatan lainnya.
Perkaderan HMI yang berorientasi pada pembentukan karakter insan ulul al baab
dengan kepribadian yang utuh menuntut kesadaran dari penanggung jawab perkaderan
khususnya para pengader HMI dalam mengembangkan pembentukan karakter, pola berfikir
integratif, dan perilaku yang bersandar pada ajaran Islam. Untuk itu diperlukan, suatu
wadah yang dapat menampung semua aktifitas dalam menjawab persoalan tersebut di atas.
Atas berkat rahmat Allah Subhanahu Wata'ala yang disertai dengan kesadaran dan
tanggung jawab perkaderan, dibentuklah satu wadah Korp Pengader Himpunan Mahasiswa
Islam, yang berpegang kepada Al-Qur'an dan AI Hadits, AD/ART, Khittah Perjuangan,
Pedoman Perkaderan dan pedoman-pedoman lainnya, yang secara operasional berpegang
kepada Pedoman Korp Pengader sebagai berikut :
BAB I
NAMA, STATUS, dan TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Lembaga ini bernama Korp Pengader Himpunan Mahasiswa Islam atau yang disingkat KP
HMI.
Pasal 2
Status
K P H M I barst
barstatus
atus sebagai
sebagai badan pembant
pembantu
u pimpinan
pimpinan HMI (pasal 16 AD H
HMI
MI jo
jo pasal
14
146
6 aya
ayatt a, b da
dan
n c A R T H M I) .
Pasal 3
Tempat Kedudukan
K P HMI berkedudukan di tempat pimpinan HMI,
HMI, dibentuk di tingkat cabang.
BAB II
FUNGSI dan PERAN
Pasal 4
Fungsi
KP HMI berfungsi membantu pimpinan dalam melaksanakan amanah kekuasaan dalam
konteks kepentingan keorganisasian, khusus untuk tugas-tugas perkaderan HMI.
Pasal 5
Peran
a) Meningkatkan kualitas dan kuantitas anggota dalam rangka mewujudkan cita-cita
kekaderan HMI;
b) Memberi saran dan atau pendapat kepada pimpinan HMI dalam masalah yang
berkaitan dengan perkaderan HMI baik diminta ataupun tidak diminta.
BAB III
TUGAS dan TANGGUNG JAWAB
Pasal 6
Tugas
a. Mengembangkan kualitas dan kuantitas anggota KP HMI;
b. Mengadakan evaluasi terhadap pengelolaan Perkaderan HM
HMII model Pendidikan Latihan;
c. Mengadakan usaha peningkatan kemampuan pengelolaan Perkaderan HMI model
Pendidikan latihan.
Pasal 7
Tanggung Jawab
KP HMI bertanggung jawab kepada Pimpinan HMI;
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasa18
Syarat dan Status Keanggotaan
a. Anggota KP HMI adatah anggota HMI yang memenuhi syarat-syarat, klasifikasi, dan
kualifikasi tertentu sebagai pengader;
b. Klasifikasi dan kualifikasi keanggotaan diatur dalam ketentuan yang terpisah;
c. Status keanggotaan KP HMI gugur apabila yang bersangkutan (1) meninggal dunia, (2)
mengundurkan diri, (3) dipecat status keanggotaannya sebagai anggota KP dan atau
dipecat status keanggotaannya sebagai anggota HMI.
Pasal 9
Hak dan Tanggung Jawab
Anggota KP HMI berhak untuk meningkatkan kualitas dirinya dan bertanggung jawab
untuk mematuhi pedoman-pedoman HMI, Konsep Diri Pengader, serta Pedoman Korp
Pengader.
BAB V
ORGANISASI
Pasal 10
Struktur
a. Struktur lembaga organisas
organisasii ini dibentuk di tingkat cabang;
b. Hubungan antara KP HMI dan pimpinan HMI bersifat konsultatif;
Pasal 11
Kepengurusan
a. Pengurus KP HMI sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris dan benclahara.
b. Pengurus KP HMI di sahkan oleh Pimpinan HMI
HM I
Pasal 12
Tata Kerja
a. KP HMI melaksanakan tugas perkaderan dengan pengesahan pimpinan HMI;
b. Anggota KP HMI melaksanakan tugas'perkaderan dengan pengesahan Pengurus KP
HMI;
c. Penugasan anggota KP HMI keluar atau antar daerah kepengurusan antar HMI
dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan Pimpinan HMI yang disahkan oleh Pengurus
KP HMI.
d. Deism hal tertentu penugasan anggota KP HMI dapat ditentukan lain dari yang
dimaksud ayat b
pasal ini
BAB VI
MUSYAWARAH
Pasal 13
Musyawarah
a. Musyawarah KP HMI (MUSKORP) adalah musyawarah anggota-anggota KP HMI
b. Musyawarah KP HMI (MUSKORP) bertugas memilih sebanyak-banyaknya 3 (tiga)
orang calon Ketua Umum dan menentukan Program Kerja KP HMI
c. Musyawarah Korp ((MUSKORP)
MUSKORP) diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun
d. Dalam hat-hal,tertentu bisa diadakan Musyawarah Kor
Korp
p istimewa
e. Periodisasi ~ Musyawarah Korp (MUSKORP) terikat
terikat dengan periodisasi kepengurusan
Pimpinan HMI
BAB VII
ADMINISTRASI LEMBAGA
Pasal 14
a. Surat ke dalam (lingkungan intern HMI) memakai kode: nomor/A/SEK/KP/bulan
Hijriyah/tahun Hijriyah;
b. Surat ke luar (di luar lingkungan HMI) memakai kode: nomor/B/SEK/KP/bulan
Hijriyah/tahun Hijriyah;
Pasal 15
Keuangan
a. Keuangan KP HMI diperoleh dari iuran, infaq dan atau sumbangan anggota;
b. Usaha-usaha yang sah, halal dan tidak mengikat
BAB VIII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 1
Perubahan Pedoman KID dilakukan melalui Musyawarah Korp
Pasa1 2
Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur dalsm ketentuan kemudian
B I L L A H I T TA
TA W
WFF I Q WA L H I D A Y A H ,
PENJELASAN
PEDOMAN KORP PENGADER HMI
Bab V Pasal 12:c, yang dimaksud dengan "hal-hal tertentu" dalam ayat ini adalah apabila
dijumpai anggota KP HMI dl luar wiiayah lembaganya dapat melaksanakan tugas
perkaderan sewaktu dibutuhkan apabila:
1. Disahkan oleh pimpinan HMI cabang yang bersangkutan dan atau
2. Diminta oleh pimpinan HM) tingkat atasnya, dengan pernberitahuan dan atau
permintaan kepada pimpinan HMI cabang yang bersangkutan.
BAGIAN KETIGA
PETUNJUK KERJA PENGADER
BAB I
SEBAGAI ANGGOTA HMI
Pasal 1
Tingkat komisariat
Pasal 2
Aktifitas Kepengurusan
a. Membagi waktu sebaik-baiknya agar tidak larut dalam kegiatan rutin operasional
program, denganselalu berpartisipasi pada perumusan den evaluasi langkah strategis
dari perkaderan;
b. Tugas den tanggung jawab pada jabatan eksekufif HMI disinkronkan dengan tugas den
tanggung jawab KP HMI.
Pasal 3
Aktitit
Aktititas
as Kamp us
a) Pengader yang pada periode tertentu mengkhususkan did pada kesibukan kampuslntra
unlversiter, tetap selalu menjaga dan memelihara komunikasi serta teriibat secara ideal
dengan langkah pengeloiaan latihan kader;
b) Pada waktu tertentu masih menyisihkan waktu untuk be,rperan serta secara fisik ada
kegiatan pengelolaan latihan kader, tanpa mengganggu situasi yang terdapat pada
aktifitas intra den ekstra universiter.
Pasal 4
Aktifitas Di Masyarakat
Pengader harus dapat menjadi contoh yang baik dan dapat ikut serta memecahkan problema
masyarakat di lingkungannya.
BAB II
PADA SAAT MENJADI PEMANDU
Pasal 5
Terhadap Diri Sendiri
a. Pakaian pernandu adalah pakaian yang rapi, sopan, sederhana, bersepatu, dan mengikuti
sunnah rasulullah dalam adab den pakaian
b. Sedapat mungkin full time di medan latihan kader atau hanya meninggalkan medan
latihan kader apabila ada keperluan yang penting sekali. Sebelumnya pada saat
dihubungi panitia, supaya memberikan penjelasan bersedia atau tidak. Dalam hal telah
memberikan kesediaan kemudianberhalangan, agar panitia membantu mencari rekan
gantinya;
c. membawa bahan bacaan buku (literatur) yang berhubungan dengan latihan kader serta
AI Qu’ran dan terjemahannya (misalnya terbitan Dep. Agama)
Agama)
d. Seandainya pada seat iatihan kader berlangsung, terdapat peserta yang memiliki
hubungan khusus secara pribadi, hendaknya tetap bertingkah laku wajar untuk tidak
.
menimbulkan kesan yang mengganggu sosialisasi nilai yang ditawarkan kepada peserta
latihan kader.
Pasal 6
Sebagai Pemandu
a. Tim pem
pemandu
andu menjaga kebersihan/kondite penilaian terhadap peser
peserta
ta latihan kader,
agar tidak diketahui oleh yang tidak berkepentingan, setelah melakukan perhitungan
prestasi peserta latihan kader secara teiiti;
b. Mengadakan pembagian tugas yang simbang pada setiap sesi bagi sesama pemandu,
baik pada pertemuan pra latihan maupun pada saat latihan kader berlangsung;
c. Memimpin kagiatan ibaddh praktis dan atau studi AI Qur’an setelah Maghrib dan
Shubuh di masjid bagi peserta latihan kader secara khusus menurut tingkat
kemampuannya. Untuk studi AI Qur’an bagi pes!erta latihan kad6r yang sudah fasih
den tajwidnya benar, dapat dijadikan asisten pada acara tersebut;
d. Memilih ay
ayat-ayat
at-ayat AI Qur'an untuk dibacakan pada pembukaan scare pada lokal,
sesuai dengan konteks yang berhubungan langsung dengan materi pada acara yang
akan dimasukinya; .
e. Mengambil alih tanggung jawab mengisi materi, apabila penyampai kajian yang
bertugas betul betul berhalangan
b erhalangan sedangkan waktu untuk mencari penggantinya
pen ggantinya sudah
tidak mungkin lagi;
f. Pada saat selesai latihan kader, langsung menyelesaikan laporan secara rapih dan
lengkap untuk segera dijilid, termasuk laporan evaluasi penilaian terhadap penyampai
kajian yang bertugas.
Pasal 7
Sesama Pemandu
a. Memeriksa kembali pembagian tugas sebelum masuk lokal (pembagian waktu bicara,
Pasal 8
Terhadap Penyampai Kajian
a. Pemandu menyampaikan perkembangan latihan kader kepada penyampai kajian yang
akan menyampaikan kajian, kemudian mempersilahkan menglsi apabila waktunya
sudah masuk. Bila penyampai kajian sudah melampaui batas waktu yang ditentukan,
pemandu dapat mengingat
mengingatkan
kan secara tertulis dan tidak menyolok mengundang
mengunda ng
perhatian para pese
peserta
rta latlhan kader;
b. Selama penyampai kajian berada di dalam maupun di luar lokal, agar pemandu
mengesankan sikap akrab dan dalam suasana ukhuwah islamiyah terhadap
penyampaii kajian
penyampa kajian,, terutama di mata peserta
p eserta latih
latihan
an kade
kaderr den pa
panitia;
nitia; - .
c. Memanfaatkan waktu yang tersediauntuk berdiskusi (informal) dengan penyampai
kajian, baik segala sesuatu yang berkaitan dengan perkaderan maupun topik-topik
umum yang aktual dan sosial budaya serta akar filsafatnya;
filsafatnya;
d. Pada sesi berikutnya, pemandu dapat memantapkan materi yang disampaikan oleh
penyampaii kajian terdahulu tanpa keluar dari pola yang ada.
penyampa ad a. Dalam hal terjadi
kekeliruan oleh penyampai kajian datam menyampaiakn atau menyangkut materi,
dapat melakukan netralisasi tanpa menjatuhkan penyampai kajian.
Pasal 9
Terhadap Peserta Latihan Kader
10
a. Pemandu menyampaiakn rasa penghargaan dan persaudaraan kepada peserta latihan
kader, misalnya pada penyebutan nama yang banar, memperhatikan asal-usul,
bersabar mengikuti
m engikuti jalan pikirannya,
pik irannya, memahami latar bcla
bclakang
kang dst
dstnya;
nya;
b. Pemandu tidak menunjukkan sikap atau tindakan yang mengesankan pilih kasih.
Pemandu putra supaya tidak mendatangi domisili peserta putri selama tidak ada
alasan yang
yang penting sekali sela
selama
ma proses latihan kader
kader bertangsung;
bertangsung; '
c. Pemandu cukup menunjukkan senyum atau rasa geli yang wajar kalau menyaksikan
tindakan peserta latihan kader yang lucu, aneh dsbnya;
d. Pemandu apabila terpaksa menjatuhkan sanksi kepada peserta latihan kader,
hendaknya dengan cara mendidik dan teknik yang tidak mengakibatkan antipati.
Sementara pemandu yang lain hendaknya mengimbangi dengan membuat suasana
kembali akrab dan bergairah;
e. Pada dasamya
dasamya pemandu harus me
menyesuaikan
nyesuaikan diri
diri dengan kes
kesepakatan
epakatan ketert
ketertiban
iban
peserta latihan kader. Serta memberi contoh sholat berjama'ah maupun aktifitas
masjid lainnya kepada peserta latihan dan panitia;
f. Diskusi (secara formal) dapat dilakukan di luar lokal dengan peserta latihan yang
sifatnya melayani hasrat ingin tahu dari peserta latihan kader dengan menyesuaikan
penggarapan
penggarap an pada Iokal;
g. Apabila pada suatu saat di medan latihan kader, pemandu tertarik kepada salah
seorang peserta latihan kader, hendaknya selalu bertindak dewasa sehingga tidak
perlu .menunjukkan tingkah laku yang dapat mengundang fitnah.
Pasal 10
Terhadap Panitia
a. Pemandu selalu berusaha memahami kondisi den permasalahan yang dihadapi panitia,
dengan memberikan bimbingan maupun dorongan atau penghargaan moral. Gaya
berkomunikasi
berkomun ikasi instruktif, sewajamya tidak dilakuk
dilakukan,
an, melainkan
melainka n hanya dengan gaya
persuasif, yaitu merundin
merundingkan
gkan persoalan tugas yang harus ditangani ole.h panitia
sebagai tugas bersama yang perlu disukseskan;
b. Hal-hal yang menyangkut fasititas kesekretariatan latihan kader (alat tulis, kertas dan
sejenisnya) maupun konsumsi yang diperlukan hanya sebatas kemampuan panitia,
tidak sampai memberatkan;
c. Menyesuaikan pengaturan acara (di dalam maupun di luar lokal) dengan persiapan
teknis yang selesai dikerjakan panitia, dengan lebih dahulu melakukan pemeriksaan;
d. Waktu luang dari panitia dimanfaatkan uhtuk melaksanakan diskusi tentang topik
yang bersifat pendalaman persepsi den wawasan berfikir panitia, baik persoalan
perkaderan maupun soal umum
umum..
Pasal 11
Kunjungan Sesama Anggota Korp Pengader
11
a. Rekan anggota
anggota KP yang ti
tidak
dak bertugas
bertugas (formal)
(formal) dan datang ke medan latihan kader,
diajak untuk ikut mempelajari jalannya latihan kader serta bertukar pikiran untuk
mendapatkan hasil yang optimal mengatasi kasus-kasus yang timbul;
b. Dalam keadaan situasi latihan kader yang memerlukan bantuan untuk mempartahankan
target latihan kader, maka rekan anggota KP yang berkunjung dapat diminta bantuan
sebagai tenaga "khusus".
Pasal 12
Terhadap Alumni yang Berkunjung
a. Alumni (terutama yang pemah ikut mengelola Latihan Kader) yang berkunjung ke
medan Latihan Kader, kalau mungkin diperkenalkan dengan peserta Latihan Kader
disertai dialog singkat tanpa merubah manual Latihan Kader.
b. Terhadap alumni tersebut, pemandu melakukan diskusi intensif mengenai
perkembangan perkaderan (metode dan teknik yang diterapkan), serta menginvertarisasi
input pemikiran yang re1evan
Pasal 13
Terhadap Sesama Penyampai Kajian
BAB III
PADA SAAT MENJADI PENYAMPAI KAJIAN
Pasal 14
Terhadap Diri Sendiri
a. Penyampai kajian pada saat dihubungi panitia segera memberi kepastian kesediaan atau
ketidaksediaan. Apabila telah memberi kesediaan kemudian berhalangan,. supaya
memberitu panitia menghubungi penyampai kajian lain dengan melampirkan surat
penugasan ditambah surat pelimpahan. '
b. Membawa beberapa literatur dan alat peraga yg berkaitan dengan materi kajiannya, dan
diutamakan mengutip langsung dari AI Qur'an pada waktu
waktu menjelaskan landasan ayat
dari materinya.
c. Penyampai kajian sedapat mungkin menyesuaikan diri dengan kesepakatan tata tertib
di dalam
d. lokasi Latihan Kader Sebelum rrengisi, acara dalam forum kelas, lebih dahulu
mempelajari perkembangan Latihan Kader, khususnya riwayat hidup peserta.
12
Pasal 15
Terhadap Peserta Latihan Kader
a. Penyampai kajian memberikan kesempatan yg merata dan adil pada peserta untuk
berbicara serta menghargai pendapat peserta dan membimbing dan merumuskan
pendapat mereka. Pada saat peserta berbicara hendaknya
hen daknya penyampai kajian memberikan
Pasal 16
Terhadap Sesama Penyampai Kajian
a. Diusahakan sebelum mengisi materi kajian berdialog dengan rekan penyampai kajian
yg menqasuh materi sejenis dan penyampai kajian yang mengasuh materi yang
berkaitan erat dengan materinya.
b. Saling mengisi dengan materi yang lebih dahulu disampaikan oleh penyampai kajian
Pasal 17
Terhadap Pemandu
a. Semoga hidayah dan rahmat Allah SWT berlimpah kepada kami, sehingga
menumbuhkan kesadaran
kesadaran dan kekuatan untuk meng
mengendalikan
endalikan diri
diri,, bertingkah laku
menurut citra yang telah dipancangkan.
b. Semoga diantara sesama KorpPengader akan saling mengingatkan manakala khilaf
atau lupa. _
13
c. Akhimya semoga segala tingkah laku anggota Korp Pengader senantiasa merupakan
perwujudan
perwujuda n . dalam rangka perjuangan
perjuan gan mencap
mencapai
ai tujuan, semata -mata hanya sebagai
ibadah kepada Allah SWT Rabbul'alamin.
BAGIAN KEEMPAT
KUALIFIKASI PEMANDU DI DALAM HMI
BAB I
KUALIFIKASI
Pasal 1
Istilah
Kualifikasi Pemandu adalah kemampuan dan persyaratan dan kemampuan yang harus
dimiliki Pemandu untuk mengelola, mengarahkan l.atihan Kader tertentu. ,
BAB II
Pasal 2
Kualifikasi Umum
Kualifikasi umum adalah kualifikasi bagi Pemandu yang terlibat dalam Latihan Kader
secara umum, yaitu sebagai berikut :
a. Memahami Khittah Perjuangan HMI.
b. Memahami Pedoman Perkaderan HMI
c. Mempunyai kemampuan sebagai pendidik dan pengelola Latihan Kader
d. Memahami kurukulum mated dan proses interaksi dalon latihan
e. Berpegang terguh pada Konsep Diri, Kode Etik Pedoman pengader HMI.
Pasal 3
Kualifikasi Khusus
Kualifikasi Khusus adalah kemampuan bagi para Pemandu yang disesuaikan dengan yang
telah diikuti dan kemampuan pengelola latihan yang dimilikinya. Pemandu Latihan Kader
Umum
a. Pemandu Latihan Kader Umum
b. Pemandu Latihan Kader Khusus
Pasal 4
Pemandu Latihan Kader Umum
14
Pasat 5
Pemandu Latihan Kader Khusus
BI LLAHI TT
TTAU
AUFlQ
FlQ WAL HI DAYAH
BAGIAN KELIMA
KLASIFIKASI DAN KUALlFlKASI PENYAMPAI
KAJIAN DI DALAM HMI
BAB I
BATASAN PENGERTIAN
Pasal 1
Istiiah
a. Kiasifkasi Penyampai Kajian
Adalah pembagian dan pengelompokan penyampai kajian berdasarkan kewenangan
yang dimiliki, bertanggung jawab terhadap Proses dan
d an hasil Latihan.Kader,
b. Kualifikasi Penyampai Kajian
-
Adalah kemampuan dan persyaratan yang harus dimiliki penyampai kajian untuk
mengelola, mengarahkan Lat
Latihan
ihan Kader tertentu.
15
BAB II
KLASIFIKASI
Pasal 2
Berdasar sumber dan keterlibatannya
Pasal 3
Berdasasarkan Kewenangan Pengelolaan dan Penyampai Materi :
16
BAB III
KUALIFIKASI
Pasal 4
Kualifikasi Umum
Pasal 5
Kualifikasi Khusus
Kualifikasi bagi penyampai kajian yangterlibat dalam berbagai bentuk Latihan Kader sesuai
dengan jenisnya. Kualifikasi khusus dapat dibagi menjadi dua:
a. Penyampaa Kajian Latihan
Latihan Ka
Kader
der Umum
Umum
b. Penyampai kajian Latihan Kader Khusus
Pasal 6
Penyampai Kajian Latihan Kader Umum
17
Pasal 7
a. Penyampai kajian Latihan Kader Khusus
1. Telah menjadi PEmandu Latihan Kader II sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali.
2. Telah menjadi Pemandu Kursus Pengader/Penataran Pengader minimal 1 (satu)
kali.
BAB IV
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 8
Pembatasan
18
persyarata
pers yaratannya
nnya..
c. Selama point b di atas belum dapat terlaksana, maka HMI Cabang yang
bersangk
bers angkutan
utan diberikan
dibe rikan kese
kesempata
mpatan
n te
tetap
tap seperti
sepe rti biasa
b iasa mela
melaksana
ksanakan
kan Latih
Latihan
an Kader
K ader
sesuai dengan kemampuannya.