Anda di halaman 1dari 10

Potensi Ekonomi Kreatif Desa Wisata

“Kreativitas akan mendorong inovasi


yang menciptakan nilai tambah lebih
tinggi, dan pada saat yang bersamaan
ramah lingkungan serta menguatkan
citra dan identitas budaya bangsa”.
“Target nilai devisa yang diproyeksikan
US$0,86 – US$1,71 miliar, tembus
capaiannya hampir tiga kali lipat dari
target di angka US$4,26 miliar. Target
kontribusi PDB pariwisata 3,6 persen,
capaian sementara sudah 2,37 persen,”
paparnya dalam Rapat Kerja Komisi X
DPR, Rabu (23/11/2022).
2002 Posisi Ke 6 Dunia

2022 Posisi Ke 3 Dunia


Alasan lain perlunya dikembangkan industri kreatif di Indonesia
adalah:
1) Memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan;
2) Menciptakan iklim bisnis yang positif;
3) Membangun citra dan identitas bangsa;
4) Berbasis pada sumber daya yang terbarukan;
5) Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan
keunggulan kompetitif suatu bangsa; dan
6) Memberikan dampak sosial yang positif.
MENGAPA PETINGNYA
EKONOMI KREATIF DI DESA?

1. Peningkatan pertumbuhan
ekonomi;
2. Pelestarian budaya lokal;
3. Menjaga harmoni antara alam
dan lingkungan.

Ekonomi Kreatif Desa Wisata


Selain Memiliki Dampak Ekonomi
Sekaligus Budaya, Cermin Nilai
Kearifan Lokal, dan Ekonomi
Lokal Tercermin Pada Produk
Kreatif.
Desa wisata dibagi menjadi tiga jenis (Berbasis dan Potensi Alam, Budaya, dan Buatan)

Program pengembangannya meliputi: atraksi, aksesibilitas, dan amenitas, pengembangan


pemasaran.

“Adapun indikator keberhasilan pengembangan desa wisata bisa dilihat dari 5 faktor, yaitu:
1. Atraksi, adanya inovasi terhadap potensi atraksi unggulan di desa wisata,
2. Aksesibilitas yaitu kemudahan terhadap akses oleh wisatawan,
3. Amenitas atau sarana dan prasarana sudah mengikuti standar ASEAN dan tersedia SDM
yang kompeten;
4. Kolaborasi dalam pengembangan desa wisata dilakukan secara kolaboratif antara
pengelola desa dengan pemerintah dan pihak wisata.
5. Digitalisasi, memanfaatkan teknologi berbasis digital dalam pengelolaan, promosi, dan
pemasaran desa wisata.”
Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dikelompokan

menjadi delapan kelompok besar, yaitu

(1) dampak terhadap penerimaan devisa,

(2) dampak terhadap pendapatan masyarakat,

(3) dampak terhadap kesempatan kerja,

(4) dampak terhadap harga-harga,

(5) dampak terhadap distribusi masyarakat atau keuntungan,

(6) dampak terhadap kepemilikan dan control,

(7) dampak terhadap pembangunan pada umumnya dan

(8) dampak terhadap pendapatan pemerintah


Undang-Undang Desa No. 6 tahun 2014 tentang Desa maka menjadi

peluang yang sangat besar bagi setiap desa yang ada di Imdonesia

untuk bisa mengembangkan potensi desa yang dimilikinya secara

mandiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing dalam rangka

mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai