Disusun oleh:
Tahun 2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat hidayahNya jualah sehingga
penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Industri Kabupaten (RPIK) Lombok
Timur Tahun 2023-2043 dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Tim Penyusun,
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB III. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN SERTA TUJUAN DAN SASARAN
PEMBANGUNAN INDUSTRI DAERAH .............................................. 50
A. Visi, Misi, dan Strategi Pembangunan Industri Daerah ............. 50
B. Tujuan Pembangunan Industri Kabupaten Lombok Timur....... 51
C. Sasaran Pembangunan Industri Kabupaten Lombok Timur .... 51
D. Tahapan Pembangunan Industri Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2023-2043 ........................................................................... 53
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lombok Timur terletak di ujung timur Pulau Lombok dengan letak
astronomis antara 116°-117° Bujur Timur dan 8°-9° Lintang Selatan dengan luas
wilayah mencapai 2.679,88 Km2 (267.988 hektar). Proprosi luas wilayahnya sekitar
33,88% dari keseluruhan luas Pulau Lombok atau 6,64% dari total luas wilayah
Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Luas daratannya mencapai 1.605,55 Km2
(59,91%) dan perairan laut sekitar 1.074,33 Km2 (40,09%). Berdasarkan topografi
wilayah, Kabupaten Lombok Timur terletak pada ketinggian 0-3.726 meter dengan
kemiringan lahan bervariasi mulai dari kelas kemiringan lereng antara 0–2 persen
sampai kelas kemiringan lereng lebih dari 40 persen. Iklim wilayah Kabupaten
Lombok Timur dapat dikategorikan beriklim tropis dengan temperatur berkisar
17,4oC-27,3oC. Dampak pemanasan global yang terjadi beberapa kurun waktu
terakhir menyebabkan perubahan iklim yang berfluktuasi dalam beberapa tahun
terakhir. Selama tahun 2021, curah hujan berkisar antara 3,10 mm-412,30 mm dan
jumlah hari hujan berada pada kisaran 3-23 hari per bulan.
Secara administrasi, Kabupaten Lombok Timur terdiri dari 21 Kecamatan
dan 254 Desa/Kelurahan yaitu 239 Desa, 15 Kelurahan, dan 1.267 Dusun.
Penduduk Lombok Timur pada tahun 2021 (BPS, 2022) berjumlah 1.343.901 jiwa
terdiri dari 669.907 (49,85%) laki-laki dan 673.994 jiwa (50,15%) perempuan. Rata-
rata kepadatan penduduknya mencapai 837 jiwa per Km2 dengan wilayah terpadat
adalah Kecamatan Sakra (2.335 jiwa/Km2) dan terendah di Kecamatan Sambelia
(121 jiwa/Km2). Berdasarkan kategori kelompok umur, jumlah penduduk usia
produktif (15-64 tahun) sebanyak 887.683 jiwa atau 66,1% dari total penduduk
dengan tingkat ketergantungan (dependency ratio) sebesar 51. Dari rasio ini dapat
dijelaskan bahwa setiap 100 penduduk produktif akan menanggung 51 penduduk
tidak produktif. Besarnya persentase penduduk usia produktif ini bisa menjadi
pemacu pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran jika mereka mendapatkan
Jumlah Kepadatan
No Kecamatan %
Penduduk (jiwa/Km2)
1. Keruak 58.518 4,35 1.639
2. Jerowaru 62.276 4,63 391
3. Sakra 64.982 4,84 2.335
4. Sakra Barat 59.003 4,39 1.764
5. Sakra Timur 52.744 3,92 1.331
6. Terara 76.958 5,73 1.906
7. Montong Gading 49.488 3,68 1.099
8. Sikur 80.136 5,96 1.242
9. Masbagik 109.412 8,14 3.251
10. Pringgasela 63.999 4,76 826
11. Sukamulia 36.885 2,74 2.385
12. Suralaga 65.592 4,88 2.074
13. Selong 93.766 6,98 3.171
14. Labuhan Haji 65.400 4,87 1.394
15. Pringgabaya 112.373 8,36 1.032
16. Suela 46.061 3,43 369
17. Aikmel 71.108 5,29 993
18. Wanasaba 69.264 5,15 1.089
19. Sembalun 23.900 1,78 128
20. Lenek 44.133 3,28 809
21. Sambelia 37.903 2,82 121
Sumber: Lombok Timur Dalam Angka (BPS, 2022)
Gambar 1.
Jumlah Penduduk Lombok Timur Tahun 2021
(Menurut Kecamatan)
109.412
112.373
93.766
80.136
76.958
71.108
69.264
65.592
65.400
64.982
63.999
62.276
59.003
58.518
52.744
49.488
46.061
44.133
37.903
36.885
23.900
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
Jumlah angkatan kerja di tahun 2021 sebesar 628.396 orang, terdiri dari
angkatan kerja laki-laki berjumlah 342.804 orang dan perempuan sebesar 285.592
orang. Angka pengangguran di Kabupaten Lombok Timur tahun 2021 sebesar
2,79 persen atau menurun 1,38 persen dari tahun 2020 mencapai 4,17 persen.
Jika didasarkan pada jenis kelamin, angka pengangguran perempuan tercatat 18,4
persen atau jauh lebih kecil dibanding angka pengangguran laki-laki sebesar 81,6
persen. Berdasarkan tingkat pendidikan, pekerja di kabupaten Lombok Timur yang
berusia 15 tahun ke atas memiliki tingkat pendidikan paling tinggi tamat SD
sederajat sebesar 48,64 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
pekerja di Kabupaten Lombok Timur relatif masih rendah. Dari aspek
kesejahteraan lainnya, kemiskinan masih menjadi permasalahan sosial di Lombok
Timur. Jumlah penduduk miskin Lombok Timur Tahun 2021 mencapai 190.840
orang, sedangkan pada Tahun 2020 sebesar 183.840 orang atau naik sekitar 7.000
orang. Sementara, persentase penduduk miskin Tahun 2021 mengalami kenaikan
sebesar 0,14 persen poin, dari 15,24 persen pada Tahun 2020 menjadi 15,38
persen Tahun 2021.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum Rencana Pembangunan Industri Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2023-2043, adalah:
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang PerIndustrian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5492);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penyusunan Rencana Pembangunan Industri Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2023-2043 mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor 110/M-IND/PER/12/2015 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pembangunan Industri Provinsi dan Rencana Pembangunan Industri
Kabupaten/Kota, sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menguraikan secara kualitatif mengenai aspek geografi, demografi,
ekonomi, industri, potensi dan permasalahan utama pembangunan industri
dan pentingnya rencana pembangunan industri Kabupaten Lombok Timur.
B. Dasar hukum
1. Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian;
2. Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
C. Sistematika Penulisan,
Mencakup: Bab I Pendahuluan; Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah
terkait Pembangunan Industri; Bab III Visi dan Misi Pembangunan Daerah,
serta Tujuan dan Sasaran Pembangunan Industri Daerah; Bab IV Strategi
dan Program Pembangunan Industri Kabupaten Lombok Timur; dan Bab V
Penutup.
III. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA TUJUAN DAN SASARAN
PEMBANGUNAN INDUSTRI
A. Visi dan Misi Pembangunan Daerah
B. Tujuan Pembangunan Industri Kabupaten Lombok Timur
C. Sasaran Pembangunan Industri Kabupaten Lombok Timur 2022-2041
Meliputi pertumbuhan sektor Industri, kontribusi sektor industri nonmigas
terhadap PDRB, nilai ekspor produk industri, jumlah tenaga kerja di sektor
industri, nilai investasi di sektor industri.
V. PENUTUP
Menguraikan ringkasan keterkaitan Bab I s/d Bab IV dan harapan-harapan
dalam mensukseskan implementasi Rencana Pembangunan Industri
Kabupaten Lombok Timur 2023-2043.
A. KONDISI DAERAH
1. Aspek Geografis
1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Lombok Timur merupakan Kabupaten yang memiliki luas 33,88% dari luas
keseluruhan pulau Lombok atau 7,97 persen dari luas daratan Provinsi Nusa
Tenggara Barat dan terletak paling ujung timur pulau Lombok dengan luas
wilayah Kabupaten Lombok Timur mencapai 2.679,88 Km2 yang terdiri dari
daratan dengan luas 1.605,55 Km2 (59,91%) sedangkan luas perairan laut
mencapai 1.074,33 Km2 (40,09%), dengan batas wilayah administrasi sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Selat Alas
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Tengah
Kabupaten Lombok Timur terdiri dari 21 kecamatan dan 254 Desa/
Kelurahan yaitu 239 Desa dan 15 Kelurahan, 1.267 Dusun. Penambahan wilayah
administrasi di Kabupaten Lombok Timur kembali terjadi pada tahun 2018, dimana
dari sebelumnya kecamatan berjumlah 20 menjadi 21 dengan adanya Kecamatan
Lenek yang merupakan pecahan Kecamatan Aikmel pada tahun 2018. Sementara
itu, jumlah desa/kelurahan tidak mengalami perubahan, yaitu sebanyak 254
desa/kelurahan dengan rincian 239 desa dan 15 kelurahan. Jumlah Desa/
Kelurahan yang ada di Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2.
Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Masing-Masing Kecamatan
di Kabupaten Lombok Timur 2022
1.3. Topografi
Berdasarkan topografi wilayah, Kabupaten Lombok Timur terletak pada
ketinggian 0-3.726 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan hamparan
dari utara ke selatan. Kemiringan lahan bervariasi mulai dari kelas kemiringan
lereng antara 0–2 persen sampai kelas kemiringan lereng lebih dari 40 persen.
1.4. Klimatologi
Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Lombok Timur dapat
dikategorikan beriklim tropis dengan temperatur berkisar 20°C-33°C. Dampak
pemanasan global yang terjadi beberapa kurun waktu terakhir menyebabkan
perubahan iklim yang berfluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Selama
tahun 2015 curah hujan rata-rata per bulan di sekitar Lombok Timur berkisar 97
mm dan rata-rata hari hujan per bulan adalah 8.5 hari hujan setiap bulannya. Iklim
Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4.
Rata-rata jumlah hari hujan dan curah hujan setiap bulan
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2022
Bulan Jumlah Hari Hujan Curah Hujan (mm)
Januari 23,00 412,30
Februari 22,00 302,20
Maret 16,00 221,90
April 7,00 36,10
36,10 3,00 29,20
Juni 8,00 189,40
Juli 3,00 3,10
Agustus 7,00 26,60
September 5,00 70,30
2. Aspek Demografis
Perkembangan penduduk di Kabupaten Lombok Timur terus mengalami
pertumbuhan dari tahun ke tahun. Penduduk merupakan sumber daya
pembangunan yang sangat penting. Oleh karena itu perkembangan kondisi
penduduk juga merupakan indikator yang wajib menjadi perhatian dalam
perencanaan pembangunan. Dari data hasil proyeksi penduduk Lombok Timur
pada tahun 2010 mencapai 1.109.253 jiwa dan diperkirakan mencapai 1.192.110
jiwa pada tahun 2018 tumbuh sebesar 0,75 persen dari tahun sebelumnya.
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak berturut-turut yaitu Kecamatan
Masbagik Aikmel dan Pringgabaya. Gabungan penduduk tiga kecamatan ini
hampir setara dengan seperempat total penduduk Lombok Timur. Sedangkan
kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terkecil berturut-turut yaitu Kecamatan
Sembalun Sambelia dan Sukamulia). Untuk lebih jelasnya proyeksi penduduk dari
tahun 2010 s/d 2020 dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:
Tabel 5.
Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2010-2021
Penduduk (Jiwa)
Tahun Pertumbuhan
Laki-Laki Perempuan Total
2010 515.872 593.381 1.109.253 -
2011 521.278 599.472 1.120.750 1,04
2012 526.891 605.322 1.132.213 1,02
2013 532.159 611.114 1.143.273 0,98
2014 537.152 616.621 1.153.773 0,92
2015 542.012 622.006 1.164.018 0,89
2016 546.569 527.212 1.173.781 0,84
2017 550.958 632.246 1.183.204 0,80
2018 555.241 636,869 1.192.110 0,75
2019 559.334 641.278 1.200.612 0,71
2020 563.082 645.512 1.208.594 0,66
2021 669.907 673.994 1.343.901 1,88
Tabel 6.
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2020-2022
Laju Pertumbuhan
Penduduk
Kecamatan Per Tahun
2020 2021 2010-2020 2020-2021
1. Keruak 57 705 58 518 1,82 1,88
2. Jerowaru 61 411 62 276 1,40 1,88
3. Sakra 64 080 64 982 1,90 1,88
4. Sakra Barat 58 184 59 003 2,12 1,88
5. Sakra Timur 52 012 52 744 2,35 1,88
6. Terara 75 889 76 958 1,44 1,88
7. Montong Gading 48 801 49 488 1,80 1,88
8. Sikur 79 023 80 136 1,53 1,88
9. Masbagik 107 893 109 412 1,34 1,88
10. Pringgasela 63 110 63 999 2,27 1,88
11. Sukamulia 36 373 36 885 1,76 1,88
12. Suralaga 64 681 65 592 2,15 1,88
13. Selong 92 464 93 766 1,09 1,88
14. Labuhan Haji 64 492 65 400 1,91 1,88
15. Pringgabaya 110 813 112 373 1,97 1,88
16. Suela 45 421 46 061 1,89 1,88
17. Aikmel 70 121 71 108 1,21 1,88
18. Wanasaba 68 302 69 264 1,37 1,88
19. Sembalun 23 568 23 900 2,22 1,88
20. Lenek 43 520 44 133 3,36 1,88
21. Sambelia 37 377 37 903 2,34 1,88
Lombok Timur 1 325 240 1 343 901 1,77 1,88
Tabel. 7.
Presentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk per Km2
Kabupaten Lombok Timur
Persentase Penduduk Kepadatan Penduduk per Km2
Kecamatan
2020 2021 2020 2021
1. Keruak 4,35 4,35 1 616 1 639
2. Jerowaru 4,63 4,63 386 391
3. Sakra 4,84 4,84 2 303 2 335
4. Sakra Barat 4,39 4,39 1 740 1 764
3. Aspek Infrastruktur
3.1. Jalan
Jalan merupakan salah satu jenis infrastruktur yang menyentuh seluruh
lapisan masyarakat dan merupakan urat nadi perkembangan perekonomian di
suatu wilayah sehingga keberadaannya memegang peranan sangat strategis
dalam pembangunan suatu daerah. Sesuai dengan kewenangannya, penanganan
jalan di Kabupaten Lombok Timur dibagi menjadi: Jalan Negara; Jalan Provinsi;
Jalan Kabupaten; dan Jalan Desa.
Berdasarkan Keputusan Bupati Lombok Timur Nomor 188.45/484/PU/2017
tanggal 4 September 2017 tentang Penetapan Status Ruas Jalan Kabupaten
Lombok Timur, telah dilakukan revisi terhadap status ruas jalan kabupaten
sebagaimana yang telah ditetapkan menurut Surat Keputusan Keputusan Bupati
Lombok Timur Nomor 188.45/DPU/46/2012 tanggal 22 Juni 2012. Perubahan
tersebut menyebabkan beberapa ruas jalan pada beberapa daerah kecamatan
mengalami perubahan baik status maupun perubahan nama ruas dan panjang
penanganan. Dengan telah ditetapkannya Keputusan terebut maka panjang total
jalan Kabupaten adalah sepanjang 1.018,835 Km dengan jumlah ruas sebanyak
365 ruas yang tersebar di 21 Kecamatan dengan perincian sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel. 10.
Kondisi Jaringan Irigasi Kabupaten Lombok Timur
Tabel. 12.
Kondisi Bangunan Irigasi Kabupaten Lombok Timur
Kondisi
Jumlah
No Jenis Bangunan Rusak Rusak Rusak
(buah) Baik
Ringan Berat Total
1 Bendung 107 58 14 22 13
2 Bangunan bagi 207 154 24 24 7
3 Bangunan bagi
163 99 23 28 13
sadap
4 Bangunan sadap 906 440 155 224 87
5 Pintu air 767 561 46 160 -
Tabel. 13.
Panjang Irigasi di Kabupaten Lombok Timur
Gambar 3.
Jumlah Daya PLN Terpasang Menurut Kecamatan
17.481
15.011
14.758
14.463
10.915
9.701
8.742
8.464
7.662
7.297
6.594
6.437
5.749
5.576
4.780
4.602
4.453
3.509
3.272
3.171
985
Tabel 16.
Produk Domestik regional Bruto Atas dasar Harga Konstan (Milyar Rupiah)
menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Lombok Timur tahun 2018-2020
Selain itu, PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) biasanya digunakan
untuk melihat pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Laju Pertumbuhan
ekonomi kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 mencapai -3,10% lebih
rendah dari 4 tahun terakhir. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok
Timur kurun waktu 2016 – 2020 mengalami peningkatan hanya sebesar 1,02%,
sedangkan tahun 2017-2018 mengalami penurunan sebesar 2,85%, dan dari tahun
2019 ke 2020 mengalami penurunan sebesar 1.6%. Dimana pada tahun 2016
pertumbuhan ekonomi kabupaten Lombok Timur mencapai 5,23%, kemudian
pada tahun 2017 mengalami peningkatan 6,25% sedangkan pada tahun 2018
mengalami penurunan secara signifikan yaitu mencapai 3,40%. Pada tahun
2019 mengalami peningkatan 4,70% serta pada tahun 2020 mengalami penurunan
Kembali secara signifikan yaitu mencapai -3,10%.
Melihat trend perkembangan laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Lombok
Timur tergolong lambat dibandingkan dengan Kabupaten lain di NTB. Penurunan
laju pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuasi dari tahun 2016 sampai dengan
tahun 2020 merupakan dampak dari pandemic covid-19 yang terjadi pada hampir
di seluruh sektor ekonomi, dan hanya beberapa sektor yang mengalami
peningkatan, namun sektor ekonomi ini tidak cukup mampu untuk menahan
perlambatan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Perkembangan sektor ekonomi pembentuk PDRB Kabupaten Lombok
Timur sepanjang periode 2018-2019 menunjukkan bahwa sektor pertanian,
industri pengolahan, konstruksi dan perdagangan merupakan 4 (empat) sektor
utama yang relatif dominan menggerakkkan perekonomian daerah. Dilihat dari nilai
2,71
3,05
-3,56
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan
Jasa lainnya
Nilai LQ Rata-
No Lapangan Usaha Keterangan
2019 2020 2021 Rata
1. Pertanian, Kehutanan, 1,171 1,201 1,200 1,190 BASIS
dan Perikanan
2. Pertambangan dan 0,509 0,409 0,425 0,448 NON-BASIS
Penggalian
3. Industri Pengolahan 1,686 1,709 1,711 1,702 BASIS
4. Pengadaan Listrik & Gas 0,972 1,007 0,991 0,990 NON-BASIS
5. Pengadaan Air, 0,828 0,863 0,886 0,859 NON-BASIS
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
6. Konstruksi 1,110 1,131 1,118 1,120 BASIS
7. Perdagangan Besar 1,150 1,197 1,183 1,177 BASIS
dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
8. Transportasi dan 0,617 0,726 0,731 0,691 NON-BASIS
Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi 0,540 0,729 0,724 0,665 NON-BASIS
dan Makan minum
10. Informasi dan 0,855 0,883 0,876 0,871 NON-BASIS
Komunikasi
11. Jasa Keuangan dan 0,716 0,709 0,712 0,712 NON-BASIS
Asuransi
12. Real Estat 1,083 1,117 1,107 1,102 BASIS
13. Jasa Perusahaan 0,613 0,634 0,631 0,626 NON-BASIS
14. Administrasi Pemerintah, 1,126 1,155 1,152 1,144 BASIS
Pertahanan dan Jaminan
Sosial
15. Jasa Pendidikan 1,061 1,095 1,084 1,080 BASIS
16. Jasa Kesehatan dan 1,059 1,115 1,091 1,088 BASIS
Kegiatan Sosial
17. Jasa lainnya 0,918 0,951 0,944 0,938 NON-BASIS
Sumber: BPS, 2022.
Tabel 19.
Prakiraan Nilai Ekspor Komoditas Industri Pengolahan
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2021 (US Dollar)
Prakiraan
Kontribusi
Nilai Ekspor Nilai Ekspor
HS2 Komoditi Lombok
NTB (US $) Lombok Timur
Timur (%)
(US $)
26 Barang Galian/Tambang Non Migas 1.089.519.398 - -
03 Ikan dan udang 22.907.007 - -
71 Perhiasan/Permata 8.673.862 - -
08 Buah-buahan 6.606.429 - -
09 Daging dan Ikan Olahan 6.427.896 3,0 192.836,88
25 Garam, Belerang, Kapur 3.570.784 5,0 178.539,20
24 Tembakau 894.510 75,0 670.882,50
12 Biji-bijian berminyak 816.076 - -
09 Kopi, Teh, Rempah-Rempah 602.680 25,0 150.670,00
46 Jerami/Bahan Anyaman 96.648 10,0 9.664,80
GAB Komoditas lainnya 344.995 5,0 17.249,75
JUMLAH 1.140.460.284 0,21 1.219.843,13
Sumber: Statistik BPS, 2021
Tabel 19.
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan
Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin
Kabupaten Lombok Timur, 2021
Jenis Kelamin
Kegiatan Utama
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Angkatan Kerja 342.804 285.595 628.396
1. Bekerja 328.498 282.372 610.870
2. Pengangguran Terbuka 14.306 3.220 17.526
Bukan Angkatan Kerja 72.709 203.285 275.994
1. Sekolah 25.759 29.359 55.118
2. Mengurus Rumah Tangga 13.477 159.006 172.483
3. Lainnya 33.473 14.920 48.393
JUMLAH 415.513 488.877 904.390
Sumber: Lombok Timur Dalam Angka 2022
2. Sumberdaya Alam
Sumber daya alam adalah elemen penting dalam pembangunan industri
karena sebagai salah satu faktor penentu arah pengembangan bagi potensi
industri daerah tersebut. Lombok Timur merupakan satu daerah yang terkenal
dengan kekayaan sumber daya alam hayatinya jika dibandingkan sumberdaya
mineral. Hal ini ditunjukkan dengan basis perekonomian daerah masih
mengandalkan pengelolaan sumberdaya alam hayati. Oleh karena itu, sumber
daya alam hayati tersebut berpotensi untuk dikembangkan dalam kerangka
pembangunan industri daerah agar memberikan dampak positif bagi pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lombok Timur.
Tabel 21.
Luas Lahan (ha) Berdasarkan Jenis Lahan
Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2021
Jenis Lahan Luas Lahan (Ha) Prosentase
Lahan Sawah 43.146 26,87
Irigasi 37.764 23,52
Sawah Tadah Hujan 5.382 3,35
Lahan Pertanian Bukan Sawah 93.244 58,08
Tegal/Kebun 21.549 13,42
Ladang/Huma 6.226 3,88
Perkebunan 1.368 0,85
Ditanami pohon/Hutan Rakyat 5.343 3,33
Padang rumput/Penggembalaan 23 0,01
Sementara tidak diusahakan 0 0
Hutan Negara 44.785 27,89
Lainnya 13.950 8,69
Lahan Bukan Pertanian 24.165 15,05
Jumlah 160.555 100,00
Sumber: Lombok Timur Dalam Angka, 2022
2.2. Pertanian
Produksi padi di Kabupaten Lombok Timur tahun 2021 sebesar 350.057 ton
Gabah Kering Giling (GKG) lebih kecil dibandingkan produksi tahun 2020 yang
mencapai 407.504 ton. Dari total produksi tersebut, 98,15 persen (343.588 Ton)
adalah padi sawah, sedangkan 1,85 persen (6.469 Ton) sisanya merupakan
produksi padi ladang. Selain faktor produktifitas, produksi sangat dipengaruhi
peningkatan/penurunan luas panen, luas padi pada tahun 2021 64.81 ribu Ha, naik
sedikit dibandingkan tahun 2020 yaitu sebanyak 73,31 ribu Ha. Produksi padi
sawah tersebar di 21 kecamatan yang ada di Lombok Timur, sedangkan padi
ladang hanya ada di beberapa kecamatan seperti Keruak, Jerowaru, Masbagik,
Pringgabaya, Suela, Aikmel, Wanasaba, dan Sambelia. Secara total Kecamatan
Sikur, Montong Gading, dan Aikmel merupakan daerah penghasil padi paling
2.3. Perkebunan
Dilihat dari luas area/tanam, tembakau menjadi salah satu komoditi
perkebunan yang banyak diusahakan disamping kelapa. Hampir 2/3 area
perkebunan di Lombok Timur untuk budidaya tembakau dan area penanaman
kelapa. Tembakau menjadi salah satu komoditi perkebunan yang banyak
2.4. Peternakan
Komoditas ternak yang diusahakan oleh masyarakat di Lombok Timur
adalah: Sapi, Kerbau, Kambing, Domba, Kuda, dan aneka ternak unggas (ayam
kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, dan itik) dengan penjelasan
mengenai dinamika populasinya sebagai berikut:
Populasi sapi tahun 2021 mencapai 157.787 ekor atau meningkat sebesar 7,74
persen dibandingkan populasi tahun 2020 sebesar 146.454. Terdapat 5 (lima)
4. Pembiayaan Industri
Data mengenai investasi IKM diolah dari hasil pendataan Dinas
Perindustrian Lombok Timur Tahun 2022 pada 13 Kecamatan sebagaimana pada
Tabel 22 berikut:
Tabel 22.
Jumlah IKM dan Nilai Investasi Berdasarkan Cabang Industri
Cabang Industri Jumlah Nilai Investasi (Rp)
Industri Pangan 458 1.401.075.000
Industri Hulu Agro 5 60.000.000
Industri dan Permesinan, Alat Transportasi, 210 1.407.450.000
1) Tahap Pertama (2023 – 2027): Pada tahap ini, pembangunan industri Lombok
Timur diarahkan untuk peningkatan nilai tambah komoditas/produk industri
hulu berbasis agro diikuti dengan pembangunan industri pendukung dan
andalan secara selektif melalui penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang
ahli dan kompeten di bidang industri serta peningkatan penguasaan teknologi
informasi.
Gambar 6.
Tahapan Pembangunan Industri Kabupaten Lombok Timur Tahun 2023-2043
Lombok Timur sebagai daerah industri yang Tangguh dan Maju berdasarkan
pada potensi sumberdaya lokal yang dikelola secara berkelanjutan dan
berkeadilan serta memiliki daya saing di tingkat regional, nasional, dan
internasional didukung oleh kreativitas, inovasi, dan penguasaan IPTEKS
TAHAP III
TAHAP I
C. ENERGI TERBARUKAN
1. Melakukan pemetaan potensi sumber
daya alam yang mendukung tersedianya
pasokan energy secara kontinyu dan
kajian pengolahan bahan baku yang
terintegrasi dari hulu ke hilir
2. Meningkatkan kompetensi dan
keterampilan Sumber Daya Manusia
terkait penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi
3. Membangun dan memfasilitasi sarana
dan prasarana serta teknologi untuk
pengembangan industri energi baru
terbarukan
4. Mendorong terbentuknya klaster industri
Biogas, Pembangkit Listrik Tenaga Surya,
Pembangkit Listrik Tenaga Air,
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
5. Menjalin Kerjasama dan sinergi dengan
balai penelitian milik pemerintah maupun
swasta serta dengan perguruan tinggi
6. Memberikan pendampingan dan
penyuluhan secara kontinyu untuk
perbaikan kualitas produksi biogas dan
pemeliharaan mesin pembangkit
7. Meningkatkan penguatan struktur industri
energy baru dan terbarukan melalui
modernisasi dan alih teknologi
8. Memperluas dan meningkatkan kemitraan
dengan stakeholders terkait dalam upaya
penetrasi pasar produk
9. Menciptakan energi alternatif berbasis
industri biodiesel dan biogas sehingga
memberikan nilai tambah lebih dan
TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Timur.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Lombok Timur.
4. Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah yang
bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di daerah yang terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan
Lembaga Teknis Daerah.
5. Dinas Teknis adalah Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Perindustrian.
6. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang
yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
7. Pembangunan Industri adalah proses kegiatan melakukan perubahan yang
direncanakan dengan mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya
Industri untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat baik aspek
ekonomi, sosial dan budaya.
8. Sentra Industri adalah pengelompokan Industri sejenis dalam suatu kawasan.
9. Kawasan Peruntukan Industri yang selanjutnya disingkat KPI adalah bentangan
lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan rencana tata ruang
wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
10. Industri Unggulan Kabupaten adalah Industri yang ditetapkan menjadi Industri
unggulan dan utama di Daerah.
11. Rencana Pembangunan Industri Kabupaten Lombok Timur Tahun 2023-2043,
yang selanjutnya disebut RPIK Lombok Timur Tahun 2023-2043 adalah pedoman
bagi Pemerintah Daerah dan pelaku Industri dalam perencanaan dan
pembangunan Industri di Kabupaten Lombok Timur.
12. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia yang selanjutnya disingkat KBLI adalah
mengklasifikasikan aktivitas/kegiatan ekonomi Indonesia yang menghasilkan
produk/output, baik berupa barang maupun jasa,berdasarkan lapangan usaha
yang digunakan sebagai acuan standar dan alat koordinasi, integrasi, serta
sinkronisasi penyelenggaraan statistik.
BAB II
ASAS, MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Perindustrian diselenggarakan berdasarkan asas:
a. kepentingan nasional;
b. demokrasi ekonomi;
c. kepastian berusaha;
d. pemerataan persebaran;
e. persaingan usaha yang sehat; dan
f. keterkaitan industri
Pasal 3
Maksud ditetapkannya Peraturan Daerah ini adalah:
a. pedoman pembangunan industri bagi Perangkat Daerah dan pelaku industri, dan
pengusaha dan/atau institusi terkait;
b. pedoman dalam mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pembangunan industri
antar sektor dan antar instansi terkait; dan
c. pedoman bagi peran serta masyarakat dalam pembangunan industri unggulan
Kabupaten.
Pasal 4
Tujuan pembentukan dari Peraturan Daerah ini adalah untuk:
a. mewujudkan Industri Daerah sebagai bagian dari pembangunan industri provinsi
dan industri nasional;
b. mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur Industri Daerah;
c. mewujudkan Industri Daerah yang mandiri, berdaya saing dan maju, serta memiliki
paradigma sebagai Industri hijau;
d. mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah
pemusatan atau penguasaan Industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang
merugikan masyarakat di Daerah;
e. membuka kesempatan berusaha, menanggulangi kemiskinan dan perluasan
kesempatan kerja dengan memprioritaskan pekerja lokal Daerah;
f. mewujudkan pemerataan pembangunan Industri Daerah guna memperkuat dan
memperkukuh ketahanan nasional; dan
g. meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Daerah secara
berkeadilan.
Pasal 5
Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Daerah ini meliputi:
a. kewenangan Pemerintah Daerah;
b. Industri Unggulan Kabupaten;
c. Rencana Pembangunan Industri Kabupaten 2023-2043;
d. pelaksanaan;
e. pembinaan, pengawasan, dan pelaporan;
f. peran serta masyarakat; dan
g. pembiayaan.
BAB III
KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH
Pasal 6
(1) Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya bertanggung jawab atas
pencapaian tujuan pembangunan Industri Daerah.
(2) Pembangunan Industri Daerah dilaksanakan sesuai Kawasan Peruntukan Industri
yang ditetapkan dalam rencana tata ruang dan wilayah Daerah.
(3) Kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. perencanaan pengembangan Kawasan Peruntukan Industri;
b. penyediaan infrastruktur industri;
c. pemberian kemudahan data dan informasi pada wilayah daerah yang
diperuntukkan bagi pembangunan/pengembangan Kawasan Peruntukan
Industri;
d. pelayanan terpadu satu pintu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. pemberian insentif dan kemudahan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
f. penataan kegiatan Industri di Daerah; dan
g. pengawasan pelaksanaan pembangunan Industri di Daerah.
(4) Pemerintah Daerah dapat membangun/mengembangkan Industri pada Kawasan
Peruntukan Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a sesuai arahan
Pemerintah.
Pasal 7
(1) Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menjamin ketersediaan:
a. Infrastruktur Industri;
b. Infrastruktur penunjang.
(2) Dalam melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan Daerah.
BAB IV
INDUSTRI UNGGULAN DAERAH
Pasal 8
(1) Penetapan jenis industri unggulan daerah mengacu pada Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).
(2) Jenis industri unggulan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Industri pangan;
b. Industri hulu agro;
c. Industri kimia, farmasi, kosmetik, dan alat kesehatan;
d. Industri tekstil, kulit, alas kaki, dan aneka;
e. Industri logam dasar dan bahan galian bukan logam;
f. Industri permesinan, alat transportasi, dan energi terbarukan;
(3) Selain Industri Unggulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Daerah
dapat mengembangkan jenis Industri Unggulan lain yang merupakan Industri
potensial dan menjadi prioritas Daerah.
Pasal 9
Industri Unggulan Daerah sebagaimana dalam Pasal 8 dikembangkan secara
berkelanjutan dengan melalui tahapan:
a. tahap I periode tahun 2023 – 2027;
b. tahap II periode tahun 2028 – 2032; dan
c. tahap III periode tahun 2033 – 2043.
BAB V
RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI KABUPATEN 2023-2043
Bagian Kesatu
Sistematika
Pasal 10
(1) RPIK Kabupaten Lombok Timur 2023-2043 disusun dengan sistematika sebagai
berikut:
a. BAB I : Pendahuluan;
b. BAB II : Gambaran Kondisi Daerah terkait Pembangunan Industri;
c. BAB III : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Industri;
d. BAB IV : Strategi dan Program Pembangunan Industri; dan
e. BAB V : Penutup
(2) Pendahuluan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memuat:
a. latar belakang;
b. dasar hukum; dan
c. sistematika penulisan.
(3) Gambaran kondisi daerah terkait Pembangunan Industri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b memuat:
a. kondisi daerah;
b. sumberdaya industri;
c. sarana dan prasarana; dan
d. pemberdayaan Industri kecil dan menengah.
(4) Visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan Industri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c memuat:
a. visi dan misi pembangunan Industri daerah;
b. tujuan dan sasaran pembangunan industri daerah; dan
c. sasaran pembangunan industri daerah.
(5) Strategi dan program pembangunan Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d memuat:
a. strategi pembangunan Industri; dan
b. program pembangunan Industri unggulan, meliputi:
1. penetapan sasaran dan program pengembangan Industri unggulan;
2. pengembangan perwilayahan Industri;
3. pengembangan sumberdaya Industri;
4. pembangunan sarana dan prasarana Industri; dan
5. pemberdayaan Industri.
Pasal 11
Sistematika RPIK Kabupaten Lombok Timur Tahun 2023-2043 sebagaimana tercantum
dalam Pasal 10 dijabarkan dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini
Bagian Kedua
Masa Berlaku
Pasal 12
(1) RPIK Kabupaten Lombok Timur 2023-2043 ditetapkan untuk jangka waktu 20 (dua
puluh) tahun.
(2) RPIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima)
tahun sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
PELAKSANAAN
Pasal 13
(1) Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program
pembangunan Industri.
(2) Dalam melaksanakan program pembangunan Industri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Pemerintah Daerah dapat melakukan kerjasama dengan:
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Provinsi;
c. Pemerintah provinsi/kabupaten/kota lainnya;
d. swasta;
e. perguruan tinggi;
f. lembaga penelitian dan pengembangan; dan
g. lembaga swadaya masyarakat.
(3) Penyelenggaraan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kerjasama Daerah.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 14
(1) Pelaksanaan RPIK Kabupaten Lombok Timur 2023-2043 mengacu Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Timur.
(2) RPIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sejalan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Lombok Timur dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lombok Timur.
Pasal 15
(1) Pelaksanaan RPIK melalui pengembangan Industri Unggulan Daerah harus
memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
(2) Pemerintah Daerah menyiapkan sumberdaya manusia dari masyarakat setempat
dalam upaya akses kesempatan kerja pada Industri Unggulan Daerah.
(3) Pemerintah Daerah mendorong kemitraan Industri kecil dan menengah dengan
Industri Unggulan Daerah skala besar
BAB VII
PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAPORAN
Pasal 16
Bupati melakukan pembinaan, pengawasan, dan pelaporan terhadap pelaksanaan
Peraturan Daerah ini.
Pasal 17
(1) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan
oleh Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Perindustrian.
(2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Perindustrian melakukan monitoring dan evaluasi.
(3) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan antara lain dengan:
a. melakukan pemantauan kesesuaian pelaksanaan RPIK dengan RPIP;
b. melakukan pemantauan hasil pelaksanaan RPIK;
c. melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan Pembangunan Industri
Kabupaten.
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan melakukan kajian
kesesuaian perencanaan dan implementasi RPIK.
Pasal 18
(1) Bupati menyampaikan laporan pelaksanaan RPIK kepada Gubernur selaku wakil
Pemerintah Pusat di Daerah 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan Pemerintah Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Laporan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. pertumbuhan Industri;
b. kontribusi sektor Industri terhadap produk domestik regional bruto;
c. penyerapan tenaga kerja sektor Industri;
d. realisasi investasi sektor Industri; dan
e. ekspor produk industri termasuk permasalahan dan langkah-langkah
penyelesaian di sektor Industri.
BAB VIII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 19
(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pembangunan Industri di Daerah.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan dalam
bentuk:
a. pemberian saran, pendapat dan usul; dan/atau
b. penyampaian informasi dan/atau laporan.
(3) Bentuk peran serta masyarakat dan mekanisme pelaksanaannya akan diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Bupati.
BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 20
(1) Pembiayaan pelaksanaan RPIK Kabupaten Lombok Timur Tahun 2023-2043
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.
(2) Selain bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah, pembiayaan
pelaksanaan RPIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi; dan
c. sumber pembiayaan lain yang sah dan tidak mengikat
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Ditetapkan di Selong
pada tanggal….. 2022
BUPATI LOMBOK TIMUR
H. SUKIMAN AZMY
Diundangkan di Selong
pada tanggal … 2022
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TENTANG
I. UMUM
Sektor industri menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi nasional, karena
telah mampu memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan nilai tambah,
pembukaan lapangan kerja, penghasil devisa, dan berkontribusi besar dalam
pembentukan daya saing nasional. Pemerintah telah menetapkan Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035 dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2015 sebagai pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2014 tentang Perindustrian. RIPIN disusun sebagai pedoman bagi
pemerintah dan para pelaku industri serta pemangku kepentingan lainnya dalam
perencanaan dan pembangunan industri.
Pemerintah Daerah memiliki peran dan tanggung jawab dalam mendorong
kemajuan industri secara terarah dan terencana. Harapan peran tersebut
dimaksudkan agar perekonomian di Daerah dapat tumbuh lebih cepat dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan sektor industri di
Kabupaten Lombok Timur mengacu pada visi Pembangunan Industri Nasional
sebagaimana tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional
Tahun 2015-2035 yaitu “Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh” dan Visi
Pembangunan Industri Provinsi Nusa Tenggara Barat 2020-2040 yakni
“Mewujudkan Industri Nusa Tenggara Barat yang Tangguh (Gemilang), Berdaya
Saing Global, Sejahtera dan Berkeadilan”.
Penyusunan RPIK 2023-2043 ini berpedoman pada Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035 dan Rencana Pembangunan Industri Propinsi
Nusa Tenggara Barat (RPIP NTB) 2020-2040 dengan memperhatikan:
a. potensi sumber daya industri daerah;
b. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten;
c. keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan sosial ekonomi dan daya
dukung wilayah
Penyusunan RPIK Lombok Timur 2023-2043 selain dimaksudkan untuk
melaksanakan amanat ketentuan Pasal 11 ayat (4) Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2014 tentang Perindustrian dan lampiran Urusan Pemerintahan Kabupaten
Bidang Perindustrian dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah juga dimaksudkan untuk mempertegas komitmen dan
keseriusan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam mewujudkan tujuan
penyelenggaraan perindustrian.
Sistematika RPIK Lombok Timur 2023-2043 disusun sesuai acuan sebagaimana
telah diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 110/MIND/PER/12/
2015 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Industri Provinsi dan
Rencana pembangunan Industri Kabupaten/Kota dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kepentingan nasional” adalah kepentingan
bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan melalui kerja
sama seluruh elemen bangsa.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “demokrasi ekonomi” adalah semangat
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, dan kemandirian serta menjaga keseimbangan kemajuan
dalam kesatuan ekonomi nasional.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “kepastian berusaha” adalah iklim usaha
kondusif yang dibentuk melalui sistem hukum yang menjamin konsistensi
antara peraturan perundang-undangan dengan pelaksanaannya.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “pemerataan persebaran” adalah upaya untuk
mewujudkan pembangunan Industri di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sesuai dengan potensi sumber daya yang dimiliki
pada setiap daerah.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “persaingan usaha yang sehat” adalah
persaingan antarpelaku usaha dalam menjalankan produksi, distribusi,
pemasaran barang, dan/atau jasa yang dilakukan dengan cara yang jujur
dan taat terhadap hukum.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “keterkaitan Industri” adalah hubungan antar-
Industri dalam mata rantai pertambahan atau penciptaan nilai untuk
mewujudkan struktur Industri nasional yang sehat dan kokoh. Keterkaitan
Industri dapat berupa keterkaitan yang dimulai dari penyediaan Bahan
Baku, proses manufaktur, jasa pendukung Industri, sampai distribusi ke
pasar dan pelanggan, dan/atau keterkaitan yang melibatkan Industri kecil,
Industri menengah, dan Industri besar.
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas