D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1. Adam AS.
Nama: Adam As.
Usia: 930 tahun.
Periode sejarah: 5872-4942 SM.
Tempat turunnya di bumi: India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab.
Jumlah keturunannya: 40 laki-laki dan perempuan.
Tempat wafat: India, ada yang berpendapat di Mekkah.
Namanya disebut dalam Al-Quran sebanyak: 25 kali.
Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya: Al-Baqarah : 30-
38 dan Al-A’raaf : 11-25.
2. Idris AS.
Nama: Idris/Akhnukh bin Yarid, nama Ibunya Asyut.
Garis Keturunan: Adam As. > Syits > Anusy > Qinan > Mihlail > Yarid > Idris As.
Usia: 345 tahun di bumi.
Periode sejarah: 4533-4188 SM.
Tempat lahir dan tinggal: Babil, Iraq. Beberapa kisah menyebutkan, Idris lahir di
daerah Munaf, Mesir.
Tempat diutus: Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis).
Sebutan kaumnya: Bani Qabil dan Memphis.
Tempat wafat: Allah mengangkatnya ke langit dan ke surga.
Namanya disebut dalam Al-Quran sebanyak: 2 kali.
3. Nuh AS.
Nama: Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak.
Garis Keturunan: Adam As.> Syits > Anusy > Qinan > Mihlail > Yarid > Idris As. >
Matusyalih > Lamak > Nuh As.
Usia: 950 tahun.
Periode sejarah: 3993-3043 SM.
Tempat tinggal: di wilayah Selatan Irak modern
Tempat diutus (lokasi): Selatan Irak.
Jumlah keturunannya: 4 putra (Sam, Ham, Yafits dan Kan’an).
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Kaum Nuh.
Namanya disebut dalam Al-Quran sebanyak: 43 kali.
4. Hud AS.
Nama: Hud bin Abdullah.
Garis Keturunan: Adam
As. > Syits > Anusy > Qinan > Mihlail > Yarid > Idris As. > Matusyalih > Lamak >
Nuh As. > Sam > Iram (Aram) > ‘Aush (‘Uks) > ‘Ad > al-
Khulud > Rabah > Abdullah > Hud As.
Usia: 130 tahun. Ada juga yang menyebutkan 150 tahun.
Periode sejarah: 2450-2320 SM.
Tempat diutus: Al-Ahqaf (antara Yaman dan Oman).
Tempat wafat: Bagian Timur Hadhramaut Yaman.
Sebutan kaumnya: Kaum ‘Ad.
Namanya disebut dalam Al-Quran sebanyak: 7 kali.
6. Ibrahim AS.
Nama: Ibrahim bin Tarakh.
Garis Keturunan: Adam As. > Syits > Anusy > Qinan > Mihlail > Yarid > Idris
As. > Matusyalih > Lamak > Nuh
As. > Sam > Arfakhsyad > Syalih > Abir > Falij > Ra’u > Saruj > Nahur > Tarakh > I
brahim As.
Usia: 175 tahun.
Periode sejarah: 1997-1822 SM.
Tempat diutus: Ur, daerah selatan Babylon (Irak).
Mukjizat: Melihat burung dihidupkan kembali, Tahan Api (diselamatkan Allah ketika
dibakar), Pasir berubah menjadi makanan.
Gelar dari Allah: Khalil Allah (خلیالهلل, Kesayangan Allah)
Dikenal karena: Bersama anaknya, Ismail terkenal sebagai pendiri baitullah (Ka'bah).
Jumlah keturunannya: 13 anak (termasuk Nabi Ismail As. dan Nabi Ishaq As.).
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron, Palestina/Israel).
Sebutan kaumnya: Bangsa Kaldan (di Kota Ur, negeri yang disebut kini sebagai Iraq).
Namanya disebut dalam Al-Quran sebanyak: 69 kali.
7. Ismail AS.
Nama: Ismail bin Ibrahim.
Garis Keturunan: Adam As. > Syits > Anusy > Qinan > Mihlail > Yarid > Idris
As. > Matusyalih > Lamak > Nuh
As. > Sam > Arfakhsyad > Syalih > Abir > Falij > Ra’u > Saruj > Nahur > Tarakh > I
brahim As. > Ismail As.
Usia: 137 tahun.
Periode sejarah: 1911-1774 SM.
Tempat diutus: Mekah.
Jumlah keturunannya: 12 anak.
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Amaliq dan Kabilah Yaman.
Namanya disebut dalam Al-Quran sebanyak: 12 kali.
8. Luth AS.
Nama: Luth bin Haran.
Garis Keturunan: Adam
As. > Syits > Anusy > Qinan > Mihlail > Yarid > IdrisAs. > Matusyalih > Lamak > N
uh
As. > Sam > Arfakhsyad > Syalih > Abir > Falij > Ra’u > Saruj > Nahur > Tarakh >
Haran > Luth As.
Usia: 80 tahun.
Periode sejarah: 1950-1870 SM.
Tempat diutus: Sodom dan Amurah (Laut Mati atau Danau Luth).
Jumlah keturunannya: 2 putri (Ratsiya dan Za’rita).
Tempat wafat: Desa Shafrah di Syam (Syria).
Sebutan kaumnya: Kaum Luth.
Namanya disebut dalam Al-Quran sebanyak: 27 kali.
9. Ishaq AS.
Nama: Ishaq bin Ibrahim.
Garis Keturunan: Adam As. > Syits > Anusy > Qinan > Mihlail > Yarid > Idris
As. > Matusyalih > Lamak > Nuh
As. > Sam > Arfakhsyad > Syalih > Abir > Falij > Ra’u > Saruj ? Nahur ? Tarakh
? Ibrahim As. > Ishaq As.
Usia: 180 tahun.
Periode sejarah: 1897-1717 SM.
Tempat diutus: Kota al-Khalil (Hebron) di daerah Kan’an (Kana’an).
Jumlah keturunannya: 2 anak (termasuk Nabi Ya’qub As./Israel).
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron).
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an.
Namanya disebut dalam Al-Quran sebanyak: 17 kali.
Jika dilihat secara kasat mata, Jabal Rahmah hanyalah tugu beton persegi empat
setinggi 8 meter. Namun, lebih dari itu, di bukit setinggi sekira 70 meter ini telah terjadi 3
persitiwa maha dahsyat.
Bukit Kasih Sayang, demikian biasa orang menyebutnya, menjadi saksi 3 peristiwa
penting bagi peradaban Islam. Saat Okezone berbincang dengan Konsultan Bimbingan
Ibadah Haji Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Prof Aswadi di Puncak Jabal Rahmah,
dikisahkan bahwa tugu tersebut menjadi momentum pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa,
Keyakinan Nabi Ibrahim dan wahyu terakhir Nabi Muhammad SAW.
3. Wahyu Terakhir
Di Jabal Rahma, Nabi Muhammad SAW pernah memberikan dakwah yang
menjelaskan kesempurnaan agama. Kabar tersebut disambut gembira oleh kaum muslimin.
Namun tidak dengan Umar bin Khattab dan Sayyidina Abu Bakar. Keduanya justru menangis,
karena berfirasat akan ditinggalkan oleh Rasulullah.
Kala itu, Nabi Muhammad menyampaikan surah Al Nashr. Apabila telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan.Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan
berbondong-bondong,maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
Secara umum pesan Rasulullah, lanjut Prof Aswadi, hal yang perlu dilakukan pertama
kali oleh manusia adalah bertasbih, meminta pengampunan atas dosa dan kekurangan karena
manusia sudah diberikan nikmat tetapi baru sedikit yang disyukuri. "Manusia wajib minta
ampun kepada Allah SWT," ujarnya.
MAKAM NABI MUHAMMAD SAW
Makam Muhammad adalah makam Nabi dan Rasul Islam Muhammad, di kompleks
Masjid Nabawi, Saudi Arabia. Sebelum diperluas, di situ terdapat makam Muhammad yang
dulu dinamakan Masqurah. Setelah masjid ini diperluas, makam Muhammad masuk di dalam
bangunan masjid dengan kubah berwarna hijau. Di situ, terdapat empat pintu yang masing-
masing dinamakan Pintu at-Taubah di kiblatnya, Pintu ar-Raudhah di barat, Pintu Fathimah
di timur, dan Pintu Tahajud di utara. Selain itu, di sini ada pula makam Abu Bakar dan Umar
bin Khattab.[1]
Upaya Pencurian
Menurut riwayatnya, ada beberapa kali usaha pencurian yang tercatat di dalam sejarah:[1][2]
Pertama, pada masa al-Hakim bi Amrillah al-Ubaidiy, dia hendak menarik perhatian
masyarakat Mesir dengan hendak mendatangkan jasad Muhammad. tetapi, usahanya gagal
karena datangnya angin dahsyat ke Madinah.
Kedua, pada masa pemerintahan al-Ubaidiy pada tahun 408 Hijriah. al-
Ubaidiy mengatakan bahwa dirinya tuhan. Ia menyuruh orang untuk tinggal di dekat
Masjid Nabawi. Orang-orang ini membuat terowongan menuju makam Muhammad.
Upaya tersebut gagal karena ada suara penyeru, "Nabi kalian akan digali! Nabi kalian
akan digali!" Maka para penduduk segera melakukan penyelidikan dan membunuh para
utusan tersebut.
Ketiga, orang-orang Nasrani dari Maroko dahulu pernah hendak menggali makam ini.
Tetapi, Nuruddin Zanki, sebelumnya, bermimpi tentang keberadaan orang-orang ini. Para
penggali kubur berhasil diakali dengan siasat sang panglima Nuruddin dengan memberi
uang manakala ada penduduk yang berhasil menemui kedua penjahat ini. Di bawah
sebuah tikar di rumah sang penjahat, ditemui terowongan menuju makam Muhammad.
Setelah dipukuli penduduk, keduanya mengaku gagal karena adanya guncangan hebat di
bumi. Karena adanya bukti, keduanya dibunuh. Lantas, karena kejadian ini, sang panglima
membuat tembok dari timah tebal di sekitar makam Muhammad. Kejadian ini terjadi
pada 1164 Masehi atau 554 Hijriah, dicatat oleh Ali Hafidz, seorang sejarawan Arab,
dalam Fushul min Tarikh al-Madinah al-Munawwarah.
Keempat, orang-orang Nasrani pernah merampok kafilah jamaah haji. Setelah merampok,
mereka bertekad menggali makam Muhammad secara terang-terangan. Tapi digagalkan
sebuah kapal dari Mesir yang mengikutinya hingga Madinah. Orang-orang ini ditangkap
dan ditawan.
Usaha kelima dilakukan dengan rencana menggali makam Abu Bakar dan Umar. Itu
terjadi di pertengahan abad ke tujuh Hijriyah. Sejumlah orang yang mencapai 40 orang
laki-laki ingin menggali kubur pada malam hari. Kemudian bumipun terbelah dan
menelan mereka. Hal ini diceritakan oleh pelayan al-Haram an-Nabawy pada saat itu. Dia
adalah Shawwab, as-Syamsu al-Malthiy.
Dimasukan ke dalam Masjid
Pada masa Al Walid I Sulayman ibn Abdul Malik (715-717 m) dari Dinasti Umayah
Makam Rasulullah saw dimasukan kedalam masjid atas rekomendasi dari saudara tirinya
yaitu Umar ibn Abdul Aziz (kelak menggantikan Al Walid ibn Abdul Malik sebagai Khalifah
Umar II)[3]
Abu Zaid ibn Syabah an-Numairi menjelaskan dalam kitabnya akhbaarul madinah
bahwa ketika Umar ibn Abdul Aziz memerintah Madinah menjadi wakil dari Al Walid I
Sulayman ibn Abdul Malik beliau menghancurkan masjid Nabawi dan membangunnya
kembali dengan batu yang terukir, atap dari kayu dan air emas. Beliau juga menghancurkan
beberapa kamar istri-istri nabi dan memasukannya kedalam masjid, termasuk diantaranya
kamar Asiyah yang menjadi tempat makam nabi Muhammad[4]
Perihal dimasukannya makam nabi Muhammad juga dijelaskan oleh Imam Nawawi
dalam Syarh Muslim, dikatakan bahwa pada masa itu dibutuhkan penambahan luas masjid
Rasul ketika jumlah kaum muslimin semakin banyak, penambahan itu sampai memasukan
rumah istri-istri nabi ke dalam masjid yang diantaranya adalah kamar Aisyah dimana terdapat
makam Rasulullah dan dua orang sahabatnya, Abu bakar dan Umar ibn Khattab didalamnya,
maka merekapun membangun dinding yang tinggi yang mengelilingi makam tersebut, agar
makam itu tidak tampak di dalam masjid.[4]
Isu penggalian
Pada tahun 2014 lalu, ada isu penggalian makam Nabi yang akan dilakukan
oleh Pemerintahan Arab Saudi. Namun, itu semua adalah isu dan kebohongan untuk
menghitamkan Salafi. Masjid Nabawi memang ingin diperluas, tetapi makam itu tidak akan
dihancurkan. KH Amidan, pengurus Majelis Ulama Indonesia mengatakan bahwa isu itu
adalah isu yang disebarkan untuk mengadu-domba kalangan Muslim. Sebab, kalau memang
itu akan dibongkar, pastilah Arab Saudi akan didemo umat Islam seluruh dunia, lagipula,
Arab Saudi tidak akan berani melakukannya.[5] Berita ini kali pertama disebarkan oleh media
di Iran, yakni Fars Media Agency dan diikuti pers Indonesia. Dikatakan bahwa sebagai
gantinya, akan ada penggantian dengan jutaan poundsterling. Menurut mereka, selain akan
dihancurkan, Masjid Nabawi dan 3 masjid tertua lainnya di Arab Saudi akan pula
dihancurkan. Tapi, fakta yang benar bahwa di Arab Saudi hal ini memang tidak ada. Hanya
disebarkan oleh Fars Media Agency saja, yang sebenanrya berniat menebarkan kebohongan.[5]
Selain dari itu, kabar kebohongan ini juga mengutip dari The Independent dan Daily
Mail yang berkantor pusat di Inggris. Mereka menyebar berita pada September 2014. Kabar
ini diambil dari sebuah dokumen setebal 61 halaman yakni jurnal ilmiah Presidensi Umum
Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang diterjemahkan secara serampangan dan
dengan jalan mencuri berita.[6] Pimpinan redaksi koran Mekkah, Muwafaq an-Nuwasyar
menuding dua surat kabar ini secara serampangan mengambil berita dan salah terjemah,
sehingga "koran Independent jatuh dalam perangkap kesalahpahaman". Dengan mudahnya,
kaum Muslim Indonesia terpancing dengan berita ini. Sehingga telah ada pernyataan dari duta
besar Indonesia kepada Saudi Arabia, Mustafa bin Ibrahim al-Mubarak -sebagaimana
menurut Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin- bahwa Arab Saudi memang tidak ada
rencana untuk memindahkan makam dan memiliki komitmen yang tinggi menjaga
keberadaan makam tersebut. Selain itu Menteri Agama menghimbau semua ormasIslam
Indonesia supaya tidak perlu menguras tenaga dan emosi hanya karena berita yang tak
berdasar tidak jelas itu.[6]
MAKAM NABI IBRAHIM AS
7. Maqam Ibrahim
Maqam Ibrahim juga dieja (Makam Ibrahim) merupakan binaan yang mengandungi
batu hampar kecil yang terletak lebih kurang 20 hasta di sebelah timur Kaabah. Ia bukanlah
kuburan Nabi Ibrahim a.s. sebagaimana dugaan atau pendapat sebahagian orang-orang
kebanyakan. Sebaliknya di dalam binaan kecil ini terdapat sebiji batu yang diturunkan
oleh Allah dari Syurga bersama-sama dengan dengan batu-batu kecil lain yang terdapat
di Hajar Aswad[1]. Di atas batu Maqam Ibrahim ini, Nabi Ibrahim pernah berdiri di waktu
baginda membangunkan Kaabah disamping puteranya Nabi Ismail a.s. memberikan bongkah-
bongkah batu kepadanya.
Batu Maqam Ibrahim dipelihara Allah, sekarang ini sudah ditutup dengan perak.
Sedangkan bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim panjangnya 27 cm, lintangnya 14 cm dan
dalamnya 10 cm masih nampak dan jelas dilihat.
Atas perintah Khalifah Al-Mahdi Al-Abbasi di sekeliling batu Makam Ibrahim itu
telah diikat dengan perak dan dibuat kandang besi berbentuk sangkar burung.
Definisi
Dari sudut bahasa, "al-maqam" beerti "tempat kaki berpijak". Maka, Maqam Ibrahim
merupakan sebuah binaan dengan batu kecil yang dibawa oleh Nabi Ismail a.s. ketika
membangunkan Kaabah, batu ini telah digunakan oleh Nabi Ibrahim a.s. untuk berdiri bagi
melengkapkan susunan bongkah-bongkah batu untuk membina Kaabah. Apabila Nabi Ismail
menghulurkan bongkah-bongkah batu kepada Nabi Ibrahim, Nabi Ibrahim akan menyusunnya
pada Kaabah, maka dari itu Kaabah pun semakin tinggi, batu tempat Nabi Ibrahim (Maqam
Ibrahim) pun turut naik seperti lif.[2]
Keutamaan Maqam Ibrahim
Diantara keutamaan/kelebihan Maqam Ibrahim adalah, bagi dijadikan tempat
menunaikan solat. Al-Quran telah merakamkan keutamaan ini seperti dalam Surah Al-
Baqarah ayat 125 yang bermaksud:
Haji Nabi bahawa: "Ketika sampai di Kaabah bersama Rasulullah , baginda langsung
mencium rukun Hajar Aswad, kemudian berlari-lari kecil tiga putaran, dan (selebihnya) yang
empat putaran dengan jalan biasa (Tawaf). Lalu baginda ke Maqam Ibrahim dan membaca:
"Dan jadikanlah sebahagian Maqam Ibrahim tempat solat", dan menjadikannya berada
diantara dirinya dan Kaabah".[3]
Kemudian, dijelaskan juga, batu yang menjadi hamparan bagi dipijak oleh Nabi
Ibrahim itu asalnya dari Syurga. Nabi Muhammad bersabda Hajar Aswad dan Maqam
Ibrahim ialah batu-batuan dari syurga, seandainya Allah tidak melenyapkan cahaya (dari)
kedunya, nescaya ia akan menerangi Timur dan Barat seluruhnya. Sementara dalam riwayat
dari Imam al-Baihaqi, disebutkan seandainya bukan kerana dosa dan kesalahan anak cucu
Adam, maka keduanya (batuan itu) mampu menerangi Timur dan Barat.[4]
Menurut Imam Hasan al-Basri dan ulama-ulama tersohor lain, berdoa dibelakang Maqam
Ibrahim akan dikabulkan oleh Allah.[5]