Anda di halaman 1dari 20

Keimanan Terhadap Rasul-rasul Allah

dan Implementasinya dalam Kehidupan


Sehari-hari

Andika Kurniawan
192010048
XI MIPA 1

SMA NEGERI 1 TEGALWARU


2021

1
‫َّحي ِْم‬
ِ ‫َّحم ِن الر‬
ٰ ‫سم هللاِ الر‬
ِ ِ‫ب‬

‫ْت‬ َ ‫صـلَّي‬ َ ‫ا‬::‫د َك َم‬:ٍ ‫ٓال ُم َح َّم‬ ِ ‫لِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬: ‫ص‬ َ ‫اللَّهُ َّم‬
‫د َو‬:ٍ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم‬ ِ َ‫ٓال اِ ْب َرا ِه ْي َم َو ب‬ِ ‫َعلَى اِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
ِ ‫ َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬::ْ‫ت َعلَى اِب‬
‫ٓال‬ َ ‫ا َر ْك‬::َ‫ا ب‬::‫ٓال ُم َح َّم ٍد َك َم‬
ِ ‫َعلَى‬
َ َّ‫اِ ْب َرا ِه ْي َم فِى ْال َعلَ ِمي َْن اِن‬
‫د َم ِج ْي ٌد‬:ٌ ‫ك َح ِم ْي‬

“Ya Allah, Limpahkanlah rahmat atas Nabi Muhammad dan


keluarganya, sebagaimana Engkau melimpahkan rahmat kepada Nabi
Ibrahim dan kepada keluarganya. Dan berkahilah atas Nabi
Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau memberkahi
kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Di dalam seluruh alam
semesta Engkaulah yang terpuji dan Yang Mulia.”

2
Pendahuluan
Sebagai seorang muslim, wajib hukumnya untuk kita meyakini akan adanya nabi dan rasul-rasul
Allah swt. Mengapa? Karena, seperti yang kita ketahui, iman kepada rasul-rasul Allah merupakan
salah satu dari enam rukun yang harus kita imani.
Para Nabi dan para Rasul bukanlah manusia sembarangan. Mereka adalah manusia pilihan yang
Allah utus kepada umat manusia lainnya untuk menyampaikan risalah dan wahyu. Membimbing
mereka dari gelapnya kemaksiatan menuju terangnya cahaya agama.
Maka, dalam makalah ini, saya akan membahas mengenai keimanan terhadap rasul. Mulai dari
definisinya, mengapa kita harus iman kepada rasul, dalil-dalil aqli dan dalil-dalil naqli terkait
keimanan terhadap rasul, tugas para rasul, dan tentunya bagaimana cara kita mengimplementasikan
keimanan kita kepada para rasul-rasul Allah.

3
Daftar Isi
Pendahuluan........................................................................................................................................... 3
Daftar Isi ................................................................................................................................................ 4
Bab 1 : Mengenal Nabi-nabi dan Rasul Allah ....................................................................................... 5
Bab 2 : Makna dan Fungsi Penting Beriman Terhadap Nabi-nabi dan Rasul-rasul Utusan Allah........13
Bab 3 : Dalil Aqli dan Dalil Naqli dalam Beriman kepada Nabi dan Utusan Allah..............................15
Bab 4 : Implementasi Iman Kepada Nabi dan Rasul dalam Kehidupan Sehari-
hari..............................17
Bab 5 :
Penutup.......................................................................................................................................18
Referensi................................................................................................................................................19

4
Bab 1 : Mengenal Nabi-nabi dan
Rasul-rasul Allah
Pertama-tama, sebelum kita memahami keimanan kepada para Nabi dan para Rasul. Ada baiknya
kita memahami dan mengetahui definisi Nabi dan Rasul itu sendiri.
Nabi, adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah Swt. Untuk dirinya sendiri dan tidak
mempunyai kewajiban untuk menyampaikan pada umatnya. Sedangkan Rasul adalah manusia pilihan
Allah Swt. Yang diangkat sebagai utusan Allah untuk menyampaikan firman-firman-Nya kepada
umat manusia agar dijadikan pedoman hidup.
Jumlah para Nabi itu berjumlah 124.000 Nabi, namun untuk jumlah para Rasul, terdapat perbedaan
pendapat mengenai jumlahnya. Menurut Imam Ahmad yang meriwayatkan hadis dari Abi Zar R.A.
jumlah para rasul itu sejumlah 315. Namun, menurut At-Turmuzi yang meriwayatkan hadis dari Abi
Zar R.A. juga menyatakan bahwa jumlah para rasul adalah 312. Kendati jumlahnya amatlah banyak,
namun yang wajib kita imani adalah 25 Nabi dan Rasul. Yang mana 25 nabi tersebut tercantum
namanya dan diterangkan kisahnya dalam Al-Quran. Nabi dan rasul tersebut adalah: Nabi Adam a.s.
nabi Idris a.s. nabi Nuh a.s. nabi Hud a.s. nabi Shaleh a.s. nabi Ibrahim a.s. nabi Luth a.s. nabi Ismail
a.s. nabi Ishaq a.s. nabi Ya’qub a.s. nabi Yusuf a.s. nabi Ayyub a.s. nabi Syu’aib a.s. nabi Musa a.s.
nabi Harun a.s. nabi Dzulkifli a.s. nabi Daud a.s. nabi Sulaiman a.s. nabi Ilyas a.s. nabi Ilyasa a.s. nabi
Yunus a.s. nabi Zakariyya a.s. nabi Yahya a.s. nabi Isa a.s. dan nabi Muhammad saw.
Dari 25 Nabi tersebut, ada yang kita sebut dengan sebutan Ulul Azmi. Mereka adalah Nabi Nuh
a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan Nabi Muhammad saw. Mereka adalah para
nabi yang begitu penyabar meski mereka mendapatkan tantangan dan ujian dari Allah Swt. Dalam
menyampaikan risalah.
Berikut ini adalah biodata singkat mengenai para nabi dan rasul yang wajib kita ketahui.
1. Nabi Adam a.s.
Nama : Adam a.s.
Usia : 930 tahun
Periode sejarah : 5872-4942 SM
Tempat turunnya di bumi : India, pendapat lain mengatakan di Jazirah Arab
Jumlah keturunan : 40 laki-laki dan perempuan
Tempat wafat : India, pendapat lain menyebutkan di Mekkah
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 25 kali
2. Nabi Idris a.s.
Nama : Idris / Akhnukh bin Yarid, nama ibunya adalah Asyut
Garis keturunan :Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s.
Usia : 345 tahun di bumi
Periode sejarah : 4533-4188 SM
Tempat diutus : Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis)
Tempat wafat : Allah mengangkatnya ke langit dan ke surga
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 2 kali
3. Nabi Nuh a.s.
Nama : Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak

5
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s.
Usia : 950 tahun
Periode sejarah : 3993-3043 SM
Tempat diutus (lokasi) : selatan Irak
Jumlah keturunan : 4 putra (Sam, Ham, Yafits dan Kan’an)
Tempat wafat : Mekah
Sebutan kaumnya :Kaum Nuh
Al-Qur’an menyebutnya sebanyak 43 kali
4. Nabi Hud a.s.
Nama : Hud bin Abdullah
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Iram (Aram) – ‘Aush (‘Uks) – ‘Ad – Al-Khulud –
Rabah – Abdullah – Hud a.s.
Usia : 130 tahun
Periode sejarah : 2450-2320 SM
Tempat diutus : Al-Ahqaf (antara Yaman dan Oman)
Tempat wafat : Bagian Timur Hadramaut Yaman
Sebutan Kaumnya : Kaum ‘Ad
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 7 kali
5. Nabi Shaleh a.s.
Nama : Shalih bin Ubaid
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Iram (Aram) – Amir – Tsamud – Hadzir – Ubaid –
Masah - Asif – Ubaid – Shaleh a.s.
Usia : 70 tahun
Periode sejarah : 2150-2080 SM
Tempat diutus : Daerah al-Hijr (Mada’in Shalih, antarabMadinah dan Syria)
Tempat wafat : Mekkah
Sebutan kaumnya : Kaum Tsamud
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 10 kali
6. Nabi Ibrahim a.s.
Nama : Ibrahim bin Tarakh
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s.
Usia : 175 tahun
Periode sejarah : 1997 – 1822 SM
Tempat diutus : Ur, daerah selatan Babylon (Irak)
Jumlah keturunan : 13 anak ( sudah termasuk Nabi Ismail a.s. dan Nabi Ishaq a.s. )
Tempat wafat : Al-Khalil (Hebron, Palestina/Israel)
Sebutan kaumnya : Bangsa Kaldan
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 69 kali
7. Nabi Luth a.s.
Nama : Luth bin Haran
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Haran – Luth a.s.
Usia : 80 tahun
Periode sejarah : 1950 – 1870 SM
Tempat diutus : Sodom dan Amurah (Laut Mati atau Danau Luth)

6
Jumlah keturunan : 2 Putri yaitu Ratsiya dan Za’rita
Tempat wafat : Desa Shafrah di Syam (Syria)
Sebutan kaumnya : Kaum Luth
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 27 kali
8. Nabi Ismail a.s.
Nama : Ismail bin Ibrahim
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ismail a.s.
Usia : 137 tahun
Periode sejarah 1911-1774 SM
Tempat diutus : Mekkah
Jumlah keturunan : 12 anak
Tempat wafat : Mekkah
Sebutan kaumnya : Amaliq dan Kabilah Yaman
Al-Qur’an menyebutksn namanya sebanyak 12 kali
9. Nabi Ishaq a.s.
Nama : Ishaq bin Ibrahim
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s.
Usia : 180 tahun
Periode sejarah : 1897-1717 SM
Tempat diutus : Kota al-Khalil (Hebron) di daerah Kan’an (Kana’an)
Jumlah keturunan : 2 anak ( sudah termasuk nabi Yaqub a.s./Israel)
Tempat wafat : al-Khalil (Hebron)
Sebutan kaumnya : Bangsa Kan’an
Al-Qur’an menyebutnya sebanyak 17 kali
10. Nabi Yaqub a.s.
Nama : Yaqub/Israel bin ishaq
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Yaqub a.s.
Usia : 147 tahun
Periode sejarah : 1837-1690 SM
Tempat diutus : Syam (Syria)
Jumlah keturunan : 12 anak laki-laki. Yaitu : Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Dan, Naftali,
Gad, Asyir, Isakhar, Zebulaon, Yusuf dan Benyamin. Serta 2 anak perempusn, ysitu Dina dan
Yathirah.
Tempat wafat : Al-Khalil (Hebron), Palestins
Sebutan kaumnya : Bangsa Kan’an
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 18 kali
11. Nabi Yusuf a.s.
Nama : Yusuf bin Yaqub
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Yaqub a.s. - Nabi Yusuf a.s.
Usia : 110 tahun
Periode sejarah : 1745 – 1635 SM
Tempat diutus : Mesir
Jumlah keturunan : 3 anak (2 laki-laki dan 1 perempuan)

7
Tempat wafat : Nablus
Sebutan kaumnya : Heksos dan Bani Israel
Al-Qur’an menyebutnya sebanyak 58 kali
12. Nabi Ayyub a.s.
Nama : Ayyub bin Amush
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Al-‘Aish – Rum – Tawakh – Amush – Ayub a.s.
Usia : 120 tahun
Periode sejarah : 1540-1420 SM
Tempat diutus : Dataran Hauran
Jumlah keturunan : 26 anak
Tempat wafat : Dataran Hauran
Sebutan kaumnya : Bangsa Arami dan Amori, di daerah Syria dan Yordania
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 4 kali
13. Nabi Syuaib a.s.
Nama : Syu’aib bin Mikail
Garis keturunan : dam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. – Matusyalih
– Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj – Nahur –
Tarakh – Ibrahim a.s. – Madyan – Yasyjur – Mikail – Syuaib a.s.
Usia : 110 tahun
Periode sejarah : 1600 – 1490 SM
Tempat diutus : Madyan (daerah pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai)
Tempat wafat : Yordania
Sebutan kaumnya : Madyan dan Ash-habul Aikah
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 11 kali.
14. Nabi Musa a.s.
Nama: Musa bin Imran, nama ibunya Yukabad atau Yuhanaz Bilzal
Garis Keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Yaqub a.s. – Lawi – Azar – Qahats – Imran -
Musa a.s.
Usia : 120 tahun
Periode sejarah : 1527 – 1407 SM
Tempat diutus : Sinai di Mesir
Jumlah keturunan : 2 anak, Azir dan Jarsyun, dari istrinya bernama Shafura binti Syuaib a.s.
Tempat wafat : Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Yordania (sekarang)
Sebutan kaumnya : Bani Israel dan Fir’aun (gelsr raja Mesir)
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 136 kali
15. Nabi Harun
Nama : Harun bin Imran, istrinya bernama Ayariha
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Yaqub a.s. – Lawi – Azar – Qahats – Imran –
Harun a.s.
Usia : 123 tahun
Periode sejarah : 1531-1408 SM
Tempat diutus : Sinai di Mesir
Tempat wafat : Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Yordania (sekarang)
Sebutan kaumnya : Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir)
Al-Qur’an menyebut namanya sebanyak 20 kali

8
16. Nabi Zulkifli a.s.
Nama : Dzulkifli/Bisyr/Basyar bin Ayyub
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Al-‘Aish – Rum – Tawakh – Amush – Ayub a.s.
– Zulkifli a.s.
Usia : 75 tahun
Periode sejarah : 1500-1425 SM
Tempat diutus : Damaskus dan sekitarnya
Tempat wafat : Damaskus
Sebutan kaumnya : Bangsa Arami dan Amori (Kaum Rom,), Syria dan Yordania
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 2 kali
17. Nabi Daud a.s.
Nama : Daud bin Isya
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Yahudza – Farish – Hashrun – Aram – Aminadab
– Hasyun – Salmun – Bu’az – Uwaidib – Isya – Daud a.s.
Usia : 100 tahun
Periode sejarah : 10063 – 963 SM
Tempat diutus : Palestina dan Israel
Jumlah keturunan : 1 anak (Nabi Sulaiman a.s.)
Tempat wafat : Baitul Maqdis (Yerusalem)
Sebutan kaumnya : Bani Israel
Al-Qur’an menyebut namanya sebanyak 18 kali
18. Nabi Sulaiman
Nama : Sulaiman bin Daud
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Yahudza – Farish – Hashrun – Aram – Aminadab
– Hasyun – Salmun – Bu’az – Uwaidib – Isya – Daud a.s. – Sulaiman a.s.
Usia : 66 tahun
Periode sejarah : 989-923 SM
Tempat diutus : Palestina dan Israel
Jumlah keturunan : 1 anak, Rahab’an
Tempat wafat : Baitul Maqdis (Yerusalem)
Sebutan kaumnya : Bani Israel
Al-Qur’an menebutkan namanya sebanyak 21 kali
19. Nabi Ilyasa.s.
Nama : Ilyas bin Yasin
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Yaqub a.s. – Lawi – Azar – Qahats – Imran –
Harun a.s. -Alzar – Fanhash – Yasin – Ilyas a.s.
Usia : 60 tahun di bumi
Periode sejarah : 910-850 SM
Tempat diutus : Ba’labak (Lebanon)
Tempat wafat : Diangkat Allah ke langit
Sebutan kaumnya : Bangsa Fenisia
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 4 kali
20. Nabi Ilyasa a.s.

9
Nama : ilyasa’ bin Akhthub
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Yaqub a.s. - Nabi Yusuf a.s. – Ifrayim – Syutlim
-Akhthub – Ilyasa a.s
Usia : 90 tahun
Periode sejarah : 885-795 SM
Tempat diutus : Jaubar, Damaskus
Tempat wafat : Palestina
Sebutan kaumnya : Bangsa Arami dan Bani Israel
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 2 kali
21. Nabi Yunus a.s.
Nama : Yunus/Yunan/Dzan Nun bin Matta binti Abnumatta
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Yaqub a.s. - Nabi Yusuf a.s. – Bunyamin –
Abumatra – Matta – Yunus a.s.
Usia : 70 tahun
Periode sejarah : 820-750 SM
Tempat diutus : Ninawa, Irak
Tempat wafat : Ninawa, Irak
Sebutan kaumnya : Bangsa Asyiria, di utara Irak
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 5 kali
22. Nabi Zakariya
Nama : Zakariya bin Dan
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Yahudza – Farish – Hashrun – Aram – Aminadab
– Hasyun – Salmun – Bu’az – Uwaidib – Isya – Daud a.s. – Sulaiman a.s. – Rahab’an –
Aynaman – Yahfayath – Syalum – Nahur – Bal’athah – Barkhiya – Shiddiqah - Sulaiman –
Daud – Hasyban – Shaduq – Muslim – Dan – Zakariya a.s.
Usia : 122 tahun
Periode sejarah : 91 SM – 31 M
Tempat diutus : Palestina
Jumlah keturunan : 1 anak
Tempat wafat : Halab (Aleppo)
Sebutan kaumnya (Bani Israel)
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 12 kali
23. Nabi Yahya a.s.
Nama : Yahya bin Zakariya
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Yahudza – Farish – Hashrun – Aram – Aminadab
– Hasyun – Salmun – Bu’az – Uwaidib – Isya – Daud a.s. – Sulaiman a.s. – Rahab’am –
Aynaman – Yahfayath – Syalum – Nahur – Bal’athah – Barkhiya – Shiddiqah - Sulaiman –
Daud – Hasyban – Shaduq – Muslim – Dan – Zakariya a.s. – Yahya a.s.
Usia : 32 tahun
Periode sejarah : 1 SM – 31 M
Tempat diutus : Palestina
Tempat wafat : Damaskus
Sebutan kaumnya : Bani Israel

10
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 5 ksli
24. Nabi Isa a.s.
Nama : Isa bin Maryam binti Imran (catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke
ibunya kecuali Yunus dan Isa a.s.)
Garis keturunan : Adam a.s. – Syits – Anusy – Qinan – Mihlail – Yarid – Idris a.s. –
Matusyalih – Lamak – Nuh a.s. - Sam – Arfakhsyad - Syalih – Abir – Falij – Ra’u – Saruj –
Nahur – Tarakh – Ibrahim a.s. – Ishaq a.s. – Yahudza – Farish – Hashrun – Aram – Aminadab
– Hasyun – Salmun – Bu’az – Uwaidib – Isya – Daud a.s. – Sulaiman a.s. – Rahab’am –
Radim – Yahusafat – Barid – Nausa – Nawas – Amsaya – Izazaya – Au’am – Ahrif – Hizkil –
Misyam – Amur – Sahim – Imran – Maryam – Isa a.s.
Usia : 33 tahun di bumi
Periode sejarah : 1 SM – 32 M
Tempat diutus : Palestina
Tempat wafat : Diangkat Allah ke langit
Sebutan kaumnya : Bani Israel
Al-Qur’an menyebutkan namanya sebanyak 21 kali, sebutan Al-Masih 11 kali dan sebutan
Ibnu (Putra) Maryam sebanyak 23 kali.
25. Nabi Muhammad SAW
Nama: Muhammad bin Abdullah
Garis Keturunan Ayah: Adam AS ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris AS
⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh AS ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u
⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim AS ⇒ Ismail AS ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒
Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒
Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒
Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Hasyim ⇒ Abdul
Muthalib ⇒ Abdullah ⇒ Muhammad SAW
Garis Keturunan Ibu: Adam AS ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris AS ⇒
Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh AS ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒
Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim AS ⇒ Ismail AS ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒
Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒
Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒
Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Wahab ⇒
Aminah ⇒ Muhammad SAW
Usia: 62 tahun
Periode sejarah: 570-632 Masehi
Tempat diutus: Mekkah
Jumlah keturunan: 7 anak; 3 laki-laki Qasim, Abdullah dan Ibrahim, dan 4 perempuan
Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum, dan Fatimah az-Zahra
Tempat wafat: Madinah
Sebutan kaumnya: Bangsa Arab
Alquran menyebutkan namanya sebanyak 25 kali

Dalam menyampaikan risalahnya, para Nabi dan Rasul kerap mendapat tantangan dan ujian. Oleh
karena itu, para Nabi dan Rasul diberikan mukjizat oleh Allah swt. Seperti untanya Nabi Shaleh a.s.,
Tongkat Nabi Musa a.s. yang dapat berubah menjadi ular, dan lain sebagainya.

11
Para Nabi dan Rasul itu memiliki sifat sifat yang disebut dengan sifat wajib, sifat mustahil, dan
sifat jaiz. Berikut sifat wajib bagi para Nabi dan Rasul.
1. Ash-Shiddiq
Ash-Shiddiq artinya rasul selalu benar. Apa yang beliau katakan, apa yang beliau ucapkan,
adalah suatu kebenaran. Seperti dalam kisah Nabi Ibrahim a.s. apa yang Nabi Ibrahim katakan
kepada ayahnya adalah perkataan yang benar, apa yang disembah oleh bapaknya adalag
sesuatu yang tidak bermanfaat.
2. Al-Amānah
Al-Amānah artinya rasul selalu dapat dipercaya. Para Nabi dan Rasul tidak akan mungkin
berkhianat pada sang penciptanya maupun kepada umatnya. Bagaimana Amanahnya para
Nabi dan Rasul dapat kita lihat pada kisah Nabi Nuh a.s. dimana ketika kaumnya
mendustakan kenabian beliau, ia pun menegaskan bahwa ia adalah orang yang terpercaya
(amanah). (Lihat surah Q.S. asy-syu’āra/26 106-107).
3. At-Tablig
At-Tablīg artinya rasul selalu menyampaikan wahyu. Tidak mungkin seorang rasul
menyembunyikan risalah maupun wahyu yang Allah swt. Sampaikan.
4. Al-Fathanah
Al-Fathanah artinya rasul memiliki kecerdasan yang tinggi. Rasul memiliki kecerdasan yang
luar biasa, salah satu contohnya adalah ketika terjadi perselisihan di antara para pemimpin
suku Quraisy ketika sedang memindahkan hajar aswad, Nabi Muhammad saw. Memberikan
solusi yang luar biasa cerdas. Ia mengusulkan agar batu hajar aswad diletakkan pada sehelai
kain, dan masing-masing para pemimpin suku Quraisy memegang sisi kain tersebut.

Selain sifat wajib, nabi dan rasul juga memiliki sifat mustahil. Sifat Mustahil ini maksudnya adalah
sifat-sifat yang mustahil atau tidak mungkin melekat pada diri seorang nabi maupun rasul. Sifat
Mustahil tersebut antara lain :
1. Al-Kizzib
Al-Kizzib artinya rasul itu mustahil rasul itu bohong atau dusta. Semua perkataan dan
perbuatan rasul tidak pernah bohong dan dusta.
2. Al-Khiānah
Al-Khiānah artinya rasul itu mustahil berkhianat. Semua yang diamanahkan kepada rasul
pasti dilaksanakan.
3. Al-Kitman
Al-Kitman artinya rasul itu mustahil menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang beliau
terima dari Allah swt. Pasti beliau sampaikan kepada umatnya.
4. Al-Baladah
Al-Baladah artinya mustahil rasul itu bodoh. Meskipun Rasulullah saw. Itu ummi atau tidak
dapat membaca dan menulis tetapi sejatinya beliau adalah pribadi yang cerdas dan pandai

Ada satu lagi sifat yang ada pada diri rasul. Apakah itu? Sifat tersebut adalah Sifat Jaiz. Sifat Jaiz
merupakan sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah, artinya rasul pun memiliki sifat-sifat
selayaknya manusia biasa. Mereka pun bisa merasakan lapar, haus, sakit, tidur, senang, sedih,
berkeluarga, dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul pun tetap meninggal sebagaimana makhluk
lainnya.

12
Jadi, di samping memiliki sifat wajib dan sifat mustahil, para rasul juga memiliki sifat jaiz. Akan
tetapi, sifat jaiznya rasul ini berbeda dengan sifat jaiz Allah swt. Sangat berbeda.
Allah swt. Berfirman:

... ٣٣﴿ َ‫﴾ َما ٰه َذ ٓااِاَّل بَ َش ٌر ِم ْثلُ ُك ْم ال يَْأ ُكلُوْ نَ ِم ْنهُ َو يَ ْش َربُ ِم َّما تَ ْش َربُوْ ن‬

Artinya : “...(orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan seperti apa yang kamu
makan dan dia minum seperti apa yang kamu minum.” (Q.S. Al-Mu’minūn/23:33).
Selain yang telah disebutkan di atas, rasul juga memiliki dua sifat yang hanya ada pada diri
seorang rasul dan tak ada pada orang yang bukan rasul yaitu ishmaturrasūl dan iltizamurrasūl.
Ishmaturrasūl artinya rasul itu ma’shum atau dengan kata lain rasul itu terlindung dari dosa dan
salah dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah swt. Oleh
karena itu, seorang Rasul akan selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas apa pun.
Sedangkan iltizamurrasūl artinya rasul merupakan orang-orang yang selalu komitmen dengan apa
pun yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah dari
Allah swt. Meskipun untuk menjalankan perintah Allah swt. Ini mereka harus berhadapan dengan
tantangan-tantangan yang sangat berat baik dalam diri pribadinya maupun dari para musuhnya. Rasul
tidak pernah jengkel pun menghindar atau mundur dari perintah Allah Swt.

Para rasul dan para nabi merupakan manusia pilihan yang menerima wahyu dari Allah swt. Lantas
bagaimana mereka dapat menerima wahyu? Mereka mendapatkan wahyu lewat perantara malaikat
Jibril. Dan sebagai contoh, wahyu yang disampaikan kepada nabi Muhammad saw. Lewat perantara
malaikat Jibril itu melalui tujuh cara. Yaitu:
1. Pertama, berupa ar-ru’ya ash-shadiqah (mimpi yang benar). Dan ini merupakan permulaan
turunnya wahyu kepada rasulullahu shalallahu ‘alaihi wasallam.
2. Kedua, berupa sesuatu yang dibisikkan oleh malaikat terhadap jiwa dan hati beliau tanpa
dapat beliau lihat. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah, “Sesungguhnya Ruhul Quds
(Malaikat Jibril ‘alaihissalam) menghembuskan (membisikkan) ke dalam hatiku, bahwasanya
jiwa tidak akan mati hingga disempurnakan rezeki baginya. Oleh karena itu, bertakwalah
kalian kepada Allah ‘Azza wa Jalla berindah-indahlah dalam meminta, serta janganlah
berputus asa atas keterlambatan rezeki atas kalian, mendorong kalian untuk memintanya
dengan cara melakukan perbuatan maksiat terhadap-Nya, karena sesungguhnyaapa yang ada
di sisi Allah tidak akan didapat kecuali dengan melakukan ketaatan kepada-Nya.”
3. Ketiga, berupa malaikat yang berwujud seorang laki-laki, lantas mengajak beliau shalallahu
‘alaihi wa sallam berbicara hingga beliau memahaminya dengan baik apa yang dikatakan
kepadanya. Dalam hal ini, terkadang para sahabat dapat melihat malaikat tersebut.
4. Keempat, berupa bunyi gemerincing lonceng yang datang kepada beliau shalallahu ‘alaihi wa
sallam, diikuti dengan malaikat (yang menyampaikan wahyu secara samar). Cara ini
merupakan cara yang paling berat, sampai-sampai membuat beliau bersimbah peluh, padahal
terjadi pada malam hari yang amat dingin. Demikian pula, mengakibatkan unta beliau duduk
bersimpuh ke bumi bila beliau sedang menungganginya. Dan pernah juga suatu kali, wahyu
datang dengan cara tersebut, pada saat itu paha beliau berada di atas paha Zaid bin Tsabit
sehingga Zaid merasakan beban demikian berat yang hampir saja membuatnya remuk.

13
5. Kelima, berupa malaikat dalam bentuk aslinya yang dilihat langsung oleh beliau, lalu
diwahyukan kepada beliau beberapa wahyu yang dikehendaki oleh Allah ‘Azza wa Jalla.
Peristiwa ini dialami oleh beliau sebanyak dua kali sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam
surat An-Najm.
6. Keenam, berupa wahyu yang diwahyukan Allah kepada beliau. Yaitu saat beliau berada
diatas langit pada malam mi’raj ketika diwajibkannya shalat dan lainnya.
7. Ketujuh, berupa Kalamullah (perkataan Allah) kepada beliau tanpa perantara malaikat,
sebagaimana Allah berbicara kepada Musa bin Imran. Peristiwa seperti ini juga dialami oleh
Nabi Musa dan diabadikan secara qath’i berdasarkan nash al-Qur’an. Sedangkan kepada
Rasulullah terjadi dalam hadits tentang peristiwa Isra’ Mi’raj.
Sebagian ulama menambah caranya menjadi delapan, yaitu Allah ‘Azza wa Jalla berbicara kepada
beliau secara langsung tanpa hijab. Namun ini merupakan permasalahan yang diperdebatkan oleh
ulama Salaf dan Khalaf. Demikian, sebagaimana yang dituturkan lbnul Qayyim rahimahullah dengan
sedikit diringkas dalam penjelasan tentang urutan pertama dan kedelapan. Pendapat yang benar,
bahwa urutan terakhir (kedelapan) ini tidak tsabit (tidak valid dan tidak dipercaya keabsahan
riwayatnya).

14
Bab 2 : Makna dan Fungsi Penting
Beriman Terhadap Nabi-nabi dan
Rasul-rasul Utusan Allah
Pada dasarnya, Iman artinya yakin, percaya. Yakin dalam lisan, yakin pula dalam perbuatan.
Maksudnya? Maksudnya adalah kita berikrar, kita berucap dalam lisan, bahwa kita yakin bahwa para
nabi dan para rasul itu benar adanya, kita membenarkan setiap sabda dan ucapannya, kita pun yakin
dalam lisan dan hati bahwa mereka memang benar-benar diutus oleh Allah swt. Apakah hanya itu
saja? Tentu saja tidak. Kita juga harus mencerminkan dalam perilaku kita bahwa kita meyakini
keberadaan dan kebenaran para nabi dan rasul. Seperti, berusaha jujur dalam perbuatan dan tindakan,
sering-sering bershalawat, serta menaati nasehat-nasehat serta sabda-sabda beliau.
Lalu, apakah beriman kepada para rasul itu penting? Kalau penting, sepenting apakah kita yakin
akan mereka?
Beriman kepada para rasul itu sangat penting sekali. Mengapa, karena seperti yang kita ketahui,
sebagai seorang muslim, mengimani para rasul merupakan salah satu dari enam rukun yang harus kita
imani. Jika kita menolak untuk beriman kepada para nabi dan rasul berarti kita kafir.
Jika kita beriman kepada para rasul, maka iman kita akan semakin sempurna, terdorong untuk
menjadikan para nabi dan rasul sebagai teladan bagi diri kita. Terdorong untuk melakukan perilaku
sosial yang baik, serta memiliki teladan dalam hidupnya.
Ketika kita percaya, ketika kita yakin pada nabi dan rasul, lantas kita menjadikan mereka teladan
bagi hidup kita, maka hidup kita akan menjadi luar biasa. Selain mengimani mereka, kita juga
mencontoh perilaku mereka, sebutlah seperti berkata jujur, berbuat baik kepada sesama manusia, dan
bersabar dalam segala ujian, tentu akan membuat hidup kita menjadi penuh kebahagiaan dan
keberkahan.
Oleh karena itu, mengimani para rasul dan mengimani para nabi amatlah penting. Dengan beriman
kepada mereka, sempurnalah iman kita, dan semakin baiklah akhlak dan hidup kita.

15
Bab 3 : Dalil Naqli dan Dalil Aqli
dalam Beriman Kepada Rasul
Setiap sesuatu, pasti ada landasannya. Termasuk juga beriman kepada para nabi dan rasul. Ada
berbagai dalil Naqli maupun dalil Aqli mengenai kewajiban kita dalam beriman kepada para nabi dan
Rasul. Berikut saya Paparkan mengenai dalil Naqli dan dalil Aqli dalam beriman kepada Raaul

A. Dalil Naqli
1. Al-Baqarah ayat 285
ِ‫ ُك لٌّ آم ن بِ اللَّ ِه و م اَل ِئ َك تِ ه‬:ۚ ‫ون‬ َ ‫ن‬
ُ ِ ‫ْه ِم ْن ر بِّ ِه و الْم ْؤ‬
‫م‬ ِ ‫ول مِب َ ا ُأن ِْز َل ِإ لَ ي‬
ُ ‫الر ُس‬
َّ ‫آم َن‬
ََ َ َ ُ َ َ َ
ِ ٍ ِِ
َ َ‫ غُ ْف َر ان‬:ۖ ‫ َو قَ الُوا مَسِ عْنَ ا َو َأطَ عْنَ ا‬:ۚ ‫َأح د ِم ْن ُر ُس ل ِه‬
‫ك‬ ِ
َ َ ‫َو ُك تُ بِ ه َو ُر ُس ل ه اَل نُ َف ِّر ُق َب نْي‬
ِ ‫ْك ال‬ ‫ِإ‬
ُ‫ْم ص ري‬ َ َ ‫َر بَّ نَ ا َو لَ ي‬
Artinya : Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan
kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat
kembali"

2. An-Nisa ayat 136

:‫ى‬:ٰ :َ‫ ل‬:‫ َع‬:‫ َل‬:‫ َّز‬:َ‫ ن‬:‫ ي‬:‫ ِذ‬:َّ‫ل‬:‫ ا‬:ِ‫ب‬:‫ا‬:َ‫ ت‬:‫ ِك‬:‫ ْل‬:‫ ا‬:‫و‬:َ :ِ‫ ه‬:ِ‫ل‬:‫ و‬:‫ ُس‬:‫ر‬:َ :‫و‬:َ :ِ ‫هَّلل‬:‫ ا‬:ِ‫ ب‬:‫ا‬:‫و‬:ُ‫ ن‬:‫ آ ِم‬:‫ا‬:‫و‬:ُ‫ ن‬:‫ آ َم‬:‫ن‬:َ :‫ ي‬:‫ ِذ‬:َّ‫ل‬:‫ ا‬:‫ا‬:َ‫ ه‬:‫ َأ ُّي‬:‫ا‬:َ‫ي‬
:ِ‫ ه‬:ِ‫ب‬:ُ‫ ت‬:‫ ُك‬:‫و‬:َ :ِ‫ ه‬:ِ‫ ت‬:‫ اَل ِئ َك‬:‫ َم‬:‫ َو‬:ِ ‫هَّلل‬:‫ ا‬:ِ‫ ب‬:‫ ْر‬:ُ‫ ف‬:‫ ْك‬:َ‫ ي‬:‫ن‬:ْ :‫ َم‬:‫و‬:َ :ۚ :‫ ُل‬:‫ ْب‬:َ‫ ق‬:‫ن‬:ْ :‫ ِم‬:‫ َل‬:‫ز‬:َ :‫ َأ ْن‬:‫ ي‬:‫ ِذ‬:َّ‫ل‬:‫ ا‬:ِ‫ب‬:‫ ا‬:َ‫ ت‬:‫ ِك‬:‫ ْل‬:‫ ا‬:‫ َو‬:ِ‫ ه‬:ِ‫ل‬:‫ و‬:‫ ُس‬:‫َر‬
:‫ ا‬:‫ ًد‬:‫ ي‬:‫ع‬:ِ :َ‫ اَل اًل ب‬:‫ض‬
:َ :‫ َّل‬:‫ض‬ َ :‫ ْد‬:َ‫ ق‬:َ‫ ف‬:ِ‫ ر‬:‫خ‬:ِ ‫آْل‬:‫ ا‬:‫ ِم‬:‫و‬:ْ :َ‫ ي‬:‫ ْل‬:‫ ا‬:‫و‬:َ :ِ‫ ه‬:ِ‫ ل‬:‫ ُس‬:‫ ُر‬:‫َو‬
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

3. Al-Mu’min ayat 78
‫ص‬
ْ ‫ْص‬ ِ َ ‫ع لَ ي‬ ِ َ ِ‫َأر س لْنَ ا ر س اًل ِم ْن َق بْل‬
ُ ‫ْك َو م ْن ُه ْم َم ْن مَلْ َن ق‬ َ ‫ص صْنَ ا‬ َ َ‫ْه ْم َم ْن ق‬ ُ ‫ك من‬ ُ ُ َ ْ ‫َو لَ َق ْد‬
ِ ُ‫َأم ر اللَّ ِه ق‬
‫ض َي‬ ‫َّ ِ ِإ‬ ِ ‫َأن ي ْأ يِت بِ آي ٍة ِإ اَّل بِ ِإ ذ‬ ٍ ِ َ ‫ و م ا َك‬:ۗ ‫ْك‬
ُ ْ َ‫ فَ ذَ ا َج اء‬:ۚ ‫الل ه‬ ‫ْن‬ َ َ َ ْ ‫ان ل َر ُس ول‬ َ َ َ ‫َع لَ ي‬
ِ ‫ك الْم ب‬
‫ْط لُ و‬ ِ ِ ِ
ُ َ ‫ب ا حْلَ ِّق َو َخ س َر ُه نَ ال‬

16
Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka
ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.
Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila
telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang
yang berpegang kepada yang batil.

4. An-Nahl ayat ke 36
ِ ِ ْ ‫َأن اعْب ُد وا اللَّ ه و‬ ِ ‫ُأم ٍة ر س و اًل‬
‫ْه ْم َم ْن‬ َ ُ‫اج تَ ن بُ وا الطَّ اغ‬
ُ ‫ فَ م ن‬:ۖ ‫وت‬ َ َ ُ ُ َ َّ ‫َو لَ َق ْد َب َع ثْنَ ا يِف ُك ِّل‬
‫ان‬
َ ‫ْف َك‬ ِ ‫ فَ ِس ريُ وا يِف اَأْل ْر‬:ۚ ُ‫الض اَل لَ ة‬
َ ‫ض فَ انْظُ ُر وا َك ي‬ َّ ‫ْه‬ِ ‫ت ع لَ ي‬
َ ْ ‫ْه ْم َم ْن َح َّق‬
ِ
ُ ‫َه َد ى اللَّ هُ َو م ن‬
ِ
َ ِ‫ْم َك ِّذ ب‬
‫ني‬ ُ ‫َع اق بَ ةُ ال‬
Artinya : Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka
berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul).

Dari dalil-dalil naqli di atas, dapat kita lihat bahwa Allah swt. Memang benar-benar mengutus para nabi
dan rasul. Selain itu, wajib bagi kita sebagai seorang muslim untuk meyakini akan adanya para nabi dan
rasul.

B. Dalil Aqli
1.  Rubiyah Allah Ta ’ala dan rahmat-Nya memastikan pengangkatan rasul dari-Nya
untuk semua umat manusia agar memperkenalkan (Rab) kepada mereka dan
membimbingnya menuju jalan kebahagiaan di dunia maupun akhirat.
2. Allah Ta’ ala menciptakan manusia supaya beribadah kepada-Nya, Maka hal ini
menuntut adanya pemilihan manusia sebagai rasul agar mengajarkan kepada manusia
bagaimana seharusnya beribadah kepada Allah Ta ’ala. Sebab yang demikian itulah
tugas dan tujuan penciptaan manusia.
3. Adanya kesaksian dalam kitab Taurat dan Injil mengenai kerasulan dan kenabian
Rasulullah SAW dan berita dari Nabi Musa dan Isa AS.

17
Bab 4 : Implementasi Iman Kepada
Nabi dan Rasul dalam Kehidupan
Sehari-hari
Sebagai manusia yang yakin dan beriman kepada nabi, sudah sepantasnya kita
mengimplementasikan keyakinan kita dengan cara :
1. Rajin beribadah
Langkah pertama dari beriman kepada para rasul adalah dengan cara rajin beribadah. Muslim
yang baik dan beriman kepada para rasul, pastilah rajin dalam beribadah.
2. Meneladani akhlak para nabi dan rasul
Kita semua pasti sudah tahu tentang kisah ketabahan nabi Ayyub, keberanian nabi Musa
dalam menentang Firaun, taatnya nabi Ibrahim, serta betapa terpercayanya nabi Muhammad
saw. Akhlak-akhlak inilah yang harus kita teladani. Bila kita beriman kepada mereka, maka
kita harus, dan wajib hukumnya untuk meneladani akhlak para nabi dan rasul.
3. Belajar ilmu hadis
Kalau benar kita beriman kepada para nabi dan rasul, khususnya kepada Rasulullah, sudah
seharusnya bagi kita untuk mempelajari ilmu hadis. Ini bertujuan untuk sebagai pedoman
dalam hidup kita sekaligus bukti cinta kita kepada baginda Rasulullah
4. Selalu berkata dan berperilaku jujur
Jujur adalah kunci bahagia. Biar pahit kenyataan tapi kejujuran harus tetap ditegakkan. Kita
harus mencontoh nabi Muhammad saw. Ia jujur dalam berdagang. Alhasil, ia berhasil menjadi
seorang saudagar yang sukses. Jika kita beriman kepada para nabi dan rasul. Maka, kita harus
berperilaku jujur, baik jujur dalam perbuatan maupun dalam perkataan.
5. Amanah sebagai seorang pemimpin.
Jika kita adalah seorang pemimpin, maka kita harus menjadi seorang pribadi yang amanah.
Jadilah pemimpin yang hebat dalam bertindak, bijak dalam berkata, dan tentunya amanah
dalam memimpin.
6. Rajin dalam belajar dan menuntut ilmu
Kita sudah tahu bahwa para nabi Itu merupakan manusia pilihan yang cerdas, pintar, dan
berwibawa. Begitu pula kita. Kita sudah seharusnya menjadi pribadi yang cerdas dan pintar.
Maka, untuk mencerdaskan diri kita, rajin belajar adalah solusinya.
7. Gemar dan senang bershalawat
Shalawat merupakan bukti cinta kepada para nabi. Bila memang kita cinta, kita iman, kita
yakin, kita percaya pada nabi dan rasul, buktikanlah dengan cara senang bershalawat.
Terlebih, bershalawat di samping wujud cinta kita kepada para nabi dan Rasul, juga
merupakan suatu ibadah.
8. Menaati perintah-perintah dan menjauhi larangannya
Para rasul pasti memerintahkan umatnya untuk menjauhi segala macam kemaksiatan dan
melakukan segala bentuk kebaikan dan ibadah. Hal ini, tentu saja harus kita ikuti dan turuti,
tentunya, demi kebaikan kita di dunia dan di akhirat.
9. Giat dan Rajin Bekerja
Seorang muslim yang taat pada nabinya,pastilah taat dan rajin dalam bekerja. Mereka tak
akan pernah mau hidup berpangku tangan dengan orang lain.

18
Itulah beberapa implementasi dalam beriman kepada para rasul. Sebenarnya masih banyak lagi,
namun apa yang saya utarakan tadi, kiranya sudah cukup.

Bab 5 : Penutup
Dari paparan saya dalam makalah ini, kita dapat mengambil kesimpulan. Iman kepada para nabi
dan rasul adalah hal yang sangat penting. Karena, iman kepada para nabi dan rasul membuat
keimanan kita semakin sempurna dan membuat keimanan kita semakin kuat. Dalam mengimani para
nabi dan rasul kita juga harus dan wajib hukumnya untuk mengimplementasikan keimanan tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
Para nabi dan rasul memiliki sifat wajib, mustahil, dan jaiz. Dari sifat wajib dan mustahil, kita
paham bahwa para nabi dan rasul adalah manusia pilihan berakhlak mulia yang mustahil bodoh,
berbohong, berkhianat maupun menyembunyikan kebenaran. Dan dari sifat jaiznya para rasul, kita
juga semakin tahu bahwa para nabi dan rasul juga manusia seperti kita, yang butuh makan, butuh
minum, dan lain sebagainya.
Akhir kata, marilah kita semua menjadi muslim yang beriman kepada para rasul, jadikanlah mereka
teladan bagi kita semua. Dan perbanyaklah Shalawat kepada Rasulullah saw. Agar kita mendapatkan
syafaatnya di Yaumil qiyamah, aamiin, aamiin, ya rabbal ‘ alamin.

19
Referensi
1. https://tafsirq.com/16-an-nahl/ayat-36
2. https://alkirasasi.wordpress.com/2018/08/16/contoh-iman-kepada-rasul/amp/
3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017, Buku Siswa Pendidikan Agama Islam Dan
Budi Pekerti SMA/MA/SMK/MAK, Jakarta: Kemdikbud
4. Buku pegangan LKS PABP kelas XI semester 2

20

Anda mungkin juga menyukai