ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperjelas perhitungan harga pokok akuntansi tradisional
dalam menentukan harga pokok produksi dan menjelaskan penerapan perhitungan Activity
Based Costing System (sistem ABC) dalam menentukan harga pokok produksi dan
perbedaan perhitungan harga pokok barang. produksi berdasarkan akuntansi biaya tradisional
dan perhitungan sistem ABC. Fokus penelitian adalah menganalisis pembebanan harga pokok
penjualan produk pada laporan keuangan tahun 2012 dan aktivitas yang mengarah pada
timbulnya biaya atau penggerak biaya. Berdasarkan hasil analisis pertama perhitungan
akuntansi biaya tradisional dalam menentukan harga pokok produksi menunjukkan bahwa
produk Dana Super Rp 28.078.804.182, produk Fit Mild Rp 51.917.335.140. Hasil analisis
kedua pada perhitungan Activity Based Costing System (ABC system) dalam menentukan
harga pokok produksi menunjukkan bahwa produk Dana Super Rp 28.123.083.828, produk
Fit Mild Rp 51.934.515.862 Rp. Hasil analisis ketiga menunjukkan selisih yang diperoleh
perhitungan akuntansi biaya tradisional dengan perhitungan sistem ABC pada produk Dana
Super Rp 44.279.646 (undercosted), produk Fit Mild Rp 17.180.722 (undercosted).
Kata kunci: Activity Based Costing System, Harga Pokok Produksi, Cost Driver
1. Pendahuluan
Perkembangan dunia industri dewasa ini berjalan dengan dinamis. Berkembangnya
perusahaan sebagai pendatang baru membuat persaingan antar perusahaan sejenis dalam
merebut pangsa pasar semakin sangat kompetitif, ditambah lagi banyaknya foreign corporate
yang rata-rata menawarkan produk yang berkualitas dengan harga bersaing. Menciptakan
produk yang berkualitas manajemen perusahaan harus memiliki kemampuan untuk
melakukan adaptasi dan berubah dalam kebijakan-kebijakan tepat sasaran guna kelangsungan
hidup perusahaan. Khusus untuk produksi, manajemen harus benar-benar memperhatikan
efektifitas dan efisiensi produksi suatu produk.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor utama penyebab
dari globalisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengakibatkan
perusahaan harus siap dengan konsekuensi yang dihadapi, dimana arus informasi yang cepat
dan persaingan yang ketat dalam dunia bisnis harus disikapi oleh perusahaan dengan
menerapkan suatu strategi yang tepat. Salah satu strategi yang tepat adalah dengan mengubah
sistem akuntansi biaya yang digunakan dengan sistem akuntansi biaya yang tepat
penggunaannya, sehingga mampu menghasilkan informasi biaya dengan lebih akurat.
Metode dan konsep akuntansi biaya yang dikembangkan dimasa lalu merupakan
sistem yang lemah untuk membebankan biaya pendukung atau biaya penjualan ke produk
apabila digunakan dalam lingkungan bisnis sekarang ini yang dimana banyak mengalami
perubahan. Konsep yang lebih tepat tersebut diharapakan dapat mencatat biaya sebagaimana
adanya dan dapat memotivasi manajemen dalam menghasilkan produk atau jasa dengan biaya
yang efektif. Perusahaan menghasilkan produk dengan cara biaya yang efektif tentu harus
memiliki tolak ukur yang digunakan, salah satunya adalah harga pokok produksi.
Harga pokok produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya yang memberi
nilai tambah bagi produk sehingga tidak akanada pemborosan biaya. Tidak adanya
pemborosan biaya maka akan timbul efisiensi biaya. Efisiensi biaya memiliki suatu arti
penting untuk perusahaan dalam kontinuitas di dalam dunia bisnis, dan usaha suatu
perusahaan menyikapi persaingan global yang semakin dinamis. Salah satu cara yang dapat
digunakan perusahaan untuk mencapai efisiensi biaya adalah melalui System Activity Based
Costing(ABC system).
“System Activity Based Costing(ABC system) merupakan suatu kalkulasi biaya
setiap aktivitas dan mengalokasikan biaya ke objek biaya seperti produk barang atau jasa
berdasarkan aktivitas yang dibutuhkan untuk memproduksinya” (Horngren, Datar dan
Foster, 2005:170). ABC system adalah konsep akuntansi yang mampu mengurangi
kelemahan dari akuntansi biaya tradisional, karena ABC system sistem tidak hanya
memandang biaya sebagai sesuatu yang harus dialokasikan, tetapi juga harus memahami apa
saja aktivitas-aktivitas yang menjadi penyebab dari timbulnya biaya. ABC system akan
menunjukkan bagaimana sumber daya dikeluarkan dengan menelusuri aktivitas- aktivitas
yang dilakukan dalam menghasilkan produk.
Dengan konsep dasar ABC system dapat memberikan suatu refleksi atas estimasi
terbaik perusahaan mengenai biaya-biaya yang menghasilkan dan menambah nilai produk.
ABC system akhirnya akan menghasilkan biaya yang memungkinkan terjadinya identifikasi
berubahnya kebijakan, sistem, atau proses manajemen yang menimbulkan aktivitas. Dengan
menemukan sebab terjadinya biaya, memungkinkan untuk ditangani atau bahkan mengurangi
apabila perlu, biaya-biaya yang tidak menambah nilai produk.
Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan akuntansi biaya tradisional
mempunyai banyak perbedaan apabila dibandingkan dengan perhitungan metode ABC
system. Pada satu kasus tertentu, misalnya perhitungan biaya tradisional menunjukkan laba
pada suatu produk. Namun, setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan sistem ABC
system ternyata merupakan produk-produk yang tidak menambah nilai produk. Disamping
itu, menerapkan ABC system dalam pembebanan biaya berarti memberikan peluang bagi
perusahaan untuk melakukan penetapan harga jual pada produk atau jasa yang kompetitif
untuk bisa memenangkan persaingan pasar.
PR. Cemara Mas Sidoarjo merupakan salah satu perusahan yang bergerak dalam
bidang produksi rokok. PR. Cemara Mas Sidoarjomasih menggunakan model konvesional
dalam manajemen biaya dimana hanya berfokus pada pengelolaan biaya dan jarang
memerlukan informasi aktivitas. Dalam penentuan harga pokok produk, sistem dari akuntansi
biaya ‘konvensional’ kurang sesuai lagi untuk diterapkan di era teknologi yang modern
seperti saat ini. Sedangkan, PR. Cemara Mas Sidoarjo untuk menetapkan harga adalah
berdasarkan biaya produk, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas-aktivitas mulai dari
pembelian bahan baku, proses produksi, sampai dengan produk jadi. Pabrik belum
memfokuskan perhatiannya untuk mengidentifikasikan melalui ABC system sistem pada
setiap aktivitas yang terjadi.
Terus meningkatnya produksi rokok pada dalam negeri menjadi tantangan sekaligus
peluang bagi PR. Cemara Mas Sidoarjo untuk terus bersaing dengan perusahaan-perusahaan
penghasil rokok lainnya yang ada didalam negeri. Persaingan antar perusahaan sejenis
menuntut manajemen PR. Cemara Mas Sidoarjo mempunyai strategi yang unggul, salah
satunya yaitu dengan menghasilkan produk dengan biaya efektif. Semakin besar tingkat
persaingan yang terjadi maka semakin penting peran informasi tentang harga pokok produksi
dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen. Beberapa macam produk yang
dihasilkan oleh PR. Cemara Mas Sidoarjo tentu membutuhkan berbagai macam aktivitas dan
jenis biaya, sehingga tidak menimbulkan masalah baru bagi PR. Cemara Mas Sidoarjo dalam
membebankan biaya ke masing- masing produknya.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perhitungan akuntansi biaya tradisional
dalam menentukan harga pokok produksi dan menjelaskan penerapan perhitungan Activity
Based Costing System (ABC system) dalam menentukan harga pokok produksi dan
perbedaan yang didapat dalam perhitungan antara harga pokok produksi berdasarkan
akuntansi biaya tradisional dengan perhitungan ABC system.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Akuntansi Biaya
Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri yang
terpisah dari dua tipe akuntansi tersebut di atas, namun merupakan bagian dari keduanya.
“Akuntansi biaya merupakan bagian dari dua tipe akuntansi: akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen”. (Mulyadi, 2009:1)
3) Perbaikan proses
Sistem ABC menyediakan informasi untuk mengidentifikasi bidang-bidang di mana
perbaikan proses dibutuhkan.
4) Estimasi biaya
Meningkatkan biaya produk yang mengarah pada estimasi biaya pesanan yang lebih
baik untuk keputusan penetapan harga.
5) Biaya dari kapasitas yang tidak digunakan Ketika banyak perusahaan memiliki
fluktuasi musiman dan siklis pada penjualan dan produksi, ada kalanya kapasitas pabrik
digunakan. Hal ini dapat berarti bahwa biaya terjadi pada aktivitas batch, produk, dan fasilitas
tetapi tidak digunakan.
4. Metode
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitif
deskriptif dengan melalui pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian dilaksanakan pada PR.
Cemara Mas Sidoarjo yang berlokasi di Desa Randegan Kec. Tanggulangin RT 08 RW 02
No2 Sidoarjo. Alasan pemilihan PR. Cemara Mas Sidoarjo sebagai tempat penelitian adalah
masih digunakannya model konvensional yang hanya berfokus pada pengelolaan biaya dan
kurangnya perhatian untuk mengidentifikasi setiap aktivitas yang terjadi. Tahun-ketahun
perkembangan produksi rokok di PR. Cemara Mas semakin pesat yang membuat aktivitas
tersebut semakin kompleks.
Unit produksi (batang) dalam setahun diperoleh dari total jumlah unit produksi dalam
satuan batang pada produk Dana Super sejumlah 103.128.000 batang dan untuk Fit Mild
sejumlah 189.312.000 batang. Selanjutnya jumlah dari produk keseluruhan sebesar
292.440.000 batang (103.128.000 batang + 189.312.000 batang). Dari perhitungan tersebut
diatas diperoleh tarif sebesar Rp 170,31/ batang (pembulatan).
7.2. Saran
1. Perusahaan perlu meninjau kembali sistem perhitungan harga pokok produksi yang
telah diterapkan, terutama mengenal pembebanan biaya overhead ke produk yang banyak
menimbulkan distorsi biaya yaitu membandingkan sistem biaya tradisional dengan ABC
system.
2. Perusahaan perlu mempertimbangkan untuk menerapkan ABC system yang tidak
hanya membebankan biaya overhead ke produk berdasarkan unit, tetapi juga berdasarkan
batch, produk, dan fasilitas, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Armanto, Witjaksono,2012. Akuntansi Biaya, Edisi Revisi, Cetakan Pertama, Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Blocher, Stout, Cokins, 2011. Manajemen Biaya (Penekanan strategis), edisi 5, buku 1,
Jakarta Selatan : Salemba Empat.
Carter,K. Wiliam, 2006.Akuntansi Biaya, Edisi 14, Buku 1, Edisi 14, Jakarta : Salemba
Empat.
Cecily, Rairborn. A., 2011. Akuntansi Biaya (Dasar Dan Perkembangan), buku 1, edisi 7,
Jakarta Selatan : Salemba Empat.
Firdaus, Ahmad, 2012. Akuntansi Biaya, Edisi 3, Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Francesca, Bartolaci 2004. Activity Based Costing in the Supply Chain Logistics activities
cost analysis, Italy : Universita Degli Studi di Macerata. Di unduh pada tanggal 18
April 2013/ 15.55
Hansen, Mowen, 2009. Akuntansi Manajerial, Edisi 8, buku 1, Jakarta : Salemba Empat.
Horngren, Datar, Foster, 2005. Akuntansi Biaya (Penekanan Manajerial), Jilid 1, Jakarta : PT.
Indeks Kelompok Gramedia,
Kusmayadi 2012. Activity Based Costing in Global Era, Politeknik Negeri Semarang ISSN
1411-4321. Di unduh pada tanggal 16 April 2013/ 20.45
Made, Wirartha. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Yogyakarta : CV. ANDI
OFFSET.
Mulyadi, 2003. Activity Based Costing (sistem informasi biaya untuk pengurangan biaya),
Edisi 6, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Murti, Sumarni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Samuel, Idowu 2004. Overhead projecyions, United Kingdom : The Chartered Institute of
Management Acoountants.
Sarwono, Jonathan, 2008. Riset Bisnis (untuk pengambilan keputusan), Yogyakarta : CV.
ANDI OFFSET.
Soeharno, 2009. Mikro Ekonomi, Edisi pertama, Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET.
Stephanie, Edwards 2008. Activity Base Costing, United Kingdom : The Chartered Institute
of Management Acoountants. www.CIMAglobal.comdi unduh pada tanggal 16
April 2013/ 20.45
Sugiri, Slamet, 2004. Akuntansi Manajemen (Sebuah Pengantar), Edisi ketiga, Yogyakarta :
UPP AMP YKPN.
Sukirno, Sadono, 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi ketiga, Jakarta : PT. RAJA
GRAFINDO PERSADA
Sumadi, Suryabrata, 2005. Metodologi Penelitian, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Suryawati, 2005. Teori Ekonomi Mikro, Edisi Pertama, Yogyakarta : (UPP) AMP YKPN.