e-mail : dishutprovmal@gmail.com
Pemerintah Provinsi Maluku
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas karunia dan rahmat
yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehingga penyusunan Rencana Strategi s
Pembangunan Kehutanan Daerah Maluku Tahun 2019-2024 dapat terselesaikan.
Rencana Strategis (RENSTRA) ini disusun sebagai penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Maluku Tahun 2019-2024 yang akan
digunakan sebagai alat dan tolok ukur bagi penyelenggaraan pembangunan kehutanan yang
terarah, terintegrasi dan efisien untuk pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kehutanan di
Provinsi Maluku, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan.
Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian RENSTRA ini diucapkan terima
kasih. Semoga dokumen Renstra ini bermanfaat bagi pembangunan bidang kehutanan di
Provinsi Maluku.
KEPALA DINAS,
Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... iii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
I.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
I.2. Landasan Hukum .......................................................................................... 2
I.3. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 4
I.4. Sistimatika Penulisan ................................................................................... 4
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEHUTANAN PROVINSI MALUKU .................. 6
II.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi ............................................ 6
II.2. Sumber Daya Perangkat Daerah ................................................................. 9
II.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Tahun 2014-2018 ............................ 17
II.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan ................................... 21
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS ....................................................... 24
III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan ...... 22
III.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala dan Wakil Kepala Daerah .......... 29
III.3. Telaah Renstra K/L ..................................................................................... 30
III.4. Telaah Rencana Tataruang dan KLHS ........................................................ 31
III.5. Penentuan Isu-Isu Strategis ...................................................................... 32
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN ..................................................................................... 33
IV.1. Tujuan Jangka Menengah ......................................................................... 33
IV.2. Sasaran Jangka Menegah ......................................................................... 38
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ....................................................................... 40
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN ............................. 41
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ............................................... 46
BAB VIII PENUTUP ............................................................................................................ 48
LAMPIRAN
Daftar Tabel
Tabel 13. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Maluku Tahun 2019-2024 .... 39
Daftar Grafik
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Uraian Tugas ASN Sesuai Pergub Nomor 13 Tahun 2017 ....................... 51
Lampiran 2. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Berbasis Gugus Pulau ...................... 79
Lampiran 3. Rencana Program dan Kegiatan Berbasis Anggaran Dinas Kehutanan Provinsi
Pendahuluan
18. Peraturan Gubernur Maluku Nomor 13 Tahun 2017 tentang Uraian Tugas Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama, Administrator dan Pengawasan Di Lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku.
19. Peraturan Daerah Nomor Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Maluku Tahun 2019-2024.
Tujuan :
Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Maluku disusun dengan tujuan :
- Sebagai dokumen dasar perencanaan dan arah kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan di bidang kehutanan yang
terintegrasi, efisien dan komprehensif.
- Sebagai tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di bidang kehutanan.
1.4 Sistematika
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Tahun 2019-2024
disusun melalui sistematika sebagai berikut :
KATA PENGANTAR, merupakan pengantar umum Kepala Dinas Kehutanan.
Bab I. Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang, landasan hukum, maksud
dan tujuan dan sistematika penulisan.
BAB II. Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah, menguraikan tentang tugas, fungsi dan
struktur organisasi, sumber daya, kinerja pelayanan serta tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku.
Gambaran Pelayanan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, maka Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
mempunyai fungsi :
1) Menetapkan program kerja di lingkungan Dinas Kehutan Provinsi Maluku berdasarkan
rencana strategis Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
sesuai dengan program yang telah ditetapkan dan kebijakan pimpinan agar target kerja
tercapai sesuai rencana;
3) Membina bawahan di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku dengan cara
mengadakan rapat/pertemuan dan bimbingan secara berkala agar diperoleh kinerja
yang diharapkan;
Dari Luas kawasan hutan tersebut yang dikelompokan berhutan 66% sedangkan tidak
berhutan 34%; Luas ini telah memenuhi luas minimum 30% dari luas pulau/DAS
diperuntukkan untuk optimalisasi manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi
masyarakat setempat sesuai amanah UU Nomor 26 Tahun 2007.
400.338
307.611
259.650 274.958 285.220
- Bambu tersebar di Pulau Ambon, Pulau Seram (belum dimanfaatkan secara komersial/
diperdagangkan)
- Minyak Kayu Putih tersebar di Pulau Buru dan Kab. Seram Bagian Barat.
- Minyak Lawang tersebar di Pulau Seram dan Pulau Kei. Besar (baru diperdagangkan/
dimanfaatkan secara terbatas).
- Madu tersebar di Kota Ambon, Kab. Seram Bagian Timur, Pulau Kisar dan Pulau Wetar
(baru diperdagangkan/dimanfaatkan secara terbatas)
- Gaharu/Kemedangan tersebar di Pulau Seram dan Pualau Buru (telah dibudidayakan
dan diperdagangkan secara terbatas)
- Satwa liar yang tidak dilindungi tersebar di Pulau Buru, Pulau Seram, Kepulauan Aru
dan Kepulauan Tanimbar.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi HHBK didapati bahwa produksi HHBK
masih dikelola secara tradisional oleh masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar hutan
dan Produksinya cenderung meningkat karena adanya pendampingan. Produksi HHBK yang
terpantau disajikan pada Grafik 3.
c. Jasa Lingkungan
Kawasan hutan menyediakan potensi berbagai jenis jasa ekosistem termasuk jasa
lingkungan. Jasa lingkungan adalah produk sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
berupa manfaat langsung (tangible) dan/atau manfaat tidak langsung (intangible).
Potensi jasa lingkungan berupa wisata alam (ecotourism), pemanfaatan air (hidrologi),
perlindungan keanekaragaman hayati, potensi panas bumi (geothermal), penyerapan
dan penyimpanan karbon (carbon offset) belum dimanfaatkan secara optimal.
3. Pengelolaan Hutan
Perkembangan pengelolaan hutan produksi melalui kegiatan pemanfaatan hasil hutan
kayu oleh IUPHHK di Provinsi Maluku sampai dengan Tahun 2018 berjumlah 15 unit IUPHHK-
HA/HT, terdiri dari 13 unit IUPHHK-HA dan 2 unit IUPHH-HT. Luas areal pemanfaatan IUPHHK-
HA/HT seluas 783.875 ha atau 20% dari luas kawasan Hutan di Provinsi Maluku.
Perkembangan IUPHHK disajikan pada Tabel 5.
40,-
36,6
35,-
30,-
JUMLAH xRp.M
25,- IIUPH
20,- PSDH
16,4
DR
15,-
10,- 6,1
5,3
5,-
0,9
0,-
2014 2015 2016 2017 2018
TAHUN
Mengingat areal hutan yang sangat luas dan akses antar pulau yang sulit dan mahal
membuat kawasan hutan rawan terhadap pembalakan liar, perambahan, kebakaran hutan
hutan dan pengangkutan kayu tanpa dokumen yang sah, Dinas kehutanan mengambil
langkah-langkah yaitu operasi pengamanan hutan, patroli dan penyelesaian kasus tindak
pidana bidang kehutanan.
Hasil yang dicapai dari tindakan pengamanan hutan Tahun 2014-2019 adalah
berkurangnya kasus illegal logging, menurunnya laju kerusakan hutan dan meningkatnya
pemahaman masyarakat tentang cara memanfaatkan hasil hutan yang ditunjukan melalui
peningkatan jumlah perizinan pemanfaatan hasil hutan setiap tahunnya.
Selain itu perlindungan hutan juga dilakukan terhadap ekosistem penting dan sumber daya
genetik hutan yang berlangsung pada 2 Kabupaten (Kab. Seram Bagian Barat, Kab. Maluku
Tengah)
TAHUN
URAIAN SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018
Kontribusi Kehutanan
% 0,6 0,6 0,57 0,56 0,52
terhadap PDRB Maluku
7 Pemberdayaan masyarakat
sekitar kawasan hutan Kelp 2 3 4 5 6 3 5 10 6 10 150 167 250 120 167
RATA-RATA
ANGGARAN PADA TAHUN (xRp.1.000,-) REALISASI PADA TAHUN (xRp.1.000,-) RASIO ANTARA REALISASI DAN ANGGARAN
PERTUMBUHA
NO URAIAN
N
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 ANGGARAN REALISASI
JUMLAH ANGGARAN 1.871.477, 4.140.771, 6.157.931, 5.580.302, 14.072.831, 1.680.320, 3.190.469, 5.318.646, 3.189.972, 10.587.977,
Umumnya lahan kritis di Provinsi Maluku didominasi oleh tumbuhan kayu putih yang
tersebar di Pulau Buru, padang alang-alang yang tersebar di pulau seram dan savana yang
tersebar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten Kepulauan Aru. Meluasnya lahan
kritis di Provinsi Maluku disebabkan oleh faktor agroklimat dan faktor edafis. Faktor
agroklimat adalah kondisi iklim yang tidak mendukung pertumbuhan pohon dan musim
kemarau yang berkepanjangan, sedangkan faktor edafis diantaranya kurangnya unsur hara
di dalam tanah akibat pencucian tanah oleh erosi serta tanah-tanah yang memiliki
kandungan mineral yang tinggi. Sebaran lahan kritis di Provinsi Maluku disajikan pada
Tabel 10.
Kondisi yang dihadapi dalam upaya rehabilitasi lahan kritis di Provinsi Maluku adalah
banyaknya lahan kritis dengan tingkat kesuburan yang rendah, lapisan tanah (solum) yang
dangkal, berada pada daerah lereng dan rawan terhadap erosi dan longsor. Upaya yang
dilakukan untuk mengurangi lahan kritis adalah dengan cara vegetatif berupa
penanaman/pengkayaan sedangkan pada daerah-daerah berlereng dibuat bangunan
konservasi tanah.
II.4. 6. Masyarakat
Tatanan budaya masyarakat Maluku terutama masyarakat hukum adat dalam
pengelolaan sumber daya hutan sangat kuat, sehingga masyarakat perlu dilibatkan dalam
perencanaan pembangunan bidang kehutanan; Pemberian edukasi, pendampingan dan
pemberian akses legal terhadap hutan perlu dilakukan sehingga masyarakat merasa memiliki
dan dimiliki dalam pengelolaan hutan.
Kearifan lokal (local wisdom) masyarakat adat dalam mengelola hutan sudah
terbangun sejak dahulu kala dalam bentuk sasi/hawear, dusun, ewang, tempat pamali dll,
oleh sebab itu sinergitas antara pemerintah dan masyarakat adat harus terus dibangun agar
harapan pembangunan bidang kehutanan yakni masyarakat sejahtera hutan lestari dapat
terwujud.
masih mengalami kendala dalam membangun sinergitas antar lembaga penegak hukum
sehingga penanganan tindak pidana di bidang kehutanan belum maksimal.
Berdasarkan interpretasi citra landsat 7UTM, terdapat beberapa bagian dari
kawasan hutan di Provinsi Maluku yang dapat digolongkan telah terdegradasi, terutama
dari sisi fakta tutupan vegetasi yaitu pada areal-areal yang berdekatan dengan
pemukiman, pesisir-pesisir pulau dan daerah-daerah yang mengandung material
tambang. Kondisi ini akan berpengaruh pada fungsi hidro-orologi DAS, fungsi konservasi,
produktivitas kawasan, dan ketersediaan jasa-jasa lingkungan lainnya.
8. Perubahan Iklim
Presiden Republik Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan Emisi GRK
pada tahun 2030 sebesar 29% sebagai kelanjutan komitmen awal dari kepemimimpinan
sebelumnya untuk menurunkan emisi sebesar 26 % pada tahun 2020 secara sukarela
dan sebesar 41% apabila mendapat bantuan internasional dari kondisi BAU/ Business as
Usual (kondisi seperti biasa). Sektor kehutanan merupakan penyumbang emisi gas
rumah kaca terbesar di Indonesia yang bersumber dari Deforestasi dan Degradasi Hutan
dan lahan, kebakaran hutan dan alih fungsi hutan.
Dalam rangka berkontribusi dalam penurunan emisi GRK maka Dinas Kehutanan
Provinsi melalui Pokja RAD GRK telah melakukan perhitungan emisi dengan motode
Stock Difference (Lumens,01) yang difasilitasi oleh Bappenas dan ICRAF. Besaline emisi
(PL 2000-2011) sebesar 12.180.008 Ton CO2-eq atau 1.107.273 Ton CO2-eq/Thn dengan
sequestrasi 247.681 Ton CO2-eq/Thn. Dengan adanya interfensi kegiatan mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim serta rencana pembangunan rendah karbon sektor kehutanan
maka OPD Dinas Kehutanan dapat berkontribusi dalam menurunkan emisi sebesar 26%
(287.891 Ton CO2-eq/Thn).
III.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala dan Wakil Kepala Daerah
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kehutanan mengacu pada Visi dan Misi
Pemerintah Provinsi Maluku periode tahun 2019-2024 :
Visi : “Maluku Yang Terkelola Secara Jujur, Bersih Dan Melayani, Terjamin Dalam
Untuk menjabarkan visi tersebut ditetapkan enam Misi pembangunan Daerah Maluku yang
telah ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2019-2024, dimana keterkaitan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku dalam mewujudkan Visi tersebut adalah menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang kehutanan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi sesuai
ketentuan yang berlaku adalah Misi ke-3 “Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Yang
Berkelanjutan“.
Misi ini menggambarkan potensi sumber daya alam di seluruh wilayah kepulauan Maluku yang dapat
dikelola secara baik dan memberi manfaat untuk kesejahteraan seluruh masyarakat, diantaranya
melalui peningkatan ketrampilan kelompok tani hutan, daya saing produk kehutanan, dukungan
terhadap industri kecil dan menengah serta memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan serta
adaptasi perubahan iklim dan mitigasi bencana.
Dalam upaya mewujudkan Misi Ke-3 tersebut, Dinas Kehutanan akan mengoptimalkan
potensi sumber daya hutan melalui ekstensifikasi, intensifikasi dan inovasi hasil hutan
dengan tetap memperhatikan azas kelestarian, melalui :
1. Menjamin Keberadaan Hutan
Tujuan ini diwujudkan melalui kepastian hukum/status kawasan hutan serta
mempertahankan hutan sesuai dengan fungsinya (konservasi, lindung dan produksi).
2. Mengoptimalkan Aneka Fungsi Pemanfaatan Hutan
Tujuan ini diwujudkan melalui diversifikasi aneka usaha hasil hutan yang berdaya saing,
terselenggaranya pengaturan dan pengurusan pengelolaan hutan.
3. Mengoptimalkan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Tujuan ini diwujudkan melalui rehabilitasi hutan dan lahan pada areal lahan kritis yang
difokuskan pada DAS prioritas secara terencana, terkoordinasi dan terintegrasi.
4. Mengoptimalkan Perlindungan dan Pengamanan Hutan
Tujuan ini diwujudkan untuk perlindungan dan pengamanan terhadap hutan, hasil hutan
dan kawasan hutan.
5. Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan ini diwujudkan melalui keterlibatkan masyarakat yang berada didalam dan
sekitar hutan melalui skema Perhutanan Sosial.
6. Penguatan Kelembagaan Dinas Kehutanan
Tujuan ini diwujudkan melalui penyelenggaraan optimalisasi tugas pokok dan fungsi
Dinas Kehutanan, menjamin keberadaan hutan dan aneka fungsi pemanfaatan hutan.
Penguatan ini meliputi : kompetensi aparatur, pemenuhan sarana-prasarana organisasi,
penguatan kebijakan dan pembiayaan.
Perencanaan yang telah ada dalam dokumen RTRW diperkuat dengan adanya
dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Output dari kegiatan KLHS adalah :
1) pengaruh kebijakan penataan ruang dalam Ranperda RTRWP Maluku terhadap kondisi
lingkungan hidup setempat, 2) rumusan penyempurnaan rencana tata ruang dalam
Peraturan Daerah RTRWP Maluku, dan 3) rekomendasi perbaikan kebijakan penataan ruang
dan pengintegrasian hasil KLHS. Sedangkan outcome dari KLHS ini adalah :
1) meningkatkan legitimasi dan kepercayaan publik terhadap Ranperda RTRWP Maluku,
karena KLHS harus dilakukan secara terbuka dengan melibatkan masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya. 2) terselenggaranya proses kajian pelaku pembangunan tentang
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan integrasinya dalam penyusunan Ranperda
RTRW Provinsi Maluku beserta implementasinya.
Dalam upaya peningkatan fungsi dan manfaat sumber daya hutan secara lestari, maka
keberadaan kawasan hutan akan tetap dipertahankan sesuai dengan fungsi pokok yang telah
ditetapkan dan daya dukung kawasan yang tersedia. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya hutan akan terus ditingkatkan melalui pengaturan kebijakan dan penerapan inovasi
teknologi dengan tetap menjaga keseimbangan fungsi ekonomi, ekologi dan sosial secara
maksimal dan lestari dalam dimensi pertumbuhan ekonomi dan pengelolaan.
2) Mengembangkan hasil hutan bukan kayu dan aneka usaha kehutanan, diarahkan
pada komoditi unggulan/khas pada setiap gugus pulau.
- Gugus Pulau I (P. Buru) akan dikembangkan kayu putih dengan sasaran
pengembangan silvikultur intensif (jenis unggulan, pengaturan jarak tanam
dan cara panen). Komoditi lain yang akan dikembangkan adalah gaharu dan
damar.
- Gugus Pulau II (Seram Barat) akan dikembangkan damar dengan sasaran
pengembangan silvikultur/perbanyakan tanaman dan jarak tanam serta cara
penyadapan. Komoditi lain yang akan dikembangkan adalah kayu putih dan
gaharu.
- Gugus Pulau IV (Seram Timur) akan dikembangkan budidaya gaharu, damar
dan madu.
- Gugus Pulau I,II,III,IV (P. Buru dan Seram) akan dikembangkan identifikasi
potensi, pengembangan dan peningkatan produksi hasil hutan bukan kayu
(kayu putih, rotan, damar, madu dan gaharu).
- Gugus Pulau V (P. Banda) akan dikembangkan gaharu.
- Gugus Pulau VII (P. Ambon dan Lease) akan dilaksanakan identifikasi potensi,
pengembangan dan peningkatan produksi gaharu, rotan, madu dan kayu
putih.
- Gugus Pulau VIII (Kep. Kei) akan dilaksanakan identifikasi potensi,
pengembangan dan peningkatan produksi rotan, kulit lawang dan gaharu.
- Gugus Pulau IX (Kep. Aru) akan dikembangkan rotan dan gaharu.
- Gugus Pulau X (Kep. Tanimbar) akan dikembangkan budidaya madu dan
gaharu.
- Gugus Pulau XI (Kep. Babar) akan diidentifikasi potensi, pengembangan dan
peningkatan budidaya madu dan minyak lawang.
- Gugus Pulau XII (Pp. Terselatan dan Wetar) akan dikembangkan madu dan
kayu putih.
c. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat diarahkan pada Desa/Kelompok/masyarakat yang telah
mendapat Hak Akses Perhutanan Sosial dari Kementerian LHK melalui fasilitasi,
pemberian pendampingan dan bantuan peralatan peningkatan ekonomi produktif
dalam mengelola hutannya.
II. “Meningkatkan keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang
proporsional” dicapai melalui :
a. Rehabilitasi Sumber Daya Hutan.
Rehabilitasi Sumber Daya Hutan, dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi hutan
(konservasi, lindung dan produksi) sebagaimana fungsi semula/sebenarnya. Kawasan
hutan Maluku yang membutuhkan penanganan Rehabilitasi seluas 299.607 ha
(semak belukar dan alang-alang).
Kebijakan Rehabilitasi Sumber Daya Hutan diarahkan pada (1) DAS prioritas guna
perlindungan sumber daya air, lahan masyarakat dan lahan kritis didalam dan diluar
kawasan pada seluruh gugus pulau; (2) Kawasan-kawasan lindung dalam rangka
perlindungan kelestarian lingkungan, sumber daya buatan dan nilai sejarah dalam
rangka pembangunan berkelanjutan; (3) hutan mangrove dalam rangka perlindungan
keanekaragaman hayati dan ekosistem pulau-pulau kecil.
Berdasarkan pendekatan gugus pulau, diprioritaskan pada seluruh gugus pulau.
Dalam melakukan pencegahan dan pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan akan
dibentuk Tim Pemadam Kebakaran Hutan (Manggala Agni) dan masyarakat peduli
api.
Konservasi sumber daya hutan diarahkan untuk pengembangan kawasan ekosistem
penting/esensial yang berada diluar kawasan konservasi dan perlindungan sumber
daya genetik hutan dalam rangka melindungi flora dan fauna endemik.
Dalam memberikan kontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) serta
meminimalisir dampak perubahan iklim di Provinsi Maluku maupun secara global
maka Dinas Kehutanan akan melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
melalui kegiatan sosialisasi, peningkatan kualitas penutupan lahan (pengamanan
hutan/kawasan hutan, pengembangan kawasan lindung), pengelolaan hutan
berbasis kearifan lokal (local wisdom), optimalisasi KPH dan Rencana Pembangunan
Rendah Karbon sektor kehutanan.
Kebijakan ini diarahkan pada gugus pulau I, II, III, IV, V, VII, VIII, IX, X, XI dan XII (P.
Buru, P. Seram, P. Ambon/PP. Lease, Kep. Kei, Kep. Aru, Kep. Tanimbar dan Kep.
Babar).
d. Penguatan Kelembagaan.
Penguatan kelembagaan diarahkan untuk menyiapkan sarana/prasarana, personil,
pembiayaan yang memadai disesuaikan dengan kebutuhan dan beban kerja.
Kebijakan ini diarahkan untuk :
- Organisasi Dinas Kehutanan dapat berjalan efektif, efisien dan optimal sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi.
- Aparatur Dinas Kehutanan yang kompeten dan inovatif yang didukung dengan
sistem kerja yang baik.
- Sarana dan prasarana kehutanan tersedia dan memadai.
Sasaran strategis yang akan dicapai dari pembangunan kehutanan di Provinsi Maluku
periode 2019-2024, adalah :
1. Meningkatnya Produktifitas Kehutanan. Sasaran strategis yang akan dilaksanakan :
a. Penertiban perijinan pemanfaatan hasil hutan, monitoring dan pengendalian
peredaran hasil hutan dengan indikator kinerja adalah peningkatan produksi hasil
hutan (Kayu/bukan kayu dan jasa lingkungan)
b. Meningkatnya Ekonomi Hutan melalui peningkatan akses kelola kawasan hutan oleh
masyarakat dengan indikator kinerja adalah jumlah kelompok pemberdayaan
masyarakat (Kelompok Tani Hutan).
c. Meningkatnya kemantapan dalam pengelolaan kawasan hutan sebagai dasar
penyiapan prakondisi pengelolaan sumber daya hutan dengan indikator kinerja
adalah terkelolanya kawasan hutan secara lestari pada tingkat tapak melalui UPTD
KPH.
2. Meningkatnya kinerja OPD Dinas Kehutanan dan UPTD KPH. Sasaran strategis yang
akan dilaksanakan :
a. Penambahan sarana dan prasarana serta aparatur sipil negara (ASN) dengan
indikator terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung administrasi perkantoran
dan sarana dan prasarana aparatur.
b. Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur kehutanan dengan indikator kinerja
adalah terpenuhinya kompetensi aparatur pada Dinas Kehutanan dan UPTD KPH.
c. Peningkatan kualitas pengelolaan KPH melalui pembangunan kantor UPTD KPH di
tingkat tapak dengan indikator adalah jumlah bagunan KPH yang terbangun.
4. Pemberian Akses legal kepada masyarakat melalui skema perhutanan sosial, Sasaran
strategis yang akan dilaksanakan :
a. Terbangunnya 73 unit Perhutanan Sosial (HKm, HTR, HD, HA dan pola kemitraan)
secara mandiri melalui fasilitasi dan pendampingan oleh penyuluh.
b. Pengelolaan areal PS dengan sistem agroforestri dan pemberian izin Pemanfaatan
potensi yang terkandung di dalam areal perhutanan sosial.
Tujuan dan Sasaran yang telah dirumuskan dalam dokumen RPJMD disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU TAHUN 2019-2024
Untuk mencapai tujuan dan sasaran RPJMD Tahun 2019-2024, strategi dan arah kebijakan
pembangunan daerah sektor kehutanan, dirumuskan sebagai pedoman implementasi melalui
program pembangunan daerah yang akan dilaksanakan selama periode lima tahun mendatang.
Penjabaran Strategi dan Arah Kebijakan disajikan pada Tabel 14.
Visi : “ MALUKU YANG TERKELOLA SECARA JUJUR, BERSIH DAN MELAYANI, TERJAMIN
DALAM KESEJAHTERAAN DAN BERDAULAT ATAS GUGUSAN KEPULAUAN ”
Pemantapan Kawasan
Hutan
Rencana program dan kegiatan dalam Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Maluku merupakan
penjabaran dari RPJMD Provinsi Maluku Periode Tahun 2019-2024 yang menunjang secara
langsung pencapaian Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Periode 2019-2024.
Adapun Program dan Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
1. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan dengan sasaran meningkatnya koordinasi
dan sinkronisasi dengan sektor lain serta meningkatkan performance pengelolaan hutan,
meliputi kegiatan :
a. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
b. Optimalisasi PNBP
c. Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan
d. Identifikasi dan Inventarisasi Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu
e. Pengembangan Sarana dan Prasarana Usaha Ekonomi Produktif melalui KTH
f. Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Kawasan Hutan Non Prosedural
g. Pembinaan dan Pengendalian Pengelolaan IUIPHHK
h. Identifikasi Keberadaan Masyarakat Hukum Adat
i. Sekolah lapang bagi Masyarakat, Kelompok Tani Hutan dan Pendamping Perhutanan
Sosial.
j. Pengembangan Jasa Lingkungan
Indikator kinerja yang ditetapkan adalah terlaksananya pemanfaatan potensi sumber daya
hutan kayu dan non kayu secara efektif dan efisien pada 15 unit IUPHHK-HA/HT, 47 Unit
IUIPHHK, Pemantauan Kawasan Hutan di 11 Kabupaten/Kota dan Pemberdayaan Masyarakat.
Dengan total jumlah pendanaan sampai tahun ke-5 sebesar Rp.55.864.426.000,- (rincian dapat
dilihat pada Lampiran 3).
3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan (SDH), dengan sasaran
meningkatnya Penegakan Hukum dalam Perlindungan Hutan, Efektifitas Penanggulangan
Kebakaran Hutan dan Lahan, meminimalkan kerusakan hutan, Pemulihan Cadangan Sumber
Daya Alam dan berkontribusi terhadap Penurunan Emisi GRK, meliputi kegiatan :
a. Patroli Pengamanan Hutan
b. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
c. Peningkatan Kapasitas Satgas kebakaran hutan
d. Sosialisasi Dampak Kerusakan Hutan
e. Penyelesaian Kasus Hukum Bidang Kehutanan
f. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
g. Identifikasi dan Inventarisasi Kawasan bernilai Ekosistem Penting
h. Konservasi sumber daya genetik.
i. Pembentukan Satuan Pengamanan Hutan Negeri melalui peranan kewang
j. Perlindungan dan pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)
k. Rapat Koordinasi Pejabat Penegak hukum Bidang Kehutanan
l. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Kehutanan
4. Program Perhutanan Sosial dengan sasaran pemberian akses legal kepada masyarakat sekitar
hutan melalui skema perhutanan sosial, meliputi kegiatan :
a. Sosialisasi dan Koordinasi Penyiapan dan Pemberian Akses Perhutanan Sosial
b. Fasilitasi proses perijinan dan verifikasi teknis calon areal Perhutanan Sosial
c. Pengelolaan Perhutaan Sosial dengan sistem Agroforestri
Indikator kinerja yang ditetapkan adalah terkelolahnya areal Perhutanan Sosial sebanyak 73
unit secara mandiri, dengan total jumlah pendanaan sampai tahun ke-5 sebesar
Rp.7.369.667.000,- (rincian dapat dilihat pada Lampiran 3).
8. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan sasaran pemenuhan sarana dan
prasarana kerja organisasi, meliputi kegiatan-kegiatan :
a. Pengadaan Kendaraan Dinas /Operasional
b. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
c. Pengadaan Meubeler
d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung kantor
e. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
f. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung kantor
g. Peningkatan Kualitas Pengelolaan Hutan melalui Pembangunan Resord KPH
Indikator kinerja Dinas Kehutanan merupakan tolak ukur yang digunakan untuk memberikan
gambaran keberhasilan pencapaian visi dan misi pada akhir Renstra. Dalam penetapan indikator
kinerja sasaran dilakukan dengan mempertimbangkan indikator khusus, terukur, dapat dicapai,
rasional dan memperhitungkan waktu pencapaian dengan tetap bersumber pada aspek
pencapaian program dan kegiatan. Indikator kinerja Dinas Kehutanan disajikan pada Tabel 15
dan 16.
KONDISI KONDISI
KINERJA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KINERJA
PADA PADA
NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN
AWAL AKHIR
PERIODE PERIODE
2019 2020 2021 2022 2023
2018 (2024)
Luas lahan kritis yang
1 Ha 252 820 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
direhabilitasi
Jumlah Izin Usaha
2 Pemanfaatan Hasil Hutan Unit 13 13 13 14 14 15 15
Kayu (IUPHHK)
Jumlah Izin Usaha
3 Industri Primer Hasil Unit 47 47 47 48 48 49 49
Hutan Kayu (IUIPHHK)
Jumlah Dana
perimbangan dari
4 Rp.M 5 5 5,5 6 6,5 7 7
Pungutan PSDH-DR /
Penyaluran
Pemberdayaan
5 masyarakat sekitar Kelp 10 10 13 14 15 15 16
kawasan hutan
Peningkatan Pengelolaan
6 Unit 2 2 2 4 4 4 4
Hutan Melalui KPH
Capaian penyelesaian
kasus perambahan
7 hutan, kawasan hutan Kasus 2 2 2 2 2 2 2
dan hasil hutan / illegal
logging
Menurunnya laju
8 kerusakan kawasan % 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
hutan
Kontribusi Kehutanan
9 % 0,52 0,52 0,52 0,53 0,53 0,53 0,53
terhadap PDRB Maluku
Persentase program yang
12 % 100 100 100 100 100 100 100
tercapai
TENTANG
GUBERNUR MALUKU,
MEMUTUSKAN :
BAB I KETENTUAN
UMUM Pasal 1
36. Tempat Pengumpulan Kayu yang selanjutnya disingkat TPn adalah tempat
untuk pengumpulan kayu-kayu hasil penebangan disekitar petak kerja
tebangan yang bersangkutan
37. Tempat Penimbunan Kayu Hutan yang selanjutnya disebut TPK Hutan adalah
tempat milik pemegang izin yang berfungsi menimbun Kayu Bulat (KB) / Kayu
Bulat Sedang (KBS) / Kayu Bulat Kecil (KBK) dari beberapa TPn, yang
lokasinya berada dalam areal pemegang izin;
38. Tempat Penimbunan Kayu Antara yang selanjutnya disebut TPK Antara
adalah tempat untuk menampung Kayu Bulat (KB) dan atau KBS dan atau
KBK dari satu pemegang izin atau lebih dari satu pemegang izin yang
merupakan grup, baik berupa logpond atau logyard, yang lokasinya di luar
areal pemegang izin dan berada pada hutan produksi dan atau diluar
kawasan hutan;
39. Tempat Penimbunan Kayu Industri yang selanjutnya disebut TPK Industri
adalah tempat penimbunan KB dan atau KBS dan atau KBK di air atau di
darat (Logpond / Logyard) yang berada dilokasi industri dan atau
sekitarnya;
40. Polisi Kehutanan yang selanjutnya disingkat POLHUT adalah Pejabat
Kehutanan tertentu yang mempunyai wewenang Kepolisian Khusus;
41. Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya singkat PPNS adalah
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan instansi kehutanan pusat atau daerah
yang oleh dan atas kuasa undang–undang memiliki wewenang khusus
sebagai penyidik;
42. Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang selanjutnya
disingkat GANISPHPL adalah petugas perusahaan pemegang izin dibidang
pengelolaan dan pemanfaatan hutan produksi lestari yang memiliki
kompetensi dibidang pengelolaan hutan produksi lestari sesuai dengan
kualifikasinya;
43. Pengawas Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang selanjutnya
disingkat WAS-GANISPHPL adalah Pegawai Kehutanan yang memiliki
kompetensi dibidang pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan hutan
produksi lestari sesuai dengan kualifikasinya yang diangkat dan diberhentikan
oleh Kepala Balai atas nama Direktur Jenderal;
44. Pengukuran Hasil Hutan adalah kegiatan untuk menetapkan jumlah, jenis
dan volume/berat dari hasil hutan;
45. Pengujian hasil hutan adalah kegiatan untuk menetapkan jumlah, jenis,
volume/berat dan mutu (kualitas) hasil hutan;
46. Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) adalah pungutan yang dikenakan
kepada pemegang izin sebagai pengganti nilai intristik dari hasil hutan yang
dipungut dari Negara;
47. Dana Reboisasi (DR) adalah dana untuk reboisasi, rehabilitasi serta
kegiatan pendukungnya yang dipungut dari pengelolaan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan dari hutan alam yang berupa kayu;
48. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH) adalah pungutan yang
dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanfaatan hutan atas suatu
kawasan hutan tertentu, yang dilakukan sekali pada saat izin tersebut
diberikan;
49. Penggantian Nilai Tegakan (PNT) adalah salah satu kewajiban PSDH dan DR
yang harus dibayar kepada Negara akibat dari Izin Pemanfaatan kayu,
penggunaan kawasan hutan melalui izin pinjam pakai dan dari areal
kawasan hutan yang telah dilepas dan dibebani HGU yang masih terdapat
hasil hutan kayu dari pohon yang tumbuh secara alami termasuk pada
lahan milik/dikuasai sebelum diterbitnya alas title dan kegiatan lainnya
sesuai ketentuan perundang-undangan;
50. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan (DBH-SDA) adalah Bagian
Daerah yang berasal dari Penerimaan Sumber Daya Alam Kehutanan;
51. Pengolahan Hasil adalah proses perubahan bentuk dari bahan baku (hasil
hutan) menjadi barang setengah jadi atau barang jadi;
52. Peredaran Hasil adalah rangkaian proses pengangkutan, penguasaan /
pemilikan hasil yang dilengkapi dengan Surat Keterangan Sahnya Hasil
Hutan;
53. Pembinaan Hutan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memelihara dan
memperbaiki sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan dimana kegiatan-kegiatan berupa perlindungan, pengamanan,
rehabilitasi, penyuluhan dan pengembangan;
54. Perlindungan Hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh
perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan
penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat
dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta
perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan;
55. Pengamanan Hutan adalah bagian dari kegiatan perlindungan hutan yang
bertujuan untuk melindungi hutan dari kerusakan akibat perbuatan
manusia, ternak, dan kebakaran;
56. Rehabilitasi Hutan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas
dan perannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap
terjaga;
57. Pengembangan adalah usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan menuju ke-arah yang lebih baik dalam rangka menjalankan
pranata sosial (sistem perilaku) untuk memenuhi kebutuhan dalam
masyarakat;
58. Pemanfaatan dan Pengembangan Hasil adalah kegiatan unutk
memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa kayu dan non kayu
dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokok;
59. Tenaga Teknis (tenaga teknis kehutanan) adalah petugas yang memiliki
kompetensi dan kualifikasi dalam bidang perencanaan, pengelolaan hutan
dan pemanfaatan hutan; dan
60. Peralatan adalah jenis peralatan yang harus mendapatkan izin untuk
kegiatan IUPHHK pada hutan alam, kegiatan IPK atau pemegang lelang
yaitu : traktor, grader, dump-truck, shovel, skidder, excavator, skyline, log-
loader, logging truck, crane, lokomotif dan helicopter serta alat yang
digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon seperti
gergaji rantai (chainsaw).
BAB II SUSUNAN
ORGANISASI Pasal 2
BAB III
Bagian Pertama
KEPALA DINAS
Pasal 3
Bagian Kedua
SEKRETARIAT
Pasal 4
Paragraf 1
Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
Pasal 5
(1) Sub Bagian Kepegawaian dan Umum pada Sekretariat Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan dan
mengelola layanan administrasi kepegawaian dan umum di lingkungan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku untuk memberikan pelayanan prima di bidang kepegawaian
dan umum.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Kepegawaian dan Umum sesuai
Rencana Operasional Sekretariat Dinas Kehutanan Provinsi Maluku
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
c. membimbing bawahan di lingkup Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
dalam melaksanakan tugas berdasarkan tugas dan fungsinya agar target
kinerja dapat tercapai sesuai rencana yang telah ditetapkan;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Sub Bagian Kepegawaian dan
Umum sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar
terhindar dari kesalahan;
e. menyusun bahan pembinaan kepegawaian, organisasi dan analisis
jabatan, tatalaksana, perencanaan diklat dan pengembangan sumber
daya aparatur di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai
ketentuan yang berlaku untuk pengembangan organisasi ke depan;
f. mengelola layanan administrasi kepegawaian, kearsipan, ketatausahaan,
pembinaan disiplin pegawai ASN di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sesuai ketentuan yang berlaku untuk memberikan
pelayanan prima kepada pegawai ASN;
g. mengelola urusan kerumah-tanggaan, perlengkapan dan umum,
perjalanan dinas, kerjasama, kehumasan dan protokoler di lingkungan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai ketentuan yang berlaku untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
h. menyusun data, informasi dan dokumentasi di lingkup Sub Bagian
Kepegawaian dan Umum sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
untuk dijadikan database kepegawaian dan umum;
i. mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Sub Bagian Kepegawaian dan
Umum dengan cara membandingkan antara program kerja dan kegiatan
yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan rencana kerja
yang akan datang;
j. membuat laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Sub Bagian
Kepegawaian dan Umum sesuai ketentuan yang berlaku baik secara
berkala maupun sewaktu-waktu kepada pimpinan sebagai bentuk
akuntabilitas kinerja; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Paragraf 2
Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Pasal 6
(1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan pada Sekretariat Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas menyusun program dan
kegiatan serta evaluasi dan pelaporan di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai target
kinerja yang telah ditetapkan.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan sesuai Rencana Operasional Sekretariat Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan di Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
c. membimbing bawahan di lingkungan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan dalam melaksanakan tugas berdasarkan tugas dan
fungsinya agar target kinerja dapat tercapai sesuai rencana yang telah
ditetapkan;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. menyusun program, kegiatan dan anggaran berdasarkan Rencana Kerja
(Renja) Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas;
f. melaksanakan penyusunan Renstra dan Renja, IKU, SAKIP dan PK serta
LPPD dan LKPJ sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk
optimalisasi pelaksanaan tugas;
g. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program,
kegiatan dan anggaran secara berkala di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sesuai ketentuan yang berlaku agar pengelolaan program,
kegiatan dan anggaran terlaksana sesuai perencanaan;
h. menyusun data, informasi dan dokumentasi di lingkungan Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
sebagai pedoman dalam penyusunan data statistik sektoral di bidang
kehutanan;
i. mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Sub Bagian Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan dengan cara membandingkan antara program
kerja dan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan
kegiatan dan rencana kerja yang akan datang;
j. membuat laporan pelaksanaan tugas di lingkup Sub Bagian Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan sesuai ketentuan yang berlaku baik secara berkala
maupun sewaktu-waktu kepada pimpinan sebagai bentuk akuntabilitas
kinerja; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Paragraf 3
Sub Bagian Keuangan dan Aset
Pasal 7
(1) Sub Bagian Keuangan dan Aset pada Sekretariat Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan dan mengelola
penatausahaan keuangan dan Aset di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. merencanakan kegiatan Sub Bagian Keuangan dan Aset sesuai Rencana
Operasional Sekretariat Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan di Sub Bagian Keuangan dan Aset
sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
c. membimbing bawahan di lingkup Sub Bagian Keuangan dan Aset dalam
melaksanakan tugas berdasarkan tugas dan fungsinya agar target
kinerja dapat tercapai sesuai rencana yang telah ditetapkan;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Sub Bagian Keuangan dan
Aset sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar
dari kesalahan;
e. mengelola penatausahaan keuangan di lingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku, baik yang bersumber dari Anggaran APBN, APBD
maupun sumber lainnya sesuai ketentuan yang berlaku untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
f. mengelola penatausahaan aset di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi
Maluku sesuai ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan
tugas;
g. mengelola data keuangan dan aset secara manual maupun elektronik
di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku sesuai ketentuan yang
berlaku untuk dijadikan bahan dalam penyusunan anggaran dan aset;
h. menyusun laporan keuangan dan aset di lingkungan Dinas kehutanan
Provinsi Maluku sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai
bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan aset;
i. membuat laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Sub Bagian Keuangan
dan Aset sesuai ketentuan yang berlaku baik secara berkala maupun
sewaktu-waktu kepada pimpinan sebagai bentuk akuntabilitas kinerja; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Bagian Ketiga
BIDANG PERENCANAAN HUTAN
Pasal 8
Paragraf 1
Seksi Perencanaan dan Tata Hutan
Pasal 9
(1) Seksi Perencanaan dan Tata Hutan pada Bidang Perencanaan Hutan Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
pemantauan serta evaluasi di bidang perencanaan dan tata hutan sesuai
ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Perencanaan dan Tata Hutan
berdasarkan rencana operasional Bidang Perencanaan Hutan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Perencanaan dan Tata Hutan;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Perencanaan dan
Tata Hutan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan agar
pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup tugas Seksi Perencanaan dan
Tata Hutan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar
terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam rangka koordinasi, bimbingan teknis dan
evaluasi terhadap penatagunaan hutan, penyusunan dan pelaksanaan
rencana pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh KPHP dan/atau
KPHL, pengembangan promosi, investasi, kerja sama dan kemitraan,
kelembagaan KPH dan sistem informasi tata hutan KPHP dan/atau
KPHL dalam 1 (satu) Provinsi sesuai ketentuan yang berlaku agar
program kerja dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel;
f. menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan rencana kehutanan dan
neraca sumber daya hutan provinsi sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku agar program kerja dapat dilaksanakan secara efektif, efisien
dan akuntabel;
g. menyiapkan bahan dalam rangka pengelolaan sistem data dan informasi
kehutanan, pemberian izin, pembuatan dan penggunaan koridor,
monitoring dan pengawasan izin koridor tingkat provinsi dan penilaian
penyusunan dan penetapan rencana kerja tahunan izin usaha
kehutanan dan IPK sesuai ketrentuan yang berlaku agar program kerja
dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel; ;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Perencanaan dan
Tata Hutan dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam
rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Perencanaan dan
Tata Hutan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai
akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Paragraf 2
Seksi Penggunaan dan Perubahan Kawasan Hutan
Pasal 10
Paragraf 3
Seksi Hutan Adat dan Tenurial
Pasal 11
(1) Seksi Hutan Hutan Adat dan Tenurial pada Bidang Perencanaan Hutan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang hutan adat dan tenurial
sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Hutan Adat dan Tenurial berdasarkan
rencana operasional Bidang Perencanaan Hutan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Hutan Adat dan Tenurial sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Hutan Adat
dan Tenurial sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan agar
pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Hutan Adat dan
Tenurial sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar
terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam pelaksanaan fasilitasi dan pendampingan
penetapan dan pengakuan masyarakat hukum adat, dan serta
pengelolaan hutan adat, serta penanganan konflik tenurial;
f. menyiapkan bahan dalam pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan
dengan tujuan khusus untuk religi dan pengembangan kerjasama/
kemitraan dalam pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus
untuk religi dalam Provinsi;
g. monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan hutan adat dan
pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus untuk religi dalam
Provinsi;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Hutan Adat dan
Tenurial dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka
perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Hutan Adat dan
Tenurial sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai
akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Bagian Keempat
BIDANG PEMANFAATAN HUTAN
Pasal 12
Paragraf 1
Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Pasal 13
(1) Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Bidang Pemanfaatan Hutan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang pemanfaatan hasil hutan
kayu sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
berdasarkan rencana operasional Bidang Pemanfaatan Hutan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan
agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar
terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan dan pengendalian
pelaksanaan perizinan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan
pemungutan hasil hutan kayu di wilayah provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam rangka pemberian pertimbangan teknis,
evaluasi pelaksanaan izin pemungutan hasil hutan kayu pada hutan
produksi, izin usaha pemanfaatan hutan, izin pinjam pakai kawasan
hutan (IPPKH), izin pemanfaatan kayu dan pohon tumbuh alami pada
pemegang hak atas tanah di wilayah provinsi;
g. menyiapkan bahan dalam rangka pengawasan dan pengendalian tenaga
teknis PHPL dan sarana prasarana pemanfaatan hasil hutan kayu;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam
rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkungan Seksi Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku
sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang;
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Paragraf 2
Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan
Pasal 14
(1) Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan pada
Bidang Pemanfaatan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di
bidang pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan sesuai
ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan
Kayu dan Jasa Lingkungan berdasarkan rencana operasional Bidang
Pemanfaatan Hutan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan
sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan
berjalan tertib dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Pemanfaatan
Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Pemanfaatan Hasil
Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam rangka penilaian dan evaluasi perizinan usaha
pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan kecuali pemanfaatan penyimpan
selain karbon, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, pemungutan hasil
hutan bukan kayu pada Hutan Produksi di wilayah Provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam rangka pemberian pertimbangan teknis izin
usaha pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan kecuali pemanfaatan
penyimpan selain karbon, izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan
kayu, pemungutan hasil hutan bukan kayu pada hutan produksi dan
hutan lindung di wilayah provinsi;
g. menyiapkan bahan dalam rangka pengembangan hasil hutan bukan
kayu dan jasa lingkungan serta pengawasan dan pengendalian tenaga
teknis PHPL dan sarana prsarana pemanfaatan kawasan, jasa
lingkungan kecuali pemanfaatan penyimpan selain karbon dan
pemungutan hasil hutan bukan kayu di wilayah provinsi;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Pemanfaatan Hasil
Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan dengan cara mengidentifikasi
hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Pemanfaatan
Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana
kegiatan mendatang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Paragraf 3
Seksi Pengolahan, Pemasaran dan PNBP
Pasal 15
(1) Seksi Pengolahan, Pemasaran dan PNBP pada Bidang Pemanfaatan Hutan
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang pengolahan, pemasaran
dan PNBP sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang
optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Pengolahan, Pemasaran dan PNBP
berdasarkan rencana operasional Bidang Pemanfaatan Hutan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Pengolahan, Pemasaran dan PNBP sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Pengolahan,
Pemasaran dan PNBP sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang
diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Pengolahan, Pemasaran
dan PNBP sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar
terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam rangka penilaian dan evaluasi perizinan
industri primer hasil hutan bukan kayu dengan kapasitas < 6000 m³/
tahun, dan perizinan industri primer hasil hutan bukan kayu serta
pengendalian dan pengawasan sumber bahan baku penatausahaan dan
peredaran pengolahan hasil hutan kayu dari industri primer hasil hutan
kayu dan hasil hutan bukan kayu di wilayah provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam rangka promosi hasil hutan, pengawasan dan
pengendalian penatausahaan hasil hutan, iuran kehutanan, dan
peredaran hasil hutan di wilayah provinsi;
g. menyiapkan bahan dalam rangka menyiapkan bahan dalam rangka
pengawasan dan pengendalian tenaga teknis PHPL dan sarana prasarana
industri primer hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu;
Pasal 16
(1) Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan
dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem pada Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai tugas melaksanakan penyusunan,
pelaksanaan kebijakan dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan
dan evaluasi di bidang pengelolaan daerah aliran sungai, rehabilitasi hutan
dan lahan dan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem sesuai
ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana operasional di Bidang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistem berdasarkan program kerja Dinas
Kehutanan Provinsi Maluku serta petunjuk pimpinan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan tugas kepada bawahan di lingkup Bidang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sesuai dengan tugas pokok
dan tanggungjawab yang ditetapkan agar tugas yang diberikan dapat
berjalan efektif dan efisien;
c. memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkup
Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan
dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sesuai dengan
peraturan dan prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan tugas;
d. menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Bidang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem secara berkala sesuai dengan
peraturan dan prosedur yang berlaku untuk mencapai target kinerja
yang diharapkan;
e. merumuskan penyusunan kebijakan, koordinasi, bimbingan teknis dan
evaluasi dalam pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), pembentukan
forum pengelolaan DAS, dan sistem informasi pengelolaan DAS di
wilayah Provinsi;
f. merumuskan penyusunan kebijakan, koordinasi, bimbingan teknis dan
evaluasi rehabilitasi lahan, rehabilitasi lahan di kawasan bergambut,
mangrove dan pantai/pesisir, penghijauan/penanaman, penerapan
teknik konservasi tanah dan air di luar kawasan hutan negara serta
pelaksanaan perbenihan tanaman hutan, sumber daya genetik tanaman
hutan, sertfikasi sumber benih dan mutu tanaman hutan dalam wilayah
Provinsi;
g. merumuskan perumusan kebijakan, bimbinag teknis dan evaluasi,
pembinaan dan pengendalian dalam pemanfaatan tumbuhan dan satwa
liar yang tidak di lindungi tidak masuk lanpiran (Appendix) CITES serta
pengelolaan kawasan bernilai ekosistem penting dan daerah penyangga
kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam, pembentukan
forum kolaborasi dalam perlindungan kawasan bernilai penting dan
pengendalian dampak perubahan iklin dan pencemaran lingkungan di
wilayah Provinsi;
h. mengkoordinasikan pelaksanaan program kerja di lingkup Bidang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem maupun instansi
teknis terkait sesuai ketentuan yang berlaku agar program kerja dapat
dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel;
i. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Bidang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem dengan cara
membandingkan antara program kerja dan kegiatan yang telah
dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan rencana kerja yang
akan datang;
j. menyusun laporan pelaksanaan tugas Bidang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistem sesuai dengan tugas yang telah
dilaksanakan secara berkala sebagai bentuk akuntabilitas kinerja; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Paragraf 1
Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Pasal 17
(1) Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai pada Bidang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistem Dinas Kehutanan Provinsi Maluku mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di
bidang pengelolaan daerah aliran sungai sesuai ketentuan yang berlaku
untuk mencapai kinerja yang optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
berdasarkan rencana operasional Bidang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistem sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang
diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar
terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam penyusunan dan penetapan Rencana
Pengelolaan DAS, pelaksanaan pengelolaan DAS dan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan pengelolaan DAS di wilayah Provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam pembentukan forum pengelolaan DAS,
Penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan DAS di
wilayah Provinsi;
g. menyiapkan bahan dalam pembangunan sistem infromasi pengelolaan
DAS di wilayah Provinsi;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam
rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang;
dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Paragraf 2
Seksi Perbenihan dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Pasal 18
(1) Seksi Perbenihan dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada Bidang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
pemantauan serta evaluasi di bidang perbenihan dan rehabilitasi hutan
dan lahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang
optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Perbenihan dan Rehabilitasi Hutan
dan Lahan berdasarkan rencana operasional Bidang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistem sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Perbenihan dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan sesuai dengan tugas
dan tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan
lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Perbenihan dan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Perbenihan dan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam Rencana Pengelolaan Rehabiltasi di Lahan
(RPRL) dan Rencana Tahunan Rehabilitasi Lahan (RTnRL) di luar
kawasan hutan negara dan pelaksanaan rehabilitasi lahan di luar
kawasan hutan negara serta pelaksanaan rehabilitasi lahan melalui
penghijauan (pembangunan hutan rakyat, hutan kota, dan lingkungan),
Penerapan teknik konservasi tanah dan air, dan Rehabilitasi lahan di
kawasan bergambut, mangrove dan pantai/pesisir di wilayah Provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam rangka pengembangan kegiatan pendukung,
dan pengembangan insentif rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan
negara serta bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi
lahan di luar kawasan hutan negara di wilayah Provinsi;
g. menyiapkan bahan dalam penetapan areal lokasi sumber daya genetik,
perbenihan tanaman hutan, sertifikasi sumber benih dan mutu benih
tanaman hutan serta bimbingan dan evaluasi pelaksanaan perbenihan
tanaman hutan, sumber daya genetik tanaman hutan, dan sertifikasi
sumber benih dan mutu benih tanaman hutan di wilayah Provinsi;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Pembenihan dan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan cara mengidentifikasi hambatan
yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Pembenihan dan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan
mendatang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Paragraf 3
Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem
Pasal 19
(1) Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem pada Bidang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Dinas Kehutanan
Provinsi Maluku mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
pemantauan serta evaluasi di bidang konservasi sumber daya alam hayati
dan ekosistem sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai kinerja yang
optimal.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistem berdasarkan rencana operasional Bidang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sesuai
dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan
tertib dan lancar;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Seksi Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. memeriksa hasil kerja bawahan di lingkup Seksi Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistem sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. menyiapkan bahan dalam rangka bimbingan teknis dan evaluasi
perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari TAHURA
lintas Daerah Kabupaten/Kota serta pembinaan dan pengendalian dalam
pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi/tidak
masuk lampiran (Appendix) CITES dalam Provinsi;
f. menyiapkan bahan dalam rangka identifikasi areal dan pihak terkait
dalam kawasan bernilai ekosistem penting, pelaksanaan pengelolaan
kawasan bernilai ekosistem penting dan daerah penyangga kawasan
suaka alam dan kawasan pelestarian alam, dan pembentukan forum
kolaborasi perlindungan kawasan bernilai ekosistem penting serta
pengendalian dampak perubahan iklim dan pencemaran lingkungan di
wilayah Provinsi;
g. monitoring dan evaluasi perlindungan kawasan bernilai ekosistem
penting dan daerah penyangga kawasan suaka alam dan kawasan
pelestarian alam;
h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Seksi Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistem dengan cara mengidentifikasi
hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;
i. membuat laporan pelaksanaan kinerja di lingkup Seksi Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana
kegiatan mendatang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Bagian Keenam
BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN, PENYULUHAN
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ADAT
Pasal 20
Paragraf 1
Seksi Pengamanan Hutan dan Penegakan Hukum
Pasal 21
Paragraf 2
Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Pasal 22
Pasal 23
BAB IV TATA
KERJA Pasal
24
Pasal 25
(1) Setiap Kepala Dinas Daerah wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
secara berkala berdasarkan Peraturan Perundang-undangan kepada
Sekretaris Daerah melalui Asisten Sekretaris Daerah yang selanjutnya
ditampung dan diolah sebagai laporan Sekretaris Daerah kepada Gubernur.
(2) Setiap laporan yang diterima secara berjenjang dapat diolah dan
dipergunakan sebagai bahan pelaporan lebih lanjut dan dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam penyusunan dan perumusan kebijakan daerah.
Pasal 26
BAB V
Pasal 27
(1) Pada Dinas Daerah ditempatkan Aparatur Sipil Negara dalam jabatan
fungsional berdasarkan Peraturan Perundang-undangan sesuai
kebutuhan, beban kerja dan kemampuan keuangan daerah.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Pemerintahan Daerah sesuai dengan keahlian dan keterampilan
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang
jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang
keahlian dan keterampilannya.
BAB VI KETENTUAN
LAIN–LAIN Pasal 28
(1) Ketentuan mengenai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan Cabang
Dinas akan diatur dengan Peraturan Gubernur tersendiri.
(2) Dengan berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka Peraturan Gubernur
Maluku Nomor 29 Tahun 2015 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku (Berita Daerah Provinsi Maluku Tahun
2015 Nomor 29) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
PENUTUP Pasal 29
Ditetapkan di Ambon
pada tanggal 31 Maret 2017
ttd
SAID ASSAGAF
Diundangkan di Ambon
pada tanggal 31 Maret 2017
ttd
HAMIN BIN THAHIR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM / KEGIATAN AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR
Kehutanan
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Pemanfaaran Terlaksananya
Pengelolaan Produktifitas Potensi Sumber Daya pemanfaatan potensi
Sumber Daya Kehutanan Hutan sumber daya hutan
Hutan yang kayu/non kayu secara Gugus
400.338 m3 302.000 304.000 306.000 308.000 310.000 310.000
Berkelanjutan efektif dan efisien pada 13 7.457.506 7.393.803 8.819.493 9.260.467 9.723.491 10.209.665 Dishut Pulau I s/d
789,11 Ton 790 800 810 820 830 830
Unit IUPHHK-HA/HT, 47 IX
unit IUIPHHK dan
Penggunaan Kawasan
Hutan
Pengembangan Hasil Hutan Terlaksananya
Gugus Pulau
Bukan Kayu (HHBK) Pengembangan HHBK
I, II, III, IV,
(Gaharu) - Lokasi 10 3.069.655 18 2.070.820 18 2.449.361 18 2.571.829 18 2.700.421 18 2.835.442 Dishut
V, VII, VIII,
IX, X, XI, XII
Optimalisasi PNBP Terlaksananya Rekonsiliasi
Penerimaan Iuran
Kehutanan antara Dinas Gugus Pulai
1 Tahun 1 594.300 1 750.000 1 787.500 1 826.875 1 868.219 1 911.630 Dishut
Kehutanan Provinsi, Wajib I s/d IX
Bayar dan Pusat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Meningkatkan Meningkatnya Program Rehabilitas Hutan Terehablitasinya hutan
Keberadaan kuantitas dan dan Lahan dan lahan pada lahan kritis
Hutan dengan kualitas hutan dan terlaksananya Gugus
luasan yang berbasis kegiatan penunjang RHL 299.607 820 14.500.794 1.000 22.953.453 1.000 26.400.652 1.000 27.720.687 1.000 29.106.722 1.000 30.562.060 Dishut Pulau I s/d
cukup dan kepulauan IX
sebaran yang
proporsional
Pembinaan, Pengendalian Terkendalinya rehabilitasi
dan Pengawasan Gerakan lahan kritis Gugus Pulai
15.000 ank 1.000 419.497 - - 1.000 110.000 1.000 115.500 1.000 121.275 1.000 127.339 Dishut
RHL I s/d IX
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Monitoring, Evaluasi, Terkendalinya kegiatan RHL
Pembinaan dan di Kabupaten Kota
Gugus Pulai
Pengendaliaan Pelaksanaan 11 Kab/Kota 11 403.539 11 448.037 11 635.439 11 667.211 11 700.571 11 735.600 Dishut
I s/d IX
RHL dan Dana DBH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Patroli Pengamanan Hutan Terlaksananya Pengamanan
Gugus Pulai
Hutan 6 Kab/Kota 11 435.870 9 760.956 9 1.074.004 9 1.127.704 9 1.184.089 9 1.243.294 Dishut
I s/d IX
Sosialisasi Mitigasi dan terlaksananya sosialisasi
Gugus Pulai
Adaptasi Perubahan iklim mitigasi dan adaptasi 1 Kali 1 225.500 1 185.500 1 194.775 1 204.514 1 214.739 1 225.476 Dishut
I s/d IX
perubahan iklim
Pembentukan Satuan Terciptanya sinergritas
Pengamanan Hutan Negeri pengamanan dan Gugus Pulai
Melalui Peranan kewang perlindungan hutan - Lokasi - - - - 1 120.000 1 126.000 1 132.300 1 138.915 Dishut
I s/d IX
berbasis pranata adat
Rapat Koordinasi Pejabat Terciptanya sinergritas
Penegak hukum Bidang antar Pejabat Hukum
Gugus Pulai
Kehutanan Bidang Kehutanan lintas - Keg. - - - - 2 170.000 2 178.500 2 187.425 2 196.796 Dishut
I s/d IX
Lembaga/Instansi Penegak
Hukum
Penyusuan Rancangan Tersusunanya Peraturan
Peraturan Daerah tentang Daerah di Bidang Gugus Pulai
- Perda - - - - 1 500.000 1 525.000 1 551.250 1 578.813 Dishut
Kehutanan Kehutanan I s/d IX
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Pelayanan Tingkat Pemenuhan
Pengelolaan kinerja OPD Administrasi Perkantoran operasional perkantoran Gugus
Sumber Daya Dishut dan UPTD 100% 100 2.480.047 100 6.475.705 100 7.129.490 100 7.485.965 100 7.860.263 100 8.253.276 Dishut Pulau I s/d
Hutan yang KPH IX
Berkelanjutan
Penyediaan Jasa Surat Jumlah surat terkirim selama
Gugus Pulai
Menyurat 1 tahun 3500 Buah 3.500 10.700 3.500 10.700 9.500 16.735 9.500 17.572 9.500 18.450 9.500 19.373 Dishut
I s/d IX
Penyediaan Jasa Komunikasi, Terselenggaranya Penyediaan
Sumber daya air dan listrik Komponen Listrik / Gugus Pulai
Penerangan Bangunan Kantor
12 Bulan 12 122.400 12 159.000 24 199.950 24 209.948 24 220.445 24 231.467 Dishut
I s/d IX
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pembangunan Sarana dan Terbangunnya kantor KPH
Gugus Pulai
Prasarana Operasional KPH 1 Unit 1 - 1 8.641.000 5 9.139.050 5 9.596.003 5 10.075.803 5 10.579.593 Dishut
I s/d IX
Program Peningkatan Terpenuhinya Kompetensi Gugus
Kapasitas Sumber Daya Aparatur - Orang - - 20 199.000 44 428.950 46 450.398 48 472.917 50 496.563 Dishut Pulau I s/d
Aparatur IX
Diklat Teknis Peningkatan kapasitas ASN
Gugus Pulai
dibidang teknis kehutanan - Orang - - 10 100.000 22 215.000 23 225.750 24 237.038 25 248.889 Dishut
I s/d IX
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Pemanfaaran Terlaksananya
Pengelolaan Produktifitas Potensi Sumber Daya pemanfaatan potensi
Sumber Daya Kehutanan Hutan sumber daya hutan
Hutan yang kayu/non kayu secara Gugus
400.338 m3 302.000 304.000 306.000 308.000 310.000 310.000
Berkelanjutan efektif dan efisien pada 13 7.457.506 7.393.803 7.763.493 8.151.667 8.559.251 8.987.213 Dishut Pulau I s/d
789,11 Ton 790 800 810 820 830 830
Unit IUPHHK-HA/HT, 47 XII
unit IUIPHHK dan
Penggunaan Kawasan
Hutan
Pengembangan Hasil Hutan Terlaksananya
Gugus Pulau
Bukan Kayu (HHBK) Pengembangan HHBK
I, II, III, IV,
(Gaharu) - Lokasi 10 3.069.655 18 2.070.820 18 2.174.361 18 2.283.079 18 2.397.233 18 2.517.095 Dishut
V, VII, VIII,
IX, X, XI, XII
Optimalisasi PNBP Terlaksananya Rekonsiliasi
Penerimaan Iuran Gugus Pulai
Kehutanan antara Dinas I, II, III, IV,
1 Tahun 1 594.300 1 750.000 1 787.500 1 826.875 1 868.219 1 911.630 Dishut
Kehutanan Provinsi, Wajib V, VII, IX s/d
Bayar dan Pusat X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Meningkatkan Meningkatnya Program Rehabilitas Hutan Terehablitasinya hutan
Keberadaan kuantitas dan dan Lahan dan lahan pada lahan kritis
Hutan dengan kualitas hutan dan terlaksananya Gugus
luasan yang berbasis kegiatan penunjang RHL 299.607 820 14.500.794 1.000 22.953.453 1.000 24.101.652 1.000 25.306.737 1.000 26.572.075 1.000 27.900.680 Dishut Pulau I s/d
cukup dan kepulauan XII
sebaran yang
proporsional
Pembinaan, Pengendalian Terkendalinya rehabilitasi
dan Pengawasan Gerakan lahan kritis Gugus Pulai
15.000 ank 1.000 419.497 - - 1.000 110.000 1.000 115.500 1.000 121.275 1.000 127.339 Dishut
RHL I s/d XII
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Monitoring, Evaluasi, Terkendalinya kegiatan RHL
Pembinaan dan di Kabupaten Kota Gugus Pulai
11 Kab/Kota 11 403.539 11 448.037 11 470.439 11 493.961 11 518.659 11 544.592 Dishut
Pengendaliaan Pelaksanaan I s/d XII
RHL
Pembuatan Tanaman Berkurangnya Lahan Kritis
Rehabilitasi Hutan dan diluar dan dalam Kawasan Gugus Pulai
20 Ha 100 1.487.660 - - 100 1.487.000 100 1.561.350 100 1.639.418 100 1.721.388 Dishut
Lahan (RHL) Hutan I s/d XII
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Konservasi Sumber Daya Terlindunginya sumber - lokasi
Gugus Pulai
Genetik daya genetik hutan 2 258.320 - - 2 120.000 2 126.000 2 132.300 2 138.915 Dishut
I s/d XII
Patroli Pengamanan Hutan Terlaksananya Pengamanan
Gugus Pulai
Hutan 6 Kab/Kota 11 435.870 9 760.956 9 799.004 9 838.954 9 880.902 9 924.947 Dishut
I s/d XII
Sosialisasi Mitigasi dan terlaksananya sosialisasi
Gugus Pulai
Adaptasi Perubahan iklim mitigasi dan adaptasi 1 Kali 1 225.500 1 185.500 1 194.775 1 204.514 1 214.739 1 225.476 Dishut
I s/d XII
perubahan iklim
Pembentukan Satuan Terciptanya sinergritas
Pengamanan Hutan Negeri pengamanan dan Gugus Pulai
- Lokasi - - - - 1 120.000 1 126.000 1 132.300 1 138.915 Dishut
Melalui Peranan kewang perlindungan hutan I s/d XII
berbasis pranata adat
Rapat Koordinasi Pejabat Terciptanya sinergritas
Penegak hukum Bidang antar Pejabat Hukum
Gugus Pulai
Kehutanan Bidang Kehutanan lintas - Keg. - - - - 2 170.000 2 178.500 2 187.425 2 196.796 Dishut
I s/d XII
Lembaga/Instansi Penegak
Hukum
Penyusuan Rancangan Tersusunanya Peraturan
Peraturan Daerah tentang Daerah di Bidang Gugus Pulai
- Perda - - - - 1 500.000 1 525.000 1 551.250 1 578.813 Dishut
Kehutanan Kehutanan I s/d XII
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Pelayanan Tingkat Pemenuhan
Gugus
Pengelolaan kinerja OPD Administrasi Perkantoran operasional perkantoran 100% 100 2.480.047 100 6.475.705 100 6.799.490 100 7.139.465 100 7.496.438 100 7.871.260 Dishut
Pulau VII
Sumber Daya Dishut
Penyediaan Jasa Surat Jumlah surat terkirim selama Gugus Pulau
Menyurat 1 tahun 3500 Buah 3500 10.700 3500 10.700 3500 11.235 3500 11.797 3500 12.387 3500 13.006 Dishut
VII
Penyediaan Jasa Komunikasi, Terselenggaranya Penyediaan
Sumber daya air dan listrik Komponen Listrik / Gugus Pulau
Penerangan Bangunan Kantor 12 Bulan 12 122.400 12 159.000 12 166.950 12 175.298 12 184.062 12 193.265 Dishut
VII
Penyediaan Alat Tulis Kantor Tersedianya Alat Tulis Kantor Gugus Pulau
12 Bulan 12 58.449 12 64.056 12 67.259 12 70.622 12 74.153 12 77.860 Dishut
VII
Penyediaan barang cetakan Terselenggaranya Penyediaan
dan penggandaan Barang Cetakan dan Gugus Pulau
12 Bulan 12 25.866 12 34.075 12 35.779 12 37.568 12 39.446 12 41.418 Dishut
Penggandaan VII
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pembangunan Sarana dan Terbangunnya kantor KPH Gugus Pulau
Prasarana Operasional KPH 1 Unit 1 - 1 8.641.000 1 9.073.050 1 9.526.703 1 10.003.038 1 10.503.190 Dishut
VII
Program Peningkatan Terpenuhinya Kompetensi
Gugus
Kapasitas Sumber Daya Aparatur - Orang - - 20 199.000 22 208.950 24 219.398 26 230.367 28 241.886 Dishut
Pulau VII
Aparatur
Diklat Teknis Peningkatan kapasitas ASN
Gugus Pulau
dibidang teknis kehutanan - Orang - - 10 100.000 11 105.000 12 110.250 13 115.763 14 121.551 Dishut
VII
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA PERANGKAT
INDIKATOR KINERJA KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD DAERAH
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM AWAL RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 (2024) LOKASI
PENANGGUN
(OUTCOME) (TAHUN 2018)
TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) G JAWAB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Pemanfaaran Terlaksananya
Pengelolaan Produktifitas Potensi Sumber Daya pemanfaatan potensi Gugus
Sumber Daya Kehutanan Hutan sumber daya hutan - Kab/Kota - - - - 11 1.056.000 11 1.108.800 11 1.164.240 11 1.222.452 UPTD KPH Pulau I s/d
Hutan yang kayu/non kayu secara XII
Berkelanjutan efektif dan efisien
Pengembangan Hasil Hutan Terlaksananya
Bukan Kayu (HHBK) Pengembangan HHBK Gugus Pulau
- Lokasi - - - - 11 275.000 11 288.750 11 303.188 11 318.347 UPTD KPH
(Gaharu) I s/d XII
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Penanaman Hutan Rakyat Terlaksananya Penanaman
Gugus Pulau
(P0) Hutan Rakyat - Ha - - - - 11 275.000 11 288.750 11 303.188 11 318.347 UPTD KPH
I s/d XII
Monitoring, Evaluasi, Terkendalinya kegiatan RHL
Pembinaan dan di Kabupaten Kota Gugus Pulau
Pengendaliaan Pelaksanaan - Kab/Kota - - - - 11 165.000 11 173.250 11 181.913 11 191.008 UPTD KPH
I s/d XII
RHL
Pembuatan Tanaman Berkurangnya Lahan Kritis
Gugus Pulau
Rehabilitasi Hutan dan diluar dan dalam Kawasan - Ha - - - - 11 297.000 11 311.850 11 327.443 11 343.815 UPTD KPH
I s/d XII
Lahan (RHL) Hutan
Penyusunan Rencana Tersusunnya Rencana
Gugus Pulau
Tahunan RHL Tahunan Pelaksanaan RHL - Doc - - - - 11 242.000 11 254.100 11 266.805 11 280.145 UPTD KPH
I s/d XII
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mengoptimalkan Meningkatnya Program Pelayanan Tingkat Pemenuhan
Pengelolaan kinerja UPTD Administrasi Perkantoran operasional perkantoran Gugus
Sumber Daya KPH Kab/kota - - - - 11 330.000 11 346.500 11 363.825 11 382.016 UPTD KPH Pulau I s/d
Hutan yang XII
Berkelanjutan
Penyediaan Jasa Surat Jumlah surat terkirim selama
Gugus Pulau
Menyurat 1 tahun - Surat 6000 5.500 6000 5.775 6000 6.064 6000 6.367 UPTD KPH
I s/d XII
Penyediaan Jasa Komunikasi, Terselenggaranya Penyediaan
Sumber daya air dan listrik Komponen Listrik / Gugus Pulau
Penerangan Bangunan Kantor - Bulan 12 33.000 12 34.650 12 36.383 12 38.202 UPTD KPH
I s/d XII
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pemeliharaan Rutin/Berkala Terlaksananya Pemeliharaan
Gugus Pulau
Kendaraan Dinas Operasional Kendaraan Operasional - Unit - - - - 12 66.000 12 69.300 12 72.765 12 76.403 UPTD KPH
I s/d XII
Pemeliharaan Rutin/Berkala Terselenggaranya
Peralatan Gedung Kantor pemeliharaan peralatan Gugus Pulau
- Unit - - - - 12 33.000 12 34.650 12 36.383 12 38.202 UPTD KPH
gedung kantor I s/d XII
Rehabilitasi Sedang/Berat Terehabilitasinya gedung
Gugus Pulau
Gedung Kantor kantor - Unit - - - - - - - - - - - - UPTD KPH
I s/d XII
Pembangunan Sarana dan Terbangunnya kantor KPH
Gugus Pulau
Prasarana Operasional KPH - Unit - - - - 4 66.000 4 69.300 4 72.765 4 76.403 UPTD KPH
I s/d XII
Program Peningkatan Terpenuhinya Kompetensi Gugus
Kapasitas Sumber Daya Aparatur - Orang - - - - 22 220.000 22 231.000 22 242.550 22 254.678 UPTD KPH Pulau I s/d
Aparatur XII
Diklat Teknis Peningkatan kapasitas ASN
Gugus Pulau
dibidang teknis kehutanan - Orang - - - - 11 110.000 11 115.500 11 121.275 11 127.339 UPTD KPH
I s/d XII
GLOSARIUM
DAS : Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai sungai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (PermenLHK
No.P.59/MENLHK/SETJEN /KUM1/10/2019).
DBH : Dana Bagi Hasil (DBH) adalah Dana yang dialokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara kepada daerah berdasarkan angka
persentase tertentu dari pendapatan negara untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (Permenkeu No. 131.
PMK.07/2019)
DBH SDA : Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) adalah Bagian daerah yang
berasal dari penerimaan sumber daya alam kehutanan, mineral dan
batubara, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas
bumi, dan pengusahaan panas bumi (Permenkeu No. 131. PMK.07/2019)
DR : Dana Reboisasi (DR) adalah dana yang dipungut dari pemegang izin usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi
untuk mereboisasi dan merehabilitasi hutan (Permenkeu No.
131.PMK.07/2019).
GRK : Gas Rumah Kaca (GRK) adalah Gas yang terkandung dalam atmosfer, baik
alami maupun antropogenik, yang menyerap dan memancarkan kembali
radiasi inframerah (Perpres No. 61 Tahun 2011).
Hasil Hutan : Hasil Hutan adalah benda-benda hanyati yang berupa Hasil Hutan Kayu
(HHK) dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) selain tumbuhan dan satwa liar
yang dipungut dari hutan negara (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).
HHBK : Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati
maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang
berasal dari hutan (Permenhut P.35/Menhut-II/2007).
HKm : Hutan kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara yang pemanfaatan
utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat
(PermenLHK No.P83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016)
HPH : Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang kemudian diubah menjadi Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) adalah izin usaha yang diberikan
untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya terdiri dari
penebangan, pengangkutan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan,
pengolahan dan pemasaran hasil hutan kayu (Peraturan Pemerintah No. 6
Tahun 1999).
HTR : Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah hutan tanaman pada hutan produksi
yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi
dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka
menjamin kelestarian sumber daya hutan (Permen LHK
No.P83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016).
Hutan : Suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Undang-
Undang No. 41 Tahun 1999).
HK : Hutan Konservasi (HK) adalah Kawasan hutan dengan ciri khas tertentu,
yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan
dan satwa serta ekosistemnya (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).
HL : Hutan Lindung (HL) adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata
air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).
HP : Hutan Produksi (HP) adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).
HPT : Hutan Produksi Tetap (HPT) adalah Kawasan Hutan dengan faktor-faktor
kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing
dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai antara 125
(seratus dua puluh lima) sampai dengan 174 (seratus tujuh puluh empat)
di luar kawasan Hutan Lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam,
dan Taman Buru (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).
HPK : Hutan Produksi yang dapat di Konversi (HPK) adalah kawasan Hutan
Produksi yang tidak produktif dan produktif yang secara ruang dapat
dicadangkan untuk pembangunan di luar kegiatan kehutanan atau dapat
dijadikan lahan pengganti Tukar Menukar Kawasan Hutan (Undang-
Undang No. 41 Tahun 1999
Hutan Primer : Hutan yang telah mencapai umur lanjut dan ciri struktural tertentu yang
sesuai dengan kematangannya, serta dengan demikian memiliki sifat-sifat
ekologis yang unik (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).
Hutan Sekunder : Hutan yang tumbuh dan berkembang secara alami sesudah terjadi
kerusakan/perubahan pada hutan yang pertama (Undang-Undang No. 41
Tahun 1999).
Inventarisasi : Kegiatan untuk mengetahui keadaan potensi hutan berupa flora, fauna,
Hutan sumberdaya manusia dan sosial ekonomi serta potensi budaya
masyarakat di dalam dan luar luar kawasan hutan, dimanfaatkan bagi
kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang
budidaya tumbuhan dan atau satwa, budaya, pariwisata, dan rekreasi
(Permenhut No. 33/MENHUT-II/2009).
IIUPH : Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH) adalah Pungutan yang
dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanfaatan hutan pada hutan
produksi atau suatu kawasan hutan tertentu yang dilakukan sekali pada
saat izin tersebut diberikan (PermenLHK No. 28/MENLHK/SETJEN/
KUM.1/7/2018).
IPHHK : Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) adalah izin untuk mengambil
hasil hutan berupa kayu pada hutan produksi melalui kegiatan
pemanenan, pengangkutan, dan pemasaran untuk jangka waktu dan
volume tertentu (PermenLHK No. 1/MENLHK/ SETJEN/KUM. 1/1/2019).
IPK : Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) adalah izin untuk memanfaatkan kayu
dan/atau bukan kayu dari kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi
dan telah dilepas, kawasan hutan produksi dengan cara tukar menukar
kawasan hutan, penggunaan kawasan hutan pada hutan produksi atau
hutan lindung dengan izin pinjam pakai, dan dari Areal Penggunaan Lain
yang telah diberikan izin peruntukan (PermenLHK No. 62/Menlhk-
Setjen/2015).
IUIPHHK : Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) adalah Izin usaha
untuk mengolah kayu bulat dan/atau kayu bahan baku serpih menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi pada lokasi tertentu yang
diberikan kepada satu pemegang izin oleh pejabat yang berwenang
(PermenLHK No.1/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/1/2019).
IUPHHK : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) adalah izin usaha
yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan
alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan,
pengayaan, pemeliharaan, dan pemasaran (PermenLHK No.
28/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018)
IKLH : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) adalah Gambaran atau indikasi
awal yang memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan
hidup pada lingkup dan periode tertentu (Undang-Undang No. 23 tahun
1997).
Kawasan Hutan : Wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh pemerintah
untuk dipertahankan keberadaanya sebagai hutan tetap (Undang-Undang
No. 41 Tahun 1999).
Kehutanan : Sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan
dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu (Undang-Undang
No. 41 Tahun 1999).
Kerusakan : Terjadinya perubahan fisik, sifat fisik, atau hayatinya, yang menyebabkan
Hutan hutan tersebut terganggu atau tidak dapat berperan sesuai dengan
fungsinya (Undang-undang No. 18 Tahun 2013).
KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah Rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program ( PP No. 46 Tahun 2016).
KSDAH : Konservasi Sumber Daya Alam Hayarti (KSDH) adalah Pengelolaan sumber
daya alam hayati yang pemanfaatanya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediaannya dengn tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya (Undang-Undang
No. 5 Tahun 1990).
Lahan Kritis : Lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan yang telah
menurun fungsinya sebagai unsur produksi dan media pengatur tata air
DAS (Permenhut No. P. 70 Tahun 2008).
PSDH : Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) adalah Pungutan yang dikenakan
sebagai pengganti nilai intrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari hutan
negara (Permenkeu No. 131. PMK.07/2019).
PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah
seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan
perpajakan (Undang-Undang No. 9 Tahun 2018).