Anda di halaman 1dari 109

Pemerintah Provinsi Maluku

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 i


Jl. Tulukabessy No.23 Ambon Kode / Kotak Pos 97123 /68

Telp. (0911) 352439, 352402 Faks. (0911) 352402

e-mail : dishutprovmal@gmail.com
Pemerintah Provinsi Maluku

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas karunia dan rahmat
yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehingga penyusunan Rencana Strategi s
Pembangunan Kehutanan Daerah Maluku Tahun 2019-2024 dapat terselesaikan.
Rencana Strategis (RENSTRA) ini disusun sebagai penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Maluku Tahun 2019-2024 yang akan
digunakan sebagai alat dan tolok ukur bagi penyelenggaraan pembangunan kehutanan yang
terarah, terintegrasi dan efisien untuk pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kehutanan di
Provinsi Maluku, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan.
Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian RENSTRA ini diucapkan terima
kasih. Semoga dokumen Renstra ini bermanfaat bagi pembangunan bidang kehutanan di
Provinsi Maluku.

Ambon, Oktober 2019

KEPALA DINAS,

Ir. SADLI IE, M.Si.


Pembina Utama Muda
NIP. 19680828 199403 1 010

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 i


Pemerintah Provinsi Maluku

Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... iii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
I.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
I.2. Landasan Hukum .......................................................................................... 2
I.3. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 4
I.4. Sistimatika Penulisan ................................................................................... 4
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEHUTANAN PROVINSI MALUKU .................. 6
II.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi ............................................ 6
II.2. Sumber Daya Perangkat Daerah ................................................................. 9
II.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Tahun 2014-2018 ............................ 17
II.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan ................................... 21
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS ....................................................... 24
III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan ...... 22
III.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala dan Wakil Kepala Daerah .......... 29
III.3. Telaah Renstra K/L ..................................................................................... 30
III.4. Telaah Rencana Tataruang dan KLHS ........................................................ 31
III.5. Penentuan Isu-Isu Strategis ...................................................................... 32
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN ..................................................................................... 33
IV.1. Tujuan Jangka Menengah ......................................................................... 33
IV.2. Sasaran Jangka Menegah ......................................................................... 38
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ....................................................................... 40
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN ............................. 41
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ............................................... 46
BAB VIII PENUTUP ............................................................................................................ 48

LAMPIRAN

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 ii


Pemerintah Provinsi Maluku

Daftar Tabel

Nomor Teks Halaman

Tabel 1. Kondisi Aparatur Sipil Negara (ASN) .......................................................... 9

Tabel 2. Kondisi Sarana Prasarana ........................................................................... 9

Tabel 3. Luas Kawasan Hutan Per Kabupaten/Kota Se Provinsi Maluku ................. 10

Tabel 4. Perkembangan IPHHK di Provinsi Maluku ................................................. 12

Tabel 5. Perkembangan IUPHHK Di Provinsi Maluku .............................................. 14

Tabel 6. Progres Pembangunan Perhutanan Sosial ................................................. 17

Tabel 7. Pencapaian Kinerja Perangkat Daerah ....................................................... 17

Tabel 8. Indikator Kinerja Sesuai Tugas Dan Fungsi ................................................. 19

Tabel 9. Anggaran dan Realisasi Pendanaan ............................................................ 20

Tabel 10. Luas Lahan Kritis Di Provinsi Maluku ......................................................... 21

Tabel 11. Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran

Perangkat Daerah ...................................................................................... 28

Tabel 12. Sasaran Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Tahun 2015-2019 ...................................................................................... 30

Tabel 13. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Maluku Tahun 2019-2024 .... 39

Tabel 14. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah MalukuTahun 2019-2024 … 40

Tabel 15. Pencapaian Kinerja Perangkat Daerah ....................................................... 46

Tabel 16. Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi ................................................. 47

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 iii


Pemerintah Provinsi Maluku

Daftar Grafik

Nomor Teks Halaman

Grafik 1. Persentase Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsi ............................... 10

Grafik 2. Produksi Kayu Bulat (m3/Thn)...................................................................... 12

Grafik 3. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu (Ton/Thn) .............................................. 13

Grafik 4. Penyaluran Dana Perimbangan Bidang Kehutanan ................................... 15

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 iv


Pemerintah Provinsi Maluku

Daftar Gambar

Nomor Teks Halaman

Gambar 1. Struktur Organisasi .................................................................................... 8

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 v


Pemerintah Provinsi Maluku

Daftar Lampiran

Nomor Teks Halaman

Lampiran 1. Uraian Tugas ASN Sesuai Pergub Nomor 13 Tahun 2017 ....................... 51

Lampiran 2. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Berbasis Gugus Pulau ...................... 79

Lampiran 3. Rencana Program dan Kegiatan Berbasis Anggaran Dinas Kehutanan Provinsi

Maluku Tahun 2019-2024 ........................................................................ 80

Lampiran 4. Glosarium ................................................................................................. 96

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 vi


Pemerintah Provinsi Maluku

Pendahuluan

I.1. Latar Belakang


Hutan merupakan karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan
kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai Negara, memberikan manfaat
serbaguna bagi umat manusia, karenanya wajib disyukuri, diurus, dan dimanfaatkan secara
optimal, serta dijaga kelestariannya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, bagi generasi
sekarang maupun generasi mendatang.
Pelaksanaan urusan kehutanan di daerah berdasarkan UU 23 Tahun 2014 meliputi
pengelolaan hutan, Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya (KSDHE),
Pendidikan dan Pelatihan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat di bidang Kehutanan
dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Pelaksanaan urusan tersebut diwujudkan
melalui program dan kegiatan pembangunan kehutanan.
Pembangunan bidang kehutanan telah memberikan dukungan bagi pertumbuhan
ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berupa
Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH), Dana Reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya
Hutan (PSDH); Di sisi lain pembangunan kehutanan ditemui berbagai permasalahan yang
mempengaruhi keberadaan sektor kehutanan antara lain penggunaan ruang yang tidak
prosedural, perambahan kawasan hutan, pembalakan liar (illegal cutting), peredaran hasil
hutan illegal, klaim kepemilikan hak ulayat serta masih rendahnya tingkat kesejahteraan
masyarakat yang bermukim di dalam dan di sekitar hutan, keterbatasan SDM (Polhut dan
penyuluh kehutanan).
Guna mewujudkan berbagai upaya dan langkah secara konsepsional yang terencana
dan terukur dalam penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Provinsi Maluku dijabarkan
dalam Rencana Strategis (RENSTRA).
Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Maluku disusun sebagai penjabaran atas Visi dan
Misi Pemerintah Provinsi Maluku yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2019-2024, serta
berkorelasi dengan Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun
2019-2024, Renstra OPD terkait lingkup Pemerintah Provinsi Maluku dan memperhatikan

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 1


Pemerintah Provinsi Maluku

komitmen nasional dalam mewujudkan Goal 13 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)


atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Dalam menjawab tujuan penyelenggaraan kehutanan yang berkeadilan dan
berkelanjutan, pembangunan kehutanan di Provinsi Maluku berbasis gugus pulau dengan
pendekatan geografis, kesamaan budaya, kesamaan potensi sumber daya alam dan orientasi
ekonomi, dengan mempertimbangkan keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan hidup.
Pengelolaan sumber daya hutan diharapkan dapat mendukung perekonomian daerah
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidupnya.
Luas Kawasan Hutan Provinsi Maluku 3.919.617 ha dengan tutupan berhutan 66 %.
diharapkan akan memberi perlindungan dan pengamanan kepada masyarakat baik dari segi
konservasi maupun lindung. Potensi hutan yang dimiliki berupa hasil hutan kayu 302.000
m/Thn, potensi HHBK 700 ton/thn, potensi sumber daya hutan yang belum dimanfaatkan
adalah jasa lingkungan (wisata alam, pemanfaatan air, penyerapan karbon dan
keanekaragaman hayati flora dan fauna), merupakan modal utama dalam penyelenggaraan
pembangunan kehutanan kedepan.
Diharapkan dengan adanya Renstra ini maka pelaksanaan pembangunan kehutanan
dapat mewujudkan penyelenggaraan Pemerintah Provinsi Maluku yang terkelolah secara
jujur, bersih dan melayani, terjamin dalam kesejahteraan dan berdaulat atas gugusan
kepulauan.

I.2. Landasan Hukum


Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Tahun 2019-2024 disusun
berdasarkan :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swantara Tingkat I
Maluku.
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 2


Pemerintah Provinsi Maluku

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup.
7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan.
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
9. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Rehabilitasi Hutan.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Maluku Tahun 2005-2025;
16. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Maluku Tahun 2013-2033;
17. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Maluku.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 3


Pemerintah Provinsi Maluku

18. Peraturan Gubernur Maluku Nomor 13 Tahun 2017 tentang Uraian Tugas Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama, Administrator dan Pengawasan Di Lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku.
19. Peraturan Daerah Nomor Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Maluku Tahun 2019-2024.

I.3. Maksud dan Tujuan


Maksud :
Penyusunan RENSTRA dimaksudkan sebagai pedoman untuk mencapai harmonisasi
perencanaan pembangunan kehutanan yang menyeluruh, terintegrasi, efisien dan bersinergi
dengan sektor lain dalam mencapai tujuan penyelenggaraan pembangunan kehutanan di
Provinsi Maluku periode tahun 2019-2024.

Tujuan :
Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Maluku disusun dengan tujuan :
- Sebagai dokumen dasar perencanaan dan arah kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan di bidang kehutanan yang
terintegrasi, efisien dan komprehensif.
- Sebagai tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di bidang kehutanan.

1.4 Sistematika
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Tahun 2019-2024
disusun melalui sistematika sebagai berikut :
KATA PENGANTAR, merupakan pengantar umum Kepala Dinas Kehutanan.
Bab I. Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang, landasan hukum, maksud
dan tujuan dan sistematika penulisan.
BAB II. Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah, menguraikan tentang tugas, fungsi dan
struktur organisasi, sumber daya, kinerja pelayanan serta tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 4


Pemerintah Provinsi Maluku

BAB III. Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Perangkat Daerah, mengidentifikasikan


permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku, telaahan visi, misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku
periode 2019-2024, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Maluku, telaahan RENSTRA K/L, serta penentuan isu-isu strategis Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku Tahun 2019-2024.
BAB IV. Tujuan dan Sasaran, berisi tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku.
BAB V. Strategi dan Arah Kebijakan, berisi strategi dan arah kebijakan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku dalam lima tahun mendatang.
BAB VI. Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan, mengemukakan rencana
program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif.
BAB VII. Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan, mengemukakan indikator kinerja Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang
sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD
Provinsi Maluku.
BAB VIII. Penutup, berisi ringkasan RENSTRA serta langkah-langkah yang akan
dilaksanakan dalam mengimplementasikan RENSTRA Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku Tahun 2019-2024.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 5


Pemerintah Provinsi Maluku

Gambaran Pelayanan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku

II.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi


Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Kehutanan Provinsi Maluku dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 6 Tahun 2016 tanggal 7 Desember
2016, tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Maluku.

II.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi


Sebagai unsur pelaksana Pemerintahan di bidang Kehutanan, maka tugas pokok Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku adalah “Membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan
pemerintahan bidang kehutanan yang menjadi kewenangan daerah Provinsi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat”. Guna pencapaian dalam melaksanakan tugas dimaksud maka berdasarkan
Peraturan Gubernur Maluku Nomor 13 Tahun 2017, telah ditetapkan uraian tugas Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, maka Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
mempunyai fungsi :
1) Menetapkan program kerja di lingkungan Dinas Kehutan Provinsi Maluku berdasarkan
rencana strategis Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
sesuai dengan program yang telah ditetapkan dan kebijakan pimpinan agar target kerja
tercapai sesuai rencana;
3) Membina bawahan di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku dengan cara
mengadakan rapat/pertemuan dan bimbingan secara berkala agar diperoleh kinerja
yang diharapkan;

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 6


Pemerintah Provinsi Maluku

4) Mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi


Maluku sesuai dengan tugas, tanggungjawab, permasalahan dan hambatan serta
ketentuan yang berlaku untuk ketepatan dan kelancaran pelaksanaan tugas;
5) Merumuskan penyusunan kebijakan teknis di bidang perencanaan hutan, pemanfaatan
hutan, pengelolaan daerah aliran sungai, rehabilitasi hutan dan lahan serta perlindungan
hutan, penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat adat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
6) Merumuskan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang perencanaan hutan, pemanfaatan
hutan, pengelolaan daerah aliran sungai, rehabilitasi hutan dan lahan serta perlindungan
hutan, penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat adat sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku untuk kelancaran penyelenggaraan urusan pemerintahan di
bidang kehutanan;
7) Merumuskan pelaksanaan pembinaan teknis dan fasilitasi di bidang perencanaan hutan,
pemanfaatan hutan, pengelolaan daerah aliran sungai, rehabilitasi hutan dan lahan serta
perlindungan hutan, penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat adat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
8) Merumuskan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan di bidang kehutanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
9) Memantau layanan administrasi di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai
prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
10) Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku dengan cara membandingkan rencana dengan kegiatan yang telah dilaksanakan
sebagai bahan laporan kegiatan dan rencana yang akan datang;
11) Melaporkan pelaksanaan tugas Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai dengan
kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bentuk akuntabilitas kinerja Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku; dan
12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan maupun tertulis.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 7


Pemerintah Provinsi Maluku

II.1.2. Struktur Organisasi


Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai Peraturan Gubernur Maluku Nomor 13 Tahun
2017 termasuk organisasi perangkat daerah Tipe A. Struktur Organisasi disajikan pada
Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Maluku

II.1.3 Uraian Tugas


Dinas Kehutanan dipimpin oleh Kepala Dinas dan dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris
Dinas, 4 (empat) Kepala Bidang dan 11 Kepala UPTD KPH (Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesatuan Pengelolaan Hutan). Uraian tugas Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat dilihat pada
(Lampiran 1)

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 8


Pemerintah Provinsi Maluku

II.2. Sumber Daya Perangkat Daerah

II.2.1. Sumber Daya Manusia


Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
didukung oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak 450 orang, terdiri dari laki-laki 308 orang
dan perempuan 142 orang yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota. Data ASN disajikan pada
Tabel 1.

Tabel 1. DATA APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

JENIS TINGKAT PENDIDIKAN GOLONGAN


KELAMIN S2 S1 D3 SLTA SLTP SD IV III II I
Laki-laki 11 133 3 156 3 2 16 219 71 2
Perempuan 7 93 2 40 0 0 12 111 19 0
Jumlah 18 226 5 196 3 2 28 330 90 0
Total 450 450
Sumber : Bezeting Dishut, 31 Desember 2018

II.2.2. Sarana Dan Prasarana


Aset Dinas Kehutanan Provinsi Maluku yang terinput dalam Simda terdiri dari aset
tetap dan aset lainnya, dimana jumlah aset tetap sebanyak 734 unit/buah dengan nilai aset
Rp.14.679.030.561,- dan aset lainnya (termasuk P3D) dalam kondisi rusak berat dan sebagian
besar secara fisik tidak ditemukan senilai Rp.18.863.069.554,- Rekapitulasi Aset berdasarkan
Simda BMD Provinsi Maluku disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. KONDISI SARANA PRASARANA


JUMLAH
NO JENIS BARANG KET.
Unit/Bh (Rp)
1 KIB “A” Tanah 17 Unit 2.379.571.000,- Baik
2 KIB “B” Peralatan dan Mesin 694 Unit/bh 3.884.281.561,- Baik
3 KIB “C” Gedung dan Bangunan 17 Unit 6.979.103.000,- Baik
4 KIB “D” Jalan Irigasi dan Jaringan 2 Unit 1.434.800.000,- Baik
5 KIB “E” Aset Tetap Lainnya 4 Unit 1.275.000,- Baik
6 Aset Lainnya - Unit 18.863.069.554,- Rusak Berat
Sumber : Simda BMD Dishut Promal, Des 2018

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 9


Pemerintah Provinsi Maluku

II.2.3. Sumber Daya Hutan


1. Kawasan Hutan
Luas Kawasan Hutan di Provinsi Maluku berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor : 854/Menhut-II/2014 tanggal 29 September 2014 skala
1:250.000 adalah 3.919.617 Ha atau 81% dari luas daratan, yang terdiri dari hutan
Konservasi seluas 429.538 Ha (10,96%), Hutan Lindung 627.256 Ha (16,01%), Hutan
Produksi Terbatas 894.258 Ha (22,81%), Hutan Produksi Tetap 643.699 Ha (16,42%) dan
Hutan Produksi Konversi 1.324.866 Ha (33,80%). Luasan kawasan hutan berdasarkan
fungsi disajikan pada Grafik 1 dan luas kawasan hutan per Kabupaten/Kota di Provinsi
Maluku disajikan pada Tabel 3.

Hutan Produksi Konversi


34% Hutan Produksi
16%
Hutan Konservasi
11% Hutan Produksi
Terbatas
Hutan Lindung 23%
16%

Grafik 1. PERSENTASE LUAS KAWASAN HUTAN BERDASARKAN FUNGSI

Tabel 3. LUAS KAWASAN HUTAN PER KABUPATEN/KOTA


SE PROVINSI MALUKU
LUAS FUNGSI KAWASAN HUTAN (HA)
KABUPATEN HUTAN HUTAN HUTAN
NO HUTAN HUTAN JUMLAH
/ KOTA PRODUKSI PRODUKSI PRODUKSI
KONSERVASI LINDUNG
TERBATAS TETAP KONVERSI
1 Ambon - 9.511 - - - 9.597
2 Malteng 175.766 134.233 179.406 28.522 100.732 618.659
3 Buru 6.849 108.166 109.951 106.912 95.556 427.434
4 Bursel - 73.118 101.652 90.768 79.604 345.142
5 Malra 18.017 6.438 2.399 2.966 17.322 47.142
6 Tual - 9.173 987 - 1.595 11.755
7 MTB 77.199 13.010 78.165 112.045 139.048 419.467
8 MBD 51.168 34.774 4.584 71.262 173.162 334.950
9 SBB 32.219 124.699 156.045 9.810 91.632 414.405
10 SBT 1.216 107.880 261.069 27.162 115.869 513.196
11 Aru 67.104 6.254 - 194.252 510.346 777.956
JUMLAH 429.538 627.256 894.258 643.699 1.324.866 3.919.617
Sumber : SK Menhut Nomor 854/Menhut-II/2014

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 10


Pemerintah Provinsi Maluku

Dari Luas kawasan hutan tersebut yang dikelompokan berhutan 66% sedangkan tidak
berhutan 34%; Luas ini telah memenuhi luas minimum 30% dari luas pulau/DAS
diperuntukkan untuk optimalisasi manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi
masyarakat setempat sesuai amanah UU Nomor 26 Tahun 2007.

2. Potensi dan Produksi Hasil Hutan


a. Potensi dan Produksi Hasil Hutan Kayu.
Jenis pohon yang tumbuh di hutan alam Maluku tidak kurang dari 560 jenis. Dari
jumlah tersebut 45% komersial, sedangkan 55% diantaranya merupakan jenis-jenis yang
belum dikenal (Sumber : Suwanda R., 1985). Berdasarkan Neraca Sumber Daya Hutan
(NSDH) di Maluku, perkiraan potensi kayu dari kawasan hutan di Provinsi Maluku Tahun
2016 di hutan primer mencapai 35.625,324 m³, hutan sekunder 124.689.960 m³, dan non
hutan sebesar 166.856.362 m³ sehingga sampai Tahun 2016 total perkiraan potensi kayu
di Maluku sebesar 393.741.322 m³.
Realisasi produksi kayu bulat di Provinsi Maluku melalui kegiatan pemanfaatan dan
pemungutan hasil hutan kayu berupa kegiatan IUPHHK/IPK/IPHHK dan pemanfaatan
pohon tumbuh alami pada pemegang hak atas tanah selama lima tahun terakhir (2014-
2019) rata-rata sebesar 302.338 m3/thn. Sejalan dengan itu penyediaan kebutuhan bahan
baku kayu bulat di Provinsi Maluku semakin meningkat bila dibandingkan dengan rata-
rata realisasi produksi kayu bulat lima tahun sebelumnya yaitu hanya sebesar 280.566
m3/thn, hal ini disebabkan karena adanya relaksasi kebijakan penatausahan hasil hutan
yang dapat meminimalisir praktik pemanfaatan hutan tanpa izin, termasuk pemberian
akses kepada masyarakat untuk memanfaatkan pohon tumbuh alami di areal hak atas
tanah pada areal penggunaan lain. Realisasi produksi kayu bulat di Provinsi Maluku
disajikan pada Grafik 2.
Perkembangan Industri Pengolahan Hasil Hutan Kayu (IPHHK) di Provinsi Maluku
semakin meningkat dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap penyediaan
kebutuhan bahan baku kayu olahan. Optimalisasi pemanfaatan kayu olahan oleh industri
primer melalui IPHHK di Provinsi Maluku sampai tahun 2018 berjumlah 85 unit dan yang
aktif 47 unit, dengan rata-rata produksi sebesar 16% per tahun. Keadaan kapasitas
terpasang industri pengolahan hasil hutan kayu di Provinsi Maluku disajikan pada Tabel 4.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 11


Pemerintah Provinsi Maluku

400.338

307.611
259.650 274.958 285.220

2014 2015 2016 2017 2018


TAHUN
Grafik 2. PRODUKSI KAYU BULAT (m3/Thn)

Tabel 4. PERKEMBANGAN IPHHK DI PROVINSI MALUKU


KAPASITAS PRODUKSI (Unit)
JUMLAH
KABUPATEN / < 6.000 m³/thn > 6000 m³/thn
NO
KOTA JUMLAH IJIN JUMLAH IJIN JUMLAH IJIN
UNIT PRODUKSI UNIT PRODUKSI UNIT PRODUKSI
1 Ambon 1 2.000 - - 1 2.000
2 Malteng 33 45.300 - - 33 45.300
3 Buru 8 18.500 1 96.000 9 114.500
4 Bursel 12 28.900 - - 12 28.900
5 Malra - - - - - -
6 Tual - - - - - -
7 MTB 3 11.500 - - 3 11.500
8 MBD 1 2.000 - - 1 2.000
9 SBB 17 26.300 - - 17 26.300
10 SBT 3 4.000 - - 3 4.000
11 Aru 6 12.500 - - 6 12.500
JUMLAH 84 151.000 1 96.000 85 247.000
Catatan : Kondisi s/d Desember 2018

b. Potensi dan Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu.


Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Provinsi Maluku cukup besar dan tersebar
diseluruh Kabupaten/Kota baik itu HHBK yang bersifat nabati maupun HHBK yang bersifat
hewani. Penyebaran dan jenis HHBK di Provinsi Maluku terdiri dari :
- Rotan tersebar di Pulau Buru, Pulau Seram, Pulau Yamdena, Pulau Kei. Besar dan Pulau-
Pulau Terselatan (belum dimanfaatkan secara komersial/ diperdagangkan)
- Damar tersebar di Pulau Buru dan Pulau Seram

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 12


Pemerintah Provinsi Maluku

- Bambu tersebar di Pulau Ambon, Pulau Seram (belum dimanfaatkan secara komersial/
diperdagangkan)
- Minyak Kayu Putih tersebar di Pulau Buru dan Kab. Seram Bagian Barat.
- Minyak Lawang tersebar di Pulau Seram dan Pulau Kei. Besar (baru diperdagangkan/
dimanfaatkan secara terbatas).
- Madu tersebar di Kota Ambon, Kab. Seram Bagian Timur, Pulau Kisar dan Pulau Wetar
(baru diperdagangkan/dimanfaatkan secara terbatas)
- Gaharu/Kemedangan tersebar di Pulau Seram dan Pualau Buru (telah dibudidayakan
dan diperdagangkan secara terbatas)
- Satwa liar yang tidak dilindungi tersebar di Pulau Buru, Pulau Seram, Kepulauan Aru
dan Kepulauan Tanimbar.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi HHBK didapati bahwa produksi HHBK
masih dikelola secara tradisional oleh masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar hutan
dan Produksinya cenderung meningkat karena adanya pendampingan. Produksi HHBK yang
terpantau disajikan pada Grafik 3.

Grafik 3. PRODUKSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU (Ton/Thn)

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu serta peningkatan


penerimaan negara bukan pajak sektor kehutanan maka Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
melalui kegiatan pengembangan HHBK telah melaksanakan teknik budidaya tanaman
gaharu dan penerapan teknik inokulasi gaharu yang tersebar di Kabupaten penghasil
gaharu.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 13


Pemerintah Provinsi Maluku

c. Jasa Lingkungan
Kawasan hutan menyediakan potensi berbagai jenis jasa ekosistem termasuk jasa
lingkungan. Jasa lingkungan adalah produk sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
berupa manfaat langsung (tangible) dan/atau manfaat tidak langsung (intangible).
Potensi jasa lingkungan berupa wisata alam (ecotourism), pemanfaatan air (hidrologi),
perlindungan keanekaragaman hayati, potensi panas bumi (geothermal), penyerapan
dan penyimpanan karbon (carbon offset) belum dimanfaatkan secara optimal.

3. Pengelolaan Hutan
Perkembangan pengelolaan hutan produksi melalui kegiatan pemanfaatan hasil hutan
kayu oleh IUPHHK di Provinsi Maluku sampai dengan Tahun 2018 berjumlah 15 unit IUPHHK-
HA/HT, terdiri dari 13 unit IUPHHK-HA dan 2 unit IUPHH-HT. Luas areal pemanfaatan IUPHHK-
HA/HT seluas 783.875 ha atau 20% dari luas kawasan Hutan di Provinsi Maluku.
Perkembangan IUPHHK disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. PERKEMBANGAN IUPHHK DI PROVINSI MALUKU


SURAT KEPUTUSAN IUPHHK LUAS
NO. NAMA PERUSAHAAN LOKASI KET
Nomor Tanggal (Ha)
A. HUTAN ALAM 717.670
1 PT. Gema Hutani Lestari 951/Kpts-II/1999 14-10-1999 148.450 P. Buru (Buru) Aktif
2 PT. Maluku Sentosa 522.11/72/2001 27-00-2001 12.600 P. Buru (Buru) Aktif
3 PT. Nusapadma Corporation SK.94/Menhut-II/2005 12-04-2005 39.920 P. Buru (Buru) Aktif
4 Koperasi Wailo Wana Lestari S.317/Menhut-VII/2005 23-05-2005 29.955 P. Buru (Bursel) Aktif
5 PT. Talisan Emas SK.346/Menhut-II/2008 22-09-2008 54.750 P. Seram (Malteng) Aktif
6 PT. Karya Jaya Berdikari 117/Menhut-II/2009 19-03-2009 93.980 P. Yamdena (MTB) Aktif
7 PT. Albasi Priangan Lestari SK.230/Menhut-II/2011 20-04-2011 64.690 P. Seram (Malteng) Aktif
8 PT. Wana Sejahtera Abadi SK.426/Menhut-II/2012 06-08-2012 54.560 P. Wokam (Aru) Belum Aktif
9 PT. Bintang Lima Makmur SK.537/Menhut-II/2012 26-09-2012 24.550 P. Seram (Malteng) Aktif
10 PT. Reminal Utama Sakti SK.720/Menhut-II/2013 25-10-2013 32.385 P. Buru (Bursel) Aktif
11 PT. Strata Pacific 774/Menhut-II/2013 06-11-2013 73.365 P. Seram (SBT) Aktif
PT. Wanapotensi Nusa 26/I/IUPHHK-HA/PMDN/ 12-09-2016 28.950 P. Buru (Bursel) Aktif
12
2016 (Periode II)
PD. Panca Karya SK.14/I/IUPHHK-HA/PMDN 09-12-2017 59.515 P. Buru (Bursel) Aktif
13
/2017 (SK Perpanjangan)
B HUTAN TANAMAN INDUSTRI 66.205
14 PT. Waenibe Wood Industri SK.155/Menhut-II/2009 03-04-2009 33.245 P. Buru (Buru) Aktif
15 PT. Sentosa Pratama Unit I SK.677/Menhut-II/2011 06-12-2011 32.960 P. Buru (Buru) Aktif
JUMLAH 783.875

Catatan : Kondisi s/d Desember 2018

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 14


Pemerintah Provinsi Maluku

Selain pemanfaatan hutan melalui IUPHHK-HA/HT, terdapat juga pemanfaatan hutan


melalui Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK), Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu (IPHHK),
pemanfaatan pohon tumbuh alami pada areal hak atas tanah, dan pemanfaatan penggunaan
lahan hutan melalui pinjam pakai kawasan dan pelepasan kawasan hutan (perkebunan,
transmigrasi dan lain-lain) oleh Menteri Kehutanan.

4. Penerimaan Iuran Kehutanan.


Kontribusi sektor kehutanan terhadap pembangunan Provinsi Maluku dalam bentuk
PNBP yang dialokasikan ke Kas Daerah sebagai Dana Bagi Hasil Bidang Kehutanan terdiri dari
: Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), Dana Reboisasi (DR) dan Iuran Izin Usaha Pemanfaatan
Hutan (IIUPH). Besarnya kontribusi sektor kehutanan dapat disajikan pada Grafik 4.

40,-
36,6
35,-

30,-
JUMLAH xRp.M

25,- IIUPH

20,- PSDH
16,4
DR
15,-

10,- 6,1
5,3
5,-
0,9
0,-
2014 2015 2016 2017 2018

TAHUN

Grafik 4. PENYALURAN DANA PERIMBANGAN BIDANG KEHUTANAN (Rp.M)

Kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kehutanan cenderung berfluktuasi


dari 2014 s/d 2016, namun tahun 2017 s/d 2018 PNBP Kehutanan cenderung meningkat, hal
ini disebabkan karena adanya peningkatan produksi kayu bulat hutan alam dan geliat
pemanfaatan pohon tumbuh alami oleh pemegang hak atas tanah, serta adanya kontribusi
PNBP dari pemungutan hasil hutan bukan kayu termasuk pengetatan pos-pos pengawasan
peredaran hasil hutan dan penegakan hukum bidang kehutanan bagi pelaku pembalakan liar.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 15


Pemerintah Provinsi Maluku

5. Perlindungan dan Pengamanan Hutan.


Perlindungan hutan merupakan usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan
hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak,
kebakaran, daya-daya alam, hama serta penyakit dan mempertahankan dan menjaga hak-
hak negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi
serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.

Mengingat areal hutan yang sangat luas dan akses antar pulau yang sulit dan mahal
membuat kawasan hutan rawan terhadap pembalakan liar, perambahan, kebakaran hutan
hutan dan pengangkutan kayu tanpa dokumen yang sah, Dinas kehutanan mengambil
langkah-langkah yaitu operasi pengamanan hutan, patroli dan penyelesaian kasus tindak
pidana bidang kehutanan.

Hasil yang dicapai dari tindakan pengamanan hutan Tahun 2014-2019 adalah
berkurangnya kasus illegal logging, menurunnya laju kerusakan hutan dan meningkatnya
pemahaman masyarakat tentang cara memanfaatkan hasil hutan yang ditunjukan melalui
peningkatan jumlah perizinan pemanfaatan hasil hutan setiap tahunnya.

Selain itu perlindungan hutan juga dilakukan terhadap ekosistem penting dan sumber daya
genetik hutan yang berlangsung pada 2 Kabupaten (Kab. Seram Bagian Barat, Kab. Maluku
Tengah)

6. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Skema Perhutanan Sosial


Dalam rangka memberikan akses pemanfaatan yang lebih luas kepada masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraan dan sebagai pelaku utama dalam mewujudkan
kelestarian hutan di lingkungannya, dapat dilakukan melaui skema Perhutanan Sosial (PS)
meliputi Hutan Kemasyarakatan, Hutan Rakyat, Hutan Desa, Hutan Adat dan Kemitraan.
Perhutanan sosial diharapkan menjadi jembatan yang mampu memberikan bentuk
nyata dari kehadiran negara dalam melindungi segenap bangsa Indonesia, dan memberi
kesejahteraan bagi masyarakat di daerah ini saatnya hutan untuk rakyat, yang bertujuan
meningkatkan produktivitas masyarakat serta daya saing daerah di tingkat Nasional.
Pelaksanaan Perhutanan Sosial diharapkan mampu mewujudkan masyarakat yang mandiri
secara ekonomi melalui sektor-sektor ekonomi strategis domestik. Progres Pembangunan
Perhutanan Sosial disajikan pada Tabel 6.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 16


Pemerintah Provinsi Maluku

Tabel 6. PROGRES PEMBANGUNAN PERHUTANAN SOSIAL


PERHUTANAN SOSIAL YANG TELAH MENERIMA SK
KEMITRA HUTAN
KABUPATEN IUPHKm HPHD IUPHTR JUMLAH
NO AN ADAT
/ KOTA
Luas Luas Luas Luas
Unit Unit Unit Unit Unit Unit
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 Ambon 1 209 - - - - - - 1 209
2 Buru - - 1 676 - - - - 1 676
3 Bursel - - 7 16.424 - - - - 7 16.424
4 Malteng 2 1.300 5 3.223 - - - - 7 4.532
5 SBB 15 8.924 10 10.527 - - - - 25 19.442
6 SBT 7 1.895 6 8.904 2 885 - - 15 11.684
7 Malra 2 815 - - - - 2 815
8 Tual - - - - - - - - - -
9 MBD 2 669 - - - - - - 2 669
10 MTB 2 804 10 29.607 - - - - 12 30.411
11 Kep. Aru - - 1 938 - - - - 1 938
JUMLAH 29 13.801 42 71.117 2 885 - - 73 85.803
Sumber : Pokja Perhutanan Sosial, Des 2018

II.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Tahun 2014-2018


Pencapaian kinerja pelayanan perangkat daerah Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
sesuai dengan Renstra Tahun 2014-2018 disajikan pada Tabel 7, 8 dan 9.

Tabel 7. PENCAPAIAN KINERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN 2014-2018


TAHUN
URAIAN SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018

Luas Kawasan Hutan Ha 3.919.617 3.919.617 3.919.617 3.919.617 3.919.617

Luas Lahan Kritis Ha 728.777 720.290 718.290 716.014 712.503

Luas Lahan Kritis yang


Ha 8.487 2.000,25 2.275,17 3.035,91 252,17
direhabilitasi
Capaian Rehabilitasi Hutan
dan Lahan terhadap Luas % 1,16 0,28 0,32 0,42 0,04
Lahan Kritis
Capaian Rehabilitasi Hutan
dan Lahan terhadap Luas % 0,22 0,05 0,06 0,08 0,01
Total Hutan dan Lahan Kritis
Luas Kerusakan Kawasan
Ha 224,2 224,2 224,2 224,2 224,2
Hutan
Persentase Luas Kerusakan
Kawasan Hutan terhadap % 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
luas kawasan

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 17


Pemerintah Provinsi Maluku

TAHUN
URAIAN SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018

PDRB Provinsi Maluku Rp.M 31.656.483 34.345.956 37.054.611 39.878.785 40.054.611

PDRB Sektor Kehutanan Rp.M 189.282,54 206.864,90 209.560,91 225.141,55 209.560,91

Kontribusi Kehutanan
% 0,6 0,6 0,57 0,56 0,52
terhadap PDRB Maluku

Catatan : Kondisi s/d Desember 2018; MDA 2019.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 18


Pemerintah Provinsi Maluku

Tabel 8. INDIKATOR KINERJA SESUAI TUGAS DAN FUNGSI

TARGET RENSTRA REALISASI CAPAIAN TAHUN KE RASIO CAPAIAN TAHUN KE


NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

728.7 720.2 718.2 716.0 712.5 2.000, 2.275, 3.035, 252,1


1 Penurunan luas lahan kritis Ha 8.487 1,16 0,28 0,32 0,42 0,04
77 90 90 14 03 25 17 91 7
2 Jumlah Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Unit 12 12 12 12 12 10 10 10 12 12 83 83 83 100 100

3 Jumlah Izin Usaha Industri


Primer Hasil Hutan Kayu Unit 44 51 55 57 60 44 51 55 57 60 100 100 100 100 100
(IUIPHHK)
4 Volume Produksi Kayu Bulat 250.0 260.0 270.0 280.0 290.0 259.6 307.6 274.9 285.2 400.3
M3 104 118 102 102 138
00 00 00 00 00 50 11 58 20 38
5 Volume Produksi HHBK 612,9 611,4 627,9 921,4 789,1
Ton 700 700 700 700 700 88 87 90 132 113
7 3 4 2 1
6 Jumlah Dana perimbangan dari
Pungutan PSDH-DR /
Rp./M 3 3,3 3,5 3,75 4 5,3 6,1 0,9 6,4 36,76 177 185 26 171 919
Penyaluran

7 Pemberdayaan masyarakat
sekitar kawasan hutan Kelp 2 3 4 5 6 3 5 10 6 10 150 167 250 120 167

8 Capaian penyelesaian kasus


perambahan hutan, kawasan
hutan dan hasil hutan / illegal Kasus 2 2 2 2 2 - 7 3 - 5 - 350 150 - 250
logging
9 Persentase program yang
Tercapai % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 19


Pemerintah Provinsi Maluku

Tabel 9. ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN

RATA-RATA
ANGGARAN PADA TAHUN (xRp.1.000,-) REALISASI PADA TAHUN (xRp.1.000,-) RASIO ANTARA REALISASI DAN ANGGARAN
PERTUMBUHA
NO URAIAN
N
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 ANGGARAN REALISASI

Program Pelayanan Administrasi


1 320.157, 295.053, 329.319, 779.669, 1.579.302, 296.417, 271.983, 307.450, 585.519, 903.944, 93% 92% 93% 75% 57% 61 37
Perkantoran

Program Peningkatan Sarana dan


2 596.327, 529.375, 374.294, 1.080.744, 1.278.525, 570.788, 413.497, 310.610, 156.584, 952.950, 96% 78% 83% 14% 75% 42 102
Prasarana Aparatur

Program Peningkatan Kapasitas


3 157.200, 171.978, 28.695, 0, 0, 142.615, 157.588, 28.695, 0, 0, 91% 92% 100% 0% 0% (58) (57)
Sumber Daya Aparatur

Program Pemanfaatan Potensi


4 476.778, 1.140.781, 2.122.416, 1.202.890, 2.374.487, 446.643, 857.566, 1.629.055, 1.041.313, 977.777, 94% 75% 77% 87% 41% 70 35
Sumber Daya Hutan

Program Rehabilitasi Hutan dan


5 128.300, 1.408.692, 2.418.048, 866.220, 5.523.304, 127.738, 956.263, 2.223.672, 818.636, 5.003.565, 100% 68% 92% 95% 91% 386 307
Lahan

Program Perlindungan dan


6 130.250, 411.897, 675.529, 536.879, 666.189, 35.505, 384.198, 658.209, 502.988, 510.032, 27% 93% 97% 94% 77% 71 258
Konservasi Sumber Daya Hutan

Program Perencanaan dan


7 62.465, 182.995, 209.630, 1.113.900, 2.651.025, 60.615, 149.375, 160.955, 84.932, 2.239.710, 97% 82% 77% 8% 84% 194 661
pengembangan Hutan

JUMLAH ANGGARAN 1.871.477, 4.140.771, 6.157.931, 5.580.302, 14.072.831, 1.680.320, 3.190.469, 5.318.646, 3.189.972, 10.587.977,

PERTUMBUHAN (%) 121 49 (9) 152 90 67 (40) 232

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 20


Pemerintah Provinsi Maluku

II.4. Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan

II.4.1. Lahan Kritis


Berdasarkan SK Menlinhut No: SK.306/MENLHK/PDASHL/DAS.0/7/2018 luas lahan
Kritis di Provinsi Maluku adalah 299.607 Ha terdiri dari dalam kawasan 242.458 Ha, dan luar
kawasan 57.149 Ha. Terjadi pengurangan luas lahan kritis sebesar 429.169,81 Ha dari luas
lahan kritis Tahun 2015 sebesar 728.776,81 Ha (SK. Dirjen BPDAS PS Nomor SK.4/V-
DAS/2015. Tgl. 29 Januari 2015) hal ini disebabkan oleh Riview lahan Kritis dan perubahan
Kriteria Lahan Kritis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Umumnya lahan kritis di Provinsi Maluku didominasi oleh tumbuhan kayu putih yang
tersebar di Pulau Buru, padang alang-alang yang tersebar di pulau seram dan savana yang
tersebar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten Kepulauan Aru. Meluasnya lahan
kritis di Provinsi Maluku disebabkan oleh faktor agroklimat dan faktor edafis. Faktor
agroklimat adalah kondisi iklim yang tidak mendukung pertumbuhan pohon dan musim
kemarau yang berkepanjangan, sedangkan faktor edafis diantaranya kurangnya unsur hara
di dalam tanah akibat pencucian tanah oleh erosi serta tanah-tanah yang memiliki
kandungan mineral yang tinggi. Sebaran lahan kritis di Provinsi Maluku disajikan pada
Tabel 10.

Tabel 10. LUAS LAHAN KRITIS DI PROVINSI MALUKU


KABUPATEN / KRITERIA LAHAN KRITIS (HA) JUMLAH
NO
KOTA KRITIS SANGAT KRITIS LUAS %
1 Ambon 873 5.644 6.519 2,18
2 Maluku Tengah 26.808 31.779 58.587 19,55
3 Seram Bagian Barat 36.599 30.282 66.881 22,32
4 Seram Bagian Timur 29.829 4.427 34.256 11,43
5 Buru 7.991 7.057 15.048 5,02
6 Buru Selatan 8.651 17.115 25.766 8,60
7 Tual 3.041 0 3.041 1,02
8 Maluku Tenggara 6.864 639 7.503 2,50
9 MTB (Kep. Tanimbar) 37.495 846 38.341 12,80
10 Maluku Barat Daya 8.438 19.058 27.496 9,18
11 Kepulauan Aru 16.169 0 16.169 5,40
JUMLAH 182.759 116.847 299.607 100,00
Sumber : SK Menlinhut No: SK.306/MENLHK/PDASHL/DAS.0/7/2018 Tgl: 5 Juli 2018

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 21


Pemerintah Provinsi Maluku

Kondisi yang dihadapi dalam upaya rehabilitasi lahan kritis di Provinsi Maluku adalah
banyaknya lahan kritis dengan tingkat kesuburan yang rendah, lapisan tanah (solum) yang
dangkal, berada pada daerah lereng dan rawan terhadap erosi dan longsor. Upaya yang
dilakukan untuk mengurangi lahan kritis adalah dengan cara vegetatif berupa
penanaman/pengkayaan sedangkan pada daerah-daerah berlereng dibuat bangunan
konservasi tanah.

II.4.2. Kondisi Geografis dan Kepastian Kawasan


Wilayah Provinsi Maluku seluas 712.479,69 Km2 memiliki kondisi geografis yang
bercirikan kepulauan terdiri dari 1.340 pulau tersebar dalam 11 Kabupaten/Kota, 118
Kecamatan, dan 1.231 Desa (1.198 Desa dan 33 Kelurahan).
Dalam menjaga dan mempertahankan keberadaan fungsi hutan dengan luas kawasan
hutan seluas 3.919.617 ha yang tersebar secara tidak merata di seluruh wilayah Provinsi
Maluku perlu dilakukan upaya perlindungan dan pengamanan kawasan hutan serta hasil
hutan, membutuhkan SDM yang berkompeten (Polhut dan Penyuluh Kehutanan),
penganggaran yang maksimal dan sarana-prasarana yang memadai.

II.4.3. Pemanfaatan Hasil Hutan


Pemanfatan hasil hutan lebih berorientasi pada kayu sebagai produk utama selain
HHBK dan jasa lingkungan. Potensi sumber daya hutan 90% didominasi oleh HHBK namun
belum dimanfaatkan secara optimal. (APHI, Mei 2019)
Dalam upaya mendorong kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli daerah,
pembangunan sektor kehutanan diarahkan untuk pengembangan HHBK dan jasa lingkungan
berbasis kearifan lokal (local wisdom) sesuai dengan potensi yang dimiliki.

II.4.4. Penggunaan Lahan Untuk Sektor Lain


Luas kawasan hutan di Provinsi Maluku adalah 3,9 juta Ha atau 72% dari luas daratan
dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,67%, tantangan utama dari pertumbuhan
penduduk adalah kebutuhan lahan, baik untuk pemukiman, lahan pertanian, pembangunan
infrastruktur dan pemekaran wilayah.
Selain program strategis nasional berupa Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) /
Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PTKH), Perhutanan Sosial (PS), 30% dari luas

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 22


Pemerintah Provinsi Maluku

kawasan hutan Provinsi Maluku dicadangkan untuk kepentingan pembangunan di luar


bidang kehutanan dengan fungsi Hutan Produksi yang dapat di Konversi (HPK).
Penggunaan kawasan hutan untuk pembangunan di luar bidang kehutanan perlu
dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW), sehingga para pihak
berkoordinasi untuk penggunaan ruang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung.

II.4.5. Penerimaan Sektor Kehutanan


Kontribusi Penerimaan sektor kehutanan terhadap Pendapatan Domestik Regional
Bruto (PDRB) Tahun 2018 masih rendah yaitu sebesar 0,52%. Hal ini disebabkan karena
adanya pemanfaatan hasil hutan dan penggunaan kawasan hutan non prosedural.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas untuk mendorong kontribusi sektor kehutanan
terhadap PDRB perlu dilakukan pencegahan (perlindungan dan pengamanan hutan) serta
upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya hutan terutama HHBK dan Jasa
Lingkungan.

II.4. 6. Masyarakat
Tatanan budaya masyarakat Maluku terutama masyarakat hukum adat dalam
pengelolaan sumber daya hutan sangat kuat, sehingga masyarakat perlu dilibatkan dalam
perencanaan pembangunan bidang kehutanan; Pemberian edukasi, pendampingan dan
pemberian akses legal terhadap hutan perlu dilakukan sehingga masyarakat merasa memiliki
dan dimiliki dalam pengelolaan hutan.
Kearifan lokal (local wisdom) masyarakat adat dalam mengelola hutan sudah
terbangun sejak dahulu kala dalam bentuk sasi/hawear, dusun, ewang, tempat pamali dll,
oleh sebab itu sinergitas antara pemerintah dan masyarakat adat harus terus dibangun agar
harapan pembangunan bidang kehutanan yakni masyarakat sejahtera hutan lestari dapat
terwujud.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 23


Pemerintah Provinsi Maluku

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis

III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku adalah :
1. Luasnya Lahan Kritis
Lahan kritis Provinsi Maluku seluas 299.607 Ha, dengan rincian di dalam kawasan
hutan seluas 242.453 Ha (81%) dan di luar kawasan hutan seluas 57.151 Ha (19%)
tersebar pada 11 Kabupaten/Kota.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam merehabilitasi hutan dan lahan baik secara
vegetatif maupun konservatif, namun aktifitas masyarakat berupa perladangan
berpindah, pembukaan lahan dengan cara dibakar, areal-areal kebun/perkebunan yang
ditinggalkan dalam kawasan hutan menjadi lahan terbuka dan dapat menimbulkan
lahan kritis baru yang rentang terhadap erosi dan banjir.

2. Klaim Masyarakat Adat atas hak ulayat dalam Kawasan Hutan


Klaim Masyarakat dalam mengakses sumberdaya hutan menimbulkan konflik
kepentingan (conflict of interest). Pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat dalam
berbagai peraturan perundang-undangan harus dijabarkan lebih lanjut dengan
peraturan daerah. Penguasaan lahan oleh masyarakat adat secara de jure, Kawasan
Hutan berada dalam penguasaan Negara, namun secara de facto masyarakat secara
turun temurun tinggal dan bergantung hidupnya dari hutan dan hasil hutan.
Pemahaman mengenai penguasaan Negara atas sumberdaya alam masih
diinterpretasikan berbeda, maka perlu adanya penyamaan presepsi antar berbagai
pihak. Penyelesaian masalah tenurial telah menjadi perhatian serius dari pemerintah.
Berbagai kebijakan telah ditetapkan sebagai landasan atau dasar dalam upaya
menyelesaikan masalah, diperlukan komitmen para pihak untuk memberikan
pengakuan secara legal formal bagi keberadaan masyarakat hukum adat.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 24


Pemerintah Provinsi Maluku

3. Kepastian Kawasan Hutan Akibat Dinamika Penggunaan Ruang


Kebutuhan ruang untuk pemukiman, pertanian, infrastruktur, pemekaran daerah,
dan sebagainya (kegiatan pembangunan diluar bidang kehutanan) semakin meningkat
sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan pembangunan, maka
kawasan hutan menjadi salah satu alternatif untuk digunakan. Permasalahan yang
timbul yaitu masih dijumpai penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan tersebut di
atas dilakukan tidak melalui prosedur ketentuan yang berlaku di bidang kehutanan.

4. Belum Optimalnya Pelaksanaan Perhutanan Sosial.


Kebijakan Perhutanan Sosial melalui lima skema yaitu HKm, HTR, HD, HA dan Pola
Kemitraan harus dioptimalkan dalam mendorong kesejahteraan masyarakat sehingga
perlu dituangkan dalam RPJMD agar kedepan kewenangan pemberian Izin Usaha
Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (IUPHKm), Izin Usaha Pemanfaatan Hutan
Tanaman Rakyat (IUPHTR), Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Desa (IUPHD) akan
dilimpahkan kepada Gubernur.
Pemanfaatan hutan yang kurang mengikutsertakan peran serta masyarakat sekitar
hutan sebagai pengelola berdampak pada banyaknya konflik yang terjadi antara
masyarakat dengan para pengusaha dan antara masyarakat dengan pemerintah yang
bertanggung jawab mengelola kawasan hutan yakni instansi kehutanan baik pusat
maupun daerah yang disebabkan oleh kecemburuan sosial.

5. Belum Optimalnya Pemanfaatan Sumber Daya Hutan (SDH)


Pemanfaatan sumber daya hutan selama ini masih berorientasi pada hasil hutan
kayu sebagai produk utama, sedangkan HHBK dan jasa lingkungan belum dikelola secara
optimal.

6. Masih Adanya Penebangan dan Peredaran Kayu Illegal


Gangguan keamanan hutan dalam bentuk pelanggaran dan kejahatan di bidang
kehutanan masih terjadi di wilayah Provinsi Maluku, disebabkan banyak faktor antara
lain wilayah Geografis Maluku bercirikan Kepulauan yang berakibat open acces dalam
peredaran hasil hutan, faktor ekonomi masyarakat dan sosial budaya serta yang lainnya.
Bahwa proses pengamanan dan advokasi bidang kehutanan dalam pelaksanaannya

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 25


Pemerintah Provinsi Maluku

masih mengalami kendala dalam membangun sinergitas antar lembaga penegak hukum
sehingga penanganan tindak pidana di bidang kehutanan belum maksimal.
Berdasarkan interpretasi citra landsat 7UTM, terdapat beberapa bagian dari
kawasan hutan di Provinsi Maluku yang dapat digolongkan telah terdegradasi, terutama
dari sisi fakta tutupan vegetasi yaitu pada areal-areal yang berdekatan dengan
pemukiman, pesisir-pesisir pulau dan daerah-daerah yang mengandung material
tambang. Kondisi ini akan berpengaruh pada fungsi hidro-orologi DAS, fungsi konservasi,
produktivitas kawasan, dan ketersediaan jasa-jasa lingkungan lainnya.

7. Belum maksimalnya Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).


Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah Wilayah Pengelolaan Hutan sesuai
tugas pokok dan fungsi peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: 66/Menhut-
II/2010 telah ditetapkan 22 KPH (5 KPH Lindung dan 17 KPH Produksi) di Provinsi Maluku
dengan luas wilayah pengelolaan ± 2.207.864 Ha yang tersebar pada 11
Kabupaten/Kota. Bahwa kewenangan pengelolaan sumber daya alam kehutanan
berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan
pengurusan Kehutanan berada pada pemerintah dan pemerintah provinsi. Berdasarkan
Peraturan Gubernur Maluku Nomor 64 Tahun 2017, telah dibentuk 11 UPTD KPH Dinas
Kehutanan Provinsi di 11 Kab/Kota yang membawahi 22 unit KPH tersebut.
Dengan telah dibentuknya kelembagaan KPH ini diharapkan pengelolaan hutan di
tingkat tapak dapat berjalan maksimal dengan fokus Pengembangan KPH disesuaikan
dengan potensi-potensi unggulan pada masing-masing KPH dimaksud yang meliputi
Hasil hutan kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu, Potensi Jasa Lingkungan. Permasalahan
sampai saat ini pengisian jabatan administratur dan pengawas pada kelembagaan UPTD
KPH dimaksud belum didefinitifkan, sehingga belum dapat menunjukan kinerja.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 26


Pemerintah Provinsi Maluku

8. Perubahan Iklim
Presiden Republik Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan Emisi GRK
pada tahun 2030 sebesar 29% sebagai kelanjutan komitmen awal dari kepemimimpinan
sebelumnya untuk menurunkan emisi sebesar 26 % pada tahun 2020 secara sukarela
dan sebesar 41% apabila mendapat bantuan internasional dari kondisi BAU/ Business as
Usual (kondisi seperti biasa). Sektor kehutanan merupakan penyumbang emisi gas
rumah kaca terbesar di Indonesia yang bersumber dari Deforestasi dan Degradasi Hutan
dan lahan, kebakaran hutan dan alih fungsi hutan.
Dalam rangka berkontribusi dalam penurunan emisi GRK maka Dinas Kehutanan
Provinsi melalui Pokja RAD GRK telah melakukan perhitungan emisi dengan motode
Stock Difference (Lumens,01) yang difasilitasi oleh Bappenas dan ICRAF. Besaline emisi
(PL 2000-2011) sebesar 12.180.008 Ton CO2-eq atau 1.107.273 Ton CO2-eq/Thn dengan
sequestrasi 247.681 Ton CO2-eq/Thn. Dengan adanya interfensi kegiatan mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim serta rencana pembangunan rendah karbon sektor kehutanan
maka OPD Dinas Kehutanan dapat berkontribusi dalam menurunkan emisi sebesar 26%
(287.891 Ton CO2-eq/Thn).

9. Terbatasnya Sumber Daya Manusia


Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kehutanan Provinsi Maluku belum
optimal , hal ini disebabkan karena secara kuantitas keberadaan sumber daya manusia
tidak sebanding dengan luas kawasan hutan yang dikelola, terutama tenaga Polhut. Dari
luasan kawasan hutan 3,9 juta Ha mestinya harus diawasi oleh 7.800 personil Polhut
(Rambaldi, 2000).
Secara kualitas, perlu ditingkatkan kapabilitas ASN antara lain spesifikasi Tenaga
Teknis, Penyuluh Kehutanan, Tenaga Pendamping Kehutanan.

Identifiksi permasalahan penyelenggaraan Pembangunan Kehutanan di Provinsi Maluku


digunakan untuk menentukan tujuan dan sasaran OPD dalam menyelesaikan inti permasalahan
yang ada. Pemetaan Permasalahan untuk penentuan prioritas dan sasaran perangkat daerah
disajikan pada Tabel 11.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 27


Pemerintah Provinsi Maluku

Tabel 11. PEMETAAN PERMASALAHAN UNTUK PENENTUAN


PRIORITAS DAN SASARAN PERANGKAT DAERAH

No MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH


1. Masih terdapatnya Lahan kritis yang luas dan - Tingkat degradasi hutan dan lahan
lahan kritis yang perlu tersebar di Kabupaten/Kota tinggi pada DAS
segera ditangani - Meningkatnya gangguan fungsi
ekosistem
- Alih fungsi hutan terus meningkat
2 Klaim masyarakat atas Rendahnya kesejahteraan - Meningkatnya nilai ekonomi dari
Hak Ulayat dalam masyarakat di sekitar hutan sumber daya alam dalam kawasan
kawasan hutan hutan
Kepastian kawasan hutan - Meningkatnya kebutuhan ruang
akibat dinamika penggunaan untuk pembangunan infrastruktur,
ruang Pertanian, Perkebunan dan
Pemukiman (pembangunan di luar
bidang kehutanan)
- Penggunaan kawasan hutan non
prosedural
- Adanya kebun dalam kawasan
hutan
Belum optimalnya - Masih rendahnya pelibatan
pelaksanaan perhutanan masyarakat adat dalam pengelolaan
sosial dan pemanfaatan hutan di tingkat
tapak
- Belum adanya pendamping
masyarakat
3 Belum optimalnya Belum optimalnya - Terbatasnya produksi hasil hutan
pengelolaan Sumber pemanfaatan SDH - Rendahnya teknologi pemanfaatan
Daya Alam sumber daya hutan
Masih adanya penebangan - Meningkatnya kebutuhan kayu
dan peredaran Kayu illegal pertukangan
- Adanya penadah dan penampung
hasil hutan yang tidak berizin.
4 Belum optimalnya Kapasitas aparatur yang - Kualitas dan kwantitas SDM yang
tatakelolah layanan masih rendah, sarana/ rendah
Pemerintahan dalam prasarana pendukung yang - Dukungan sarana dan prasarana
penyelengaraan masih minim dan belum yang terbatas
pembangunan memadahi - Kurangnya pendanaan
kehutanan Belum maksimalnya - Peralihan kewenanggan kehutanan
Kesatuan Pengelolaan Hutan dari Kabupaten/ Kota ke Provinsi
(KPH) (UU 23 Tahun 2014)
- Terbatasnya sarana prasarana
operasional UPTD KPH
- UPTD KPH telah ditetapkan
5 Perubahan Iklim Meningkatnya emisi GRK - Perambahan kawasan hutan dan
meluasnya lahan kritis
- Meningkatnya kebakaran hutan dan
lahan
- Meningkatnya laju deforestasi

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 28


Pemerintah Provinsi Maluku

III.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala dan Wakil Kepala Daerah

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kehutanan mengacu pada Visi dan Misi
Pemerintah Provinsi Maluku periode tahun 2019-2024 :

Visi : “Maluku Yang Terkelola Secara Jujur, Bersih Dan Melayani, Terjamin Dalam

Kesejahteraan, Dan Berdaulat Atas Gugusan Kepulauan”

Untuk menjabarkan visi tersebut ditetapkan enam Misi pembangunan Daerah Maluku yang
telah ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2019-2024, dimana keterkaitan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku dalam mewujudkan Visi tersebut adalah menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang kehutanan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi sesuai
ketentuan yang berlaku adalah Misi ke-3 “Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Yang
Berkelanjutan“.
Misi ini menggambarkan potensi sumber daya alam di seluruh wilayah kepulauan Maluku yang dapat
dikelola secara baik dan memberi manfaat untuk kesejahteraan seluruh masyarakat, diantaranya
melalui peningkatan ketrampilan kelompok tani hutan, daya saing produk kehutanan, dukungan
terhadap industri kecil dan menengah serta memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan serta
adaptasi perubahan iklim dan mitigasi bencana.
Dalam upaya mewujudkan Misi Ke-3 tersebut, Dinas Kehutanan akan mengoptimalkan
potensi sumber daya hutan melalui ekstensifikasi, intensifikasi dan inovasi hasil hutan
dengan tetap memperhatikan azas kelestarian, melalui :
1. Menjamin Keberadaan Hutan
Tujuan ini diwujudkan melalui kepastian hukum/status kawasan hutan serta
mempertahankan hutan sesuai dengan fungsinya (konservasi, lindung dan produksi).
2. Mengoptimalkan Aneka Fungsi Pemanfaatan Hutan
Tujuan ini diwujudkan melalui diversifikasi aneka usaha hasil hutan yang berdaya saing,
terselenggaranya pengaturan dan pengurusan pengelolaan hutan.
3. Mengoptimalkan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Tujuan ini diwujudkan melalui rehabilitasi hutan dan lahan pada areal lahan kritis yang
difokuskan pada DAS prioritas secara terencana, terkoordinasi dan terintegrasi.
4. Mengoptimalkan Perlindungan dan Pengamanan Hutan
Tujuan ini diwujudkan untuk perlindungan dan pengamanan terhadap hutan, hasil hutan
dan kawasan hutan.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 29


Pemerintah Provinsi Maluku

5. Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan ini diwujudkan melalui keterlibatkan masyarakat yang berada didalam dan
sekitar hutan melalui skema Perhutanan Sosial.
6. Penguatan Kelembagaan Dinas Kehutanan
Tujuan ini diwujudkan melalui penyelenggaraan optimalisasi tugas pokok dan fungsi
Dinas Kehutanan, menjamin keberadaan hutan dan aneka fungsi pemanfaatan hutan.
Penguatan ini meliputi : kompetensi aparatur, pemenuhan sarana-prasarana organisasi,
penguatan kebijakan dan pembiayaan.

III.3. Telaaha Renstra K/L


Menurut Rancangan Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan periode
tahun 2019-2024, peran serta dan tanggung jawab Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dalam mendukung agenda pembangunan nasional dapat dijabarkan dalam 3
(tiga) Sasaran Strategi. Sasaran Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP


DAN KEHUTANAN TAHUN 2015-2019

NO SASARAN JANGKA MENENGAH INDIKATOR KINERJA


1 Peningkatan Kualitas lingkungan Hidup Indeks kualitas lingkungan hidup
melalui Indeks Kualitas Lingkungan mencapai 75,0 – 78,0 (di tahun
Hidup (IKLH) dengan strategi 2024).
Pencegahan, Penanggulangan,
Pemulihan Kerusakan SDA dan
Lingkungan Hidup serta Penguatan
Kelembagaan dan Penegakan Hukum.
2 Peningkatan Ketahanan Bencana dan Pengurangan Rasio kerugian
Iklim melalui Berkurangnya Kerugian ekonomi akibat dampak bencana
akibat Dampak Bencana dan Bahaya dan bahaya Iklim sebesar 0,3%
Iklim dengan strategi Penaggulangan terhadap PDB (di tahun 2024).
Bencana dan Peningkatan Ketahanan
Iklim

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 30


Pemerintah Provinsi Maluku

NO SASARAN JANGKA MENENGAH INDIKATOR KINERJA

3 Pembangunan Rendah Karbon - Penurunan emisi GRK sebesar


melalui Peningkatan capaian 23,3%
penurunan emisi dan intensitas emisi - Penurunan intensitas emisi
Gas Rumah Kaca terhadap beseline GRK sebesar 24%
dengan strategi Pemulihan lahan (di tahun 2024).
berkelanjutan, rendah karbon pesisir
dan laut

Sumber : Rancangan Tenokratik RPJMN 2020-2024 (Bab VII Hal. 212)

III.4. Telaah Rencana Tata Ruang dan KLHS


Berdasarkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku Tahun 2013-2033
Nomor 16 Tahun 2013, luas Provinsi Maluku adalah 712.479,69 Km2. Dalam rangka
mewujudkan ruang wilayah Provinsi Maluku sebagai provinsi kepulauan yang aman, nyaman,
produktif dan berkelanjutan berbasis kepada kelautan, perikanan, pariwisata, pertambangan
dan perkebunan untuk peningkatan perekonomian wilayah melalui pengembangan sistim
keterkaitan kepentingan nasional berbasis gugus pulau (Lampiran 2).
Kebijakan penyelenggaraan penataan ruang juga diarahkan melalui rencana pola ruang
yang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung merupakan
wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Sementara kawasan budidaya
merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk budidaya baik potensi
sumber daya alam, manusia dan buatan. Kawasan ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
produksi dan pemenuhan pemukiman. Adapun cakupan kawasan budidaya adalah kawasan
hutan produksi, kawasan hutan rakyat, kawasan pertanian, kawasan perkebunan, kawasan
peruntukan peternakan, kawasan peruntukan perikanan, kawasan pertambangan, kawasan
peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan pemukiman, kawasan
peruntukan lainnya, dan peruntukan tanah hak ulayat.
Dengan melihat pola ruang tersebut maka setiap perencanaan harus memperhatikan
kawasan-kawasan yang diprioritaskan untuk dilindungi dan menunjang produktivitas daerah.
Hal ini dilakukan karena mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kualitas lingkungan
hidup di Provinsi Maluku.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 31


Pemerintah Provinsi Maluku

Perencanaan yang telah ada dalam dokumen RTRW diperkuat dengan adanya
dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Output dari kegiatan KLHS adalah :
1) pengaruh kebijakan penataan ruang dalam Ranperda RTRWP Maluku terhadap kondisi
lingkungan hidup setempat, 2) rumusan penyempurnaan rencana tata ruang dalam
Peraturan Daerah RTRWP Maluku, dan 3) rekomendasi perbaikan kebijakan penataan ruang
dan pengintegrasian hasil KLHS. Sedangkan outcome dari KLHS ini adalah :
1) meningkatkan legitimasi dan kepercayaan publik terhadap Ranperda RTRWP Maluku,
karena KLHS harus dilakukan secara terbuka dengan melibatkan masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya. 2) terselenggaranya proses kajian pelaku pembangunan tentang
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan integrasinya dalam penyusunan Ranperda
RTRW Provinsi Maluku beserta implementasinya.
Dalam upaya peningkatan fungsi dan manfaat sumber daya hutan secara lestari, maka
keberadaan kawasan hutan akan tetap dipertahankan sesuai dengan fungsi pokok yang telah
ditetapkan dan daya dukung kawasan yang tersedia. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya hutan akan terus ditingkatkan melalui pengaturan kebijakan dan penerapan inovasi
teknologi dengan tetap menjaga keseimbangan fungsi ekonomi, ekologi dan sosial secara
maksimal dan lestari dalam dimensi pertumbuhan ekonomi dan pengelolaan.

III.5. Penentuan Isu-Isu Strategis


Isu strategis dalam Renstra 2019-2024 merupakan kondisi aktual dan fakta
permasalahan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangunan kehutanan.
Isu-isu strategis :
1. Luasnya lahan kritis
2. Adanya klaim kepemilikan hak ulayat dalam kawasan hutan
3. Adanya penggunaan kawasan hutan non prosedural
4. Adanya Skema Perhutanan Sosial (PS)
5. Belum optimalnya pemanfaatan dan pengawasan Sumber Daya Hutan (SDH).
6. Belum optimalnya perlindungan dan pengamanan hutan
7. Memaksimalkan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).
8. Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM).

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 32


Pemerintah Provinsi Maluku

Tujuan dan Sasaran

IV.1. Tujuan Jangka Menegah


Tujuan yang akan dicapai dari pembangunan kehutanan di Provinsi Maluku sebagai
penjabaran Misi ke-3 Pemerintah Provinsi Maluku periode 2019-2024 adalah :
I. “Mengoptimalkan Pengelolaan Sumber Daya Hutan Yang Berkelanjutan”, dicapai
melalui :
a. Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan.
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan merupakan upaya untuk memanfaatkan
hasil hutan (kayu, bukan kayu dan jasa lingkungan) secara maksimal dengan tetap
memperhatikan aspek ekologi dan kelestarian pada Hutan Lindung dan Hutan
Produksi.
Pendekatan pemanfaatan diarahkan pada pemanfaatan tingkat tapak melalui
pengembangan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Dengan pendekatan
pemanfaatan hutan tingkat tapak diharapkan semua kawasan hutan dapat dikelola
dengan baik oleh pengelola KPH, sehingga tidak terdapat hutan yang open akses.
Pemanfaatan hasil hutan dilakukan melalui :
1) Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam/Hutan Tanaman
(IUPHHK-HA/HT).
IUPHHK di Maluku sebanyak 13 unit, dengan rata-rata produksi per tahun
sebanyak 302.000 m3/tahun.
Kebijakan pemanfaatan hasil hutan kayu diarahkan untuk peningkatan produksi
melalui pembinaan dan pengendalian IUPHHK-HA/HT, Identifikasi dan
inventarisasi potensi, pemenuhan kebutuhan kayu bagi masyarakat dan
mendorong Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Berdasarkan pendekatan gugus pulau, diprioritaskan pada gugus pulau I, II, IV, V,
VII, VIII, IX, X, XI dan XII (P. Buru, P. Seram, Kep. Kei, Kep. Aru, Kep. Tanimbar, Kep.
Babar dan Kep. PP. Terselatan).

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 33


Pemerintah Provinsi Maluku

2) Mengembangkan hasil hutan bukan kayu dan aneka usaha kehutanan, diarahkan
pada komoditi unggulan/khas pada setiap gugus pulau.
- Gugus Pulau I (P. Buru) akan dikembangkan kayu putih dengan sasaran
pengembangan silvikultur intensif (jenis unggulan, pengaturan jarak tanam
dan cara panen). Komoditi lain yang akan dikembangkan adalah gaharu dan
damar.
- Gugus Pulau II (Seram Barat) akan dikembangkan damar dengan sasaran
pengembangan silvikultur/perbanyakan tanaman dan jarak tanam serta cara
penyadapan. Komoditi lain yang akan dikembangkan adalah kayu putih dan
gaharu.
- Gugus Pulau IV (Seram Timur) akan dikembangkan budidaya gaharu, damar
dan madu.
- Gugus Pulau I,II,III,IV (P. Buru dan Seram) akan dikembangkan identifikasi
potensi, pengembangan dan peningkatan produksi hasil hutan bukan kayu
(kayu putih, rotan, damar, madu dan gaharu).
- Gugus Pulau V (P. Banda) akan dikembangkan gaharu.
- Gugus Pulau VII (P. Ambon dan Lease) akan dilaksanakan identifikasi potensi,
pengembangan dan peningkatan produksi gaharu, rotan, madu dan kayu
putih.
- Gugus Pulau VIII (Kep. Kei) akan dilaksanakan identifikasi potensi,
pengembangan dan peningkatan produksi rotan, kulit lawang dan gaharu.
- Gugus Pulau IX (Kep. Aru) akan dikembangkan rotan dan gaharu.
- Gugus Pulau X (Kep. Tanimbar) akan dikembangkan budidaya madu dan
gaharu.
- Gugus Pulau XI (Kep. Babar) akan diidentifikasi potensi, pengembangan dan
peningkatan budidaya madu dan minyak lawang.
- Gugus Pulau XII (Pp. Terselatan dan Wetar) akan dikembangkan madu dan
kayu putih.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 34


Pemerintah Provinsi Maluku

3) Mengembangkan Jasa Lingkungan pada setiap gugus pulau berupa :


- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam (ecotourism), diarahkan pada
kawasan taman wisata alam/laut pada zona pemanfaatan atau kawasan yang
memiliki ciri khas wilayah tertentu dengan potensi endemik lokal.
- Pemanfaatan air (hidrologi), diarahkan pada sungai-sungai besar penghasil
sumber-sumber air yang mengalir sepanjang tahun, dimana pemanfaatannya
untuk memenuhi kebutuhan air minum lokal, Irigasi, Industri air minum
dalam kemasan.
- Penyerapan dan Penyimpanan karbon (carbon offset), diarahkan pada areal-
areal berhutan untuk meningkatkan penyerapan CO 2 kemudian dengan
proses fotosintesis merubahnya menjadi O2 yang dibutuhkan oleh mahkluk
hidup; penyimpanan karbon diarahkan pada areal-areal masih Primer
termasuk hutan mangrove.
Pengembangan jasa lingkungan diprioritaskan pada gugus pulau I (P. Buru), II
(Seram Barat), V (P. Banda), VII (P. Ambon dan Lease), VIII (Kep. Kei), IX (Kep. Aru).

b. Revitalisasi Industri Kehutanan.


Meningkatkan revitalisasi Industri kehutanan melalui upaya-upaya diversifikasi
produksi dalam bentuk kayu gergajian/sawn timber, plywood, veeneer dan
blockboard agar dapat meningkatkan rendemen produksi. Di samping itu industri
diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku dalam negeri. Bahan baku
industri diharapkan berasal dari IUPHHK, HTR, HKm, Hutan Rakyat dan tanah yang
dibebani hak atas tanah. Untuk mencapai maksud tersebut perlu dilakukan kegiatan
pembinaan dan pengendalian industri perkayuan.
Berdasarkan pendekatan gugus pulau, diprioritaskan pada gugus pulau I, II, IV, V,
VII, IX dan X.

c. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat diarahkan pada Desa/Kelompok/masyarakat yang telah
mendapat Hak Akses Perhutanan Sosial dari Kementerian LHK melalui fasilitasi,
pemberian pendampingan dan bantuan peralatan peningkatan ekonomi produktif
dalam mengelola hutannya.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 35


Pemerintah Provinsi Maluku

Berdasarkan pendekatan gugus pulau, prioritas pemberdayaan diprioritaskan pada


masyarakat yang bermukim dalam kawasan hutan di semua gugus pulau.

II. “Meningkatkan keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang
proporsional” dicapai melalui :
a. Rehabilitasi Sumber Daya Hutan.
Rehabilitasi Sumber Daya Hutan, dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi hutan
(konservasi, lindung dan produksi) sebagaimana fungsi semula/sebenarnya. Kawasan
hutan Maluku yang membutuhkan penanganan Rehabilitasi seluas 299.607 ha
(semak belukar dan alang-alang).
Kebijakan Rehabilitasi Sumber Daya Hutan diarahkan pada (1) DAS prioritas guna
perlindungan sumber daya air, lahan masyarakat dan lahan kritis didalam dan diluar
kawasan pada seluruh gugus pulau; (2) Kawasan-kawasan lindung dalam rangka
perlindungan kelestarian lingkungan, sumber daya buatan dan nilai sejarah dalam
rangka pembangunan berkelanjutan; (3) hutan mangrove dalam rangka perlindungan
keanekaragaman hayati dan ekosistem pulau-pulau kecil.
Berdasarkan pendekatan gugus pulau, diprioritaskan pada seluruh gugus pulau.

b. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

Konsep Perlindungan dan Penegakan Hukum di bidang Kehutanan harus


diimplementasikan sebagai salah satu instrumen untuk mendorong kelestarian hutan
dan kawasan hutan, sumber daya genetik yang berasaskan keadilan dan kepastian
hukum. Efektifitas program Perlindungan dan Penegakan Hukum di bidang
kehutanan dilakukan dalam tiga pendekatan yakni pencegahan/preventif,
penegakan/represif dan perbaikan/kuratif. Diharapkan Pencegahan dan Penegakan
atas dugaan tindak pidana di bidang kehutanan yakni illegal logging dan
Pemberantasan Penebangan Kayu Secara illegal, serta perambahan hutan dapat
diminimalisir.
Dalam menunjang program tersebut akan dilaksanakan kegiatan sosialisasi,
pendampingan, operasi pengamanan dan perlindungan hutan serta penyelesaian
kasus tindak pidana bidang kehutanan.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 36


Pemerintah Provinsi Maluku

Dalam melakukan pencegahan dan pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan akan
dibentuk Tim Pemadam Kebakaran Hutan (Manggala Agni) dan masyarakat peduli
api.
Konservasi sumber daya hutan diarahkan untuk pengembangan kawasan ekosistem
penting/esensial yang berada diluar kawasan konservasi dan perlindungan sumber
daya genetik hutan dalam rangka melindungi flora dan fauna endemik.
Dalam memberikan kontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) serta
meminimalisir dampak perubahan iklim di Provinsi Maluku maupun secara global
maka Dinas Kehutanan akan melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
melalui kegiatan sosialisasi, peningkatan kualitas penutupan lahan (pengamanan
hutan/kawasan hutan, pengembangan kawasan lindung), pengelolaan hutan
berbasis kearifan lokal (local wisdom), optimalisasi KPH dan Rencana Pembangunan
Rendah Karbon sektor kehutanan.
Kebijakan ini diarahkan pada gugus pulau I, II, III, IV, V, VII, VIII, IX, X, XI dan XII (P.
Buru, P. Seram, P. Ambon/PP. Lease, Kep. Kei, Kep. Aru, Kep. Tanimbar dan Kep.
Babar).

c. Pemantapan Kawasan Hutan.


Pemantapan kawasan hutan dimaksudkan untuk memberi kepastian status kawasan
secara legal formal fisik dilapangan. Kegiatan dilaksanakan pada Hutan Lindung dan
Hutan Produksi.
Berdasarkan pendekatan gugus pulau, diprioritaskan pada gugus pulau I, II, III, IV, V,
IX dan X (Pulau Buru, Pulau Seram, Pulau Tanimbar dan Kepulauan Aru).

d. Penguatan Kelembagaan.
Penguatan kelembagaan diarahkan untuk menyiapkan sarana/prasarana, personil,
pembiayaan yang memadai disesuaikan dengan kebutuhan dan beban kerja.
Kebijakan ini diarahkan untuk :
- Organisasi Dinas Kehutanan dapat berjalan efektif, efisien dan optimal sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi.
- Aparatur Dinas Kehutanan yang kompeten dan inovatif yang didukung dengan
sistem kerja yang baik.
- Sarana dan prasarana kehutanan tersedia dan memadai.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 37


Pemerintah Provinsi Maluku

- Pembinaan aparatur pelaksana pembangunan kehutanan.


- Anggaran yang memadai.

IV.2. Sasaran Jangka Menengah

Sasaran strategis yang akan dicapai dari pembangunan kehutanan di Provinsi Maluku
periode 2019-2024, adalah :
1. Meningkatnya Produktifitas Kehutanan. Sasaran strategis yang akan dilaksanakan :
a. Penertiban perijinan pemanfaatan hasil hutan, monitoring dan pengendalian
peredaran hasil hutan dengan indikator kinerja adalah peningkatan produksi hasil
hutan (Kayu/bukan kayu dan jasa lingkungan)
b. Meningkatnya Ekonomi Hutan melalui peningkatan akses kelola kawasan hutan oleh
masyarakat dengan indikator kinerja adalah jumlah kelompok pemberdayaan
masyarakat (Kelompok Tani Hutan).
c. Meningkatnya kemantapan dalam pengelolaan kawasan hutan sebagai dasar
penyiapan prakondisi pengelolaan sumber daya hutan dengan indikator kinerja
adalah terkelolanya kawasan hutan secara lestari pada tingkat tapak melalui UPTD
KPH.

2. Meningkatnya kinerja OPD Dinas Kehutanan dan UPTD KPH. Sasaran strategis yang
akan dilaksanakan :
a. Penambahan sarana dan prasarana serta aparatur sipil negara (ASN) dengan
indikator terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung administrasi perkantoran
dan sarana dan prasarana aparatur.
b. Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur kehutanan dengan indikator kinerja
adalah terpenuhinya kompetensi aparatur pada Dinas Kehutanan dan UPTD KPH.
c. Peningkatan kualitas pengelolaan KPH melalui pembangunan kantor UPTD KPH di
tingkat tapak dengan indikator adalah jumlah bagunan KPH yang terbangun.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 38


Pemerintah Provinsi Maluku

3. Meningkatnya kuantitas dan kualitas hutan berbasis Kepulauan, Sasaran strategis


yang akan dilaksanakan :
a. Meningkatnya rehabilitasi hutan dan lahan kritis, penghijauan lingkungan dan
pembuatan bangunan konservasi tanah dengan indikator kinerja adalah persentase
lahan kritis yang ditanami
b. Menurunnya gangguan keamanan kawasan hutan dan sumber daya hutan akibat
gangguan alam, ternak dan manusia, pencegahan kebakaran hutan dan praktek-
praktek perambahan hutan dan pembalakan liar, peningkatan biomassa hutan
dengan indikator kinerja adalah peningkatan kualitas hutan melalui tutupan lahan.
c. Pemantapan kawasan hutan melalui monitoring dan evaluasi penggunaan kawasan
hutan baik yang prosedural maupun yang non prosedural dengan indikator
pengelolaan kawasan sesuai regulasi untuk memberikan manfaat lingkungan, sosial,
budaya dan ekonomi yang seimbang dan lestari

4. Pemberian Akses legal kepada masyarakat melalui skema perhutanan sosial, Sasaran
strategis yang akan dilaksanakan :
a. Terbangunnya 73 unit Perhutanan Sosial (HKm, HTR, HD, HA dan pola kemitraan)
secara mandiri melalui fasilitasi dan pendampingan oleh penyuluh.
b. Pengelolaan areal PS dengan sistem agroforestri dan pemberian izin Pemanfaatan
potensi yang terkandung di dalam areal perhutanan sosial.
Tujuan dan Sasaran yang telah dirumuskan dalam dokumen RPJMD disajikan pada Tabel 13.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 39


Pemerintah Provinsi Maluku

Tabel 13. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU TAHUN 2019-2024

KONDISI TARGET CAPAIAN KONDISI


INDIKATOR
TUJUAN SASARAN SATUAN AWAL AKHIR
SASARAN 2019 2020 2021 2022 2023
2018 2024
Mengoptimalkan Meningkatnya
Produksi Kayu m3/Thn 400.338 302.000 304.000 306.000 308.000 310.000 310.000
pengelolaan Produktifitas
sumber daya Kehutanan
hutan yang Produksi HHBK Ton/Thn 789,11 790 800 810 820 830 840
berkelanjutan
Meningkatnya
Persentase
Kinerja OPD Dinas
peningkatan % 100 100 100 100 100 100 100
Kehutanan dan
kinerja OPD
UPTD KPH

Meningkatkan Meningkatnya Rehabilitasi


keberadaan kuantitas dan Hutan dan % 0,27 0,33 0,33 0,34 0,34 0,34 0,34
hutan dengan kualitas hutan Lahan Kritis
luasan yang berbasis Kualitas
cukup dan kepulauan Penutupan % 65% 66% 67% 68% 69% 70% 70%
sebaran yang Lahan
proporsional
Pemberian akses
legal kepada Pemanfaatan
masyarakat sekitar Areal
Unit - - 13 14 15 15 16
hutan melalui Perhutanan
skema Perhutanan Sosial
sosial

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 40


Strategi dan Arah Kebijakan

Untuk mencapai tujuan dan sasaran RPJMD Tahun 2019-2024, strategi dan arah kebijakan
pembangunan daerah sektor kehutanan, dirumuskan sebagai pedoman implementasi melalui
program pembangunan daerah yang akan dilaksanakan selama periode lima tahun mendatang.
Penjabaran Strategi dan Arah Kebijakan disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU


TAHUN 2019-2024

Visi : “ MALUKU YANG TERKELOLA SECARA JUJUR, BERSIH DAN MELAYANI, TERJAMIN
DALAM KESEJAHTERAAN DAN BERDAULAT ATAS GUGUSAN KEPULAUAN ”

Misi 3 : PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Mengoptimalkan Meningkatnya Ekstensifikasi dan Pemanfaatan potensi


pengelolaan Produktifitas intensifikasi hasil hutan, sumber daya hutan
sumber daya Kehutanan peningkatan SDM
hutan yang penyuluh dan Kelompok Revitalisasi Industri
berkelanjutan Tani Hutan (KTH), sarana Kehutanan
prasarana,
pemberdayaan Pemberdayaan
masyarakat sekitar Masyarakat
kawasan hutan

Meningkatnya Kinerja Meningkatkan kualitas Peningkatan kualitas


OPD Dinas Kehutanan dan kuantitas kinerja dan kuantitas sarana
dan UPTD KPH sarana dan prasarana dan prasarana serta
serta kinerja dan kinerja dan kompetensi
kompetensi aparatur aparatur yang
yang profesional profesional

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 41


TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Meningkatkan Meningkatnya Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya


keberadaan kuantitas dan kualitas Lahan Kritis Dukung DAS
hutan dengan hutan berbasis
luasan yang kepulauan Perlindungan dan
cukup dan Konservasi Sumber
sebaran yang Daya Hutan dan
proporsional Indeks Tutupan Lahan Ekosistem

Pemantapan Kawasan
Hutan

Pemberian Akses legal


kepada masyarakat Pengelolaan dan
Skema Perhutanan
sekitar hutan melalui Pemanfaatan areal
Sosial
skema Perhutanan Perhutanan Sosial
Sosial

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 42


Rencana Program dan Kegiatan
Serta Pendanaan

Rencana program dan kegiatan dalam Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Maluku merupakan
penjabaran dari RPJMD Provinsi Maluku Periode Tahun 2019-2024 yang menunjang secara
langsung pencapaian Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Periode 2019-2024.
Adapun Program dan Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
1. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan dengan sasaran meningkatnya koordinasi
dan sinkronisasi dengan sektor lain serta meningkatkan performance pengelolaan hutan,
meliputi kegiatan :
a. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
b. Optimalisasi PNBP
c. Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan
d. Identifikasi dan Inventarisasi Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu
e. Pengembangan Sarana dan Prasarana Usaha Ekonomi Produktif melalui KTH
f. Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Kawasan Hutan Non Prosedural
g. Pembinaan dan Pengendalian Pengelolaan IUIPHHK
h. Identifikasi Keberadaan Masyarakat Hukum Adat
i. Sekolah lapang bagi Masyarakat, Kelompok Tani Hutan dan Pendamping Perhutanan
Sosial.
j. Pengembangan Jasa Lingkungan
Indikator kinerja yang ditetapkan adalah terlaksananya pemanfaatan potensi sumber daya
hutan kayu dan non kayu secara efektif dan efisien pada 15 unit IUPHHK-HA/HT, 47 Unit
IUIPHHK, Pemantauan Kawasan Hutan di 11 Kabupaten/Kota dan Pemberdayaan Masyarakat.
Dengan total jumlah pendanaan sampai tahun ke-5 sebesar Rp.55.864.426.000,- (rincian dapat
dilihat pada Lampiran 3).

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 43


2. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan sasaran terkoordinasi dan terintegrasinya
perencanaan dan pengendalian RHL meliputi kegiatan :
a. Reboisasi / Pengayaan Tanaman
b. Rehabilitasi Lahan / Penghijauan /Hutan Rakyat
c. Rehabilitasi Mangrove
d. Peningkatan daya dukung dan daya tampung DAS
e. Pembangunan/Pengelolaan Persemaian Permanen
f. Pembuatan Kebun Bibit KPH
g. Pemeliharaan Tanaman RHL / Penghijauan / Hutan Rakyat / Mangrove
h. Penyusunan Rencana Tahunan RHL
i. Monitoring, Evaluasi, Pembinaan dan Pengendalian Pelaksanaan RHL
j. Pengembangan Hutan Tanaman
Indikator kinerja yang ditetapkan adalah terehabilitasinya hutan dan lahan pada lahan kritis
dan terlaksananya kegiatan penunjang RHL, dengan total jumlah pendanaan sampai tahun ke-
5 sebesar Rp.140.761.356.000,- (rincian dapat dilihat pada Lampiran 3).

3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan (SDH), dengan sasaran
meningkatnya Penegakan Hukum dalam Perlindungan Hutan, Efektifitas Penanggulangan
Kebakaran Hutan dan Lahan, meminimalkan kerusakan hutan, Pemulihan Cadangan Sumber
Daya Alam dan berkontribusi terhadap Penurunan Emisi GRK, meliputi kegiatan :
a. Patroli Pengamanan Hutan
b. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
c. Peningkatan Kapasitas Satgas kebakaran hutan
d. Sosialisasi Dampak Kerusakan Hutan
e. Penyelesaian Kasus Hukum Bidang Kehutanan
f. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
g. Identifikasi dan Inventarisasi Kawasan bernilai Ekosistem Penting
h. Konservasi sumber daya genetik.
i. Pembentukan Satuan Pengamanan Hutan Negeri melalui peranan kewang
j. Perlindungan dan pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)
k. Rapat Koordinasi Pejabat Penegak hukum Bidang Kehutanan
l. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Kehutanan

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 44


m. Perlindungan dan pengelolaan daerah penyangga KSA/KPA.
Indikator kinerja yang ditetapkan adalah Terjaganya tutupan lahan dalam kawasan hutan dari
kegiatan penebangan liar/perambahan/illegal logging, kebakaran hutan dan penambahan stok
karbon melalui pengamanan dan perlindungan hutan serta perlindungan kawasan bernilai
ekosistem penting, dengan total jumlah pendanaan sampai tahun ke-5 sebesar Rp.45.500.728,-
(rincian dapat dilihat pada Lampiran 3).

4. Program Perhutanan Sosial dengan sasaran pemberian akses legal kepada masyarakat sekitar
hutan melalui skema perhutanan sosial, meliputi kegiatan :
a. Sosialisasi dan Koordinasi Penyiapan dan Pemberian Akses Perhutanan Sosial
b. Fasilitasi proses perijinan dan verifikasi teknis calon areal Perhutanan Sosial
c. Pengelolaan Perhutaan Sosial dengan sistem Agroforestri
Indikator kinerja yang ditetapkan adalah terkelolahnya areal Perhutanan Sosial sebanyak 73
unit secara mandiri, dengan total jumlah pendanaan sampai tahun ke-5 sebesar
Rp.7.369.667.000,- (rincian dapat dilihat pada Lampiran 3).

5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan sasaran meningkatnya


kompetensi aparatur Dinas Kehutanan, meliputi kegiatan :
a. Diklat Teknis Kehutanan
b. Diklat Non Teknis Kehutanan
Indikator kinerja yang ditetapkan adalah terpenuhinya kompetensi sumber daya aparatur
Dinas Kehutanan, dengan total jumlah pendanaan sampai tahun ke-5 sebesar
Rp.2.047.828.000,- (rincian dapat dilihat pada Lampiran 3).

6. Program Perencanaan dan Pengembangan Kehutanan dengan sasaran pemantapan koordinasi


pembangunan kehutanan, terciptanya jejaring kerja (net working) antar instansi, baik pusat
maupun daerah Provinsi Maluku, meliputi kegiatan :
a. Perencanaan dan Evaluasi Program Tahunan
b. Pertemuan Teknis Pembangunan Kehutanan Tingkat Provinsi
c. Penyusunan Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP)
d. Penyusunan Renstra
e. Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon Sektor Kehutanan

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 45


Indikator kinerja yang ditetapkan adalah tersedianya dokumen perencanaan yang terstruktur
dan bersinergi antara Provinsi, Kabupaten/Kota dan Pusat, dengan total jumlah pendanaan
sampai tahun ke-5 sebesar Rp.6.962.124.000,- (rincian dapat dilihat pada Lampiran 3).

7. Program Pelayanan Adminsitrasi Perkantoran dengan sasaran terselenggaranya pemenuhan


operasional perkantoran dan kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, meliputi
kegiatan :
a. Penyediaan Jasa Surat menyurat
b. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
c. Penyediaan Alat Tulis Kantor
d. Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan
e. Penyediaan Komponen Alat Listrik
f. Penyediaan Makan dan Minum
g. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
h. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
i. Penyediaan peralatan kebersihan kantor
j. Operasional UPTD Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
k. Operasional Laboratorium
Indikator kinerja yang ditetapkan adalah peningkatan pelayanan dan kelancaran tugas-tugas
administrasi perkantoran, dengan total jumlah pendanaan sampai tahun ke-5 sebesar
Rp.39.684.749.000,- (rincian dapat dilihat pada Lampiran 3).

8. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan sasaran pemenuhan sarana dan
prasarana kerja organisasi, meliputi kegiatan-kegiatan :
a. Pengadaan Kendaraan Dinas /Operasional
b. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
c. Pengadaan Meubeler
d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung kantor
e. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
f. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung kantor
g. Peningkatan Kualitas Pengelolaan Hutan melalui Pembangunan Resord KPH

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 46


Indikator kinerja yang ditetapkan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana aparatur / operasional kantor, dengan total jumlah pendanaan sampai tahun ke-5
sebesar Rp.62.771.605.000,- (rincian dapat dilihat pada Lampiran 3).

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 47


Kinerja Penyelenggaraan
Bidang Urusan

Indikator kinerja Dinas Kehutanan merupakan tolak ukur yang digunakan untuk memberikan
gambaran keberhasilan pencapaian visi dan misi pada akhir Renstra. Dalam penetapan indikator
kinerja sasaran dilakukan dengan mempertimbangkan indikator khusus, terukur, dapat dicapai,
rasional dan memperhitungkan waktu pencapaian dengan tetap bersumber pada aspek
pencapaian program dan kegiatan. Indikator kinerja Dinas Kehutanan disajikan pada Tabel 15
dan 16.

Tabel 15. PENCAPAIAN KINERJA PERANGKAT DAERAH


KONDISI
TAHUN KINERJA
URAIAN PADA AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023 PERIODE
(2024)
Capaian Rehabilitasi
Hutan dan Lahan
0,33 0,33 0,34 0,34 0,34 0,34
terhadap Luas Lahan
Kritis (%)
Peningkatan Produksi
302.000 304.000 306.000 308.000 310.000 310.000
Hasil Hutan Kayu (m3)
Peningkatan Produksi
Hasil Hutan Bukan 790 800 810 820 830 830
Kayu/HHBK (Ton)
Persentase Peningkatan
Kwalitas Hutan melalui 66% 67% 68% 69% 70% 70%
Tutupan Lahan (%)
Peningkatan
Pemanfaatan Areal - 13 14 15 15 16
Perhutanan Sosial (PS)

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 48


Tabel 16. INDIKATOR KINERJA SESUAI TUGAS DAN FUNGSI

KONDISI KONDISI
KINERJA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KINERJA
PADA PADA
NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN
AWAL AKHIR
PERIODE PERIODE
2019 2020 2021 2022 2023
2018 (2024)
Luas lahan kritis yang
1 Ha 252 820 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
direhabilitasi
Jumlah Izin Usaha
2 Pemanfaatan Hasil Hutan Unit 13 13 13 14 14 15 15
Kayu (IUPHHK)
Jumlah Izin Usaha
3 Industri Primer Hasil Unit 47 47 47 48 48 49 49
Hutan Kayu (IUIPHHK)
Jumlah Dana
perimbangan dari
4 Rp.M 5 5 5,5 6 6,5 7 7
Pungutan PSDH-DR /
Penyaluran
Pemberdayaan
5 masyarakat sekitar Kelp 10 10 13 14 15 15 16
kawasan hutan
Peningkatan Pengelolaan
6 Unit 2 2 2 4 4 4 4
Hutan Melalui KPH
Capaian penyelesaian
kasus perambahan
7 hutan, kawasan hutan Kasus 2 2 2 2 2 2 2
dan hasil hutan / illegal
logging
Menurunnya laju
8 kerusakan kawasan % 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
hutan
Kontribusi Kehutanan
9 % 0,52 0,52 0,52 0,53 0,53 0,53 0,53
terhadap PDRB Maluku
Persentase program yang
12 % 100 100 100 100 100 100 100
tercapai

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 49


Penutup

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Tahun 2019-2024,


merupakan dokumen dasar perencanaan dan arah kebijakan penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan dan pelayanan di bidang kehutanan kepada masyarakat di daerah
Maluku yang terintegrasi, efisien dan komprehensif, untuk pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan Kehutanan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Maluku.
Dalam rangka implementasi dokumen ini secara tepat guna dan berhasil guna, maka hal-
hal penting yang perlu diperhatikan, yakni disiplin, efektif dan efisien, transparansi dan akuntabel,
koordinasi dan sinkronisasi secara berkesinambungan. Oleh sebab itu seluruh jajaran Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku harus segera menyesuaikan tugas pokok masing-masing unit kerja
dengan subtansi Renstra ini sehingga dapat menghasilkan kekuatan senergi dari berbagai unit kerja
yang ada pada Dinas Kehutanan.
Semoga Renstra ini bermanfaat bagi upaya Perencanaan Pembangunan Kehutanan di
Provinsi Maluku dalam rangka terwujudnya penyelenggaraan kehutanan untuk menjamin
kelestarian hutan, menuju masyarakat Maluku yang berkualitas dan sejahtera.

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 50


GUBERNUR MALUKU

PERATURAN GUBERNUR MALUKU


NOMOR 13 TAHUN 2017

TENTANG

URAIAN TUGAS JABATAN


PIMPINAN TINGGI PRATAMA, ADMINISTRATOR DAN PENGAWAS
DI LINGKUNGAN DINAS KEHUTANAN PROVINSI MALUKU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR MALUKU,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Maluku


Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Provinsi Maluku, perlu diatur Uraian
Tugas Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Administrator
dan Pengawas Di Lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Gubernur
Maluku tentang Uraian Tugas Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama, Administrator dan Pengawas Di Lingkungan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 tentang
Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Maluku
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor
79) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1617);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4194);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
7. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 6 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Provinsi Maluku (Lembaran Daerah Provinsi Maluku Tahun
2016 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Maluku Nomor 66);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN


PIMPINAN TINGGI PRATAMA, ADMINISTRATOR DAN
PENGAWAS DI LINGKUNGAN DINAS KEHUTANAN PROVINSI
MALUKU.

BAB I KETENTUAN

UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :


1. Provinsi adalah Provinsi Maluku;
2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Maluku;
3. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Maluku;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku;
5. Urusan Pemerintahan adalah Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Maluku
sebagai Daerah Otonom;
6. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah Provinsi Maluku;
7. Sekretaris adalah Sekretaris Daerah Provinsi Maluku;
8. Dinas adalah Dinas Kehutanan Provinsi Maluku;
9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku;
10. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah Aparatur Sipil
Negara Provinsi Maluku;
11. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah
organisasi yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu pada Dinas atau Badan Daerah;
12. Uraian Tugas adalah suatu paparan atau bentangan atas semua tugas jabatan
yang merupakan tugas pokok yang dilakukan oleh pemegang jabatan dalam
memproses bahan kerja menjadi hasil kerja dalam kondisi tertentu;
13. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi
pemerintah;
14. Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan;
15. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu;
16. Perencanaan Hutan adalah proses penetapan tujuan, penentuan kegiatan
dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari untuk
memberikan pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan
penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
yang berkeadilan dan berkelanjutan;
17. Inventarisasi Hutan adalah kegiatan untuk mengetahui keadaan potensi
hutan berupa flora, fauna, sumber daya manusia dan sosial ekonomi serta
potensi budaya masyarakat di dalam dan di luar kawasan hutan;
18. Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,
memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan
bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara
optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga
kelestariannya;
19. Pemanfaatan Kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang
tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan
manfaat ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi
utamanya. Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk
memanfaatkan potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan
dan mengurangi fungsi utamanya;
20. Penatagunaan Kawasan Hutan adalah kegiatan-kegiatan guna menetapkan
hutan menurut fungsinya. Penatagunaan kawasan hutan meliputi;
penetapan kegiatan fungsi dan penggunaan kawasan hutan;
21. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat
IUPHHK dan/atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu yang
selanjutnya disebut IUPHHBK adalah izin usaha yang diberikan untuk
memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan/atau bukan kayu dalam hutan
alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan,
pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran;
22. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam yang
selanjutnya disingkat IUPHHK-HA adalah izin memanfaatkan hutan
produksi yang kegiatannya terdiri dari penebangan, pengangkutan,
penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pengolahan dan pemasaran hasil
hutan kayu;
23. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri
dalam hutan tanaman pada hutan produksi yang selanjutnya disingkat
IUPHHK-HTI adalah izin usaha untuk membangun hutan tanaman pada
hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri untuk meningkatkan
potensi dan kualitas hutan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan
bahan baku industri;
24. Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan yang selanjutnya disingkat IUPK adalah
izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan kawasan pada hutan
lindung dan/atau hutan produksi;
25. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem dalam
hutan alam yang selanjutnya disingkat IUPHHK-RE adalah izin usaha yang
diberikan untuk membangun kawasan dalam hutan alam pada hutan
produksi yang memiliki ekosistem penting sehingga dapat dipertahankan
fungsi dan keterwakilannya melalui kegiatan pemeliharaan, perlindungan
dan pemulihan ekosistem hutan termasuk penanaman, pengayaan,
penjarangan, penangkaran satwa, pelepasliaran flora dan fauna untuk
mengembalikan unsur hayati (flora dan fauna) serta unsur non hayati
(tanah, iklim dan topografi) pada suatu kawasan kepada jenis yang asli,
sehingga tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya;
26. Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat IPHHK
adalah izin untuk mengambil hasil hutan berupa kayu pada hutan produksi
melalui kegiatan pemanenan, pengangkutan, dan pemasaran untuk jangka
waktu dan volume tertentu;
27. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu yang selanjutnya disingkat
IPHHBK adalah izin untuk mengambil hasil hutan berupa bukan kayu pada
hutan lindung dan/atau hutan produksi antara lain berupa rotan, madu,
buah-buahan, getahgetahan, tanaman obat-obatan, untuk jangka waktu
dan volume tertentu;
28. Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan yang selanjutnya disingkat IUPJL
adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan jasa lingkungan
pada hutan lindung dan/atau hutan produksi;
29. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu selanjutnya disingkat
RKUPHHK adalah rencana kerja untuk seluruh areal kerja dan berlaku
selama 10 (sepuluh) tahun, antara lain memuat aspek kelestarian usaha,
aspek keseimbangan lingkungan dan sosial ekonomi yang disusun
berdasarkan inventarisasi hutan menyeluruh berkala 10 (sepuluh) tahunan;
30. Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu yang
selanjutnya disingkat RKTUPHHK adalah rencana kerja dengan jangka
waktu 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RKUPHHK;
31. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat
IUIPHHK adalah Izin Usaha Industri yang mengelola kayu bulat dan/atau
kayu bulat sedang dan / atau kayu bulat kecil menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi;
32. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu yang selanjutnya
disingkat IUIPHHBK adalah izin untuk mengolah hasil hutan bukan kayu
menjadi satu atau beberapa jenis produk pada satu lokasi tertentu yang
diberikan kepada satu pemegang izin oleh pejabat yang berwenang;
33. Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri yang selanjutnya disingkat RPBBI
adalah rencana yang memuat kebutuhan bahan baku dan pasokan bahan
baku yang berasal dari sumber yang sah sesuai kapasitas izin industri primer
hasil hutan dan ketersediaan jaminan pasokan bahan baku untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun yang merupakan system pengendalian pasokan bahan
baku;
34. Industri Primer Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat IPHHK adalah
pengolahan kayu bulat dan atau bahan baku kayu serpih menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi;
35. Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu yang selanjutnya disingkat
IPHHBK adalah pengolahan bahan baku bukan kayu (rotan, madu, buah-
buahan, getah-getahan, tanaman obat-obatan) menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi;

36. Tempat Pengumpulan Kayu yang selanjutnya disingkat TPn adalah tempat
untuk pengumpulan kayu-kayu hasil penebangan disekitar petak kerja
tebangan yang bersangkutan
37. Tempat Penimbunan Kayu Hutan yang selanjutnya disebut TPK Hutan adalah
tempat milik pemegang izin yang berfungsi menimbun Kayu Bulat (KB) / Kayu
Bulat Sedang (KBS) / Kayu Bulat Kecil (KBK) dari beberapa TPn, yang
lokasinya berada dalam areal pemegang izin;
38. Tempat Penimbunan Kayu Antara yang selanjutnya disebut TPK Antara
adalah tempat untuk menampung Kayu Bulat (KB) dan atau KBS dan atau
KBK dari satu pemegang izin atau lebih dari satu pemegang izin yang
merupakan grup, baik berupa logpond atau logyard, yang lokasinya di luar
areal pemegang izin dan berada pada hutan produksi dan atau diluar
kawasan hutan;
39. Tempat Penimbunan Kayu Industri yang selanjutnya disebut TPK Industri
adalah tempat penimbunan KB dan atau KBS dan atau KBK di air atau di
darat (Logpond / Logyard) yang berada dilokasi industri dan atau
sekitarnya;
40. Polisi Kehutanan yang selanjutnya disingkat POLHUT adalah Pejabat
Kehutanan tertentu yang mempunyai wewenang Kepolisian Khusus;
41. Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya singkat PPNS adalah
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan instansi kehutanan pusat atau daerah
yang oleh dan atas kuasa undang–undang memiliki wewenang khusus
sebagai penyidik;
42. Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang selanjutnya
disingkat GANISPHPL adalah petugas perusahaan pemegang izin dibidang
pengelolaan dan pemanfaatan hutan produksi lestari yang memiliki
kompetensi dibidang pengelolaan hutan produksi lestari sesuai dengan
kualifikasinya;
43. Pengawas Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang selanjutnya
disingkat WAS-GANISPHPL adalah Pegawai Kehutanan yang memiliki
kompetensi dibidang pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan hutan
produksi lestari sesuai dengan kualifikasinya yang diangkat dan diberhentikan
oleh Kepala Balai atas nama Direktur Jenderal;
44. Pengukuran Hasil Hutan adalah kegiatan untuk menetapkan jumlah, jenis
dan volume/berat dari hasil hutan;
45. Pengujian hasil hutan adalah kegiatan untuk menetapkan jumlah, jenis,
volume/berat dan mutu (kualitas) hasil hutan;
46. Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) adalah pungutan yang dikenakan
kepada pemegang izin sebagai pengganti nilai intristik dari hasil hutan yang
dipungut dari Negara;
47. Dana Reboisasi (DR) adalah dana untuk reboisasi, rehabilitasi serta
kegiatan pendukungnya yang dipungut dari pengelolaan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan dari hutan alam yang berupa kayu;
48. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH) adalah pungutan yang
dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanfaatan hutan atas suatu
kawasan hutan tertentu, yang dilakukan sekali pada saat izin tersebut
diberikan;
49. Penggantian Nilai Tegakan (PNT) adalah salah satu kewajiban PSDH dan DR
yang harus dibayar kepada Negara akibat dari Izin Pemanfaatan kayu,
penggunaan kawasan hutan melalui izin pinjam pakai dan dari areal
kawasan hutan yang telah dilepas dan dibebani HGU yang masih terdapat
hasil hutan kayu dari pohon yang tumbuh secara alami termasuk pada
lahan milik/dikuasai sebelum diterbitnya alas title dan kegiatan lainnya
sesuai ketentuan perundang-undangan;
50. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan (DBH-SDA) adalah Bagian
Daerah yang berasal dari Penerimaan Sumber Daya Alam Kehutanan;
51. Pengolahan Hasil adalah proses perubahan bentuk dari bahan baku (hasil
hutan) menjadi barang setengah jadi atau barang jadi;
52. Peredaran Hasil adalah rangkaian proses pengangkutan, penguasaan /
pemilikan hasil yang dilengkapi dengan Surat Keterangan Sahnya Hasil
Hutan;
53. Pembinaan Hutan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memelihara dan
memperbaiki sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan dimana kegiatan-kegiatan berupa perlindungan, pengamanan,
rehabilitasi, penyuluhan dan pengembangan;
54. Perlindungan Hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh
perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan
penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat
dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta
perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan;
55. Pengamanan Hutan adalah bagian dari kegiatan perlindungan hutan yang
bertujuan untuk melindungi hutan dari kerusakan akibat perbuatan
manusia, ternak, dan kebakaran;
56. Rehabilitasi Hutan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas
dan perannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap
terjaga;
57. Pengembangan adalah usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan menuju ke-arah yang lebih baik dalam rangka menjalankan
pranata sosial (sistem perilaku) untuk memenuhi kebutuhan dalam
masyarakat;
58. Pemanfaatan dan Pengembangan Hasil adalah kegiatan unutk
memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa kayu dan non kayu
dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokok;
59. Tenaga Teknis (tenaga teknis kehutanan) adalah petugas yang memiliki
kompetensi dan kualifikasi dalam bidang perencanaan, pengelolaan hutan
dan pemanfaatan hutan; dan
60. Peralatan adalah jenis peralatan yang harus mendapatkan izin untuk
kegiatan IUPHHK pada hutan alam, kegiatan IPK atau pemegang lelang
yaitu : traktor, grader, dump-truck, shovel, skidder, excavator, skyline, log-
loader, logging truck, crane, lokomotif dan helicopter serta alat yang
digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon seperti
gergaji rantai (chainsaw).

BAB II SUSUNAN

ORGANISASI Pasal 2

(1) Susunan Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Maluku, terdiri dari :


b. Kepala Dinas;
a. Sekretariat, terdiri dari :
1) Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelpaoran; dan
3) Sub Bagian Keuangan dan Aset.
b. Bidang Perencanaan Hutan, terdiri dari :
1) Seksi Perencanaan dan Tat Hutan;
2) Seksi Penggunaan dan Perubahan Kawasan Hutan; dan
3) Seksi Hutan Adat dan Tenurial.
c. Bidang Pemanfaatan Hutan, terdiri dari :
1) Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu;
2) Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan;
dan
3) Seksi Pengolahan, Pemasaran dan PNBP.
d. Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan
dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, terdiri dari :
1) Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;
2) Seksi Pembenihan dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan; dan
3) Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.
e. Bidang Perlindungan Hutan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat
Adat terdiri dari :
1) Seksi Pengamanan Hutan dan Penegakan Hukum;
2) Seksi Pengendaliah kebakaran Hutan dan Lahan; dan
3) Seksi Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
h. Cabang Dinas; dan
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Ketentuan mengenai susunan organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

BAB III

URAIAN TUGAS KEPALA DINAS, SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN


DAN SEKSI

Bagian Pertama
KEPALA DINAS

Pasal 3

(1) Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melaksanakan


urusan pemerintahan bidang kehutanan yang menjadi kewenangan Derah
Provinsi sesuai ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menetapkan program kerja di lingkungan Dinas Kehutan Provinsi
Maluku berdasarkan rencana strategis Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sesuai dengan program yang telah ditetapkan dan
kebijakan pimpinan agar target kerja tercapai sesuai rencana;
c. membina bawahan di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
dengan cara mengadakan rapat/pertemuan dan bimbingan secara
berkala agar diperoleh kinerja yang diharapkan;
d. mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku sesuai dengan tugas, tanggungjawab,
permasalahan dan hambatan serta ketentuan yang berlaku untuk
ketepatan dan kelancaran pelaksanaan tugas;
e. merumuskan penyusunan kebijakan teknis di bidang perencanaan
hutan, pemanfaatan hutan, pengelolaan daerah aliran sungai,
rehabilitasi hutan dan lahan serta perlindungan hutan, penyuluhan dan
pemberdayaan masyarakat adat sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
f. merumuskan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang perencanaan
hutan, pemanfaatan hutan, pengelolaan daerah aliran sungai,
rehabilitasi hutan dan lahan serta perlindungan hutan, penyuluhan dan
pemberdayaan masyarakat adat sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku untuk kelancaran penyelenggaraan urusan pemerintahan
di bidang kehutanan;
g. merumuskan pelaksanaan pembinaan teknis dan fasilitasi di bidang
perencanaan hutan, pemanfaatan hutan, pengelolaan daerah aliran
sungai, rehabilitasi hutan dan lahan serta perlindungan hutan,
penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat adat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
h. merumuskan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan
urusan pemerintahan di bidang kehutanan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
i. memantau layanan administrasi di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
j. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku dengan cara membandingkan rencana dengan kegiatan
yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan rencana
yang akan datang;
k. melaporkan pelaksanaan tugas Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai
dengan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bentuk akuntabilitas
kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Maluku; dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Bagian Kedua
SEKRETARIAT

Pasal 4

(1) Sekretariat Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas


menyusun rencana operasional, menyelenggarakan layanan administrasi
kepegawaian dan umum, perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta
keuangan dan aset sesuai ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan
pelayanan di bidang kesekretariatan.
(2) Uraian tugas dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. menyusun rencana operasional di lingkungan Sekretariat Dinas
Kehutanan berdasarkan program kerja Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku serta petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan tugas kepada bawahan di lingkup Sekretariat Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku sesuai dengan tugas pokok dan
tanggungjawab yang ditetapkan agar tugas yang diberikan dapat berjalan
efektif dan efisien;
c. memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkup
Sekretariat Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai dengan peraturan
dan prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan tugas;
d. menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Sekretariat Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku secara berkala sesuai dengan peraturan dan
prosedur yang berlaku untuk mencapai target kinerja yang diharapkan;
e. mengkoordinasikan penyusunan program kerja Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku sesuai ketentuan yang berlaku untuk menghasilkan program kerja
yang efektif, efisien dan akuntabel;
f. menyelenggarakan pembinaan organisasi, analisis jabatan,
ketatalaksanaan, perencanaan diklat dan pengembangan sumber daya
aparatur di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai ketentuan
yang berlaku untuk pengembangan organisasi ke depan;
g. menyelenggarakan layanan administrasi kepegawaian dan umum,
perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan dan aset di lingkungan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai ketentuan yang berlaku untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
h. mengkoordinasikan penyusunan data, informasi dan dokumentasi di
lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku sebagai pedoman dalam penyusunan data
statistik sektoral di bidang kehutanan;
i. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Sekretariat Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku dengan cara membandingkan antara
rencana operasional dengan tugas-tugas yang telah dilaksanakan
sebagai bahan laporan kegiatan dan perbaikan kinerja di masa yang
akan datang;
j. menyusun laporan pelaksanaan tugas Sekretariat Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara
berkala sebagai bentuk akuntabilitas kinerja; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 1
Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

Pasal 5

(1) Sub Bagian Kepegawaian dan Umum pada Sekretariat Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan dan
mengelola layanan administrasi kepegawaian dan umum di lingkungan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku untuk memberikan pelayanan prima di bidang kepegawaian
dan umum.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Kepegawaian dan Umum sesuai
Rencana Operasional Sekretariat Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
c. membimbing bawahan di lingkup Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
dalam melaksanakan tugas berdasarkan tugas dan fungsinya agar target
kinerja dapat tercapai sesuai rencana yang telah ditetapkan;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Sub Bagian Kepegawaian dan
Umum sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar
terhindar dari kesalahan;
e. menyusun bahan pembinaan kepegawaian, organisasi dan analisis
jabatan, tatalaksana, perencanaan diklat dan pengembangan sumber
daya aparatur di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai
ketentuan yang berlaku untuk pengembangan organisasi ke depan;
f. mengelola layanan administrasi kepegawaian, kearsipan, ketatausahaan,
pembinaan disiplin pegawai ASN di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sesuai ketentuan yang berlaku untuk memberikan
pelayanan prima kepada pegawai ASN;
g. mengelola urusan kerumah-tanggaan, perlengkapan dan umum,
perjalanan dinas, kerjasama, kehumasan dan protokoler di lingkungan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai ketentuan yang berlaku untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
h. menyusun data, informasi dan dokumentasi di lingkup Sub Bagian
Kepegawaian dan Umum sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
untuk dijadikan database kepegawaian dan umum;
i. mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Sub Bagian Kepegawaian dan
Umum dengan cara membandingkan antara program kerja dan kegiatan
yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan rencana kerja
yang akan datang;
j. membuat laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Sub Bagian
Kepegawaian dan Umum sesuai ketentuan yang berlaku baik secara
berkala maupun sewaktu-waktu kepada pimpinan sebagai bentuk
akuntabilitas kinerja; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 2
Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

Pasal 6

(1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan pada Sekretariat Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas menyusun program dan
kegiatan serta evaluasi dan pelaporan di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai target
kinerja yang telah ditetapkan.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan sesuai Rencana Operasional Sekretariat Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan di Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
c. membimbing bawahan di lingkungan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan dalam melaksanakan tugas berdasarkan tugas dan
fungsinya agar target kinerja dapat tercapai sesuai rencana yang telah
ditetapkan;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. menyusun program, kegiatan dan anggaran berdasarkan Rencana Kerja
(Renja) Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas;
f. melaksanakan penyusunan Renstra dan Renja, IKU, SAKIP dan PK serta
LPPD dan LKPJ sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk
optimalisasi pelaksanaan tugas;
g. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program,
kegiatan dan anggaran secara berkala di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sesuai ketentuan yang berlaku agar pengelolaan program,
kegiatan dan anggaran terlaksana sesuai perencanaan;
h. menyusun data, informasi dan dokumentasi di lingkungan Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
sebagai pedoman dalam penyusunan data statistik sektoral di bidang
kehutanan;
i. mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Sub Bagian Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan dengan cara membandingkan antara program
kerja dan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan
kegiatan dan rencana kerja yang akan datang;
j. membuat laporan pelaksanaan tugas di lingkup Sub Bagian Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan sesuai ketentuan yang berlaku baik secara berkala
maupun sewaktu-waktu kepada pimpinan sebagai bentuk akuntabilitas
kinerja; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Paragraf 3
Sub Bagian Keuangan dan Aset

Pasal 7

(1) Sub Bagian Keuangan dan Aset pada Sekretariat Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan dan mengelola
penatausahaan keuangan dan Aset di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. merencanakan kegiatan Sub Bagian Keuangan dan Aset sesuai Rencana
Operasional Sekretariat Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan di Sub Bagian Keuangan dan Aset
sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
c. membimbing bawahan di lingkup Sub Bagian Keuangan dan Aset dalam
melaksanakan tugas berdasarkan tugas dan fungsinya agar target
kinerja dapat tercapai sesuai rencana yang telah ditetapkan;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Sub Bagian Keuangan dan
Aset sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar
dari kesalahan;
e. mengelola penatausahaan keuangan di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku, baik yang bersumber dari Anggaran APBN, APBD
maupun sumber lainnya sesuai ketentuan yang berlaku untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
f. mengelola penatausahaan aset di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku sesuai ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan
tugas;
g. mengelola data keuangan dan aset secara manual maupun elektronik
di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai ketentuan yang
berlaku untuk dijadikan bahan dalam penyusunan anggaran dan aset;
h. menyusun laporan keuangan dan aset di lingkungan Dinas kehutanan
Provinsi Maluku sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai
bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan aset;
i. membuat laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Sub Bagian Keuangan
dan Aset sesuai ketentuan yang berlaku baik secara berkala maupun
sewaktu-waktu kepada pimpinan sebagai bentuk akuntabilitas kinerja; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Bagian Ketiga
BIDANG PERENCANAAN HUTAN

Pasal 8

(1) Bidang Perencanaan Hutan pada Dinas Kehutanan Provinsi Maluku


mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan dan
pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi di bidang
perencanaan hutan sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja
yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana operasional di Bidang Perencanaan Hutan
berdasarkan program kerja Dinas Kehutanan Provinsi Maluku serta
petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan tugas kepada bawahan di lingkup Bidang Perencanaan
Hutan sesuai dengan tugas pokok dan tanggungjawab yang ditetapkan
agar tugas yang diberikan dapat berjalan efektif dan efisien;
c. memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkup
Bidang Perencanaan Hutan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang
berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
d. menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Bidang Perencanaan
Hutan secara berkala sesuai dengan peraturan dan prosedur yang
berlaku untuk mencapai target kinerja yang diharapkan;
e. merumuskan kebijakan teknis, koordinasi, bimbingan teknis dan
evaluasi penatagunaan hutan, dan penyusunan dan pelaksanaan
rencana pengelolaan di KPHP dan/atau KPHL dan pengembangan
promosi, investasi, kerjasama dan kemitraan, kelmbagaan KPH dan
sistem informasi tata hutan KPHP dan/atau KPHL dalam wilayah
provinsi;
f. memberikan pertimbangan teknis izin dan perpanjangan izin usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan produksi dan perubahan
status dan fungsi hutan, perubahan status dan lahan menjadi kawasan
hutan dan penggunaan serta tukar menukar kawasan hutan di wilayah
provinsi;
g. merumuskan kebijakan terkait rencana dan bimbingan teknis
penyusunan dan penetapan rencana kerja usaha pemanfaatan hutan,
izin koridor dan pengawasan dan pengendalian perubahan status dan
fungsi hutan, perubahan status dari lahan menjadi kawasan hutan dan
penggunanan serta tukar menukar kawasan hutan di wilayah provinsi;
h. menyusun kebijakan, koordinasi, bimbingan teknis dan evaluasi dalam
penetapan masyarakat hukum adat dan kawasan hutan dengan tujuan
khusus untuk religi dalam wilayah provinsi;
i. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Bidang
Perencanaan Hutan dengan cara membandingkan antara program kerja
dan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan
dan rencana kerja yang akan datang;
j. menyusun laporan pelaksanaan tugas Bidang Perencanaan Hutan sesuai
dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala sebagai bentuk
akuntabilitas kinerja; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 1
Seksi Perencanaan dan Tata Hutan

Pasal 9

(1) Seksi Perencanaan dan Tata Hutan pada Bidang Perencanaan Hutan Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
pemantauan serta evaluasi di bidang perencanaan dan tata hutan sesuai
ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Perencanaan dan Tata Hutan
berdasarkan rencana operasional Bidang Perencanaan Hutan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Perencanaan dan Tata Hutan;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Perencanaan dan
Tata Hutan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan agar
pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup tugas Seksi Perencanaan dan
Tata Hutan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar
terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam rangka koordinasi, bimbingan teknis dan
evaluasi terhadap penatagunaan hutan, penyusunan dan pelaksanaan
rencana pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh KPHP dan/atau
KPHL, pengembangan promosi, investasi, kerja sama dan kemitraan,
kelembagaan KPH dan sistem informasi tata hutan KPHP dan/atau
KPHL dalam 1 (satu) Provinsi sesuai ketentuan yang berlaku agar
program kerja dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel;
f. menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan rencana kehutanan dan
neraca sumber daya hutan provinsi sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku agar program kerja dapat dilaksanakan secara efektif, efisien
dan akuntabel;
g. menyiapkan bahan dalam rangka pengelolaan sistem data dan informasi
kehutanan, pemberian izin, pembuatan dan penggunaan koridor,
monitoring dan pengawasan izin koridor tingkat provinsi dan penilaian
penyusunan dan penetapan rencana kerja tahunan izin usaha
kehutanan dan IPK sesuai ketrentuan yang berlaku agar program kerja
dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel; ;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Perencanaan dan
Tata Hutan dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam
rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Perencanaan dan
Tata Hutan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai
akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 2
Seksi Penggunaan dan Perubahan Kawasan Hutan

Pasal 10

(1) Seksi Penggunaan dan Perubahan Kawasan Hutan pada Bidang


Perencanaan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang
penggunaan dan perubahan kawasan hutan sesuai ketentuan yang
berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencan kegiatan Seksi Penggunaan dan Perubahan Kawasan
Hutan berdasarkan rencana operasional Bidang Perencanaan Hutan
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Penggunaan dan Perubahan Kawasan Hutan sesuai dengan tugas
dan tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan
lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Penggunaan
dan Perubahan Kawasan Hutan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup tugas Seksi Penggunaan dan
Perubahan Kawasan Hutan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam rangka pemberian pertimbangan teknis izin
dan perpanjangan izin usaha kehutanan sesuai ketentuan yang berlaku
agar program kerja dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan
akuntabel;
f. menyiapkan bahan dalam rangka pemberian pertimbangan teknis
penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan sesuai
kertentuan yang berlaku agar program kerja dapat dilaksanakan secara
efektif, efisien dan akuntabel;
g. menyiapkan bahan dalam rangka pemberian pertimbangan teknis
perubahan kawasan hutan sesuai kertentuan yang berlaku agar program
kerja dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel;;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Penggunaan dan
Perubahan Kawasan Hutan dengan cara mengidentifikasi hambatan
yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Penggunaan dan
Perubahan Kawasan Hutan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang;
dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 3
Seksi Hutan Adat dan Tenurial

Pasal 11

(1) Seksi Hutan Hutan Adat dan Tenurial pada Bidang Perencanaan Hutan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang hutan adat dan tenurial
sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Hutan Adat dan Tenurial berdasarkan
rencana operasional Bidang Perencanaan Hutan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Hutan Adat dan Tenurial sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Hutan Adat
dan Tenurial sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan agar
pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Hutan Adat dan
Tenurial sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar
terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam pelaksanaan fasilitasi dan pendampingan
penetapan dan pengakuan masyarakat hukum adat, dan serta
pengelolaan hutan adat, serta penanganan konflik tenurial;
f. menyiapkan bahan dalam pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan
dengan tujuan khusus untuk religi dan pengembangan kerjasama/
kemitraan dalam pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus
untuk religi dalam Provinsi;
g. monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan hutan adat dan
pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus untuk religi dalam
Provinsi;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Hutan Adat dan
Tenurial dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka
perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Hutan Adat dan
Tenurial sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai
akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Bagian Keempat
BIDANG PEMANFAATAN HUTAN

Pasal 12

(1) Bidang Pemanfaatan Hutan pada Dinas Kehutanan Provinsi Maluku


mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan dan
pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi di bidang
pemanfaatan hutan sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja
yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana operasional di Bidang Pemanfaatan Hutan
berdasarkan program kerja Dinas Kehutanan Provinsi Maluku serta
petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan tugas kepada bawahan di lingkup Bidang Pemanfaatan
Hutan sesuai dengan tugas pokok dan tanggungjawab yang ditetapkan
agar tugas yang diberikan dapat berjalan efektif dan efisien;
c. memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkup
Bidang Pemanfaatan Hutan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang
berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
d. menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Bidang Pemanfaatan
Hutan secara berkala sesuai dengan peraturan dan prosedur yang
berlaku untuk mencapai target kinerja yang diharapkan;
e. merumuskan kebijakan, koordinasi, bimbingan teknis dan evaluasi
pengembangan hasil hutan dan pelaksanaan izin usaha pemanfaatan
hutan di wilayah provinsi;
f. merumuskan kebijakan, bimbingan teknis, penyusunan dan penetapan
perizinan usaha pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan kecuali
pemanfaatan penyimpan selain karbon, izin usaha pemanfaatan hasil
hutan bukan kayu, izin pemungutan hasil hutan kayu, izin pemungutan
hasil hutan bukn kayu pada hutan lindung dan hutan produksi di
wilayah provinsi;
g. merumuskan kebijakan pengawasan dan pengendalian tenaga teknis
PHPL dan sarana prasarana pemanfaatan hutan, penatausahaan hasil
hutan, iuran kehutanan, peredaran hasil hutan dan tertib peredaran
hasil hutan di wilayah provinsi;
h. merumuskan kebijakan pengawasan dan pengendalian industri primer
hasil hutan bukan kayu, izin usaha dan izin perluasan industri primer
hasil hutan bukan kayu di wilayah provinsi;
i. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Bidang
Pemanfaatan Hutan dengan cara membandingkan antara program kerja
dan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan
dan rencana kerja yang akan datang;
j. menyusun laporan pelaksanaan tugas Bidang Pemanfaatan Hutan sesuai
dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala sebagai bentuk
akuntabilitas kinerja; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 1
Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Pasal 13

(1) Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Bidang Pemanfaatan Hutan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang pemanfaatan hasil hutan
kayu sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
berdasarkan rencana operasional Bidang Pemanfaatan Hutan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan
agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar
terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan dan pengendalian
pelaksanaan perizinan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan
pemungutan hasil hutan kayu di wilayah provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam rangka pemberian pertimbangan teknis,
evaluasi pelaksanaan izin pemungutan hasil hutan kayu pada hutan
produksi, izin usaha pemanfaatan hutan, izin pinjam pakai kawasan
hutan (IPPKH), izin pemanfaatan kayu dan pohon tumbuh alami pada
pemegang hak atas tanah di wilayah provinsi;
g. menyiapkan bahan dalam rangka pengawasan dan pengendalian tenaga
teknis PHPL dan sarana prasarana pemanfaatan hasil hutan kayu;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam
rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkungan Seksi Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku
sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang;
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 2
Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan

Pasal 14

(1) Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan pada
Bidang Pemanfaatan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di
bidang pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan sesuai
ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan
Kayu dan Jasa Lingkungan berdasarkan rencana operasional Bidang
Pemanfaatan Hutan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan
sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan
berjalan tertib dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Pemanfaatan
Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Pemanfaatan Hasil
Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam rangka penilaian dan evaluasi perizinan usaha
pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan kecuali pemanfaatan penyimpan
selain karbon, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, pemungutan hasil
hutan bukan kayu pada Hutan Produksi di wilayah Provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam rangka pemberian pertimbangan teknis izin
usaha pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan kecuali pemanfaatan
penyimpan selain karbon, izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan
kayu, pemungutan hasil hutan bukan kayu pada hutan produksi dan
hutan lindung di wilayah provinsi;
g. menyiapkan bahan dalam rangka pengembangan hasil hutan bukan
kayu dan jasa lingkungan serta pengawasan dan pengendalian tenaga
teknis PHPL dan sarana prsarana pemanfaatan kawasan, jasa
lingkungan kecuali pemanfaatan penyimpan selain karbon dan
pemungutan hasil hutan bukan kayu di wilayah provinsi;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Pemanfaatan Hasil
Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan dengan cara mengidentifikasi
hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Pemanfaatan
Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana
kegiatan mendatang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 3
Seksi Pengolahan, Pemasaran dan PNBP

Pasal 15

(1) Seksi Pengolahan, Pemasaran dan PNBP pada Bidang Pemanfaatan Hutan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang pengolahan, pemasaran
dan PNBP sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang
optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Pengolahan, Pemasaran dan PNBP
berdasarkan rencana operasional Bidang Pemanfaatan Hutan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Pengolahan, Pemasaran dan PNBP sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Pengolahan,
Pemasaran dan PNBP sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang
diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Pengolahan, Pemasaran
dan PNBP sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar
terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam rangka penilaian dan evaluasi perizinan
industri primer hasil hutan bukan kayu dengan kapasitas < 6000 m³/
tahun, dan perizinan industri primer hasil hutan bukan kayu serta
pengendalian dan pengawasan sumber bahan baku penatausahaan dan
peredaran pengolahan hasil hutan kayu dari industri primer hasil hutan
kayu dan hasil hutan bukan kayu di wilayah provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam rangka promosi hasil hutan, pengawasan dan
pengendalian penatausahaan hasil hutan, iuran kehutanan, dan
peredaran hasil hutan di wilayah provinsi;
g. menyiapkan bahan dalam rangka menyiapkan bahan dalam rangka
pengawasan dan pengendalian tenaga teknis PHPL dan sarana prasarana
industri primer hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu;

h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Pengolahan,


Pemasaran dan PNBP dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada
dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkungan Seksi Pengolahan,
Pemasaran dan PNBP sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang;
dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Bagian Kelima
BIDANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI,
REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
DAN KONSERVASI SUMBR DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEM

Pasal 16

(1) Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan
dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem pada Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melaksanakan penyusunan,
pelaksanaan kebijakan dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan
dan evaluasi di bidang pengelolaan daerah aliran sungai, rehabilitasi hutan
dan lahan dan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem sesuai
ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana operasional di Bidang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistem berdasarkan program kerja Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku serta petunjuk pimpinan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan tugas kepada bawahan di lingkup Bidang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sesuai dengan tugas pokok
dan tanggungjawab yang ditetapkan agar tugas yang diberikan dapat
berjalan efektif dan efisien;
c. memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkup
Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan
dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sesuai dengan
peraturan dan prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan tugas;
d. menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Bidang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem secara berkala sesuai dengan
peraturan dan prosedur yang berlaku untuk mencapai target kinerja
yang diharapkan;
e. merumuskan penyusunan kebijakan, koordinasi, bimbingan teknis dan
evaluasi dalam pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), pembentukan
forum pengelolaan DAS, dan sistem informasi pengelolaan DAS di
wilayah Provinsi;
f. merumuskan penyusunan kebijakan, koordinasi, bimbingan teknis dan
evaluasi rehabilitasi lahan, rehabilitasi lahan di kawasan bergambut,
mangrove dan pantai/pesisir, penghijauan/penanaman, penerapan
teknik konservasi tanah dan air di luar kawasan hutan negara serta
pelaksanaan perbenihan tanaman hutan, sumber daya genetik tanaman
hutan, sertfikasi sumber benih dan mutu tanaman hutan dalam wilayah
Provinsi;
g. merumuskan perumusan kebijakan, bimbinag teknis dan evaluasi,
pembinaan dan pengendalian dalam pemanfaatan tumbuhan dan satwa
liar yang tidak di lindungi tidak masuk lanpiran (Appendix) CITES serta
pengelolaan kawasan bernilai ekosistem penting dan daerah penyangga
kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam, pembentukan
forum kolaborasi dalam perlindungan kawasan bernilai penting dan
pengendalian dampak perubahan iklin dan pencemaran lingkungan di
wilayah Provinsi;
h. mengkoordinasikan pelaksanaan program kerja di lingkup Bidang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem maupun instansi
teknis terkait sesuai ketentuan yang berlaku agar program kerja dapat
dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel;
i. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Bidang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem dengan cara
membandingkan antara program kerja dan kegiatan yang telah
dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan rencana kerja yang
akan datang;
j. menyusun laporan pelaksanaan tugas Bidang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistem sesuai dengan tugas yang telah
dilaksanakan secara berkala sebagai bentuk akuntabilitas kinerja; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 1
Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Pasal 17

(1) Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai pada Bidang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistem Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di
bidang pengelolaan daerah aliran sungai sesuai ketentuan yang berlaku
untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
berdasarkan rencana operasional Bidang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistem sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang
diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar
terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam penyusunan dan penetapan Rencana
Pengelolaan DAS, pelaksanaan pengelolaan DAS dan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan pengelolaan DAS di wilayah Provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam pembentukan forum pengelolaan DAS,
Penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan DAS di
wilayah Provinsi;
g. menyiapkan bahan dalam pembangunan sistem infromasi pengelolaan
DAS di wilayah Provinsi;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam
rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang;
dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 2
Seksi Perbenihan dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Pasal 18

(1) Seksi Perbenihan dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada Bidang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
pemantauan serta evaluasi di bidang perbenihan dan rehabilitasi hutan
dan lahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang
optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Perbenihan dan Rehabilitasi Hutan
dan Lahan berdasarkan rencana operasional Bidang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistem sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Perbenihan dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan sesuai dengan tugas
dan tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan
lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Perbenihan dan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Perbenihan dan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam Rencana Pengelolaan Rehabiltasi di Lahan
(RPRL) dan Rencana Tahunan Rehabilitasi Lahan (RTnRL) di luar
kawasan hutan negara dan pelaksanaan rehabilitasi lahan di luar
kawasan hutan negara serta pelaksanaan rehabilitasi lahan melalui
penghijauan (pembangunan hutan rakyat, hutan kota, dan lingkungan),
Penerapan teknik konservasi tanah dan air, dan Rehabilitasi lahan di
kawasan bergambut, mangrove dan pantai/pesisir di wilayah Provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam rangka pengembangan kegiatan pendukung,
dan pengembangan insentif rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan
negara serta bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi
lahan di luar kawasan hutan negara di wilayah Provinsi;
g. menyiapkan bahan dalam penetapan areal lokasi sumber daya genetik,
perbenihan tanaman hutan, sertifikasi sumber benih dan mutu benih
tanaman hutan serta bimbingan dan evaluasi pelaksanaan perbenihan
tanaman hutan, sumber daya genetik tanaman hutan, dan sertifikasi
sumber benih dan mutu benih tanaman hutan di wilayah Provinsi;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Pembenihan dan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan cara mengidentifikasi hambatan
yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Pembenihan dan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan
mendatang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 3
Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem

Pasal 19

(1) Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem pada Bidang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
pemantauan serta evaluasi di bidang konservasi sumber daya alam hayati
dan ekosistem sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang
optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistem berdasarkan rencana operasional Bidang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sesuai
dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan
tertib dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistem sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam rangka bimbingan teknis dan evaluasi
perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari TAHURA
lintas Daerah Kabupaten/Kota serta pembinaan dan pengendalian dalam
pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi/tidak
masuk lampiran (Appendix) CITES dalam Provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam rangka identifikasi areal dan pihak terkait
dalam kawasan bernilai ekosistem penting, pelaksanaan pengelolaan
kawasan bernilai ekosistem penting dan daerah penyangga kawasan
suaka alam dan kawasan pelestarian alam, dan pembentukan forum
kolaborasi perlindungan kawasan bernilai ekosistem penting serta
pengendalian dampak perubahan iklim dan pencemaran lingkungan di
wilayah Provinsi;
g. monitoring dan evaluasi perlindungan kawasan bernilai ekosistem
penting dan daerah penyangga kawasan suaka alam dan kawasan
pelestarian alam;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistem dengan cara mengidentifikasi
hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana
kegiatan mendatang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Bagian Keenam
BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN, PENYULUHAN
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ADAT

Pasal 20

(1) Bidang Perlindungan Hutan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat


Adat pada Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan dan pemberian
bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi di bidang perlindungan
hutan, penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat adat sesuai ketentuan
yang berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana operasional di Bidang Perlindungan Hutan,
Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat berdasarkan program
kerja Dinas Kehutanan Provinsi Maluku serta petunjuk pimpinan
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan tugas kepada bawahan di lingkup Bidang
Perlindungan Hutan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat
sesuai dengan tugas pokok dan tanggungjawab yang ditetapkan agar
tugas yang diberikan dapat berjalan efektif dan efisien;
c. memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkup
Bidang Perlindungan Hutan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat
Adat sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku agar tidak
terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
d. menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Bidang Perlindungan
Hutan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat secara berkala
sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku untuk mencapai
target kinerja yang diharapkan;
e. menyusun kebijakan, koordinasi, bimbingan teknis dan evaluasi dalam
penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penguatan kelembagaan penyuluhan
di bidang kehutanan dan pemberdayaan masyarakat, pengembangan
kelompok tani hutan dan kelembagaan usaha, pengembangan kemitraan
kehutanan dalam Provinsi;
f. menyusunan kebijakan, koordinasi, bimbingan teknis dan evaluasi
dalam pengembangan perhutanan sosial meliputi: Hutan
Kemasyarakatan, Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat, dan Kemitraan
Kehutanan dalam Provinsi;
g. menyusun kebijakan, koordinasi, bimbingan teknis dan evaluasi dalam
penetapan masyarakat hukum adat, hutan adat, dan kawasan hutan
dengan tujuan khusus untuk religi dalam Provinsi;
h. menyusun kebijakan dan evaluasi perlindungan hutan yang dilakukan
oleh pemegang IUPHHK-HA dan IUPHHK-UT dalam provinsi;
i. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Bidang
Perlindungan Hutan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat
dengan cara membandingkan antara rencana operasional dengan tugas-
tugas yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan
perbaikan kinerja di masa yang akan datang;
j. menyusun laporan pelaksanaan tugas Bidang Perlindungan Hutan,
Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat sesuai dengan tugas
yang telah di laksanakan secara berkala sebagai bentuk akuntabilitas
kinerja; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 1
Seksi Pengamanan Hutan dan Penegakan Hukum

Pasal 21

(1) Seksi Pengamanan Hutan dan Penegakan Hukum pada Bidang


Perlindungan Hutan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistem sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai
kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Pengamanan Hutan dan Penegakan
Hukum berdasarkan rencana operasional Bidang Perlindungan Hutan,
Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Pengamanan Hutan dan Penegakan Hukum sesuai dengan tugas
dan tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan
lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Pengamanan
Hutan dan Penegakan Hukum sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Pengamanan Hutan dan
Penegakan Hukum sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku
agar terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam pelaksanaan pencegahan dan pembatasan
kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan, pengamanan hutan
pada kawasan hutan dan penegakan hukum, pemberian advokasi,
konsultasi dan bantuan hukum bidang kehutanan serta pelaksanaan
pelatihan perlindungan hutan dan pengamanan hutan, dan
pembentukan forum/ lembaga kolaboratif dalam perlindungan hutan di
wilayah Provinsi;
f. menyiapkan bahan perumusan kebijakan, bimbingan teknis dan
evaluasi kegiatan TPTI, kelola lingkungan yang dilaksanakan oleh
pemegang izin IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT;
g. melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan perlindungan hutan
pada IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Pengamanan Hutan
dan Penegakan Hukum dengan cara mengidentifikasi hambatan yang
ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Pengamanan
Hutan dan Penegakan Hukum sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan
mendatang;
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 2
Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

Pasal 22

(1) Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan pada Bidang


Perlindungan Hutan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang pengendalian kebakaran
hutan dan lahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja
yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan berdasarkan rencana operasional Bidang Perlindungan Hutan,
Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan sesuai dengan tugas
dan tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan
lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam koordinasi dan pelaksanaan pencegahan,
pengendalian dan penanganan pasca kebakaran hutan dan lahan dan
pelaksanaan pelatihan, pendidikan, sosialisasi dan penyuluhan
pencegahan, pengendalian dan penanganan pasca kebakaran hutan dan
lahan di wilayah Provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam pembentukan forum kolaboratif pengendalian
kebakaran hutan dan lahan dan pembangunan sistem informasi
pengendalian kebakaran hutan dan lahan serta melaksanakan
pengelolaan informasi dari data system informasi geografis (SIG) dan
indeks kekeringan tingkat bahaya kebakaran di wilayah Provinsi;
g. monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan
dan lahan di kawasan TAHURA Kabupaten/Kota serta kebakaran hutan
pada IUPHHK-HA dan IUPKKH-HT;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Seksi Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan dengan cara mengidentifikasi hambatan
yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkungan Seksi Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan
mendatang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Paragraf 3
Seksi Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat

Pasal 23

(1) Seksi Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat pada Bidang


Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang
penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat adat sesuai ketentuan yang
berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Penyuluhan dan Pemberdayaan
Masyarakat Adat berdasarkan rencana operasional Bidang Perlindungan
Hutan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat sesuai dengan
tugas dan tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib
dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Penyuluhan
dan Pemberdayaan Masyarakat Adat sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat Adat sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam penyuluhan, pendidikan, pelatihan,
penguatan kelembagaan penyuluhan di bidang kehutanan dan
penyusunan programa dan materi penyuluhan di bidang kehutanan,
pelaksanaan penyuluhan di bidang kehutanan pemberdayaan
masyarakat, pengembangan kelompok tani hutan dan kelembagaan
usaha, pengembangan kemitraan kehutanan, fasilitasi dan
pendampingan penyusunan penetapan areal kerja perhutanan sosial dan
pengembangan perhutanan sosial (HKm, HTR, HD, dan kemitraan),
pendampingan penyusunan dan penetapan rencana kerja kegiatan
perhutanan sosial serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pemberdayaan masyrakat di bidang kehutanan dalam provinsi;
f. memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan serta monitoring dan evaluasi
pemberdayaan masyarakat adat termasuk masyarakat di dalam dan di
sekitar hutan serta kelompok tani hutan dalam bentuk pengembangan
usaha, bantuan bibit tanaman pohon, budidaya jenis unggulan
masyarakat setempat dan pengembangan potensi lainyang berkaitan
langsung dengan kehutanan;
g. menyiapkan bahan rumusan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi,
fasilitasi dan pendampingan penyusunan dan penetapan rencana kerja
kegiatan perhutanan sosial serta kegiatan kelola social yang
dilaksanakan oleh pemegang izin IUPHHK_HA dan IUPHHK_HT;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Seksi Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat Adat dengan cara mengidentifikasi hambatan
yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat Adat sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan
mendatang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

BAB IV TATA

KERJA Pasal

24

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Dinas, Sekretaris,


Kepala Bidang, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah, Kepala Cabang
Dinas, Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian dan Pimpinan Kelompok Jabatan
fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi,
simplifikasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas secara
vertikal dan horisontal.
(2) Setiap Kepala Unit Kerja di lingkungan Dinas Daerah dalam memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya wajib memberikan bimbingan/ petunjuk
dan mengendalikan serta mengawasi pelaksanaan tugas bawahan.

Pasal 25

(1) Setiap Kepala Dinas Daerah wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
secara berkala berdasarkan Peraturan Perundang-undangan kepada
Sekretaris Daerah melalui Asisten Sekretaris Daerah yang selanjutnya
ditampung dan diolah sebagai laporan Sekretaris Daerah kepada Gubernur.
(2) Setiap laporan yang diterima secara berjenjang dapat diolah dan
dipergunakan sebagai bahan pelaporan lebih lanjut dan dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam penyusunan dan perumusan kebijakan daerah.

Pasal 26

(1) Setiap bawahan di lingkungan Dinas Daerah wajib bertanggungjawab


kepada atasan yang berwenang dan melaksanakan tugas yang diemban
dengan penuh rasa tanggungjawab.
(2) Setiap bawahan wajib mematuhi bimbingan/petunjuk dan arahan atasan
yang berwenang dan dapat memberikan saran pertimbangan kepada
atasan sesuai Peraturan Perundang-undangan

BAB V

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 27

(1) Pada Dinas Daerah ditempatkan Aparatur Sipil Negara dalam jabatan
fungsional berdasarkan Peraturan Perundang-undangan sesuai
kebutuhan, beban kerja dan kemampuan keuangan daerah.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Pemerintahan Daerah sesuai dengan keahlian dan keterampilan
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang
jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang
keahlian dan keterampilannya.
BAB VI KETENTUAN

LAIN–LAIN Pasal 28

(1) Ketentuan mengenai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan Cabang
Dinas akan diatur dengan Peraturan Gubernur tersendiri.
(2) Dengan berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka Peraturan Gubernur
Maluku Nomor 29 Tahun 2015 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku (Berita Daerah Provinsi Maluku Tahun
2015 Nomor 29) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

BAB VII KETENTUAN

PENUTUP Pasal 29

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Maluku.

Ditetapkan di Ambon
pada tanggal 31 Maret 2017

GUBERNUR PROVINSI MALUKU,

ttd
SAID ASSAGAF

Diundangkan di Ambon
pada tanggal 31 Maret 2017

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI MALUKU,

ttd
HAMIN BIN THAHIR

BERITA DAERAH PROVINSI MALUKU TAHUN 2017 NOMOR 13


Lampiran 2. Rencana Tata Ruang Wilayah Berbasis Gugus Pulau
Lampiran 2. CAPAIAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
DINAS KEHUTANAN PROVINSI MALUKU DAN UPTD KPH SE PROVINSI MALUKU
TAHUN 2019 S/D 2024

CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM / KEGIATAN AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR
Kehutanan
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Pemanfaaran Terlaksananya
Pengelolaan Produktifitas Potensi Sumber Daya pemanfaatan potensi
Sumber Daya Kehutanan Hutan sumber daya hutan
Hutan yang kayu/non kayu secara Gugus
400.338 m3 302.000 304.000 306.000 308.000 310.000 310.000
Berkelanjutan efektif dan efisien pada 13 7.457.506 7.393.803 8.819.493 9.260.467 9.723.491 10.209.665 Dishut Pulau I s/d
789,11 Ton 790 800 810 820 830 830
Unit IUPHHK-HA/HT, 47 IX
unit IUIPHHK dan
Penggunaan Kawasan
Hutan
Pengembangan Hasil Hutan Terlaksananya
Gugus Pulau
Bukan Kayu (HHBK) Pengembangan HHBK
I, II, III, IV,
(Gaharu) - Lokasi 10 3.069.655 18 2.070.820 18 2.449.361 18 2.571.829 18 2.700.421 18 2.835.442 Dishut
V, VII, VIII,
IX, X, XI, XII
Optimalisasi PNBP Terlaksananya Rekonsiliasi
Penerimaan Iuran
Kehutanan antara Dinas Gugus Pulai
1 Tahun 1 594.300 1 750.000 1 787.500 1 826.875 1 868.219 1 911.630 Dishut
Kehutanan Provinsi, Wajib I s/d IX
Bayar dan Pusat

Pengelolaan dan Terlaksananya Pembinaan


Pemanfaatan Hutan dan Pengendalian
13 Unit (IUPHHK- Gugus Pulai
Pengelolaan Hutan pada 13 1.546.315 13 1.089.432 14 1.143.904 14 1.201.099 14 1.261.154 14 1.324.211 Dishut
HA) I s/d IX
IUIPHHK/IPK

Identifikasi dan Terlaksananya inventarisasi


Gugus Pulai
Inventarisasi Potensi Hasil potensi hasil hutan bukan 3 Lokasi 5 195.825 5 389.800 5 629.290 5 660.755 5 693.792 5 728.482 Dishut
I s/d IX
Hutan Bukan Kayu kayu
Pengembangan Sarana dan Terlaksananya
Prasarana Usaha Ekonomi Pemberdayaan Masyarakat
Gugus Pulai
Produktif melalui Kelompok Sekitar Hutan 10 KTH 10 1.307.819 5 1.683.699 2 1.877.884 3 1.971.778 3 2.070.367 3 2.173.885 Dishut
I s/d IX
Tani Hutan (KTH)

Monitoring dan Evaluasi Terlaksananya Monitoring


Penggunaan Kawasan dan Evaluasi Penggunaan Gugus Pulai
- Lokasi 11 260.372 11 610.199 11 640.709 11 672.744 11 706.382 11 741.701 Dishut
Hutan Kawasan Hutan I s/d IX

Pembinaan dan Terlaksananya kegiatan


Pengendalian Pengelolaan pembinaan, pengendalian 47 Unit (IUIPHHK) Gugus Pulai
47 266.719 86 371.207 86 389.767 86 409.256 86 429.719 86 451.204 Dishut
IUIPHHK dan pengelolaan IUPHHK / IPK I s/d IX

Identifikasi Keberadaan Terlaksananya Identifikasi


Gugus Pulai
Masyarakat Hutan Adat Masyarakat Hutan Adat 4 Lokasi 4 216.502 33 428.646 33 470.078 33 493.582 33 518.261 33 544.174 Dishut
I s/d IX
Sekolah Lapang bagi Terlaksananya Sekolah
masyarakat dan lapang bagi Masyarakat, Gugus Pulai
- Kab/Kota - - - - 4 100.000 4 105.000 4 110.250 4 115.763 Dishut
pendamping Perhutanan Pendamping Pelaku I s/d IX
Sosial Perhutanan Sosial
Pengembangan jasa Terlaksanannya
Gugus Pulai
lingkungan pengambangan jasa 11 Kab/Kota - - - - 1 331.000 1 347.550 1 364.928 1 383.174 Dishut
I s/d IX
lingkungan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM / KEGIATAN AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Meningkatkan Meningkatnya Program Rehabilitas Hutan Terehablitasinya hutan
Keberadaan kuantitas dan dan Lahan dan lahan pada lahan kritis
Hutan dengan kualitas hutan dan terlaksananya Gugus
luasan yang berbasis kegiatan penunjang RHL 299.607 820 14.500.794 1.000 22.953.453 1.000 26.400.652 1.000 27.720.687 1.000 29.106.722 1.000 30.562.060 Dishut Pulau I s/d
cukup dan kepulauan IX
sebaran yang
proporsional
Pembinaan, Pengendalian Terkendalinya rehabilitasi
dan Pengawasan Gerakan lahan kritis Gugus Pulai
15.000 ank 1.000 419.497 - - 1.000 110.000 1.000 115.500 1.000 121.275 1.000 127.339 Dishut
RHL I s/d IX

Peningkatan Daya Dukung Terbangunnya bangunan


dan Daya Tampung DAS konservasi tanah pada DAS Gugus Pulai
- Unit 30 1.077.026 11 1.919.181 11 2.235.140 11 2.346.897 11 2.464.242 11 2.587.454 Dishut
untuk Meningkatnya Aliran I s/d IX
DAS
Pembangunan/Pengelolaan terbangunnya Persemaian
Gugus Pulai
Persemaian Permanen untuk penyediaan bibit 1 Unit 1 1.683.527 2 3.776.190 2 4.185.000 2 4.394.249 2 4.613.962 2 4.844.660 Dishut
I s/d IX

Rehabilitasi Lahan Berkurangnya Lahan Kritis


Gugus Pulai
(Pembangunan HR) diluar Kawasan Hutan 20 Ha 20 521.492 50 607.817 50 638.208 50 670.118 50 703.624 50 738.805 Dishut
I s/d IX
Rehabilitasi Mangrove Berkurangnya Lahan Kritis
Gugus Pulai
pada Kawasan Mangrove - Ha 10 364.817 20 397.000 20 669.850 20 703.343 20 738.510 20 775.435 Dishut
I s/d IX
Pemeliharaan Tanaman Terpeliharanya Tanaman
Gugus Pulai
reboisasi T2 Reboisasi T2 - Ha - - 40 212.661 10 223.294 10 234.459 10 246.182 10 258.491 Dishut
I s/d IX
Pemeliharaan Hutan Rakyat Terpeliharanya Tanaman
Gugus Pulai
(T1) Hutan Rakyat (T1) - Ha - - 182 1.045.992 100 1.098.292 100 1.153.206 100 1.210.866 100 1.271.410 Dishut
I s/d IX
Pemeliharaan Tanaman Terpeliharanya Pengkayaan
Gugus Pulai
Reboisasi Pengayaan T1 Tanaman Reboisasi T1 - Ha 40 220.343 - - 110 1.000.000 110 1.050.000 110 1.102.500 110 1.157.625 Dishut
I s/d IX

Pemeliharaan Penanaman Terlaksananya


Turus Jalan (T1) Pemeliharaan Penanaman Gugus Pulai
- Km - - 27,70 851.156 11 893.714 11 938.399 11 985.319 11 1.034.585 Dishut
Turus Jalan T1 I s/d IX

Pemeliharaan Tanaman Terpeliharanya Tanaman


Gugus Pulai
Reboisasi T1 Reboisasi T1 - Ha - - 100 644.517 100 676.743 100 710.580 100 746.109 100 783.414 Dishut
I s/d IX
Reboisasi / Pengayaan Berkurangnya Lahan Kritis
Gugus Pulai
Tanaman pada Kawasan Hutan 40 Ha 140 1.437.687 - - 550 5.760.000 578 6.228.000 606 6.711.400 637 7.046.970 Dishut
I s/d IX
Penghijauan lingkungan Terlaksanya Penghijauan
(Gerakan Perempuan lingkungan (Gerakan Gugus Pulai
- Lks - - 1 1.350.000 1 1.417.500 1 1.488.375 1 1.562.794 1 1.640.933 Dishut
penyelamat Air) Perempuan penyelamat Air I s/d IX

Penanaman turus jalan Terlaksanannya Penanaman


Gugus Pulai
Turus Jalan - Km 44 2.700.140 11 6.247.583 11 1.801.962 11 1.892.060 11 1.986.663 11 2.085.996 Dishut
I s/d IX
Pembuatan Kebun Bibit KPH Tersedianya bibit pada KPH
Gugus Pulai
- Unit 8 728.048 7 4.415.691 5 565.000 3 413.250 1 261.913 - 275.008 Dishut
I s/d IX
Penanaman Hutan Rakyat Terlaksananya Penanaman
Gugus Pulai
(P0) Hutan Rakyat - Ha 40 2.879.961 50 500.000 50 800.000 50 840.000 50 882.000 50 926.100 Dishut
I s/d IX
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM / KEGIATAN AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Monitoring, Evaluasi, Terkendalinya kegiatan RHL
Pembinaan dan di Kabupaten Kota
Gugus Pulai
Pengendaliaan Pelaksanaan 11 Kab/Kota 11 403.539 11 448.037 11 635.439 11 667.211 11 700.571 11 735.600 Dishut
I s/d IX
RHL dan Dana DBH

Pembuatan Tanaman Berkurangnya Lahan Kritis


Gugus Pulai
Rehabilitasi Hutan dan diluar dan dalam Kawasan 20 Ha 100 1.487.660 - - 100 1.784.000 100 1.873.200 100 1.966.860 100 2.065.203 Dishut
I s/d IX
Lahan (RHL) Hutan
Penyusunan Rencana Tersusunnya Rencana
Gugus Pulai
Tahunan RHL Tahunan Pelaksanaan RHL 11 Doc - - - - 11 1.342.000 11 1.409.100 11 1.479.555 11 1.553.533 Dishut
I s/d IX
Identifikasi Lahan Prima, Terlaksananya kegiatan
Lahan Rusak dan Lahan identifikasi Lahan Prima, Gugus Pulai
- Lks 12 507.412 20 300.000 20 315.000 20 330.750 20 347.288 20 364.652 Dishut
Kritis (FMSRB) Lahan Rusak dan Lahan I s/d IX
Kritis
Kampanye Penyadaran Terlaksananya Kampanye
Gugus Pulai
Publik Pelestarian DAS Penyadaran Publik - Lks 3 69.638 3 237.620 3 249.501 3 261.976 3 275.075 3 288.829 Dishut
I s/d IX
(FMSRB) Pelestarian DAS
Meningkatkan Meningkatnya Program Perlindungan dan Persentase Peningkatan
Keberadaan kuantitas dan Konservasi Sumber Daya Kualitas Hutan melalui
Hutan dengan kualitas hutan Hutan Tutupan Lahan (%) Gugus
luasan yang berbasis 65% 66% 2.629.276 67% 7.200.945 68% 8.275.994 69% 8.689.795 70% 9.124.287 70% 9.580.502 Dishut Pulau I s/d
cukup dan kepulauan IX
sebaran yang
proporsional
Sosialisasi Dampak Terlaksananya sosialisasi
Gugus Pulai
Kerusakan Hutan Dampak kerusakan hutan - Lokasi - - - - 1 100.000 1 105.000 1 110.250 1 115.763 Dishut
I s/d IX
kepada masyarakat
Penyelesaian Kasus Hukum Terselesaikannya
Bidang Kehutanan pengaduan dan
penyelesaian dugaan
Gugus Pulai
pelanggaran dan kejahatan 11 Kab/Kota 11 1.142.832 - - 2 30.000 2 31.500 2 33.075 2 34.729 Dishut
I s/d IX
di bidang Kehutanan secara
litigasi dan non litigasi

Identifikasi dan TerlaksannyaIdentifikasi


Inventarisasi Kawasan dan Inventarisasi KEE
Gugus Pulai
Ekosistem Penting 2 Lokasi 3 284.000 3 284.000 3 518.200 3 544.110 3 571.316 3 599.881 Dishut
I s/d IX
(Kawasan Ekositem Esensial
/ KEE)
Peningkatan Kapasitas terlaksananya peningkatan
Satgas Pencegahan kapasitas satgas Gugus Pulai
- Lokasi 6 282.747 - - 1 85.000 1 89.250 1 93.713 1 98.398 Dishut
Kebakaran Hutan pencegahan kebakaran I s/d IX
hutan
Pengembangan sarana dan terbentuknya
Prasarana Pengendalian Pengembangan sarana dan
Kebakaran Hutan dan Lahan Prasarana Penegendalian Gugus Pulai
- Kab/Kota - - 5 5.362.070 5 4.145.174 5 4.352.433 5 4.570.054 5 4.798.557 Dishut
kebakaran hutan dan Lahan I s/d IX

Pencegahan dan Terlaksananya kegiatan


Pengendalian Kebakaran pencegahan dan Gugus Pulai
- Lokasi - - 11 608.410 11 858.831 11 901.772 11 946.861 11 994.204 Dishut
Hutan dan Lahan pengendalian kebakaran I s/d IX
hutan dan lahan
Konservasi Sumber Daya Terlindunginya sumber - lokasi
Gugus Pulai
Genetik daya genetik hutan 2 258.320 - - 2 120.000 2 126.000 2 132.300 2 138.915 Dishut
I s/d IX
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM / KEGIATAN AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Patroli Pengamanan Hutan Terlaksananya Pengamanan
Gugus Pulai
Hutan 6 Kab/Kota 11 435.870 9 760.956 9 1.074.004 9 1.127.704 9 1.184.089 9 1.243.294 Dishut
I s/d IX
Sosialisasi Mitigasi dan terlaksananya sosialisasi
Gugus Pulai
Adaptasi Perubahan iklim mitigasi dan adaptasi 1 Kali 1 225.500 1 185.500 1 194.775 1 204.514 1 214.739 1 225.476 Dishut
I s/d IX
perubahan iklim
Pembentukan Satuan Terciptanya sinergritas
Pengamanan Hutan Negeri pengamanan dan Gugus Pulai
Melalui Peranan kewang perlindungan hutan - Lokasi - - - - 1 120.000 1 126.000 1 132.300 1 138.915 Dishut
I s/d IX
berbasis pranata adat
Rapat Koordinasi Pejabat Terciptanya sinergritas
Penegak hukum Bidang antar Pejabat Hukum
Gugus Pulai
Kehutanan Bidang Kehutanan lintas - Keg. - - - - 2 170.000 2 178.500 2 187.425 2 196.796 Dishut
I s/d IX
Lembaga/Instansi Penegak
Hukum
Penyusuan Rancangan Tersusunanya Peraturan
Peraturan Daerah tentang Daerah di Bidang Gugus Pulai
- Perda - - - - 1 500.000 1 525.000 1 551.250 1 578.813 Dishut
Kehutanan Kehutanan I s/d IX

Perlindungan dan Terkelolahnya KEE untuk


Pengelolaan Kawasan Perlindungan Ekosistem Gugus Pulai
- Lokasi - - - - 3 180.000 3 189.000 3 198.450 3 208.373 Dishut
Ekosistem Esensial (KEE) I s/d IX

Perlindungan dan Terlindungi dan - lokasi


pengelolaan daerah terkelolahnya kehati dan Gugus Pulai
penyangga KSA/KPA ekosistem daerah - - - - 3 180.000 3 189.000 3 198.450 3 208.373 Dishut
I s/d IX
penyangga KSA/KPA
Meningkatkan
Pemberian akses
Keberadaan
legal kepada
Hutan dengan
masyarakat Gugus
luasan yang
sekitar hutan Perhutanan Sosial Pemanfaatan Areal PS 73 Unit - - 13 1.076.316 14 1.460.132 15 1.533.139 15 1.609.796 16 1.690.285 Dishut Pulau I s/d
cukup dan
melalui skema IX
sebaran yang
perhutanan
proporsional
sosial

Sosialisasi dan Koordinasi Terlaksananya Sosialisasi


Penyiapan Dan Pemberian dan Koordinasi Penyiapan
Gugus Pulai
Akses Perhutanan Sosial Dan Pemberian Akses 73 Unit - - 13 1.076.316 14 1.100.132 14 1.155.139 15 1.212.896 16 1.273.540 Dishut
I s/d IX
Perhutanan Sosial

Fasilitasi proses perijinan Terlaksananya Verifikasi


dan verifikasi teknis calon lokasi dan Proses Perizinan Gugus Pulai
areal Perhutanan Sosial areal Perhutanan Sosial 73 Unit - - - - 14 90.000 14 94.500 15 99.225 16 104.186 Dishut
I s/d IX

Pengelolaan Perhutaan Terkelolahnya areal PS


Sosial dengan sistem sesuai dengan kearifan Gugus Pulai
73 Unit - - - - 4 270.000 4 283.500 4 297.675 4 312.559 Dishut
Agroforestri lokalnya I s/d IX
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM / KEGIATAN AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Pelayanan Tingkat Pemenuhan
Pengelolaan kinerja OPD Administrasi Perkantoran operasional perkantoran Gugus
Sumber Daya Dishut dan UPTD 100% 100 2.480.047 100 6.475.705 100 7.129.490 100 7.485.965 100 7.860.263 100 8.253.276 Dishut Pulau I s/d
Hutan yang KPH IX
Berkelanjutan
Penyediaan Jasa Surat Jumlah surat terkirim selama
Gugus Pulai
Menyurat 1 tahun 3500 Buah 3.500 10.700 3.500 10.700 9.500 16.735 9.500 17.572 9.500 18.450 9.500 19.373 Dishut
I s/d IX
Penyediaan Jasa Komunikasi, Terselenggaranya Penyediaan
Sumber daya air dan listrik Komponen Listrik / Gugus Pulai
Penerangan Bangunan Kantor
12 Bulan 12 122.400 12 159.000 24 199.950 24 209.948 24 220.445 24 231.467 Dishut
I s/d IX

Penyediaan Alat Tulis Kantor Tersedianya Alat Tulis Kantor


Gugus Pulai
12 Bulan 12 58.449 12 64.056 24 89.259 24 93.722 24 98.408 24 103.328 Dishut
I s/d IX
Penyediaan barang cetakan Terselenggaranya Penyediaan
dan penggandaan Barang Cetakan dan Gugus Pulai
12 Bulan 12 25.866 12 34.075 24 46.779 24 49.118 24 51.574 24 54.152 Dishut
Penggandaan I s/d IX
Penyediaan komponen Terselenggaranya Penyediaan
instalasi listrik/penerangan Komponen Listrik / Gugus Pulai
bangunan kantor Penerangan Bangunan Kantor
7 Jenis 7 10.600 7 23.120 14 68.276 14 71.690 14 75.274 14 79.038 Dishut
I s/d IX

Penyediaan Makanan dan Terselenggaranya Penyediaan


Gugus Pulai
minuman makanan dan Minuman 24 kali 24 16.250 24 40.010 48 75.011 48 78.761 48 82.699 48 86.834 Dishut
Rapat I s/d IX
Rapat-Rapat Koordinasi dan Terselenggaranya Rapat rapat
konsultasi ke luar daerah koordinasi dan koordinasi
Gugus Pulai
12 Kali 12 229.500 12 372.300 24 500.915 24 525.961 24 552.259 24 579.872 Dishut
keluar daerah I s/d IX
Penyediaan jasa tenaga Tersedianya tenaga
Gugus Pulai
pendukung administrasi pendukung adminsitrasi 10 orang 10 237.312 10 479.624 13 536.605 13 563.435 13 591.607 13 621.188 Dishut
perkantoran perkantoran I s/d IX
Penyediaan peralatan Terselenggaranya Penyediaan
Gugus Pulai
kebersihan kantor Kebersihan Kantor 27 Jenis 27 12.820 27 12.820 54 18.961 54 19.909 54 20.905 54 21.950 Dishut
I s/d IX
Operasional UPTD Dinas Terselengaranya
Gugus Pulai
Kehutanan Provinsi Maluku oprasionalisasi UPTD KPH di 11 UPTD KPH 11 1.756.150 11 5.280.000 22 5.577.000 22 5.855.850 22 6.148.643 22 6.456.075 Dishut
tingkat tapak I s/d IX
Program Peningkatan Tingkat pemenuhan sarana Gugus
Sarana dan Prasarana dan prasarana kerja 100% 100 4.092.332 100 10.404.973 100 11.200.223 100 11.760.236 100 12.348.249 100 12.965.663 Dishut Pulau I s/d
Aparatur IX
Pengadaan Peralatan Gedung Tersedianya Peralatan
Gugus Pulai
Kantor Gedung Kantor 3 Unit 3 462.500 3 541.150 6 601.208 6 631.268 6 662.831 6 695.973 Dishut
I s/d IX
Pengadaan Meubelair Tersedianya meubeler kantor
Gugus Pulai
17 Unit 17 166.000 17 117.500 34 178.375 34 187.294 34 196.658 34 206.491 Dishut
I s/d IX
Pemeliharaan Rutin berkala Terlaksananya pemeliharaan
Gugus Pulai
Gedung Kantor Gedung Kantor 1 Unit 1 29.825 1 708.125 13 765.531 13 803.808 13 843.998 13 886.198 Dishut
I s/d IX
Pemeliharaan Rutin /Berkala Terlaksananya Pemeliharaan
Gugus Pulai
Kendaraan Dinas Operasional Kendaraan Operasional 1 Unit 1 361.500 1 351.939 13 435.536 13 457.313 13 480.178 13 504.187 Dishut
I s/d IX
Pemeliharaan Rutin berkala Terselenggaranya
peralatan Gedung Kantor pemeliharaan peralatan
Gugus Pulai
35 Unit 35 32.500 35 45.250 47 80.513 47 84.538 47 88.765 47 93.203 Dishut
gedung kantor I s/d IX
Rehabilitasi Sedang/Berat Terehabilitasinya gedung
Gedung Kantor kantor
Gugus Pulai
1 Unit 1 3.040.000 - - - - - - - - - - Dishut
I s/d IX
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM / KEGIATAN AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pembangunan Sarana dan Terbangunnya kantor KPH
Gugus Pulai
Prasarana Operasional KPH 1 Unit 1 - 1 8.641.000 5 9.139.050 5 9.596.003 5 10.075.803 5 10.579.593 Dishut
I s/d IX
Program Peningkatan Terpenuhinya Kompetensi Gugus
Kapasitas Sumber Daya Aparatur - Orang - - 20 199.000 44 428.950 46 450.398 48 472.917 50 496.563 Dishut Pulau I s/d
Aparatur IX
Diklat Teknis Peningkatan kapasitas ASN
Gugus Pulai
dibidang teknis kehutanan - Orang - - 10 100.000 22 215.000 23 225.750 24 237.038 25 248.889 Dishut
I s/d IX

Diklat Non Teknis Peningkatan kapasitas ASN


Gugus Pulai
dibidang administrasi - Orang - - 10 99.000 22 213.950 23 224.648 24 235.880 25 247.674 Dishut
I s/d IX
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Perencanaan dan Tersedianya dokumen
Pengelolaan kinerja OPD Pengembangan Hutan perencanaan yang
Gugus
Sumber Daya Dishut dan UPTD terstruktur dan bersinergi
1 Dok 1 2.330.689 2 624.076 1 929.755 1 976.242 1 1.025.055 2 1.076.307 Dishut Pulau I s/d
Hutan yang KPH antara Provinsi/Kab/Kota
IX
Berkelanjutan dan Pusat

Perencanaan dan Evaluasi Terlaksananya kegiatan


Program Tahunan rapat-rapat dan koordinasi
Gugus Pulai
dalam rangka penyusunan 1 Doc 1 277.798 1 458.082 1 628.486 1 659.910 1 692.906 1 627.551 Dishut
I s/d IX
dokumen perencanaan/
anggaran
Peningkatan Kualitas Terbangunnya kantor resort
Gugus Pulai
Pengelolaan KPH Melalui UPTD KPH 2 Unit 2 2.052.891 2 - 4 - 4 - 4 - 4 - Dishut
I s/d IX
Pembangunan Resort KPH
Penyusunan RKTP Terlaksananya Penyusunan
Gugus Pulai
RKTP Maluku 2011-2030 - Dok - - 1 50.000 - - - - - - - - Dishut
I s/d IX

Forum Penyusunan OPD Terbentuknya Forum


Gugus Pulai
penyusunan OPD - Lks - 1 115.994 1 121.794 1 127.883 1 134.278 1 140.991 Dishut
I s/d IX
Pertemuan Teknis Terciptanya persamaan
Pembangunan Kehutanan presepsi pembangunan Gugus Pulai
- Paket - - - - 2 79.475 2 83.449 2 87.621 2 92.002 Dishut
kehutanan baik pusat, I s/d IX
daerah dan Kab/Kota
Penyusunan Renstra Tersusunnya Renstra
Gugus Pulai
Sebagai Dokumen - Dok - - - - - - - - - - 1 100.000 Dishut
I s/d IX
Perencanaan 5 tahun
Perencanaan Pembangunan Tersusunya dokumen
Rendah Karbon Sektor perencanaan pembangunan Gugus Pulai
- Dok - - - - 1 100.000 1 105.000 1 110.250 1 115.763 Dishut
rendah karbon sektor I s/d IX
kehutanan
JUMLAH 33.490.644 56.328.271 64.644.690 67.876.929 71.270.779 74.834.322
A. Dinas Kehutanan Provinsi Maluku

CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Pemanfaaran Terlaksananya
Pengelolaan Produktifitas Potensi Sumber Daya pemanfaatan potensi
Sumber Daya Kehutanan Hutan sumber daya hutan
Hutan yang kayu/non kayu secara Gugus
400.338 m3 302.000 304.000 306.000 308.000 310.000 310.000
Berkelanjutan efektif dan efisien pada 13 7.457.506 7.393.803 7.763.493 8.151.667 8.559.251 8.987.213 Dishut Pulau I s/d
789,11 Ton 790 800 810 820 830 830
Unit IUPHHK-HA/HT, 47 XII
unit IUIPHHK dan
Penggunaan Kawasan
Hutan
Pengembangan Hasil Hutan Terlaksananya
Gugus Pulau
Bukan Kayu (HHBK) Pengembangan HHBK
I, II, III, IV,
(Gaharu) - Lokasi 10 3.069.655 18 2.070.820 18 2.174.361 18 2.283.079 18 2.397.233 18 2.517.095 Dishut
V, VII, VIII,
IX, X, XI, XII
Optimalisasi PNBP Terlaksananya Rekonsiliasi
Penerimaan Iuran Gugus Pulai
Kehutanan antara Dinas I, II, III, IV,
1 Tahun 1 594.300 1 750.000 1 787.500 1 826.875 1 868.219 1 911.630 Dishut
Kehutanan Provinsi, Wajib V, VII, IX s/d
Bayar dan Pusat X

Pengelolaan dan Terlaksananya Pembinaan


Gugus Pulai
Pemanfaatan Hutan dan Pengendalian
13 Unit (IUPHHK- I, II, III, IV,
Pengelolaan Hutan pada 13 1.546.315 13 1.089.432 14 1.143.904 14 1.201.099 15 1.261.154 15 1.324.211 Dishut
HA) V, VII, IX s/d
IUIPHHK/IPK
X

Identifikasi dan Terlaksananya inventarisasi


Inventarisasi Potensi Hasil potensi hasil hutan bukan Gugus Pulai
3 Lokasi 5 195.825 5 389.800 5 409.290 5 429.755 5 451.242 5 473.804 Dishut
Hutan Bukan Kayu kayu I s/d XII

Pengembangan Sarana dan Terlaksananya


Prasarana Usaha Ekonomi Pemberdayaan Masyarakat
Gugus Pulai
Produktif melalui Kelompok Sekitar Hutan 10 KTH 10 1.307.819 5 1.683.699 2 1.767.884 3 1.856.278 3 1.949.092 3 2.046.547 Dishut
I s/d XII
Tani Hutan (KTH)

Monitoring dan Evaluasi Terlaksananya Monitoring


Penggunaan Kawasan dan Evaluasi Penggunaan Gugus Pulai
- Lokasi 11 260.372 11 610.199 11 640.709 11 672.744 11 706.382 11 741.701 Dishut
Hutan Kawasan Hutan I s/d XII

Pembinaan dan Terlaksananya kegiatan


Gugus Pulai
Pengendalian Pengelolaan pembinaan, pengendalian
47 Unit (IUIPHHK) I, II, III, IV,
IUIPHHK dan pengelolaan IUPHHK 47 266.719 47 371.207 48 389.767 48 409.256 49 429.719 48 451.204 Dishut
/ IPK V, VII, IX s/d
X
Identifikasi Keberadaan Terlaksananya Identifikasi
Gugus Pulai
Masyarakat Hutan Adat Masyarakat Hutan Adat 4 Lokasi 4 216.502 33 428.646 33 250.078 33 262.582 33 275.711 33 289.497 Dishut
I s/d XII

Sekolah Lapang bagi Terlaksananya Sekolah


masyarakat dan lapang bagi Masyarakat, Gugus Pulai
- Kab/Kota - - - - 4 100.000 4 105.000 4 110.250 4 115.763 Dishut
pendamping Perhutanan Pendamping Pelaku I s/d XII
Sosial Perhutanan Sosial
Pengembangan jasa Terlaksanannya
Gugus Pulai
lingkungan pengambangan jasa 11 Kab/Kota - - - - 1 100.000 1 105.000 1 110.250 1 115.763 Dishut
I s/d XII
lingkungan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Meningkatkan Meningkatnya Program Rehabilitas Hutan Terehablitasinya hutan
Keberadaan kuantitas dan dan Lahan dan lahan pada lahan kritis
Hutan dengan kualitas hutan dan terlaksananya Gugus
luasan yang berbasis kegiatan penunjang RHL 299.607 820 14.500.794 1.000 22.953.453 1.000 24.101.652 1.000 25.306.737 1.000 26.572.075 1.000 27.900.680 Dishut Pulau I s/d
cukup dan kepulauan XII
sebaran yang
proporsional
Pembinaan, Pengendalian Terkendalinya rehabilitasi
dan Pengawasan Gerakan lahan kritis Gugus Pulai
15.000 ank 1.000 419.497 - - 1.000 110.000 1.000 115.500 1.000 121.275 1.000 127.339 Dishut
RHL I s/d XII

Peningkatan Daya Dukung Terbangunnya bangunan


dan Daya Tampung DAS konservasi tanah pada DAS Gugus Pulai
untuk Meningkatnya Aliran - Unit 30 1.077.026 11 1.919.181 11 2.015.140 11 2.115.897 11 2.221.692 11 2.332.777 Dishut
I s/d XII
DAS
Pembangunan/Pengelolaan terbangunnya Persemaian
Persemaian Permanen untuk penyediaan bibit Gugus Pulai
1 Unit 1 1.683.527 2 3.776.190 2 3.965.000 2 4.163.249 2 4.371.412 2 4.589.983 Dishut
I s/d XII

Rehabilitasi Lahan Berkurangnya Lahan Kritis


Gugus Pulai
(Pembangunan HR) diluar Kawasan Hutan 20 Ha 20 521.492 50 607.817 50 638.208 50 670.118 50 703.624 50 738.805 Dishut
I s/d XII
Rehabilitasi Mangrove Berkurangnya Lahan Kritis
Gugus Pulai
pada Kawasan Mangrove - Ha 10 364.817 20 397.000 20 416.850 20 437.693 20 459.577 20 482.556 Dishut
I s/d XII
Pemeliharaan Tanaman Terpeliharanya Tanaman
Gugus Pulai
reboisasi T2 Reboisasi T2 - Ha - - 40 212.661 10 223.294 10 234.459 10 246.182 10 258.491
I s/d XII
Pemeliharaan Hutan Rakyat Terpeliharanya Tanaman
Gugus Pulai
(T1) Hutan Rakyat (T1) - Ha - - 182 1.045.992 100 1.098.292 100 1.153.206 100 1.210.866 100 1.271.410
I s/d XII
Pemeliharaan Tanaman Terpeliharanya Pengkayaan
Gugus Pulai
Reboisasi Pengayaan T1 Tanaman Reboisasi T1 - Ha 40 220.343 - - 110 1.000.000 110 1.050.000 110 1.102.500 110 1.157.625 Dishut
I s/d XII

Pemeliharaan Penanaman Terlaksananya


Turus Jalan (T1) Pemeliharaan Penanaman Gugus Pulai
- Km - - 27,70 851.156 11 893.714 11 938.399 11 985.319 11 1.034.585 Dishut
Turus Jalan T1 I s/d XII

Pemeliharaan Tanaman Terpeliharanya Tanaman


Gugus Pulai
Reboisasi T1 Reboisasi T1 - Ha - - 100 644.517 100 676.743 100 710.580 100 746.109 100 783.414 Dishut
I s/d XII
Reboisasi / Pengayaan Berkurangnya Lahan Kritis
Gugus Pulai
Tanaman pada Kawasan Hutan 40 Ha 140 1.437.687 - - 550 5.540.000 578 5.997.000 606 6.468.850 637 6.792.293 Dishut
I s/d XII
Penghijauan lingkungan Terlaksanya Penghijauan
(Gerakan Perempuan lingkungan (Gerakan Gugus Pulai
- Lks - - 1 1.350.000 1 1.417.500 1 1.488.375 1 1.562.794 1 1.640.933 Dishut
penyelamat Air) Perempuan penyelamat Air I s/d XII

Penanaman turus jalan Terlaksanannya Penanaman


Gugus Pulai
Turus Jalan - Km 44 2.700.140 11 6.247.583 11 1.559.962 11 1.637.960 11 1.719.858 11 1.805.851 Dishut
I s/d XII
Pembuatan Kebun Bibit KPH Tersedianya bibit pada KPH
Gugus Pulai
- Unit 8 728.048 7 4.415.691 5 400.000 3 240.000 1 80.000 - 84.000 Dishut
I s/d XII
Penanaman Hutan Rakyat Terlaksananya Penanaman
Gugus Pulai
(P0) Hutan Rakyat - Ha 40 2.879.961 50 500.000 50 525.000 50 551.250 50 578.813 50 607.753 Dishut
I s/d XII
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Monitoring, Evaluasi, Terkendalinya kegiatan RHL
Pembinaan dan di Kabupaten Kota Gugus Pulai
11 Kab/Kota 11 403.539 11 448.037 11 470.439 11 493.961 11 518.659 11 544.592 Dishut
Pengendaliaan Pelaksanaan I s/d XII
RHL
Pembuatan Tanaman Berkurangnya Lahan Kritis
Rehabilitasi Hutan dan diluar dan dalam Kawasan Gugus Pulai
20 Ha 100 1.487.660 - - 100 1.487.000 100 1.561.350 100 1.639.418 100 1.721.388 Dishut
Lahan (RHL) Hutan I s/d XII

Penyusunan Rencana Tersusunnya Rencana


Tahunan RHL Tahunan Pelaksanaan RHL Gugus Pulai
11 Doc - - - - 11 1.100.000 11 1.155.000 11 1.212.750 11 1.273.388 Dishut
I s/d XII

Identifikasi Lahan Prima, Terlaksananya kegiatan


Lahan Rusak dan Lahan identifikasi Lahan Prima, Gugus Pulai
- Lks 12 507.412 20 300.000 20 315.000 20 330.750 20 347.288 20 364.652 Dishut
Kritis (FMSRB) Lahan Rusak dan Lahan I s/d XII
Kritis
Kampanye Penyadaran Terlaksananya Kampanye
Publik Pelestarian DAS Penyadaran Publik Gugus Pulai
- Lks 3 69.638 3 237.620 3 249.501 3 261.976 3 275.075 3 288.829 Dishut
(FMSRB) Pelestarian DAS I s/d XII

Meningkatkan Meningkatnya Program Perlindungan dan Persentase Peningkatan


Keberadaan kuantitas dan Konservasi Sumber Daya Kualitas Hutan melalui
Hutan dengan kualitas hutan Hutan Tutupan Lahan (%) Gugus
luasan yang berbasis 65% 66% 2.629.276 67% 7.200.945 68% 7.560.994 69% 7.939.045 70% 8.335.999 70% 8.752.800 Dishut Pulau I s/d
cukup dan kepulauan XII
sebaran yang
proporsional
Sosialisasi Dampak Terlaksananya sosialisasi
Kerusakan Hutan Dampak kerusakan hutan Gugus Pulai
- Lokasi - - - - 1 100.000 1 105.000 1 110.250 1 115.763 Dishut
kepada masyarakat I s/d XII

Penyelesaian Kasus Hukum Terselesaikannya


Bidang Kehutanan pengaduan dan
penyelesaian dugaan
Gugus Pulai
pelanggaran dan kejahatan 11 Kab/Kota 11 1.142.832 - - 2 30.000 2 31.500 2 33.075 2 34.729 Dishut
I s/d XII
di bidang Kehutanan secara
litigasi dan non litigasi

Identifikasi dan TerlaksannyaIdentifikasi


Inventarisasi Kawasan dan Inventarisasi KEE
Gugus Pulai
Ekosistem Penting 2 Lokasi 3 284.000 3 284.000 3 298.200 3 313.110 3 328.766 3 345.204 Dishut
I s/d XII
(Kawasan Ekositem Esensial
/ KEE)
Peningkatan Kapasitas terlaksananya peningkatan
Satgas Pencegahan kapasitas satgas Gugus Pulai
Kebakaran Hutan pencegahan kebakaran - Lokasi 6 282.747 - - 1 85.000 1 89.250 1 93.713 1 98.398 Dishut
I s/d XII
hutan
Pengembangan sarana dan terbentuknya
Prasarana Pengendalian Pengembangan sarana dan
Kebakaran Hutan dan Lahan Prasarana Penegendalian Gugus Pulai
- Kab/Kota - - 5 5.362.070 5 4.145.174 5 4.352.433 5 4.570.054 5 4.798.557 Dishut
kebakaran hutan dan Lahan I s/d XII

Pencegahan dan Terlaksananya kegiatan


Pengendalian Kebakaran pencegahan dan Gugus Pulai
- Lokasi - - 11 608.410 11 638.831 11 670.772 11 704.311 11 739.526 Dishut
Hutan dan Lahan pengendalian kebakaran I s/d XII
hutan dan lahan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Konservasi Sumber Daya Terlindunginya sumber - lokasi
Gugus Pulai
Genetik daya genetik hutan 2 258.320 - - 2 120.000 2 126.000 2 132.300 2 138.915 Dishut
I s/d XII
Patroli Pengamanan Hutan Terlaksananya Pengamanan
Gugus Pulai
Hutan 6 Kab/Kota 11 435.870 9 760.956 9 799.004 9 838.954 9 880.902 9 924.947 Dishut
I s/d XII
Sosialisasi Mitigasi dan terlaksananya sosialisasi
Gugus Pulai
Adaptasi Perubahan iklim mitigasi dan adaptasi 1 Kali 1 225.500 1 185.500 1 194.775 1 204.514 1 214.739 1 225.476 Dishut
I s/d XII
perubahan iklim
Pembentukan Satuan Terciptanya sinergritas
Pengamanan Hutan Negeri pengamanan dan Gugus Pulai
- Lokasi - - - - 1 120.000 1 126.000 1 132.300 1 138.915 Dishut
Melalui Peranan kewang perlindungan hutan I s/d XII
berbasis pranata adat
Rapat Koordinasi Pejabat Terciptanya sinergritas
Penegak hukum Bidang antar Pejabat Hukum
Gugus Pulai
Kehutanan Bidang Kehutanan lintas - Keg. - - - - 2 170.000 2 178.500 2 187.425 2 196.796 Dishut
I s/d XII
Lembaga/Instansi Penegak
Hukum
Penyusuan Rancangan Tersusunanya Peraturan
Peraturan Daerah tentang Daerah di Bidang Gugus Pulai
- Perda - - - - 1 500.000 1 525.000 1 551.250 1 578.813 Dishut
Kehutanan Kehutanan I s/d XII

Perlindungan dan Terkelolahnya KEE untuk


Pengelolaan Kawasan Perlindungan Ekosistem Gugus Pulai
- Lokasi - - - - 3 180.000 3 189.000 3 198.450 3 208.373 Dishut
Ekosistem Esensial (KEE) I s/d XII

Perlindungan dan Terlindungi dan - lokasi


pengelolaan daerah terkelolahnya kehati dan Gugus Pulai
- - - - 3 180.000 3 189.000 3 198.450 3 208.373 Dishut
penyangga KSA/KPA ekosistem daerah I s/d XII
penyangga KSA/KPA
Meningkatkan
Pemberian akses
Keberadaan
legal kepada
Hutan dengan
masyarakat Gugus
luasan yang
sekitar hutan Perhutanan Sosial Pemanfaatan Areal PS 73 Unit - - 13 1.076.316 14 1.130.132 15 1.186.639 15 1.245.971 16 1.308.269 Dishut Pulau I s/d
cukup dan
melalui skema XII
sebaran yang
perhutanan
proporsional
sosial
Sosialisasi dan Koordinasi Terlaksananya Sosialisasi
Penyiapan Dan Pemberian dan Koordinasi Penyiapan Gugus Pulai
Akses Perhutanan Sosial Dan Pemberian Akses 73 Unit - - 13 1.076.316 14 880.132 15 924.139 15 970.346 16 1.018.863 Dishut
I s/d XII
Perhutanan Sosial
Fasilitasi proses perijinan Terlaksananya Verifikasi
dan verifikasi teknis calon lokasi dan Proses Perizinan Gugus Pulai
73 Unit - - - - 3 90.000 3 94.500 3 99.225 3 104.186 Dishut
areal Perhutanan Sosial areal Perhutanan Sosial I s/d XII

Pengelolaan Perhutaan Terkelolahnya areal PS


Sosial dengan sistem sesuai dengan kearifan Gugus Pulai
73 Unit - - - - 4 160.000 4 168.000 4 176.400 4 185.220 Dishut
Agroforestri lokalnya I s/d XII
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Pelayanan Tingkat Pemenuhan
Gugus
Pengelolaan kinerja OPD Administrasi Perkantoran operasional perkantoran 100% 100 2.480.047 100 6.475.705 100 6.799.490 100 7.139.465 100 7.496.438 100 7.871.260 Dishut
Pulau VII
Sumber Daya Dishut
Penyediaan Jasa Surat Jumlah surat terkirim selama Gugus Pulau
Menyurat 1 tahun 3500 Buah 3500 10.700 3500 10.700 3500 11.235 3500 11.797 3500 12.387 3500 13.006 Dishut
VII
Penyediaan Jasa Komunikasi, Terselenggaranya Penyediaan
Sumber daya air dan listrik Komponen Listrik / Gugus Pulau
Penerangan Bangunan Kantor 12 Bulan 12 122.400 12 159.000 12 166.950 12 175.298 12 184.062 12 193.265 Dishut
VII

Penyediaan Alat Tulis Kantor Tersedianya Alat Tulis Kantor Gugus Pulau
12 Bulan 12 58.449 12 64.056 12 67.259 12 70.622 12 74.153 12 77.860 Dishut
VII
Penyediaan barang cetakan Terselenggaranya Penyediaan
dan penggandaan Barang Cetakan dan Gugus Pulau
12 Bulan 12 25.866 12 34.075 12 35.779 12 37.568 12 39.446 12 41.418 Dishut
Penggandaan VII

Penyediaan komponen Terselenggaranya Penyediaan


instalasi listrik/penerangan Komponen Listrik / Gugus Pulau
bangunan kantor Penerangan Bangunan Kantor 7 Jenis 7 10.600 7 23.120 7 24.276 7 25.490 7 26.764 7 28.103 Dishut
VII

Penyediaan Makanan dan Terselenggaranya Penyediaan


minuman makanan dan Minuman
Gugus Pulau
24 kali 24 16.250 24 40.010 24 42.011 24 44.111 24 46.317 24 48.632 Dishut
Rapat VII
Rapat-Rapat Koordinasi dan Terselenggaranya Rapat rapat
konsultasi ke luar daerah koordinasi dan koordinasi
Gugus Pulau
12 Kali 12 229.500 12 372.300 12 390.915 12 410.461 12 430.984 12 452.533 Dishut
keluar daerah VII
Penyediaan jasa tenaga Tersedianya tenaga
pendukung administrasi pendukung adminsitrasi Gugus Pulau
10 orang 10 237.312 10 479.624 10 503.605 10 528.785 10 555.225 10 582.986 Dishut
perkantoran perkantoran VII

Penyediaan peralatan Terselenggaranya Penyediaan


kebersihan kantor Kebersihan Kantor Gugus Pulau
27 Jenis 27 12.820 27 12.820 27 13.461 27 14.134 27 14.841 27 15.583 Dishut
VII

Operasional UPTD Dinas Terselengaranya


Kehutanan Provinsi Maluku oprasionalisasi UPTD KPH di Gugus Pulau
11 UPTD KPH 11 1.756.150 11 5.280.000 11 5.544.000 11 5.821.200 11 6.112.260 11 6.417.873 Dishut
tingkat tapak VII

Program Peningkatan Tingkat pemenuhan sarana


Gugus
Sarana dan Prasarana dan prasarana kerja 100% 100 4.092.332 100 10.404.973 100 10.925.223 100 11.471.486 100 12.045.061 100 12.647.316 Dishut
Pulau VII
Aparatur
Pengadaan Peralatan Gedung Tersedianya Peralatan Gugus Pulau
Kantor Gedung Kantor 3 Unit 3 462.500 3 541.150 3 568.208 3 596.618 3 626.449 3 657.771 Dishut
VII
Pengadaan Meubelair Tersedianya meubeler kantor Gugus Pulau
17 Unit 17 166.000 17 117.500 17 123.375 17 129.544 17 136.021 17 142.822 Dishut
VII
Pemeliharaan Rutin berkala Terlaksananya pemeliharaan
Gugus Pulau
Gedung Kantor Gedung Kantor 1 Unit 1 29.825 1 708.125 1 743.531 1 780.708 1 819.743 1 860.730 Dishut
VII
Pemeliharaan Rutin /Berkala Terlaksananya Pemeliharaan
Kendaraan Dinas Operasional Kendaraan Operasional Gugus Pulau
1 Unit 1 361.500 1 351.939 1 369.536 1 388.013 1 407.413 1 427.784 Dishut
VII
Pemeliharaan Rutin berkala Terselenggaranya
peralatan Gedung Kantor pemeliharaan peralatan Gugus Pulau
35 Unit 35 32.500 35 45.250 35 47.513 35 49.888 35 52.383 35 55.002 Dishut
gedung kantor VII

Rehabilitasi Sedang/Berat Terehabilitasinya gedung Gugus Pulau


Gedung Kantor kantor 1 Unit 1 3.040.000 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - Dishut
VII
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pembangunan Sarana dan Terbangunnya kantor KPH Gugus Pulau
Prasarana Operasional KPH 1 Unit 1 - 1 8.641.000 1 9.073.050 1 9.526.703 1 10.003.038 1 10.503.190 Dishut
VII
Program Peningkatan Terpenuhinya Kompetensi
Gugus
Kapasitas Sumber Daya Aparatur - Orang - - 20 199.000 22 208.950 24 219.398 26 230.367 28 241.886 Dishut
Pulau VII
Aparatur
Diklat Teknis Peningkatan kapasitas ASN
Gugus Pulau
dibidang teknis kehutanan - Orang - - 10 100.000 11 105.000 12 110.250 13 115.763 14 121.551 Dishut
VII

Diklat Non Teknis Peningkatan kapasitas ASN


Gugus Pulau
dibidang administrasi - Orang - - 10 99.000 11 103.950 12 109.148 13 114.605 14 120.335 Dishut
VII
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Perencanaan dan Tersedianya dokumen
Pengelolaan kinerja OPD Pengembangan Hutan perencanaan yang
Sumber Daya Dishut terstruktur dan bersinergi Gugus
1 Dok 1 2.330.689 2 624.076 1 654.755 1 687.492 1 721.867 2 757.960 Dishut
Hutan yang antara Provinsi/Kab/Kota Pulau VII
Berkelanjutan dan Pusat

Perencanaan dan Evaluasi Terlaksananya kegiatan


Program Tahunan rapat-rapat dan koordinasi
dalam rangka penyusunan Dinas Kehutanan Gugus Pulau
11 Kab/ Kota 277.798 1 458.082 1 353.486 1 371.160 1 389.718 1 309.204 Dishut
dokumen perencanaan/ Provinsi Maluku VII
anggaran
Peningkatan Kualitas Terbangunnya kantor resort
Pengelolaan KPH Melalui UPTD KPH Gugus Pulau
2 Unit 2 2.052.891 2 - 4 - 4 - 4 - 4 - Dishut
Pembangunan Resort KPH VII

Penyusunan RKTP Terlaksananya Penyusunan


Gugus Pulau
RKTP Maluku 2011-2030 - Dok - - 1 50.000 - - - - - - - - Dishut
VII

Forum Penyusunan OPD Terbentuknya Forum Gugus Pulau


- Lks 1 115.994 1 121.794 1 127.883 1 134.278 1 140.991 Dishut
penyusunan OPD VII
Pertemuan Teknis Terciptanya persamaan
Pembangunan Kehutanan presepsi pembangunan Gugus Pulau
kehutanan baik pusat, - Paket - - - - 2 79.475 2 83.449 2 87.621 2 92.002 Dishut
VII
daerah dan Kab/Kota
Penyusunan Renstra Tersusunnya Renstra
Sebagai Dokumen Gugus Pulau
- Dok - - - - - - - - - - 1 100.000 Dishut
Perencanaan 5 tahun VII

Perencanaan Pembangunan Tersusunya dokumen


Rendah Karbon sektor perencanaan pembangunan Gugus Pulau
- Dok - - - - 1 100.000 1 105.000 1 110.250 1 115.763 Dishut
kehutanan rendah Karbon sektor I s/d IX
kehutanan
JUMLAH 33.490.644 56.328.271 59.144.690 62.101.929 65.207.029 68.467.384
B. UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan 11 Kab/Kota

CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Pemanfaaran Terlaksananya
Pengelolaan Produktifitas Potensi Sumber Daya pemanfaatan potensi Gugus
Sumber Daya Kehutanan Hutan sumber daya hutan - Kab/Kota - - - - 11 1.056.000 11 1.108.800 11 1.164.240 11 1.222.452 UPTD KPH Pulau I s/d
Hutan yang kayu/non kayu secara XII
Berkelanjutan efektif dan efisien
Pengembangan Hasil Hutan Terlaksananya
Bukan Kayu (HHBK) Pengembangan HHBK Gugus Pulau
- Lokasi - - - - 11 275.000 11 288.750 11 303.188 11 318.347 UPTD KPH
(Gaharu) I s/d XII

Identifikasi dan Terlaksananya inventarisasi


Inventarisasi Potensi Hasil potensi hasil hutan bukan Gugus Pulau
- Lokasi - - - - 11 220.000 11 231.000 11 242.550 11 254.678 UPTD KPH
Hutan Bukan Kayu kayu I s/d XII

Pengembangan Sarana dan Terlaksananya


Prasarana Usaha Ekonomi Pemberdayaan Masyarakat
Gugus Pulau
Produktif melalui Kelompok Sekitar Hutan - KTH - - - - 11 110.000 11 115.500 11 121.275 11 127.339 UPTD KPH
I s/d XII
Tani Hutan (KTH)

Identifikasi Keberadaan Terlaksananya Identifikasi


Masyarakat Hutan Adat Masyarakat Hutan Adat Gugus Pulau
- Lokasi - - - - 11 220.000 11 231.000 11 242.550 11 254.678 UPTD KPH
I s/d XII

Pengembangan jasa Terlaksanannya


lingkungan pengambangan jasa Gugus Pulau
- Kab/Kota - - - - 11 231.000 11 242.550 11 254.678 11 267.411 UPTD KPH
lingkungan I s/d XII

Meningkatkan Meningkatnya Program Rehabilitas Hutan Terehablitasinya hutan


Keberadaan kuantitas dan dan Lahan dan lahan pada lahan kritis
Hutan dengan kualitas hutan dan terlaksananya Gugus
luasan yang berbasis kegiatan penunjang RHL - Kab/Kota - - - - 11 2.299.011 11 2.413.963 11 2.534.663 11 2.661.397 UPTD KPH Pulau I s/d
cukup dan kepulauan XII
sebaran yang
proporsional
Peningkatan Daya Dukung Terbangunnya bangunan
dan Daya Tampung DAS konservasi tanah pada DAS
Gugus Pulau
dalam rangka peningkatan - Unit - - - - 11 220.000 11 231.000 11 242.550 11 254.678 UPTD KPH
I s/d XII
cadangan air tanah

Pembangunan/Pengelolaan terbangunnya Persemaian


Persemaian Permanen untuk penyediaan bibit Gugus Pulau
- Unit - - - - 11 220.000 11 231.000 11 242.550 11 254.678 UPTD KPH
I s/d XII

Rehabilitasi Mangrove Berkurangnya Lahan Kritis


Gugus Pulau
pada Kawasan Mangrove - Ha - - - - 11 253.000 11 265.650 11 278.933 11 292.879 UPTD KPH
I s/d XII
Reboisasi / Pengayaan Berkurangnya Lahan Kritis
Gugus Pulau
Tanaman pada Kawasan Hutan - Ha - - - - 11 220.000 11 231.000 11 242.550 11 254.678 UPTD KPH
I s/d XII
Penanaman turus jalan Terlaksanannya Penanaman
Gugus Pulau
Turus Jalan - Km - - - - 11 242.000 11 254.100 11 266.805 11 280.145 UPTD KPH
I s/d XII
Pembuatan Kebun Bibit KPH Tersedianya bibit pada KPH
Gugus Pulau
- Unit - - - - 11 165.000 4 173.250 3 181.913 2 191.008 UPTD KPH
I s/d XII
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Penanaman Hutan Rakyat Terlaksananya Penanaman
Gugus Pulau
(P0) Hutan Rakyat - Ha - - - - 11 275.000 11 288.750 11 303.188 11 318.347 UPTD KPH
I s/d XII
Monitoring, Evaluasi, Terkendalinya kegiatan RHL
Pembinaan dan di Kabupaten Kota Gugus Pulau
Pengendaliaan Pelaksanaan - Kab/Kota - - - - 11 165.000 11 173.250 11 181.913 11 191.008 UPTD KPH
I s/d XII
RHL
Pembuatan Tanaman Berkurangnya Lahan Kritis
Gugus Pulau
Rehabilitasi Hutan dan diluar dan dalam Kawasan - Ha - - - - 11 297.000 11 311.850 11 327.443 11 343.815 UPTD KPH
I s/d XII
Lahan (RHL) Hutan
Penyusunan Rencana Tersusunnya Rencana
Gugus Pulau
Tahunan RHL Tahunan Pelaksanaan RHL - Doc - - - - 11 242.000 11 254.100 11 266.805 11 280.145 UPTD KPH
I s/d XII

Meningkatkan Meningkatnya Program Perlindungan dan Persentase Peningkatan


Keberadaan kuantitas dan Konservasi Sumber Daya Kualitas Hutan melalui
Hutan dengan kualitas hutan Hutan Tutupan Lahan (%) Gugus
luasan yang berbasis % - - - - 67% 715.000 69% 750.750 70% 788.288 70% 827.702 UPTD KPH Pulau I s/d
cukup dan kepulauan XII
sebaran yang
proporsional
Identifikasi dan Terlaksanannya Identifikasi
Inventarisasi Kawasan dan Inventarisasi KEE
Ekosistem Penting Gugus Pulau
- Lokasi - - - - 11 220.000 11 231.000 11 242.550 11 254.678 UPTD KPH
(Kawasan Ekosistem I s/d XII
Esensial / KEE)

Pencegahan dan Terlaksananya kegiatan


Pengendalian Kebakaran pencegahan dan Gugus Pulau
- Lokasi - - - - 11 220.000 11 231.000 11 242.550 11 254.678 UPTD KPH
Hutan dan Lahan pengendalian kebakaran I s/d XII
hutan dan lahan
Patroli Pengamanan Hutan Terlaksananya patroli
Pengamanan Hutan dalam Gugus Pulau
- Kab/Kota - - - - 11 275.000 11 288.750 11 303.188 11 318.347 UPTD KPH
rangka menjaga hak-hak I s/d XII
negara
Meningkatkan
Pemberian akses
Keberadaan
legal kepada
Hutan dengan
masyarakat Gugus
luasan yang
sekitar hutan Perhutanan Sosial (PS) Pemanfaatan Areal PS 73 Unit - - - - 13 330.000 15 346.500 15 363.825 16 382.016 UPTD KPH Pulau I s/d
cukup dan
melalui skema XII
sebaran yang
Perhutanan
proporsional
Sosial (PS)
Sosialisasi dan Koordinasi Terlaksananya Sosialisasi
Penyiapan Dan Pemberian dan Koordinasi Penyiapan Gugus Pulau
- Unit - - - - 11 220.000 11 231.000 11 242.550 11 254.678 UPTD KPH
Akses Perhutanaan Sosial Dan Pemberian Akses I s/d XII
Perhutanan Sosial
Pengelolaan Perhutanan Terkelolahnya areal PS
Sosial dengan sistem sesuai dengan kearifan Gugus Pulau
- Unit - - - - 11 110.000 11 115.500 11 121.275 11 127.339 UPTD KPH
Agroforestri lokalnya I s/d XII
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Pelayanan Tingkat Pemenuhan
Pengelolaan kinerja UPTD Administrasi Perkantoran operasional perkantoran Gugus
Sumber Daya KPH Kab/kota - - - - 11 330.000 11 346.500 11 363.825 11 382.016 UPTD KPH Pulau I s/d
Hutan yang XII
Berkelanjutan
Penyediaan Jasa Surat Jumlah surat terkirim selama
Gugus Pulau
Menyurat 1 tahun - Surat 6000 5.500 6000 5.775 6000 6.064 6000 6.367 UPTD KPH
I s/d XII
Penyediaan Jasa Komunikasi, Terselenggaranya Penyediaan
Sumber daya air dan listrik Komponen Listrik / Gugus Pulau
Penerangan Bangunan Kantor - Bulan 12 33.000 12 34.650 12 36.383 12 38.202 UPTD KPH
I s/d XII

Penyediaan alat tulis kantor Tersedianya Alat Tulis Kantor


Gugus Pulau
- Bulan 12 22.000 12 23.100 12 24.255 12 25.468 UPTD KPH
I s/d XII
Penyediaan barang cetakan Terselenggaranya Penyediaan
dan penggandaan Barang Cetakan dan Gugus Pulau
- Bulan 12 11.000 12 11.550 12 12.128 12 12.734 UPTD KPH
Penggandaan I s/d XII

Penyediaan komponen Terselenggaranya Penyediaan


instalasi listrik/penerangan Komponen Listrik / Gugus Pulau
bangunan kantor Penerangan Bangunan Kantor - Jenis 7 44.000 7 46.200 7 48.510 7 50.936 UPTD KPH
I s/d XII

Penyediaan Makanan dan Terselenggaranya Penyediaan


minuman makanan dan Minuman Gugus Pulau
- Kali 24 33.000 24 34.650 24 36.383 24 38.202 UPTD KPH
Rapat I s/d XII

Rapat-Rapat Koordinasi dan Terselenggaranya Rapat rapat


konsultasi ke luar daerah koordinasi dan koordinasi Gugus Pulau
- Kali 12 110.000 12 115.500 12 121.275 12 127.339 UPTD KPH
keluar daerah I s/d XII

Penyediaan jasa tenaga Tersedianya tenaga


pendukung administrasi pendukung adminsitrasi Gugus Pulau
- Orang 3 33.000 3 34.650 3 36.383 3 38.202 UPTD KPH
perkantoran perkantoran I s/d XII

Penyediaan peralatan Terselenggaranya Penyediaan


kebersihan kantor Kebersihan Kantor Gugus Pulau
- Jenis 27 5.500 27 5.775 27 6.064 27 6.367 UPTD KPH
I s/d XII

Operasional UPTD Dinas Terselengaranya


Kehutanan Provinsi Maluku oprasionalisasi UPTD KPH di Gugus Pulau
- UPTD KPH 11 33.000 11 34.650 11 36.383 11 38.202 UPTD KPH
tingkat tapak I s/d XII
Program Peningkatan Sarana Tingkat pemenuhan sarana Gugus
dan Prasarana Aparatur dan prasarana kerja Kab/kota - - - - 11 275.011 11 288.763 11 303.203 11 318.364 UPTD KPH Pulau I s/d
XII
Pengadaan Peralatan Gedung Tersedianya Peralatan
Gugus Pulau
Kantor Gedung Kantor - Unit - - - - 3 33.000 3 34.650 3 36.383 3 38.202 UPTD KPH
I s/d XII
Pengadaan Meubelair Tersedianya meubeler kantor
Gugus Pulau
- Unit - - - - 17 55.000 17 57.750 17 60.638 17 63.669 UPTD KPH
I s/d XII
Pemeliharaan Rutin berkala Terlaksananya pemeliharaan
Gedung Kantor Gedung Kantor
Gugus Pulau
- Unit - - - - 12 22.000 12 23.100 12 24.255 12 25.468 UPTD KPH
I s/d XII
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pemeliharaan Rutin/Berkala Terlaksananya Pemeliharaan
Gugus Pulau
Kendaraan Dinas Operasional Kendaraan Operasional - Unit - - - - 12 66.000 12 69.300 12 72.765 12 76.403 UPTD KPH
I s/d XII
Pemeliharaan Rutin/Berkala Terselenggaranya
Peralatan Gedung Kantor pemeliharaan peralatan Gugus Pulau
- Unit - - - - 12 33.000 12 34.650 12 36.383 12 38.202 UPTD KPH
gedung kantor I s/d XII
Rehabilitasi Sedang/Berat Terehabilitasinya gedung
Gugus Pulau
Gedung Kantor kantor - Unit - - - - - - - - - - - - UPTD KPH
I s/d XII
Pembangunan Sarana dan Terbangunnya kantor KPH
Gugus Pulau
Prasarana Operasional KPH - Unit - - - - 4 66.000 4 69.300 4 72.765 4 76.403 UPTD KPH
I s/d XII
Program Peningkatan Terpenuhinya Kompetensi Gugus
Kapasitas Sumber Daya Aparatur - Orang - - - - 22 220.000 22 231.000 22 242.550 22 254.678 UPTD KPH Pulau I s/d
Aparatur XII
Diklat Teknis Peningkatan kapasitas ASN
Gugus Pulau
dibidang teknis kehutanan - Orang - - - - 11 110.000 11 115.500 11 121.275 11 127.339 UPTD KPH
I s/d XII

Diklat Non Teknis Peningkatan kapasitas ASN


Gugus Pulau
dibidang administrasi - Orang - - - - 11 110.000 11 115.500 11 121.275 11 127.339 UPTD KPH
I s/d XII
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Perencanaan dan Tersedianya dokumen
Pengelolaan kinerja UPTD Pengembangan Kehutanan perencanaan yang
Gugus
Sumber Daya KPH terstruktur dan bersinergi
- Dok - - - - 11 275.000 11 288.750 11 303.188 11 318.347 UPTD KPH Pulau I s/d
Hutan yang antara provinsi/kab/koya
XII
Berkelanjutan dan pusat

Perencanaan dan Evaluasi Terlaksananya kegiatan


Program Tahunan rapat-rapat dan koordinasi
dalam rangka penyusunan Gugus Pulau
- Dok - - - - 11 275.000 11 288.750 11 303.188 11 318.347 UPTD KPH
dokumen perencanaan/ I s/d XII
anggaran
JUMLAH - - 5.500.022 5.775.026 6.063.780 6.366.972
Pemerintah Provinsi Maluku

GLOSARIUM

DAS : Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai sungai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (PermenLHK
No.P.59/MENLHK/SETJEN /KUM1/10/2019).

DBH : Dana Bagi Hasil (DBH) adalah Dana yang dialokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara kepada daerah berdasarkan angka
persentase tertentu dari pendapatan negara untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (Permenkeu No. 131.
PMK.07/2019)

DBH SDA : Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) adalah Bagian daerah yang
berasal dari penerimaan sumber daya alam kehutanan, mineral dan
batubara, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas
bumi, dan pengusahaan panas bumi (Permenkeu No. 131. PMK.07/2019)

DR : Dana Reboisasi (DR) adalah dana yang dipungut dari pemegang izin usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi
untuk mereboisasi dan merehabilitasi hutan (Permenkeu No.
131.PMK.07/2019).

GRK : Gas Rumah Kaca (GRK) adalah Gas yang terkandung dalam atmosfer, baik
alami maupun antropogenik, yang menyerap dan memancarkan kembali
radiasi inframerah (Perpres No. 61 Tahun 2011).

Hasil Hutan : Hasil Hutan adalah benda-benda hanyati yang berupa Hasil Hutan Kayu
(HHK) dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) selain tumbuhan dan satwa liar
yang dipungut dari hutan negara (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).

HHBK : Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati
maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang
berasal dari hutan (Permenhut P.35/Menhut-II/2007).
HKm : Hutan kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara yang pemanfaatan
utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat
(PermenLHK No.P83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016)

HPH : Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang kemudian diubah menjadi Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) adalah izin usaha yang diberikan
untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya terdiri dari
penebangan, pengangkutan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan,
pengolahan dan pemasaran hasil hutan kayu (Peraturan Pemerintah No. 6
Tahun 1999).

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 96


Pemerintah Provinsi Maluku

HTR : Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah hutan tanaman pada hutan produksi
yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi
dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka
menjamin kelestarian sumber daya hutan (Permen LHK
No.P83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016).

Hutan : Suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Undang-
Undang No. 41 Tahun 1999).

HK : Hutan Konservasi (HK) adalah Kawasan hutan dengan ciri khas tertentu,
yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan
dan satwa serta ekosistemnya (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).

HL : Hutan Lindung (HL) adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata
air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).

HP : Hutan Produksi (HP) adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).

HPT : Hutan Produksi Tetap (HPT) adalah Kawasan Hutan dengan faktor-faktor
kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing
dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai antara 125
(seratus dua puluh lima) sampai dengan 174 (seratus tujuh puluh empat)
di luar kawasan Hutan Lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam,
dan Taman Buru (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).

HPK : Hutan Produksi yang dapat di Konversi (HPK) adalah kawasan Hutan
Produksi yang tidak produktif dan produktif yang secara ruang dapat
dicadangkan untuk pembangunan di luar kegiatan kehutanan atau dapat
dijadikan lahan pengganti Tukar Menukar Kawasan Hutan (Undang-
Undang No. 41 Tahun 1999

Hutan Primer : Hutan yang telah mencapai umur lanjut dan ciri struktural tertentu yang
sesuai dengan kematangannya, serta dengan demikian memiliki sifat-sifat
ekologis yang unik (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).

Hutan Sekunder : Hutan yang tumbuh dan berkembang secara alami sesudah terjadi
kerusakan/perubahan pada hutan yang pertama (Undang-Undang No. 41
Tahun 1999).

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 97


Pemerintah Provinsi Maluku

Inventarisasi : Kegiatan untuk mengetahui keadaan potensi hutan berupa flora, fauna,
Hutan sumberdaya manusia dan sosial ekonomi serta potensi budaya
masyarakat di dalam dan luar luar kawasan hutan, dimanfaatkan bagi
kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang
budidaya tumbuhan dan atau satwa, budaya, pariwisata, dan rekreasi
(Permenhut No. 33/MENHUT-II/2009).

IIUPH : Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH) adalah Pungutan yang
dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanfaatan hutan pada hutan
produksi atau suatu kawasan hutan tertentu yang dilakukan sekali pada
saat izin tersebut diberikan (PermenLHK No. 28/MENLHK/SETJEN/
KUM.1/7/2018).

IPHHK : Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) adalah izin untuk mengambil
hasil hutan berupa kayu pada hutan produksi melalui kegiatan
pemanenan, pengangkutan, dan pemasaran untuk jangka waktu dan
volume tertentu (PermenLHK No. 1/MENLHK/ SETJEN/KUM. 1/1/2019).

IPK : Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) adalah izin untuk memanfaatkan kayu
dan/atau bukan kayu dari kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi
dan telah dilepas, kawasan hutan produksi dengan cara tukar menukar
kawasan hutan, penggunaan kawasan hutan pada hutan produksi atau
hutan lindung dengan izin pinjam pakai, dan dari Areal Penggunaan Lain
yang telah diberikan izin peruntukan (PermenLHK No. 62/Menlhk-
Setjen/2015).

IUIPHHK : Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) adalah Izin usaha
untuk mengolah kayu bulat dan/atau kayu bahan baku serpih menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi pada lokasi tertentu yang
diberikan kepada satu pemegang izin oleh pejabat yang berwenang
(PermenLHK No.1/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/1/2019).

IUPHHK : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) adalah izin usaha
yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan
alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan,
pengayaan, pemeliharaan, dan pemasaran (PermenLHK No.
28/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018)

IUPHHK-HA : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA)


adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa
kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan
atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan, dan pemasaran (PermenLHK
No. 28/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/7/2018)

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 98


Pemerintah Provinsi Maluku

IUPHHK-HT : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HT)


adalah izin usaha yang diberikan untuk dimanfaatkan hasil hutan berupa
kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi melalui kegiatan
penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan,
dan pemasaran (PermenLHK No. 17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017)

IKLH : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) adalah Gambaran atau indikasi
awal yang memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan
hidup pada lingkup dan periode tertentu (Undang-Undang No. 23 tahun
1997).

Kawasan Hutan : Wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh pemerintah
untuk dipertahankan keberadaanya sebagai hutan tetap (Undang-Undang
No. 41 Tahun 1999).

Kehutanan : Sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan
dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu (Undang-Undang
No. 41 Tahun 1999).

Kerusakan : Terjadinya perubahan fisik, sifat fisik, atau hayatinya, yang menyebabkan
Hutan hutan tersebut terganggu atau tidak dapat berperan sesuai dengan
fungsinya (Undang-undang No. 18 Tahun 2013).

KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah Rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program ( PP No. 46 Tahun 2016).

KPH : Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah pengelolaan hutan


sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien
dan lestari (Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2017)

KPHL : Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) adalah kesatuan pengelolaan


hutan yang luas wilayahnya seluruhnya atau didominasi oleh kawasan
hutan lindung (PermenLHK No. P.6/Menhut-II/2010).

KPHP : Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) adalah kesatuan pengelolaan


hutan yang luas wilayahnya seluruhnya atau didominasi oleh kawasan
hutan produksi (PermenLHK No. P.6/Menhut-II/2010).

Konservasi : Pelestarian atau perlindungan (Undang-Undang No. 5 Tahun 1990).

KSDAH : Konservasi Sumber Daya Alam Hayarti (KSDH) adalah Pengelolaan sumber
daya alam hayati yang pemanfaatanya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediaannya dengn tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya (Undang-Undang
No. 5 Tahun 1990).

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 99


Pemerintah Provinsi Maluku

Lahan Kritis : Lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan yang telah
menurun fungsinya sebagai unsur produksi dan media pengatur tata air
DAS (Permenhut No. P. 70 Tahun 2008).

PS : Perhutanan Sosial (PS) adalah Sistem pengelolaan hutan lestari yang


dilaksanakan di kawasan hutan atau hutan hak/hutan adat yang
dilaksanakan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya,
keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk
Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan
Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan (Permen LHK No. P 83/
MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016

PSDH : Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) adalah Pungutan yang dikenakan
sebagai pengganti nilai intrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari hutan
negara (Permenkeu No. 131. PMK.07/2019).

PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah
seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan
perpajakan (Undang-Undang No. 9 Tahun 2018).

Renstra : Rencana Strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan SKPD untuk


periode 5 (lima) tahun (Permendagri No. 86 Tahun 2017).

RHL : Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan,


mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga
daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem
penyangga kehidupan tetap terjaga (Peraturan Pemerintah No. 76 tahun
2008)

RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah


dokumen perencanaan daerah untuk 5 (lima) tahun (Permendagri No. 86
Tahun 2017).

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2019-2024 100

Anda mungkin juga menyukai