Anda di halaman 1dari 4

Peran media sosial dalam membangun generasi muda menuju

Indonesia emas 2045.


Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini dunia pendidikan masih menghadapi tantangan yaitu
Degradasi Moral. Degrasi sendiri memiliki arti kemunduran dan moral berasal bahasa latin
mores yang artinya kebiasaan yang berkaitan dengan sopan santun, etika, dan adab. Jadi jika
diinterpresasikan Degrasi moral adalah penurunan atau pemerosotan akhlak, moral, etika
maupun adab yang merujuk pada kelompok maupun individu. Hal ini terbukti berdasarkan
hasil riset dan data unicef, bahwa aduan kasus bullying dikalangan para remaja atau pelajar
terus meningkat sejak tahun 2016 hingga saat ini. Tak hanya itu, kasus-kasus yang marak
terjadi dan menimpa generasi muda seperti penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan
terlarang, konsumsi miras, tawuran, balap liar bahkan pembegalan kerap terjadi. Hal ini tentu
mencerminkan kualitas para generasi muda khususnya para pelajar, dalam upaya mendobrak
kemajuan suatu bangsa, para generasi muda berperan penting, lantas bagaimana keadaan
bangsa jika kualitas generasi mudanya memprihatinkan? Hal ini hanya akan terus menjadi
penyebab kemunduran suatu bangsa yang sudah seharusnya diputus sejak lama.
Diera digitalisasi ini, perkembangan teknologi membawa perubahan yang cukup besar
dikalangan masyarakat. Dalam perkembangan teknologi ini, lahirmya sosial media membawa
pengaruh yang signifikan terlebih dalam pola perilaku masyarakat, perilaku masyarakat
mengalami pergeseran budaya, suku, etika dan moral. Tak bisa dipungkiri bahwa diera digital
ini, sosial media mengambil andil yang cukup besar baik di bidang ekonomi ,sosial, bahkan
pendidikan.
perkembangan-perkembangan dan inovasi baru didukung oleh kemajuan teknologi
seharusnya mampu untuk menjadi awal mula kemajuan suatu bangsa, namun pada
realisasinya, perkembangan tersebut masih belum mampu menjadikan Indonesia unggul
dibanding negara-negara lainnya dengan akses teknologi yang sama, hal inilah yang menjadi
topik yang kami angkat pada karya tulis dengan judul “peran media sosial pada generasi
muda untuk menjadikan Indonesia emas 2025”
Penggunaan media sosial sudah menyatu dalam kehidupan kita, terutama anak dan remaja ,
Peran media sosial pada generasi muda memiliki pro dan kontra, media sosial membawa
banyak dampak positif di bidang pendidikan. Dengan adanya media sosial, pelajar dapat
dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain, sehingga mereka mempunyai wawasan dan
pengetahuan yang luas, mudahnya memperoleh sebuah informasi, adanya e-book yang
memudahkan dan mendukung para pelajar dan generasi muda untuk tetap mendapatkan
pengetahuan secara praktis dan terjangkau, bahkan tak jarang informasi yang didapat di
media sosial lebih terbaru dan mudah dipahami oleh para generasi muda. Tak hanya itu saja,
bahkan inovasi baru seperti kelas online atau dan olimpiade secara online sudah dapat diakses
oleh para siswa. Tapi tak dapat dipungkiri, media sosial juga membawa pengaruh negatif bagi
dunia pendidikan, secara tak langsung media sosial menggeser norma dan adab khususnya
para remaja, seperti pergaulan bebas di kalangan remaja yang bahkan mirisnya sudah menjadi
suatu hal yang lumrah dan dianggap keren,tak hanya itu kemudahan akses di media sosial
menyebabkan berita-berita yang tak seharusnya diakses malah dapat dengan mudah menjadi
konsumsi terlebih dikalangan para remaja. Generasi muda malah secara perlahan
menanamkan “fomo” atau takut dianggap kuno dan mengikuti segala sesuatu yang terjadi di
media sosial agar mendapat pengakuan dan terlihat keren. Seperti pada kasus pembegalan
yang terjadi di Kota medan, tepatnya jl. Gagak hitam kecamatan medan sunggal, dilansir dari
detik Sumut, dua orang yang ditetapkan sebagai tersangka masih menyandang status sebagai
siswa di salah satu sekolah menengah atas kota Medan. Kasus ini dimulai dari aksi konvoi
puluhan siswa di Jl.Gagak hitam, dua pengendara sepeda motor yang menjadi korban terlihat
dari rekaman cctv tengah terjebak macet hingga puluhan siswa yang masih mengenakan
pakaian pramuka itu datang dari arah yang berlawanan dan mulai meluncurkan aksi
perampasan dan penganiayaan dengan pemukul bisbol hingga senjata tajam seperti celurit
dan juga gir. Korban sempat berusaha melarikan diri hingga akhirnya terjatuh dan dua orang
tersangka tersebut mengambil alih motor korban. Saat ini tersangka dijatuhi hukuman pidana
7 tahun, dan terpaksa berhenti sekolah. Puluhan siswa lainnya yang “ikut-ikutan”
dipulangkan dengan syarat. Hal inilah yang menjadi faktor kemunduran suatu bangsa,
bagaimana ingin menghasilkan bangsa emas, sedangkan generasi mudanya saja
memprihatinkan? Untuk membuat bangsa yang unggul, diperlukan kesadaran terutama para
generasi penerus bangsa. Indonesia tidak kekurangan orang pintar untuk menjadikannya
suatu bangsa yang maju, hanya saja kurang orang yang memiliki moral. Adapun beberapa
upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan media sosial dibidang
pendidikan, yaitu dengan menyaring berita yang didapat, berpikir sebelum bertindak dengan
memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan, memanfaatkan media sosial untuk
bersosialisasi dengan tujuan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, mengakases
informasi yang berguna dan mengambil pelajaran atas setiap kejadian yang terjadi di media
sosial, kita memang tidak mampu menghentikan media sosial, tetapi kita bisa memilih
sesuatu yang masuk di media sosial kita, dan mengurangi frekuensi penggunaan media sosial
agar tidak kecanduan, bagi para pelajar, bimbingan orang tua juga sangat diperlukan untuk
mengawasi kesalahan dalam menggunakan media sosia. Dengan menerapkan hal tersebut,
bukan tidak mungkin kualitas generasi muda meningkat pesat dan mampu menjadikan
Indonesia menjadi bangsa emas ditahun-tahun berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai