Anda di halaman 1dari 4

HINDU DAN KEHIDUPAN SOSIAL DI INDONESIA

NAMA KELOMPOK I
MUTIARA EKA PUTRI
(21419001)
AQBIL AIMAN

MANDARLANGI ( 214190024)
HASRIADI (214190007)

DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD ARMAN,S.Pd.I.,M.Pd.I.

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU

PEMBAHASAN
Masuknya Hindu di Indonesia sudah ada sejak abad ke-5 hingga abad ke-15. Datangnya
budaya dan agama Hindu menghasilkan sebuah akulturasi budaya dengan budaya Indonesia.
Maka dari itu, banyak sekali bangunan bersejarah Indonesia yang bercorak Hindu.
Akulturasi budaya Hindu di Indonesia dapat terjadi karena adanya pencampuran budaya
dengan tidak menghilangkan budaya asli Indonesia. Bahkan, sampai saat ini banyak sekali
ilmuwan dan masyarakat Indonesia yang sangat ingin mengetahui lebih dalam tentang akulturasi
budaya ini.
Dan proses masuknya budaya Hindu dan Buddha ke Indonesia terjadi karena adanya hubungan
dagang antara Indonesia dan India. Dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara,
Masa Hindu Buddha, dan Masa Islam (2019) oleh Tri Worosetyaningsih, tata kehidupan
masyarakat yang diatur melalui lembaga kesukuan, berubah menjadi lembaga kerajaan atau
lembaga negara.
Perubahan tersebut karena pengaruh India yang datang ke Nusantara. Selain itu kedatangan
India juga berdampak pada kemajuan sistem kerajaan yaitu munculnya birokrasi yang menjadi
alat untuk menjalankan pemerintahan. Di Indonesia birokrasi yang berlalu sesuai dengan jenis
negara atau kerajaannya, sehingga struktur birokrasinya tampak ditekankan pada pertanian atau
maritim. Berkembangnya agama Hindu tentu membawa pengaruh diberbagai bidang. Salah
satunya adalah dalam kehidupan sosial, pengaruh kebudayaan Hindu yang nyata adalah
dikenalnya sistem pelapisan sosial di dalam masyarakat yang disebut kasta. Sistem kasta
dibentuk berdasarkan pada pendudukan, hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat.
Pembagian golongan menyebabkan masyarakat Hindu terbagi dalam empat kasta/golongan yang
sering disebut catur warna.
Kasta sendiri berasal dari bahasa Spanyol dan Portugis yaitu casta yang berarti pembagian
dalam masyarakat. Dalam agama Hindu kasta merupakan pembagian tingkatan ataupun sekat
yang membagi masyarakat kedalam empat sekat yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra.
Tujuan dari sistem kasta yaitu agar menjaga kemurnian ras Arya yang dianggap paling baik
dibandingkan dengan ras Dravida. Adapun jenis-jenis kasta/penggolongannya adalah. Brahmana
merupakan seorang tokoh pemuka agama atau disebut pendeta. Kaum Brahmana merupakan
Kaum teratas pada masa kerajaan Hindu. Brahmana sendiri adalah golongan paling di hormati di
kerajaan dan biasanya dijadikan penasehat raja. Kelebihan kaum brahmana juga dalam hal
menghindukan seseorang dan orang yang berhak mendoakan dalam agama Hindu. Ranah dari
kasta Brahmana adalah ranah agama.
Ksatria merupakan orang – orang dari golongan ningrat atau dari struktur kerajaan dan prajurit.
Golongan ksatria memegang jalannya pemerintahan di agama hindu.Waisya merupakan
golongan masyarakat yang bermata pencaharian pedagang, petani serta pengusaha. Tugas dari
waisya sendiri menyediakan perbekalan untuk semua golongan.Sudra merupakan kasta paling
bawah dalam tatanan kasta di agama Hindu. Kasta sudra sendiri terdiri dari rakyat jelata dan
pekerja kasar.
Mataram-Hindu lebih cenderung kepada pertanian, sedangkan Sriwijaya lebih ke maritim
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan
sejarah dalam berbagai bidang, di antaranya:
Bidang sosial
Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal kasta, seperti:
-Brahmana, kaum pendeta dan sarjana
-Ksatria, para prajurit, pejabat, dan bangsawan
-Waisya, para pedagang, petani, pemilik tanah, dan prajurit
-Sudra, para rakyat jelata dan pekerja kasar
Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan yang ada di India. Hal ini dapat dilihat
dari masyarakat dan agama di Kerajaan Kutai.Berdasarkan silsilahnya, Raja Kudungga adalah
orang Indonesia yang pertama menyentuh budaya India. Pada masa pemerintahannya, Kudungga
masih mempertahankan budaya Indonesia. Kemudian anaknya, Aswawarman diangkat menjadi
raja, karena adanya pengaruh India mengakibatkan Kudungga tidak dianggap sebagai pendiri
Kerajaan Kutai.
Dengan demikian masuknya kebudayaan Hindu, masyarakat Indonesia secara berangsur-angsur
memeluk agama Hindu , diawali oleh golongan elite di sekitar istana. pemimpin ditentukan
secara turun-temurun berdasarkan hak waris sesuai dengan peraturan hukum kasta.
Pengaruh Hindu dapat kita lihat dari berbagai macam bangunan, karya, atau bahkan hingga
aktivitas yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya,Candi,patung,relief,seni
wayang, seni tari,seni musik,seni sastra dan aksara.
Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang ada pada zaman Hindu-Buddha memiliki tiga unsur yang sangat
penting. Pertama, Pada masa praaksara suatu sistem kepercayaan bersumber dari kelompok
masyarakat atau kepala suku yang ditandai dengan adanya sebuah ritual. Ritual-ritual ini
dipercaya sebagai bentuk penghormatan kepada dewa-dewa.
Kedua, adanya kepercayaan pada benda-benda pusaka yang dianggap mempunyai kekuatan
magis didalamnya. Pada zaman Hindu-Buddha kepercayaan pada benda-benda pusaka sangat
kental, sehingga banyak masyarakat yang percaya akan kekuatan yang ada di dalam benda
pusaka tersebut.
Ketiga, pada zaman Hindu-Buddha pemimpin agama selalu mendapatkan tempat terpandang di
lingkungan masyarakat. Selain itu, pemimpin agama sangat dihormati oleh masyarakat. Dari
ketiga fakta sejarah tersebut, maka dapat dikatakan bahwa adanya pengaruh Hindu-Buddha tidak
menghilangkan kepercayaan asli masyarakat Indonesia. Bahkan, perkembangan agama Hindu-
Buddha bisa dibilang memadukan kepercayaan asli atau kepercayaan lokal yang sudah ada
sebelumnya.
KESIMPULAN
Masuknya Hindumemberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat Indonesia dan
mencampurkan bundaya hindu dengan budaya Indonesia. Meskipun memberikan pengaruh
terhadap kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia,tetapi tetap tidak mengurangi keaslian
atau niali-nilai dari masyarakat Indonesia dan budaya Indonesia. Adanya akulturasi budaya ini
menunjukan bahwa mayarakat Indonesia terbuka akan budaya baru.

Anda mungkin juga menyukai