Anda di halaman 1dari 4

KAYA JANGAN SOMBONG

Oleh: Muhammad Rizky Ardheva

Di zaman sekarang banyak remaja yang salah arah akan masa depannya karena
keluarganya tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, ingat kaya bukanlah
segalanya. Kaya menurut arti bahasa berarti cukup, padahal arti cukup itu sendiri, tidak
dapat dibatasi dengan kadar sedikit atau banyaknya harta. Banyak sekali orang yang
menganggap kaya itu dengan banyak harga atau uang padahal itu tidak benar. Kaya
tidak harus dengan memiliki banyak uang ataupun harta, jika Anda memberi sesuatu
kepada orang lain dengan ikhlas dan Anda merasa bahagia akan itu, dan itu adalah arti
kaya yang sebenarnya.

Di dunia ini banyak sekali orang kaya yang sombong, ada beragam jenis sifat dan sikap
sombong yang merasa lebih baik, lebih tinggi, dan lebih kaya. Salah satunya adalah sifat
dan sikap sombong karena harta yang dimiliki, sombong karena harta biasanya
menyebabkan mereka cenderung merendahkan orang lain karena tidak sebanding
dengan kekayaannya. Perlu diketahui kesombongan justru bisa memicu kehancuran diri
sendiri. Sebab, kehidupan terus berputar, ada saatnya seseorang merasa hidup di atas
ataupun di bawah.

Apa yang ingin dibanggakan dengan kaya? kekayaan yang ada di duniawi semuanya
hanyalah milik Allah SWT, dan manusia sesungguhnya ada dalam kefakiran sehingga
membutuhkan karunianya. Kekayaan yang kita miliki hanyalah bersifat sementara,
tidak ada yang abadi di dunia ini. Oleh karena itu, kita sebagai orang muslim jangan
menyombongkan sesuatu yang bukan milik kita seutuhnya.

Namun, sebagai muslim, kita harus kaya karena Islam mengharuskan umatnya untuk
menjadi kaya namun Islam melarang umatnya untuk menjadi budak atau hamba
melainkan harus menjadi majikan dari uang atau harta kekayaan. Selain itu, ada alasan
mengapa umat Islam perlu menjadi kaya.

Pertama Menjadi kaya untuk menjaga akidah, Rasulullah SAW juga bersabda yaitu
“Sesungguhnya kefakiran itu bisa menjerumuskan ke jurang kekafiran”, contoh kejadian
nyata dari sabda tersebut misalnya ada seorang muslim yang terpaksa menikah dan
harus pindah agama atau murtad karena alasan kebutuhan ekonomi, atau ada pula yang
murtad hanya karena pemberian bantuan sembako, dan lain-lain. Oleh karena itu
dengan menjadi kaya maka akan lebih mudah dalam menjaga akidah serta menjadikan
muslim yang dermawan.

Kedua Menjadi kaya agar lebih fokus dan khusyuk beribadah serta berdakwah, Kita
hidup di zaman di mana semua serba membutuhkan uang, bahkan untuk parkir
kendaraan dan mampir ke toilet umumpun juga ada tarif tersendiri. Bagi yang sudah
berkeluarga pastilah kebutuhan hidupnya akan lebih banyak seperti kebutuhan
konsumsi anak, cicilan rumah dan kendaraan, biaya sekolah dan keperluan sehari-hari.
Apabila kebutuhan tersebut bisa terpenuhi maka beribadah maupun berdakwah bisa
lebih khusyuk dan fokus.

Ketiga Menjadi kaya agar niat puasa tetap lurus, Dalam Islam, seorang muslim
diwajibkan berpuasa karena termasuk rukun Islam yang ketiga dan juga terdapat
perintah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah:83 yaitu “Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa”. Makna dari puasa sendiri adalah menahan makan minum
serta perbuatan yang membatalkan puasa itu sendiri, mulai dari terbitnya matahari
hingga tenggelam. Apabila seorang muslim hidup susah maka dikhawatirkan niat
berpuasa tersebut seolah hanyalah rutinitas sehari hari akibat tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidup.

Keempat Menjadi kaya agar dapat berzakat, Selain berpuasa seorang muslim juga
diwajibkan untuk berzakat, hal ini sesuai dengan rukun Islam yang ke empat dan juga
terkandung dalam Al-Qur’an surat At-Taubah:103 yaitu, “Ambillah zakat dari harta
mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Ssungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha
mendengar, Maha mengetahui”. Namun apabila seorang muslim tersebut tidaklah kaya
maka tidak bisa dan tidak wajib untuk berzakat, padahal Allah menjanjikan pahala yang
berlipat-lipat, hal ini tertuang dalam surat Ar-Ruum:39 yaitu, “Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah
dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk memperoleh keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat
gandakan pahalanya”. Oleh karena itu dengan menjadi seorang muslim yang kaya maka
kesempatan untuk mendapatkan pahala yang berlipat akan lebih besar.
Kelima Menjadi kaya agar dapat naik haji, Selanjutnya adalah rukun Islam yang terakhir
yaitu haji, hal ini terdapat dalam surat Ali ‘imran:97 yaitu “Di sana terdapat tanda-tanda
yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah)
amanlah dia. Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan
ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan
ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha
kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”, dalam ayat tersebut dijelaskan
bahwa Ibadah Haji adalah wajib bagi yang mampu, dan tentunya orang mampu adalah
seorang muslim yang kaya.

Keenam Menjadi kaya agar mempermudah dalam mencari ilmu, Salah satu manfaat dari
seorang muslim yang kaya yaitu harta yang dimiliki dapat dimanfaatkan sebagai biaya
untuk mencari ilmu, karena sebagaimana yang kita tahu bahwa ilmu tidak bisa kita raih
tanpa usaha yang cukup misalnya untuk biaya kuliah, membeli buku ilmu pengetahuan,
atau pergi ke suatu daerah atau ke negara lain untuk sekolah.

Ketujuh Menjadi kaya untuk menegakkan ekonomi syariah, Sebagaimana kita tahu saat
ini ekonomi berbasis syariah masih terkendala dalam penerapannya, hal ini
dikarenakan masih sedikitnya para muslim yang menanamkan modalnya untuk
mengembangkan mengakibatkan banyak sekali sistem riba yang menjerat terutama
pada umat muslim. Oleh karena itu seorang muslim harus kaya agar ekonomi syariah
dapat terus berkembang.

Muhammad Rizky Ardheva biasa dipanggil Rizky dan ada banyak juga
yang manggil Dheva, ia lahir di Semarang pada tanggal 1 Mei 2004
tepat dengan hari buruh internasional. Ia anak pertama dari dua
bersaudara, adiknya laki - laki, mereka berdua sangat rukun dan saling
menyayangi.
Wahyono dan ibunya Tri Maryuni. Mereka sangat bekerja keras agar dia
dan adiknya bisa sekolah dari tk hingga kuliah.
Namun, di tahun 2016 orang tua dia memilih untuk berpisah, sehingga ia memilih untuk ikut
ayahnya dan adiknya memilih untuk ikut ibunya. Seusai berpisah dengan ibunya, ayahnya
dan dia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ayahnyapun memulai dengan
membuka wirausaha di rumah agar ia bisa melanjutkan sekolahnya yang waktu itu ia baru
saja memasuki bangku SMP.
Alhasil, ia belajar giat agar bisa melanjutkan studinya dan agar tidak terlalu memberatkan
ayahnya yang sudah bekerja keras. Setelah lulus dari SMP Assalamah, ia diterima di SMAN
12 Semarang, namun waktu masuk SMA ia tidak terlalu memiliki banyak kenangan, karena
waktu dia masuk SMA tiba- tiba satu Indonesia terkena wabah covid-19 atau disebut juga
dengan corona. Dikarenakan adanya covid-19 sekolahnya diliburkan hingga 2 tahun, ia
masuk kelas lagi waktu ia sudah menduduki kelas 12 dan itupun ia sudah ujian sehingga
menunggu untuk pengumuman kelulusan.
Seteah lulus dari SMA, ia diterima di UIN Salatiga prodi Psikologi Islam, ayahnya waktu itu
sangat bahagia karena melihat putranya telah menjadi mahasiswa, sampai sekarang ia belajar
yang giat dan tekun agar lulus tepat waktu.

Anda mungkin juga menyukai