Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Vol. 7, No. 1 (2022), Hal. 253-259


e-ISSN : 2580-3921 – p-ISSN : 2580-3913

LITERASI HUKUM BERBASIS DIGITAL


TERHADAP SISWA SMA DI BELITUNG TIMUR
Dwi Haryadi 1*, Darwance2, Aruna Asista3, Novita Herlissha4
123
Jurusan Hukum, Universitas Bangka Belitung
4
Jurusan Manajemen, Universitas Bangka Belitung
*
Email: dwi83belitong@gmail.com

ABSTRAK
Belitung Timur sebagai daerah pemekaran kini telah memasuki usia 19 tahun pada 27 Januari 2022 yang
lalu. Kemajuan terlihat diberbagai bidang, termasuk didunia pendidikan dimana berbagai prestasi diraih oleh
para siswa disekolah-sekolah yang tersebar di 7 (tujuh) kecamatan yang ada. Namun demikian, ditengah
kemajuan pembangunan tersebut tidak sedikit pula terjadi permasalahan sosial yang melibatkan generasi
muda khususnya siswa-siswa sekolah berupa pelanggaran hukum dan kenakalan remaja, seperti pelanggaran
lalu lintas, penyalahgunaan narkoba, penyebaran hoax, minuman keras dan lain-lain. Selama ini upaya
peningkatan kesadaran hukum telah coba dilakukan oleh pihak-pihak terkait. Kampus melalui fungsi
tridarma perguruan tinggi harus mengambil peran pengabdian masyarakat dengan cara yang berbeda sesuai
dengan karakteristik millenial saat ini yaitu melalui literasi hukum berbasis digital. Tujuannya agar mudah
diakses dan dipahami oleh siswa sebagai generasi millenial yang dekat dengan perangkat teknologi dan
dunia maya. Harapannya upaya peningkatan kesadaran hukum lebih efektif dan efisien. Dalam kegiatan ini
dibuat 4 video yang diperankan langsung oleh siswa SMA yang menjadi mitra, video dishare di Youtube
kampus, sekolah dan stakeholder terkait. Sosialisasi juga dilakukan melalui x-banner dan e-book.

Kata Kunci: Literasi; Hukum; Digital; Belitung Timur

PENDAHULUAN Di dunia pendidikan sering terjadi


Literasi yang baik dapat mengasah pelanggaran hukum yang dilakukan siswa,
kemampuan untuk menjadi beripikir secara dengan adanya fenomena kenakalan remaja
kritis, kreatif, inovatif serta menumbuhkan budi yang kini cenderung pada perilaku krimininal
pekerti siswa. Keterampilan berliterasi juga menunjukkan lemahnya literasi hukum generasi
dapat mendorong siswa untuk bisa memahami remaja kita. Penyebabnya bisa beragam, karena
informasi secara reflektif, analitis dan krisis [1] minim akses informasi terhadap pengetahuan
. Oleh karena itu, generasi milenial harus mulai hukum, faktor ikut-ikutan atau pergaulan yang
menerapkan budaya membaca atau literasi, salah, penyalahgunaan teknologi, dan faktor
salah satunya yaitu literasi hukum. internal keluarga.
Literasi hukum adalah tingkat Faktor lain yang juga mempengaruhi
pengetahuan, keterampilan, pemahaman dan yaitu, adanya dampak negatif dari
kecakapan terkait hukum yang dimiliki perkembangan pembangunan yang cepat, arus
seseorang dalam menjalani lingkungan globalisasi di bidang komunikasi, kemajuan
sosialnya. Misalnya bagi seorang pengendara ilmu pengetahuan dan teknologi serta
tentu harus memiliki literasi hukum terhadap perubahan gaya dan cara hidup[4]. Hal ini juga
peraturan lalu lintas. Setiap netizen yang didasari mengingat bahwa masa remaja
berselancar di dunia maya harus paham hukum merupakan tahap transisi dari masa kanak-
cyber agar paham rambu-rambu dan etika di kanak ke masa dewasa. Pada masa ini, gejolak
dunia maya sehingga tidak terjerat UU ITE [2] . darah mudanya sedang bangkit. Keinginan
Karena itu perlu ditekankan mengenai etika untuk mencari jati diri dan mendapatkan
yang harus diketahui di dalam penggunaan pengakuan dari keluarga serta lingkungan
internet, sama seperti halnya di dunia nyata sedang tinggi-tingginya. Terkadang untuk
etika dalam berperilaku berlaku juga dalam mendapatkan pengakuan dari lingkungannya,
dunia maya [3].Termasuk dunia pendidikan remaja melakukan hal-hal di luar etika dan
juga perlu memiliki pengetahuan tentang aturan [5].
literasi hukum tersebut.

Pengabdian Kepada Masyarakat


Prosiding SNasPPM VII Universitas PGRI Ronggolawe
Prosiding SNasPPM VII Universitas PGRI Ronggolawe
http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/SNasPPM

Teknologi informasi memegang peraturan-peraturan hukum, minimal yang


peranan penting saat ini dan dimasa depan. terkait dengan kesehariannya seperti peraturan
Masyarakat meyakini bahwa teknologi berlalu lintas, soal bahaya narkoba, kesusilaan,
informasi akan membawa manfaat-manfaat dan aturan main dalam berselancar di dunia
bagi semua negara didunia ini yang sangat maya. Selama ini mereka mengakses dunia
besar [17]. maya dominannya hanya mencari konten-
Pada tahun 2019 ada total 12 kasus konten yang terkait pelajaran, info gosip,
kenakalan remaja, sedangkan sampai Mei 2020 musik, film dan lain sebagainya. Masih minim
ada 5 kasus yang ditangani oleh Bidang yang terkait dengan konten hukum yang
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan sebenarnya sangat berkait dengan aktivitasnya
Anak Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat sehari-hari. Akibatnya melanggar hukum
dan Desa Kabupaten Belitung Timur. Kasus karena ketidaktahuan atau minim pengetahuan
yang menjerat beragam mulai dari konsumsi hukum itu sendiri karena memang akses yang
minuman keras, pencurian sampai tindak terbatas. Padahal penerapan literasi digital
asusila [6]. Jumlah penduduk di Belitung Timur dapat membuat masyarakat jauh lebih bijak
hasil sensus pada tahun 2020 sejumlah 127.018 dalam menggunakan serta mengakses teknologi
jiwa. Jumlah penduduk dilokasi kegiatan [9] .
pengabdian untuk kecamatan Manggar Berdasarkan data yang didapat dari
sejumlah 39.135 jiwa atau 30,81%, sedangkan survey awal di lokasi pengabdian, yakni di
di kecamatan Damar sejumlah 13.214 jiwa atau SMAN 1 Manggar, mereka memiliki siswa
5,91% [7], Kecamatan Manggar terbanyak aktif per Februari 2022 sebanyak 816 siswa
penduduknya karena memang sebelum dengan rincian 333 laki-laki dan 483
pemekaran kabupaten sudah berstatus perempuan. Sementara di SMAN 1 Damar ada
kecamatan dan kini sebagai ibu kota kabupaten. total 392 siswa yang terdiri dari 183 laki-laki
Sementara Damar merupakan kecamatan hasil dan 209 perempuan. Selama ini siswa-siswi ini
pemekaran. Sebagian besar penduduk tadi memiliki keterbatasan dalam literasi hukum.
merupakan generasi muda yang harus miliki Jikapun ada hanya sebatas melalui spanduk
literasi hukum yang baik. atau sosialisasi yang terbatas pesertanya karena
Fenomena kenakalan remaja dan pandemi. Padahal sebagai generasi muda,
pelanggaran hukum oleh siswa SMA pelajar harusnya memiliki kesadaran hukum
sebenarnya tidak hanya menjadi persoalan di sejak dini.
Belitung Timur secara khusus, namun menjadi Usia anak dan remaja sangat potensial
masalah sosial yang terjadi dibanyak daerah untuk melakukan imitasi terhadap apa yang
dengan varian penyebab yang beragam. Ada dialami dan dirasakan. Sehingga membutuhkan
faktor internal dan faktor ekternal. Faktor bimbingan maupun arahan agar memahami apa
internal meliputi krisis identitas, kontrol diri yang dibolehkan dan tidak dibolehkan atas
yang lemah, sedangkan faktor eksternal suatu informasi [10] Perilaku yang
meliputi kurangnya perhatian orang tua, menyimpang dari norma hukum pidana yang
minimnya pemahaman agama, pengaruh dilakukan oleh remaja merupakan problema
lingkungan dan tempat pendidikan.[8], Selain yang sering terjadi pada remaja baik di
faktor kurangnya kepedulian dan kelalaian lingkungan keluarga, sekolah, maupun
orang tua juga dapat menyebabkan terjadinya masyarakat. Jika tidak ditangani dengan baik,
kenakalan anak. Hal ini lantaran kedua orang kenakalan remaja dapat berubah menjadi
tua lebih sibuk mengurus pekerjaan ataupun perilaku kriminal dan dapat membawa remaja
kegiatan lainnya, sehingga waktu bersama anak tersebut ke dalam penjara. [11].
jadi berkurang [2]. Beberapa faktor ini tentunya Literasi pada abad ke-21 tidak bisa lagi
juga menjadi penyebab terjadinya kenakalan didefinisikan sebatas kemampuan membaca
remaja di Belitung Timur sebagaimana data dan menulis. Akibat perkembangan yang
dan fakta yang disampaikan di atas. sangat pesat di bidang informasi, maka literasi
Di Kecamatan Manggar terdapat 2 dimaknai dalam beberapa sudut pandang, mulai
(dua) SMA Negeri dan 1 (satu) SMA swasta dari sudut pandang literasi dasar (basic
dengan jumlah total siswa sebanyak 748 literacy), literasi sains (science literacy), literasi
siswa.[7]. Terhadap 748 ini sangat penting ekonomi (economic literacy), literasi teknologi
untuk memiliki literasi hukum yang baik (technologi literacy), literasi visual (visual
sehingga mengetahui dan memahami literacy), literasi informasi (information

254
literacy), literasi multikultural (multicultural daripada apabila mereka memahaminya dan
literacy) sampai pada sudut pandang kesadaran seterusnya [13]. Apabila melihat siklus
global (global awareness). Inilah yang kesadaran hukum di atas, maka tahap awal
dinamakan digital-age literacy (literasi masa harus dimulai dari diketahuinya hukum itu
berbasis digital) atau sering disebut dengan sendiri baru kemudian dimengerti, ditaati dan
multiliterasi [18]. level tertinggi dari alam sadar taat hukum
Kurangnya literasi hukum membuat adalah menghargai hukum itu sendiri. Selama
masyarakat tidak sadar bahwa dirinya telah ini jangankan sampai pada tahap menghargai
melakukan pelanggaran terhadap aturan hokum hukum, bahkan yang berkembang dimasyarakat
[12]. Oleh karenanya melalui literasi hukum termasuk generasi muda saat ini adalah hukum
secara digital terkait dengan dunia hukum dibuat untuk dilanggar. Miris memang, namun
keseharian remaja diharapkan dapat menjadi demikianlah faktanya.
solusi konkrit terhadap meningkatnya Salah satu jenis HKI yang secara
kesadaran hukum para siswa. nyata telah memberikan kontribusi bagi
peningkatan kualitas sumber daya manusia
METODE PELAKSANAAN adalah karya ilmiah khususnya dalam bentuk
penanganan perkara secara online buku. Hasil karya ilmiah tersebut dapat ditulis
masih sulit dikendalikan, karena dunia maya dalam bentuk buku cetak (printed Book) atau
merupakan dunia yang sulit untuk pun dalam bentuk buku digital (e-Book) yang
dikendalikan, namun tetap termasuk Indonesia, berupa file (pdf, doc, txt) dan dapat diunduh
digunakan diseluruh dunia. Dalam realitas serta dibaca melalui perangkat elektronik.
tindak pidana informasi dan transaksi Bentuk buku tersebut masing-masing
elektronik, terdapat beberapa hal yang menjadi mempunyai keunggulan dan kelemahan. Salah
isu utama dalam pelaksanaan perkara tertentu. satu keunggulan buku cetak yang beredar di
Masalah terbesar ialah adanya warga negara toko buku besar adalah memiliki dan
asing dan badan hukum asing yang melakukan mencantumkan International Serial Book
tindakan kejahatan luar dari negara Indonesia, Number (yang selanjutnya disebut ISBN).
tetapi ada konsekuensi hukumnya diIndonesia. Dengan memiliki ISBN, buku cetak masih
Isu yang beginilah yang akan menjadi salah terpercaya untuk menjadi acuan akademisi
satu ciri unik dari cyber crime. Kejahatan yang sebagai referensi dalam menyusun karya
dilakukan disatu negara akan memiliki ilmiahnya [19].
konsekuensi yang dilarang dinegara lain. Oleh Kegiatan pengabdian literasi hukum
karena itu, ada masalah dengan yurisdiksi di berbasis digital ini menjadi solusi kongkrit
mana kejahatan dapat dilakukan, sehingga untuk menumbuhkan kesadaran hukum siswa-
setiap negara berdaulat penuh atas wilayahnya. siswi SMA dengan konten-konten digital yang
Sebagai solusi jitu, ditegaskan bahwa badan menjadi makanan sehari-hari kaum millenial.
hukum harus bekerja sama (saling membantu) Sosialisasi selama ini melalui buku, koran,
dengan aparat penegak hukum lainnya untuk spanduk, dan lain-lain sepertinya membutuhkan
mengusut kejahatan, Undang-Undang dan pendekatan yang lebih digital melalui berbagai
peraturan nasional Indonesia harus platform media sosial yang ada.
menjustifikasi kepentingan tersebut [16]. Kajian Penelitian yang Relevan
Lemahnya literasi hukum dikalangan Pembahasan mengenai permasalahan mengenai
siswa selama ini disebabkan oleh banyak hukum lalu lintas telah dilakukan oleh beberapa
faktor, mulai dari lemahnya kesadaran hukum peneliti. Pada penelitian terdahulu dibahas
siswa itu sendiri sampai dengan minimnya berbagai permasalahan dibeberapa daerah yang
akses informasi soal hukum yang terkait juga terkait dengan hukum berlalu lintas.
dengan dunia remaja itu sendiri. Padahal Penelitian tentang kepatuhan lalu lintas juga
kesadaran hukum itu harus dibangun dan tidak ditulis oleh Apriliya Safitri dalam jurnal Kajian
bisa diserahkan kepada masyarakat sendiri. Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume
Menurut Soerjono Soekanto, Kesadaran hukum 3 Tahun 2013 Dengan Judul “Tingkat
masyarakat menyangkut faktor-faktor apakah Kepatuhan Hukum Siswa Sma Kartika IV-3
suatu ketentuan hukum diketahui, dimengerti, Surabaya Terhadap Etika Berlalu Lintas
ditaati dan dihargai. Apabila masyarakat hanya Menurut UndangUndang Nomor 22 Tahun
mengetahui adanya suatu ketentuan hukum, 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”
maka taraf kesadaran hukumnya lebih rendah dalam penelitian ini peneliti menarik beberapa

255
Prosiding SNasPPM VII Universitas PGRI Ronggolawe
http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/SNasPPM

kesimpulan tingkat kepatuhan hukum siswa format yang sudah menjadi bagian kehidupan
SMA Kartika IV-3 Surabaya termasuk dalam sehari-hari yang kreatif dan produktif.[14]
kategori patuh, karena sebagian besar siswa Literasi hukum digital di lingkungan SMA ini
dalam berlalu lintas sudah cukup patuh, ini dikemas menarik, mudah diakses dan
dilatarbelakangi oleh faktor compliance atau sederhana. Berisi konten-konten video perihal
menghindari hukuman atau sanksi, kesadaran perilaku pelanggaran hukum yang sering terjadi
dari diri sendiri bahwa mentaati peraturan lalu pada kalangan siswa, seperti lalu lintas,
lintas itu penting bagi keselamatan diri sendiri narkoba, pelanggaran hak cipta dan
maupun orang lain dan sikap saling menghargai pelanggaran UU ITE. Oleh karena itu,
dan menghormati pengguna jalan. berkendara kompetensi literasi digital diperlukan bagi
sesuai dengan etika berlalu lintas dalam pelajar dan guru di lingkungan sekolah agar
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 masyarakat sekolah memiliki sikap kritis dalam
tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Ada juga menyikapi informasi [15]. Literasi hukum
beberapa siswa yang belum patuh karena digital ini akan menjadi konten edukasi
dipengaruhi 4 faktor, yaitu terburuburu, faktor sekaligus upaya preventif meminimalisir
keadaan (mendesak/darurat dan terpaksa) dan terjadinya kenakalan remaja. Oleh karena itu,
faktor lupa [20]. kompetensi literasi digital diperlukan bagi
Dalam ejurnal Fitria Wulandari pelajar dan guru di lingkungan sekolah agar
mengangkat judul “Pemahaman Pelajar masyarakat sekolah memiliki sikap kritis dalam
Tentang Disiplin Berlalu Lintas (Studi di Smk menyikapi informasi.
Kesehatan Samarinda). hasil dari penelitian ini Kegiatan pengabdian masyarakat ini
dapat disimpulkan bahawa, Pelajar SMK dilakukan di dua sekolah yang berbeda dengan
Kesehatan Samarinda masih belum mengetahui konsep dari, oleh dan untuk siswa. Jadi
tentang cara pembuatan SIM melalui ujian. identifikasi literasi hukum yang dibutuhkan
Banyak dari mereka yang mendapatkan SIM pelajar akan digali dari para siswa itu sendiri.
dengan cara “nembak” kepada oknum polisi, Kemudian melalui proses penunjukkan oleh
dari segi pengetahuan perlengkapan kendaraan siswa akan dipilih beberapa siswa yang akan
pelajar SMK sudah baik, yaitu lampu depan terlibat langsung dalam pembuatan konten-
dan belakang, klaskson, knalpot yang biasa, konten video yang bersifat tematik dan berbeda
lampu sein, dan spion. Walaupun begitu diantara kedua sekolah tersebut. Hasil konten-
pengetahuan tentang rambu-rambu lalu lintas konten tadi akan diedit dan dibuat dalam
masih minim karena kurangnya rasa ingin tahu bahasa lokal dalam rangka melestarikan
terhadap rambu-rambu lalu lintas [21]. kearifan lokal sekaligus memudahkan
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas pemahaman para siswa jika menggunakan
Doponegoro Semarang yang ditulis oleh bahasa dan dialeg lokal. Rangkaian kegiatan
Asterina Kurniasari, Endang Sri Indrawati diatas dilakukan dengan prinsip partisipatif,
dengan judul “Hubungan Antara Dukungan terpadu dan berbasis teknologi. Partisipatif
Sosial Keluarga dengan Disiplin Berlalu Lintas karena melibatkan semua pihakmulai dari
Pada Remaja Kelas XI Sma Negeri 3 siswa, guru dan pengabdi itu sendiri. Terpadu
Semarang”. Hasil dari penelitian ini adalah ada karena semua punya peran dan terintegrasi dan
hubungan positif antara dukungan sosial berbasis teknologi karena memang kita
keluarga dengan disiplin berlalu lintas pada memang memproduksi konten-konten literasi
remaja. Semakin tinggi dukungan sosial hukum berbasis digital yang membutuhkan
keluarga maka semakin tinggi disiplin berlalu kemampuan dan keahlian teknologi informasi.
lintas, demikian juga sebaliknya, semakin Berikut tahapan pelaksanaan kegiatannya :
rendah dukungan sosial keluarga maka semakin
rendah disiplin berlalu lintas pada remaja. a. Identifikasi Kebutuhan Literasi Hukum
Sumbangan efektif variabel dukungan sosial dilingkungan Sekolah
keluarga terhadap disiplin berlalu lintas sebesar Sebelum pembutaan konten-konten
25,4% [22]. literasi hukum berbasis digital maka penting
Literasi digital secara singkat untuk mendapatkan masukan perihal literasi
dipahami sebagai sebuah aktivitas hukum apa yang prioritas dibutuhkan untuk
mencerdaskan generasi (muda) untuk mampu diketahui, dan dipahami oleh para siswa-
memahami dan menyikapi secara positif siswi di lingkungan SMAN 1 Manggar dan
kehadiran peranti canggih dalam berbagai SMAN 1 Damar. Proses identifikasi ini

256
akan dilakukan dengan diskusi dengan pihak HASIL YANG DICAPAI
sekolah yang memahami permasalahan Kegiatan pengabdian ini dimulai pada
umum yang melibatkan siswanya. bulan April dengan melakukan koordinasi
b. Pembentukan Tim kreatif Literasi Hukum dengan mitra, yakni SMAN 1 Manggar dan
Digital Sekolah SMAN 1 Damar perihal meminta masukan
Tim pengabdi bersama pihak konten-konten video apa yang akan dibuat.
sekolah membentuk tim kreatif dari unsur Hasil diskusi disepakati bahwa literasi hukum
siswa yang akan membuat konten literasi berbasis digital yang akan dibuat adalah dengan
hukum digital. tema pelanggaran lalu lintas, penyalahgunaan
c. Pembuatan Konten Literasi Hukum narkoba, pelanggaran UU ITE dan pelanggaran
Berbasis Digital hak cipta. Tahapan berikutnya tim pengabdi
Tim pengabdi bersama tim kreatif meminta pihak sekolah melalui Kepala Sekolah
membuat konten-konten literasi digital yang untuk membentuk tim kreatif yang berisi para
menarik, kreatif dan tentunya siswa yang kreatif, inovatif dan tentu
aksesbilitasnya tinggi bagi para siswa kemampuan akting didepan kamera. Tim
melalui platform-platform media sosial yang kreatif kemudian membuat video dan hasilnya
banyak digunakan oleh para millenial. dilakukan editing serta memasukan terjemahan
d. Pembuatan X-Banner Pojok Literasi Hukum dalam bahasa Indonesia karena dialog dalam
Berbasis Digital video menggunakan bahasa daerah Belitung.
Literasi hukum berbasis digital Dalam proses pembuatan video, disaat
disamping akan menjadi bagian dari bersamaan didesaign x-banner dan e-book yang
website/medsos sekolah juga akan dibuat memiliki tema yang sama. Pada pertengahan
dalam tampilan x-banner dalam bentuk bulan Mei 2022 dilakukan peluncuran produk
link/barcord yang akan diletakkan literasi hukum berbasis digital di kedua SMA
diperpustakan, kantin dan pusat-pusat mitra yang dihadiri oleh tim pengabdi, Kepala
kegiatan siswa disekolah. Hal ini untuk Sekolah, para siswa dan perwakilan komite
memberikan aksesbilitas dan sosialisasi sekolah. Kegiatan ini juga telah dipublikasikan
tahap awal tentang literasi hukum berbasis baik dimedia massa maupun media online
digital ini. (https://belitongekspres.sumeks.co/ubb-ajak-
e. Pembuatan e-book Literasi Hukum Berbasis siswa-sman-1-manggar-mengenal-literasi-
Digital hukum/ dan
Disamping literasi hukum dalam https://belitongekspres.sumeks.co/ubb-
bentuk video, dibuat juga dalam bentuk e- sosialisasi-literasi-hukum-digital-ajak-siswa-
book yang berisi gambar dalam bentuk pdf sman-1-damar-bijak-bermedia-sosial/)
sehingga mudah dipahami, disimpan dan Dibawah ini link video literasi hukum yang
dishare. telah diupload di youtube :
f. Peluncuran Literasi Hukum Berbasis Digital 1. Tema Say no to drug=
Literasi hukum berbasis digital https://youtu.be/HYGSH0Lix8o
disekolah akan dilaunching secara offline 2. Tema Tertib Berlalu lintas =
sekaligus bentuk sosialisasi kepada para siswa, https://youtu.be/BCiGkk35UxI
guru, staf dan komite sekolah. 3. Tema Hargai hak cipta =
https://youtu.be/2Dl6ACtClys
4. Tema Cerdas dan bijak bermedsos =
https://youtu.be/gU0veN2VJZ4
Sementara untuk materi ebook literasi
hukum digital dapat diakse melalui link
www.hukum.ubb.ac.id

257
Prosiding SNasPPM VII Universitas PGRI Ronggolawe
http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/SNasPPM

DAFTAR PUSTAKA
[1] P. Latifa, “Pentingnya literasi di sekolah”,
Kompasiana, Januari 2022.
https://www.kompasiana.com/putrilatifa/6
1ea227b4b660d3eec42d402/pentingnya-
literasi-di-sekolah
[2] Suharli, Kasus kenakalan anak di Belitung
Timur meningkat, dari kasus miras hingga
asusila, Tribun News, 2020. [Online].
https://belitung.tribunnews.com/2020/06/1
Gambar 1. Peluncuran Literasi Hukum berbasis 7/kasus-kenakalan-anak-di-belitung-
Digital di SMAN 1 Manggar timur-meningkat-dari-kasus-miras-hingga-
asusila [Diakses 24 Juni 2022]
[3] D. Herdianaa, A. Hadib, M. K. Arifai,
“Sosialisasi undang-undang ITE dalam
mempersiapkan siswa SMK Cyber Media
memasuki lingkungan kampus”, Jurnal
Loyalitas Sosial, Vol. 1 No. 2 pp. 93-103,
September 2019.
[4] I.K. Tjukup, I. P. R. A. Putra, D. G. P
Yustiawan, J. Z. Usfunan, “Penguatan
karakter sebagai upaya penanggulangan
kenakalan remaja (Juvenile Delinquency),
Gambar 2. Peluncuran Literasi Hukum berbasis Kertha Wicaksana, 14 (1). Pp 29 - 38.
Digital di SMAN 1 Damar 01/02/2020
https://doi.org/10.22225/kw.14.1.1551.29-
KESIMPULAN 38
Siswa sekolah menengah atas dengan [5] Samanhudi, “Model manajemen kegiatan
pergaulannya yang kini tidak hanya beraktivitas siswa dalam menanggulangi kenakalan
di dunia nyata tetapi juga didunia maya jelas remaja”, Journal Management in Islamic
membutuhkan edukasi yang juga berbasis Education, Vol. 2, No. 2, 2021, pp. 122-
digital. Ditengah usia remaja yang rentan 129. e-ISSN. 2723-5386, hlm. 90-103
dengan berbagai bentuk pelanggaran hukum, DOI: 10.32832/itjmie.v2i2.4519
maka edukasi dan sosialisasi kesadaran hukum [6] Suharli, Kasus kenakalan anak di Belitung
juga harus bertransformasi dan beradaptasi Timur meningkat, dari kasus miras hingga
dengan kebutuhan millenial. Kegiatan literasi asusila, Tribun News, 2020.
hukum berbasis digital yang telah dilaksanakan [Online].https://belitung.tribunnews.com/2
diharapkan mampu memberikan pemahaman 020/06/17/kasus-kenakalan-anak-di-
lebih konkrit dan tentu saja dapat diakses belitung-timur-meningkat-dari-kasus-
dengan mudah melewati batas ruang dan miras-hingga-asusila [Diakses 24 Juni
waktu. 2022]
[7] Dadan Sumara, dkk, Kenakalan Remaja
dan Penanganannya, Jurnal Penelitian
dan PPM, ISSN: 2442-448X, Vol 4, No:
2, Hal: 129 – 389, Juli 2017
[8] Ahmadi, “Kasus kenakalan anak dan
remaja di Kabupaten Belitung Timur
meningkat”, Antara Babel, Kamis, 18 Juni
2020. [Online].
https://babel.antaranews.com/berita/15146
0/kasus-kenakalan-anak-dan-remaja-di-
kabupaten-belitung-timur-meningkat
[Diakses 26 Agustus 2022].

258
[9] Badan Pusat Statitik Kabupaten Belitung [20] Aprilia Safitri. 2013. Tingkat kepatuhan
Timur, Belitung Timur dalam Angka hukum siswa SMA Kartika IV-3 Surabaya
Tahun 2021. terhadap etika berlalu lintas menurut
[10] W. Anjari, Wagiman, A. Sagita, “Edukasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
terhadap kenakalan remaja pada SMK Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Pembangunan Tukdana Indramayu Jawa Vol. 3. Surabaya: Unnesa
Barat”, Jurnal Berdikari, Vol 1, No 1, pp. [21] Fitria Wulandari. 2015. Pemahaman
40-46, Juni 2018 ISSN 2503-3719 Pelajar Tentang Disiplin Berlalu Lintas
[11] A. C. N Utami, S. T Raharjo, “Pola asuh (Studi Di SMK Kesehatan Samarinda).
orang tua dan kenakalan remaja”, Jurnal eJurnal Soaiatri. FisipUnmul.
Pekerjaan Sosial, Vol. 4 No. 1, pp. 1-15, [22] A. Kurniasari, And E. S. Indrawati,
Juli 2021, e ISSN: 2620-3367 "Hubungan Antara Dukungan Sosial
[12] S Astutik, Zulaikha, B Amiq, Keluarga Dengan Disiplin Berlalu Lintas
“Penggunaan media sosial dan literasi Pada Remaja Kelas Xi SMA Negeri 3
hukum di kalangan ibu PKK”, Jurnal Semarang," Jurnal Empati, Vol. 2, No. 3,
Loyalitas Sosial, Vol. 2 No. 1 Maret 2020, Pp. 290-301, Aug. 2013.
doi: http://dx.doi.org/10.32493/JLS.v2i1.p Https://Doi.Org/10.14710/Empati.2013.73
47-58 52
[13] D Haryadi, Kesadaran hukum lingkungan,
Opini Babel Pos, Februari 2008
[14] T.Y Palupi, “ Hoax: pemanfaatannya
sebagai bahan edukasi di era literasi
digital dalam pembentukan karakter
generasi muda”, Jurnal Skripta, Vol. 6
No. 1, Maret 2020, [Online].
https://journal.upy.ac.id/index.php/skripta/
article/viewFile/645/698 [Diakses
28/08/2022]
[15] A. Asari, T. Kurniawan, S. Ansor, A. B.
N. R. Putra, “Kompetensi literasi digital
bagi guru dan pelajar di lingkungan
sekolah Kabupaten Malang”, Jurnal
Kajian Perpustakaan dan Informasi, Vol.
3, No. 2, 2019,
http://journal2.um.ac.id/index.php/biblioti
ka
[16] Sidik, S. (2013). Dampak Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Terhadap Perubahan Hukum dan Sosial
Dalam Masyarakat, Vol. 1, Nomor 1,
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya:
Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, 4
[17] Melani, M., Disemadi, H. S., & Jaya, N.
S. P. (2020). Kebijakan Hukum Pidana Di
bidang Transaksi Elektronik Sebagai
Tindak Pidana NonKonvensional.
Pandecta Research Law Journal, 15(1),
111-120. Prasetyo, A. (2021). “Polemik
[18] M. Kharizmi, "Kesulitan Siswa Sekolah
Dasar Dalam Meningkatkan Kemampuan
Literasi," Jurnal Pendidikan Dasar, vol. 2,
pp. 94-102, 2015
[19] Kusmawan, Denny. (2014). Perlindungan
Hak Cipta Atas Buku, Jurnal Perspektif,
Volume XIX No. 2.

259

Anda mungkin juga menyukai