Anda di halaman 1dari 18

Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen

P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430


Volume 9 No 2 (2020)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN


Neni Meidawati
Universitas Islam Indonesia
neni.meidawati@uii.ac.id

Ahada Nurfauziya
Universitas Islam Indonesia
ahadanur@uii.ac.id

Uswatun Chasanah
Universitas Islam Indonesia
annachasanahh@gmail.com

Abstrak: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. Investor memerlukan


informasi yang dapat mendukung keputusannya untuk melakukan investasi, salah satunya melakukan
analisis terhadap faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan pembagian
dividen. Tujuan dari penelitian melakukan analisis terhadap faktor–faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen yaitu likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2015-2017. Sampel penelitian berjumlah 12 perusahaan
dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis, dianalisis dengan menggunakan
metode regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan likuiditas berpengaruh negatif
signifikan.

Kata kunci: likuiditas, kebijakan dividen, profitabilitas, ukuran perusahaan

Abstract: Factors that Influence Dividend Policy. Investors need information that can support
their decision to invest, one of which is to analyze the factors that influence the company's
decision to distribute dividends. The purpose of the study is to analyze the factors that influence
dividend policy, namely liquidity, profitability and company size. The population used in this
study was manufacturing companies in the food and beverage industry sector which were listed
on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the 2015-2017 period. The research sample
consisted of 12 companies using a purposive sampling method. Hypothesis testing, analyzed
using multiple regression methods. The results showed that profitability and firm size had a
significant positive effect on dividend policy, while liquidity had a significant negative effect.

Keywords: liquidity, dividend policy, profitability, company size

PENDAHULUAN melakukan investasi di pasar modal. Banyak


Pasar modal merupakan pasar tempat faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan
untuk memperjual belikan surat-surat perusahaan untuk melakukan pembagian
berharga baik dalam bentuk saham maupun dividen. Analisis untuk mengetahui faktor-
obligasi (Aduardus dan Tandelilin, 2010). faktor yang berpengaruh terhadap pembagian
Pasar modal memiliki peran penting dalam dividen diperlukan, penelitian ini dilakukan
memobilisasi dana dari investor yang ingin untuk melakukan analisis terhadap faktor-

310
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

faktor yang mempengaruhi kebijakan Kebijakan dividen dapat diketahui


dividen yaitu likuiditas, profitabilitas dan dengan melihat rasio Dividend Payout Ratio.
ukuran perusahaan. Penelitian dilakukan Dividend Payout Ratio menentukan jumlah
pada perusahaan manufaktur sektor makanan laba yang dapat ditahan oleh perusahaan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek sebagai sumber pendanaan. Besar kecilnya
Indonesia, karena sektor industri makanan dividen yang dibayarkan dapat berpengaruh
dan minuman merupakan industri yang terhadap investor dalam membuat keputusan
masih mempunyai prospek di masa yang untuk melakukan investasi. Faktor-faktor
akan datang, dalam kondisi krisis sektor ini yang berpengaruh terhadap Dividend Payout
masih dapat bertahan untuk melanjutkan Ratio antara lain adalah likuiditas,
bisnisnya, sehingga masih menarik bagi profitabilitas dan ukuran perusahaan.
investor. Berdasarkan data dari Badan Likuiditas diproksikan dengan Current Ratio
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), (CR), Return on Assets (ROA) sebagai proksi
selama periode Januari-Juni 2019 realisasi profitabilitas dan ukuran perusahaan
penanaman modal dalam negeri (PMDN) di diproksikan dengan Firm Size.
sektor makanan menduduki peringkat Likuiditas merupakan rasio yang
keempat dari keseluruhan sektor dengan nilai menggambarkan hubungan antara kas dan
Rp 21,26 triliun, sedangkan penanaman aset perusahaan lainnya dengan
modal asing (PMA) menduduki peringkat kewajibannya. Likuiditas akan tercermin
keenam dengan nilai realisasi US$706,7 juta dalam bentuk kemampuan perusahaan dalam
(Bisnis.com). Pertumbuhan perekonomian di membayar kewajiban tepat waktu. Likuiditas
Indonesia masih di dominasi sektor diartikan sebagai kemampuan perusahaan
manufaktur khususnya barang-barang untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
konsumsi, diantaranya adalah industri perusahaan pada waktu yang ditentukan.
makanan dan minuman. Berdasarkan survei Dividen merupakan arus kas keluar dalam
Bank Indonesia pada tahun 2019 perspektif perusahaan yang dapat
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap posisi kas perusahaan
di masa yang akan datang mencapai 5,1 (Brigham dan Houston, 2007; Prihadi, 2013).
persen, dimana sektor konsumsi yang lebih Menurut Darmawi dan Herman (2012),
berperan dalam pertumbuhan ekonomi di pengukuran likuiditas berupa perbandingan
Indonesia, jika dibandingkan dengan sektor jumlah aset lancar dengan kebutuhan
yang lain. likuiditas yang diprediksikan. Semakin likuid
sebuah perusahaan, maka pembayaran

311
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

dividen yang dilakukan oleh perusahaan akan (2014) menyatakan berpengaruh positif
semakin besar. Penelitian yang telah signifikan terhadap kebijakan dividen.
dilakukan oleh Sari (2012) dan Afriani Ukuran perusahaan sebagai salah satu
(2013) memperoleh bukti bahwa likuiditas faktor penentu bagi investor dalam
tidak berpengaruh terhadap kebijakan melakukan investasi, juga akan berpengaruh
dividen, sedangkan menurut Ahmad & terhadap kebijakan dividen. Perusahaan
Wardani (2014) likuiditas berpengaruh dengan ukuran besar membayar dividen lebih
negatif signifikan, namun hasil penelitian tinggi, dan sebaliknya perusahaan dengan
Dewi dan Sedana (2013), Sari dan Sudjarni ukuran kecil akan membayar dividen lebih
(2015), Maladjian dan Khoury (2014) sedikit (Mehta, 2012). Karena perusahaan
memperoleh bukti bahwa likuiditas kecil lebih sulit mengumpulkan dana dari
berpengaruh positif signifikan. sumber internal dibandingkan dengan
Profitabilitas digunakan untuk perusahaan besar. Penelitian Sisca (2008),
mengetahui kemampuan perusahaan dalam Ahmad dan Wardani (2014), Maladjian dan
menghasilkan laba atau seberapa efektif Khoury (2014), Mehta (2012) menyatakan
pengelolaan perusahaan oleh manajemen bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
(Syahyunan, 2015). Laba perusahaan akan positif terhadap kebijakan dividen, namun
menjadi acuan dalam pembayaran dividen penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012)
perusahaan. Semakin besar tingkat laba akan dan Afriani (2013) memperoleh hasil bahwa
berpengaruh terhadap besaran tingkat ukuran perusahaan tidak berpengaruh
pembayaran dividen yang akan dibagikan terhadap kebijakan dividen.
kepada pemegang saham. Profitabilitas akan Industri manufaktur merupakan industri
menunjukkan besarnya laba yang diperoleh yang cukup stabil dalam menopang
oleh perusahaan atas setiap investasi yang perekonomian negara pada perekonomian
dilakukan oleh investor. Hasil penelitian Sari dunia yang tidak pasti dengan menunjukkan
(2012), menyatakan bahwa profitabilitas tingkat pertumbuhan yang positif. Salah
tidak berpengaruh terhadap kebijakan satunya yaitu sektor industri makanan dan
dividen, sedangkan menurut Ayu (2013) minuman yang mempunyai peluang untuk
berpengaruh signifikan, namun menurut tumbuh dan berkembang. Kondisi tersebut
Ahmad dan Wardani (2014), Ahmed (2015), terlihat dengan semakin menjamurnya
Fitri et al., (2016), Marlim dan Arifin (2015), industri makanan dan minuman di dalam
Moradi et al., (2010), Maladjian dan Khoury negeri, sehingga memicu persaingan yang
semakin ketat dan akibatnya para manajer

312
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

perusahaan bersaing ketat dalam mencari manajer sebagai agen dan pemilik
investor untuk berinvestasi. perusahaan sebagai prinsipal. Untuk menjaga
Kebijakan dividen diartikan sebagai hubungan antara manager dan pemilik
kebijakan dalam penentuan berapa jumlah perusahaan agar dapat berjalan dengan baik,
dari laba bersih yang hendak dibagikan pemilik akan menyerahkan kewenangan
kepada pemegang saham sebagai bentuk dalam pengambilan keputusan kepada pihak
pembayaran dividen dan berapa jumlah laba manajer. Teori keagenan memiliki beberapa
bersih yang nantinya dilakukan investasi asumsi yang menjadi landasannya. Asumsi
ulang pada perusahaan sebagai laba ditahan tersebut dikelompokkan menjadi tiga jenis,
guna memperoleh capital gains (Deitiana, yakni asumsi atas sifat dasar manusia, asumsi
2011). Dividen sebagai pembayaran dari atas keorganisasian, dan asumsi atas
hasil pendapatan perusahaan atau distribusi informasi. Asumsi atas sifat dasar manusia
dari keuntungan perusahaan yang dibagikan menegaskan bahwa perilaku manusia
kepada pemegang saham berupa kas atau cenderung mementingkan diri sendiri (self
saham (Ahmad dan Wardani, 2014). Dewan interest), memiliki pemikiran yang terbatas
komisaris memiliki kewenangan dalam terkait persepsi masa yang akan datang
memutuskan pembayaran dividen tunai (bounded rationality), dan sebaiknya
kepada pemegang saham perusahaan. memilih untuk menghindari risiko (risk
Barang kebutuhan konsumsi menjadi industri averter). Asumsi keorganisasian
yang cukup penting bagi perkembangan menunjukkan terdapatnya konflik diantara
perekonomian negara. Jumlah perusahaan anggota organisasi, pemahaman efisiensi
manufaktur sektor makanan dan minuman sebagai ciri efektivitas, dan asimetri
yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia informasi yang terjadi diantara manajer dan
(BEI) diketahui memiliki jumlah yang cukup pemilik. Asumsi informasi mengindikasikan
banyak jika dibandingkan dengan bahwa informasi sebagai komoditas yang
perusahaan di sektor lainnya. Oleh karena itu dapat diperjual-belikan.
perusahaan manufaktur sektor makanan dan Penjelasan mengenai asumsi atas sifat
minuman dipilih sebagai objek penelitian. dasar manusia, mengindikasikan bahwa
antara pemilik perusahaan dan manajer
KAJIAN LITERATUR
cenderung lebih mengedepankan
A. Teori Agensi
kepentingan diri sendiri. Pemilik memiliki
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan
motivasi untuk mengikat kontrak guna
teori keagenan sebagai bentuk kontrak antara
memperoleh keuntungan dengan

313
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

peningkatan profitabilitas yang signifikan, dikarenakan investor cenderung lebih


sedangkan manajer memiliki motivasi untuk memilih untuk menerima dividen daripada
memaksimalkan pemenuhan dari kebutuhan capital gain. Investor lebih tertarik terhadap
ekonomi dan psikologis dengan memperoleh dividen dibandingkan dengan capital gain.
dana investasi, pinjaman, maupun kontrak Teori ini memandang bahwa return
kompensasi. Sehingga dapat diidentifikasi investasi saham bisa dalam bentuk dividen
terdapat 2 (dua) kepentingan yang berbeda atau capital gain. Selisih lebih antara harga
antara agen dan principal. jual dan harga beli saham merupakan
Permasalahan yang diakibatkan dari keuntungan yang dapat diperoleh investor
munculnya perbedaan kepentingan antara disebut dengan capital gain. Teori ini
agen dan prinsipal disebut dengan agency menyatakan bahwa return dalam bentuk
problems. Penyebab agency problems salah dividen lebih memiliki kepastian dan dapat
satunya adalah terdapatnya asimetri diprediksi jika dibandingkan dengan capital
informasi. Asimetri informasi merupakan gain. Selain hal tersebut karena capital gain
tidak seimbangnya informasi yang dimiliki lebih bersifat spekulasi karena dipengaruhi
antara agen dan prinsipal, permasalahan oleh perubahan harga saham yang dapat
tersebut terjadi ketika pemilik tidak setiap saat akan berubah-ubah bersifat
memperoleh informasi yang cukup terhadap fluktuatif, serta tergantung pergerakan pasar
kondisi perusahaan dan kinerja manajemen, modal sehingga perusahaan tidak bisa
dilain pihak manajer sebagai pelaksana mengendalikan. Disamping hal tersebut
mengetahui lebih banyak mengenai dividen memiliki resiko yang lebih kecil
informasi dari lingkungan perusahaan, dibandingkan dengan capital gain, sehingga
kapasitas diri, serta kondisi perusahaan investor lebih tertarik dengan dividen.
secara menyeluruh. C. Likuiditas
B. Teori Kebijakan Dividen Sitanggang (2012) mengemukakan bahwa
Ada beberapa teori yang dapat dijadikan likuiditas menjadi ukuran kinerja dari
landasan dalam penentuan kebijakan dividen kemampuan perusahaan guna memenuhi
untuk perusahaan. Salah satunya adalah kewajiban keuangan lancar yang segera
(Syahyunan, 2015), teori “The Bird in the harus dilunasi yaitu kewajiban keuangan
Hand”. Teori ini dikemukakan oleh Myron J. dengan jatuh tempo hingga satu tahun.
Gordon dan John Lintner yang menyatakan Perusahaan dikatakan dalam keadaan likuid
bahwa biaya dari modal perusahaan akan pada saat perusahaan mampu untuk
naik jika Dividend Payout Ratio-nya rendah memenuhi kewajiban keuangan tepat waktu.

314
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Hanya perusahaan dengan kondisi likuid ukuran yang besar mengindikasikan


yang mampu membayarkan dividen kepada kemampuan dalam menghasilkan laba yang
para pemegang saham, dalam bentuk tinggi sehingga mampu membayarkan
pembayaran tunai. Manajemen perusahaan dividen yang tinggi kepada pemegang
pada umumnya menggunakan likuiditas saham. Ukuran perusahaan diproksikan
untuk membayar kewajiban jangka dengan Firm Size.
pendeknya. F. Pengembangan Hipotesis
D. Profitabilitas Likuiditas merupakan kemampuan sebuah
Rasio Profitabilitas diartikan sebagai perusahaan dalam memenuhi kewajiban
rasio untuk penilaian kemampuan jangka pendek pada saat jatuh tempo.
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan Investor dalam melakukan analisa terhadap
dari proses penjualan, pengelolaan asset dan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi
penggunaan modal dari saham tertentu. keuangan perusahaan dapat dilihat dari
Sehingga rasio ini memberikan gambaran current ratio. Semakin tinggi current ratio,
atau sebagai ukuran tingkat efektivitas semakin baik karena dapat diindikasikan
manajemen perusahaan. Maka penggunaan bahwa perusahaan mampu membayar
rasio profitabilitas menjadi gambaran kewajiban jangka pendeknya. Sehingga
efisiensi pada perusahaan (Munawir, 2010). likuiditas diproksikan dengan current ratio
Profitabilitas terdiri dari 2 (dua) jenis rasio yang merupakan rasio lancar. Teori “Bird in
yaitu rasio dalam hubungannya dengan the hand” menyatakan bahwa pembayaran
penjualan dan rasio yang menunjukkan dividen akan mengurangi ketidakpastian dan
profitabilitas dengan aktivitas investasi. risiko yang dihadapi investor. Sesuai dengan
E. Ukuran Perusahaan (Firm Size) teori ini perusahaan harus mampu
Ukuran perusahaan adalah salah satu membagikan dividen kepada investor dan
indikator yang berpengaruh terhadap risiko diperlukan ketersediaan dana dalam hal ini
bisnis dengan pengukuran menggunakan kas yang dimiliki perusahaan. Perusahaan
total dari aset perusahaan, penjualan dan harus dalam keadaan likuid untuk memenuhi
ekuitas (Yanti, 2014). Perusahaan yang besar hal tersebut. Dewi dan Panji (2013), Sari dan
serta memiliki akses pasar yang lebih luas Sudjarni (2015), Maladjian dan Khoury
akan mampu membayar dividen kepada (2014), menyatakan bahwa likuiditas
pemegang saham dikarenakan kemampuan berpengaruh positif signifikan terhadap
perusahaan dalam mendapatkan dana dalam kebijakan dividen. Perusahaan dengan posisi
waktu yang relatif cepat. Perusahaan dengan kas dan likuiditas yang semakin besar secara

315
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

keseluruhan mengindikasikan semakin besar dividen kepada pemegang saham


kemampuan perusahaan untuk membayar dikarenakan kemampuan perusahaan dalam
dividen (Yanti, 2014). Berdasar hasil mendapatkan dana dalam waktu yang relatif
penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat. Perusahaan dengan ukuran yang besar
besar kondisi likuiditas suatu perusahaan mengindikasikan kemampuan dalam
mengindikasikan semakin besar kemampuan menghasilkan laba yang tinggi sehingga
perusahaan untuk melakukan pembayaran mampu membayarkan dividen yang tinggi
dividen. Oleh karena itu, likuiditas diprediksi kepada pemegang saham. Ukuran
berpengaruh positif terhadap kebijakan perusahaan diproksikan dengan Firm Size.
dividen. Ahmad dan Wardani (2014), Maladjian dan
Return on Assets (ROA) merupakan rasio Khoury (2014), Mehta (2012),
keuangan yang digunakan untuk mengukur mengungkapkan Firm Size memiliki
tingkat pengembalian aktiva yang telah pengaruh positif dan signifikan terhadap
digunakan untuk menghasilkan laba. kebijakan dividen. Karena itulah, ukuran
Perusahaan dengan rasio Return on Assets perusahaan diprediksi memiliki pengaruh
(ROA) yang tinggi mengindikasikan kinerja positif terhadap kebijakan dividen
perusahaan yang semakin baik, karena perusahaan.
diasumsikan tingkat pengembalian investasi H1: Likuiditas berpengaruh positif terhadap
semakin besar. Sehingga besaran kebijakan dividen.
peningkatan Return on Assets juga akan H2: Profitabilitas berpengaruh positif
meningkatkan besaran dari pendapatan terhadap kebijakan dividen.
dividen. Ahmed (2015), Fitri et al., (2016), H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif
Marlim dan Arifin (2015), Moradi et al., terhadap kebijakan dividen.
(2010), dan Maladjian dan Khoury (2014)
Likuiditas
mengungkapkan bahwa Return on Assets (Current Ratio
H1 (+)
berpengaruh positif terhadap kebijakan
Profitabilitas Kebijakan Dividen
dividen. (Return on Assets)
H2 (+)
(Dividend Policy)
Ukuran perusahaan merupakan salah satu
H3(+)
indikator yang dapat berpengaruh terhadap Ukuran Perusahaan
(Firm Size)
risiko bisnis dengan menggunakan total dari
asset perusahaan, penjualan dan ekuitas. Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Perusahaan yang besar serta memiliki akses
pasar yang lebih luas akan mampu membayar

316
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

METODE PENELITIAN Dividen merupakan porsi pembayaran atas


pendapatan perusahaan atau distribusi dari
A. Populasi, Sampel dan Sumber Data
perolehan keuntungan kepada pemegang
Populasi dalam penelitian ini, perusahaan
saham dengan bentuk pembayaran kas atau
manufaktur sektor industri makanan dan
saham (Ahmad dan Wardani, 2014).
minuman yang terdaftar di Bursa Efek
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
Indonesia (BEI) pada periode 2015-2017,
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
dengan kriteria sampel sebagai berikut: =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
1. Perusahaan manufaktur sektor industri C. Variabel Independen
makanan dan minuman yang terdaftar di Ada tiga variabel independent yaitu
BEI periode tahun 2015-2017. likuiditas, profitabilitas, dan ukuran
2. Periode pelaporan tahunan keuangan perusahaan (firm size). Sitanggang (2012)
perusahaan yang berakhir pada 31 mengemukakan bahwa likuiditas menjadi
Desember dan pelaporan keuangan yang ukuran kinerja dari kemampuan perusahaan
dinyatakan dalam rupiah. guna memenuhi kewajiban keuangan lancar
3. Perusahaan manufaktur sektor industri (yang segera harus dilunasi) yakni kewajiban
makanan dan minuman telah keuangan dengan jatuh tempo hingga 1
mengumumkan laporan keuangan secara tahun. Pengukuran variabel likuiditas
berkelanjutan selama pelaporan tahunan menggunakan current ratio (CR).
periode 2015- 2017. Perhitungan Current ratio dengan
4. Perusahaan manufaktur sektor industri perbandingan antara aset lancar perusahaan
makanan dan minuman yang dengan utang lancar perusahaan.
membayarkan dividen secara berturut- 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
turut selama periode tahun 2015- 2017. 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Data diperoleh dari perusahaan Rasio Profitabilitas diartikan sebagai rasio

manufaktur yang terdaftar di BEI yaitu untuk penilaian kemampuan perusahaan

perusahaan manufaktur sektor industri dalam menghasilkan keuntungan (profit) dari

makanan dan minuman periode 2015-2017. proses penjualan, pengelolaan asset dan

Sumber data diperoleh dari www.idx.co.id. penggunaan modal dari saham tertentu.

B. Variabel Dependen Sehingga rasio ini memberikan gambaran

Kebijakan dividen (dividend policy) atau sebagai ukuran tingkat efektivitas

merupakan variabel dependen. Pengukuran manajemen perusahaan. Maka penggunaan

menggunakan Dividen Payout Ratio. rasio profitabilitas menjadi gambaran


efisiensi pada perusahaan (Munawir, 2010).

317
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Pengukuran variabel profitabilitas dapat disimpulkan fixed effect model (FEM)


menggunakan rasio Return on Asset (ROA). lebih baik atau lebih tepat dibandingkan
Perhitungan ROA dengan perbandingan common effect model (CEM).
antara laba bersih dengan total aset yang Pengujian statistik kedua dilakukan untuk
dimiliki perusahaan. memilih apakah model fixed effect (FEM)
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ atau model random effect (REM) yang paling
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑅𝑂𝐴) =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 tepat digunakan, dilakukan dengan uji
Ukuran perusahaan adalah salah satu variabel
hausman. Apabila hasil uji Hausman
akuntansi yang berpengaruh terhadap risiko
memperoleh nilai Chi Square lebih kecil dari
bisnis yang dapat diukur dengan
0,05 dengan tingkat signifikasi  = 5%, maka
menggunakan total aset, penjualan dan
hal tersebut menunjukkan bahwa fixed effect
ekuitas (Yanti, 2014). Pengukuran variabel
model (FEM) yang lebih tepat dibandingkan
ini dengan menggunakan total aset yang
random effect model (REM).
dimiliki oleh perusahaan yang ditujukan
Pengujian terakhir dalam pemilihan
untuk membayar dividen kepada seluruh
permodelan regresi untuk mengetahui
pemegang saham. Perhitungan variabel
apakah model random effect (REM) lebih
ukuran perusahaan dalam penelitian ini
baik dari pada metode common effect (OLS)
diukur dengan menggunakan Firm Size.
dilakukan dengan Uji lagrange multiplier
𝑆𝑖𝑧𝑒 = 𝐿𝑁 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
(LM).
D. Model Regresi Data Panel
Pada pelaksanaan pengujian regresi data
Pengujian regresi dengan menggunakan
panel tidak selalu dilakukan ketiga uji
data panel dilakukan melalui tiga pendekatan
tersebut, ketika peneliti menemukan terdapat
model regresi, yaitu Common Effect Models
perbedaan intersep yang terjadi antar
(CEM), Fixed Effect Models (FEM) dan
perusahaan maka model common effect akan
Random Effect Models (REM). Pengujian
diabaikan sehingga hanya dilakukan uji
pertama untuk menentukan apakah
hausman pada pengujian lanjutan. Pemilihan
permodelan dengan pendekatan fixed effect
model fixed effect atau random effect
model (FEM) atau common effect model
dilakukan dengan mempertimbangkan
(CEM) yang paling tepat digunakan untuk
jumlah waktu dan individu pada penelitian.
mengestimasi data panel, dilakukan dengan
Menurut Nachrowi dan Hardius (2006),
Uji chow. Apabila nilai Chi-Square yang
beberapa ahli ekonometri telah membuktikan
dihasilkan dengan metode ini di bawah 0,05
secara matematis, di mana dikatakan bahwa:
dengan tingkat signifikasi  = 5% maka

318
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

1) Jika data panel yang dimiliki mempunyai lainnya tidak memenuhi kriteria terkait
jumlah waktu (T) lebih besar dibanding pelaporan data kebijakan dividen.
jumlah individu (N) maka disarankan A. Analisis Data Penelitian
untuk menggunakan model fixed effect. 1). Model Common effect
2) Jika data panel yang dimiliki mempunyai Hasil pengujian regresi dengan
jumlah waktu (T) lebih kecil dibanding menggunakan model common effect dapat
jumlah individu (N) maka disarankan dilihat pada tabel berikut:
untuk menggunakan model random effect. Tabel 1. Model Common effect
Koefisi Std.
Y =  + 1X1 + 2X2 + 3X3+ e Variabel
en Error
t Prob.

Keterangan: C -5,3714 0,8730 -6,1524 0,0000


CR 0,1466 0,1350 1,0859 0,2856
Y = Kebijakan dividen ROA 6,8199 0,7056 9,6647 0,0000
SIZE 1,1282 0,0565 19,941 0,0000
α = konstanta R-squared 0,9375
b1, b2, b3,= koefisien regresi masing-masing Adjusted R-
squared 0,9316
variabel bebas F-statistic 160,06
Prob(F-statistic) 0,0000
X1 = Likuiditas
Sumber: Hasil Olah Data 2019
X2 = Profitabilitas
2). Model Fixed effect
X3 = Ukuran Perusahaan
Hasil pengujian regresi dengan
e = error atau tingkat kesalahan
menggunakan model fixed effect dapat dilihat

HASIL PENELITIAN DAN pada tabel berikut:

PEMBAHASAN Tabel 2. Model Fixed Effect

Hasil Std. t Prob.


Variabel Koefisien
Error
Jumlah perusahaan manufaktur untuk C 3,2840 0,0035
4,5898 1,3976
sektor makanan dan minuman berjumlah 18 -
CR
perusahaan, namun dalam pengambilan 2,8874 0,0088
-0,9279 0,3213
sampel penelitian terdapat 6 perusahaan yang ROA 10,346 0,0000
7,3290 0,7083
SIZE 6,2590 0,0000
tidak memenuhi kriteria yang ditentukan 0,5194 0,0829
R-squared 0,9749
dalam penelitian ini, karena empat (4) Adjusted R-
perusahaan tersebut memiliki tanggal IPO di squared 0,9581
F-statistic 58,2722
tahun 2017 sehingga belum memenuhi PProb(F-
statistic) 0,0000
kriteria sampel dalam penelitian ini yang
Sumber: Hasil Olah Data 2019
memerlukan pelaporan perusahaan periode
2015-2017. Sedangkan dua (2) perusahaan

319
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

3) Model Random Effect probabilitas Chi-Square sebesar 0,0006 pada


Hasil pengujian regresi dengan tingkat signifikansi  = 5% dimana
menggunakan model random effect dapat perolehan nilai Chi-Square yang dihasilkan
dilihat pada tabel berikut: di bawah 0,05. Dengan demikian kesimpulan
Tabel 3. Model Random Effect yang dapat diambil yaitu model fixed effect

Std. lebih baik atau lebih tepat dibandingkan


Variabel Koefisien t Prob.
Error common effect model.
- 2). Haustman test
C -5,0500 1,0397 4,8568 0,0000
CR 0,0417 0,1550 0,2690 0,7896 Pada pengujian model dengan uji Chow
ROA 6,6134 0,7238 9,1363 0,0000 diperoleh model fixed effect model (FEM)
SIZE 1,1135 0,0677 16,438 0,0000
R-squared 0,8967 sebagai model regresi yang relevan, maka
Adjusted R-
pengujian tahapan selanjutnya dilakukan
squared 0,8870
F-statistic 92,654 dengan Uji Hausman dan merupakan
Prob(F-
statistic) 0,0000 pengujian tahapan terakhir guna menentukan
Sumber: Hasil Olah Data 2019 apakah random effect model (REM) yang
B. Pemilihan Model Regresi tepat dijadikan metode analisis, atau fixed
Pemilihan model regresi data panel dapat effect model (FEM).
diketahui setelah melalui beberapa pengujian Tabel 5. Hasil Uji Haustman
seperti Uji Chow dan Uji Haustman Chi-
Chi-Sq.
Test Summary Sq. Prob.
(Widarjono, 2007). Statistic
d.f.
1). Uji Chow
Cross-section random 11,1019 3 0,0112
Uji Chow dilakukan untuk menentukan Sumber: Hasil Olah Data 2019
apakah common effect model (CEM) yang
tepat dijadikan metode analisis, atau fixed Berdasarkan hasil uji Hausman di atas

effect model (FEM). diketahui nilai Chi-Square diperoleh sebesar

Tabel 4. Hasil Uji Chow 0,0112 pada tingkat signifikansi = 5%.


Hasil tersebut menunjukkan bahwa fixed
Effects Test Statistik d.f. Prob.
effect model yang lebih tepat dibandingkan
Cross-section F 2,8437 (11,21)0,0190
Cross-section random effect model karena perolehan nilai
Chi-
square 32,8363 11 0,0006 Chi Square lebih kecil dari 0,05.
Sumber: Hasil Olah Data 2019 Hasil uji asumsi klasik menunjukkan
bahwa data normal, bersifat
Berdasarkan hasil uji Chow terhadap model
homoskedastisitas atau tidak terjadi
regresi yang dilakukan diketahui nilai

320
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

heterokedastisitas, dan tidak ada hidup, sehingga investor dalam pengambilan


multikolinearitas. keputusan tidak semata-mata memperhatikan
C. Pengujian Hipotesis Penelitian tingkat likuiditasnya, terkait dengan deviden
Berdasarkan hasil uji kelayakan model, yang akan diterima. Hal ini ini terlihat pada
diketahui bahwa model Fixed effect yang laporan keuangan yang merupakan sampel
paling tepat digunakan pada penelitian ini penelitian menunjukkan bahwa dengan
untuk menjawab hipotesis penelitian. tingkat likuiditas di tahun 2016 sebesar
Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis 1,3153 perusahaan membagi dividen dengan
dengan Model Fixed Effect ratio 8,16 lebih tinggi, dibanding tahun 2015

Model
Koefisien
Signifikansi Kesimpulan
dengan likuiditas 1,1925 dan pembagian
Regresi
(Constant) 4,5899 0,0035 dividen dengan ratio 0,91.
CR -0,9279 0,0088 H1 ditolak Perusahaan yang memiliki tingkat
7,3291 0,0000 H2 gagal
ROA likuiditas yang rendah akan cenderung
ditolak
SIZE 0,5194 0,0000 H3 gagal membagikan dividen yang tinggi kepada
ditolak
Sumber: Hasil Olah Data 2019 pemegang saham dan sebaliknya. Kondisi
tersebut dapat dijelaskan dengan teori
Y = 4,5899 – 0,9279X1 + 7,3291X2 + signaling (Megginson, 1977) bahwasanya
0,5194X3+ e pada kondisi likuiditas rendah, akan tetapi
Pembahasan perolehan tingkat profitabilitasnya tinggi,
A. Pengaruh Likuiditas Perusahaan perusahaan tidak memiliki cukup kas untuk
terhadap Kebijakan Dividen membagikan dividen dalam bentuk kas,
Hasil penelitian ini menunjukkan sehingga sebagai gantinya perusahaan akan
variabel likuiditas (X1) memiliki nilai membagikan dividen dalam bentuk saham
koefisien regresi -0,9279 bernilai negatif (stock dividend) untuk menunjukkan kepada
dengan nilai P Value sebesar 0,0088, hal ini pemegang saham bahwasanya perusahaan
menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh masih memiliki kinerja yang baik dalam
negatif terhadap kebijakan dividen, sehingga menghasilkan keuntungan.
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Persoalan pembayaran dividen yang
likuiditas berpengaruh positif terhadap kaitannya dengan likuiditas bisa di pahami
kebijakan dividen ditolak. dengan mengacu kepada teori mengenai
Penelitian dilakukan pada sektor industri dividen yang dinyatakan oleh Brealey,
makanan dan minuman, yang merupakan Myres, dan Marcus (2007). Likuiditas
sektor utama untuk memenuhi kebutuhan mampu menjadi patokan untuk menunjukkan

321
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

kemampuan perusahaan untuk membayar (2014) yang menyatakan bahwa likuiditas


dividen namun bukan berarti kelancaran berpengaruh negatif signifikan terhadap
pembayaran hutang jangka pendeknya, kebijakan dividen.
dimana hal tersebut akan mengindikasikan
perusahaan pasti akan membayarkan dividen B. Pengaruh Profitabilitas terhadap
kepada pemegang saham. Persoalan tersebut Kebijakan Dividen
bisa saja disebabkan pertimbangan lain Hasil pengujian regresi, variabel
seperti perancangan peluang investasi, profitabilitas (X2) memiliki nilai koefisien
pembatasan pembayaran dividen atau regresi 7,3291 dan P Value 0,0000, hal ini
estimasi dari melakukan pembayaran dividen menunjukkan bahwa profitabilitas
akan berdampak kepada kinerja perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
selanjutnya (Brigham dan Houston, 2007). kebijakan dividen, sehingga hipotesis kedua
Berbeda dengan hasil penelitian yang yang menyatakan bahwa profitabilitas
diperoleh Dewi & Sedana (2013), Sari & berpengaruh positif terhadap kebijakan
Sudjarni (2015), dan Maladjian dan Khoury dividen gagal ditolak.
(2014), menemukan bahwa variabel Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas berpengaruh positif signifikan
kebijakan dividen, sehingga memunculkan terhadap kebijakan dividen, sehingga
asumsi dengan posisi likuiditas yang semakin tingginya profitabilitas akan membawa
besar pada suatu perusahaan akan berakibat dampak terhadap ketertarikan minat investor
semakin besar kemampuan persahaan untuk untuk menanamkan modalnya di perusahaan
melakukan pembayaran dividen. Dalam yang mengharapkan akan mendapatkan
membayar dividen perusahaan keuntungan yang tinggi dari investasinya.
membutuhkan aliran kas keluar, sehingga Hal ini menunjukkan bahwa investor yang
harus tersedia likuiditas yang cukup. Pada melakukan investasi pada perusahaan
current ratio terdapat kas sebagai salah satu makanan dan minuman masih
sumber untuk pembayaran dividen, namun mempertimbangkan pengambilan
besarnya current ratio tidak selalu keputusannya berdasarkan tingkat
dipengaruhi oleh kondisi kas perusahaan saja profitabilitas, karena harapan investor
namun dipengaruhi juga oleh beberapa akun semakin tingkat profitabilitas, maka deviden
seperti piutang usaha dan persediaan barang. yang diperoleh semakin tinggi. Hal ini
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terbukti dari sampel perusahaan yang diteliti
yang dilakukan oleh Ahmad & Wardani dari laporan keuangannya pada tahun 2016

322
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

dengan tingkat profitabilitas 0,1041 memiliki efektivitas pengelolaan manajemen


rasio pembagian dividen sebesar 0,96 dan perusahaan yang ditunjukkan dengan jumlah
tahun 2017 dengan tingkat profitabilitas keuntungan yang mampu dihasilkan
0,1053 memiliki rasio pembagian dividen perusahaan dari penjualan dan investasi
sebesar 0,97. Hal ini membuktikan bahwa seperti profit margin, earning power, return
ada pengaruh positif antara profitabilitas on total assets, return on equity, dan return
dengan pembagian deviden. Industri on investment.
makanan dan minuman merupakan satu dari
Kondisi tersebut sesuai dengan pendapat
lima sektor manufaktur yang diprioritaskan
Hendra (2009) bahwasanya rasio
pengembangannya di era industri 4,0,
profitabilitas sebagai pengukur kemampuan
sehingga dapat bersaing dalam skala
para eksekutif perusahaan dalam
internasional. Pada masa pandemi covid 19,
mendapatkan tingkat keuntungan, apakah
salah satu sektor yang dapat bertahan adalah
dalam bentuk dana perusahaan maupun nilai
perusahaan di sektor makanan dan minuman,
ekonomis atas penjualan, aset bersih
yang merupakan sektor yang diharapkan
perusahaan maupun modal sendiri
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
(shareholder equity). Kemampuan
Oleh karena itu sektor makanan dan
perusahaan untuk membayar dividen
minuman yang masih mempunyai harapan
merupakan fungsi dari keuntungan. Pihak
untuk berkembang dan meraih tingkat
manajemen akan membayarkan dividen
profitabilitas yang tinggi. Hal ini juga
untuk memberikan gambaran mengenai
didukung dari informasi laporan keuangan
keberhasilan perusahaan dalam
dan laporan tahunan PT. Mayora Indah Tbk
membukukan profit perusahaan. Tindakan
menunjukkan peningkatan profitabilitas dari
manajemen tersebut memberikan kesimpulan
tahun ke tahun, yang diikuti dengan kenaikan
bahwa kemampuan perusahaan untuk
deviden. Rasio profitabilitas lebih cenderung
membayar dividen merupakan bentuk fungsi
menjadi sorotan oleh para pemegang saham
dari penggunaan keuntungan perusahaan.
dan manajemen perusahaan sebagai salah
Perusahaan dengan perolehan keuntungan
satu alat dalam pengambilan keputusan
usaha akan cenderung membayarkan dividen
investasi, sehingga para investor mampu
kepada pemegang saham. Sehingga dapat
memutuskan apakah investasi bisnis ini akan
diasumsikan bahwa kondisi dimana semakin
dikembangkan, dipertahankan, dan
besarnya keuntungan yang diperoleh
sebagainya. Rasio Profitabilitas yang
perusahaan maka akan memberikan dampak
digunakan untuk mengukur tingkat

323
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

semakin besar pula kemampuan perusahaan perusahaan dalam akses untuk memperoleh
untuk membayar dividen (Suharli, 2006). dana dalam jumlah besar. Sehingga kondisi
Hasil penelitian ini mendukung ini menjadikan perusahaan yang memiliki
penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan ukuran perusahaan yang besar dan memiliki
Wardani (2014), Ahmed (2015), Fitri et al., tingkat pembayaran dividen yang semakin
(2016), Marlim dan Arifin (2015), Moradi et besar. Hal ini dapat dibuktikan dari sampel
al., (2010), dan Maladjian dan Khoury penelitian menunjukkan ukuran perusahaan
(2014) yang membuktikan bahwa yang lebih besar dapat membagikan deviden
berpengaruh positif signifikan terhadap yang lebih tinggi. Perusahaan pada sektor
kebijakan dividen, namun tidak mendukung industri makanan dan minuman pada
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012), umumnya mempunyai jumlah asset yang
yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak besar, dan terbukti perusahaan yang memiliki
berpengaruh terhadap kebijakan dividen. jumlah aset lebih besar dapat membagi
C. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap deviden lebih tinggi.
Kebijakan Dividen Besar kecilnya ukuran perusahaan
Hasil pengujian regresi variabel ukuran menjadi salah satu indikasi penilaian yang
perusahaan (X3) memiliki nilai koefisein dapat dipertimbangkan investor ketika ingin
regresi 0,5194 dan P Value 0,0000, hal ini melakukan investasi. Ukuran perusahaan
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap kebijakan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen dikarenakan perusahaan yang
kebijakan dividen, sehingga hipotesis ketiga memiliki ukuran yang besar akan lebih
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mudah memasuki pasar modal sehingga
berpengaruh positif terhadap kebijakan dengan metode ini perusahaan mampu
dividen gagal ditolak. membayar dividen dengan jumlah yang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sesuai kepada pemegang saham. Perusahaan
ukuran perusahaan berpengaruh positif dengan ukuran yang besar memiliki
signifikan terhadap kebijakan dividen. Pada kemudahan dalam mendapatkan modal
perusahaan dengan ukuran yang besar akan eksternal dalam jumlah yang lebih besar
lebih cenderung membagikan dividen yang terutama dari hutang. Dilain pihak,
tinggi untuk menjaga reputasi di kalangan perusahaan yang masih baru dan memiliki
investor dan juga akan cenderung memiliki ukuran relatif kecil akan mengalami banyak
kemudahan untuk akses ke pasar modal. kesulitan untuk mendapatkan akses ke pasar
Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap modal (Handayani dan Hadinugroho, 2009).

324
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Ukuran atau besarnya perusahaan berpengaruh negatif terhadap kebijakan


memainkan peranan dalam menjelaskan dividen perusahaan.
rasio pembayaran dividen dalam perusahaan. Saran bagi penelitian ke depan, penelitian
Perusahaan yang besar cenderung untuk tidak hanya melihat dari analisis fundamental
lebih matang dan mempunyai akses yang saja tetapi juga mempertimbangkan analisis
lebih mudah dalam pasar modal. Kondisi teknikal. Investor tidak hanya melihat
tersebut akan mengurangi ketergantungan analisis fundamental perusahaan untuk
perusahaan pada penggunaan pendanaan memutuskan berinvestasi, namun
internal, sehingga perusahaan akan mempertimbangkan juga analisis teknikal
cenderung melakukan pembayaran dividen yang lebih berpengaruh cepat dalam
yang lebih tinggi. Hasil penelitian pergerakan nilai saham. Menambahkan teori
mendukung penelitian yang telah dilakukan pendukung atau variabel tambahan,
oleh Ahmad & Wardani (2014), Maladjian menambah periode penelitian dan jumlah
dan Khoury (2014), Mehta (2012), yang sampel yang lebih besar akan mendukung
mengungkapkan bahwa Firm Size memiliki hasil penelitian yang lebih akurat.
pengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen. DAFTAR PUSTAKA
Aduardus dan Tandelilin. (2010). Fortofolio
SIMPULAN DAN SARAN dan Investasi. Yogyakarta: Konisius.

Afriani, F. (2013). Pengaruh Likuiditas,


Sektor industri makanan dan minuman
Leverage, Profitabilitas, Ukuran
merupakan salah satu sektor industri perusahaan dan growth terhadap
kebijakan dividen. Jurnal STIE
manufaktur yang mempunyai peluang untuk
Palembang
tumbuh dan berkembang. Kondisi tersebut
Ahmad, G. N., dan Wardani, V. K. (2014).
terlihat dengan semakin menjamurnya
The Effect of Fundamental Factor to
industri makanan dan minuman di dalam Dividend Policy; Evidence in
Indonesia Stock Exchange.
negeri, sehingga memicu persaingan yang
International Journal of Business and
semakin ketat dan akibatnya para manajer Commerce, 4(2), 14-25
perusahaan bersaing ketat dalam mencari
Ahmed, I. E. (2015). Liquidity, Profitability
investor untuk berinvestasi. and the Dividends Payout Policy.
World Review of Business Research,
Hasil penelitian memperoleh bukti
5(2), 73-85
bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan
Ambarwati. (2010). Manajemen Keuangan
berpengaruh positif signifikan terhadap
Lanjutan. Graha Ilmu. Yogyakarta
kebijakan dividen, akan tetapi likuiditas

325
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Ayu, T.K. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Handayani, D. R. dan Hadinugroho, B.


Investment Opportunity Set, Leverage, (2009). Analisis Pengaruh
dan Growth Terhadap Kebijakan Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Dividen. Jurnal Universitas Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan
Muhammadiyah Surakarta Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal
Fokus Manajerial. Vol.7, No. 1, Hal:
Breadley, Myers, dan Marcus. (2007). 64- 71.
Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Perusahaan Edisi Kelima: Jilid 1. Hendra, S. R. P. (2009). Manajemen
Terjemahan Yelpi Andri Zamur. Keuangan dan Akutansi Untuk
Jakarta: Erlangga. Hal: 60. Eksekutif Perusahaan, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada. Hal: 201.
Brigham, E.F dan Houston, Joel F. (2007).
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Idawati, I.A.A., dan Sudiartha, G. M. (2014).
Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Hal: Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
231. Ukuran Perusahaan terhadap
Kebijakan Dividen Perusahaan
Darmawi, H. (2012). Manajemen Manufaktur di BEI. E-Jurnal
Perbankan. Bumi Aksara: Jakarta Manajemen Universitas Udayana, Vol
3, No 6, Hal:1604-1616.
Dewi, S. C. (2008). Pengaruh Kepemilikan
Managerial, Kepemilikan Institusional, Jensen, M.C. dan W.H. Meckling.
Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan (1976). Theory of the Firm:
Ukuran Perusahaan terhadap Managerial Behaviour, Agency Costs
Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan and Ownership Structure. Journal of
Akuntansi. Vol. 10, No. 1. Finance Economics.
Trisakti School of Management. Hal:
47-58. Maladjian, C. dan Khoury, R.E. (2014).
Determinants of the Dividend Policy:
Dewi, N.W.T., dan Sedana, I.B.P. (2014). An Empirical Study on the Lebanese
Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas Listed Banks. International Journal
Dan Pertumbuhan Terhadap Economics and Finance, 6(4): 240 -
Kebijakan Dviden di BEI. E-journal 256.
Manajemen. Vol. 3, No. 6. Hal: 1739-
1752. Marlim, P. dan Arifin, A. Z. (2015). Analysis
of Cash Position, Debt to Equity Ratio,
Fitri, R. R., Hosen, M. N., & Muhari, S. Return on Assets, Growth Potential,
(2016). Analysis of Factors that Impact and Total Assets Turn Over Effect to
Dividend Payout Ratio on Listed Dividend Payout Ratio on Companies
Companies at Jakarta Islamic Index. Listed at Indonesia Stock Exchange
International Journal of Academic 2009-2011. IJABER, 13(7), 5403-
Research in accounting, Finance, and 5419.
Management Sciences, 6(2), Hal: 87-
97. Megginson, W.L., (1997). Corporate
Finance Theory. Addison-Wesley
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Education Publisher, Inc.
Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Mehta, A. (2012). An Empirical Analysis of
Diponegoro Determinants of Dividend Policy -

326
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Evidence from UAE Companies. Sitanggang, J. (2012). Manajemen Keuangan


Global Review of Acounting and Perusahaan. Jakarta : Mitra Wacana
Finance, 3 (1), 18-31. Media.

Moradi, M., Salehi, M., & Honarmand, S. Suharli, M. (2006). Studi Empiris Mengenai
(2010). Factors Affecting Dividend Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan
Policy: Empirical Evidence from UAE Harga Saham terhadap Jumlah
Companies. Poslovna Izvrsnost Dividen Tunai. Jurnal Maksi, Vol. 6
Zagreb, 4(1), 45-62. No. 2.hal. 243-256.

Munawir, S. (2010). Analisis laporan Syahyunan. (2015). Manajemen Keuangan.


Keuangan Edisi keempat. Cetakan Medan: USU Press
Kelima. Belas. Yogyakarta: Liberty hal
2 Widarjono, A. (2007). Ekonometrika: Teori
dan Aplikasi untuk Ekonomi dan
Prihadi, T. (2013). Analisis Laporan Bisnis, Edisi Kedua. Yogyakarta:
Keuangan. Jakarta: Penerbit PPM Ekonisia FE Universitas Islam
Indonesia. Hal. 54, 163. 254.
Ramli, N. M. (2010). Ownership Structure
and Dividend Policy: Evidance from Yanti. (2014). Analisis Faktor-faktor yang
Malaysian Companies. International Berpengaruh Terhadap Kebijakan
Review of Business Research Papers. Dividend Payout Ratio Pada
Vol. 6, No. 1. February 2010. Hal: 170- Perusahaan Manufaktur yang
180. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal TEKUN, 5(2), Hal: 306-320
Sadalia, I. (2010). Manajemen Keuangan.
Medan: USU Press

Sari, E. S. (2012). Pengaruh Ukuran


Perusahaan, Likuiditas Profitabilita,
Pertumbuhan Persahaan, dan
Kepemilikan Institusional Terhadap
Kebijakan Dividend Payout Ratio
(DPR). Ekombis Review.

Sari, K.A.N., dan Sudjarni, L.K. (2015).


Pengaruh Likuiditas, Leverage,
Pertumbuhan Perusahaan, Dan
Profitabilitas Terhadap Kebijakan
Dividen Pada Perusahaan Manufaktur
di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud,
Vol. 4,No. 10, 2015:3346 – 3374.

Sisca, D. C. (2008). “Pengaruh Kepemilikan


Managerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Hutang,
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, 10.1, 47-58.

327

Anda mungkin juga menyukai